Anda di halaman 1dari 9

KONSTRUKSI MESIN

MODUL KE-11 (3 Juni 2011)


DOSEN PENGAMPU
Ir. H. PIRNADI. M.Sc. APU

UNIVERSITAS MERCU BUANA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM KULIAH KELAS KARYAWAN


2011

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

11.

OPTIMASI DESAIN PADA KOMPONEN


KONSTRUKSI MESIN

PENDAHULUAN

Pengantar,

optimasi

desain

komponen

konstruksi

mesin

merupakan

suatu

permasalahan yang cukup penting dalam peranannya di industri, maka perlu


didefinisikan dan dilakukan dengan baik, baik dalam era teknologi industri masa kini
maupun dalam kehidupan masa yang akan datang. Disamping peranan pemilihan
jenis material teknik yang akan digunakan tidak kalah pentingnya dalam konstruksi
mesin dengan tujuan untuk mencapai keuntungan yang besar. Maka pemilihan jenis
material yang akan digunakan harus dipilih dengan tepat, termasuk prediksi bebanbeban yang akan bekerja dan pada kondisi lingkungan yang akan dialami oleh produk
suatu komponen mesin yang bersangkutan.

Dari segi servis, serviceability adalah jelas bahwa keputusan ini perlu dibuat
pada tahap desain produk yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi bisnis
yang dilakukan, yaitu penyediaan pelayanan purna jual bagi pelanggan dalam suatu
cara yang cost effective. Di samping bergantung pada interest produk dan segmen
pasar, satu atau berbagai konsumsi dari dimensi-dimensi tersebut digunakan secara
strategis untuk mencapai posisioning produk yang dihasilkan dan diferensiasi pasar
sebagaimana dibutuhkan untuk mendapatkan keunggulan secara kompetitif.

Desain produk, adalah aktivitas strategis, dengan pamrih atau dengan


kegagalan, karena komitmen utama pada dimensi ini biasanya dibuat selama langkah
perencanaan dari produk. Perusahaan yang baik membuat keputusan desain
produknya secara strategis adalah sedang berkompetisi dari suatu posisi ketidak
unggulan. Hal ini termasuk pada managemen dan prakteknya yang akan diikuti oleh
organisasi bisnis, dimana tidak banyak organisasi bisnis menangani produknya secara
strategis dan kebanyakan manajer tidaklah merasa nyaman dengan konsep
manajemen desain, meskipun sebenarnya tergulir isu-isu utama bertanggung jawab
membuat manajemen strategis dari desain produk menjadi suatu tugas yang sulit.

Secara umum, orang-orang bisnis dan diluarnya mengenali pentinganya


desain. Meskipun tak ada kesepakatan pada bagaimana mendefinisikannya, kata
desain kerap digunakan dalam suatu cakupan yang sangat luas. Desain secara tipikal,

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

mengacu pada suatu produk, bungkus, fasilitas, dll. Meskipun kadang-kadang


digunakan untuk menyatakan elemen dari suatu gaya (style), antara lain : perancang
tata rambut, atau perancang jean, dll.

Pada kondisi ekstrim yang berlawanan, eksplorasi philosophy dari desain


kerap kali dimulai dengan sejarah pendahuluan penemuan dari peralatan batu,
dengan demikian terdaftar pada rubrik desain, setidak-tidaknya dengan im[plikasinya,
semua keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sayang sekali, tak ada hasil
pendekatan yang menghasilkan sebuah konsep valid yang dapat digunakan oleh
bisnis atau oleh masyarakat luas untuk memberi definisi desain dalam sebuah jalan
yang bermanfaat karena jenis-jenis dari konsep generic ini cenderung fokusnya
mencair.

Desain produk, dalam bentuknya sekarang timbul selama revolusi industri,


dimana sebelumnya tukang merancang dan membuat produk berdasar permintaan
pelanggan. Hal ini menjadikan prosesnya mahal dan tak banyak dapat dihasilkan.
Selanjutnya pelanggan mulai menilai produk yang di standarisasi, yang dapat di
manufaktur dengan biaya rendah.

Untuk mencapai pengurangan biaya, pekerjaan menjadi bertambah yang


dapat digolong-golongkan ke dalam divisi pekerja> Pekerjaan pemrosesan sederhana
dilakukan oleh tukang untuk memproduksi produk-produk biasa diganti dengan aliran
proses yang rumit dan diarahkan pada produksi missal dari produk standar.

Tugas perencanaan produk, menjadi terpisah dari tugas manufaktur dan


pemasarannya. Jenis baru dari individu, desainer, melengkapi pola dua dimensi dan
prototype tiga dimensi untuk di kopi secara otomatis presisi oleh pekerja dan mesin.
Desainer menjadi terpisah dari pelanggan dan harus mempercayakan pada
interpretasi pasar terhadap kebutuhan pelanggan berdasar pada survey pasar
terhadap validitas yang diragukan.

Pemisahan divisi dan departemen satu sama lain, secara fungsional dan
secara physic, maka akan muncul masalah komunikasi dan koflik antar departemen.
Sasaran dari desain yang baik, sebagaimana diukur terhadap kesesuaiannya
terhadap pekerjaan yang harus dilakukan, adalah tidak selalu cocok dengan sasaran
dari fungsi yang lain, antara lain: manufacturing, marketing, dan finace. Karena relatf
mudah mengukur, keefektifan dari manufaktur menjadi mininim dengan biaya produksi
rendah pada kebanyakan organisasi bisnis. Ahli marketing mencoba untuk

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

meningkatkan pembagian pasar menggunakan strategi tekanan lebih pada harga,


promosi dan distribusi agak lebih dari pada produk yang direncana dengan baik.

Desainer, adalah disisi lain denga ndaya terbatas dari hirarki korporat. Order
korporat baru dipaksa kepadanya dari belakang tempat duduk slama perdebatan
korporasi untuk merumuskan strategi, membiarkan marketing dan eksekutif keuangan
menyerobot show. Di masa lalu, saat sangat sedikit atau bahkan tak ada kompetisi,
perusahaan menjual apa saja yang mereka buat. Bila kompetisi dimulai secara
intensif, organisasi bisnis mencoba menjawab permasalahan mereka dengan konsep
pemasaran. Dimana konsep pemasaran, pada banyak hal, mengambil proses dua
tahap, yaitu:
1. Kebutuhan perusahaan untuk mengidentifikasi kehendak pelanggan
2. Mereka mencari cara mengefektifkan ongkos/biaya untuk memenuhi kehendak
tersebut.

Ini adalah konsep, yang sangat bertenaga karena berfokus pada kepuasan
konsumen. Bagaimanapun juga pada banyak hal, ini merupakan kesulitan
yang cukup ekstrim untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya diinginkan
oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena konsumen tidaklah selalu sanggup
mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dan harapkan secara benar.

Secara umum, mereka cenderung untuk mendefinisikan keinginan mereka


dalam batasan terhadap produk yang menarik. Saat berhadapan dengan
produk baru yang inovatif sebagai contoh Sony Walkman atau Selective Laser
Sintering machine, dalam banyak hal konsumen tidak akan mampu
membayangkan

atau

memperkirakan

tampilan

produk

pada

tahapan

konseptual, biarkanlah sendiri periset pasar membicarakan apa yang mereka


inginkan. Maka kepercayaan yang berlebihan pada metodologi riset pasar saat
ini memaksa desainer untuk menjadi kurang inovatif, yang memaksa bisnisnya
menjadi mudah diserang oleh competitor yang agresif dan inovatif.

Kurangnya pendidikan desainer, agak umum untuk menemukan eksekutif


bisnis atau manajer dalam membuat keputusan desain strategis tanpa pemahaman
desain produk yang luas dan mendalam. Hal ini dikarenakan latar belakang
pendidikannya (a.l : Hukum, akunting, dan finans) yang jauh dilepas dari aktifitas
desain produk.

Desain bukanlah, bagian integral dari umumnya kurikulum mayor sekolah


bisnis dengan sedikit pengecualian. Tetapi di USA 250 seklah teknik, desain masih

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

secara umum dibayangkan hanya dalamlingkup pengajaran, Machnie desain, yang


secara tradisional berupa teknik desain analitis darip[ada desain yang sebenarnya.
Masalah pendidikan desain dilebih-lebihkan oleh kenyataan dari fakta bahwa bidang
desain menjadi tidak efisien terhadap ilmu penetahuan yang eksplisit dan logis
yangdapat di generalisir. Aktivitas saat ini didukung oleh Yayasan Desain Korporasi
Boston, Massachusetts, untuk mwndidik pimpinan bisnis saat ini dan besok selangkah
lebih maju, tetapi masih banyak keinginan yang harus dikerjakan.

Ada anggapan umum, bahwa desain adalah rumit dan aktivitas kreatif yang
kompleks dan sulit di menejerielkan. Dugaan dari dsain industrial memicu dalam
pikiran kebanyakan orang-orang bisnis tersamar dalam bentuk artistic dan bakat, yang
tak dapat diterjemahkan ke dalam argument bisnis yang kokoh. Desain enginnering
mengingatkan cetak biru toleransi yang mana kebanyakan orang bisnis menemukan
detail yangtak perlu dimengerti, dan menjumpai lebih banyak lagi untuk pertimbangan
dalam proses pengambiln keputusan.

Pada umunya manajer percaya, bahwa bermacam percobaan untuk menejer


desain efektif akan membutuhkan banyak perubahan, berarti penghancuran
organisasi. Konsekuensinya, desain dalam kebanyakn saat mereka membutuhkannya
pada suatu proyek atau ini diperlukan sebagai sebuah fungsi yang terpisah dari arus
utama aktivitas bisnis, antara lain : manufacturing, marketing, dan finance. Akan tetapi
desain adalah fungsi bisnis, oleh sebab itu dapat berkompetisi, hasil rancanagn yang
baik adalah bisnis yang baik.

Pada Konstruksi Mesin, merupakan salah satu bidang ilmu teknik yang
perkembangannya begitu pesat terutama dengan dikembangkannya penggunaan
komputer digital sebagai suatu sarana perancangan (desain). Maka diharapkanhasil
desain akan optimal, dimana dengan waktu yang singkat dapat dihasilkan produk
yang cukup memadami dan memuaskan konsumen. Di samping itu, dari hasil produk
dapat dinikmati hingga waktu yang telah didesain dan relevansi dengan adanya servis
atau pelayanan purna jual yang bonafit.

Strategi

desain,

Fitzsimmons

mendefinisikan

desain

produk

sebagai

keseluruhan proses dan dikombinasikan dengan usaha spesialis desain engineering,


industrial, dan factor human yang akhirnya menghasilkan suatu produk dengan
pemunculan produk, keraap dalam bentuk prototype.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

Desain Engineering, adalah proses yang memvalidasi kelayakan teknis dari konsep
produk dan menentukan bagaimana mempersiapkan fungsi yang dikehendaki bagi
sebuah produk.
Desain Industrial, mengacu terhadap proses penyiapan bentuk pada fungsi tersebut,
dan desain factor human berupa proses antara lain : desain ergonomic dan analisis
faktor

physikolofis, yang membuat sebuah produk lebih mudah untuk digunakan,

dapat dilihat pada Gambar 11.1.

[Penjelasan dan keterangan diberikan pada saat tatap muka]

Gambar 11.1 Komponen desain produk


Mereka juga mendefinisikan strategi desain, dengan menggunkan bahasa bisnis,
dan menyajikan kerangka kerja konseptual untuk memfasilitasi pengembangan,
penerapan, dan pengendalian stategi desain sebagai bagian tak terpisahkan dari
keseluruhan strategi bisnis.
Strategi desain, didefinisikan sebagi pola keputusan untuk mencapai keunggulan
melalui desain. Hal ini dapat terjadi masing-masing melalui desain produk baru yang
membentuk pasar baru, atau melalui dukungan keinginan pasar yang ada lebih baik
daripada rancangan fungsi dari pesaing. Mereka mengajukan kerangka kerja
mendefinisikan dua variabel dasar desain untuk multidimensional, dan variabelvariabel di dalam sistem itu, yaitu:
1. Kompleksitas desain produk, dan
2. Level inovasi desain produk
Kompleksitas dari sebuah sistem atau desain produk akan diukur dengan jumlah
elemen/komponen dalam sistem produk tersebut, dan tingkat interaksi iantara
komponen-koponen produk tersebut.
Sebagai contoh, sebuah produk dengan jumlah komponen yang lebih banyak adalah
lebih rumit daripada produk sejenis dengan jumlah komponen yang lebih sedikit. Juga
kerumitan bertambah jika komponen sistem produk memiliki kapabilitas multi fungsi
daripada berfungsi tunggal.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

Inovasi, dapat didefinisikan sebagai kerjasama teknologi dan ide, adapun tingkat
inovasi dapat diukur dari derajat perubahan inovatif yang diberikan dalam suatu hasil
produk dan dibandingkannya terhadap tingkat yang telah ada dari kinerja produk yang
sama atau sejenis.
Kompleksitas, pada dasarnya tidak perlu, tidak diminati, sebab hal ini kerap kali
diterapkan pada komponen produk konstruksi mesin yang dibutuhkan pada
bangunan, atau perawatan, keunggulan kompetitiv. Sama dengan itu inovasi, pada
dasarnya tidak selalu mampu diminati, dimana pada segmen pasar untuk produk
tertentu mungkin diperlukan untuk mengikuti strategi inovasi yang rendah. Sebagai
contoh, tingkat inovasi yang tinggi yang mengarah pada siklus umur produk yang
pendek mungkin tidak selalu diminati dari sisi pandang bisnis.
Penerapan strategi desain, membutuhkan pemilihan infrastruktur desain yangtepat,
yang dapat dilihat pada Gambar 11.2. Dimana keputusan infrastruktur desain terdiri
dari pemilihan organisasi desain, yaitu: struktur organisasi yang perlu untuk
mendukung strategi desain spesifik terbaik, dan sistem pendukung desain adalah
suatu perkakas dan teknik yang dapat digunakan untuk memenej aktivitas desain
dengan efisien.

[Penjelasan dan keterangan diberikan pada saat tatap muka]

Gambar 11.2 Kerangka strategi sistem desain produk


Pendekatan ini, adalah sama sekali berbeda dengan bentuk tradisional reaktif pada
manajemen desain, karena memaksa manajer untuk membuat pilihan strategis
dengan

mempertimbangkan

keunggulan

dan

ketidakunggulan

dari

berbagai

alternative. Kerja riset ini merupakan langkah maju yang significant karena
menyediakan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
partisipasi dari desain produk pada dekat korporasi sebagai partner yang setara
dengan fungsi lain, antara lain: manufacturing dan marketing.

Infra struktur desain, infra struktur desain ini berpedoman pada struktur
organisasi dan sistem penduung desain yang dapat digunakan untuk menyerahkan
strategi desain produk yang khusus. Adapunpilihan infra struktur desain dibuat oleh

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

perusahaan merefleksikan persyaratan (kebutuhan) pasar dan pemosisian keinginan


sepanjang dimensi kompetitif. Menyususn infrastruktur desain adalah suatu tahapan
krusial dalam penerapan berbagai strategi desain. Hal ini antara lain untuk mencapai
hasil desain produk yang optimal.

Merancang struktur organisasi desain, proses pengembangan produk


umumnya terdiri dari empat tahapan yang interatif, yaitu:
1. Menyusun desain konsep (konseptual desain)
2. Menyusun desain teknikal
3. Menyusun desain rinci, dan
4. menyusun desainproses manufacturing
Adapun agar lebih jelasnya, perhatikan pada Gambar 11.3, dengan lebih seksama.

[Penjelasan dan keterangan diberikan pada saat tatap muka]

Gambar 11.3 Pentahapan desain produk

Konsep produk dan spesifikasi produk, yang masih kasar dikembangkan


pada tahapan desain konsep dengan mencocokan kekuatan teknologi perusahaan
dengan penilaian marketing terhadap keinginan konsumen. Kelayakan teknis dari
konsep awal di analisi dan pengetahuan engineering desain digunakan untuk
menjumpai pertambahan spesifikasi secara lengkap dan teliti pada tahapan desain
teknikal. Sedangkan desainrinci, adalah proses pendokumentasian deskripsi lengkap
dari hamper seluruh produk yang direncanakan dengan gambar exak dan daftar
bahan (BOM). Tahapan ini biasanya diikuti dengan pembuatan prototype dan
pengujian untuk fine-tune desain sebelum melepas sebuah desain lengkap produksi
sebenarnya. Desain proses manufaktur berpedoman pada proses perancangan mold
and tools, jigs and fixtures, konfigurasi work cell, dan perancangan proses yang
diperlukan pada manufacturing produk. Sejumlah lintasaan biasanya dibuat melalui
tiga tahapan pertama sebelum desain dapat mencapai tahapan desain proses
manufacturing.

Sedangkan strategi pengembangan produk, akan bergabung pada interest


produk dan segmen pasar, bisnis boleh memilih sebuah strategi melalui empat tahap

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul-11 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

dalam suatu sekuen, secara bersamaan atau berupa kombinasi keduanya. Secara
tradisional, perusahaan akanmengikuti strategi pengembangan produk sekuensial,
yang kerap dipedomani sebagai throwing it over the wall. Di sini masing-masing
kelompok spesialis melakukan pekerjaannya dan melewatkannya kepada kelompok
berikutnya.
Disebabkan sifat alami dari proses ekuensial, keputusan yang dibuat pada tahapan
hulu menjadi kendala pada tahapan hilir pada keseluruhan opsi sub optimal. Juga
eksekusi sekuensial dari tahapan yang berbeda membutuhkan waktu maju lebih lama.
Interface yang buruk antara tahapan yang berbedaa menyebabkan masalah
komunikasi dan is understanding, yang mana menambah jumlah iterasi (pengulangan)
yang dibutuhkan untuk melengkapi desain.
Hal ini amat menyulitkan dalam fore cast, melengkapi proyek secara teliti,
menyebabkan kemunculan delay dan kelambatan start. Meskipun demikian, penting
untuk mengenali strategi pengembangan produk secara sekuensial mungkin hanya
opsi untuk suatu proyek besar, rumit, kendala presedensi. Strategi ini dapat digunakan
secara effektif melalui keunggulan teknologi perusahaan pada pasar yang stabil
dengaan kompetisi yang rendah, dalam hal ini bukan dimensi kompetitif yang relevan
dan konsumen mau menunggu.

Trima kasih

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai