Anda di halaman 1dari 34

Antropometri

Balita yang (underweight) = 1,95%


BGM/D naik berat badannya (N/D) = 89,12 %
Prevalensi BB/U = 0,69 %
Balita Gizi Kurang = 3,77 %
Biokimia dan Klinik
Prevalensi diare pada usia <5 tahun = 10,13%
ISPA = 20%
Gastritis = 4%
Dietary History

ASI Eksklusif = 26,3%

ASI sampai umur 2 tahun = 5,38%

Rasio ketenagaan
Dokter umum = 1 : 17.203
Dokter gigi = 1 : 43.009
Perawat gigi = 1 : 86.018
Perawat = 1 : 9.558
Bidan = 1 : 9.558
Ahli gizi = 1 : 86.018
Sanitarian = 1 : 86.018
Asisten Apoteker = 1: 86.018
kader posyandu = 492 orang
dukun = 6 orang
Pelayanan Gizi
Cakupan kapsul vitamin A 2x/tahun = 65,14%

Cakupan bayi mendapat vitamin A 1x = 96,46%
Cakupan anak Balita mendapatkan 1x vitamin A =
101,94%
Cakupan anak balita mendapat vitamin A 2x/tahun =
79,12%

Posyandu
Jumlah = 89 buah
Tingkat partisipasi masyarakat = 76,79 %

Tingkat Ekonomi
Jumlah Keluarga Miskin = 9.265 jiwa



Participation Analysis



Problem Tree
Prevalensi infeksi tinggi yang disebabkan %KVA tinggi
ditandai dengan % diare pada usia < 5 tahun sebesar
10,13%
Cakupan vitamin A rendah yang disebabkan tingkat
pendistribusian rendahditandai dengan % cakupan Vit.
A pada balita rendah yaitu 65,14%
Rendahnya kehadiran balita ke posyandu yang
disebabkan rendahnya pengetahuan ibu mengenai
posyandu ditandai dengan Tingkat partisipasi
masyarakat pada posyandu rendah yaitu 76,79%
Tingkat pemberian ASI eksklusif rendah yang
disebabkan Tingkat pengetahuan ibu balita tentang
pentingnya ASI eksklusif rendah ditandai dengan %
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sebesar
26,3%



Hasil Pencapaian program


Usulan intervensi
Monitoring
Laporan tahun 2007:
Jumlah Balita yang mendapat kapsul vitamin
A 2x/tahun adalah 5833 balita atau 65,14%
Evaluasi
Pencapaian program kerja cakupan pemberian
kapsul vitamin A terhadap balita pada tahun
2007 kurang dari target yang ditentukan
(80%)
Data Primer

Status Gizi Balita Berdasarkan BB/TB
0% 5%
80%
15%
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
5%
5%
90%
0%
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Status Gizi Balita Berdasarkan TB/U
0%
25%
75%
0%
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Tingkat Pendidikan Ibu
10%
35% 55%
SD
SMP
SMA
60%
40%
Tingkat Pemberian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif
Tidak ASI Eksklusif
Tingkat Cakupan Vitamin A
20%
80%
Belum mendapatkan
Vit.A
Mendapatkan Vit. A
Tingkat Konsumsi Energi
10%
30%
15%
5%
40%
DAN
N
DTR
DTS
DTB
Tingkat Konsumsi Protein
35%
25%
10%
5%
25%
DAN
N
DTR
DTS
DTB
Jenis Sumber Karbohidrat yang Dikonsumsi Balita
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Sering
75% 25% 0%
Jarang
0% 0% 10%
Tidak Pernah
25% 75% 90%
nasi bubur mie
Jenis Lauk yang Dikonsumsi Balita
0%
50%
100%
150%
Sering
60% 50% 20% 0% 10% 15% 25%
Jarang
15% 25% 10% 0% 35% 40% 35%
Tidak Pernah
25% 25% 70% 100% 55% 45% 40%
Tempe Tahu Daging
Hati
ayam
Ayam Ikan Telur
Jenis Sayuran yang Dikonsumsi Balita
0%
20%
40%
60%
80%
Sering
65% 65%
Jarang
10% 10%
Tidak Pernah
25% 25%
Sayuran daun Sayuran buah
Tingkat Konsumsi Buah pada Balita
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Sering
35%
Jarang
40%
Tidak Pernah
25%
buah
Posyandu
Jumlah posyandu = 89 buah
Rasio kader = 1 : 19
Rasio bidan = 1 : 995
Jumlah posyandu mandiri = 1 buah
Jumlah posyandu purnama = 3 buah
Jumlah posyandu madya = 85 buah
Partisipasi masyarakat = 76,79%

Participation Analysis


Problem Tree
% ISPA dan % diare tinggi yang disebabkan
Sistem kekebalan tubuh yang rendah ditandai
dengan % diare pada usia < 5 tahun sebesar
10,13%
Pendistribusisan vitamin A rendah yang
disebabkan Rendahnya kehadiran balita ke
posyandu ditandai dengan Tingkat partisipasi
masyarakat pada posyandu rendah yaitu
76,79%
Wasting, Underweight, Stunting tinggi yang
disebabkan Tingkat konsumsi energi rendah
ditandai dengan BB/TB (wasting) = 5%, BB/U
(underweight) = 5%, TB/U (stunting) = 25%
Tingkat pemberian ASI eksklusif rendah yang
disebabkan Tingkat pengetahuan ibu balita
tentang pentingnya ASI eksklusif rendah
ditandai dengan Tingkat pemberuian ASI
Eksklusif sebesar 60%
Tingkat konsumsi energi, lauk hewani, dan buah
rendah yang disebabkan Ketersediaan pangan
dalam keluarga rendah ditandai dengan DTB
energi 40% responden , tingkat konsumsi lauk
hewani 25%, dan tingkat konsumsi buah 35%


Penyuluhan
Pokok Bahasan : Makanan sehat untuk balita dan
ASI eksklusif
Sasaran : Ibu balita
Tempat : Rumah-rumah ibu balita dan
Puskesmas
Hari/tanggal : Kamis-Sabtu, 19-21 Juni 2008
Metode : Konseling dan tanya jawab
47.79%
80.15%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Rerata Pre test Rerata Post test
Rerata Pre dan Post Test
Program Gizi Puskesmas
Pencapaian pemberian kapsul Vitamin A pada balita
di Puskesmas Batu masih mencakup 65,14%, hal ini
masih di bawah target yaitu 80%.
Dasar utama pelaksanaan program pemberian kapsul
vitamin A pada balita adalah masalah kurang vitamin
A pada awal kehidupan dapat mempengaruhi
kehidupan psikososial, pendidikan, dan ekonomi
serta mempengaruhi status dan cadangan vitamin A
pada tahap kehidupan selanjutnya.
Penyebab utama terjadinya kurang vitamin A pada
balita yaitu asupan vitamin A dari suplementasi,
rendahnya pemberian ASI Eksklusif, dan rendahnya
kualitas vitamin A pada ASI
NCP Komunitas


Wasting dan Stunting kategori sedang
yang disebabkan tingkat konsumsi yang
rendah dah prevalensi diare dan ISPA
tinggi

Tingkat pemeberian ASI eksklusif masih
rendah yang disebabkan tingkat
pengetahuan ibu rendah yang ditandai
dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif
sebesar 60%

Tingkat konsumsi energi yang rendah yang
disebabkan pola makana yang salah ditandai
dengan tingkat defisiensi tingkat berat
sebesar 40%

Tingkat konsumsi lauk hewani rendah yang
disebabkan rendahnya ketersediaan pangan
terkait dengan keadaan ekonomi masyarakat
ditandai dengan lauk hewani tersering telur
hanya 25%

Tingkat konsumsi buah rendah yang
disebabkan rendahnya ketersediaan pangan
terkait dengan keadaan ekonomi masyarakat
ditandai dengan prevalensi tingkat konsumsi
buah sebesar 35%


Pembuatan asuhan nutrisi pada pasien rawat inap dan
pendokumentasian asuhan nutrisi untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di rawat inap

Mengoptimalkan kinerja promkes dalam mengadakan
promosi kesehatan dan penyuluhan kesehatan terutama
di bidang gizi

Peningkatan pendokumentasian dan pelaporan data
untuk mewujudkan kesinambungan program

Pojok Gizi dilakukan secara rutin dan lebih giat lagi dan
sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas seperti komputer
untuk membantu kelancaran prose konsultasi untuk
menghitung kebutuhan zat Gizi dan program konsultasi
Gizi

Perlunya pembinaan dsn pelatihan kader
posyandu secara rutin tentang UPGK

Penyuluhan kelompok rawan Gizi seperti ibu
balita sebaiknya di lakukan secara rutin
untuk meningkatkan pengetahuan ibu balitA

Motivasi kepada ibu-ibu balita untuk datang
ke posyanmdu dan menimbangkan anaknya
agar mengetahui perkembangan anaknya
setiap bulan dan dapat memperlancar
program perbaikan gizi seperti pemberian
vitamin A

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai