Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
SGOT-SGPT bukan istilah baru. Meski begitu, umumnya kita hanya tahu
sepintas lalu. Belum banyak yang paham bahwa angka laboratorium kadang tak
selalu bisa dijadikan patokan baku. adar di atas normal tak mesti sakit. adar
normal pun tak selalu berarti sehat.
SGOT-SGPT adalah dua en!im transaminase yang dihasilkan terutama
oleh sel-sel le"er. Bila sel-sel le"er rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis,
kadar kedua en!im ini meningkat. arena itu, keduanya bisa memberi gambaran
adanya gangguan hati. edua en!im ini tidak seratus persen dihasilkan hati.
Sebagian ke#il juga diproduksi oleh sel otot, jantung, pankreas, dan ginjal. $tu
sebabanya, jika sel-sel otot mengalami kerusakan, kadar kedua en!im ini pun
meningkat.
%usaknya sel-sel otot bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya akti"itas
&isik yang berat, luka, trauma, atau bahkan kerokan. etika kita mendapat injeksi
intramuskular 'suntik di jaringan otot(, sel-sel otot pun bisa mengalami sedikit
kerusakan dan meningkatkan kadar en!im transaminase ini. Pendek kata, ada
banyak &aktor yang bisa menyebabkan kenaikan SGOT-SGPT.
)ibanding SGOT, SGPT lebih spesi&ik menjukkan ketidakberesan sel hati
karena SGPT hanya sedikit saja diproduski oleh sel nonle"er. Biasanya, &aktor
1
nonle"er tidak menaikkan SGOT-SGPT se#ara drastis. *mumnya, tidak sampai
seratus persen di atas B+,. Misalnya, jika B+, kadar SGPT adalah -. unit/liter
'u/l(, kenaikan akibat bermain bola la!imnya tak sampai dua kali lipat.
Berbagai ma#am &ungsi hati dijalankan oleh sel yang disebut sebagai
hepatosit, dimana 01-213 menyusun sitoplasma hati. Berikut berbagai ma#am
&ungsi hepatosit4
5. Sintesis protein
6. Penyimpanan protein
7. Metabolisme karbohidrat
8. Sintesis kolesterol, garam empedu dan &os&olipid
.. )etoksi&ikasi, modi&ikasi, dan ekskresi substansi endogen dan
eksogen.
9epatosit merupakan sel tubuh yang memproduksi albumin serum,
&ibrinogen dan &aktor pembekuan darah ke#uali &aktor $$$ dan $:. Selain itu, hati
juga mempunyai peranan dalam sintesis lipoprotein, #eruloplasmin, trans&erin,
komplemen, dan glikoprotein. 9epatosit juga memproduksi protein dan en!im
intraselular termasuk transaminase. ;n!im yang dihasilkan oleh hepatosit yaitu
+lanine +minotrans&erase '+<T( atau Serum Glutami# Pyru"i# Transaminase
'SGPT(, dan +spartate +minotrans&erase '+ST( atau Serum Glutami#
Oksaloasetat Transaminase 'SGOT(. SGPT terdapat pada sel darah merah, otot
jantung, otot skelet, ginjal dan otak. Sedangkan SGOT ditemukan pada hati.
;n!im tersebut akan keluar dari hepatosit jika terdapat peradangan atau kerusakan
pada sel tersebut. edua en!im ini dapat meningkat karena adanya gangguan
2
&ungsi hati, dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya
adalah proses in&eksi yang disebabkan oleh "irus.
Gangguan hati bentuknya berjenis-jenis. elainan biokimia yang paling
dini adala penigkatan kadar +ST dan +<T, yang mendahului awitan ikterus
seminggu atau 6 minggu. Pemeriksaan kemih pada masa awaitan mengungkap
adanya bilirubin dan kelebihan urobilinogen. Bilirubinuria menetap selama
penyakit berlangsung, namun urobilinogen kemih akan menghilang untuk
sementara waktu bilamana ada &ase obstukti& yang disebabkan oleh kolestasis,
dalam perjalanan penyakit selanjutnya, dapat timbul peningkatan urobolinogen
kemih sekunder Penderitanya pun tak sedikit. =umlah pengidap hepatitis > saja
sekitar 73 dari populasi. Belum lagi hepatits + dan B yang jumlahnya jauh lebih
banyak lagi. +palagi jika ditambah dengan perlemakan hati, sirosis, intoksikasi
obat, &ibrosis hati, dan penyakit-penyakit lain yang namanya jarang kita dengar.
Penyakit-penyakit ini umumnya ditandai dengan peningkatan SGOT-SGPT.
)engan memperhatikan latar belakang tersebut, maka penulis merasa
perlu untuk melakukan suatu penelitian tentang Gambaran hasil laboratorium
SGOT-SGPT saat perawatan hari pertama dan sebelum keluar dari perawatan
antara penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah Sakit $bnu Sina
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang ingin diteliti adalah ?Gambaran hasil laboratorium SGOT-SGPT saat
perawatan hari pertama dan sebelum keluar dari perawatan pada penderita
3
9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah Sakit $bnu Sina periode =uli-)esember
6156?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil
laboratorium SGOT-SGPT saat perawatan hari pertama dan sebelum keluar dari
perawatan pada penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah Sakit $bnu Sina.
1.3.2 Tujuan Khusus
5. *ntuk mengetahui gambaran hasil laboratorium SGOT-SGPT saat
perawatan hari pertama penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di
%umah Sakit $bnu Sina
6. *ntuk mengetahui gambaran hasil laboratorium SGOT-SGPT sebelum
keluar dari perawatan penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah
Sakit $bnu Sina
1.4 MANFAAT PENELITIAN
5. 9asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan in&ormasi bagi
masyarakat tentang hasil laboratorium SGOT-SGPT pada penderita
9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah Sakit $bnu Sina.
6. 9asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi a#uan dan sumber
in&ormasi mengenai gambaran perbandingan hasil laboratorium SGOT-
4
SGPT pada penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah Sakit $bnu
Sina.
7. Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengembangkan dan memperdalam
pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang hasil laboratorium
SGOT-SGPT pada penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah
Sakit $bnu Sina
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ha!
2.1.1. Ana"m! #an H!s"$"%!
9ati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 5,6-5,2 kg atau
lebih 6.3 berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh
dengan &ungsi sangat kompleks. Se#ara mikroskopis didalam hati manusia
terdapat .1.111-511.111 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri
atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi "ena sentralis.
9ati terdiri atas berma#am-ma#am sel. 9epatosit meliputi kurang lebih -13 sel
hati, sedangkan sisanya terdiri dari sel-sel epithelial system empedu dalam jumlah
yang bermakna dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotelium, sel
ku&&per dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. Sel-sel lain yang terdapat
dalam dinding sinusoid adalah sel &agositik. Sel up&&er yang merupakan bagian
penting sistem retikuloendothellial dan sel stellata disebut sel itu, lim&osit atau
perisit. @ang memiliki akti&itas mio&ibroblastik yang dapat membantu pengaturan
aliran darah. Sel kup&&er lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel
makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain Sinusoidal disamping sebagai
&aktor penting dalam perbaikan kerusakan hati. Peningkatan akti&itas sel-sel
stellata tampaknya merupakan &aktor kun#i dalam pembentukan jaringan &ibrotik
di dalam hati.
2.1.2. F!s!"$"%!
6
Berbagai ma#am &ungsi hati dijalankan oleh sel yang disebut sebagai
hepatosit, dimana 01-213 menyusun sitoplasma hati. Berikut berbagai ma#am
&ungsi hepatosit4
5. Sintesis protein
6. Penyimpanan protein
7. Metabolisme karbohidrat
8. Sintesis kolesterol, garam empedu dan &os&olipid
.. )etoksi&ikasi, modi&ikasi, dan ekskresi substansi endogen dan
eksogen.
9epatosit merupakan sel tubuh yang memproduksi albumin serum, &ibrinogen dan
&aktor pembekuan darah ke#uali &aktor $$$ dan $:. Selain itu, hati juga mempunyai
peranan dalam sintesis lipoprotein, #eruloplasmin, trans&erin, komplemen, dan
glikoprotein. 9epatosit juga memproduksi protein dan en!im intraselular
termasuk transaminase. ;n!im yang dihasilkan oleh hepatosit yaitu +lanine
+minotrans&erase '+<T( atau Serum Glutami# Pyru"i# Transaminase 'SGPT(, dan
+spartate +minotrans&erase '+ST( atau Serum Glutami# Oksaloasetat
Transaminase 'SGOT(. SGPT terdapat pada sel darah merah, otot jantung, otot
skelet, ginjal dan otak. Sedangkan SGOT ditemukan pada hati. ;n!im tersebut
akan keluar dari hepatosit jika terdapat peradangan atau kerusakan pada sel
tersebut. edua en!im ini dapat meningkat karena adanya gangguan &ungsi hati,
dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses
in&eksi yang disebabkan oleh "irus.
7
Sintesis protein berlangsung di reti#ulum endoplasma yang kasar, sedangkan
sekresi protein berlangsung di reti#ulum endoplasma yang kasar dan yang halus.
%etikulum endoplasmi# juga ikut berperan dalam konjugasi protein dengan lemak.
9ati berperan dalam pembentukan asam lemak dari karbohidrat dan
mensintesis trigliserid dari asam lemak dan gliserol. 9epatosit juga mensintesis
apoprotein yang akan membawa lipoprotein ':<)<, 9)<(. 9ati juga merupakan
organ dimana terjadi glukoneogenesis dan pembentukan karbohidrat dari
prekursor seperti alanine, gliserol, dan oksaloasetat, glikogenolisis dan
glikogenesis.
'A(, '67(,'78(
9ati menerima lipid dari sirkulasi sistemik dan
memetabolisme kilomikron. 9ati juga mensintesis kolesterol dari asetat dan
sintesis garam empedu.
9ati mempunyai kemampuan untuk memetabolisme, detoksi&ikasi, dan
menginakti"asi substansi eksogen, seperti obat, metabolism obat, insektisida, dan
substansi endogen seperti steroid, dan mengubah ammonia menjadi urea untuk
diekskresi dari tubuh.
9ati juga berperan dalam metabolism bilirubin, 0.3 dari total Bilirubin di
dalam tubuh diproduksi oleh sel darah yang han#ur, sisanya oleh dihasilkan dari
katabolisme protein heme, dan juga oleh inakti"asi eritropoeisis sumsum tulang.
Bilirubin yang tidak terkonjugasi bersama dengan albumin ditranspor ke sirkulasi
sebagai suatu kompleks dengan albumin, walaupun sejumlah ke#il dialirkan ke
dalam sirkulasi se#ara terpisah. Bilirubin diubah dari larut lemak menjadi larut air
di hati. emudian masuk ke sistem pen#ernaan dalam bentuk empedu ke
8
duodenum dan dieksresikan menjadi sterekobilin. Melalui sirkulasi menuju ke
ginjal dan dieksresikan dalam bentuk urobilin.
2.1.3. M&'an!sm& K&(usa'an Ha!
Sebagaimana organ lain, le"er punya mekanisme pertahanan diri. etika
diserang "irus, ia berusaha melawannya. =ika kalah, ia punya dua pilihan4
berjuang sampai akhir hayat atau bunuh diri.
Pada hepatits + dan B, le"er mengambil pilihan pertama, berjuang sampai
mati. Begitu sel-sel le"er mati. )indingnya jebol, dan akhirnya le"er mengalami
radang. ondisi ini menyebabkan naiknya kadar SGOT-SGPT di dalam darah.
arena kadarnya meningkat, dokter lebih mudah mendiagnosis.
Tapi pada hepatitis >, urusannya lebih kompleks. Tak semua sel le"er
merespons kekalahan dengan tetap berjuang sampai mati. Sebagian yang lain
bunuh diri se#ara teren#ana. )alam istilah dokter, ini disebut apotosis
'programmed #ell death(.
+#ara bunuh diri ini bukan tanpa tujuan. )engan bunuh diri, sel-sel le"er
berusaha ?membunuhB "irus se#ara tidak langsung. Salah satu kelemahan "irus
adalah mereka tidak punya mekanisme sendiri dalam berkembang biak. Mereka
beranak pinak dengan #ara memen&aatkan mekanisme hidup sel mahluk hidup
lainnya. )alam kasus hepatitis, sel yang ditumpangi adalah sel-sel le"er. )engan
bunuh diri, sel le"er berusaha membuat "irus tak bisa berkembang biak.
9
arena bunuh diri, sel-sel le"er tidak pe#ah, tapi men#iut. @ang terjadi
selanjutnya bukan proses peradangan, tapi pengerutan. arena le"er tak
meradang, kadar SGPT pun tak terpengaruh. $nilah yang menyebabkan penderita
hepatitis > bisa memiliki kadar SGPT normal, meskipun sebenarnya ia telah
menderita penyakit kronis. $ni pula yang membuat dokter harus berulang-ulang
membetulkan letak ka#a mata karena sulit menegakkan diagnosis.
2.2 )!(us
:irus adalah suatu kompleks yang terdiri dari protein dan genom %,+ dan
),+. :irus tidak mempunyai struktur seluler dan proses metaboli# sendiri,
bereplikasi dengan memasuki sel yang hidup berdasarkan in&ormasi genom "irus
itu sendiri.

:irus adalah partikel in&eksius autonom yang berbeda dengan
mikroorganisme lainnya, tidak mempunyai struktur selular dan hanya terdiri dari
protein dan asam nukleat '),+ atau %,+(. :irus tidak mempunyai proses
metabolisme sendiri, dimana "irus akan masuk ke dalam sel dan bereplikasi di sel
tersebut melalui in&ormasi genetik yaitu asam nukleat. Sel host menerima asam
nukleat tersebut dan memprosesnya untuk dijadikan komponen "irus baru. :irus
mengin&eksi bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.
2.2.1. S(u'u( #an m"(*"$"%! +!(us
Partikel "irus matur disebut "irion yang mempunyai 7 komponen dasar
yaitu, pertama, genome ),+ atau %,+, double stranded atau single stranded,
10
linear atau sirkuler, dan sebagian segmented. Single stranded asam nukleat
mempunyai kutub positi& dan kutub negati&. omponen yang kedua adalah capsid,
bagian yang mengkode protein yang mengandung asam nukelat dan menentukan
antigen. apsid mempunyai bentuk kubik, heli#al, atau kompleks yang dibentuk
oleh subunit yang bernama capsomer. Pada sebagian "irus terdapat envelope yang
mengelilingi capsid yang di bentuk dari membran sel.
Gambar 6.7 Skema diagram dari "irus herpes terbungkus dengan
nukleokapsid ikosahedral. )imensi masing-masing nukleokapsid dan partikel
envelope adalah 551 dan 521 nm. capsid yang terdiri dari 5-6 #apsomeres4 5.1
dengan enam kali lipat dengan lima kali lipat dan 56 sumbu simetri.
2.3 H&,a!!s
2.3.1. D&*!n!s!
Penyakit 9epatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis
"irus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ
hati manusia. 9epatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-in&eksi seperti obat-
obatan, alkohol, dan penyakit autoimun, atau oleh adanya in&eksi seperti hepatitis
"irus.
2.3.2. E!"$"%!
9ampir semua kasus hepatitis "irus disebabkan oleh salah satu dari lima
jenis "irus yaitu "irus hepatitis + '9+:(, "irus hepatitis B '9B:(, "irus hepatitis
> '9>:(, "irus hepatitis ) '9):( dan "irus hepatitis ; '9;:(. Semua jenis
hepatitis "irus yang menyerang manusia merupakan "irus %,+ ke#uali "irus
11
hepatitis B, yang merupakan "irus ),+. Calaupun "irus-"irus tersebut berbeda
dalam si&at mole#ular dan antigen, akan tetapi semua jenis "irus tersebut
memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakitnya.
Se#ara umum kelima agen penyebab hepatitis "irus dapat diklasi&ikasikan
kedalam dua grup yaitu hepatitis dengan transmisi se#ara enterik dan transmisi
melalui darah.Transmisi se#ara enterik terdiri atas "irus hepatitis + '9+:( dan
"irus hepatitis ; '9;:(.:irus biasa bersi&at tanpa selubung, tahan terhadap #airan
empedu, ditemukan di tinja dan tidak terjadi "iremia yang
berkepanjangan.Transmisi melalui darah terdiri atas "irus hepatitis B '9B:(,
"irus hepatitis ) '9):( dan "irus hepatitis > '9>:(. :irus biasa bersi&at
mempunyai selubung, rusak bila terpajan #airan empedu/deterjen, tidak terdapat
dalam tinja dan dihubungkan dengan "iremia yang persisten.
2.4 SG-T.SGPT /ALT.AST0
SGOT-SGPT adalah dua en!im transaminase yang dihasilkan terutama
oleh sel-sel le"er. Bila sel-sel le"er rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis,
kadar kedua en!im ini meningkat. arena itu, keduanya bisa memberi gambaran
adanya gangguan hati.
Gangguan hati bentuknya berjenis-jenis. Penderitanya pun tak sedikit.
=umlah pengidap hepatitis > saja sekitar 73 dari populasi. Belum lagi hepatits +
dan B yang jumlahnya jauh lebih banyak lagi. +palagi jika ditambah dengan
perlemakan hati, sirosis, intoksikasi obat, &ibrosis hati, dan penyakit-penyakit lain
12
yang namanya jarang kita dengar. Penyakit-penyakit ini umumnya ditandai
dengan peningkatan SGOT-SGPT.
Sgot 'serum glutamik oksoloasetik transaminase( Merupakan en!im
transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada
jaringan jantung dan hati.
,ilai normal 4
Pria s.d.70 */<
Canita s.d. 75 */<
SGOT normalnya ditemukan dalam suatu keanekaragaman dari jaringan
termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak. $a dilepaskan kedalam serum ketika
satu saja dari jaringan-jaringan ini rusak. >ontohnya, tingkatnya didalam serum
naik dengan serangan-serangan jantung dan dengan kelainan-kelainan otot. $a oleh
karenanya bukan suatu indikator yang sangat spesi&ik dari luka hati.
SGPT 'serum glutamik pyru"ik transaminase( Merupakan en!im
transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama
hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan
hati.
,ilai normal 4
Pria sampai dengan 86 */<
13
Canita sampai dengan 76 */<
SGPT atau juga dinamakan +<T 'alanin aminotransferase( merupakan
en!im yang banyak ditemukan pada sel hati serta e&ekti& untuk mendiagnosis
destruksi hepatoseluler. ;n!im ini dalam jumlah yang ke#il dijumpai pada otot
jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/+<T lebih tinggi
daripada SGOT/+ST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses
kronis didapat sebaliknya.SGPT 'juga dikenal sebagai +<T( adalah en!im yang
dipakai oleh hati dalam pekerjaannya. Biasanya en!im ini ditahan dalam hati,
tetapi bila hati menjadi rusak karena hepatitis, semakin banyak en!im ini dapat
masuk ke aliran darah. Tingkat en!im ini dalam darah dapat diukur, dan
tingkatnya menunjukkan tingkat kerusakan pada hati
BAB III
14
KERANGKA K-NSEP DAN DEFENISI -PERASI-NAL
3.1. KERANGKA TE-RI
@ang menjadi kerangka konsep pada penelitian ?Gambaran hasil laboratorium
SGOT-SGPT saat perawatan hari pertama dan sebelum keluar dari perawatan pada
penderita 9epatitis-B dan 9epatitis > di %umah Sakit $bnu Sina periode =uli-
)esember 6156B adalah sebagai berikut 4
eterangan4
4 :ariabel $ndependen
4 :ariabel )ependen
4 )iteliti
Tidak )iteliti
3.2. DEFINISI -PERASI-NAL DAN KRITERIA -BJEKTIF
3.2.1. H&,a!!s B
15
HEPATITIS HEPATITIS.B
HEPATITIS.1
SG-T
/ALT0
SG-T /ALT0
PEMERIKSAAN
FISIS
ANAMNESI
S
LAB-RAT-RIU
M
DIAGN-SIS
9epatitis "irus yang disebabkan oleh. "irus hepatitis B '9B:(, ditandai
dengan anti 9B: positi& dalam darah
3.2.2. H&,a!!s 1
9epatitis "irus yang disebabkan oleh. "irus hepatitis > '9>:(, ditandai
dengan anti 9>: positi& dalam darah
3.2.3. SG-T /AST0
SGOT 'serum glutamik oksoloasetik transaminase( Merupakan en!im
transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan
jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya
kerusakan pada jaringan jantung dan hati.
,ilai normal 4
Pria sampai dengan 86 */<
Canita sampai dengan 76 */<
3.2.4. SGPT /ALT0
SGPT 'serum glutamik pyru"ik transaminase( Merupakan en!im
transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya
trauma atau kerusakan hati
,ilai normal 4
Pria sampai dengan 86 */<
16
Canita sampai dengan 76 */<
BAB I)
MET-D-L-GI PENELITIAN
4..1. J&n!s P&n&$!!an
Penelitian ini adalah penelitian deskripti& yaitu untuk mengetahui peranan
antara "ariabel independent dengan "ariabel dependent yaitu gambaran hasil
laboratorium SGPT-dan SGOT pada penderita 9epatitis B dan hepatitis > pada
saat perawatan hari pertama dengan 9asil laboratorium SGOT-SGPT saat
perawatan hari terakhir. )esain atau ran#angan yang digunakan adalah cross
17
sectional study yaitu ran#angan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada waktu yang bersamaan atau sekali waktu .
4..2. P",u$as! #an Sam,&$
Populasi penelitian adalah seluruh pasien 9epatitis B dan hepatitis > yang
dirawat selama periode =uli-)esember 6156, sedangkan sampel penelitian adalah
medi#al re#ord dari seluruh pasien 9epatitis B dan hepatitis > yang dirawat
selama periode =uli-)esember 6156.
Pengambilan sampel dilakukan se#ara total sampling, dimana jumlah
sampel adalah total populasi yang memenuhi kriteria sampel penelitian. +dapun
kriteria sampel adalah antara lain 4
5. 9asil laboratorium SGOT-SGPT 9epatitis B dan hepatitis > yang dirawat
selama periode =uli-)esember 6156
6. Medi#al re#ord pasien 9epatitis B dan hepatitis > dengan data laboratorium
yang lengkap selama perawatan, yang dirawat selama periode =uli-)esember
6156.
4..3. M&"#& P&n%um,u$an Daa
Pengumpulan data diambil dari data sekunder yang diperoleh dari ruang
admininstrasi/rekam medik %S $B,* S$,+ =uli-)esember 6156.
4..4. P&n%"$ahan #aa
)ata yang diperoleh diolah melalui4
a. Editing
18
egiatan ini dilakukan dengan #ara memeriksa data medi#al re#ord
pasien ibu hamil dengan hepatitis B di %S. Cahidin Sudirohusodo.
b. Coding
egiatan ini memberi kode angka pada tiap-tiap medi#al re#ord agar
lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
#. Entry data
Memasukkan data untuk diolah memakai program komputer untuk
dianalisis.
4..2. Ana$!s!s #aa
+nalisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah diba#a dan diinterpretasikan setelah diolah dengan
menggunakan program SPSS 52.1.
4..3. P&n4aj!an Daa
)ata yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk table distribusi
&rekuensi dan tabulasi silang disertai dengan penjelasan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20

Anda mungkin juga menyukai