Anda di halaman 1dari 47

Case THT

Pembimbing
dr Wahyu BM, SpTHT, Msi, Med



Christine (11-2009-168)
Markus Chandra G (112009-131)
I. Identitas Pasien

Nama : An. SCD
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD kelas 1
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Tanggal Masuk RS : 6 Oktober 2011

II. Anamnesis

Auto anamnesis dan alloanamnesis, tanggal
11 Oktober 2011, pukul 09.00 WIB
Keluhan Utama: demam sejak 6 hari SMRS
Keluhan Tambahan : batuk , pilek, sakit kepala

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 6 hari
SMRS, panasnya naik turun, suhunya tinggi
terutama menjelang malam hari, batuk berdahak
dan pilek (warna ingusnya putih encer).
Pasien sudah diberi obat penurun panas,obat
batuk, dan pilek oleh ibunya, namun tidak ada
perubahan.
Pasien juga mengeluh sakit kepala di bagian
pangkal hidung, dan kadang-kadang hidung terasa
tersumbat.

RPS
Kemudian pasien dibawa ke RS dan sudah 3 hari
diberi antibiotik (Ceftriaxon) dan Paracetamol
oleh dokter spesialis anak, namun pasien masih
demam.
Pasien menyangkal nyeri saat menelan, rasa sakit
di telinga. Ibu pasien mengaku bahwa pasien
dalam 1 tahun ini sudah lebih dari 4 kali
menderita panas dan batuk
Akhir-akhir ini ketika tidur pasien selalu
mengorok dan sering terbangun pada tengah
malam

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Riwayat kejang-kejang dan alergi disangkal.

Keadaan Umum (tanggal 11 Oktober 2011
pukul 09.00)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,6C (suhu saat awal masuk
RS : 39,6
o
C)
Pernapasan : 20 x/menit

Pemeriksaan Telinga
Liang telinga Serumen (+) Serumen (+)
Membran timpani Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Pemeriksaan Hidung dan sinus
Paranasal
Cavum nasi : Hiperemis (-),
sekret(+), benjolan (-)
Konka inferior kanan/ kiri : Tampak, hiperemis
(-/-), hipertrofi (+/+)
Daerah sinus etmoid : Nyeri tekan (+/+),
nyeri ketuk (+/+)



Pemeriksaan Tenggorok
Dinding Faring : tampak hiperemis
Tonsil : T3-T3 hiperemi, permukaan tidak
rata,kripta lebar

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :
- Leukosit : 17.500 /L ()
- LED : 1 jam : 83 mm/jam
2 jam : 111 mm/jam
Pemeriksaan Penunjang..
Hasil CT scan Sinus Paranasal
- Tampak jelas ada pembesaran adenoid
- Sinus etmoid kanan dan kiri tampak suram

Kesan : - Hipertrofi Adenoid
- Suspek etmoiditis dupleks

Resume

seorang anak laki-laki (6 tahun) dengan keluhan
demam sejak 6 hari SMRS, batuk, pilek, sakit
kepala di bagian pangkal hidung, hidung
tersumbat, akhir-akhir ini, ketika tidur selalu
mendengkur.
Pada PF telinga: ditemukan pada membran
timpani kanan tampak hiperemi,
Hidung & SPN: ditemukan sekret pada cavum nasi
dan hipertrofi pada konka inferior kanan dan kiri,
serta nyeri tekan dan nyeri ketuk pada daerah
sinus etmoid dan

Resume (2)
Tenggorok: dinding faring hiperemis,
hipertrofi tonsil T3-T3 hiperemis, permukaan
tidak rata, kripta melebar.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukosit dan LED meningkat. Pada CT scan
Sinus Paranasal didapatkan kesan hipertrofi
adenoid dan suspek etmoiditis dupleks.

Diagnosis Kerja
1. Adenotonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut.
Dasar diagnosis :
Anamnesis : Riwayat demam dan batuk lebih
dari 4 kali dalam 1 tahun terakhir
(kemungkinan pengobatan tonsilitis akut tidak
adekuat), akhir-akhir ini, ketika tidur pasien
selalu mengorok dan sering terbangun pd
tengah malam (kemungkinan adanya
obstruktive sleep apnoe)
tanda-tanda radang (demam, tonsil hipertrofi,
dinding faring hiperemis)

Permukaan tonsil tidak rata, kripte lebar
Pemeriksaan penunjang : leukosit dan LED
meningkat, pembesaran adenoid
Diagnosis Banding : adenotonsilitis kronis
pasien menyangkal nyeri menelan (tanda
radang minimal)

Diagnosis Kerja
2. Otitis Media Akut stadium II (stadium
presupurasi)
Dasar diagnosis :
Suhu tubuh tinggi (39,6
o
C), terdapat riwayat
batuk pilek.
ditemukan sekret warna kekuningan pada
liang telinga kanan, pada membran timpani
kanan tampak hiperemi

Diagnosis Kerja
3. Sinusitis Ethmoidalis
Dasar diagnosis :
Anamnesis : Nyeri kepala pada bagian pangkal
hidung, pilek, hidung tersumbat
Nyeri tekan dan nyeri ketuk pada daerah sinus
ethmoid
Pemeriksaan penunjang : CT scan tampak
kesuraman pada sinus ethmoid kanan dan kiri.

