Anda di halaman 1dari 14

Nama : TRIE RAHMATULLAH

Nim : 201010420311202
Kelas : A
TUGAS MATERNITAS
A. MACAM REFLEK PADA BAYI BARU LAHIR
Buku Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas
Oleh Persis Hamilton
a. Moro : rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat keatas dan
kebawah, terkejut dan rileksasi dengan lambat.
b. Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus)
pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
c. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah refleks
gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi,
indikasi syafar berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan otomatis
menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek
menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan
merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat.
d. Eyeblink Reflex Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata fungsi :
melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing permanen dalam kehidupan
Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan
mengerjapkan matanya.
e. Menangis : jika sakit mendadak , dingin , laar karena udara masuk melalui pita suara
f. Refleks menghisap (sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan menghisap
ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap
terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir
untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan
makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini
merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi
yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan
efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu
terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru
lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya
menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar
dari botol atau payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu
menghisap. Refleks menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir
dan kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi.
g. Refleks mencari (rooting reflex) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap
(dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu
memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya
menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang
setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan
secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk
mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir,
karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.
h. Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram
ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang
di usia 4 bulan.
i. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke
mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah
sesuai pengalaman
j. Breathing Reflex Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas
secara berulang-ulang fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2 permanen
dalam kehidupan
k. Puppilary Reflex Rekleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya
terang, membesarkan pupil mata terhadap lingkungan gelap. fungsi : melindungi
dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap
l. Refleks tonic neck Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan
danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan
kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawananakan
menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah).Jika bayi baru
lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga
lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalamigangguan pada neuron motorik
atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal
koordinasi mata dan kepala bayi yang akanmenyiapkan bayi untuk mencapai gerak
sadar.
m. Refleks tonic Labyrinthine / labirin Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati
dengan menggangkattungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang
diangkat akanbertahan sesaat, kemudian jatuh. Hilang pada usia 6 bulan.
n. Refleks merangkak (crawling) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru
lahir, iamembentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk
kearah tubuhnya.
o. Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau seseorang menggendong
bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,
ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah
ke depan. Jikatulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya
sepertiakan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan
berbedadengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan
berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
p. Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar,
biasanyakemudian disertai dengan tangisan.13. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut
reflek plantar grasp, muncul sejak lahir danberlangsung hingga sekitar satu tahun
kelahiran. Reflek plantar ini dapatdiperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan
kakinya, maka jari-jarikakinya akan melekuk secara erat.
q. Reflek Swimming Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang
berisiiair, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.Reflek
ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Reflek iniberfungsi untuk
membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayiakan mulai mengayuh dan
menendang seperti berenang, namun meletakkanbayi di air sangat berisiko. Bayi akan
menelan banyak air pada saat itu.

B. TUJUAN DAN RENCANA KEPERAWATAN DARI DIAGNOSA MATERI
"ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL".
No. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tak
efektif b/d mucus
berlebihan, posisi tidak
tepat
Bersihan jalan
napas kembali
efektif dengan
kriteria hasil :
- Mukus pada
saluran
pernapasan
berkurang
1. Hisap mukusada
saluran napas
Atur posisi tidur
bayi

Observasi vital sign
1. Untuk membantu mengeluarkan
mukus dengan cepat dan
membersihkan jalan napas.
2. Posisi yang tepat dapat membantu
mengeluarkan mukus yang ada
pada saluran pernapasan
3. Untuk mengetahui pernapasan
bayi dan untuk menentukan
intervensi berikutnya
2 Risiko infeksi infeksi
b.d. kurangnya
pertahanan imunologis,
faktor lingkungan,
penyakit ibu
Infeksi tidak
terjadi dengan
kriteria hasil :
- tidak ada tanda-
tanda infeksi
- tali pusat
kering, tidak
bau, tidak ada
nana dan tidak
ada perdarah
1. 1. Cuci tangan
sebelum merawat tali
pusat
2. Kaji keadaan tali
pusat dari tanda-
tanda infeksi
3. Rawat tali pusat
dengan teknik
aseptik dan
antiseptik
4. 4. Latih dan
demonstrasikan pada
ibu dan keluarga
cara merawat tali
1. Mencuci tangan adalah faktor
yang penting untuk melindungi
bayi baru lahir dari infeksi
2. Mengetahui tanda-tanda infeksi
Mencegah terjadinya infeksi
Meningkatkan pemahaman
tentang cara merawat tali pusat
yang baik
pusat
3.













Hipotermi b.d berada di
lingkungan yang
dingin/sejuk, pakaian
yang tidak memadai,
evaporasi kulit di
lingkungan yang dingin.








Tidak terjadi
penurunan suhu
tubuh dengan
kriteria hasil :
pertahankan
suhu tubuh 36-
37
o
C
1. Bersikan bayi
dengan tidak terlalu
2. Keringkan tubuh
bayi
3. Pantau suhu tubuh
bayi
4. Tempatkan bayi
dalam lingkungan
hangat
1. Membersihkan bayi dari kotoran
yang ada di tubuh
2. Mencegah kehilangan panas
akibat perpindahan lingkungan
3. Stabilisasi suhu mungkin tidak
terjadi 8-12 jam setelah lahir
4. Mencegah kehilangan panas
melalui konduksi


4.










Resiko trauma
berhubungan dengan
ketidakberdayaan fisik

Trauma tidak
terjadi
1. Hindari
penggunaan
termometer rektal
karena resiko
perforasi rectal
2. Jangan pernah
meninggalkan bayi
tanpa pengawasan
di atas permukaan
tinggi tanpa pagar
3. Jaga agar objek
tajam atau runcing
berada jauh dari
tubuh bayi
4. Jaga agar kuku jari
sendiri tetap
pendek dan








tumpul, hindari
perhiasan yang
dapat melukai bayi
5. Lakukan metode
yang tepat dalam
penanganan dan
pemindahan bayi

5













1. Perubahan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan tubuh
(resiko tinggi) b.d.
imaturitas, kurang
pengetahuan orang
tua.

1. Kaji kekuatan
menghisap dan
koordinasi
dengan menelan
untuk
mengidentifikasi
kemungkinan
masalah yang
mempengaruhi
makan
2. Berikan masukan
awal sesuai
keinginan orang
tua, kebijakan RS
dan protokol
praktisi
3. Siapkan untuk
pemberian makan
yang dibutuhkan
dari bayi yang




minum ASI,
pemberian makan
malam ditentukan
oleh kondisi dan
keinginan ibu
4. Berikan yang
makan dengan
botol 2-3 formula
setiap 3-4 jam
atau sesuai
kebutuhan
5. Dukung dan
bantu ibu
menyusui selama
pemberian makan
awal dan lebih
sering bila perlu
6. Hindari
pemberian makan
suplemen atau air
rutin untuk bayi
yang minum AS
6



Perubahan proses
keluarga b.d krisis
maturasi, kelahiran
cukup bulan,
perubahan dalam unit
keluarga
Sasaran
Pasien ( keluarga
mendapatkan)
informasi tentang
kemajuan bayi
,hasil yang
diharapkan:
bayi
1. Berikan nutrisi
optimal
2. Dorong orang tua
untuk
menunjukkan
pertanyaan
mengenai status
bayi sertaa
1. Menentukan
membantuoran tua
memahami aspek paling
penting dalam perawatan,
tanda perbaikkan atau
penyimpanan pada kondisi
bayi

menunjukan
penambahan BB
meningkat saat
orang tua
mengekpresikan
perasaan dan
kekhawatiran
mengenai bayi
dan prognosis
serta menunjukan
pemehamana dan
keterlibatan dalam
perawatan

menjawab
pertanyaan
dengan benar
3. Dorong ibu dan
ayah untuk
berkunjung ke
unit kesehatan
4. Tekanan aspek
positif dan ststus
bayi

2. Untuk menciptakan rasa
percaya


3. Mereka mendapatkan
informasi tentang
kemajuan bayi

4. Untuk mendorong rasa
pengharapan
7 PK Hipoglikemi

tidak terjadi
hipoglikemia
selama masa
perawatan.
Kriteria
- Akral
hangat
- Tidak
cyanosis
- Tidak apnea
- Suhu normal
(36,5C -
37,5C)
- Distrostik
normal (> 40
mg)
1. Berikan nutrisi
secara adekuat dan
catat serta monitor
setiap pemberian
nutrisi.
2.Beri selimut dan
bungkus bayi serta
perhatikan suhu
lingkungan
3. Observasi gejala
kardinal (suhu, nadi,
respirasi)
4. 4. Kolaborasi
dengan team medis
untuk pemeriksaan
laborat yaitu
1. Mencegah pembakaran
glikogen dalam tubuh dan untuk
pemantauan intake dan out put.
-

2. Menjaga kehangatan agar tidak
terjadi proses pengeluaran suhu
yang berlebihan sedangkan suhu
lingkungan berpengaruh pada
suhu bayi.
3. Deteksi dini adanya kelainan.


4. Untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia lebih lanjut dan
kompli-kasi yang ditimbulkan


1.
distrostik.
4.


pada organ organ tubuh yang
lain




C. DIAGNOSA RESUSITASI NEONATUS
Diagnosa keperawatan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien post asfiksia berat
antara lain:
1) Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 b.d post asfiksia berat ekspansi yang kurang adekuat.
2) Resiko terjadinya hipotermi b.d adanya proses persalinan yang lama dengan ditandai akral
dingin suhu tubuh dibawah 36 C
3) Resiko terjadinya hipoglikemia b.d metabolisme yang meningkat
4) Hipertermi b.d transisi lingkungan ekstra uterin neonates

D. TUJUAN DAN RENCANA KEPERAWATAN RESUSITASI NEONATUS
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1. Gangguan pemenuhan
kebutuhan O2 b.d post
asfiksia berat, ekspansi
yang kurang adekuat

Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2x24 jam
diharapkan
kebutuhan O2 bayi
terpenuhi
Kriteria Hasil:
1. Pernafasan normal
40-60 kali permenit;
2. Pernafasan teratur;
1. Letakkan bayi
terlentang
dengan alas
yang datar,
kepala lurus,
dan leher sedikit
tengadah/eksten
si dengan
meletakkan
bantal atau
selimut diatas
1. Memberi rasa nyaman dan
mengantisipasi flexi leher yang
dapat mengurangi kelancaran
jalan nafas
2. Jalan nafas harus tetap
dipertahankan bebas dari lendir
untuk menjamin pertukaran gas
yang sempurna
3. Deteksi dini adanya kelainan.
4. Menjamin oksigenasi jaringan
yang adekuat terutama untuk
3. Tidak cyanosis;
4. Wajah dan seluruh
tubuh warna
kemerahan;
5. Gas darah normal.

bahu bayi
sehingga bahu
terangkat 2-3
cm.
2. Bersihkan jalan
nafas, mulut,
hidung bila
perlu.
3. Observasi
gejala kardinal
dan tanda-tanda
cyanosis tiap 4
jam.
4. Kolaborasi
dengan team
medis dalam
pemberian O2
dan
pemeriksaan
kadar gas darah
arteri.
jantung dan otak. Dan
peningkatan kadar PCO2
menunjukkan hypoventilasi.
2. Resiko terjadinya
hipotermi b.d adanya
proses persalinan yang
lama dengan dintadai
akral dingin suhu tubuh
dibawah 36 C

Setelah dilakukan
tindakan selama 2x24
jam diharapkan tidak
terjadi hipotermia.
Kriteria Hasil:
1. Suhu tubuh 36,5
37,5C;
2. Akral hangat;
3. Warna seluruh
tubuh kemerahan.
1. Letakkan bayi
terlentang diatas
pemancar panas
(infant warmer).
2. Singkirkan
kain yang sudah
dipakai untuk
mengeringkan
tubuh, letakkan
bayi diatas
1. Mengurangi kehilangan panas
pada suhu lingkungan sehingga
meletakkan bayi menjadi hangat.
2. Mencegah kehilangan cairan
tubuh melalui konduksi
3. Perubahan suhu tubuh bayi
dapat menentukan tingkat
hipotermia.
4. Mencegah terjadinya
hipoglikemia
handuk atau
kain yang
kering dan
hangat.
3. Observasi suhu
bayi tiap 6 jam.
4. Kolaborasi
dengan team
medis untuk
pemberian Infus
Glukosa 5%
bila ASI tidak
mungkin
diberikan.

3. Resiko terjadinya
hipoglikemia b.d
metabolisme yang
meningkat.
Setealah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
2x24 jam
diharapkan tidak
terjadi hipoglikemia
selama masa
perawatan.
Kriteria Hasil
1. Akral hangat
2. Tidak cyanosis
3. Tidak apnea
4. Suhu normal
(36,5C -37,5C);
1. Berikan nutrisi
secara adekuat
dan catat serta
monitor setiap
pemberian
nutrisi
2. Beri selimut
dan bungkus
bayi serta
perhatikan suhu
lingkungan.
3. Observasi
gejala kardinal
(suhu, nadi,
respirasi).
4. Kolaborasi
dengan team
1. Mencegah pembakaran
glikogen dalam tubuh dan untuk
pemantauan intake dan out put.
2. Menjaga kehangatan agar tidak
terjadi proses pengeluaran suhu
yang berlebihan sedangkan suhu
lingkungan berpengaruh pada
suhu bayi
3. Deteksi dini adanya kelainan.
4. Untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia lebih lanjut dan
kompli-kasi yang ditimbulkan
pada organ - organ tubuh yang
lain.
medis untuk
pemeriksaan
laborat yaitu
distrostikterapy
yang di jalani.

Anda mungkin juga menyukai