Anda di halaman 1dari 8

Anatomi Syaraf Manusia

Sistem Saraf (Nervous System)


Sistem Saraf Pusat (Central nervous system)
Terdiri dari otak dan spinal cord. Dilindungi oleh tulang pada ruas-ruas tulang belakang atau tengkorak.
Memegang peranan penting dalam pemahaman gangguan-gangguan jiwa.
System Saraf Perifer (Peripheral nervous system (PNS)
Terdiri dari saraf-saraf perifer.
Meliputi saraf cranial di luar brainstem.
Masih lebih sedikit diketahui dalam pemahamaan gangguan jiwa.

Sistem Saraf (Nervous System)
Semua pikiran, perasaan, dan tindakan manusia tersimpan didalam nervous system, dan dimulai dengan
tindakan oleh sistem saraf tersebut.
Fungsi utama sistem saraf adalah memindahkan dan menukar informasi.
Pemahaman tentang dasar neuroanatomi dan fisiologi adalah hal yang penting bagi peran perawat dan
mahasiswa dengan dua alasan penting yaitu:
Pemahaman neurodeficit yang mendasari gangguan jiwa.
Memahami tindakan perawatan terhadap respon pasien dengan tindakan pengobatan pasien gangguan jiwa.

A NEURON




ANATOMI DAN FISIOLOGI SARAF



Ada dua cara penyampaian informasi pada makhluk hidup, yang pertama dalam bentuk zat kimia
atau lebih spesifik lagi dengan perantaraan hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin.
Penyampaian informasi yang kedua adalah dengan menggunakan sinyal elekrtrik yang dihantarkan
dengan perantaraan sistem saraf. Kedua bagian tersebut saling berkaitan, selain karena sistem endokrin
berada dibawah pengaruh sistem saraf tetapi juga karena banyak sel saraf yang mengkhususkan diri
mensekresikan atau menyimpan neurohormon yang berperan mengaktifkan beberapa sel efektor. Sistem
saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf periferal dan sistem saraf sentral. Sistem saraf periferal
mengumpulkan informasi dari permukaan tubuh, dari oragan-organ khusus, dan menghantarkan sinyal-
sinyal ke sistem saraf sentral.

A. Komponen Sistem Saraf
Jaringan saraf terdiri dari 3 macam sel yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda, yaitu sel
saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel schwann merupakan pembungkus kebanyakan
akson dari system saraf perifir dan sel penyokong (neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantara
neuron dari system saraf pusat.
Sel saraf terdiri dari 3 bagian, yaitu:badan sel (soma atau prokarion) dan uluran-uluran yang
keluar dari badan sel, yaitu dendrit (uluran pendek) dan akson (uluran panjang). Badan sel mengandung
nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma glanduler. Lokasi badan sel terletak di sistem saraf
pusat tapi ada juga yang terletak di sistem saraf perifer. Dendrit merupakan uluran pendek, bercabang-
cabang, mengandung badan Nissl, mitokondria dan organel. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls
kearah badan sel. Akson atau silinder sumbu merupakan satu uluran panjang dari badan sel, berbentuk
tipis, panjang, dan menghantarkan impuls menjauhi badan sel. Akson yang diselubungi mielin (substansi
lemak) disebut akson bermielin, sedangkan yang tidak diselubungi mielin disebut akson telanjang.
Selubung mielin pada sistem saraf perifer dibentuk dari sel Schwann. Bagian sel schwann yang
menyelubungi selubung mielin disebut neurilemma yang berperan membantu proses regenerasi akson
yang sedikit luka.
Sel penyokong, kecuali bersifat tidak terangsang, juga merupakan jaringan saraf yang
menyokong, melindungi dan mengisolasi neuron. Sel penyokong terdiri atas: astrosit terutama terdapat di
sistem saraf pusat dan merupakan setengah dari volume jaringan saraf. mikroglia merupakan sel
berbentuk lonjong, berukuran kecil, mempunyai uluran panjang, dan bercabang-cabang. Sel ependima
merupakan sel yang melapisi ruang otak dan saluran tengah sumsum tulang belakang. Oligodendrosit
mempunyai bentuk hampir sama dengan astrosit, tapi memiliki uluran yang lebih sedikit, melapii
sepanjang neuron dari sistem saraf pusat.
Ganglion-ganglion (simpul-simpul saraf) otot dan tulang punggung merupakan kumpulan neuron
aferans yang terdapat pada akar sensorik dari saraf mereka masing-masing.tiap ganglion terbungkus oleh
suatu kapsula jaringan penyambung yang kontinu dengan epinerium dan perinerium dari saraf periferal,
yang terbagi dalam trabekula untuk memberikan kerangka bagi badan sel.

B. Klasifikasi Neuron
Sel saraf atau neuron terdiri ats badan sel dengan tonjolan-tonjolan sitoplasmik yang panjang
sebagai serabut saraf. Sel saraf mempunyai kemampuan khusus yaitu merambatkan impuls. Mereka
mensintesis asetil kolin dan zat-zat adrenergik sebagai neurotransmitter yang dibutuhkan untuk
pemindahan impuls ke sel saraf lain. Untuk kehidupanya, sel-sel tersebut terlibat dalam sintesis protein,
karbohidrat, dan lipid. Tonjolan sel saraf dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu tonjolan yang
merambatkan impuls menuju badan sel atau soma yang bersifat eferen dan kategori kedua, tonjolan yang
merambatkan impuls menjauhi badan sel yang bersifat eferen.
Neuron dapat dibedakan berdasarkan:
1. Atas jumlah uluranya dibedakan menjadi :
Neuron unipolar yaitu hanya satu uluran yang timbul terdapat pada hewan rendahdan neuron sensorik
manusia.
Neuron bipolar mempunyai dua uluran(akson dan dendrit) terdapat pada retina, koklea, dan epitel
olfaktori.
Neuron multipolar mempunyai satu akson dan beberapa dendrit terdapat pada neuron motorik sumsum
tulang belakang
2. Atas dasar fungsi dibedakan atas:
Neuron sensorik adalah neuron yang menghantarkan impuls kepusat saraf.
Neuron motorik adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot rangka.
Neuron sekresi adalah neuron yang aksonya berakhir pada suatu kelenjar.
Neuron akselerator adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot jantung dan alat dalam berfungsi
mempercepat kerja otot-ototnya.
Neuron penghambat adalah neuron yang aksonya berakhir pada otot jantung dan alat dalam berfungsi
memperlambat kerja otot-ototnya.
Neuron penghubung berungsi menghantarkan impuls dari satu neuron keneuron lain.
C. Stimulus
Stimulus merupakan perubahan lingkungan luar atau dalam yang mampu menimbulkan impuls.
Rangsangan mekanik umumnya merupakan perubahan tekaanan seperti membesarnya usus karena gas.
Rangsangan kimia merupakan substansi kimia seperti larutan garam yang mengadakan kontak dengan
ujung saraf bebas.rangsangan suhu merupakan perubahan udara yang dapat merangsang reseptor yang
terdapat di kulit. Rangsangan elektrik merupakan arus elektrik.
Agar dapat bertindak secara efektif sebagai stimulus, perubahan lingkunngan harus memilii
karakteristik sebagai berikut:
1. Harus mempunyai intensitas tertentu, stimulus yang dapat menimbulkan respons disebut stimulus
minimal atau stimulus ambang.
2. Harus mempunyai lama waktu tertentu.
3. Harus dengan kecepatan cukup, artinya waktu antara stimulus pertma dengan stimulus kedua harus cukup
Keefektifan suatu rangsang tergntung dari besarnya arus yang digunakan untuk merangsang saraf
dan lamanya pemberian arus.bila besarnya arus yang digunakan untuk merangsang saraf itu kecil, maka
waktu pemberian arus harus lama

D. Impuls Saraf
Impuls adalah perubahan energi listrik yang dirambatkan sepanjang akson. Impuls saraf memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Hukum semua atau tidak artinya bila intensitas rangsang ditingkatkan tidak akan meningkatkan
kekuatan respons.
2. Arah pergerakan impuls. Pada akson didalam tubuh arah pergerakan impuls hanya menuju satu
arah saja, yaitu dari badan sel ke akson atau dari dendrit ke badan sel.
3. Kelelahan saraf. Bila dalam keadaaan tidak normal seperti kekurangan oksigen, kemampuan saraf
akan berkurang.
4. Kecepatan perjalanan impuls. Kecepatanimpuls saraf dipengaruhi oleh: suhu tubuh, diameter
serabut saraf, ada tidaknya selubung mielin, blokade impuls saraf.
Cara kerja impuls saraf menurut teori membran adalah sebagai berikut:
1. Saat tidak menghantarkan impuls serabut saraf dalam keadaan polarisasi.
2. Bila dirangsang, akan terjadi depolarisasi.
3. Daerah polarisadi dengan depolarisasi akan timbul arus elektrik
4. Depolarisasi akan menjalar sepanjang serabut saraf.
5. Daerahdepolarisasai akan mengalami refakter (tidak peka tehadap rangsang) yang berlangsung
selama 1 sampai 5 milidetik.
Larutan kimia yang dapat menghambat impuls saraf dapat digolongkan dalam:
1. Anestasia merupakan kondisi hilangnya sebagian atau seluruh perasaaan (sensasi) yang disertai
dengan ketidak sadaran. Disebabkan pemberian eter, kokain, prokain dll
2. Sedatif adalah suatu keadaan dimana iritabilitas saraf menurun sehingga mempunyai efek
penenang. Disebabkan pemberian bromida, opium, dll.
3. Hipnotik adalah suatu keadaan dimana hewan itu tidur. Disebabkan oleh morfin, luminal, veronal,
dll.
E. Sinapsis
Sinapsis adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Pada saat impuls
melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalankan atau dihambat. Sinaps terdapat pada:
1. antara akson dari neuron yang satu dengan badan sel dari neuron lain.
2. antara akson dari neuron yang satu dengan dendrite dari neuron lain
3. antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
Sinaps umumnya ditandai oleh beberapa ciri yaitu:
1. menghantarkan impuls ke satu arah, yaitu dari ujung akson dari neuro yang satu ke badan sel.
2. memperlambat perjalanan impuls, sehingga menimbulkan apa yang disebut kelambatan sinptik.
3. melepaskan transitter kimia dari membran susinaps kecelah sinaps dan akhirnya menuju ke
membran pasca sinaps.
4. menimbulkan penambahan kuat rangsang.
5. sangant peka terhadap kelelahan (fatigue).
6. peka terhadap kekuarangan oksigen.
7. peka terhadap senyawa kimia atau obat-obatan.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang berpengaruh terhadap sinaps. Pengaruhnay dapat
mengaktifkan atau dapat juga menghambat. Contohnya adalah kafein yang sangat berpengaruh terhadap
membran pasca sinaps, yaitu menyebabkan menurunya potensial sehingga mengakibatkan membran
pasca sinaps mudah terangsang.

F. Reseptor
Reseptor (penerima rangsang) dapat diklasifikasikan menurut jenis energi yang biasanya
memberikan mereka respons (yang disebut rangsan/gan cukup). Golongan reseptor yang biasa adalah
mekanoreseptor, kemoreseptor, dan fotoreseptor yang masing-masing memberikan respons terhadap
teganagan atau tekanan, suhu, zat-zat kimia, dan cahaya.
Reseptor dapat juga dibagi menurut posisi badan mereka sebagai eksteroreseptor, enteroreseptor,
dan proprioseptor yang masing-masing memberikan respon terhadap rangsangan luar, rangsangan viseral
dan vaskuler, dan perubahan-perubahan dalam sistem lokomotoris (yakni otot, tendo, dan sendi). Ada
suatu golongan akhir reseptor yang disebut nosiseptor yang memberi respons terhadap rangsangan
beracun dan potensial merusak.

G. Neurotransmitter
Bahan-bahan kimiawi dapat mempengaruhi impuls dari sel-sel saraf, bahan kimiawi tersebut
bekerja melalui mekanisme yang berbeda, yaitu:
1. Sebagian besar sel-sel dalam tubuh melepaskan sejernis atau lebih zat sebagai sinyal kimiawi
yang berfungsi sebagai mediator kimiawi setempat. Karena zat-zat tersebut mudah sekali rusak
atau dibuang dari tempatnya, maka hanya efektif untuk daerah sekitarnya saja.
2. sel-sel endokrin khusus yang melepaskan hormaon yang harus diangkut melaui peredaran darah
sebelum mencapai sel sasaranya.
3. sel saraf membentuk hubungan khusus yang disebut sinapsis kimiawi dengan sel sasaranya yang
akan dipengaruhi (sel saraf, sel otot, sel kelenjar) dengan cara melepaskan mediator kimiawi yang
hanya bekerja pad jarak yang sangat dekat.sedang bahan yang dilepaskan tersebut dinamakan
neurotransmitter dan hanya berpengaruh pada bagian sel yang sangat dekat.
Apabila informasi telah mencapai ujung saraf, maka impuls listrik yang merambat tersebut akan diubah
menjadi sinyal kimiawi pada saat dilepaskan neurotransmtter. Neurotransmitter hanya memerlukan jarak
yang sangat kecil dan tempo kurang dari 1 milisekon untuk mencapai sel sasaran. Dalam tubuh vertebrata
telah diungkapakan sekitar 30 jenis molekul yang digolongkan dalam neurotransmitter diantaranya adalah
(Tabel 1.2):

Tabel 1.2
Beberapa contoh Neurotransmitter dengan fungsinya


No Nama Efek utama
1. Asam amino dan turunanya : Glycine Transmitter penghambat dalam SSP
2. Norepinephrin Tranmitter dalam SSP dan SS peririfir
yang bersifat penghambat dan eksitasi
3. Gamma - aminobutyric acid (GABA) Transmitter penghambat dari SSP
4. Acetylcholine Transmitter eksitasi pada hubungan
neromuskuler, transmitter eksitasi dan
penghambat dalam SSP dan susunan
saraf perifir
5. Enkephalin Transmitter yang mempunyai efek seperti
morfin yaitu menghambat lintasan nyeri
dalam SSP

Anda mungkin juga menyukai