Penanganan

o Diet lunak
o Medikamentosa
Ceftriaxone IV 1x1gram
Oxomemazine 1,65mg + guaifenesin 33,3mg per
oral 3 x 5 ml
Parasetamol 500mg per oral 4x 5ml
Deksamethasone IV 3x1 ampul

o Anjuran/ Edukasi
Adenotonsilektomi

Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual
yang membentuk lingkaran yang disebut
cincin Waldeyer.

Tonsil
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang
mengandung sel limfosit, 0,1-0,2% dari
keseluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa.
Pada tonsil terdapat sistim imun kompleks
2 fungsi utama yaitu
1) menangkap dan menghancurkan benda asing
maupun mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh melalui mulut dan hidung.
2) sebagai organ utama produksi antibodi dan
sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

Tonsil Faringeal (Adenoid)

Adenoid ialah massa yang terdiri dari jaringan
limfoid pada dinding posterior nasofaring
Secara fisiologis adenoid ini membesar pada
anak usia 3 tahun dan akan mengecil/hilang
sama sekali pada usia 14 tahun.
Bila sering terjadi infeksi saluran napas bagian
atas maka dapat terjadi hipertrofi adenoid.
akan timbul sumbatan koana dan sumbatan
tuba Eustachius

Akibat sumbatan koana
pasien akan bernapas melalui mulut sehingga
terjadi :
Fasies adenoid yaitu tampak hidung kecil, gigi
insisivus ke depan (prominen), arkus faring tinggi
yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak
seperti orang bodoh.
Faringitis dan bronchitis
Gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal
sehingga menimbulkan sinusitis kronis

Akibat sumbatan tuba Eustachius
Tekanan udara dalam telinga tengah akan
menurun dibandingkan tekanan udara luar
akan terjadi otitis media akut berulang, otitis
media kronik dan akhirnya dapat terjadi otitis
media supuratif kronik

ADENOTONSILITIS KRONIS
EKSASERBASI AKUT

adalah radang kronik pada adenoid dan tonsila
palatina yang sedang mengalami serangan akut
proses peradangan kronis pada tonsila palatina
yang terus berjalan mengurangi fungsinya
sebagai jaringan limfoid jaringan limfoid
sekitarnya (adenoid) mengkompensasi kerjanya
dalam menyaring dan melawan bakteri lama
kelamaan adenoid akan mengalami hipertrofi

Gejala dan tanda Adenotonsilitis
Kronis Eksaserbasi Akut
nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam
dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa
nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu makan dan
rasa nyeri di telinga (otalgia)
tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat
detritus berbentuk folikel, lakuna atau
tertutup dengan membran semu. Kelenjar
submandibula membengkak dan nyeri tekan.
Terapi Adenotonsilitis Kronis
Eksaserbasi Akut
terapi medikamentosa : untuk meredakan
gejala dan tanda inflamasi yang ada. Pemberian
antibiotika spektrum luas, anti inflamasi,
antipiretik dan obat kumur yang mengandung
disinfektan
Setelah gejala dan tanda inflamasi yang
menyertai sudah mereda maka perlu dilakukan
adenotonsilektomi.

Komplikasi
Radang kronik tonsil dapat menimbulkan
komplikasi ke daerah sekitarnya berupa
rhinitis kronik, sinusitis atau otitis media
secara perkontinuitatum

Otitis Media Akut (OMA)

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang
dewasa karena:
Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan
lebih pendek sehingga mudah menyebar ke telinga tengah.
Adenoid pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa.
Posisi adenoid berdekatan dengan muara t. Eustachius
sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya
saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi
kemudian infeksi tersebut menyebar ke telinga tengah lewat t.
Eustachius.

Patofisiologi stadium OMA

ISPA RADANG UDEMA KONKA
VASODILATASI
HIPEREMIS
TIDAK ADA SUPLAI
MAKANAN DARI SEL
SUPLAI O2 DI MUKOSA
KAVUM & MEMBRAN
TIMPANI BERKURANG
SUMBATAN
TUBA EUSTACHIUS
EPITEL JARINGAN
DEGENERASI
KUMAN MASUK
EKSUDAT
TEKANAN
MEMBRAN TIMPANI
SUPURASI PERFORASI
Pada OMA terdapat 5 stadium yaitu: (1)
stadium oklusi tuba Eustachius, (2) stadium
hiperemis, (3) stadium supurasi, (4) stadium
perforasi dan (5) stadium resolusi.
Gejala klinis otitis media akut (OMA)
tergantung pada stadium penyakit dan umur
pasien.
Gejala klinik OMA berdasarkan umur
penderita
Bayi dan anak kecil : demam tinggi bisa sampai
39
0
C (khas), anak gelisah dan sulit tidur, tiba-tiba
menjerit saat tidur, diare, kejang-kejang, dan
kadang-kadang memegang telinga yang sakit.
Anak yang sudah bisa bicara: biasanya rasa nyeri
dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat
batuk pilek.
Anak lebih besar dan orang dewasa : rasa nyeri
dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan
pendengaran berkurang).

Penatalaksanaan OMA


Terapi bergantung pada stadium penyakitnya.
Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk
mengobati infeksi saluran napas, dengan
pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau
sistemik, dan antipiretik.
Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari
Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis
difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

Indikasi perlunya timpanosentesis antara lain
adalah
OMA pada bayi di bawah usia enam minggu
dengan riwayat perawatan intensif di rumah
sakit,
anak dengan gangguan kekebalan tubuh,
anak yang tidak memberi respon pada beberapa
pemberian antibiotik,
atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.

Sinusitis
Sinus etmoid merupakan sinus yang paling
bervariasi dan akhir-akhir ini dianggap paling
penting, karena dapat merupakan fokus
infeksi bagi sinus-sinus lainnya.
Itu dikarenakan sinus frontal dan sinus maksila
mula-mula mengalirkan isinya melalui sinus
etmoidalis sebelum mencapai hidung.
Sehingga jika sinus etmoid tidak
mengeluarkan isinya dengan lancar, sinus-
sinus lain juga akan ikut tersumbat.
Patofisiologi
infeksi virus, bakteri atau karena radang yang
terus menerus edema mukosa di dalam dan di
sekeliling ostium
Bila terjadi edema di kompleks osteo meatal
mukosa yang letaknya berhadapan akan saling
bertemu silia tidak dapat bergerak dan lendir
tidak dapat dialirkan gangguan drainase dan
ventilasi di dalam sinus silia menjadi kurang
aktif dan lendir yang diproduksi mukosa sinus
menjadi lebih kental media yang lebih baik
untuk tumbuhnya bakteri patogen
Gejala Klinis
Dari anamnesa yang didapat biasanya
didahului oleh ISPA (terutama pada anak
kecil), berupa pilek dan batuk yang lama lebih
dari 7 hari.
a. Gejala sistemik, yaitu demam dan rasa lesu.
b. Gejala lokal, yaitu hidung tersumbat, ingus
kental yang kadang berbau dan mengalir ke
nasofaring (post nasal drip), halitosis, rasa
nyeri di daerah sinus yang terkena

TERAPI SINUSITIS

Sinusitis Akut : Medikamentosa
a. Antibiotik
b. Dekongestan
c. Mukolitik
Sinusitis subakut : mula-mula medikamentosa.
Bila perlu dibantu dgn diatermi atau pencucian
sinus cara Proetz
Sinusitis kronis : + operasi (radikal dan non
radikal/ BSEF)
Pasien berusia 6 tahun (anak-anak), secara
fisiologis jaringan adenoid relatif lebih besar
daripada orang dewasa, pasien memiliki resiko
mengalami hipertrofi adenoid dengan adanya
riwayat infeksi saluran napas bagian atas
(lebih dari 4 kali dalam 1 tahun terakhir).
Hipertrofi adenoid ini mengakibatkan
sumbatan pada koana dan sumbatan pada
tuba eustachius.

Posisi adenoid berdekatan dengan muara tuba
Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat
mengganggu terbukanya tuba Eustachius.
Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi dan
menyebar ke telinga tengah lewat tuba
Eustachius ,yang pada anak-anak tuba
Eustachius lebih pendek, lebih datar dan lebih
horisontal.

Pada anak, hipertrofi adenoid merupakan
factor penting penyebab sinusitis akibat dari
sumbatan pada koana. Tonsilitis juga bisa
menyebabkan komplikasi sinusitis dan otitis
media perkontinuitatum.

Kesimpulan
pada pasien ini yang menjadi factor predisposisi
terjadinya sinusitis etmoid dan otitis media akut
adalah adenotonsilitis kronis, sehingga dianjurkan
dilakukan adenotonsilektomi untuk
menghilangkan sumbatan.

Anda mungkin juga menyukai