Anda di halaman 1dari 2

Studi follow-up multisenter pada 319 pasien NPC menunjukkan bahwa pemeriksaan

serologis awal tidak memiliki nilai prognostik, termasuk antibodi IgG dan IgA untuk VCA, EA
atau EBNA. Akan tetapi, peningkatan titer EA-IgA dan EA-IgG setahun pasca radioterapi dapat
menjadi prediktor yang signifikan untuk menentukan relaps tanpa melihat titer antibodi awal
(76). Penggunaan antibodi anti-EBV untuk menentukan prognosis suatu penyakit masih
kontroversial dan titik yang tepat dalam pengambilan sampel darah belum dapat ditentukan
secara pasti. Di lain pihak, DNA EBV dalam sirkulasi yang diukur sebelum atau sesudah terapi
berhubungan dengan angka harapan hidup dan prognosis pasien NPC (53,54). Hal ini mungkin
disebabkan adanya perbedaan antara penanda yang dilepaskan oleh sel tumor (DNA EBV) dan
suatu penanda yang merupakan respon pejamu terhadap antigen tumor. Penanda terakhir tidak
dapat diacuhkan berkenaan dengan kemajuan capaian terapi. Respon antibodi pada umumnya
sangat terbatas, dengan adanya korelasi lemah antara tingkat paparan dan titer dari respon.
Temuan penting adalah uji DNA EBV memiliki nilai lebih dari uji antibodi anti-EBV baik dalam
sensitivitas maupun spesivitas (56,77) dan untuk menentukan diagnosis banding dari penyakit
aktif atau dalam masa penyembuhan (51). DNA EBV plasma juga memiliki korelasi yang lebih
baik untuk penentuan stadium klinis (78) dan kurva harapan hidup (79) daripada titer VCA-IgA.

Penggunaan Penanda Biologis pada Pengembangan Terapi Baru
EGFR dan inhibitor angiogenesis untuk pengobatan HNSCC
Penelitian menunjukkan lebih dari 90% kasus HNSCC dengan over-express EGFR
(Epidermal Growth Factor Receptor) (16) berhubungan dengan outcome pasien yang lebih
buruk (17), (lihat tabel 2) dan resistensi terhadap terapi (80). Aktivasi EGFR berhubungan
dengan pertumbuhan dan progresivitas tumor, oleh karena itu, anti-EGFR dikembangkan untuk
digunakan pada kanker termasuk HNSCC. Cetuximab, antibodi monoklonal yang bekerja pada
domain ekstraseluler EGFR adalah agent pertama dengan kerja molekuler yang digunakan pada
terapi HNSCC (81). Kombinasi cetuximab dengan radioterapi standar atau kemoterapi juga
menawarkan hasil yang menjanjikan. VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor), molekul
penting dalam angiogenesis juga berhubungan dengan prognosis pasien HNSCC (83). Molekul
lain yang terlibat dalam angiogenesis termasuk bevacizumab (antibodi monoklonal VEGF) dan
sorafenib atau sunitinib (inhibitor reseptor tirosin kinase multitarget) masih dalam penelitian fase
kedua untuk HNSCC dengan hasil awal yang menjanjikan (82). Pengobatan dengan target
molekuler yang dikembangkan dari penelitian penanda biologis telah mendapat tempat dalam
pengobatan pasien dengan HNSCC. Target molekuler terbaru akan dikembangkan pada
penelitian selanjutnya yang diharapkan akan menjadi terapi spesifik.

Penggunaan Penanda Biologis pada Pengembangan Terapi Baru
Walaupun NPC diklasifikasikan sebagai subtipe dari karsinoma sel skuamus, NPC
memiliki epidemiologi, gejala klinis, etiologi dan histopatologi yang khas. Misalnya,
dibandingkan dengan karsinoma sel skuamus kepala dan leher yang lain, NPC cenderung muncul
pada stadium lanjut karena lokasinya yang lebih dalam dan gejala yang tidak khas, berpotensi
lebih besar untuk metastase dan grading histopatologis berdasarkan radiosensitivitas yang lebih
membingungkan. Selanjutnya, tidak ada perubahan angka harapan hidup pasien dengan NPC
dari tahun ke tahun meskipun adanya kemajuan dalam diagnosis dan terapi. Oleh karena itu,
diagnosis awal, grading histopatologis yang tepat, dan penentuan prognosis yang akurat sangat
penting untuk menentukan pengobatan dan meningkatkan prognosis pasien dengan NPC.
Penemuan penanda biologis NPC, mungkin merupakan cara yang tepat untuk
mendapatkan tujuan ini. Dengan adanya kemajuan biologi molekuler dalam beberapa dekade
terakhir, banyak molekul terkait NPC seperti antibodi serum yang melawan protein EBV, serum
amiloid A, Bmi 1 dan protein Met telah dilaporkan sebagai penanda biologis potensial untuk
diagnosis, prognosis dan pengobatan NPC. Namun, semua penanda tersebut memiliki nilai klinis
terbatas karena rendahnya sensitivitas dan spesivitasnya. Alat diagnostik dan grading histologis
utama untuk NPC adalah pemeriksaan endoskopi dan biopsi observasi histologis, dan penentuan
stadium berdasarkan matastasis nodul tumor masih menjadi metode utama ntuk memprediksi
prognosis pasien NPC. Oleh karena itu, penemuan penanda biologis dan terapi yang lebih efektif
menjadi sangat penting.
Protein adalah molekul fungsional dalam sel, maka secara klinis, analisis proteome
mungkin memiliki nilai lebih daripada cDNA-microarray.

Anda mungkin juga menyukai