Usulan Penelitian Diajukan guna memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Diajukan Oleh Septy Amorrinda I1A111029
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
Oktober, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja sangat berperan dalam menjamin adanya perlindungan terhadap tenaga kerja. Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan atas kesehatan, keselamatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Dalam lingkup ketenagakerjaan, stres kerja merupakan masalah bagi kesehatan tenaga kerja, berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan kerja yang akan menimbulkan banyak kerugian materi, dan mampu menurunkan produktifitas secara keseluruhan. Hal ini membuat konsep keselamatan dan kesehatan kerja juga memberikan perlindungan terhadap budaya stres kerja pada tenaga kerja (1). Pengaruh stres terhadap pekerja secara umum dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan pekerja, gangguan di tempat kerja, masyarakat dan keluarganya. Beberapa penyakit psikis yang diinduksi oleh stres kerja seperti jantung koroner, hipertensi dan gangguan psikomatik lainnya. Selain itu, stres kerja ini dapat berpengaruh terhadap angka absensi kerja, lesu kerja, gangguan jiwa hingga produktivitas dan kecelakaan kerja (2). Menurut Patton dalam Nadhiroh (2011) bahwa stres sering disebabkan karena faktor psikologis dan sosial yang dapat merubah dampak stressor bagi individu. Faktor-faktor tersebut seperti kondisi individu berupa umur, masa kerja, jenis kelamin, temperamental, genetik, pendidikan dan kebudayaan, ciri kepribadian seperti introvert atau ekstrovert serta hubungan sosial. Selain itu, terdapat faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kejadian stres kerja seperti kebisingan, pencahayaan, ergonomis dan lain sebagainya (2). Stres karena kebisingan dapat menyebabkan cepat marah, sakit kepala dan gangguan tidur. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), lebih dari setengah pekerja di Amerika melihat stres kerja sebagai permasalahan besar dalam kehidupan mereka, persentase ini meningkat dua kali lipat dibanding awal 1990. The American Institute of Stres memperkirakan bahwa stres dan sakit yang disebabkannya, membuat dunia usaha di Amerika mengalami kerugian sebesar 300 miliar dolar pertahun. Komunitas Eropa secara resmi menyatakan bahwa stres merupakan permasalahan kesehatan yang terkait pekerjaan terbesar kedua yang dihadapi oleh para pekerja di Eropa (3). Berdasarkan penelitian Rundengan (2005), terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja pekerja di Indonesia terhadap terjadinya stres kerja dengan OR= 1,945, yang artinya semakin lama jam kerja seseorang maka akan meningkatkan kemungkinan stres kerja sebesar 1,945 kali. Menurut Wijono dalam penelitian Revalicha (2013), pekerja yang mengalami stres kerja rendah mempunyai jumlah jam kerja antara 37 hingga 40 jam/minggu dan akan mengalami stres kerja sedang jika mempunyai jumlah jam kerja antara 61 hingga 71 jam/minggu (4,5). Berdasarkan penelitian Budiyanto (2010), terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja pekerja di Pabrik Tenun terhadap terjadinya sters kerja. Selain itu, penelitian Suska (2011), masa kerja pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian stres kerja pekerja di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten (1,4). Dari penelitian yang dilakukan oleh Oktarini (2010) di CV. Padi Makmur Karanganyar, berdasarkan uji statistik Chi Square Test diperoleh hasil nilai pengaruh yang signifikan antara kebisingan terhadap stres kerja. Selain itu, berdasarkan penelitian Nadhiroh (2011), hasil uji statistik Korelasi Pearson Product Moment menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara paparan kebisingan dengan terjadinya stres kerja pada tenaga kerja di PT. Triangga Dewi Surakarta. Penelitian terbaru oleh Sukmono (2013), berdasarkan Hasil uji rank spearman diperoleh korelasi yang cukup signifikan antara intensitas kebisingan dengan stres kerja di PT. Nusantara Building Industries. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian-penelitian tersebut kebisingan dan masa kerja secara umum dapat mempengaruhi stres kerja tenaga kerja (1,3,5). Sebenarnya tingkat kebisingan yang kurang dari 85 dBA juga memberikan dampak gangguan kerja dan gangguan komunikasi serta mengurangi kinerja. Ketika pekerja mengalami paparan yang cukup lama hal ini dapat membuatnya mengalami learned helplessness syndrome. Keadaan ini adalah situasi dimana pekerja mengalami ketidakberdayaan yang berkaitan dengan depresi dan berkurangnya motivasi kerja akibat stres yang berasal dari paparan bising yang berkepanjangan (6). Pada tahun 1995 World Health Organization (WHO) melaporkan, diperkirakan hampir 14% dari total tenaga kerja negara industri terpapar bising melebihi 90 dB. Diperkirakan lebih dari 20 juta orang di Amerika terpapar bising 85 dB atau lebih. Third European survey on working conditions 2000 dari the European Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions mengidentifikasi pekerja dan didapatkan 29% pekerja di Eropa terpapar kebisingan ditempat kerja. NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) mencatat bahwa sekitar dua juta pekerja di Amerika Serikat terpajan bising di tempat kerja yang berisiko mengalami gangguan pendengaran akibat kerja, dan gangguan pendengaran yang diakibatkan kerja tercatat sebanyak 14% (7,8). Industri minyak dan gas merupakan kegiatan yang berisiko tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa industri minyak dan gas menggunakan teknologi modern yang memakai berbagai mesin dalam jumlah dan kapasitas yang besar sehingga dapat menimbulkan kebisingan. Berdasarkan penelitian Wibowo (2012), terdapat paparan kebisingan yang ditimbulkan mesin di Perusahaan Minyak dan Gas Kodeco Energy, yaitu pada rentang 81-103 dBA. Dari penelitian Hasibuan (2013) yang meneliti tentang stres kerja di salah satu perusahaan minyak dan gas, beberapa faktor yang menjadi keluhan pekerja adalah masalah lingkungan kerja dan masa kerja (8,9). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat kebisingan dan mengidentifikasi pengaruh kebisingan serta masa kerja terhadap terjadinya stres kerja pada pekerja di bagian XX PT. XXX yang merupakan salah satu perusahaan pengelola minyak dan gas bumi.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh kebisingan dan masa kerja terhadap terjadinya stres kerja pada pekerja di PT. XXX tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebisingan dan masa kerja terhadap terjadinya stres kerja pada pekerja bagian XX PT. XXX tahun 2013. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: a. Mengukur kebisingan di bagian XX PT. XXX. b. Mengidentifikasi masa kerja pekerja di bagian XX PT. XXX. c. Mengukur stres kerja pada pekerja di bagian XX PT. XXX akibat paparan kebisingan.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh kebisingan dan masa kerja dengan stres kerja pada tenaga kerja. 2. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dapat lebih mengetahui mengenai kondisi lingkungan kerja. b. Perusahaan mendapatkan masukan mengenai stres kerja pada tenaga kerja agar dapat dilakukan upaya pengendalian. 3. Bagi Pembaca a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori-teori kebisingan, stres kerja dan pengaruh paparan kebisingan serta masa kerja dengan stres kerja. b. Dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian No Nama & Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Budiyanto (2010) Hubungan Kebisingan dan Masa Kerja Terhadap Terjadinya Stres Kerja pada Pekerja di Bagian Tenun Agung Saputra Tex Piyungan Bantul Yogyakarta a) Variabel terikat adalah stres kerja b) Variabel bebas adalah kebisingan dan masa kerja a) Tempat penelitian adalah di salah satu perusahaan pengelola minyak dan gas bumi 2 Nadhiroh MH (2011) Hubungan Paparan Kebisingan dengan Stres Kerja pada Tenaga Kerja di Bagian Weaving PT. Triangga Dewi Surakarta a) Variabel terikat adalah stres kerja. b) Kedua penelitian menggunak an cross sectional c) Instrumen penelitian dalam kedua penelitian berupa kuesioner d) Variabel bebas tidak hanya kebisingan, tetapi juga masa kerja e) Tempat penelitian adalah di salah satu perusahaan pengelola minyak dan gas bumi. f) Penggunaan uji pada penelitian menggunaka n uji chi square 3 Sukmono Hubungan Intensitas a) Variabel a) Variabel No Nama & Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan (2013) Kebisingan dan Iklim Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Produksi PT. NBI terikat adalah stres kerja. b) Kedua penelitian menggunak an cross sectional c) Instrumen penelitian dalam kedua penelitian berupa kuesioner
