Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan
WVI ADP Rote 1 MANAJEMEN PROYEK AIR BERSIH PEDESAAN DAN SKEDULE PELAKSANAAN KEGIATAN 1. PENDAHULUAN 1.1. Tahapan Perencanaan Secara umum perencanaan suatu proyek apakah proyek air bersih atau proyek lainnya, terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : Tahap pertama : Pengumpulan data Pada tahap ini kegiatan diarahkan untuk mengumpulkan semua informasi yang diper- lukan, yaitu mengenai situasi dan masalah yang berhubungan dengan proyek. Data yang dikumpulkan berupa : Data sekunder yang diperlukan untuk mendukung usulan proyek. Misalnya penduduk, sosial ekonomi masyarakat dan sebagainya. Data lapangan yang merupakan hasil pengamatan langsung untuk perencanaan proyek baik data sosial maupun teknis. Tahap Kedua : Perencanaan awal Pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang ditemui di lapangan telah diketahui dari tahap pertama. Pada bagian ini dapat dikerjakan beberapa aktivitas yang mungkin diperluikan, misalnya : Diagnosa secara global tentang lokasi, potensi dan kendala yang diketahui pada tahap pertama. Diagnosa lembaga terkait. Spesifikasi proyek yang dapat dikembangkan dan keterkaitannya antara proyek satu dengan lainnya (jika ada) dapat direncanakan pada tahap ini. Tahap Ketiga : Perencanaan awal (desain terperinci). Merupakan lanjutan dari tahap kedua. Pada tahap ini rancangan atau desain telah spesifik dan terperinci. Pekerjaan yang mungkin masih diperlukan, adalah : Pembuatan usulan dan anggaran biaya pelaksanaan. Ini juga berhubungan dengan perencanaan time schedule Perencanaan teknis, penggambaran, perhitungan dan sebagainya. Pembentukan dan pembinaan organisasi pelaksanaan Penilaian aspek-aspek (sosial, ekonomi, teknik, lingkungan, finansial, politik, etc). Tahap Pelaksanaan : Pelaksanaan lapangan (penyelenggaraan proyek) Pada tahap ini sudah mulai kegiatan lapangan, yaitu pekerjaan pembangunan sarana air bersih yang diperlukan dan sesuai rencana. Pada tahap ini, sistem manajemen yang akan diterapkan telah diketahui saat perencanaan awal, dan tinggal pelaksanaannya. Sistem manajemen ini yang akan dijelaskan pada materi pelatihan ini. Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 2 2. DUA SISTEM PADA PELAKSANAAN PROYEK 2.1. Penyelenggaraan Proyek Waktu pelaksanaan kegiatan atau proyek (biasa disebut orang) adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Mulai dari survey, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada materi ini, kita membahasnya mulai dari pelaksanaan sampai dengan laporan akhir. Kita tidak membahasnya secara lengkap mulai dari perencanaan, sebab peren- canaan dan pelaksanaan kegiatan sulit ditentukan kesinambungannya kapan. Oleh karenanya pada materi ini, khusus akan dibahas mengenai pelaksanan pekerjaan fisik, yaitu pelaksanaan proyek/kegiatan. Ada beberapa model waktu pelaksanaan proyek yang biasa dipakai pada penyeleng- garaan kegiatan. Model-model tersebut adalah : Time Schedule PERT (Programme Evaluation and Review Technique) CPM (Critical Pathe Method) Dua yang terakhir yaitu PERT dan CPM tidak disinggung pada materi ini. Tetapi ketiga sistem ini basanya dipakai dalam penyelenggaraan proyek. Dengan menggu- nakan perangkat lunak MS Project, kita langsung dapat membuat PERT dan CPM, dengan dasar penyusunannya menggunakan Time Schedule. Jika kita telah mempu menyusun Time Schedule dengan benar, dan pengerjaannya menggunakan perangkat lunak MS Project, maka PERT dan CPM langsung dapat dimunculkan hasilnya dengan menggunakan perangkat lunak tersebut. Oleh karenanya, materi yang dititik beratkan pada pelatihan ini, adalah bagaimana kita menyusun Time Schedule atau waktu penyelenggaraan proyek secara benar. 2.2. Sistem Informasi dan Operasi pada Proyek Kita telah mendengar mengenai istilah penyelenggaraan proyek. Apa yang dimaksud dengan penyelenggaraan proyek ??. Menyelenggarakan arti lainnya adalah melaksana- kan. Tetapi, apa hakekat dari penyelenggaraan proyek tersebut??. Jika kita berbicara mengenai hakekat penyelenggaraan proyek, berarti kita harus mengetahui proses apa yang ada di dalamnya. Pada penyelenggaraan proyek terdapat dua proses, yaitu : Proses pengambilan keputusan dan Proses penetapan tujuan Untuk dapat melaksanakan kedua proses tersebut, perlu adanya masukan informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Sebagai contoh, jika Anda melaksanakan pekerjaan survey air bersih -- dalam manajemen proyek sebenarnya anda mencari informasi yang benar agar dapat meng- ambil suatu keputusan yang tepat, sehingga dapat menetapkan tujuan dari keputusan tersebut. Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 3 Agar dapat melaksanakan keputusan yang diambil harus ada sumberdaya yang siap dan harus perlu adanya kemampuan untuk melaksanakan proses pengolahan sumberdaya tersebut guna mencapai hasil yang diharapkan. Kedua proses ini, adalah : Proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan Proses pelaksanaannya Kedua proses tersebut merupakan Sistem Operasi dalam penyelenggaraan proyek. Jika kedua proses tersebut memiliki kesenjangan yang cukup besar, misalnya karena : lokasi, waktu, volume pekerjaan, kedisplinan/keahlian, atau wewenang, maka perlu adanya mekanisme yang dapat menyampaikannya. Demikian juga halnya, jika terjadi jarak yang cukup besar antara proses pengambilan keputusan dan proses pelaksanaan maka, diperlukan mekanisme yang dapat menyampaikannya. Untuk dapat menyampaikan informasi mengenai penyelenggaraan proyek, yaitu mengenai kemajuan pelaksanaan dan sebagainya kepada pimpinan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, maka harus ada mekanisme yang dapat menyampaikan informasi yang diperlukan. Berarti : Penyelenggaraan Proyek merupakan total sistem yang terdiri dari : Sistem Informasi dan Sistem Operasi. Sistem operasi menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan kegiatan. Sistem Informasi menjawab pertanyaan kegiatan apa saja yang sudah, sedang atau akan dikerjakan. Time Schedule termasuk dalam subsistem informasi Sistem Operasi merupakan tiang utama pada penyelenggaraan proyek sedangkan sistem informasi sebagai alat untuk meningkatkan effisiensi dari suatu sistem operasi yang mantap. Bagaimana baik dan effisiensinya sistem informasi, bila kemampuan operasinya rendah, maka praktis penyelenggaraan proyek menjadi terlambat atau macet sama sekali. Misalnya time schedulenya hebat, tetapi kemampuan operasinya rendah, praktis tidak akan memperbaiki keadaan. Hebatnya sistem operasi, tetapi sistem iformasinya rendah, akan mengacaukan dan membingungkan pelaksanaan kegiatan. Memang, sebaiknya sistem informasi dan sistem operasinya seimbang pasti memberi- kan hasil kerja yang baik. Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 4 3. TIME SCHEDULE DAN PERSYARATANNYA 3.1. Definisi Tidak semua informasi dapat diberikan oleh Time Schedule untuk diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh time schedule. Informasi yang diberikan oleh time schedule, hanyalah menyengkut kegiatan yang ada di dalam time schedule. Dapat dikatakan bahwa Time Schedule hanyalah salah satu model yang digunakan pada penyelenggaraan proyek. Informasi yang diberikan adalah kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram time schedule. Informasi yang diberikan mengenai jadwal pelaksanaan dari setiap kegiatan yang menyangkut proyek. Dapat kita definisikan Time Schedule, adalah : Salah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek Produk dari model ini adalah informasi kegiatan-kegiatan yang ada dalam model tersebut. Informasi yang dihasilkan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan oleh kegiatan- kegiatan beserta jadwalnya. 3.2. Prasyarat yang harus dipenuhi Prasyarat yang harus dipenuhi agar aplikasiu time schedule pada penyelenggaraan proyek dapat memberikan manfaat, antara lain : Model harus lengkap. Time schedule merupakan model informasi kegiatan yang ada dalam diagram. Maka terdapat masalah mengenai kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak termasuk dalam diagram. Disamping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumber daya, yang bertujuan memberikan informasi yang tepat agar sumberdaya yang dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu didisain modelnya, agar penyelenggaraaan proyek dan pemakaian time schedule berhasil. Model harus cocok. Diagram time schedule untuk proyek pembangunan sarana air bersih berbeda dengan diagram time schedule untuk perayaan ulang tahun kemerdekaan, dan berbeda pula dengan diagram time schedule proyek penelitian dan pengembangan. Asumsi yang dipakai tepat. Diagram time schedule sebagai metode perencanaan mau tidak mau harus menggunakan asumsi. Sama dengan model-model yang lain, time schedule pun keberhasilannya sangat bergantung pada ketepatan asumsi yang digunakan. Sikap pelaksana. Dalam sistem apapun juga, para pelaksana atau petugas yang bersangkutan dianggap dan harus mendukung agar penyelenggaraan proyek berhasil. Pertanyaannya adalah :Bagaimanakah caranya membuat time schedule yang cocok dan asumsi-asumsi apa yang digunakan untuk membuat model tersebut? Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 5 3.3. Tahapan-tahapan aplikasi Time Schedule Tahapan-tahapan aplikasi Time Schedule : Pembuatan Time Schedule Pemakaian Time Schedule Perbaikan 3.3.1. Pembuatan Time Schedule Proses pembuatan melalui tahapan-taapan sebagai berikut : a). Inventarisir Kegiatan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan proyek menjadi kegiatan-kegiatan. Sebab Proyek, adalah rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan lainnya, memiliki waktu dan sumberdaya (dana). Oleh karena itu, harus diuraikan menjadi kegiatan-kegiatan. b). Hubungan antar kegiatan. Pada tahap ini ditentukan hubungan antar kegiatan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Hubungan yang menentukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut. c). Menyusun keterkaitan antar kegiatan. Hubungan antar kegiatan dapat dirang- kaikan dengan cara membuat grafik batang antara kegiatan satu dengan lainnya. Mana kegiatan yang harus dikerjakan lebih dahulu kemudian disusul kegiatan lainnya. d). Data kegiatan. Pada tahap ini yang diperlukan adalah mengetahui mengenai : lama kegiatan, biaya, dan sumberdaya yang dikendalikan. Informasi ini digambarkan pada grafik batang sesuai kegiatan yang ada beserta dengan biaya diperlukan. e). Batasan. Pada tahap ini ditentukan batas-batasan yang tidak boleh dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya. Karena, jika dilanggar akan mengacaukan seluruh schedule yang telah disusun. f). Leveling. Leveling adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya keadaan ideal (dari a d), dengan batasan-batasan yang berlaku (e) 3.3.2. Pemakaian Model yang telah dibuat tersebut digunakan dalam proses pelaksanaan proyek, dengan cara melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan, sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram. Terdapat beberapa alternatif cara pelaporan berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/kegiatan atau dalam bentuk relatif atau persentase, dan berdasarkan jangka waktunya secara kumulatif atau periodik. 3.3.3. Perbaikan Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat pembuatan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dengan cara dan proses pembuatan, perbedaannya hanya terdapat pada ruang lingkup masing-masing. Tahap perbaikan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena tidak seluruh kegiatan ditinjau. Kegiatan yang ditinjau hanyalah yang mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut. Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 6 3.4. Proyek dan Kegiatan Dari apa yang dijelaskan di bagian depan, maka dapat kita definisikan apa yang dimaksudkan dengan proyek dan kegiatan. Proyek : Adalah lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai. Jika pernyataan ini dianggap sebagai kerangka, maka isi dari kerangka tersebut adalah : keadaan awal untuk saat awal, keadaan akhir untuk saat akhir, dan teknologi (lintasan-lintasan) kegiatan. Bila proyek dianggap sebagai sebuah sistem, maka inputnya adalah keadaan awal, outputnya keadaan akhir, dan prosesnya adalah teknologi. Kegiatan : pada hakekatnya adalah proses interaksi input yaitu sumberdaya dengan ketrampilan, untuk menghasilkan output, berupa produk/hasil tertentu. Jadi, kegiatan dapat juga dikatakan sebagai suatu sistem. Sehingga hubungan proyek dengan kegiatan adalah : kegiatan merupakan komponen-komponen sistem yang tersusun membentuk sebuah proyek dan merupakan turunan dari sebuah proyek. Sedangkan proyek adalah hasil interaksi dari beberapa kegiatan. Untuk menguraikan proyek menjadi kegiatan-kegiatan, caranya adalah menurunkan atau menjabarkan proyek yang bersangkutan sampai pada suatu tingkat tertentu sehingga hasil uraian bisa diterjemahkan dalam : waktu pelaksanaan, biaya, dan sumber daya. Yang dibutuhkan masing-masing hasil uraian. Hasil uraian tersebut dinamakan kegiatan. 3.5. Lintasan Kegiatan Dari penjelasan di atas, maka kita dapat menggambarkan proyek dengan lintasan- lintasan kegiatannya secara grafik batang. Dapat juga didefinisikan grafik batang (bar graph) proyek adalah, merupakan kumpulan jadwal semua kegiatan yang ada dalam proyek tersebut. Gambaran hubungan kegiatan dengan grafik batang, dapat hubungan serie atau hubungan paralel, yang dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut : Kegiatan Waktu (bulan) Biaya Ke 1 ke 2 ke 3 Ke 4 Ke 5 Kegiatan A Rp ........................ Kegiatan B Rp ........................ Kegiatan C Rp ........................ Kegiatan D Rp ........................ Kegiatan E Rp ........................ Keterangan : Hubungan kegiatan A dengan kegiatan B dan kegiatan D dengan E, adalah hubungan serie. Hubungan kegiatan B, C dan D, adalah hubungan paralel dimana kegiatan B hanya dapat dilaksanakan setelah kegiatan A selesai dikerjakan. Demikian juga dengan kegiatan E hanya dapat dikerjakan setelah kegiatan D selesai. Kegiatan C dan D dilaksanakan serentak yaitu, setelah kegiatan B mencapai 50%. Sedangkan kegiatan C selesainya bersamaan dengan kegiatan B. Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 7 Hubungan kegiatan-kegiatan tersebut membentuk time schedule sebuah proyek yang berisi informasi mengenai : Waktu awal dan akhir dari setiap kegiatan, Hubungan antar kegiatan dan dana Untuk jelasnya dapat dilihat pada contoh Time Schedule pada lampiran dihalaman 10. 4. ALIRAN DANA, KURVE S DAN KORIDOR OPERATIONAL 4.1. Perhitungan aliran dana proyek Cash Flow merupakan kebutuhan sumberdaya (dapat berbentuk uang) dalam periode waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, tribulanan, etc. Untuk mengetahui kebutuhan dana pada penyelenggaraan proyek, perlu diketahui lebih dahulu dua hal, yaitu tipe jadwal proyek yang akan dipergunakan serta kebutuhan dana. Kedua hal tersebut akan dianalisa untuk setiap kegiatan proyek dan cara distribusi penggunaan sumberdaya tersebut. Perhitungan kebutuhan dana dapat menggunakan grafik batang (bar graph) dari setiap kegiatan yang ada dan mendistribusikannya secara merata. Maka akan diperoleh kebutuhan sumberdaya harian, mingguan, bulanan, tribulanan, etc, sesuai dengan schedule yang dibuat. Contoh : Time Schedule : Kegiatan Waktu (bulan) Biaya (Rp) Ke 1 ke 2 ke 3 Ke 4 Ke 5 Kegiatan A 3.500.000 Kegiatan B 10.000.000 Kegiatan C 5.000.000 Kegiatan D 12.000.000 Kegiatan E 4.000.000 Pendistribusaian dana secara merata sesuai kegiatan : Kegiatan Waktu (bulan) Biaya (Rp) Ke 1 ke 2 ke 3 Ke 4 Ke 5 Kegiatan A 3.500.000 3.500.000 Kegiatan B 5.000.000 5.000.000 10.000.000 Kegiatan C 5.000.000 5.000.000 Kegiatan D 6.000.000 6.000.000 12.000.000 Kegiatan E 4.000.000 4.000.000 Total Cash Flow 3.500.000 5.000.000 16.000.000 6.000.000 4.000.000 34.500.000 Dari pendistribusian dana sesuai schedule, kita dapat juga mengetahui aliran dana per periode. Pada contoh ini aliran dana per bulan sesuai dengan schedule, adalah : Bulan Ke Kebutuhan Dana 1 3.500.000 2 5.000.000 3 16.000.000 4 6.000.000 5 4.000.000 Total 34.500.000 Selain menentukan aliran dana yang diperlukan, dapat juga ditentukan sumberdaya yang diperlukan. Untuk menentukan sumberdaya.harus diketahui sumberdaya per periode. De- ngan cara yang sama, kita dapat menghitung kebutuhan sumberdaya per periode. Dalam pelaksanaan proyek skala kecil, untuk kontrol pelak- sanaan proyek biasanya yang dihitung aliran dana per perio- de sudah mencukupi tak perlu membuat aliran kebutuhan sumberdaya (tenaga kerja. dsb). Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 8 4.2. Kurve S Untuk memudahkan pengontrolan penggunaan sumberdaya dan aliran dana selama pelaksanaan proyek, dapat menggunakan grafik sumberdaya kumulatif. Grafik sum- berdaya per periode yaitu grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelak- sanaan (dalam periode tertentu) dan sumbu vertikalnya menyatakan kebutuhan sumberdaya (dana) per satuan waktu (dalam persen = %). Grafik sumberdaya kumulatif selanjutnya disebut sebagai grafik S, yaitu grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu plaksanaan dan sumbu vertikalnya pemakaian sumberdaya kumulatif, mulai dari periode pertama sampai terakhir. Cara membuat grafik S : Menggunakan bar graph dan dana yang tertera pada Time Schedule Biaya atau sumberdaya untuk setiap kegiatan didistribusikan secara merata sesuai dengan lama kegiatan per periode kegiatan. Total sumberdaya atau dana yang telah didistribusikan secara merata per periode. Menjumlahkan sumberdaya atau dana per periode, merupakan aliran dana (cash flow) kegiatan per periode. Total sumberdaya atau cash flow secara kumulatif Buat grafik S dengan absisnya adalah waktu (periode) dan ordinatnya persen kumulatif. Grafik S telah selesai dibuat dan siap digunakan. Apakah manfaatnya Grafik S pada pelaksanaan proyek ????. 4.3. Koridor Operasional Adanya grafik S akan memudahkan untuk kontrol pelaksanaan proyek. Sebab, manfaat dari grafik S adalah, alat untuk : Kontrol penggunaan sumberdaya per periode pada pelaksanaan proyek. Kontrol penggunaan waktu saat pelaksanaan pekerjaan. Kontrol penggunaan dana dan sumberdaya per kegiatan sesuai schedule. Saat mengontrol pelaksanaan pekerjaan menggunakan grafik S adalah dengan cara menjabarkan laporan pelaksanaan per periode ke dalam grafik S. Dengan demikian, kita dapat mengontrol apaakah pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana grafik yang telah dibuat. Dalam hal ini, ada dua kemungkinan, yaitu : Grafik pelaksanaan terlalu condong dari rencana awal. Ini berarti ada kecende- rungan keterlambatan penyelesaian pekerjaan/pelaksanaan proyek. Grafik pelaksanaan terlalu tegak. Ini berarti ada kecenderungan pemborosan dana, atau pelaksanaan terlalu cepat yang akan mempengaruhi aliran dana atau cash flow yang telah direncanakan. Untuk menghindari kejadian seperti diuraikan, maka dibuat jangka waktu penyelesaian yang paling ambat dan paling cepat. Berarti dibuat dua buah grafik S untuk yang paling cepat dan paling lambat. Untuk amannya, kontrol pelaksanaan pekerjaan dilakukan diantara dua grafik tersebut. Area diantara dua grafik S tersebut dinamakan Koridor Operasional. Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 9 Contoh grafik S keadaan tercepat dan keadaan terlambat Grafik S tipe 1 : Grafik untuk waktu paling cepat menurut rencana Grafik S tipe 2 : Grafik untuk waktu paling lambat menurut rencana. Jika saat pelaksanaan proyek, grafik S pelaksanaan terletak di daerah koridor operasional maka pelaksanaan proyek berjalan aman, sesuai rencana. Untuk amannya, memang disarankan untuk membuat dua grafik S yaitu waktu paling cepat (tipe 1) untuk menyelesaikan pekerjaan dan waktu paling lambat (tipe 2) untuk menyelesaikan pekerjaan. Kemudian kedua grafik tersebut digambarkan untuk menentukan koridor operasional, sebagai patokan pelaksanaan proyek. Waktu % Grafik "S" Tipe 1 Grafik "S" Tipe 1 Koridor Operasiona l Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 10 Dari Time Schedule terlihat ada biaya per item kegiatan dan bobot dalam persen. Bobot ini diambil dari harga per item kegiatan dibagi dengan total anggaran dan dikalikan dengan 100% Contoh Time Schedule model grafik batang BIAYA BOBOT 1 2 3 4 5 6 7 8 I Pekerjaan Pipa 1.a Pipa Induk 221,000,000.00 44.83% 1.b Pipa Distribusi 85,000,000.00 17.24% II Pekerjaan Penangkap Air 0.00% 2.1 Bangunan Penangkap 23,000,000.00 4.67% 2.2 Perpipaan sarana bak 12,000,000.00 2.43% III Bangunan Pengambilan 0.00% 3.1 Reservoir Desa A (45 m3) 23,000,000.00 4.67% 3.1.1 Kran umum dusun 1 8,500,000.00 1.72% 3.1.2 Kran umum dusun 2 8,500,000.00 1.72% 3.2 Reservoir Desa B (45 m3) 23,000,000.00 4.67% 3.2.1 Kran umum dusun 1 8,500,000.00 1.72% 3.2.2 Kran umum dusun 2 8,500,000.00 1.72% 3.3 Reservoir Desa C (80 m3) 28,000,000.00 5.68% 3.3.1 Kran umum dusun 1 11,000,000.00 2.23% 3.3.2 Kran umum dusun 2 11,000,000.00 2.23% 3.3.3 Kran umum dusun 3 11,000,000.00 2.23% 3.3.4 Kran umum dusun 4 11,000,000.00 2.23% Total 493,000,000.00 100.00% BULAN KE NO KEGIATAN Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 11 Contoh aliran dana per bulan dan aliran dana kumulatif Setelah diperoleh aliran dana kumulatif dan persen kumulatif, dapat dibuatkan grafik S dengan absis waktu (bulan) dan ordinatnya persen kumulatif. BIAYA BOBOT 0 1 2 3 4 5 6 7 8 I Pekerjaan Pipa 1.a Pipa Induk 31,571,428.57 31,571,428.57 31,571,428.57 31,571,428.57 31,571,428.57 31,571,428.57 31,571,428.57 221,000,000.00 44.83% 1.b Pipa Distribusi 21,250,000.00 21,250,000.00 21,250,000.00 21,250,000.00 85,000,000.00 17.24% II Pekerjaan Penangkap Air 0.00% 2.1 Bangunan Penangkap 7,666,666.67 7,666,666.67 7,666,666.67 23,000,000.00 4.67% 2.2 Perpipaan sarana bak 6,000,000.00 6,000,000.00 12,000,000.00 2.43% III Bangunan Pengambilan 0.00% 3.1 Reservoir Desa A (45 m3) 11,500,000.00 11,500,000.00 23,000,000.00 4.67% 3.1.1 Kran umum dusun 1 8,500,000.00 8,500,000.00 1.72% 3.1.2 Kran umum dusun 2 8,500,000.00 8,500,000.00 1.72% 3.2 Reservoir Desa B (45 m3) 11,500,000.00 11,500,000.00 23,000,000.00 4.67% 3.2.1 Kran umum dusun 1 8,500,000.00 8,500,000.00 1.72% 3.2.2 Kran umum dusun 2 8,500,000.00 8,500,000.00 1.72% 3.3 Reservoir Desa C (80 m3) 9,333,333.33 9,333,333.33 9,333,333.33 28,000,000.00 5.68% 3.3.1 Kran umum dusun 1 5,500,000.00 5,500,000.00 11,000,000.00 2.23% 3.3.2 Kran umum dusun 2 5,500,000.00 5,500,000.00 11,000,000.00 2.23% 3.3.3 Kran umum dusun 3 5,500,000.00 5,500,000.00 11,000,000.00 2.23% 3.3.4 Kran umum dusun 4 5,500,000.00 5,500,000.00 11,000,000.00 2.23% 39,238,095.24 39,238,095.24 66,488,095.24 58,821,428.57 52,821,428.57 85,154,761.90 119,904,761.90 31,333,333.33 493,000,000.00 100.00% 39,238,095.24 78,476,190.48 144,964,285.71 203,785,714.29 256,607,142.86 341,761,904.76 461,666,666.67 493,000,000.00 1 2 3 4 5 6 7 8 7.96% 15.92% 29.40% 41.34% 52.05% 69.32% 93.64% 100.00% NO KEGIATAN BULAN KE Total Cash Flow Total Kumulatif No Persen Kumulatif Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 12 Grafik S Hasil penggambaran dari halaman 11. Catatan : Pengerjaan Time Schedule, perhitungan tabel dan penggambaran digunakan dengan program EXCEL. Untuk memudahkan dalam pengertian, pada lampiran diberikan contoh Time Schedule dan Cash Flow yang dibuat dengan program MS Project. 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waktu (bulan) P e r s e n
K u m u l a t i f Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 13 Materi kedelapan Manajemen Proyek Air Bersih Pedesaan dan Skedule Pelaksanaan WVI ADP Rote 14