Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Perusahaan : CV. RIZKY RAMADANI


Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung Sekolah Shelter Lokasi SMP Negeri 15
Banda Aceh.
Tahun : 2013

A. RUANG LI NGKUP PEKERJ AAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN LANTAI I
A. PEKERJAAN TANAH & PONDASII
B. PEKERJAAN BETON BERTULANG
C. PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLESTERAN
D. PEKERJAAN DINDING PARTISI, KOZEN, PINTU & JENDELA
E. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK
F. PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN SANITASI
G. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
III. PEKERJAAN LANTAI II
A. PEKERJAAN BETON BERTULANG
B. PEKERJAAN PASANGAN BATA DAN PLESTERAN
C. PEKERJAAN DINDING PARTISI, KOZEN, PINTU & JENDELA
D. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

Pekerjaan harus dikerjakan menurut syarat dan uraian di dalam RKS ini baik dalam gambar
gambar dan persyaratan teknis, data petunjuk dan perintah Direksi pada rapat pemberian penjelasan
maupun selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

B. METODE PELAKSANAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan dan Perataan
Sebelum pekerjaan dilakukan, maka kami akan terlebih dahulu melakukan Pembersihan yang
terdapat di lokasi pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk
pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman sekeliling bangunan Serta
Pembongkaran Bangunan Lama., material hasil pembongkaran serta pembersihan tersebut diangkut keluar
lokasi pekerjaan.





2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
Menentukan lokasi/kedudukan bangunan dan menentukan elevasi Nol (sesuai dengan gambar
kerja).
Membuat tiang bowplank dan harus kuat di pancang.
Sebelum papan dipasang terlebih dahulu diukur dengan waterpass (timbang air) dengan sudut
persudut harus siku.

3. Papan Nama Proyek
Sebelum dimulainya pekerjaan utama, maka terlebih dahulu kami akan membuat serta memasang
papan nama proyek yang menerangkan data umum pekerjaan serta nilai kontrak serta papan penunjuk arah
masuk lokasi kegiatan. Bahan serta ukuran yang digunakan mengacu pada spesifikasi teknis.
Pemasangannya dilokasi pekerjaan, dimana mudah dilihat serta dibaca oleh umum.

4. Administrasi dan Dokumentasi
Kontraktor wajib mencatat dan melaporkan setiap kegiatan yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan, yaitu data Administrasi proyek berupa ;
Laporan Harian
Laporan Mingguan
Backup Data Volume Pekerjaan
Foto Dokumentasi Pekerjaan ( 0 %, 50 % dan 100 % )
Asbuilt Drawing.
Kami juga akan selalu menyiapkan/menyediakan fasilitas P3K, untuk penggulangan sementara bila terjadi
kecelakaan.

5. Pekerjaan Gudang dan Direksi ket
Sebelum dimulainya pekerjaan utama, maka terlebih dahulu kami akan membuat bangunan
sementarasekitar untuk dijadikan fasilitas Direksi Keet serta Gudang tempat penyimpanan peralatan/bahan
kerja, guna untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan yang waktunya relative singkat.

6. Biaya Pengurusan IMB
Sebelum dimulainya pekerjaan utama, maka terlebih dahulu kami mengurus surat izin mendirikan
bangunan pada Kantor Perkotaan.






B. PEKERJAAN TANAH & PONDASI
1. Galian Tanah Pondasi Menerus dan Sumuran
Pekerjaan galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman dan type pondasi yang telah ditentukan
( Pondasi Tapak, Pondasi Menerus dan Trap Tangga )
Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar kerja (bestek).
Jika pada galian ditemukan akar akar pohon atau bagian tanah yang longsor (tidak padat)
maka pada bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya dan lubang tersebut diisi dengan
pasir urug dan batu koral lapis demi lapis disiram air sampai jenuh, sehingga mencapai
permukaan yang diinginkan.

2. Urugan Kembali Galian Tanah
Pengurugan tanah bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm.
Pengurugan tanah bekas galian dilakukan setelah pengecoran pondasi selesai dikerjakan.
Setelah diurug kemudian dipadatkan dengan menggunakan hand stamper.

3. Urugan Pasir dibawah Pondasi
Pasir urug sebagai alas pondasi harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali asam maupun bahan organik lainnya.

4. Pemasangan Batu Kosong
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan manual dan sesuai gambar
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pasangan batu gunung untuk pondasi.
Sebelum batu gunung dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
penyesuaian dengan gambar lapangan dan dimintakan persetujuan Direksi tentang
kesempurnaan pemasangan batu.
Sebelum dilakukan pemasangan batu, pekerja terlebih dahulu akan dipasang benang ukur agar
pemasangan batu rapi dan teratur.
Dibawah dasar pasangan batu diberikan pasir dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Lapisan ini
juga dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga
batu tersebut.

5. Timbunan Tanah Bawah Lantai
Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur sesuai spesifikasi yang diminta.
Material timbunan ini harus mudah dipadatkan.
Material timbunan tanah harus dipadatkan lapisan demi lapisan dengan Alat Stamper.
Tebal minimal tiap lapisan adalah 30 cm.


6. Pasir Urug Bawah Lantai
Pasir urug sebagai alas pondasi harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali asam maupun bahan organik lainnya.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG
a. LANTAI I
1. Lantai Kerja
Setelah pasir urug selesai dikerjakan, selanjutnya dilakukan pengecoran beton dengan mutu
K-100..
Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan benang ukur untuk kegunaan
ketebalan pengecoran.Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dipasang cetakan dan
pembesian sesuai dengan gambar kerja.
Beton dengan mutu K-100 baik dari hasil pengadukan Agregate mixer/ Molen/ Truck Mixer
dituang setelah sebelumnya dilakukan test slump.Tahapan pelaksanaannya sesuai dengan
Schedule.
2. Pekerjaan Beton Bertulang
a. Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa. Mutu
beton K250 untuk :
Tapak Beton Bertulang
Sloof beton Bertulang
Kolom beton bertulang;
Balok-balok beton bertulang;
Ring Balok beton Bertulang
Plat lantai beton bertulang.

Pemborong harus memberikan/membuat kualitas beton yang baik dengan memperhatikan data-
data pelaksanaan sesuai petunjuk pengawas. Selama pelaksanaan harus dibuat benda - benda uji menurut
ketentuan yang disebut pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini
adalah sekitar 0,52-0,555, maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut
pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus
dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya
harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima). Selama
pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm. Cara pengujian slump
adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton


(bekisting). Cetakan beton dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan
diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali dengan besi 15
mm panjang 30 Cm dengan ujung yanng bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa
untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang
dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya
(nilai slumpnya). Jumlah semen minimal 375 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol, kamar
mandi dan WC, talang beton, dan lantai. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
sesuai dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pemborong. Perawatan kubus percobaan
tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam
udara terbuka. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3, 7, 14,
21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta
pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971. Angka kekuatan yang diminta, maka harus
dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI-1971.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh adukan masuk ke
dalam mixer. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton. Harus digunakan vibrator untuk
pemadatan beton. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborong harus memberitahukan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/Konsultan
Pengawas wajib memeriksa pembesian yag terpasang pada daerah yang akan di cor. Diluar uraian diatas
untuk pekerjaan yang memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (misalnya : beton
rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan
PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

3. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran < 14 mm
digunakan U 24 dan besi dengan ukuran 14 mm digunakan U 32. Bending Schedule dan Pergantian
Besi Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera
pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat
Bending Schedule (rencana pembengkokan tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas Dalam hal dimana berdasarka pengalaman pemborongan atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yag ada, maka :
Pemborong dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yag tertera
dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada perencanaan konstruksi untuk
informasi.
Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari perencanaan.


Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi. Jika pemborong tidak berhasil
mendapatkan diameter besi yanng sesuai dengan yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka
dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada
persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah
besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini
yang dimaksudkan adalah jumlah luas). Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian pengetar.

4. Bahan
a. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972).
Merek yang dipilih tidak dapat ditukartukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari
Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat diberikan dalam keadaan :
Tiada stok dipasaran dari merk semen yang telah digunakan.
Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen
yang telah dipakai.
Semen yang mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak diperkenankan
pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat lembab agar semen tidak
cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi
2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian
semen dapat dilakuka menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.

c. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua
jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya


dipakai air bersih yang dapat diminum.
e. Besi Beton
Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 24 Kg/cm untuk ukuran < 14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh
karakteristik minimum 32 Kg/cm) untuk ukuran 14 mm. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari
kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok
dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak
berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter terdekat dengan catatan :
1. Cetakan dan acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar rencana
dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus mememenuhi ketentuan-ketentuan didalam
pasaal 5.1 PBI-1971.
2. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk struktur adalah K250 perbandingan 1 Pc : 1 Ps : 2 Kr. Untuk kolom
praktis, balok latai, luifel dan meja washtafel menggunakan mutu beton K175 dengan perbandingan 1 Pc :
2 Ps : 3 Kr. Untuk dak Beton perlu dilapisi dengan lapisan pencegah bocor ( Water Profing )
3. Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yag sudah dicor dan yang
akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran
Pegecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-
tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yag tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran harus dihentikan, maka
tempat penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoraan kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.





Pasangan Bata
2.1 Persyaratan Bahan
Bata, bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut sikusiku dan tajam,
permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari
tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur
bila direndam air. Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri setelah pembenaman dalam
air selama 24 jam tidak dapat dipakai. Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah 23 x 11 x 5 cm
denagn toleransi 5 mm. Pembongkaran batu bata dari kenderaan pada saat pemasukan barang harus
dilakukan dengan tangan dan ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
Pasir, Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 5 % berat. Semen dan Air, untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.

Plasteran
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata.
2. Persyaratan Bahan
Bahan-bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan
baik.
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps , sedangkan plesteran bata
lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan
plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran
yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang
digerakkan secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus
diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidangbidang yang yang harus diperbaiki hendaknya


dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesterannya.
Dalam pelaksanaan proyek ini kami tetap memperhatikan aspek analisa mengenai dampak
lingkungan (AMDAL) seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi. Personil yang profesional akan
ditempatkan untuk mengawasi mutu baik mutu pekerjaan, waktu dan biaya. Spesifikasi teknis, gambar
kerja yang disetujui Direksi dan dokumen kontrak merupakan acuan kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan ini.

PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan atap menggunakan atap, Rabung dan atap genteng metal dengan rangka yang dipakai
adalah rangka baja ringan. Atap genteng metal adalah lembaran atap bitumen bergelombang yang
dikembangkan selama lebih dari 50 tahun untuk menghasilkan atap yang tahan terhadap cuaca. Genteng
metal terbuat dari lapisan tunggal serat organik yang dicampur dengan bitumen melalui proses penekanan
dan pemanasan yang tinggi. System pewarnaan pigmen yang digunakan menghasilkan lembaran onduline
yang tahan terhadap sinar UV.

PEKERJAAN INSTALASI SANITASI
Pekerjaan sanitasi meliputi instalasi pipa pembuang air hujan, instalasi air kotor dan air bersih.
Pipa pembuang air hujan menggunakan pipa PVC. Pipa jaringan air bersih menggunakan pipa PVC ukuran
. Pipa instalasi air kotor menggunakan pipa PVC 3. Untuk setiap ukuran pipa masing-masing
menggunakan sambungan PVC sesuai ukuran. Ringkasan : Pipa PVC adalah pipa plastik polivinil khlorida
yang terbuat antara resin PVC dengan bahan stabiliser, pelumas dan pigmen. Bahan dasar terdiri atas; pipa
dan sambungan; bahan pekerjaan ulang (adalah: bahan sisa pekerjaan, yang dihasilkan oleh pabrik
pembuat pipa dan fiting tersebut, dapat digunakan oleh pabrik untuk keperluan yang sama) dan Lem.
Syarat untuk pelayanan air minum adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pipa, kopling dan
lem tidak boleh larut dalam air yang dapat menyebabkan keracunan); Persyaratan pipa mencakup: 1)
Kualitas pekerjaan, antara lain, seluruh pipa harus homogen, tidak berlubang-lubang, tidak retak, tidak
terjadi penyumbatan dan kerusakan-kerusakan lainnya. 2) Dimensi mencakup; batang pipa, bellend dengan
sambungan gasket elastomer dan Bell-end dengan sambungan lem. 3) Sifat fisik, meliputi Tekanan kerja,
Tekanan hidrostatik, Ketahanan linjak, kualitas esktrusi.








Pembersihan Akhir
Pada saat semua Item pekerjaan selesai dikerjakan harus dilakukan pembersihan akhir lokasi
proyek. Pembersihan meliputi pemindahan material bekas pekerjaan, pengecekan pekerjaan akhir,
pengecekan mutu bangunan dan kelengkapan Item-item pekerjaan sesuai dengan daftar kerja yang terdapat
di dalam RAB.
Demikianlah gambaran umum Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung Sekolah Shelter
Lokasi SMP Negeri 15 Banda Aceh. yang dapat kami sampaikan, untuk lebih detailnya akan
disesesuaikan dengan kondisi dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai