Anda di halaman 1dari 26

NASIKH DAN MANSUKH

Disusun Oleh:
Nadya Hanifa (212264)
M. Sofyan Fauzi (212270)
Nurul Muawanah (212273)
Inarotun Najibah (212275)

Rumusan Masalah
1. Pengertian Naskh dan
Mansukh
2. Tujuan Nasakh-Mansukh
3. Syarat-Syarat dalam
Naskh
4. Hal-hal yang mengalami
Naskh
5. Pedoman mengetahui
Naskh dan Mansukh
6. Pembagian Nasikh dan
Mansukh
7. Macam-macam Nasikh
8. Hikmah Naskh

NASKH MENURUT BAHASA DIPERGUNAKAN UNTUK ARTI
IZALAH (MENGHILANGKAN). SEDANGKAN MENURUT
ISTILAH NASKH IALAH MENGANGKAT (MENGHAPUSKAN)
HUKUM SYARA DENGAN DALIL HUKUM SYARA YANG
LAIN.
SEDANGKAN MANSUKH ADALAH HUKUM YANG
DIANGKAT ATAU YANG DIHAPUSKAN.


Pengertian Naskh dan Mansukh
Tujuan Nasakh-Mansukh
Tujuan Nasakh-Mansukh yaitu untuk
membersihkan jiwa dan memelihara keselamatan
masyarakat serta meningkatkan dengan ikatan
kerjasama dan persaudaraan.
Syarat-Syarat dalam Naskh
1.Hukum yang Mansukh adalah hukum
syara.
2.Dalil penghapusan hukum
tersebut adalah khithab syari
yang datang lebih kemudian dari
khithab yang hukumnya
dimansukh.
3.Khithab yang dihapuskan atau
diangkat hukumnya tidak terikat
(dibatasi) dengan waktu
tertentu.
Hal-Hal yang Mengalami Naskh
Naskh hanya terjadi pada perintah dan
larangan, baik yang diungkapkan dengan tegas
dan jelas maupun yang diungkapkan dengan
kalimat berita (khabar) yang bermakna amr
(perintah) atau nahy (larangan).

Naskh tidak terjadi dalam berita, khabar,
yang jelas-jelas tidak bermakna thalab
(seperti perintah atau larangan), atau seperti
janji (al-wad) dan ancaman (al-waid).
Pedoman Mengetahui Naskh dan
Mansukh
1.Keterangan tegas dari Nabi
atau Sahabat.
2.Ijma umat bahwa ayat ini
nasikh dan yang itu mansukh.
3.Mengetahui mana yang terlebih
dahulu dan mana yang
belakangan berdasarkan
sejarah.

Pembagian Nasikh dan Mansukh
Nasikh dan Mansukh dibagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya yaitu:

1. Nasikh dan Mansukh dilihat Berdasarkan
kejelasan dan cakupannya.
2. Nasikh dan Mansukh dilihat dari segi bacaan dan
hukumnya.
3. Nasikh dan Mansukh dilihat dari sisi otoritas
mana yang lebih berhak menghapus sebuah
nash.
A. Nasikh dan Mansukh dilihat
Berdasarkan kejelasan dan
cakupannya
Naskh sharih
Naskh sharih yaitu ayat yang secara jelas menghapus hukum yang
terdapat pada ayat yang terdahulu. Misalnya ayat tentang perang (qital)
pada ayat 65 surah Al-Anfal [8] yang mengharuskan satu orang muslim
melawan sepuluh kafir:
Hai Nabi, kobarkanlah semanagat orang mukmin untuk berperang.
Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu, pasti mereka akan
dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang
(yang sabar) diantara kamu, mereka dapat mengalahkan seribu kafir ,
sebab orang-orang kafi adalah kaum yang tidak mengerti. *Q.S. Al-
Anfal:65].
Ayat ini menurut jumhur ulama di- naskh oleh ayat yang mengharuskan
satu orang mukmin melawan dua orang kafir pada ayat 66 dalam surat
yang sama:
Artinya:
sekarang Allah telah meringankan kamu dan mengetahui pula bahwa
kamu memiliki kelamahan, maka jika diantara kamu seratus orang yang
sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang kafir, dan
jika diantara kamu terdapat seribu orang (yang sabar), mereka akan
dapat mengalahkan dua ribu orang kafir.*Q.S. Al-anfal: 66].

Naskh dhimmy
Naskh dhimmy yaitu jika terdapat dua naskh yang saling
bertentangan dan tidak dikompromikan, dan keduanya turun untuk
sebuah masalah yang sama, serta kedua-duanya diketahui waktu
turunnya, ayat yang datang kemudian menghapus ayat yang
terdahulu. Contohnya, ketetapan Allah yang mewajibkan berwasiat
bagi orang-orang yang akan mati yang terdapat dalam surat Al-
Baqarah [2]: 180
Artinya .
diwajibkan atas kamu, apabila diantara seseorang di antara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut, jika a meninggalkan harta yang
banyak, untuk berwasiat bagi ibu-bapak serta karib-kerabatnya
secara maruf.
Ayat ini menurut pendukung teori naskh di-naskh oleh hadis la
washiyyah li waris (tidak ada wasiat bagi ahli waris).

Naskh Kully
Naskh Kully, yaitu menghapus hukum yang
sebelumnya secara keseluruhan. Contohnya,
ketentuan iddah empat bulan sepuluh hari pada
surat Al-Baqarah [2] ayat 234 di-naskh oleh
ketentuan iddah satu tahun pada ayat 240
dalam surat yang sama.
Naskh juziy
Naskh juziy, yaitu menghapus hukum umum yang
berlaku bagi semua individu dengan hukum yang
hanya berlaku bagi sebagian individu, atau
menghapus hukum yang bersifat mutlaq dan
muqayyad. Contohnya, hukum dera 80 kali bagi
orang yang menuduh seorang wanita tanpa adanya
saksi pada surat An-Nur [24] ayat 4, dihapus oleh
ketentuan lian, yaitu bersumpah empat kali dengan
nama Allah, jika si penuduh suami yang tertuduh,
pada ayat 6 dalam surat yang sama.
B. Nasikh dan Mansukh dilihat dari
segi bacaan dan hukumnya
1. Penghapusan terhadap hukum dan
bacaan (tilawah) secara
bersamaan
2. Penghapusan terhadap hukumnya
saja, sedangkan bacaannya
tetap ada
3. Penghapusan terhadap bacaanya
saja
Penghapusan terhadap hukum dan bacaan (tilawah)
secara bersamaan

Ayat-ayat yang terbilang kategori ini tidak dibenarkan
dibaca dan tidak benar diamalkan. Misalnya sebuah
riwayat Al-Bukhari dan Muslim, yaitu hadis Aisyah r.a.
Artinya:
dahulu termasuk yang diturunkan (ayat Al-Quraan)
adalah sepuluh radabat (isapan menyusu) yang
dietahui, di naskh oleh lima (isapan menyusu) yang
diketahui. Setelah rasulullah saw wafat, hukum yang
terakhir tetap dibaca sebagi bagian Al-Quran.
Penghapusan terhadap hukumnya saja, sedangkan
bacaannya tetap ada
Contohnya adalah ayat tentang mendahulukan sedekah (Q.S Al-Mujadilah: 58:
12).
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan
khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang
miskin) sebelum pembicaraan itu.Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu
dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-
Mujadilah: 12).
Ayat ini di-naskh oleh surat yang sama ayat 13:
Artinya:
"Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah
sebelum pembicaraan dengan Rasul. Maka jika kamu tiada memperbuatnya
dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Penghapusan terhadap bacaanya saja,
sedangkan hukumnya tetap berlaku

Contoh kategori ini biasanya diambil dari ayat
rajam. Mula-mula ayat raja ini terbilang ayat Al-
Quran . ayat yang dinyatakan mansukh
bacaanya, sementara hukumnya tetap berlaku
itu adalah:
Artinya:
jika seorang pria tua dan wanita tua berzinah,
maka rajamlah keduanya.
C. Nasikh dan Mansukh dilihat dari sisi
otoritas mana yang lebih berhak
menghapus sebuah nash
1. Naskh al-Quran dengan al-
Quran
2. Naskh Quran dengan Sunah
3. Naskh Sunah dengan Quran
4. Naskh Sunah dengan Sunah
Macam-Macam Nasikh
1.NASAKH TANPA BADAL
2.NASAKH DENGAN BADAL YANG
LEBIH RINGAN
3.NASAKH DENGAN BADAL YANG
SEPADAN
4.NASAKH DENGAN BADAL YANG
LEBIH BERAT
NASAKH TANPA BADAL
Misalnya penghapusan keharusan bersedekah sebelum
menghadap Rasulullah sebagaimana diperintahkan dalam
firman Allah:
hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menghadap
lalu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul
hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang
miskin) sebelum pembicaraan itu (Al-Mujadilah: 12).
Ketentuan ini dinasakh dengen firman-Nya:
Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu
memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengen Rasul?
Maka jika kamu tidak memperbuatnya dan Allah telah
mmberi taubat kepadamu- maka dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat....
NASAKH DENGAN BADAL YANG
LEBIH RINGAN
Dihalalkan bagimu pada malam hari
puasa bercampur dengan istri-istri
kamu... (Al-Baqarah: 187).
Ayat ini menasakh ayat:
Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu... (Al-Baqarah: 183).

NASAKH DENGAN BADAL YANG
SEPADAN
Misalnya penghapusan kiblat shalat
menghadap ke Baitul Maqdis
dengan menghadap ke Kabah:
Maka palingkanlah mukamu ke
arah Masjidil Haram... (Al-Baqarah:
144).
NASAKH DENGAN BADAL YANG
LEBIH BERAT
Seperti penghapusan hukuman penahanan di rumah (terhadap
wanita yang berzina), dalam ayat:
Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji,
datangkanlah empat orang saksi di antara kamu (yang
menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi
kesaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam
rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi
jalan yang lain kepadanya. Dan terhadap dua orang yang
melakukan perbuatan keji di antara kamu, berilah hukuman kepada
keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri
maka biarkanlah mereka (An-Nisa: 15-16)
Kedua ayat ini dinasakh oleh ayat perintah untuk mencambuk
perawan (yang berzina) dalam surah An-Nur:
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera (An-Nur: 2).
Hikmah Nasakh
1. Memelihara kemashlahatan hamba.
2. Perkembangan tasyri menuju tingkat
sempurna sesuai dengan perkembangan
dakwah dan perkembangan kondisi umat
manusia.
3. Cobaan dan ujian bagi seorang mukallaf
apakah mengikutinya atau tidak.
4. Menhendaki kebaikan dan kemudahan bagi
umat.

Anda mungkin juga menyukai