bebas tidak hanya kebisingan, tetapi juga masa kerja b) Menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi c) Tempat penelitian adalah di salah satu perusahaan pengelola minyak dan gas bumi d) Penggunaan uji pada penelitian menggunakan uji chi square
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto. Hubungan Kebisingan dan Masa Kerja Terhadap Terjadinya Stres Kerja pada Pekerja di Bagian Tenun Agung Saputra Tex Piyungan Bantul Yogyakarta. Jurnal KESAS 2010; 4(2): 76-143. 2. Nadhiroh MH. Hubungan Paparan Kebisingan dengan Stres Kerja pada Tenaga Kerja di Bagian Weaving PT. Triangga Dewi Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2011. 3. Sukmono. Hubungan Intensitas Kebisingan dan Iklim Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Produksi PT. NBI.Unnes Journal of Public Health 2013; 3(2): 2- 6. 4. Suska YY. Hubungan Beban Kerja, Umur dan Masa Kerja dengan Stres Kerja Perawat Shift Malam di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2011 5. Oktarini I. Pengaruh Kebisingan Terhadap Stress Kerja Tenaga Kerja Penggilingan Padi CV. Padi Makmur Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010 (9). 6. European Agency for Safety and Health at Work. Reducing the Risk from Occupational Noise. Luxembourg: Office of Official Publications of the European Communities, 2005 (6). 7. Siregar MAP. Hubungan Kebisingan dengan Kemampuan Pendengaran Tenaga Kerja Pabrik Kelapa Sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2011 (4). 8. Wibowo SV. Gambaran Pajanan Bising dan Fungsi Pendengaran pada Pekerja di Platform Ke-5 Kodeco Energy Tahun 2011. Tesis. Depok: Universitas Indonesia, 2012 (5). 9. Hasibuan MS. Perbedaan Stres Kerja Berdasarkan Shift Kerja pada Pekerja Bagian Electrical Field Service di PT. Baker Hughes Indonesia Duri-Riau Tahun 2013. Artikel Penelitian. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2013.
No Nama & Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Siregar MAP (2011) Hubungan Kebisingan dengan Kemampuan Pendengaran Tenaga Kerja Pabrik Kelapa Sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010 a) Tempat penelitian adalah pabrik kelapa sawit b) Variabel bebas adalah kebisingan a) Variabel terikat adalah stres kerja b) Variabel bebas lainnya adalah lama kerja 2 Budiyanto (2010) Hubungan Kebisingan dan Masa Kerja Terhadap Terjadinya Stres Kerja pada Pekerja di Bagian Tenun Agung Saputra Tex Piyungan Bantul Yogyakarta c) Variabel terikat adalah stres kerja d) Variabel bebas adalah kebisingan b) Tempat penelitian adalah pabrik kelapa sawit c) Variabel bebas lainnya adalah lama kerja 3 Nadhiroh MH (2011) Hubungan Paparan Kebisingan dengan Stres Kerja pada Tenaga Kerja di Bagian Weaving PT. Triangga Dewi Surakarta g) Variabel terikat adalah stres kerja. h) Kedua penelitian menggunaka n cross j) Variabel bebas tidak hanya kebisingan, tetapi juga lama kerja k) Tempat penelitian No Nama & Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan sectional i) Instrumen penelitian dalam kedua penelitian berupa kuesioner adalah pabrik kelapa sawit. l) Penggunaan uji pada penelitian menggunaka n uji chi square 4 Sukmono (2013) Hubungan Intensitas Kebisingan dan Iklim Kerja dengan Stres Kerja pada Pekerja Produksi PT. NBI d) Variabel terikat adalah stres kerja. e) Kedua penelitian menggunaka n cross sectional f) Instrumen penelitian dalam kedua penelitian berupa kuesioner
e) Variabel bebas tidak hanya kebisingan, tetapi juga lama kerja f) Menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi g) Tempat penelitian adalah pabrik kelapa sawit h) Penggunaan uji pada penelitian menggunakan uji chi square