Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dimana dua per tiga wilayahnya terdiri dari
perairan laut. Dalam area laut teritorial seluas 51.193.250 km
2
, bertebaran 17.05 pulau
besar dan ke!il, berpenghuni maupun kosong. "aris pantainya membentang se#auh kurang
lebih 1.000 km, yang merupakan negara dengan garis pantai terpan#ang di dunia. $arena
letaknya di garis khatulistiwa, lautan Indonesia memiliki karakteristik khas, yakni perairan
tropis yang kaya dengan berbagai sumber daya alam %hayati dan non&hayati' yang tentunya
merupakan tantangan untuk dikelola dan diman(aatkan demi kese#ahteraan masyarakat.
a. )ropinsi *aluku memiliki kondisi geogra(is yang terletak antara 2+30, & +30, -.
dan 12/+ & 135+30, 01 dengan luas wilayah 712./79,25 km3, )ro4insi kepulauan ini
didominasi oleh perairan sebesar 92,/5. 0anyaknya karang di wilayah ini membuat wilayah
ini memiliki sumber daya alam dengan keanekaragaman #enis hewan karang yang tinggi
salah satunya (ilum 6!hinodermata.
.e!ara geogra(i Desa 7utumury terletak pada posisi 038 379 /0,5:-. dan 128 19
25,9: 01 di kawasan )ulau ;mbon. Dan se!ara administrasi pemerintahan berada dalam
wilayah $e!amatan -eitimur .elatan, )ulau ;mbon. $ondisi perairan pantai ini terdapat
tiga ekosistem yakni mangro4e, lamun %seagrass' dan karang %!oral'.
0ulu 0abi ditemui dari daerah intertidal sampai kedalaman 10 m dan merupakan
penghuni se#ati laut dengan batas toleransi salinitas antara 30&3/ < %;=i=, 1995 dalam
7asan, 2002'. Dikatakan pula oleh 7yman %1955' dalam >atna %2002' bahwa 0ulu 0abi
termasuk hewan benthoni!, ditemui di semua laut dan lautan dengan batas kedalaman antara
0&000 m. $arena e!hinoide memiliki kemampuan beradaptasi dengan air payau lebih
rendah dibandingkan in4ertebrate lain.
$ebanyakan 0ulu 0abi beraturan hidup pada substrat yang keras, yakni batu&batuan
atau terumbu karang dan hanya sebagian ke!il yang menghuni substrat pasir dan -umpur,
2
karena pada kondisi demikian kaki tabung sulit untuk mendapatkan tempat melekat.
"olongan tersebut khusus hidup pada teluk yang tenang dan perairan yang lebih dalam,
sehingga ke!il kemungkinan dipengaruhi ombak .
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka permasalahan yang timbul yaitu? bagaimana sebaran
dan komposisi #enis 0ulu babi yang ada di perairan pantai 7utumury, )ulau ;mbon
C. Tujuan PKL
;dapun tu#uan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ?
%1'..ebaran #enis 0ulu babi yang terdapat di perairan pantai 7utumury, )ulau ;mbon
%2'.$eragaman #enis 0ulu babi di perairan pantai 7utumury, )ulau ;mbon
D. Manfaat PKL
;dapun man(aat dari )$- ini antara lain sebagai adalah ?
%1'.@ntuk mengetahui berbagai aspek 0iologi 0ulu 0abi dan habitatnya yang terdapat di
perairan .uli, *aluku 1engah.
%2'..ebagai bahan in(ormasi pada masyarakat sekitar tentang 0ulu 0abi sehingga diperoleh
gambaran mengenai sumberdaya 0ulu 0abi dan beberpa aspek biologinya.
%3'..ebagai in(ormasi bagi mahasiswa program studi )endidikan 0iologi A*I);&
@BIC6>.I1;. );11I*@>; ;mbon.
3
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
!.". Deskr#$s# Bulu %a%#
0erdasarkan bentuk tubuhnya, kelas 6!hinodoidea dibagi dalam dua subkelas
utama, yaitu bulu babi beraturan %regular sea urchin' dan bulu babi tidak beraturan
%irregular sea urchin' %7yman 1955 dalam >atna 2002', dan hanya bulu babi beraturan sa#a
yang memiliki nilai konsumsi %-embaga Dseanologi Basional 1973 dalam >atna 2002'.
1ubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian
diantara oral dan aboral %-embaga Dseanologi Basional 1973 dalam >atna 2002'. )ada
bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi oral terdapat
sistem peristomial. -empeng&lempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara
sistem apikal dan sistem peristomial. Di tengah&tengah sistem apikal dan sistem peristomial
termasuk lubang anus yang dikelilingi oleh se#umlah keping anal %periproct' termasuk
diantaranya adalah keping&keping genital.
Dikatakan pula oleh ;=is %197' dalam >atna 2002' bahwa salah satu diantara
keping genital yang berukuran paling besar merupakan tempat bermuaranya sistem
pembuluh air %waste vascular system'. .istem ini men#adi !irri khas Ailum 6!hinodermata,
ber(ungsi dalam pergerakan, makan, respirasi, dan ekskresi. .edangkan pada sistem
peristomial terdapat pada selaput kulit tempat menempelnya organ Elentera ar#st&tle:,
yakni sema!am rahang yang ber(ungsi sebagai alat pemotong dan penghan!ur makanan.
Drgan ini #uga mampu memotong !angkang teritip, molus!a ataupun #enis bulu babi lainnya.
Di sekitar mulut bulu babi beraturan ke!uali ordo Fidaroidea terdapat lima pasang insang
yang ke!il dan berdinding tipis %7yman 1955 dan 0arnes 197 dalam >atna 2002'.
0ulu babi %6!hinoidae' termasuk Ailum 6!hinodermata, bentuk dasar tubuh segilima.
*empunyai lima pasang garis kaki tabung dan duri pan#ang yang dapat digerakkan. $aki
tabung dan duri memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan #uga
4
dapat digunakan untuk ber#alan di pasir. Fangkang luarnya tipis dan tersusun dari
lempengan&lempengan yang berhubungan satu sama lain %;nonim, 2012'.
7ewan unik ini #uga memiliki kaki tabung yang langsing pan#ang, men!uat diantara
duri&durinya. Duri dan kaki tabungnya digunakan untuk bergerak merayap di dasar laut. ;da
yang mempunyai duri yang pan#ang dan lan!ip, ada pula yang durinya pendek dan tumpul.
*ulutnya terletak dibagian bawah menghadap kedasar laut sedangkan duburnya menghadap
keatas di pun!ak bulatan !angkang. *akanannya terutama alga, tetapi ada beberapa #enis
yang #uga memakan hewan&hewan ke!il lainnya %Bont#i, 2005'.
.ugiarto dan .upardi %1995' dalam >atna 2002' men#elaskan bahwa umumnya
bulu babi berkelamin terpisah, dimana #antan dan betina merupakan indi4idu&indi4idu
tersendiri %gono!horikGdioe!ious'. .pesies gono!horik se!ara khusus memiliki rasio seks
sendiri dan #arang bersi(at hema(rodit. *un!ulnya hema(rodoitisme pada Tripneustes
gratilla adalah 1 dari 550 indi4idu. )embelahan bulu babi ter#adi se!ara eksternal, dimana
sel telur dan sel sperma di lepas ke dalam air laut di sekitarnya. "onad #antan dan betina
pada bulu babi #uga sulit dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. .e!ara kasar hanya
warna yang digunakan untuk membedakan gonad. *isalnya pada bulu babi Paracentrotus
livindus, gonad #antan berwarna kuning sedangkan betina berwarna orange.
Dalam penelitian "unarto dan .etiabudi %2002' di perairan )ulau 0arang -ompo,
$epulauan .permonde, .ulawesi .elatan, didapati ukuran bulu babi terbesar memiliki
kisaran tinggi !angkang 50&21 mm, diameter !angkang 2&9/ mm, berat total 1/&331 g.
.edangkan ukuran bulu babi terke!il dengan ukuran tinggi !angkang 27,2&32,/ mm,
diameter !angkang /7,/&22,0 mm, dan berat total /1,/&110,9 g.
Fhen dan >un %19' dalam 1uwo %1995' melaporkan bahwa bulu babi #enis
Tripeneuste gratilla yang dipelihara di laboratorium di 1aiwan mengalami metamor(os pada
umur 30 hari. )ertumbuhan Tripneustes gratilla sangat !epat pada awal perkembangannya,
5
tetapi #umlahnya terbatas. 7al ini diduga erat kaitannya dengan banyaknya predator yang
dialami oleh hewan berukuran ke!il0ulu babi termasuk organisme yang pertumbuhannya
lambat. @mur, ukuran, dan pertumbuhan tergantung kepada #enis dan lokasi. .etelah
men!apai umur tertentu, !angkangnya sudah !ukup kuat sehingga #umlah predator yang
dapat menyerang dan meme!ahkan !angkangnya berkurang.
$enner %1992'H 1egner dan Dayton %191' dalam 1uwo %1995' mengatakan bahwa
0ulu babi mempunyai banyak predator, yaitu berbagai #enis ikan, termasuk hiu, an#ing laut,
lobster, kepiting, dan gastropoda. 7al ini #uga menyebabkan rendahnya densitas bulu babi.
)redator utama bulu babi #enis Diadema setosum adalah ikan 0untal %Tetraodon' dan ikan
)akol %Balistes' yang mempunyai gigi yang kuat dan ta#am yang dapat mematahkan duri&
duri dan mengoyak !angkang bulu babi. Dikatakan oleh 6bert %1975' dalam 1uwo %1995'
bahwa mortalitas bulu babi umumnya sangat tinggi dan umumnya di alam bulu babi dapat
mengalami kematian masal pada suhu 3/&/0I F .
!.!. Ha%#tat 'an Pen(e%aran Bulu Ba%#
0ulu babi hidup di ekosistem terumbu karang %=ona pertumbuhan alga' dan lamun.
0ulu babi ditemui dari daerah intertidal sampai kedalaman 10 m dan merupakan penghuni
se#ati laut dengan batas toleransi salinitas antara 30&3/ < %;=i= 1995 dalam 7asan 2002'.
7yman %1955' dalam >atna %2002' menambahkan bahwa bulu babi termasuk hewan
benthoni!, ditemui di semua laut dan lautan dengan batas kedalaman antara 0&000 m.
$arena e!hinoide memiliki kemampuan beradaptasi dengan air payau lebih rendah
dibandingkan in4ertebrate lain. $ebanyakan bulu babi beraturan hidup pada substrat yang
keras, yakni batu&batuan atau terumbu karang dan hanya sebagian ke!il yang menghuni
substrat pasir dan -umpur, karena pada kondisi demikian kaki tabung sulit untuk
mendapatkan tempat melekat. "olongan tersebut khusus hidup pada teluk yang tenang dan
perairan yang lebih dalam, sehingga ke!il kemungkinan dipengaruhi ombak.
6
Dalam penelitian "unarto dan .etiabudi %2002' dilaporkan bahwa perkembangan
gonad bulu babi pada musim kemarau tidak dalam satu stadium, tetapi terdapat gonad dlam
periode berkembang, matang, pi#ah.
!.). Masa H#'u$ Bulu Ba%#
0ulu babi merah %Strongylocentrotus franciscanus' yang se#ak lama dianggap
sebagai momok di lautan. $arena makan tumbuh&tumbuhan di bawah air dan banyak orang
yakin hewan inilah yang bertanggung#awab atas kerusakan ekosistem laut. 1idak heran bila
banyak orang berusaha mera!uninya, ternyata dalam penelitian baru&baru ini menun#ukkan
bahwa bulu babi merah tumbuh #auh lebih lambat dari perkiraan semula, namun hidup lebih
lama dibanding dugaan awal. *ereka tidak sekedar men!apai umur tu#uh hingga 15 tahun
seperti diperkirakan, tapi bisa men!apai 200 tahun lebih %www.kompas.!om'. -ebih menarik
lagi, hewan&hewan lan#ut usia itu sama sekali tidak menun#ukkan tanda&tanda u=ur. *enurut
Dr ;lbert dalam kompas.!om, walaupun mereka bisa mati karena serangan hewan
pemangsa, penyakit tertentu, atau ditangkap nelayan, namun hewan&hewan ini tidak
menun#ukkan tanda&tanda ketuaan lan#ut. 0ukti&bukti menun#ukkan bahwa bulu babi merah
berusia 100 tahun tidak begitu berbeda dengan yang berumur 10 tahun. $enyataan
mengindikasikan bahwa semakin dewasa bulu babi merah, maka makin produkti( mereka
menghasilkan sperma dan telur. 7ewan ini #uga masih mampu berkembang biak walau
usianya sudah amat tua. Di antara hal&hal lain, data radio karbon #uga menun#ukkan bulu
babi merah memiliki pertumbuhan yang nyaris tidak terlalu dipengaruhi kondisi laut dan
4ariabel lain %www.kompas.!om'.
;nalisis terhadap genom bulu babi #uga menun#ukkan bahwa bulu babi memiliki
sistem kekebalan dan kepekaan gen yang unik dan kompleks. $emiripan antara manusia dan
bulu babi yang memiliki #alur kekerabatan #auh dapat di#adikan model untuk memahami
proses e4olusi. Dalam proyek genetika yang dilakukan di Fali(ornia, para ilmuwan
mengambil DB; dari sperma seekor bulu babi #antan Fali(ornia yang hidup menyebar di
pantai barat ;. dari 0a#a hingga ;laska. 7asil identi(ikasi menun#ukkan ada 23.300 gen
7
yang tersusun dari 1/ #uta kode DB; yang dimiliki seekor bulu babi. "eorge Jeinsto!k
dari .ekolah $edokteran 0aylor ;. sebagai pemimpin dalam proyek pengurutan DB; bulu
babi menyatakan bahwa 70 persen gen bulu babi ternyata memiliki kemiripan dengan
manusia sementara pada lalat buah hanya /0 persennya, dengan dua #enis (ilum yang
berbeda.
!.*. Pemanfaatan Bulu Ba%#
)emanenan bulu babi sebaiknya dilakukan pada saat indeks kematangan gonad
men!apai maksimal atau sebelum musim pemi#ahan. .e!ara teoritis hewan yang boleh
ditangkap sebaiknya adalah yang pernah memi#ah minimal satu kali agar hewan dapat
berkembang biak sebelum tertangkap %1uwo 1995 dalam >atna 2002', di Fali(ornia bulu
babi merah %Strongylocentrotus fransciscanus' baru dapat dipanen setelah berumur antara 5&
tahun. .edangkan di daerah .hetland pemanenan Echinus esculentus biasanya dilakuka
mulai akhir Desember sampai akhir Aebruari, tepatnya sebelum musim pemi#ahan %)en(old
dan 0oyle 1992 dalam >atna 2002'. 0erat bulu babi biasanya men!apai 255 dari total berat
tubuhnya, tergantung kepadatan populasi dan tersedianya !ukup makanan di alam %Darsono
192 dalam >atna 2002'. )emanenan sebaiknya tidak dilakukan #ika rata&rata persentase
gonad masih dibawah 105 %)en(old dan 0oyle 1992 dalam >atna 2002'.
Di negara&negara di ;merika dan 6ropa sebagian besar telah mulai mengembangkan
budidaya #enis ini. *eskipun dalam perkembangannya, terlihat #elas adanya perbedaan
men!olok antara produk tangkapan di laut dan telur dari hasil budidaya. )erbedaan itu
utamanya terletak pada warna dan tekstur telur yang dihasilkan. Jarna dan tekstur adalah
dua (aktor penentu dalam kualitas dan harga bulu babi. *enurut )ear!e dkk %200/' bahwa
bulu babi yang diberi pakan buatan dapat menghasilkan telur yang besar namun warna telur
yang dihasilkan pu!at %pale', sementara warna telur bulu babi tangkapan alam #auh lebih
kuning kemerahan. 7al ini berpengaruh terhadap harga #ual %www.beritaiptek.!om'.
)ada bagian dari bulu babi yang biasa diman(aatkan adalah gonad atau telurnya, baik
gonad #antan maupun gonad betina. 0ulu babi beraturan mempunyai lima gonad yang
8
tergantung sepan#ang bagian dalam interambulakral pada daerah aboral %7yman 1955 dalam
>atna 2002'. 1ergantung lingkungan dan (aktor genetik, bulu babi muda dapat men!apai
kematangan seksual sekitar 1&2 tahun setelah beralih dari (ase lar4a ke (ase #u4enil.
1rinidad&>oa %199' dalam .etiabudi %1992' dia!u dari >atna 2002, melaporkan bahwa
1ripneutes gratilla dari 0ali mengalami matang kelamin pertama kali pada umur 2.5 tahun.
.etelah itu produksi gonadnya menurun. 7al ini ditemukan #uga pada kelas e!hinoidea
lainnya %Fonand 199 dalam 1uwo 1995 dia!u dari >atna 2002'.
0ernard %1977' dalam Darsono %192' dan >atna %2002' mmengatakan bahwa gonad
yang matang berukuran sangat besar, mengisi ruang yang kosong diantara untaian usus dan
meluas mulai pertengahan aboral hingga men!apai lentera aristotle %7yman 1955 dalam
>atna 2002'. @mumnya gonad yang matang bertekstur lunak dan berlendir. 1elur seperti ini
tidak diinginkan sebagai produk perikanan. 1elur atau gonad yang dikehendaki adalah yang
bertekstur kompak, dimana kondisi ini ter#adi pada saat (ase pi#ah lan#ut. Dikatakan pula
oleh Kaitse4 et al %1929' dalam >atna %2002' bahwa !angkang dari #enis bulu babi tertentu
dilapisi oleh pigmen !airan hitam yang stabil. Fairan ini dapat digunakan sebagai pewarnaan
#ala dan kulit. Fangkang dari bulu babi #uga diminati sebagai barang perhiasan. .edangkan
organ dari sisa pengolahan bulu babi biasanya berupa !angkang dan organ dalam %#eroan'
dapat diproses lebih lan#ut men#adi pupuk.
Dikatakan pula oleh )en(old dan 0oyle %1992'H *urniyati dan .etiabudi %199'
dalam >atna %2002' men#elaskan bahwa umumnya gonad bulu babi di#ual dalam keadaan
segar, karena memiliki nilai paling tinggi. 0eberapa kriteria kualitas gonad yang
memengaruhi harga beli di pelelangan adalah #enis, negara asal, warna, tekstur, ukuran,
rupa, kesegaran, dan rasa. Diantara kriteria tersebut warna, kesegaran dan negara asal
merupakan (aktor terpenting dalam menentukan harga. 0erdasarkan warnanya, mutu gonad
bulu babi dapat dikelompokkan men#adi mutu sangat baik %"rade ;' dengan gonad
berwarna kuning atau orange terang, mutu baik %"rade 0' dengan warna gonad merah muda
atau kuning pu!at %krem' dan mutu #elek %re#e!t' dengan gonad berwarna !oklat.
9
!.+. Peranan Bulu Ba%# 'alam Ek&s#stem L#ngkungan
.elain peman(aatannya sebagai bahan pangan, biota ini #uga sangat berperan dalam
kesetimbangan ekosistem habitatnya. .eperti peran Diadema antillarum bagi terumbu
karang diantaranya yaitu, peningkatan #umlah populasi #enis ini mengakibatkan kematian
lar4a atau karang muda. 0ila populasinya turun %absence grazing' karang akan ditumbuhi
oleh alga yang dapat berakibat pada kematian karang dewasa dan tidak adanya tempat bagi
lar4a karang %www.terangi.or.id.' $ehadiran populasi #enis ini penting bagi terumbu karang
sebagai penyeimbang. $esetimbangan populasi Diadema antillarum akan men#aga
kesetimbangan populasi alga dan karang. .edangkan kematian massal Diadema antillarum
berdampak pada penurunan drastis tutupan karang, menurunnya kehadiran In4ertebrata yang
biasanya menetap di wilayah ini. .elain itu, terumbu karang dapat didominasi oleh alga.
)ada tahun 1995 ternyata ditemukan bahwa populasi Diadema antillarum yang sangat
sedikit %pemulihannya membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun'. 7ilangnya induk
menyebabkan #umlah lar4a #uga sangat kurang. *eski telah mulai ada pemulihan Diadema,
namun belum dapat diketahui apakah akan dapat mengembalikan terumbu karang yang
hilang %www.terangi.or.id'.
$ematian massal bulu babi pernah ter#adi pada tahun 193&19/ di )asi(ik 0arat,
yang dimulai dari )anama di awal Lanuari 193 yang menyebar ke $aribia, 1eluk *eksiko,
0ahama, 0ermuda dengan tingkat kematian men!apai 93&1005. )enyebabnya tidak
diketahui dengan #elas, namun diduga terin(eksi bakteri. Dampak kematian bulu babi ini
menyebabkan biomassa alga meningkat, karena makanan utama bulu babi adalah alga
!oklat, alga hi#au dan lamun %-asker dan "iese 1952H 7erring 1972H Fhiu 195 dalam ;=is
1993 diacu dari >atna 2002'. Jilayah perairan .t. FroiM mengalami peningkatan biomassa
alga yang pesat hingga /00&5005, hanya berselang 5 hari setelah kematian bulu babi
%www.terangi.or.id'.
0ila pada masa sebelum kematian alga perairan tersebut didominasi oleh tur( algae
dan !rustose algae, maka setelah kematian massal bulu babi perairan itu didominasi oleh
10
makro alga seperti Sargassum dan Turbinaria turbinata. .elain itu, kematian massal ini
menyebabkan tutupan alga crustose, tutupan karang, dan gorgonian menurun drastis. )ada
kasus ini, kompetitor bulu babi yang memakan tur( alge ternyata tidak menun#ukkan
penambahan populasi yang berarti. )eningkatan populasi kompetitor baru meningkat berarti
setelah beberapa tahun dari kematian massal % anonim 2012 '
11
BAB III
BAHAN DAN MET,DE
).".L&kas# 'an -aktu
)raktek $er#a -apang %)$-' ini telah dilakukan di perairan pantai 7utumury,
$e!amatan -eitimur .elatan, )ulau ;mbon pada Luni tahun 2013. )eta lokasi kegiatan )$-
terlihat pada gambar 1.
"ambar 1. )eta -okasi )$- di perairan pantai 7utumury, )ulau ;mbon
).!. Bahan dan ;lat
0ahan dan alat yang digunakan pada kegiatan )$- antara lain seperti terlihat pada
table 1 dibawah ini.
12
1abel 1. 0ahan dan alat yang digunakan pada kegiatan )$-
N& Nama Alat .ungs#
1. 0ingkai paralon
ukuran ? 1 M 1 meter.
2 *eter roll @ntuk mengukur pan#ang transek yang akan di
gunakan.
3 $antong plasti! 1empat meletakan sampel yang di dapatkan.
/ $aret gelang *engikat kantong plastik yang berisi sasmpel
agar sampel tidak #atuh.
5 .pidol parmanen *emberi nama, symbol, dan tanda pada sampel
yang didapatkan.
2 6mber sampel *eletakan peralatan&peralatan yang akan di
gunakan.
7 )elampung *eletakan ember sampel beserta peralatan yang
lain agar tidak tenggelam.
1imbangan digital *enghitung berat dari sampel yang didapatkan.
9 $a!amata renang *emper#alas penglihatan saat pengmbilan
sampel.
10 1ali ara(ia .ebagai transek.
1. 11 Aormalin 105 0ahan pengawet sample 0ulu 0abi
12 1issue )embersih alat&alat %!amera dan lain&lain
13 $antong plastik 5 kg )enampung sampel bulu babi
1/ $aret gelang )engikat kantung plasti! sampel bulu babi
15 0uku data )en!atat data
12 .pidol permanen )emberikan kode sampel pada kantung plastik
).).Met&'e am$l#ng
)engumpulan data dengan metode koleksi dan transek kuadrat yang dibuat tegak
lurus garis pantai ke arah tubir %slope' dengan selang 100 meter. )ada setiap inter4al 10
meter dari garis pantai dilakukan sampling biomasa bulu babi pada bingkai paralon
berukuran 1,0 M 1,0 !m seperti terlihat pada dena transek %"ambar 2'. .ampel hasil
ditampung dalam kantung plastik, diseleksi dan dipisahkan menurut #enis dan marga serta
dihitung #umlahnya. .emua sample hasil transek diawetkan dengan larutan (ormalin 105
dan selan#utnya dilakukan identi(ikasi di -aboratorium 0iologi @)1 0alai $onser4asi 0iota
-aut ;mbon. Identi(ikasi dilakukan menurut petun#uk Flark dan >owe %1971'.
13
).*.Met&'e Anal#sa Data
Data 0ulu 0abi yang berada pada daerah padang lamun dianalisa berdasarkan indeks&
indeks ekologi yaitu indeks penyebaran *orisita %0rower 1990' dan indeks keragaman #enis
.hannon %79', seperti terlihat pada rumus dibawah ini.
a/.P&la e%aran Jen#s. )ola sebaran #enis diketahui dengan menggunakan indeks penyebaran
*orisita %0rower 1990' sebagai berikut?
n
q ni ni ! "#
i$"
%d $
&& ' "#
Dimana( Id N indeks penyebaran morisita
O N #umlah petak pengambilan !ontoh
ni N #umlah indi4idu pada petak pengambilan !ontoh ke&I
B N #umlah total indi4idu yang diperoleh
Dengan kriteria ? ;pabila nilai d N 1 maka penyebaran a!ak
;pabila nilai Id P 1 maka penyebaran ragam
;pabila nilai Id Q 1 maka penyebaran berkelompok
%/.Keragaman jen#s
$eragaman #enis dapat dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Di4ersitas .hannon R
Jienner %$rebs, 195' dengan meru#uk pada rumus berikut? H 0 1 2 $# In $#
dimana ? 7 N Indeks di4ersitas .hannon R Jienner
pi N proporsi spesies ke&I
In N logaritma nature
)i N S niGB %perbandingan #umlah indi4idu suatu #enis dengan keseluruhan #enis.
14
Dengan nilai 79 0 P 79P 2,302 N keragaman rendah
2,302P79P2,907 N keragaman sedang
7 Q 2,907 N keragaman tinggi
BAB I3
HAIL DAN PEMBAHAAN
15
*.".e%aran Jen#s
7asil identi(ikasi terhadap seluruh #enis bulu babi dari 30 plot di perairan pantai .uli,
*aluku 1engah menun#ukan sebaran #enis yang relati4e rendah. Lumlah #enis 0ulu babi
%6!hinoidae' yang diperoleh di perairan pantai .uli, *aluku 1engah adalah sebanyak 1/9
indi(idu bulu bali yang terdidri dari 3 #enis yaitu Diadema setosum) Tripneustes gratilla)
Echinotri* calamaris dan Diadema sp %1abel 2.1'.
)ada tabel tersebut terlihat bahwa #enis Diadema setosum memiliki #umlah tertinggi
terdapat di stasion 1 yakni sebanyak 79 indi4idu %Diadema setosum#, kemudian diikuti oleh
Tripneutis gratilla %/7 indi4idu' dan Echinotri* calamaris %23 indi4idu'. .edangkan di stasion
2 adalah +, )erbedaan pola sebaran #enis bulu babi pada setiap stasion transek di duga
disebabkan oleh kondisi habitat dan musim. Disamping itu ada hubungannya dengan makanan
alami. 7asil pengamatan terlihat bahwa umumnya bulu babi lebih !enderung hidup pada
tumbuhan lamun %seagrass'.
1abel 2.1.Lenis & #enis 0ulu babi %6!hinoides' yang terdapat di perairan pantai 7ati4e 0esar dan
7along, 1eluk ;mbon tahun 2012.
N&. .am#l#4Jen#s
tas#&n Transek
Tr." Tr.! Tr.)
ECHIN,IDAE
". Diadema setosum 56 7* +5
!. Tripneustes gratilla *5 *! *)
). Echinotrix calamaris !) "8 "6
*. Diadema sp 5 6 ""
Jumlah "+7 ")) ")9
7asil analisis pola sebaran terhadap seluruh #enis bulu babi di perairan pantai .uli,
*aluku 1engah menun#ukan pola penyebarannya dengan kriteri berkelompok dan ragam
sesuai dengan Indeks )enyebaran *orisita %0rower, 1990'.
16
1abel 2.2.)ola sebaran #enis 0ulu babi %6!hinoidae' yang ter!atat pada setiap stasion transek di
perairan pantai .uli, *aluku 1engah tahun 2012
Bo. .am#l#4Jen#s
.tasion 1ransek
>ata rata $riteria
1r.1 1r.2 1r.3
Echinoidae
1.
Diadema setosum
0,10 0,12 0,21 0,15 >agam
2.
Tripneustes gratilla
0,11 0,13 0,19 0,1/ >agam
3.
Echinotrix
calamaris
0,09 0,07 0,11 0,09 >agam
/.
Diadema sp
0,05 0,05 0,07 0,02 >agam
*.!.Keragaman Jen#s
7asil analisis keragaman terhadap seluruh #enis 0ulu babi pantai .uli, *aluku
1engah terlihat bahwa indeks keragaman #enis 0ulu babi yang diperoleh rendah. 7asil
perolehan #enis 0ulu babi di stasion 3 terlihat pula bahwa #enis Diadema setosum lebih
tinggi dari #enis lainnya. >ata&rata nilai keragaman #enis yang diperoleh pada setiap stasion
transek masing&masing adalah 0,15 %Diadema setosum#) 0,1/ % Tripneutis gratila' dan 0,09
%Echinotri* calamaris#., disa#ikan pada tabel 3.
7asil identi(ikasi terhadap seluruh #enis makro alga dari 30 plot di perairan pantai
Dma, )ulau 7aruku, *aluku 1engah menun#ukan keragaman #enis untuk marga "ra!ilaria,
;!anthophora, .argassum, 1urbinaria, Faulerpa dan 7alimeda dan marga lainnya dengan
kriteria adalah ren'ah sesuai dengan Indeks Di4ersitas .hannon&Jinner %$rebs, 195'.
1abel 3.$eragaman #enis 0ulu babi %6!hinoidae' yang ter!atat pada setiap stasion
transek di perairan pantai 7utumury.
Bo. .am#l#4Jen#s
.tasiun 1ransek
>ata rata $riteria
1r.1 1r.2 1r.3
Echinoidae 0,2 0,39 0,2 0,32 >endah
1.
Diadema setosum
0,11 0,0 0,09 0,10 >endah
2.
Tripneustes gratilla
0,15 0,12 0,1/ 0,1/ >endah
17
3.
Echinotrix calamaris
0,10 0,09 0,12 0,11 >endah
$eragaman #enis 0ulu babi %6!hinoidae' yang diperoleh diperairan ini lebih ke!il bila
dibandingkan dengan hasil penelitian di perairan )ulau .ula, $abupaten $epulauan .ula, *aluku
@tara %)apalia, 2011'. )erbedaan ini karena perbedaan kondisi habitat dan musim. Disamping
karena tingkat eksploitasi yang tinggi oleh masyarakat. *eningkatnya tingkat eksploitasi karena
masyarakat mengkonsumsi ngonad bulu babi sebagai bahan makanan nenak dan mempunyai nilai
gi=i yang tinggi. @mumnya bulu babi %#enis Diadema setosum) Tripneustes gratilla' hidup dan
tumbuh pada substrat pasir dengan 4egetasi berupa lamun %seagrass'. .edangkan Echinotri*
calamaris didapatkan hidup dsan tumbuh pada pe!ahan karang maupun bongkahan batu.
*.). Klas#f#kas# 'an Deskr#$s# Tripneustes gratilla
a/.Klas#f#kas#
$lasi(ikasi 0ulu 0abi #enis Tripneustes gratilla menurut 0rotowid#oyo %2000' adalah sebagai
baerikut ?
$ingdom ? ;nimalia
)hylum ? 6!hinodermata
$elas ? 6!hinoidea
Drdo ? 1ripnoida
Aamili ? 1ripnoideai
"enus ? 1ripneustes
.pesies ?1. gratilla
%/. Deskr#$s# Bulu Ba%# jen#s Tripneustes gratilla
Deskripsi bulu babi #enis Tripneustes gratilla menurut )ratiwi %200/' adalah
sebagai berikut ? 1ubuh tidak bersegment atau beruas&ruas. )ada waktu lar4a, simetri
tubuhnya bilateral, tetapi setelah dewasa simetrinya radial. Disamping itu mempunyai kaki
ambulakral %kaki buluh', tidak berkepala, dan tidak mempunyai otak, epidermisnya halus
dan diperkuat oleh kepingan kapur yang disebut laminae %Dssikula'. Dikatakan pula oleh
)ustekom %2005' bahwa mulutnya terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan
18
oral dan anus terletak di permukaan atas %permukaan aboral'..elan#utnya $aki tabung
tentakel %tenta!le' terdapat pada permukaan oral.
*.*. Klas#f#kas# 'an Deskr#$s# Diadema setosum
a/.Klas#f#kas#
$lasi(ikasi 0ulu 0abi #enis Diadema setosum menurut )ratt %1935' adalah sebagai berikut

$ingdom ? ;nimalia
Ailum ? 6!hinodermata
$elas ? 6!hinoidea
Drdo ? Fidaroidea
Aamily ? Diadematidae
"enus ? Diadema
.pesies ? Diadema setosum
%/. Deskr#$s# Diadema setosum
Deskripsi Diadema setosum menurut 0arnes %197' dalam >atna %2002' adalah
sebagai berikut ? Diadema setosum termasuk dalam kelompok e!hinoid beraturan
%regular echinoid', yaitu e!hinoid yang mempunyai struktur !angkang seperti bola yang
biasanya sirkular atau o4al dan agak pipih pada bagian oral dan aboral. .elan#utnya
Bont#i %2005' men#elaskan bahwa permukaan !angkang di lengkapi dengan duri pan#ang
yang berbeda&beda tergantung #enisnya, serta dapat digerakkan. 1idak mempunyai
lengan dam tubuh umumnya berbentuk seperti bola dengan !angkang yang keras
berkapur dan dipenuhi dengan duri&duri serta durinya amat pan#ang, lan!ip seperti #arum
dan sangat rapuh. Disamping itu duri&durinya terletak berderet dalam garis&garis
membu#ur dan dapat digerak&gerakkan, pan#angnya dapat men!apai ukuran 10 !m dan
lebih
19
*.+. Klas#f#kas# 'an Deskr#$s# Echinothrix calamaris
a/.Klas#f#kas#
$lasi(ikasi bulu babi #enis Echinothri* calamaris menurut )ratt %1935' adalah sebagai berikut?
$ingdom ? ;nimalia
Ailum ? 6!hinodermata
$elas ? 6!hinoidea
.ubkelas ? 6u!hinoidea
Drdo ? Diadematoida
Aamily ? Diadematidae
"enus ? Echinothri*
.pesies ? Echinothri* calamaris
BAB. 3
PENUTUP
+.".Kes#m$ulan
0erdasarkan hasil dan pembahan diatas, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan
yang antara lain sebagai berikut ?
20
%1'.Lenis #enis bulu babi %6!hinoides' yang diperoleh di perairan pantai .uli, *aluku
1engah adalah ? Diadema setosum) Tripneustes gratilla dan Echinotri* calamaris)
myang didominbasi oleh Diadema setosum-
%2'..ebaran #enis
%3'.$eragaman #enis
)erbedaan keragaman bulu babi disebabkan oleh perbedaan habitat dan musim,
disamping itu rusaknya lingkungan dan habitat bulu babi #uga diakibatkan oleh
akti4itas manusia.
+.!.aran
0erdasarkan uraian diatas diatas, maka dapat diberikan beberapa saran yang antara
lain sebagai berikut ?
%1'.$a#ian lebih lan#ut diperlukan untuk mengetahui pengaruh #enis substrat dan
musim terhadap kelimpahan bulu babi %6!hinoides'.
%2'.$ondisi ekosistem yang ada di perairan ini perlu dipertahankan untuk kelestarian
sumberdaya, termasuk bulu babi %6!hinoides'.
DA.TA: PUTAKA
Fhapman, C.L. and D.L Fhapman, 190. .eaweeds and 1heir @ses. 1hird 6dition, Bew Tork.
-ondon.
Fodero, ).;.L, 190. Ta*onomy and distribution of Philiphine useful seaweed- Bational
>esear!h Foun!il o( the )hilipines. 0i!tun, 1agig, *etro *anila )hilipines ?73 pp.
Dawson, 6.T, 1922. .arine Botany- 7olt >inehart and Jiston, In! Bew TorkGFhi!agoG .an
Aransis!oG1orontoG-ondon ? 529 pp.
;00D1, >.1. and ). D;BF6. 1990. /ompendium of Seashells- Fraw(ord 7ouse )ress.
;ustralia? /11 pp.
;llen,J.6. and 6.6. Fupp. 1935. )lankton Diatoms o( the La4a .ea. ;nn.du
Lard.0ot.0uiten=org U-IC%2'? 1&17/.
21
;llen, ". >., >. .teene, ). 7umann and B. Deloa!h, 2003. >ee( Aish Identi(i!ation 1ropi!al
)a!i(i!. Bew Jorld )ubli!ation, In!. La!kson4ille, Alorida @.;.
;=i= ; dan 7 .ugiarto. 199/. 0auna E1hinodermata Padang 2amun di Pantai 2ombo1
Selatan- Dalam? .truktur $omunitas 0iologi )adang -amun di )antai .elatan
-ombok dan $ondisi -ingkungannya. )enyunting J. $iswara, *.$. *oosa V *.
7utom.
Flark, ;.*. and A.J.6.>owe., 1971. *onograph o( .hallow water Indo&west )a!i(i!
6!hinoderm. 1rustess o( the 0ritis *useum %Batural 7istory' -ondon ? 23 p.
D;BF6, ). 1972. The /ollector3s Encyclopedia of Shells. Fartwell 0ooks In!. Bew Lersey?
203 pp.
Dartnall, ;.L., and *. Lones, 192. ; *anual o( .ur4ey *ethods -i4ing >esour!es in
Foastal ;rea. ;.6;B&;ustralia Fooperati4e )rogram on *arine .!ien!e
7andbook. ;ustralian Institute o( *arine .!ien!e, 1owns4ille. 127 pp.
6nglish, .., F. Jilkinson and C. 0aker, 199/. .ur4ey *anual Aor 1ropi!al *arine
>esour!es. ;.6;B&;ustralia *arine .!ien!e )ro#e!t, -i4ing Foastal >esour!es.
1wons4ille, p? 3/ R /9.
Aa!hrul, *. A., 2007. *etode .ampling 0ioekologi. )1. 0umi ;ksara, Lakarta.
"opal 0 dan B. 0hardwa#. 1979. Elements of Ecology. Cikas )ublishing 7ouse )C1 -td.
Bew Delhi
Islami, *. *. V *@DLIDBD. 2009. $omunitas moluska di perairan 1eluk ;mbon, )ro4insi
*aluku. 4seanologi dan 2imnologi di %ndonesia- Col. 35 Bo. 3? 353 R 32.
Lanssen, -u!as -.A, and 7. *iddlekoop 1992. $nowledge&0ased Frop Flassi(i!ation o(
-andsat 1hemati! *apper Image. International Lournal o( >emote .ensing Col.13,
Bo.15 ? 227&237
$abat, ;. >. 2000. *ollus!, "astropoda, Bati!idae. >esult o( >umphius 0iohistori!al
6Mpedition to ;mbon 1990. 5ool- .ed- 2eiden- 73? 3/5 & 30.
$uo, L. 2007. Bew monoe!iuos seagrass o( 6alophila sulawesii %7ydro!harita!eae' (rom
Indonesia. 7quatic Botany 7 %2007' 171&175.
-amberti, ".;. 1992. 1he role o( periphyton in benthi! (ood webs. In? .te4enson, >.L.,
0othwell, *., -owe, >.-. %6ds.', ;lgal 6!ology? Areshwater 0enthi! 6!osystem.
;!ademi! )rees, .an Diego, F;, pp. 533&572
22
*ather, )aul *. 197. Fomputer )ro!essing o( >emotely .ensed Data. Bew Tork ? Lohn
Jiley and .ons ? 111pp.
*!!ormi!k, ).C. V L.;. -;IB". 2003. 6((e!ts o( in!reased phosphorus loading on
dissol4ed oMygen in a subtropi!al wetland, the Alorida 64erglades. 8etland- Ecol-
.anag. ""?199&212.
*ukhtasor, 2007. )en!amaran )esisir dan -aut. )1. )radnya )aramita, Lakarta. 19 hal.
Bg, ).$.-. 199. Frabs. %n. 1he -i4ing *arine >esour!es o( the Jestern Fentral )a!i(i!.
Col. 2. Fhepalopods, !rusta!eans, holothurians, and shark. A;D .pe!ies
Identi(i!ation "uide (or Aishery )urposes. Eds- Farpenter $.6. VC.7. Biem. 10/2&
1155.
)apalia,..,2011. )enelitian )otensi .umberdaya -aut di )erairan $abupaten $epulauan
.ula, )ropinsi *aluku @tara. -aporan )enelitian. @)1 0alai $onser4asi 0iota -aut
;mbon, )uswat )enelitian Dseanogra(i-I)I. 5/ hal.
.hort A, 1 Farruthers, J Dennison, dan * Jay!ott. 2007. "lobal seagrass distribution and
di4ersity? ; bioregional model. 9ournal of E*perimental .arine Biology and
Ecology 350 %2007' 3&30.
.uharsono, 200. Lenis&Lenis $arang Indonesia. -I)I )ress, Lakarta.
Ji!kstead, L.7. 1925. ;n Introdu!tion to study o( tropi!al plankton. 7ut!hinson 1ropi!al
*onographs, -ondon ?
-;*)I>;B 1. $egiatan identi(ikasi dan pengukuran sampel 0ulu babi di -aboratorium
0iologi @)1.0alai $onser4asi 0iota -aut&-I)I ;mbon
LAMPI:AN ).Jen#s1jen#s Bulu %a%# 'an %entuk m&rf&l&g#n(a
23

"ambar /. Echinothri* calamaris "ambar 5.Diadema setosum

"ambar 2. Tripneustes gratila "ambar 7.Diadema sp
LAMPI:AN *. Alat 'an Bah an ;ang D#gunakan
24

Anda mungkin juga menyukai