Anda di halaman 1dari 9

1

Gangguan Somatisasi
Maria Priscilla
10-2011-352
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
beckzseven7@yahoo.co.id
Pendahuluan
Somatoform berasal dari bahasa yunani , yaitu soma yang berarti bagian tubuh dan
gangguan somatoform adalah sekelompok penyakit yang luas dan memiliki tanda serta gejala
yang berkaitan dengan tubuh sebagai komponen utamanya. Gangguan ini mencangkup
interaksi tubuh dan pikiran ( body-mind ) , yang menurut pemeriksaan fisik dan laboratorium
tidak menunjukan adanya terkekaitan dengan keluhan keluhan pasien.
1
Pemeriksaan klinis pasien psikiatri
1
Pemeriksaan psikiatri terdiri dari dua bagian. Yang pertama, bagian riwayat
(contohnya riwayat psikiatri, medis, keluarga) Bagian kedua pemeriksaan psikiatri,
pemeriksaan status mental, secara sistematis mengkaji fungsi kognitif dan emosi pasien saat
wawancara dilakukan.

Riwayat Psikiatri

Riwayat psikiatri adalah catatan mengenai kehidupan pasien; Riwayat tersebut
merupakan kisah hidup pasien yang diceritakan ke psikiater dalam bahasa pasien dari sudut
pandangnya sendiri. Sering kali, riwayat juga mencantumkan informasi mengenai pasien
yang diperoleh dari sumber lain, Seperti orang tua atau, bila perlu, dari pasangannya. Riwayat
komprehensif yang diperoleh dari pasien dan, bila perlu, dari sumber informasi lain,
merupakan hal yang esensial untuk menegakkan diagnosis yang tepat serta memformulasikan
rencana terapi yang spesifik dan efektif.
Teknik terpenting untuk memperoleh riwayat psikiatri adalah dengan membiarkan
pasien menceritakan kisahnya dengan kata-kata mereka sendiri dalam urutan yang mereka
rasa paling penting. Saat pasien menghubung-hubungkan ceritanya, pewawancara yang

2

terampil dapat mengenali intinya sehingga dapat mengajukan pertanyaan yang relevan
mengenai hal yang digambarkan dalam garis besar riwayat serta pemeriksaan status mental.

Data Identitas
Data identitas memberikan rangkuman demografik yang memadai mengenai pasien
berdasarkan nama, usia, status perkawinan, jenis kelamin, pekerjaan, bahasa bila
menggunakan selain bahasa Inggris, latar belakang etnik dan agama selama masih berkaitan,
serta situasi kehidupan terkini.Data identitas dimaksudkan untuk memberikan gambaran
kasar mengenai karakteristik pasien yang secara potensial penting yang dapat memengaruhi
diagnosis, prognosis, tatalaksana, dan kepatuhan.

Keluhan Utama
Keluhan utama, dalam bahasa pasien sendiri, menyatakan mengapa ia datang atau
dibawa untuk memperoleh bantuan. Penjelasan pasien, tak peduli betapa aneh atau tidak
relevan, harus dicatat menggunakan kata-kata pasien pada bagian keluhan utama. Individu
lain yang hadir sebagai sumber informasi nantinya dapat menceritakan versi mereka tentang
kejadian saat itu pada bagian riwayat penyakit sekarang.

Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang memberikan gambaran komprehensif dan kronologis
mengenai kejadian yang mengarahkan ke peristiwa terkini dalam kehidupan pasien. Bagian
riwayat ini mungkin adalah yang paling membantu dalam menegakkan diagnosis: Kapan
awitan episode sekarang, dan apa kejadian pencetus atau pemicu terdekat yang
menimbulkannya.

Riwayat Penyakit Dahulu
Bagian riwayat psikiatri ini merupakan peralihan antara riwayat penyakit sekarang
dengan riwayat pribadi pasien (anamnesis). Episode penyakit terdahulu baik medis maupun
psikiatri dijelaskan di sini. Idealnya, catatan mendetail mengenai kelainan psikologis maupun
biologis yang mendasari dan yang telah ada sebelumnya dijelaskan pada poin ini, dan
petunjuk penting dan bukti area fungsi yang rawan pada pasien juga disertakan.

3

Penyebab, keluhan, dan tatalaksana penyakit serta efek penyakit apapun pada pasien
harus dicatat. Pertanyaan spesifik mengenai gangguan psikosomatik harus ditanyakan dan
dicatat. Termasuk dalam kategori ini adalah Hay fever, artritis reumatoid, kolitis ulseratif,
asma, hipertiroidisme, gangguan gastrointestinal, pilek berulang, serta penyakit kulit. Semua
pasien harus ditanyakan mengenai penggunaan alkohol dan zat lain, mencakup detail
kuantitas dan frekuensi penggunaan.

Riwayat Keluarga
Pernyataan singkat tentang adanya penyakit, rawat inap, dan tatalaksana psikiatri pada
anggota keluarga dekat pasien harus ditanyakan pada bagian ini. Adakah riwayat
penyalahgunaan alkohol atau zat lain atau perilaku antisosial dalam keluarga? Psikiater juga
harus mendefinisikan peran tiap orang dalam pembentukan karakter pasien serta hubungan
orang tersebut. Apa saja etnis keluarga, kebangsaan, dan tradisi keagamaan pasien?
Riwayat pekerjaan. Psikiater harus dapat mendeskripsikan pilihan pekerjaan pasien,
pelatihan awai dan persiapannya, adanya konflik terkait pekerjaan, serta ambisi dan tujuan
jangka panjang. Pewawancara juga harus menggali perasaan pasien mengenai pekerjaannya
saat ini dan hubungan di tempat kerja (dengan atasan, rekan kerja, dan. bila ada, bawahan)
serta mendeskripsikan riwayat pekerjaan (contohnya jumlah pekerjaan dan lama bekerja,
alasan pindah kerja, dan perubahan status pekerjaan). Pekerjaan apa yang akan ia lakukan
seandainya ia bebas memilih?
Riwayat pernikahan dan hubungan. Pada bagian ini, psikiater harus mendeskripsikan
riwayat tiap pernikahan, baik sah secara hukum atau berdasarkan hukum adat. Hubungan
yang signifikan dengan orang yang tinggal bersama pasien dalam waktu lama juga harus
disertakan. Kisah pernikahan atau hubungan jangka panjang harus dapat mendeskripsikan
evolusi hubungan itu, termasuk usia pasien pada awal pernikahan atau hubungan jangka
panjang tersebut.
Riwayat pendidikan. Psikiater perlu memiliki gambaran yang jelas mengenai latar
belakang pendidikan pasien. Informasi ini dapat memberi petunjuk mengenai latar belakang
sosial dan budaya pasien, inteligensi, motivasi, dan adanya halangan dalam pencapaian.
Agama. Psikiater harus mendeskripsikan latar belakang agama kedua orangtua dan
rincian perintah agama pasien. Apakah sikap keluarga terhadap agama ketat atau permisif,
dan apakah terdapat konflik di antara kedua orangtua mengenai pendidikan agama anak?
Psikiater harus melacak perubahan praktik keagamaan pasien semasa remaja hingga

4

kepercayaan dan aktivitas keagamaan pasien saat ini.
Aktivitas sosial. Psikiater harus mendeskripsikan kehidupan sosial pasien dan sifat
persahabatan, dengan penekanan pada kedalaman, durasi, dan kuai itas hubungan manusia.
Apa kesamaan sosial, intelektual, dan fisik yang dimiliki pasien dan teman- temannya?
Hubungan apa yang pasien miliki dengan orang-orang dari jenis kelamin yang sama dan
berbeda? Apakah pada dasarnya pasien terasing dan asosial? Apakah pasien lebih memilih
untuk mengasingkan diri, atau apakah pasien terasing karena ansietas dan rasa takutnya
terhadap orang lain? Siapa yang mengunjungi pasien di rumah sakit dan seberapa sering?
Situasi kehidupan terkini. Psikiater harus meminta pasien untuk mendeskripsikan
tempat tinggalnya yaitu mencakup lingkungan dan penghuninya. Ia harus menyebutkan
jumlah kamar, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut, dan pengaturan tidur.
Psikiater harus menanyakan bagaimana isu-isu pribadi ditangani, dengan penekanan khusus
pada ketelanjangan orangtua atau saudara kandung dan pengaturan kamar mandi. Ia harus
pula menanyakan sumber pendapatan keluarga dan adanya masalah finansial di keluarga. Bila
dapat diterapkan, psikiater dapat menanyakan mengenai bantuan masyarakat dan perasaan
pasien tentang hal itu. Bila pasien dirawat inap, sudahkah dibuat ijin penyesuaian sehingga ia
tidak akan kehilangan pekerjaan atau apartemennya? Psikiater harus menanyakan siapa yang
merawat anak di rumah, siapa yang mengunjungi pasien di rumah sakit, dan seberapa sering.
Riwayat Hukum. Apakah pasien pernah ditahan pihak berwajib dan, bila ya, atas
tuduhan apa? Berapa kali pasien pernah ditahan? Apakah pasien pernah dipenjara? Berapa
lama? Riwayat kekerasan dalam skala besar dapat menjadi peringatan bagi psikiater adanya
potensi kekerasan di kemudian hari.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus terpadu dan harus dilakukan pada keluhan yang dikeluhkan oleh
pasien. Penemuan negatif atau pun positif harus dicatat . Bila memungkinkan pemeriksaan fisik dapat
dilakukan sebelum pemeriksaan mental pasien , karena observasi perilaku pasien selama pemeriksaan
fisik sering bermanfaat dalam mengungkapkan fakta kelainan mental pasien.
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mental adalah gambaran penampilan pasien, cara bicara, tindakan,
dan pikiran selama wawancara. Bahkan bila pasien membisu, inkoheren, atau menolak
menjawab pertanyaan, dokter dapat memperoleh segudang informasi berdasarkan
pengamatan yang cermat.

5

Deskripsi Umum. Penilaian ini dapat dilihat dari penampilan pasien, perilaku di
bangsal sejak awal masuk rumah sakit, sikap terhadap rumah sakit, dokter, perawat, pasien
lain, kegiatan makan, tidur, dsb. Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat dideskripsikan
sebagai kooperatif, bersahabat, penuh perhatian, tertarik, blak-blakan, dan sebagainya.
Mood. Mood didefinisikan sebagai emosi yang menetap dan telah meresap yang
mewarnai persepsi orang tersebut terhadap dunia. Kata sifat yang biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan mood berupa depresif, putus asa, mudah tersinggung, cemas, marah.
Afek. Afek didefinisikan sebagai responsivitas emosi pasien saat ini, yang tersirat dari
ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan kisaran perilaku ekspresif. Afek dapat kongruen
atau tidak kongruen dengan mood.
Karakteristik gaya bicara. Gaya bicara dapat dideskripsikan berdasarkan kuantitas,
laju produksi, dan kualitasnya. Pasien dapat digambarkan sebagai banyak bicara, cerewet,
fasih, pendiam, tidak spontan, atau terespons normal terhadap petunjuk dari pewawancara.
Gaya bicara dapat cepat atau lambat, tertekan, tertahan, emosional.
Persepsi. Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi mengenai dirinya atau
lingkungannya, dapat dialami oleh seseorang.
Isi Pikir dan Kecenderungan Mental. Isi merujuk pada apa yang sebenarnya dipikirkan
seseorang: ide, kepercayaan, preokupasi, obsesi.
Isi Pikir. Gangguan isi pikir meliputi waham, preokupasi (yang dapat melibatkan
penyakit pasien), obsesi (Apakah Anda memiliki ide yang menganggu dan berulang?),
kompulsi ("Adakah hal yang Anda kerjakan berulang-ulang, dalam suatu repetisi? Adakah
hal yang harus Anda lakukan dengan cara atau urutan tertentu? Bila Anda tidak
mengerjakan dengan cara tersebut, haruskah Anda mengulang? Apakah Anda tahu
mengapa Anda melakukannya dengan cara itu?), fobia, rencana, niat, ide berulang mengenai
bunuh diri atau pembunuhan, gejala hipokondriakal, dan kecenderungan antisosial tertentu.
Realiabilitas
Bagian status mental ini menyimpulkan kesan psikiater tentang sejauh mana pasien
dapat dipercaya dan kemampuan untuk melaporkan keadaannya secara akurat.

6

Pemeriksaan penunjang
Tidak ada yang spesifik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji darah,
urin, dan pemeriksaan penunjang lain sesuai keluhan pasien. Misalnya pasien merasa nyeri di
dada kiri, bisa kita lakukan pemeriksaan ekg.
Working Diagnosis : Gangguan somatisasi.
Gangguan somatisasi ditandai dengan banyak gejala somatik yang tidak dapat
dijelaskan dengan adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Gangguan ini
biasanya dimulai sebelum usia 30, dapat berlanjut hingga tahunan, dan dikenali menurut
DSM-IV-TR sebagai kombinasi gejala nyeri, gastrointestinal, seksual, serta
pseudoneurologis. Gangguan somatisasi berbeda dengan gangguan somatoform lainnya
karena banyaknya keluhan dan banyaknya sistem organ yang terlibat (contohnya
gastrointestinal dan neurologis). Gangguan ini bersifat kronis dan disertai penderitaan
psikologis yang signifikan, hendaya fungsi sosial dan pekerjaan, serta perilaku mencari
bantuan medis yang berlebihan.
Diagnosis Banding
Cemas, gangguan panik, dan depresi juga biasa terjadi pada pasien somatisasi, hingga
depresi mayor, sehingga perlu dipertimbangkan dalam diagnosis banding.
2


Hipokondriasis
Hipokondriasis merupakan keadaan seseorang yang berpreokupasi dengan ketakutan
atau keyakinan menderita penyakit yang serius. Pasien ini memiliki interpretasi yang tidak
realistis maupun akurat terhadap gejala atau sensasi fisik, meskipun tidak ditemukan
penyebab medis. Pasien yakin bahwa mereka menderita penyakit serius yang belum bisa
dideteksi, dan sulit diyakinkan dengan hal yang sebaliknya. Keyakinannya tetap bertahan
meskipun hasil lab menunjukkan negatif. Preokupasi ini menyebabkan penderitaan bagi
dirinya dan mengganggu kemampuannya untuk berfungsi secara baik di bidang sosial,
interpersonal, dan pekerjaan.
1,2


Gangguan Depresi
Gejala utama dari depresi adalah mood yang terdepresi, kehilangan minat, dan
berkurangnya energi. Pasien mungkin menyatakan perasaannya sedih, tidak mempunyai

7

harapan, dicampakkan, atau tidak berharga. Dapat muncul pikiran untuk bunuh diri pada dua
pertiga kasus. Gejala tersering lainnya adalah kecemasan. Pasien juga mengalami perubahan
asupan makanan dan istirahat yang dapat menyebabkan penyakit lain seperti hipertensi, dan
sebagainya.
1


Gangguan Cemas Panik
Gangguan panik terutama ditandai dengan serangan panik yang berulang. Serangan
panik terjadi secara spontan dan tidak terduga, disertai gejala otonomik yang kuat, terutama
sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan. Serangan sering dimulai selama 10 menit,
gejala meningkat secara cepat. Kondisi cemas pada gangguan panik biasanya terjadi secara
tiba-tiba, dapat meningkat hingga sangat tinggi disertai gejala-gejala yang mirip gangguan
jantung, yaitu rasa nyeri di dada, berdebar-debar, keringat dingin, hingga merasa seperti
tercekik. Hal ini dialami tidak terbatas pada situasi atau rangkauan kejadian tertentu dan
biasanya tidak terduga sebelumnya.
1

Epidemiologi.
Perempuan dengan gangguan somatisasi jumlahnya melebihi laki-laki 5 hingga 20
kali tetapi perkiraan tertinggi dapat disebabkan adanya tendensi dini tidak mendiagnosis
gangguan somatisasi pada pasien laki-laki. Meskipun demikian, gangguan ini adalah
gangguan yang lazim ditemukan. Dengan rasio perempuan banding laki-laki 5 banding 1,
prevalensi seumur hidup gangguan somatisasi pada perempuan di populasi umur mungkin 1
atau 2 persen. Di antara pasien yang ditemui, sebanyak 5 sampai 1 persen dapat memenuhi
kriteria diagnostik gangguan somatisasi. Gangguan ini berbanding terbalik dengan posisi
sosial dan terjadi paling sering pada pasien yang memiliki sedikit edukasi dan tingkat
pendapatan yang rendah. Gangguan somatisasi didefinisikan dimulai sebelum usia 30 tahun;
dan paling sering dimulai selama masa remaja seseorang.
3
Etiologi
Faktor Psikososial. Formulasi psikososial melibatkan interpretasi gejala sebagai
komunikasi sosial, akibatnya adalah menghindari kewajiban (contohnya harus pergi ke
tempat kerja yang tidak disukai), mengekspresikan emosi (contohnya marah kepadi
pasangan), atau menyimbolkan suatu perasaan atau keyakinan (contohnya nyeri di usus).
Interpretasi gejala psikoanalitik yang kaku bertumpu pada hipotesis bahwa gejala-gejala

8

tersebut menggantikan impuls berdasarkan insting yang ditekan. Di samping itu, sejumlah
pasien dengan gangguan somatisasi datang dari keluarga yang tidak stabil dan mengalami
penyiksaan fisik.
Faktor Biologis dan Genetik. Data genetik menunjukkan bahwa gangguan
somatisasi dapat memiliki komponen genetik. Gangguan somatisasi cenderung menurun di
dalam keluarga dan terjadi pada 10 hingga 20 persen kerabat perempuan derajat pertama
pasien dengan gangguan somatisasi.
Gambaran klinis
Pasien dengan gangguan somatisasi memiliki banyak keluhan somatik dan riwayat
medis yang rumit dan panjang. Mual dan muntah (selain selama kehamilan), kesulitan
menelan, nyeri di lengan dan tungkai, napas pendek tidak berkaitan dengan olahraga,
amnesia, dan komplikasi kehamilan serta menstruasi adalah gejala yang paling lazim ditemui.
Pasien sering meyakini bahwa mereka telah sakit selama sebagian besar hidup mereka.
Gejala pseudoneurologis mengesankan, tetapi tidak patognomonik, untuk adanya gangguan
neurologis.
4
Penatalaksanaan
Penanganan sebaiknya dengan satu orang dokter, sebab apabila dengan beberapa
dokter pasien akan mendapat kesempatan lebih banyak mengungkapkan keluhan somatiknya.
Interval pertemuan sebulan sekali. Meskipun pemeriksaan fisik tetap harus dilakukan untuk
setiap keluhan somatik yang baru, dokter atau terapis harus mendengarkan keluhan somatik
sebagai ekspresi emosional dan bukan sebagai keluhan medik.
1
Psikoterapi baik yang individual maupun kelompok akan menurunkan pengeluaran
dana perawatan kesehatannya terutama untuk rawat inap di rumah sakit. Psikoterapi
membantu pasien untuk mengatasi gejala-gejalanya, mengekspresikan emosi yang mendasari
dan mengembangkan strategi alternatif untuk mengungkapkan perasaannya.
1

Terapi psikofarmakologi dianjurkan apabila terdapat gangguan lain (komorbid).
Pengawasan ketat terhadap pemberian obat harus dilakukan karena pasien dengan gangguan
somatisasi cenderung menggunakan obat berganti-ganti dan tidak rasional.
1

Karena pada somatisasi pasien juga dapat mengalami depresi mayor, sehingga dapat
diberikan antidepresan seperti duloxetine, sekaligus mengurangi nyeri yang dialami oleh
pasien.
4


9

Prognosis
Prognosis biasanya baik jika dokter primer dapat mengintervensi secara cepat dan dini
sebelum situasi menjadi lebih buruk. Jika masalah-masalah atau gejala yang diderita pasien
sudah dirasa menetap cukup lama menjadi kronis, sangat sulit untuk diharapkan adanya
perubahan.
2


Daftar Pustaka
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadocks sypnosis of psychiatry. 10
th
ed. USA:
Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
2. Elvira SD, Hadisukanto D. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p.45-6; 214; 237; 265-8.
3. McPhee SJ, Papadakis MA. Current medical diagnosis & treatment. USA: The
McGrawHill Companies; 2010. p. 944-5.
4. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrisons
principles of internal medicine. 18
th
ed Vol II. Philadelphia: The McGraw-Hill
Companies; 2012. p.3541-2.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ujian Ortopedi Cecil
    Ujian Ortopedi Cecil
    Dokumen7 halaman
    Ujian Ortopedi Cecil
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • 1 Case Kecil Dokter Rosa PRD
    1 Case Kecil Dokter Rosa PRD
    Dokumen11 halaman
    1 Case Kecil Dokter Rosa PRD
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen21 halaman
    Chapter II
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Bedah Saraf Cover
    Bedah Saraf Cover
    Dokumen1 halaman
    Bedah Saraf Cover
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Bedah Saraf Case + Tinpus
    Bedah Saraf Case + Tinpus
    Dokumen30 halaman
    Bedah Saraf Case + Tinpus
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mata Cecil
    Tugas Mata Cecil
    Dokumen21 halaman
    Tugas Mata Cecil
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pneumonia Anak
    Tugas Pneumonia Anak
    Dokumen28 halaman
    Tugas Pneumonia Anak
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Uu No. 22 TH 09
    Uu No. 22 TH 09
    Dokumen109 halaman
    Uu No. 22 TH 09
    febdesign
    Belum ada peringkat
  • Status Bedah Ulkus DM Cecil 1
    Status Bedah Ulkus DM Cecil 1
    Dokumen10 halaman
    Status Bedah Ulkus DM Cecil 1
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen9 halaman
    1 PB
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • S1 2015 299137 Chapter1
    S1 2015 299137 Chapter1
    Dokumen11 halaman
    S1 2015 299137 Chapter1
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • KPD + Augmentasi Persalinan
    KPD + Augmentasi Persalinan
    Dokumen24 halaman
    KPD + Augmentasi Persalinan
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • VH4
    VH4
    Dokumen20 halaman
    VH4
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • 1777 Chapter I PDF
    1777 Chapter I PDF
    Dokumen6 halaman
    1777 Chapter I PDF
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Case 1 Paru
    Case 1 Paru
    Dokumen17 halaman
    Case 1 Paru
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Laporan Dokcil Dinkes
    Laporan Dokcil Dinkes
    Dokumen9 halaman
    Laporan Dokcil Dinkes
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Cover FF Print
    Cover FF Print
    Dokumen1 halaman
    Cover FF Print
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen18 halaman
    Lampiran
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Data Perbulan 2015
    Data Perbulan 2015
    Dokumen1 halaman
    Data Perbulan 2015
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Form Penilaian Jamban
    Form Penilaian Jamban
    Dokumen1 halaman
    Form Penilaian Jamban
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen5 halaman
    Campak
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Referat Campak Cecil
    Referat Campak Cecil
    Dokumen23 halaman
    Referat Campak Cecil
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Cecil Status
    Cecil Status
    Dokumen17 halaman
    Cecil Status
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Form Penilaian Jamban
    Form Penilaian Jamban
    Dokumen1 halaman
    Form Penilaian Jamban
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Cecil Status
    Cecil Status
    Dokumen17 halaman
    Cecil Status
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • DBD Protap
    DBD Protap
    Dokumen5 halaman
    DBD Protap
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • 01e3d8eb28b6306baa62672254722a78
    01e3d8eb28b6306baa62672254722a78
    Dokumen1 halaman
    01e3d8eb28b6306baa62672254722a78
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen8 halaman
    2
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • Campak
    Campak
    Dokumen5 halaman
    Campak
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen8 halaman
    2
    Maria Priscilla Siboe
    Belum ada peringkat