Bidang Teknologi Informasi PO. BHINNEKA SANGKURIANG
RANCANGAN KESELURUHAN TOPOLOGI JARINGAN Version 0.1 27 Maret 2009
Disiapkan oleh Tim IT Bhinneka Group Bandung 2009
Bhinneka Group 2
1. PENDAHULUAN Pembangunan Infrastruktur Jaringan dan Web Aplikasi Bhinneka Group (SISNET 2009 )saat ini sedang dilaksanakan dan dilakukan pengembangan yang saat ini sudah mencakup Kota Bandung, Bekasi, Cirebon, Sumedang, dan Bekasi. Dalam rangka menyiapkan pemanfaatan jaringan infrastruktur yang sudah dibangun tersebut, banyak terjadi masalah di lapangan dan juga tidak adanya monitoring pada setiap Server maupun Aturan Standard Operasional apabila terjadi masalah dan apa saja yang harus ditindak-lanjuti.
Buku SOP Bidang Teknologi Informasi PO Bhinneka Group Bab Standarisasi Pengaturan Hardware dimaksudkan untuk lebih memudahkan TroubleShooting yang terjadi pada Server maupun Client.
Dengan adanya SOP ini diharapkan akan memberikan sebuah aturan standard IT baik dari pemasangan dan implementasi yang akan dilakukan pada setiap Depo. Apabila terjadi penambahan maupun perubahan pada Hardware harus dilakukan update pula terhadap SOP yang sudah disusun agar data dari SOP data. 2. ATURAN STANDARD OPERATING 2.2 Rancangan Keseluruhan Topologi Jaringan Bhinneka Group
Tujuan dari Rancangan Topologi Jaringan Bhinneka Group adalah 1. Melakukan Review Terhadap Seluruh Topologi Jaringan 2. Mempersiapkan kondisi Jaringan apabila ingin melakukan pengembangan 3. Menjaga Stabilitas, Avaibility, dan Keamanan Jaringan dan Hardware Perancangan yang akan di bahas meliputi beberapa bagian antara lain adalah: 1. Prosedur Standard Perubahan Jaringan 2. Struktur Topologi antar Depo 3. Overview Jaringan masing-masing Depo Bhinneka Group 3
4. Pembagian Class Network dan IP Address 5. Keterangan mengenai Bandwidth dan ISP 6. Perancangan Traffic yang terintegrasi 2.2.1. Prosedur Standard Perubahan Jaringan
2.2.2. Struktur Topologi Antar Depo Bhinneka Group secara keseluruhan memiliki 5 wilayah yang harus dijangkau antara lain adalah Depo Bandung, Depo Bekasi, Depo Cirebon, Depo Sukabumi, dan Depo Sumedang. Kelima wilayah ini harus dapat tercover dengan baik oleh Server Pusat yang sekarang ini berada di Bandung. Bhinneka Group 4
2.2.3. Overview Jaringan Masing Masing Depo Masing-masing Depo mempunyai topologi jaringan yang hampir sama dengan Depo lainnya. Masing-masing Depo memiliki struktur dasar 2 Edge Leg Firewall sehingga tidak mengenal Zona DMZ. Zona DMZ hanya berada di Depo Bandung. Berikut ini adalah masing masing gambaran Topologi Standard antar Depo yang dipersiapkan: 2.2.2.1. Jaringan di Depo Bandung Untuk Depo Bandung jaringan akan dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Topologi Jaringan Sadakeling dan Topologi Jaringan Chillout. Bhinneka Group 5
No Nama Komputer/Hostname Keterangan 1 Order -1/2 Bagian Penjualan Ticket Bis 2 Gudang Bagian Montir+Supir+Bengkel 3 Ceo-1/2 Bagian Kepala Cabang Depo Bandung 4 Accounting-1/2 Bagian Keuangan 5 Server samba-skr File Server+DNS Local 6 Server gondor-p Database MYSQL+Web App 7 Server gondor-s Replikasi Database MYSQL Local 8 Router mikrotik-skr Router + Firewall
Bhinneka Group 6
Gambaran Topologi yang ada di Chillout Bandung di mana sebagai daerah DMZ:
No Nama Komputer/Hostname Keterangan 1 VPN VPN Server + DNS Server 2 Arwen Untuk Testing Semua Replicakasi + Web Server + Replikasi MYSQL Bandung 3 Gandalf Replikasi MYSQL Bekasi VPN 4 Sumedang Replikasi MYSQL Sumedang VPN 5 Sukabumi Replikasi MYSQL Sukabumi VPN 6 Aragorn Replikasi MYSQL Cirebon VPN 7 Zabbix Monitoring Server Bhinneka Group 7
2.2.2.2. Jaringan di Depo Bekasi Untuk Depo Bekasi topologi jaringan sederhana karena hanya untuk kebutuhan Accounting dan CEO. Kemudian untuk koneksi internetnya menggunakan Speedy.
No Nama Komputer/Hostname Keterangan 1 Accounting Bagian Keuangan Bekasi 2 Ceo Bagian Kepala Cabang Depo Bekasi 3 Samba-bks File Server+ DNS Local 4 Gandalf-p Database MYSQL Bekasi 5 Gandalf-s Replikasi MYSQL Bekasi Local 6 Router Router + VPN Client
Bhinneka Group 8
2.2.2.3. Jaringan di Depo Sukabumi Jaringan yang ada di Sukabumi tidak berbeda jauh jaringan yang berada di Bekasi. Hanya yang berbeda adalah Network Address dari Sukabumi yaitu 10.44.44.0 /24 Hostname: accounting IP: 10.44.44.2 /24 Hostname: ceo IP: 10.44.44.3 /24 TOPOLOGI JARINGAN SUKABUMI Hostname: sukabumi-p IP: 10.44.44.4 /24 Hostname: sukabumi-s IP: 10.44.44.5 /24 Hostname: samba-bks IP: 10.44.44.6 /24 Hostname: Router IP: 10.44.44.1/24
No Nama Komputer/Hostname Keterangan 1 Accounting Bagian Keuangan Sukabumi 2 Ceo Bagian Kepala Cabang Depo Sukabumi 3 Samba-skb File Server+Manage Account 4 Sukabumi-p Database MYSQL Sukabumi 5 Sukabumi-s Replikasi MYSQL Sukabumi Local
Bhinneka Group 9
2.2.2.4. Jaringan di Depo Cirebon Cirebon merupakan salah satu Depo yang besar karena menjadi tempat pemberhentian dan pemberangkatan bis. Maka dari itu bagian bagian yang ada di Depo ini cukup banyak sama dengan yang ada di Sadakeling.
No Nama Komputer/Hostname Keterangan 1 Order Bagian Penjualan Ticket Bis 2 Gudang-1/2 Bagian Montir+Supir+Bengkel 3 Ceo Bagian Kepala Cabang Depo Cirebon 4 Accounting-1/2 Bagian Keuangan 5 Kasir Menangani Pembelian Ticket Bis 6 Samba-crb File Server+DNS Local 7 Server gondor-p Database MYSQL+Web App 8 Server gondor-s Replikasi Database MYSQL Local 9 Router ubuntu-crb Router + Firewall + VPN User
Bhinneka Group 10
2.2.2.5. Jaringan di Depo Sumedang Topologi yang ada di Depo Sumedang sama dengan yang ada di Cirebon. Depo Sumedang juga termasuk Depo Central sehingga memiliki bagian yang cukup banyak.
No Nama Komputer/Hostname Keterangan 1 Order Bagian Penjualan Ticket Bis 2 Gudang-1/2 Bagian Montir+Supir+Bengkel 3 Ceo Bagian Kepala Cabang Depo Sumedang 4 Accounting-1/2 Bagian Keuangan 5 Kasir Menangani Pembelian Ticket Bis 6 Samba-Sumedang File Server+Manage Account 7 Server zennos-p Database MYSQL+Web App 8 Server zennos-s Replikasi Database MYSQL Local 9 Router ubuntu-smd Router + Firewall + VPN User
Bhinneka Group 11
2.2.4. Pembagian Class Network dan IP Address Supaya distribusi IP-Address bisa optimum, maka harus dibedakan antara organisasi besar dan kecil. Maka dari itu Jaringan Bhinneka Group menggunakan 2 Class A dan Class B. Class A: Untuk kelas the rich and powerful, organisasi raksasa, dengan jumlah host yang banyak. Net-Addr class ini cuma 1 oktet, sehingga untuk satu jaringan, bisa mendapatkan lebih dari 16 juta host (3 oktet Host-Addr), sehingga pembagian untuk Network-Address dan Host-Address akan menjadi NNN.hhh.hhh.hhh. Class B: Untuk organisasi ukuran menengah, dibagikan 2 oktet untuk Host-Addr (65,536 nomor alamat). Pembagian untuk Net-Addr dan Host-Addr menjadi NNN.NNN.hhh.hhh. Bagaimana bisa tahu, IP-Addr mana yang Class A, B, atau C? Tandanya adalah, lihat oktet pertama. Kalau octet pertama itu: * 001 - 126 > Class A * 128 - 191 > Class B * 192 - 223 > Class C Ada banyak lagi organisasi-organisasi raksasa seperti organisasi pemerintahan Amerika yang menggunakan jaringan Class A. Tetapi karena faktor keamanan dan faktor lainnya, public website mereka gunakan yang class C, atau redirection dari IP Addr Class C. Penguasa Class A ini, selain besar, mereka pertama-tama terlibat dalam pengembangan internet. Contoh pemisahan Net-Addr dan Host-Addr: Class A: 018.181.000.031: Net=018; Host=181.000.031 Class B: 129.042.019.099: Net=129.042; Host=019.099 Class C: 192.018.097.241: Net=192.019.097; Host=214 Bhinneka Group 12
Berikut ini adalah Gambaran Class IP dan Network yang digunakan:
No Nama Depo Keterangan 1 Bandung(Sangkuriang) 10.44.88.0 /24 2 Bandung(Chillout) 10.44.100.0 /24 3 Bekasi 10.44.99.0 /24 4 Cirebon 10.44.66.0 /24 5 Sumedang 10.44.22.0 /24 6 Sukabumi 10.44.44.0 /24 7 VPN Server 10.22.0.0 /24 8 PointToPoint (Sangkuriang-Chillout) 172.16.12.0 /24
Jaringan yang ada di Bhinneka Group menggunakan Class A dengan Subnet Mask 24 hal ini digunakan untuk memperkecil Multicast yang terjadi di dalam jaringan.
Bhinneka Group 13
2.2.5. Keterangan mengenai Bandwidth dan ISP Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Lebar pita atau kapasitas saluran informasi. Kemampuan maksimum dari suatu alat untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu detik. Dikenal juga dengan perbedaan atau interval, antara batas teratas dan terbawah dari suatu frekuensi gelombang transmisi dalam suatu kanal komunikasi. Satuan yang digunakan Hertz untuk sirkuit analog dan detik dalam satuan digital. Jalur lebar analog diukur dalam unit Hertz (Hz) atau kitaran second. Jalur lebar digital pula merujuk kepada jumlah atau volume data yang dilewatkan melalui satu saluran komunikasi yang diukur dalam unit bit per second (bps) tanpa melibatkan gangguan. Istilah lebar jalur (bandwith) sepatutnya tidak dikelirukan dengan istilah jalur (band), seperti pada telepon tanpa kabel, contohnya beroperasi pada jalur 800MMHz. Lebar jalur ialah ruang yang digunakan pada jalur tersebut. Dalam komunikasi tanpa wayar, ukuran atau lebar jalur salurannya memberi kesan kepada transmisi. Sejumlah data yang mengalir melalui satu saluran sempit mengambil masa yang lebih lama berbanding sejumlah data yang sama apabila mengalir menerusi satu saluran yang lebih lebar. Samakah Bandwidth dengan kecepatan? Jawabannya: Bandwidth dengan kecepatan itu berbeda. Mari kita lihat sebagai berikut. Informasi dialirkan melalui berbagai media. Misalnya kita pilih kabel sebagai media. Sehingga informasi dialirkan melalui kabel tersebut. Karena informasi bisa dialirkan melalui kabel, kita bisa mengasumsikan kabel ini sebagai pipa tempat informasi disalurkan.
Bhinneka Group 14
Bandwidth seperti diungkapkan di atas adalah kemampuan maksimum dari pipa untuk mengalirkan data dalam waktu satu detik. Sedangkan kecepatan, adalah jarak yang ditempuh dari suatu satuan waktu, misalnya dalam satu detik. Misalnya server anda terhubung melalui kabel telepon anda menghubungkan terhubung dengan modem ke Internet Service Provider (ISP) dengan bandwidth 56kbps. Semakin lebar bandwidth yang ada tentu data yang dilewatkan akan semakin besar. Saluran ini dibagi menjadi dua, Narrowband (jalur sempit) dan Wideband (jalur lebar). Jalur Jaringan yang baik sebaiknya memisahkan antara Jalur Data dan Jalur Internet. Hal ini digunakan untuk memaksimal bandwidth yang ada agar arus traffic tidak menggangu data yang akan dikirim melalui VPN Server. ISP yang digunakan oleh Bhinneka ada 2 macam: Radnet Dedicated Server 64 kbps Speedy Normal nya Client akan mendapat >=30 kbps
Bhinneka Group 15
2.2.6. Perancangan Traffic Yang Terintegrasi Di dalam dunia internet khusus di Indonesia, rule jaringan akan dipecah menjadi 2 bagian. Antara lain adalah: Jalur Internasional Jaringan External diluar Indonesia Jalur IIX Jaringan Internal Nasional Indonesia Apa itu IIX? Dalam bahasa sederhana, IIX (Indonesia Internet eXchange) adalah jalur akses internet lokal Indonesia. Jaringan ini mulai dikembangkan pada 1997 dengan disponsori oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII). Secara teknis, IIX merupakan jaringan interkoneksi dari tiga jaringan, masing-masing milik Telkom Indonesia, Satelindo, dan Indosat untuk membentuk sebuah IXP (Internet eXchange Protocol). Setiap ISP di Indonesia dapat memilih untuk menggunakan salah satu dari ketiganya.
Bhinneka Group 16
Sebelum adanya IIX, akses untuk server-server Indonesia seringkali harus melalui jalur internet luar negeri. Kalau dianalogikan, ini sama seperti mengirimkan paket dari Jakarta ke Bandung, namun harus melalui Amerika Serikat. Sangat tidak praktis dan boros biaya. Keberadaan IIX sangat bermanfaat untuk memangkas rute akses antar ISP di Indonesia dan karenanya, merupakan solusi untuk menghemat penggunaan bandwidth Internasional bagi ISP. Karena menjaga data terkirim dengan baik dengan memaksimal bandwidth maka untuk jalur data akan menggunakan jalur IIX. Jalur IIX ini nantinya akan dikhususkan untuk keperluan internal yang menangani data internal tiap Depo di 5 wilayah.