Anda di halaman 1dari 42

VISUM ET REPERTUM

OLEH
dr.Netty Herawati
Pembimbing:
dr.H.Guntur Bumi.Nst,SpF







Pendahuluan
Bantuan dokter kepada kalangan penegak
hukum yang paling sering dan sangat
diperlukan adalah pemeriksaan korban
untuk pembuatan visum et repertum (VeR)
atau lebih sering disingkat visumsaja
Pemeriksaan medik yang diduga sebagai
korban suatu tindak pidana,baik dalam
peristiwa KLL,kecelakaan
kerja,pembunuhan,pemerkosaan maupun
korban meninggal yang di curigai
kemungkinan adanya tindak pidana.

Istilah Visum et Repertum ini dapat ditemukan
dalam lembaran Negara tahun 1937 Nomor : 350
Pasal I yang terjemahannya :
Visa et Reperta pada dokter yang dibuat baik atas
sumpah dokter yang diucapkan pada waktu
menyelesaikan pelajarannya di negeri Belanda atau
Indonesia, maupun atas sumpah khusus seperti
tercantum dalam pasal 2, mempunyai daya bukti
yang syah dalam perkara pidana selama visa et
Reperta tersebut berisi keterangan mengenai hal-
hal yang diamati oleh dokter itu pada benda-benda
yang diperiksa.
(4)



pasal 183 Undang-Undang
nomor 8 tahun 1981
1.Terdapat sedikitnya dua alat bukti yang
sah
2.Dua alat bukti tersebut menimbulkan
keyakinan hakim tentang telah
terjadinya perbuatan pidana
3.Dan perbuatan pidana tersebut
dilakukan oleh terdakwa
Alat bukti yg sah menurut pasal 184
ayat 1, Undang-Undang nomor 8 tahun
1981
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
Bantuan dokter
keterangan ahli dan
suratsystem pembuktian
negatifTersangka atau terdakwa
dianggap tidak bersalah sampai
dapat dibuktikan ia bersalah (asas
praduga tak bersalah,persumtion of innocent).


VeR

KETERANGAN YANG DIBUAT OLEH
DOKTER ATAS PERMINTAAN
PENYIDIK YANG BERWENANG
MENGENAI HASIL PEMERIKSAAN
MEDIK TERHADAP MANUSIA,BAIK
HIDUP ATAU MATI ATAUPUN
BAGIAN DARI TUBUH
MANUSIA,BERDASARKAN
KEILMUANNYA DAN DIBAWAH
SUMPAH,UNTUK KEPENTINGAN
PERADILAN.
BEBERAPA DASAR HUKUM YANG BERKAITAN
DENGAN VISUM et REPERTUM
pasal 44 KUHP
tidak dipidana seseorang melakukan perbuatan
karena jiwanya cacat atau terganggu karena
penyakit.
Pasal 89 KUHP
membuat orang pingsan dan tidak berdaya sama
dengan melakukan kekerasan
Pasal 90 KUHP: luka berat
Pasal 133 KUHAP ayat 2:
Keterangan ahli di buat dalam bentuk tertulis
Pasal 134 KUHAP :
Penyidik wajib memberikan penjelasan tentang
perlunya dilakukan pembedahan.



Pasal 222 KUHP
mencegah,menghalangi pemeriksaan jenasah pidana penjara
9 bulan atau denda 4500 rupiah
Pasal 285 KUHP
memaksa bersetubuh diluar perkawinan,diancam
memperkosa pidana penjara 12 tahun
Pasal 186 KUHP
Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di
sidang pengadilan.
Pasal 341 KUHP
seorang ibu karena takut ketahuan membunuh anak sendiri
pidana 7 tahun.
Intruksi kapolri No.INS/E/20/IX/75:
tata cara permohonan Visum


Tata cara permohonan
visum et repertum

1. Permohonan harus secara tertulis,tidak dibenarkan
secara lisan,melalui telepon atau melalui pos.
2. Korban adalah barang bukti,maka surat permohonan
visum et repertum harus diserahkan sendiri oleh petugas
kepolisian bersama-sama korban,tersangka,atau barang
bukti lain kepada dokter.
3. Tidak dibenarkan mengajukan permintaan visum et
repertum tentang sesuatu peristiwa yang telah
lampau,mengingat rahasia kedokteran(instruksi Kapolri
No.INS/E/20/IX/75).
4. Permintaan diajukan kepada dokter ahli pemerintah
sipil,dokter pemerintah sipil atau ahli kedokteran
kehakiman pemerintah sipil untuk korban yang
meninggal dunia.

JENIS V et R

V et R Korban Hidup
# V et R Perlukaan
# V et R Psikiatrik
# V et R Kejahatan Susila
V et R Korban Mati / Jenazah

seketika
sementara
lanjutan
V et R (Perlukaan) Seketika
# Pada luka yang tidak perlu
perawatan
# Langsung dibuatkan visum
# Kesimpulan berisi :
-> Jenis luka
-> Jenis Kekerasan
-> Kualifikasi lukaRINGAN/KUHP 352

Derajat Luka / Kualifikasi
Luka
Luka Derajat I
Penganiayaan / Luka Ringan (Pasal 352
KUHP)
> Tidak mengakibatkan penyakit maupun
halangan dalam melakukan pekerjaan
/ jabatan
Luka Derajat II
Penganiayaan / Luka Sedang
> Mengakibatkan penyakit dan halangan
sementara dalam melakukan pekerjaan /
jabatan nya selama . hari
Luka Derajat III
Penganiayaan / Luka Berat (Pasal 90 KUHP)
1. Mengakibatkan jatuh sakit atau mendapat luka
yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali
2. Dapat mengakibatkan ancaman bahaya maut
3. Menyebabkan seseorang terus menerus tidak
mampu untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencaharian
4. Menyebabkan kehilangan salah satu panca indera
5. Menimbulkan cacat berat
6. Lumpuh
7. Terganggunya daya pikir selama 4 minggu atau
lebih
8.menyebabkan mati atau gugurnya kandungan seorang perempuan

Derajat luka di tuliskan dalam kalimat yang mengarah
kerumusan delik KUHP
Contoh kasus dengan luka berat:
Pada korban laki-laki ini di temukan luka terbuka
dan memar pada mata kanan akibat kekerasan tumpul,yang
mengakibatkan hilangnya indera penglihatan sebelah kanan
untuk selamanya.
V et R Sementara
# Korban perlu di rawat/di observasi
# tdk memuat kualifikasi luka dan belum
di tulis kesimpulan.


V et R Lanjutan
# Dibuat setelah korban selesai
dirawat dengan kualifikasi luka
sudah dapat ditentukankesimpulan
# Kalau korban meninggal :
a. V et R Lanjutan tetap dibuat
b. Lapor polisi
c. SPV Jenazah
d. Autopsi
e. V et R Jenazah


V et R Psikiatrik
Suatu kesaksian tertulis dalam perkara pidana
Atau perdata yang dibuat atas permintaan hakim
Ketua pengadilan dan mengingat sumpah dokter.

Keterangan psikiatri adalah :
Keterangan yang di berikan oleh dokter atas permin
Taan penyidik atau pamongpraja dengan jabatan ter
Endah camat dalam pemeriksaan pendahuluan
Suatu perkara pengadilan.
-> DI BUAT BAGI TERSANGKA ATAU TERDAKWA TINDAK
PIDANA
V et R Kejahatan Susila
V et R Perkosaan
Pada kasus dugaan adanya
persetubuhanancaman hukuman KUHP
Dokter diharapkan memeriksa adanya
peny.hub.seksual,kehamilan dan kelainan
psikiatriakibat tindak pidana
dokter tidak di bebani adanya pemerkosaan
o/k istilah hukum yang harus di buktikan di
depan pengadilan.
Sebelum diperiksa perhatikan
1.Ada SPV
2. Diantar / tidak oleh penyidik (polisi)
3. Informed consent dari korban
-> kalau korban adalah anak kecil maka
dari orang tua / wali
4. Adanya Saksi / perawat yang
mendampingi pada waktu pemeriksaan

Pada waktu pemeriksaan
( jangan ditunda, cegah trauma
psikis akibat pemeriksaan )
1. Anamnesa yang baik (ada/ tidak kemungkinan
diberi makanan, minuman, obat-obatan,
suntikan)
2. Perkiraan umur dari korban
3. Trace Evidence (kotoran, bercak sperma, bercak
darah) pada pakaian / tubuh korban
4. Tanda-tanda / Luka-luka akibat kekerasan pada
tubuh dan alat genital externa / interna
5. Tanda-tanda persetubuhan
> robekan baru / lama pada hymen
> adanya sperma / semen pada
pemeriksaan laboratorium
6.Kesimpulan VeRperkirakan usia korban,ada/tdk
tanda persetubuhan/kekerasan,bila mungkin
kapan perkiraan terjadinya.
VeR Jenazah
Ada surat penyerahan jenazah forensik, ditandai dengan
serah-terima barang bukti jenazah forensik
Ada surat permintaan sementara dari pihak penyidik
untuk korban jenazah forensik dengan atau dilampiri
surat persetujuan keluarga untuk dilakukan:
pemeriksaan luar saja atau
pemeriksaan luar dan dalam
Ada surat permintaan Visum et Repertum definitif,
dilampiri surat pernyataan pihak keluarga
Kadangkala dilakukan pemeriksaan penunjang,spt:
histopatologi,toksikologi,serologik dsb.
Dari pemeriksaan dapat di simpulkan sebab kematian
korban,jenis luka atau kelainan,jenis kekerasan
penyebabnya dan saat kematian.




Contoh Visum Jenazah di
RSPM
Contoh Visum Jenazah di
RSPM
ADA 5 BAGIAN
DALAM LAPORAN Ver

CONTOH
VISUM ET
REPERTUM
PEMBUKAAN
PENDAHULUAN
PEMBERITAAN
KESIMPULAN
PENUTUP
PROJUSTITIA
DITULIS DI POJOK KIRI
ATAS
PENDAHULU
AN
IDENTITAS PEMINTA VISUM
IDENTITAS PEMERIKSA
IDENTITAS KORBAN
TEMPAT DAN WAKTU PEMERIKSAAN
Pemberitaan
Memuat apa yang di lihat dan ditemukan
pada korbanbersifat objektif
Dilukiskan dengan kata-kata.
Pengganti barang bukti
kesimpulan
Dibuat oleh dokter yang memeriksa
Bersifat subjektif(di pengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman) sehingga tidak mengikat.
Di cantumkan diagnosa:luka di sebabkan karena
persentuhan dengan benda tumpul,benda
tajam(iris,tusuk,bacok).
Pada VeR korban hidupkualifikasi luka
Pada VeR mayat sebab kematian
Dalam keadaan yang meragukan,dokter berpegang pada
asas hukum in dubio pro reo,yaitu mengambil
kesimpulan yang menguntungkan terdakwa.

Bagian ini tidak berjudul dan
berisikan kalimat baku
Penutup
Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan
mengingat sumpah pada waktu menerima
jabatan dan berdasarkan pasal 133 dan 134
KUHAP

Tanda tangan,

NIP:
Lampiran foto

Lampiran foto terutama perlu untuk
memudahkan pemakai visum memahami
laporan yang disampaikan dalam
visum.Pada luka yang sulit disampaikan
dengan kata-kata,dengan lampiran foto
akan memudahkan pemakai visum
memahami apa yang ingin disampaikan
dokter.



1. visum adalah masalah utama yang menghubungkan dokter
dengan kalangan penyidik atau kalangan peradilan,pemahaman
ini harus dikuasai dengan baik,tidak saja untuk kalangan dokter
tetapi juga untuk penyidik,penuntut umum,pembela dan hakim
pengadilan.
2. sebagai aplikasi pelayanan medis klinis pada korban kecederaan
dengan melibatkan bukti-bukti forensik yang cukup. Penulisan VeR
harus memenuhi suatu disain dan format tertentu karena dokumen
tersebut akan digunakan sebagai alat bukti dalam proses
peradilan.



Amir Amri,Ilmu kedokteran Forensik Edisi kedua Tahun
2005,Hal:204-215.
Hamdani Njowito,Ilmu Kedokteran kehakiman.Edisi
kedua,Jakarta,PT Gramedia Pustaka Utama,1992.Hal:21-30.
Budiyanto Arif dkk,Ilmu Kedokteran Forensik,Edisi
pertama,Cetakan kedua,UI,Jakarta,1997.Hal:5-16.
Http://google.com/Search Contoh Visum et Repertum.
Http://id.Wiki Pedia .org/wiki/Visum et Repertum.
KUHAP dan KUHP,Sinar Grafika,Jakarta,1998.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai