Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor penting dalam sistem komunikasi seluler
CDMA adalah faktor pengoptimalan PN. Teknologi Code Division
Multiple Acces (CDMA) mempunyai karakteristik yang berhubungan
erat dengan PN Planning dalam membangun Network CDMA untuk
dapat mengcover suatu ilayah. !aringan Telkom fle"i makassar yang
ditangani oleh # MSC dan $ %SC dengan total %TS existing &' %TS.
terkadang mekanisme propagasi gelombang radio yang dipan(arkan
dari se)umlah %TS tersebut mengalami drop (all (sambungan
terputus)* akibat dari konfigurasi PN yang kurang baik* sehingga
menghasilkan dan membentuk map design (ellsite data base yang
tidak teratur pula pada )aringan fle"i. Akibat dari konfigurasi PN
yang kurang baik* sebagai salah satu faktor yang menyebabkan
adalah +
#. ,eterbatasan Sumber Daya PN (- . /##) +
Apabila digunakan dengan )arak berdekatan maka interferensi
antar sektor dan confussion /conflict akan semakin tinggi.
Apabila digunakan dengan )arak yang ber)auhan* maka Resouce
sangat kurang.
&. Seberapa )auh 0 luas coverage yang diinginkan pada # %TS
1. Seberapa banyak %TS yang akan dibangun di # area makassar bila
2 $1 %TS maka ada Reuse PN* Confussion PN offset
Dengan adanya penambahan %TS baru sebanyak #$ buah
%TS* dalam hal ini mengharuskan untuk desain ulang PN Planning
tersebut. PN 3ffset harus dibuat sedemikian rupa sehingga sel4sel
yang berdekatan tidak saling menganggu* )ika pengalokasian PN
offset tidak tepat maka akan mengakibatkan ambiguitas identifikasi
sel yang melayani suatu terminal pelanggan. Dan pada tugas akhir
ini* untuk desain ulang PN Planning yang dimaksud ialah desain
pengoptimalan alokasi penempatan PN offset pada setiap (ellsite
se(ara tepat* sehingga menghasilkan konfigurasi PN yang baik*
membentuk map desain PN baru yang teratur pada Network CDMA
5le"i Telkom Makasar. 6mplementasi PN Planning difokuskan
dengan menggunakan PN incremental $ masih layak atau tidak untuk
digunakan kembali oleh 5le"i Telkom Makassar.
Dengan dilatarbelakangi hal tersebut diatas* maka penulis
mengangkat )udul tugas akhir "IMPLEMENTASI PN PLANNING
PADA NETWOR !DMA "LE#I TELOM MAASSAR".
1.$. Batasan Masalah
a. 78aluasi implementasi PN Planning di %TS 5le"i kota makassar.
78aluasi yang dimaksud ialah+
!umlah %TS 5le"i di makassar
!arak antar %TS
PN Planning yang diimplementasi
b. PN Planning yang diimplementasikan oleh fle"i di kota makassar
dengan menggunakan PN in(rement $* masih layak atau tidak.
(. %ila masih sesuai maka PN yang digunakan untuk %TS baru
seperti apa.
1.%. T&'&an Pen&l(san
a. 9ntuk menampilkan e8aluasi implementasi PN Planning.
b. 9ntuk menganalisis PN Planning yang diimplementasikan oleh
fle"i di kota makassar dengan mengggunakan PN in(rement $
masih layak atau tidak.
(. 9ntuk mengetahui PN yang digunakan untuk %TS baru seperti
apa.
1.) Met*+*l*g( Pen&l(san
4 Penulis melakukan metode obser8asi mengenai (ara4(ara
mengimplementasikan PN Planning pada Netork CDMA 5le"i
Telkom Makassar untuk memperoleh informasi atau data.
4 Dengan studi literature yang erat kaitannya dengan sistem PN
Planning pada Netork CDMA 5le"i
4 ,onsultasi dengan pembimbing dan instansi terkait khususnya
bagi pihak Telkom 5le"i.
1.). S(ste,at(ka -en&l(san
Sistematika dari penulisan ini adalah++
%A% 6 + P7NDA:9;9AN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah* batasan masalah* tu)uan
penulisan* metodolgi penulisan dan sistematika penulisan
%A% 66 + T6N!A9AN P9STA,A
%agian ini men)elaskan tentang se)arah perkembangan teknologi
CDMA* pengertian dasar CDMA* konsep teknologi sistem seluler
CDMA &---4#"* konfigurasi )aringan CDMA &---4#" dan
karakteristik CDMA &---4#"
%A% 666 + T73<6 PN P;ANN6N= DAN A;3,AS6 5<7,97NS6
PADA N7T>3<, CDMA 5;7?6 T7;,3M MA,ASSA<
%agian ini membahas tentang teori peren(anaan offset PN.
PN in(rement* dan alokasi frekuensi pada Netork CDMA 5le"i
Telkom Makassar.
%A% 6@ + 6MP;7M7NTAS6 PN P;ANN6N= PADA N7T>3<,
CDMA 5;7?6 T7;,3M MA,ASSA<.
%agian ini membahas e8aluasi implementasi PN Planning. PN
Planning yang diimplementasi dengan menggunakan PN in(rement
$ masih layak0(o(ok atau tidak. PN yang digunakan untuk %TS baru
%A% @ + P7N9T9P
%erisi ,esimpulan dan Saran.

BAB II
TIN.AUAN PUSTAA
$.1 Se'arah Perke,/angan Tekn*l*g( !DMA
Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access)
dikembangkan pertama kali oleh militer di aal tahun #AB-. CDMA
membaa manfaat yang besar dan berada diatas teknologi serupa
yang lain untuk saat ini. CDMA menaarkan kapasitas )aringan yang
terbesar untuk melayani lebih banyak pelanggan dengan biaya
infrastruktur yang sama. CDMA menaarkan ke(epatan transmisi
data paling tinggi di antara yang lain.
CDMA one merupakan teknologi pertama dari
perkembangan CDMA. Nama komersial untuk generasi yang
mengandalkan ke(epatan tinggi pada data dan suara dari teknologi
pada kemudian aktu adalah CDMA &---. CDMA one dan CDMA
&--- didasari oleh standar yang sama. CDMA &--- menaarkan
ke(epatan data maksimal #$$ kbps pada aalnya dan 1-'kbps pada
akhirnya. Setelah kedua teknologi ini* keluarlah teknologi >CDMA.
>CDMA dengan CDMA &--- memiliki parameter sistem dan
implementasi yang (ukup berbeda* sehingga dalam beberapa hal
>CDMA dan CDMA &--- tidak akan compatible se(ara penuh.
Meskipun demikian* banyak usaha4usaha yang sedang dilakukan
untuk mengurangi perbedaan diantara keduanya untuk menekan
biaya dan kompleksitas bagi masa depan )aringan nirkabel
yang didukung oleh kedua teknologi ini.
=ambar &.# Se)arah perkembangan CDMA C#D
,ema)uan yang di(apai CDMA tampaknya )uga berkaitan dengan
harapan dari International elecommunication !nion (6T9).
;embaga yang beker)a dengan badan4badan industri seluruh dunia
menentukan standar dan kebutuhan teknis yang diperuntukkan bagi
sistem 1= melalui program 6MT4&--- (International Mobile
elecommuni(ation4&---) merupakan standar telekomunikasi 1=*
atau selular generasi ke41. Standar ini )uga disebut sebagai #" <TT
yang se(ara sederhana berarti E# times Radio ransmission
ec"nolog#$ yang mengindikasikan baha 6S4&--- menggunakan
kanal bersama #.&/ M:F sebagaimana yang digunakan standar 6S4
A/ yang asli suatu skema terkait yang disebut 1"<TT menggunakan
1 kanal pembaa #.&/M:F men)adi sebuah lebar pita 1.'/ M:F
yang memungkinkan la)u letupan data yang lebih tinggi untuk
seorang pengguna indi8idual* namun skema 1"<TT belum digunakan
se(ara komersil. ,ebutuhan bagi )aringan 6MT4&--- adalah se)umlah
perbaikan kapasitas dan efisiensi spectrum melalui sistem &= dan
mendukung layanan data pada ke(epatan transmisi minimum
#$$kbps untuk kondisi bergerak (outdoor) dan &Mbps dalam keadaan
diam (indoor).
CDMA &--- merupakan salah satunya yang kemudian
)uga dikenal sebagai 6MT4CDMA Multicarrier% Dalam
penge)aantahannya sekarang CDMA &--- dikenal dengan beberapa
8arian* diantaranya CDMA &---4#" dan CDMA &---4#"7@. Pada
CDMA &---4#" bisa memiliki kapasitas suara dua kali lipat pada
)aringan CDMA one dan mengalirkan ke(epatan data maksimal
1-',bps untuk keadaan bergerak. Sedangkan CDMA &---4#"7@
sendiri meliputi CDMA &---4#"7@4D3 (data onl#) yang bisa
mengirimkan data sampai &.$Mbps dan mendukung aplikasi seperti
konfrensi 8ideo. @arian lainnya adalah CDMA &---4#"7@4D@ yang
mengintegrasikan voice dan layanan multimedia data paket
berke(epatan tinggi se(ara simultan pada ke(epatan sampai
1.-AMbps. Teknologi CDMA &---4#" se(ara komersil pertama kali
dilakukan untuk perusahaan S, Tele(om dari ,orea Selatan pada
3ktober &---. Se)ak itu CDMA &---4#" diterapkan di kaasan
Asia* %enua Amerika dan 7ropa dengan pertumbuhan dasar
pelanggan '--.--- pelanggan perhari. Pengikut CDMA mengklaim
langkah ini sebagai penerapan 1= pertama di dunia. Sementara
CDMA &---4#"7@4D3 sendiri baru dilun(urkan tahun &--& oleh S,
Tele(om dan ,T5reetel.
Saat ini di 6ndonesia telah ada setidaknya empat operator
CDMA. Telkom dengan fle"i4nya* mobile4G dengan fren4nya* %akrie
elecommunication dengan 7sia4nya* dan indosat dengan starone4
nya. >alaupun ada operator* yaitu mobile4G yang menaarkan
CDMA #? 7@ D3 untuk daerah4daerah tertentu di !akarta.
$.$ Pengert(an +asar !DMA
Code Division Multiple Acces &CDMA) merupakan
teknologi nirkabel yang beker)a dengan mengubah suara men)adi
informasi digital dan dipan(arkan leat )aringan nirkabel% Sistem ini
memungkinkan semua pengguna untuk berbagi gelombang disaat
yang sama tanpa mempengaruhi satu sama lain dengan teknik ini*
semua pengguna menggunakan frekuensi yang sama pada aktu yang
sama.
CDMA menggunakan teknologi akses )amak* dimana
masing4masing user menggunakan teknologi akses )amak* dimana
masing4masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakses
kanal yang terdapat dalam sistem. Pada CDMA* sinyal informsi pada
transmiter decoding dan disebar dengan bandwidt" sebesar #*&/M:F*
kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan
sinyal informasi yang dibutuhkan. Salah satu tu)uan pemakaian teknis
akses )amak (multiple acces) adalah untuk efesiensi pemakaian
saluran (kanal frekuensi). Sistem CDMA hanya memerlukan satu
saluran frekuensi radio untuk semua pemakaiannya* masing4masing
pemakai diberi kode spesifik yang akan membedakan pengguna satu
dengan yang lain. %erdasarkan spectral dimana sinyal informasi
disebar pada pita frekuensi yang lebih besar dari pada lebar pita
aslinya (informasi).
$.% *nse- Tekn*l*g( s(ste, !DMA $000112
9ntuk lebih mengilustrasikan konsep teknologi CDMA*
maka di analogikan dengan sebuah Epesta minuman kerasH.
Digunakan di pesta* semua orang berbi(ara pada ruangan yang sama
terus4menerus. Setiap per(akapan di ruangan dikeluarkan dalam
sebuah bahasa yang berbeda yang anda tidak mengerti. Mereka akan
bersuara seperti suara dari pikiranmu atau pandanganmu* seandainya
anda mengerti bahasa tersebut (bentuk4bentuk dari sebuah kode
CDMA) anda akan menyaring per(akapan yang lain dan hanya focus
pada per(akapan yang tertarik pada anda. Sebuah sistem CDMA
harus membatasi per(akapan yang lain pada sikap atau (ara yang
sama bahkan dengan pengetahuan bahasa yang (ukup* per(akapan
yang menarik mungkin tidak kedengaran baik. Pendengar dapat
mendengar pembi(ara untuk meningkatkan suaranya dan dapat
mendengarkan yang lain untuk merendahkan suara mereka. 6ni adalah
gambaran proses kendali power yang digunakan oleh sistem CDMA.
Sebagai tambahan* terdapat filter bahasa yang saling mendukung*
artinya orang yang berbi(ara menggunakan bahasa )erman se(ara
8irtual tidak mendengarkan apa4apa dari mereka yang berbi(ara
menggunakan bahasa spanyol.
1_LZT 123 7682 CDMA Systems 7
CDMA Concept
Shalom Shalom
Guten Tag Guten Tag
Buenos Dias Buenos Dias
Bonjour Bonjour
Hello Hello
=ambar &.& ,onsep teknologi CDMA 'Coctail Part#$ C&D
$.) *n3(g&ras( 'ar(ngan !DMA $000112
=ambar &.1 ,onfigurasi )aringan CDMA &---4#" C&D
Struktur )aringan CDMA &---4#" se(ara umum terdiri dari +
#. %ase Trans(ei8er Station (%TS)
%erfungsi sebagai antarmuka yang menghubungkan antara MSC
dengan pelanggan dan bertanggung )aab untuk mengalokasikan
daya yang digunakan oleh pelanggan. %TS terdiri dari perangkat
radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal
CDMA. %TS mengontrol interface antara )aringan sistem CDMA
dengan subscriber( serta aspek pada system yang sering dikaitkan
se(ara langsung pada performasi )aringan.
&. %ase Station Controller (%SC)
%SC bertanggung )aab dalam hal pengontrolan semua %TS yang
berada pada (akupanya* %SC meroutingkan paket dari dan ke %TS
kepada PSTN atau sebaliknya.
1. Pa(ket Data Ser8ing node (PDSN)
PDSN merupakan komponen yang diasosiasikan dengan sistem
CDMA &---* sebagai perbandingan dengan CDMA &---4#" existing%
PDSN )uga merupakan elemen esensi dalam layanan paket data.
5ungsi utama antara lain +
Mendukung* memelihara dan mengakhiri point to point protocol
(PPP) session dengan pelanggan.
Mendukung layanan paket sample mobile 6P
Merutekan Paket data ke dan dari )aringan paket data luar.
$. Authenti(ation* AuthoriFation* and a((ounting (AAA)
AAA berhubungan dengan PSDN dan mempunyai fungsi
autentifikasi( Autorisasi( dan accounting dan layanan paket data
yang diasosiasikan dengan CDMA &--- dan menggunakan remot
access dial. In user servis &RADI!)* protocol%
/. :ome Agent (:A)
+ome Agent melakukan fungsi tracking dari mobile IP pelanggan
ketika bergerak dari satu ,one paket keFona lainnya.
B. <outer
%erfungsi untuk merutekan paket data dari berbagai ma(am elemen
)aringan CDMA &---% Router bertanggung )aab untuk mengirim
dan menerima paket dari )aringan internet ke)aringan eksternal atau
sebaliknya. 9ntuk men)amin keamanan ketika berhubungan dengan
aplikasi data ke)aringan luar* maka diperlukan firewall%
'. :ome ;o(al <egister (:;<)
:;< digunakan dalam )aringan existing berperan dalam menyimpan
penambahan informasi subscriber dan diasosiasikan dengan instalasi
paket data service% 6nformasi layanan dari :;< di download dalam
visitor location register (@;<) yang dihubungkan dengan )aringan
switc" selama proses registrasi sukses.
$.4 arakter(st(k !DMA $000112
$.4.1 a-as(tas !DMA
,apasitas CDMA faktor lain menun)ukan ukuran
maksimum kapasitas yang dapat ditampung oleh satu sistem. Pada
sistem CDMA terdapat & karakteristik yang menyangkut kapasitas
sistemnya* yaitu +
Mempunyai kapasitas lebih besar disbanding dengan metode akses
5DMA maupun TDMA.
)oft Capacit#* yaitu kapasitas sistem tidak terbatas pada nilai
tertentu melainkan dapat berubah4ubah tergantung oleh faktor
interferensi yang ter)adi dan faktor4faktor lain yang berpengaruh
pada kapasitas sistem CDMA.
$.4.$ Antena
Antena berfungsi untuk meman(arkan dan menerima
gelombang radio* fungsi dasarnya untuk menggabungkan energi
elektromagnetik (7M) antara ruang hampa dengan alat pengaruh
seperti transmition line( coaxial cable atau wave-uide. Pada sistem
komunikasi wireless( antena merupakan salah satu komponen yang
penting karena antena dapat meningkatkan penampilan sistem.
Setiap teknologi )aringan akses wireless akan mengalami
keuntungan dari teknik pengurangan interferensi untuk meningkatkan
kapasitas dan tampilan (akupannya. Pembentukan beam &beam
forming) adalah salah satu dari teknik4teknik ini yang mun(ul dari
antenna arra# dan spatial diversit# (pemisahan spasial). Tipikal
antena arra# terdiri atas beberapa elemen4elemen antenna masing4
masing dengan pola radiasinya sendiri. ,ombinasi elemen4elemen
antena dapat memberikan pola radiasi komposit. %entuk dari pola
radiasi komposit bergantung pada penguatan kompleks yang
diaplikasikan pada sinyal input sebagaimana feedn#a ke setiap
elemen antenna arra#.
=ambar &./ <eduksi interferensi melalui pembentukan beam
Pola radiasi antenna harus memaksimalkan SN< dengan
memaksimalkan atau menghilangkan gain pada arah yang
lain*khususnya pada arah4arah dari sinyal4sinyal dari sumber
interfernsi utama yang bisa diterima.
Metode switc"ed beam adalah sebuah (ontoh pendekatan
untuk pembentukan beam & beam forming * yang mana pada beam
utama dan penghilangan beam lainnya dapat dipilih dari )umlah
terbatas dari posisi yang ada dan tidak dapat diatur untuk arah yang
ditentukan sendiri.untuk memperoleh keuntungan dari pembentukan
beam( sistem CDMA perlu membedakan kanal pilot dedicated atau
semidedicated yang dipan(arkan pada beam antenna yang sama
dengan yang digunakan untuk kanal trafik. Sistem CDMA &---4#"
mengikuti pilihan yang digunakan dari )umlah terbatas kanal pilot
auxiliar# dimana pembentukan beam bersamaan dengan kanal trafik.
=ambar &.B Antena )witc"ed .eam C1D
Setiap switc"ed beam dapat men)adi /subsector0 dalam sebuah sector
dan pengguna yang berada dalam subsector dapat menggunakan pilot
auxiliar# yang sesuai. Setiap sector dapat dibagi dalam empat pilot
auxiliar#( satu untuk setiap kemungkinan dari empat switc"ed1beam
yang mungkin
$.4.$.1 !ell +an Se5t*r
=ambar &.' Cell and )ector C1D
Cell Merupakan luas (akupan yang dapat dilayani oleh
sebuah proses spreading% Sedangkan sector merupakan satu segment
sudut dari suatu ilayah (akupan yang dilayani oleh satu %TS.
Dalam CDMA dan sistem4sistem lain dihubungkan se(ara bersamaan
sebagaimana halnya dengan sebuah sel masing4masing pembagian
sub pada sel dihubungkan kesebuah sector dari sel. Se(ara khusus
sel4sel itu dihubungkan pada sector alpha* beta dan gamma.
$.4.$.$ Antena O,n(+(re5t(*nal
Antena 2mnidirectional meman(arkan gelombang radio
ke segala arah dengan daya dan penguatan yang sama* menyebabkan
lokasi penempatan %TS harus berada ditengah4tengah sel. Antenna
omni berfungsi optimal )ika ilayah layanan mempunai kontur bumi
yang rata atau berbentuk dataran. :al ini berkaitan dengan
karakteristik gelombang radio yang dipan(arkan antenna. Dengan
ilayah layanan yang datar ini maka akan menguntungkan karena
daya )angkauan dari setiap sinyal sama dan ilayah (akupan sinyal
mudah diprediksi. Dengan mudah dapat ditentukan )umlah antenna
yang diperlukan* besar daya pan(ar antenna dan tinggi antenna untuk
men(apai )arak tertentu.
$.4.$.% Antena D(re5t(*nal
9ntuk ilayah layanan yang mempunyai kantor yang
tidak merata atau berbukit maka digunakan antenna directional. !ika
menggunakan antenna ini maka antenna tidak harus ditempatkan di
tengah sel. :al ini disebabkan antenna directional mempunyai
pan(aran gelombang radio ke di salah satu sudut sel. Penggunaan
antenna )enis ini dapat mengurangi interferensi co1c"annel tetapi
dibutuhkan kanal dalam )umlah besar.
$.4.% Pr*-agas( -a+a k*,&n(kas( /ergerak
=elombang radio merambat lurus seperti (ahaya menurut
teori gelombang elektromagnetik pada proses perambatannya
gelombang radio dapat mengalami fenomena seperti pemantulan
(refleksi)* pembiasan (refraksi) dan penghamburan (difraksi) yang
dipengaruhi oleh kondisi terrain dan atmosfer yang disebabkan
adanya konstanta kelistrikan (konduktifitas bumi dan atmosfer). 3leh
sebab itu hal terpenting dalam propagasi gelombang radio adalah
memperhatikan kuat le8el sinyal penerimaan untuk daya pan(ar yang
spesifik* karena pada per)alanan transmisinya gelombang radio akan
direduksi. 3leh adanya interferensi lintasan propagasi dengan kontur
terrain bumi. ,uat medan yang tereduksi selama lintasan gelombang
radio disebut dengan rugi4rugi lintasan (pat"loss).
$.4.%.1 R&g( L(ntasan Pr*-agas(
Mekanisme propagasi gelombang radio sangat ditentukan
frekuensi gelombang yang di pan(arkan dan serta lingkungan
propagasi yang dilalui oleh gelombang seperti gedung4gedung*
perumahan* pepohonan* perbukitan dan pengunungan. Sehingga
mengakibatkan ter)adinya 8ariasi lintasan gelombang transmisi
peman(ar dan penerima* berupa lintasan langsung (;3S) maupun tak
langsung (N;3S) akibat ter)adinya pantulan maupun hamburan pada
gelombang tersebut* pada sistem komunikasi bergerak peman(aran
sinyal sering ter)adi pada permukaan yang tidak beraturan.
$.4.%.$ "a+(ng
5ading didefinisikan sebagai 8ariasi le8el sinyal yang
diterima oleh antenna penerima. 5ading ditimbulkan oleh mekanisme
propagasi yang meliputi pemantulan* pembiasan dan penghamburan
dengan kondisi atmosfer dan daerah di sepan)ang lintasan.
Se(ara umum fenomena fading yang kerap ter)adi pada
sistem komunikasi bergerak adalah+
Multipat" 3ading
4og Normal 3ading
$.4.%.$.1 M&lt(-ath "a+(ng
Multipat" fading adalah fading (epat yang membatasi
(akupan sistem komunikasi bergerak. 3ading ini disebabkan karena
unik bergerak lebih rendah dari bangunan disekitarnya. Sinyal dari
%TS akan dipantulkan oleh bangunan tersebut dan menghasilkan
gelombang4gelombang pantul. <esultan dari gelombang4gelombang
yang diterima menghasilkan 8ariasi yang (epat pada sinyal
penerimaan unit bergerak* fenomena ini dideskripsikan sebagai
gambar &.G ialah+
=ambar &.G 5enomena Multipat" 3ading C$ D
$.4.%.$.$ L*g N*r,al "a+(ng
4og Normal 3ading (efek bayangan) merupakan fading
lambat yang )uga membatasi (akupan area sel. 3ading ini disebabkan
karena efek bayangan dari berbagai penghalang yang meredam
gelombang radio* sehingga diperoleh fluktuasi rugi4rugi lintasan.
5enomena ini dideksripsikan sebagai gambar &.A
=ambar &.A 5enomena 4og Normal 3ading atau rugi4rugi dipraksi
$.4.) Han+*33
+andoff adalah suatu peristia perpindaan kanal dari
suatu MS tanpa ter)adinya pemutusan hubungan dan tanpa (ampur
tangan dari pemakai. Peristia handoff ter)adi karena pergerakan MS
keluar dari (akupan sel asal dan masuk (akupan sel baru.
$.4.).1 T(-e Han+*33
Terdapat empat tipe handoff digambarkan pada gambar &.#- berikut+
=ambar &.#-+ Tipe :andoff C/D
Intersector/softer "andoff* ter)adi ketika suatu MS berkomunikasi
pada kedua sector dalam satu sel. Penerima <A,7 pada base
station mengkombinasikan transmisi dari kedua diversitas antenna
dalam satu frame traffic.
Intercell/soft "andoff( ter)adi ketika suatu MS berkomunikasi pada
dua atau tiga sector dari cell yang berbeda. .ase station yang
memiliki control langsung pada MS tersebut dinamakan base station
primer dan tidak memiliki control langsung disebut base station
sekunder. )oft +andoff akan berakhir )ika salah satu sel drop%
)oft bsofter "andoff* ter)adi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua
sector lainya. Pada keadaan ini akan ter)adi soft "andoff antar sel dan
softer "andoff dalam satu sel.
+ard "andoff* tipe ini menggunakan metode break before make
yang berarti harus ter)adi penuturan dengan kanal lama sebelum
ter)adi penuturan hubungan dengan kanal trafic lama sebelum
ter)adi hubungan baru.
Dari keempat tipe tersebut* soft "andoff adalah yang
paling sering digunakan dalam sistem CDMA &---. ,euntungan soft
"andoff adalah )alur di8ersitas akan lebih baik karena daya yang
dibutuhkan lebih sedikit* sehingga control up dari suatu %S dan )uga
menerima bit power control down dari %S lainnya maka MS harus
menurunkan daya transmitnya sehingga link komunikasi yang baik
dapat di(apai.
$.4.).$ P(l*t Set
Pilot atau kanal pilot didentifikasikan oleh pilot offset dan
menempatkan frekuensi kanal inilah yang men)adi a(uan dalam
penentuan kondisi "andoff( pilot didefinisikan oleh MS dan
dikategorikan men)adi empat grouf antara lain+
Activ
e set adalah pilot yang dikirimkan oleh %TS dimana MS tersebut
aktif. %anyaknya pilot yang termasuk kategori ini tergantung pada
banyaknya komponen peneima RA35( %3 menginformasikan isi
active set dengan c"anel assignment message dan atau "andoff
direction message

Candidate set terdiri dari pilot yang tidak termasuk dalam active set.
Pilot ini harus diterima dengan sinyal yang baik untuk
mengidenfisikasikan baha kanal trafik link forward yang di
baah dapat didemodulasikan dengan baik.
Neig"bord set( terdiri dari pilot yang tidak termasuk dua kelompok
sebelumnya* dan merupakan pilot yang digunakan untuk
memberitahukan sel terdekat untuk proses "andoff%
Remaining set* terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem ke(uali
yang terdapat pada active set( candidate set dan neig"bord set%
MS (mobile station) akan memperkenalkan daya pilot dan
aman untuk memperlihatkan perubahan pilot set. MS memperkirakan
daya pilot dengan membandingkan daya pilot dan daya total link
forward yang diterima. Selama men(ari pilot( mobile station akan
terus membuat offset kode PN yang digunakan bergantung pada
komponen multipat"4nya( mobile station menggunakan searc"
window untuk pilot pada active dan candidate set. %esarnya searc"
window ditentukan dalam PN c"ip%
$.4.4 *ntr*l Da6a
CDMA adalah sistem multiple access yang beberapa
user1nya mempunyai akses pada band frekuensi yang sama. Maka
sebagai akibatnya* kekuatan sinyal yang diterima mobile yang satu
dengan yang lain akan berbeda. :al ini akan mengakibatkan suatu
interferensi yang disebut dengan near1far interferensi.
Near4far merupakan fenomena yang menun)ukkan
perbandingan kuat sinyal dari suatu mobile yang dekat dengan %TS
dengan kuat sinyal mobile lain yang posisinya lebih )auh dari %TS.
Masalah near1far interferensi ini akan dapat mengakibatkan
penurunan performansi sistem* mengurangi kapasitas sistem dan
dapat menyebabkan dropcall (sambungan terputus).
Mekanisme power control dibutuhkan hampir semua
)aringan seluler baik yang berbasis 5DMA* TDMA* maupun CDMA
agar dapat meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sistem% Power
control pada sistem Code Multiple Access &CDMA) merupakan
keharusan mutlak untuk menghindari interferensi antar pengguna*
sebagai akibat 8ariasi daya.
Masalah near1far dapat diilustrasikan pada gambar &.##
berikut ialah+
=ambar &.## Masalah near1far dalam sistem CDMA CBD
Sinyal yang diterima )uga akan berbeda untuk kedua
mobile tersebut* tergantung pada lingkungan propagasi dan masing4
masing )arak. 3leh karena itu pada sistem CDMA daya yang
ditransmisikan oleh setiap mobile harus dikontrol sehingga yang
diterima oleh sel adalah konstan.
$.4.4.1 *ntr*l +a6a arah re7erse
Pada arah reverse control daya berfungsi untuk
mengurangi near far dimana daya terima pada user akan berbeda
sesuai dengan )arak ke <%S. Sehingga rata4rata daya terima akan
konstan pada setiap user akibat dari perbedaan )arak dengan <%S.
Teknik kontrol daya yang digunakan pada arah reverse terdiri dari
reverse open link loop control power dan reverse link closed loop
power control%
Reverse link open loop reverse link
Dalam proses ini MS memiliki peran yang aktif( open loop control
daya bertu)uan untuk mengestimasi pat"loss akibat s"adowing
antara <%S dan MS serta mengukur daya pan(ar aal kanal dari
MS. 2pen look control mobile unit akan memperkirakan rugi
lintasan propagasi dengan mengukur daya yang diterima.
Reverse 4ink close loop power control
Dalam proses ini <%S (ukup berperan aktif* metode ini harus
digunakan untuk mengantisipasi perbedaan multipat" fading pada
arah reverse dan forward. %TS akan mengukur kanal reverse dari
MS dan mengirim perintah control daya untuk menambah atau
mengurangi level daya MS2MS bisa melakukan koreksi daya
berdasarkan 57<.
!ika frame yang diterima dari MS tanpa ter)adi kesalahan* <%S
akan menginstruksikan untuk menun)ukkan daya MS dan
sebaliknya* bila ter)adi kesalahan pada framen#a( maka
diperintahkan untuk menaikkan dayanya. Dalam close loop
control yang digunakan sebagai a(uan adalah nilai perbandingan
7b0No* I. !ika nilai 7b0No yang di(apai oleh user diatas nilai I
maka JDownJ akan dikirim oleh base station%
$.4.$.$ *ntr*l +a6a arah 3*r8ar+
9ntuk arah forward( sistem CDMA &---4#"
menggunakan fast closed power control melalui forward link
dedicated c"annel dengan rate G-- update persecond (setiap #*&/ms).
Tu)uan utama fast closed loop power control ini adalah untuk
memperbaiki performasi mobile station yang berada pada pinggir sel.
Dimana sinyal dari base station semakin melemah sedangkan
interferensi dari base station lain semakin kuat.
Kang berperan aktif dalam metode fast closed loop power
control adalah base station dengan mekanisme power control sebagai
berikut* .ase station mengukur frame error ratio &36R) yang ter)adi.
,etika mobile station mendeteksi ter)adinya 57< sebesar #L maka
mobile station meminta base station agar tidak lagi menurunkan daya
pan(arnya.
Proses forward link power control hanya dilakukan dalam
satu tahap. .ase station mengontrol power yang ditransmisikan
dengan (ara memberikan e"tra power pada mobile station untuk
mengantisipasai adanya loss akibat fading* interferensi* .6R dan lain4
lain. ,onsep dari metode ini digambarkan pada gambar &.#& berikut+

=ambar &.#& Penyesuaian Power 3orward 4ink CBD
Mekanisme ker)anya adalah base station akan
mengurangi power yang ditransmisikannya ketika mobile station
menghitung adanya kenaikan frame error rate & 36R ). Proses
penyesuaian ter)adi satu kali setiap #/ sampai &- ms. Dinamik range
power control tipe ini terbatas hanya sampai B d% dengan langkah
setiap -*/ d%
BAB III
TEORI PN PLANNING DAN ALOASI
"REUENSI PADA NETWOR !DMA "LE#I
TELOM MAASSAR
%.1 Peren5anaan O33set PN
Standar CDMA &--- menetapkan PN offset yang dapat
dipakai harus mempunyai suatu pemisahan antara satu kanal logika
dengan kanal logika lainnya misalnya pilot number* sebuah kanal
logika kemudian dikalikan dengan urutan PN pendek. Setiap logika
kanal pada link depan dikalikan dengan urutan PN pendek yang
beker)a pada sector tersebut. Perkalian dengan urutan PN pendek
dilakukan untuk menghasilkan lapisan isolasi antara link depan dari
berbagai stasiun dasar. !ika kedua stasiun kanal ini berada berdekatan
satu sama lain* maka akan ter)adi interfensi%
%.1.1 Sh*rt PN Se9&en5es
Setiap urutan PN dibuat dengan menggunakan sebuah register geser
dengan #/ elemen aktu tunda. Pan)ang dari sebuah urutan PN
sekitar &
#/
atau 1&.'BG serpih. !ika kita mengeser sebuah urutan PN
dengan satu serpih* maka sebuah urutan PN berbeda akan dihasilkan.
3leh karena itu* )ika pan)ang urutan PN memiliki pan)ang 1&.'BG
maka se(ara teori kita dapat menghasilkan dan menggunakan 1&.'BG
urutan PN yang berbeda* dan kita memiliki 1&.'BG urutan PN yang
berbeda yang dapat digunakan untuk stasiun dasar yang berbeda.
=ambar 1.# Situasi sebuah mobile tidak dapat membedakan
urutan PN dari dua base station C#D
Pada gambar diatas )arak $GG meter sama dengan
penundaan (delay) sebanyak & c"ips* dan )arak &$$ meter
berhubungan dengan penundaan se)umlah # c"ips. 3leh karena itu
PN se-uence base station # yang diterima oleh unit mobile akan
kelihatan oleh mobile station sebagai PN se-uence base station #
yang tergeser & c"ips* dan PN se-uence base station & yang diterima
oleh unik mobile akan kelihatan oleh mobile station sebagai PN
se-uence tergeser # c"ips. Dan kedua PN se-uence tidak dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya* atau dengan kata lain baha
dengan mobile station tidak akan tahu yang mana PN se-uence yang
datang dari base station tertentu.

=ambar 1.& 9rutan PN dalam domain aktu C#D
9ntuk menyediakan isolasi lebih antara urutan PN yang
dapat digunakan. Standar 6S4A/ menetapkan baha urutan PN yang
tidak dibutuhkan harus memiliki minimum perbedaan B$ serpih
antara satu sama lain. Setiap urutan PN didefinisikan oleh offset PN
itu sendri. Sebagai (ontoh* sebuah urutan PN dengan offset PN #
berbeda dengan sebuah PN urutan dengan offset PN - sampai B$*
sementara sebuah PN dengan offset PN $ berbeda dengan sebuah
offset urutan PN - dengan $ " (B$ (hips) M &/B c"ips. Dengan
menetapkan pemisahan B$ serpih* maka )umlah total urutan PN offset
()"ort PN Code M &
#/
atau 1&'BG c"ips). 3leh karena itu* )ika
terdapat pemisahan minimal B$ serpih* maka maksimun )umlah
urutan PN yang dapat digunakan adalah /#&. Pemisahan ini
kemudian dapat ditingkatkan dengan menggunakan parameter yang
telah ditetapkan dalam standar ialah+
pilot7 INC M #* pemisahan minimal adalah # " B$ (hips M B$ (hips
pilot7 INC M&* pemisahan minimal adalah & " B$ (hips M #&G(hips
pilotN6NC M 1* pemisahan minimal adalah 1 " B$ (hips M #A& (hips
pilot76NC M $* pemisahan minimal adalah $ " B$ (hips M &/B (hips
%.1.$ !* 1 PN *33set

=ambar 1.1 Situasi peren(anaan PN dengan offset yang sama C&D
!ika dua stasiun dasar menggunakan urutan PN yang
sama Mobile yang berada pada u)ung dari cell & (dilayani oleh stasiun
dasar &) dan berada pada stasiun dasar &. !arak antara mobile dan
stasiun dasar & seperti itu adalah aktu tunda propagasi serpih K.
!arak antara mobile dan stasiun dasar # seperti itu adalah aktu tunda
propagasi serpih ?. Stasiun dasar # diidentifikasi oleh urutan PN #
dan stasiun dasar & diidentifikasi oleh urutan PN &. Dengan gambaran
ini* kedua urutan PN atau offset PN yang sama.

=ambar 1.$ 9rutan PN dalam domain aktu.C&D
Pada gambar diatas memperlihatkan urutan PN dalam
domain aktu. 9rutan PN # (PN #) dan urutan PN & (PN &) diatur
ketika dipan(arkan dari masing4masing stasiun dasar. :al ini karena
urutan PN tersebut memiliki offset PN yang sama. Meskipun
demikian* urutan PN # berada dalam aktu tunda ? sebelum diterima
oleh mobile dan urutan PN & berada dalam aktu tunda K sebelum
diterima oleh mobil( dan menggunakan komponen pen(ari &searc"1
window* )RC+78IN7A untuk menginterupsi dan menerima sinyal
pilot yang berada dalam aktu tunda propagasi. )RC+78IN7A selalu
berada pada bagian tengah dari pilot yang tiba pertama kali.
!ika urutan PN # yang diterima berada dalam
)RC+78IN7A dari mobile( maka sinyal akan dianggap oleh mobile
sebagai hasil perkalian dari urutan PN &. Mobile kemudian akan
men(oba memodulasi kedua sinyal pilot yang berada dalam
)RC+78IN7A dan dengan )elas men(oba untuk
mengkombinasikannya. Sebagai hasil* interferensi akan ter)adi karena
kedua sinyal tersebut akan memiliki isi informasi yang sama.dalam
situasi urutan PN # dikatakan sebagai aliasing dari urutan PN &.
9ntuk menghindari aliasing urutan PN* aktu tunda ?
harus sangat besar untuk PN # sehingga )atuh dibagian luar
)RC+78IN7A% Dengan kata lain* ? harus lebih besar daripada
)umlah K dan >0&* dimana > adalah ukuran window dari
)RC+78IN7A dalam serpih. Pemisahan dalam domain aktu bukan
satu4satunya (ara untuk menghindari aliasing offset PN% ,ita )uga
dapat menggunakan kekuatan penerimaan sinyal pilot untuk
memisahkan & pilot yang memiliki offset PN. !ika kerugian alur antar
stasiun dasar # dan mobile (ukup besar* maka PN # akan mengalami
attenuasi tinggi sebelum men(apai mobile%
%.1.%. O33set PN /er+a,-(ngan
=ambar 1./ Situasi peren(anaan offset PN dengan
urutan PN berdampingan C1D
Pada gambar di atas memperlihatkan situasi yang identik
dengan gambar tersebut dalam seri - ke(uali rangkaian & PN yang
dibagi oleh I 9(PI427INC B$) c"ips. !ika dua stasiun dasar
menggunakan urutan PN yang berdampingan sebagai (ontoh urutan
PN yang dipisahkan oleh serpih (PI427INC x :;*( kondisi yang
dibutuhkan agar tidak ada offset aliasing PN. =ambar 1.B yang akan
men)elaskan masalah tersebut* ialah sebagai berikut+
=ambar 1.B urutan PN dalam domain aktu C1D
Pada gambar diatas menggambarkan urutan PN dalam
domain aktu. 9rutan PN # dan urutan PN & adalah tidak diluruskan
dalam aktu saat urutan tersebut dipan(arkan dari stasiun dasar
masing4masing. Dari itu ada sebuah pergeseran dari 6 c"ips antara
dua urutan. 9rutan PN # melalui dela# ? sebelum diterima oleh
mobile* sementara urutan PN & melalui dela# K sebelum diterima
oleh mobile% Se)ak mobile dilayani oleh stasiun dasar &*
)RC+78IN7A adalah biasanya dipusatkan pada penerima urutan PN
& (pengambilan komponen pilot ini adalah penerima multipat" yang
(epat). !ika penerima urutan PN # gagal masuk ke dalam
)RC+78IN7A dari mobile itu* maka sinyal sebuah multipat"
diperoleh dari urutan PN &. Se)ak itu urutan PN # yang nampaknya
akan masuk sebelum urutan PN &* mobile itu akan menggesernya.
)RC+78IN7A memusatkan pada urutan PN # dan men(oba untuk
menghilangkan dan menggabungkan kedua sinyal pilot% :asilnya
adalah ter)adi gangguan* dan biasanya panggilan terputus. ,esalahan
mobile itu mengetahui penerimaan urutan PN # adalah komponen
multipat" yang tiba paling (epat dari urutan PN &.
%.$ PN In5re,ent
PN in(rement merupakan metode yang digunakan untuk
memberi selisih offset diantara & PN offset yang berdekatan. !umlah
in(rement menentukan )umlah selisih offset tersebut. Dengan satu
offset berisi B$ (hip.

=ambar 1.' Pilot 6n(rement C$D
%.$.1 Met*+e 6ang +(g&nakan +ala, PN (n5re,ent
Metode yang digunakan dalam PN in(rement adalah
sebuah metode yang digunakan untuk peren(anaan PN offset dari
PCS ,Co. Metode ini menun)ukkan perbedaan antara nilai4nilai
se(ara teori sebenarnya* yang dihubungkan dari perhitungan se(ara
teori. Kang artinya area berhubungan dalam kanal yang sama yang
tanpa kaat. Dan berbeda dari radius sel dan kekuatan sinyal.
Susunan )umlah cell dan subcluster mengenai cluster atau
petun)uk yang ada* distandarkan ialah +
PN offset berbeda antara sel4sel disekitarnya M #B (PN (hips)
PN offset berbeda antara sector1sector pada cell
yang sama M #BG (PN (hips)
PN offset berbeda antara se)umlah cell yang sama pada subcluster
di sekitarnya M $ (PN (hips)
:al4hal yang penting sebagai hasil peren(anaan PN offset
pada sector alpha ialah +
,isaran pengoperasiannnya
Mengurangi akibat buruk dari penggunaan kembali dari PN offset
yang sama.
< cluster 9 ; subcluster
< subcluster M = cell (1 sektor %TS standar)
!umlah PN offset disediakan M ##0# subcluster
Persediaan untuk tambahan %TS terhadap peningkatan kapasitas
subscriber dan area yang terlindungi.
Standar untuk bundelan sub(luster. %undelan ' cell yang kira4kira
untuk bentuk yang maksimal. Alasan mengapa cell1cell diikat atau
menyerupai bundelan* karena cell1cell itu lebih kuat untuk
menggunakan kembali pola atau susunan yang sama. Melakukan
cell pusat. Menyebarkan cell disekitarnya seperti )arum )am.
susunan se)umlah cell subcluster disekitarnya adalah sama* saat
menyebarkan se)umlah cell subcluster.
%.% Al*kas( "rek&ens( :"A;
Alokasi frekuensi (5A) adalah kanal atau aliran yang
disediakan untuk dipergunakan kea arah tertentu dalam transmisi.
5ungsi dari alokasi frekuensi adalah untuk membagi total )umlah dari
)aringan yang tersedia ke dalam bagian yang mana dapat dilakukan
untuk masing4masing salah satu sel dalam sebuah tempat yang
dinamis dalam merespon )aringan yang ada diantara )umlah )aringan
yang tersedia. !uga alokasi frekuensi lebih memilih untuk menandai
#. #--#-#--##--###-#-###--#-#-#--
&. #--#-#--##--###-#-###--#-#-#--
/#&
3ffset
6n(rement
B$ (hips
1.
#--#-#--##--###-#-###--#-#-#--
)aringan* mengelompokkan )aringan traffic ke dalam subset
(dilakukan oleh masing4masing system menurut preferensinya) dan
alokasi dari )aringan yang spesifik terhadap ukuran sel dan unit4unit
mobile% Definisi dari satu tanda 5A adalah setengah daya bandwidt"
dan daya itu adalah bandwidt" untuk area 1d% dari nilai maksimum.
6ni adalah bandwidt" dari CDMA* istilah formatnya disebut )aringan
CDMA dengan nilai frekuensi #.&1 M:F
=ambar 1.A Definisi alokasi frekuensi setengah daya bandwidt" >/D
%.%.1 Gangg&an M&lt( "A +ar( G&ar+ Ban+
5rekuensi CDMA menganggu gambaran* menghilangkan
gambaran karena adanya gangguan interaktif. 5uard .and perlu
menggunakan batasan sumber frekuensi yang efektif. =ambaran
frekuensi DCS dibagi men)adi & metode* )arak CDMA dibagi
#.&1M:F dan #.&BM:F. ketika )arak CDMA dibagi #.&11M:F*
gangguan yang ada diantara 5AS tanpa 5uard .and. 3leh karena itu
kapasitas CDMA melemah men)adi /L. ,etika )arak CDMA dibagi
#.&BM:F* gangguan tersebut tidak ada antara 5AS karena guard
.and men)adi 1-,:F diantara 5AS karena itu kapasitas CDMA tidak
melemah. Metode yang kedua yang lebih efektif* tetapi metode ini
harus layaknya dibiasakan menambah )umlah )aringan yang
dibutuhkan menurut frekuensi )aringan wireless yang menggunakan
pita frekuensi pusat antara #.&1M:F dan #.&BM:F seperti gambar 1.A
Dan )uga penerimaan %TS memilih berdasarkan )arak frekuensi
pusat. !ika B#/,:F dengan B1-,:F mengenai desensitita,ion
menurut frekuensi offset dari penerima %TS.
BAB I<
IMPLEMENTASI PN PLANNING PADA
NETWOR !DMA "LE#I TELOM
MAASSAR
Pa+a /a/ (n( akan +(/ahas "akt*r =
o 78aluasi 6mplementasi PN Planning Pada Netork CDMA 5le"i
Telkom Makassar dan untuk e8aluasi yang dimaksud ialah +
4 !umlah %TS 5le"i dimakassar
4 !arak antar %TS
4 PN Planning yang diimplementasi
o PN Planning yang diimplementasikan
oleh Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar dengan
menggunakan PN in(rement $ masih layak atau tidak.
o Menampilkan PN desain untuk %TS baru.
).1 E7al&as(>-ena,/ahan (,-le,entas( PN Plann(ng
Pa+a Net8*rk !DMA "le2( Telk*, Makassar
9ntuk mengimplementasi PN Planning diperlukan data4
data cellsite% Dan cellsite data base tersebut di install kedalam sebuah
Program Mapinfo Professional './ SCP. 6mplementasi PN Planning
diartikan sebagai sesuatu yang diterapkan untuk peren(anaan PN.
Dan yang diterapkan ialah desain pengoptimalan peren(anaan PN
pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar. Dan implementasi PN
Planning tersebut difokuskan dengan menggunakan PN incremental $
beserta parameter4parameter yang menyatakan PN incremental $
masih layak atau tidak untuk digunakan oleh 5le"i Telkom Makassar.
).1.1 .&,lah BTS "le2( Makassar
Penambahan )umlah %TS 5le"i di makassar sebanyak #$
buah %TS. Kang online sebelumnya ada &' %TS. !adi )umlah
%TS keseluruhan ialah sebanyak $# %TS yang beroperasi pada
Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar. Map desain untuk
)umlah %TS ialah sebagai berikut+
=ambar $.# Map J !umlah %TS 5le"i Makassar J C#D
).1.$ .arak antar BTS
%ertambahnya )umlah %TS 5le"i dimakassar maka )arak
)angkauan terhadap luas coverage semakin bertambah pula terhadap
ilayah masing4masing %TS yang di(akup. %aik terhadap )arak
berdekatan maupun )arak ber)auhan. 9ntuk menghitung )arak antar
%TS* masing4masing %TS dikelompokkan dalam setiap subcluster
pada map Netork CDMA 5le"i Makassar ialah sebagai berikut
=ambar $.& Map J )arak antar %TS pada setiap Sub(luster J C#D
%erdasarkan pada map diatas* untuk menghitung )arak
antar %TS pada setiap subcluster( hanya diasumsikan terhadap )arak
PN ber)auhan* dan tidak dikategorikan sebagai parameter yang
menyatakan PN in(rement $ masih layak atau tidak* untuk digunakan
kembali oleh fle"i Telkom makassar. Alasan mengapa )arak PN
ber)auhan tidak diasumsikan sebagai parameter yang menyatakan PN
in(rement masih layak atau tidak* untuk digunakan kembali oleh fle"i
Telkom makassar. ,arena pada )arak PN ber)auhan* selisih PN
offsetnya sangat )auh. dengan selisih PN offset berbeda antara sel4sel
disekitarnya M #B (PN c"ips). Dan PN offset berbeda antara sector1
sector pada cell yang sama M #BG (PN c"ips).
Sedangkan maksud PN in(rement itu sendiri merupakan
metode yang digunakan untuk memberi selisih diantara & PN offset
yang berdekatan. 9ntuk )arak PN ber)auhan hanya dapat digunakan
pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar* sebagai )arak PN
untuk mengetahui )arak antar %TS masing . masing subcluster Pada
Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar* yang sekarang masih
memiiki # cluster yang telah dikelompokkan kedalam $ subcluster%
Selan)utnya untuk menghitung )arak antar %TS masing4masing
subcluster( setiap )arak antara %TS diukur berdasarkan map redesain
PN baru* dan ukuran )arak antar %TS yang ada pada mapinfo sudah
disesuaikan dengan hasil pengukuran yang ada dilapangan.
).1.% PN Plann(ng 6ang +((,-le,entas(
PN ( Pseudo noise ) (ode merupakan sinyal informasi
pada CDMA yang dibangkitkan se(ara pseudo random yang terlihat
a(ak namun sebenarnya deterministik gunanya untuk keamanan dan
membedakan user. Sedangkan implementasi PN Planning yang
dimaksud hanya berkaitan dengan PN (pilot number) yaitu kode dari
sinyal pilot %TS dan PN Planning yang telah diimplementaikan akan
disetting pada parameter %SS ( %ase station subsystem ) guna sebagai
pembangkitan (ode. %SS( %ase Station Subsystem ) adalah
infrastruktur yang spesipik pada sistem CDMA &---4#" yang
menghubungkan NSS dengan pesaat pelanggan. NSS ( Netork
Sit(hing Subsystem ) memuat fungsi utama sit(hing )aringan
CDMA &---4#" yaitu sebagai interfa(e baik antar pelanggan di
dalam )aringan* maupun antara pelanggan dalam )aringan CDMA
&---4#" dengan pelanggan pada )aringan lain serta menangani
berbagai )enis data baik yang berhubungan dengan data pelanggan
maupun mana)emen mobilitas pelanggan. Mengimplementasi PN
Planning diperlukan cellsite data base( dan (ara pembuatan cellsite
data base tersebut sudah di)elaskan pada bab 1.
Dengan adanya penambahan %TS baru maka tidak
menutup kemungkinan posisi alokasi penempatan offset PN yang ada
sekarang menghasilkan konfigurasi PN yang baik. Terkadang
ter)adinya dropcall sebagai salah satu faktor yang menyebabkan
adalah konfigurasi PN yang kurang baik. Tidak seperti dalam sistem
=SM dimana pembedaan antara suatu sel dengan sel lainnya
ditentukan oleh frekuensi pembaa yang digunakan.
Dalam sistem CDMA perbedaan antara suatu sel dengan
sel lainnya terletak pada PN offset. !ika pengalokasian PN offset ini
tidak tepat maka akan mengakibatkan ambiguitas identifikasi sel
yang melayani suatu teminal MS. PN offset harus dibuat sedemikian
rupa sehingga sel4sel ang berdekatan tidak saling menganggu.
6ndeks PN offset yang tersedia dalam sistem CDMA
adalah /#& nilai unik. Antara indeks PN offset satu dengan yang
lainnya berbeda B$ (hip* sehingga total periodenya adalah 1&'BG
(hip. Satu (hip itu sendiri berharga sekitar -.G#$ mikrodetik. ,etika
suatu sinyal pilot berrgerak dari suatu sel kea rah MS maka akan
ter)adi tunda. Minimun tunda antara satu offset dengan offset lainnya
yang diperbolehkan adalah B$ (hip M $.-A " d (kilometer). Sehingga
dihasilkan inter8al satu indeks PN offset adalah sekitar #/.B km.
=ambar $.$ MapN Desain PN lama C#D
%erdasarkan pada map design PN lama yang ditampilkan
tersebut* nampak sebuah tampilan PN design tidak teratur pada
Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar. Sehingga dampak
ter)adinya dropcall lebih besar karena alokasi penempatan offset PN
setiap sector %TS yang tidak tepat sehingga masing4masing cell
saling menganggu. MS akan kesulitan melakukan Akusisi system
karena tidak tahu sel mana yang sedang aktif melayaninya. Sistem
penerima di MS akan bingung untuk menentukan mana sel yang
berfungsi sebagai sel aktif dan mana sel kandidat. ,etika sinyal yang
bersal dari sel aktif dianggap sebagai sel kandidat atau sel neighbour
maka perintah handoff tidak bisa dilakukan akibatnya ketika dalam
kondisi panggilan (bus#) akan ter)adi dropp (all. Maka dari itu
dengan adanya penambahan %TS baru yang sekarang ini sebanyak #$
buah %TS* maka perlu meredesain kembali posisi cellsite khususnya
pada alokasi penempatan PN 2ffset disetiap subclster* karena selain
menghasilkan konfigurasi design PN yang teratur* )uga akan lebih
memudahkan untuk pemberian PN pada masing masing cell disetiap
subcluster%
Dalam implementasi PN Planning ini* dilakukan se(ara
manual dan data4data cellsite digunakan sebagai bahan mentah untuk
mengimplementasi PN Planning. Sedangkan proses pembuatannya
diinstall kedalam sebuah program mapinfo se(ara otomatis* sehingga
menghasilkan map (ellsite. ,emudian menampilkan cellsite data base
tersebut* dan mengelompokkan kembali )umlah seluruh cell yang ada
sebanyak $# %TS kedalam sebuah subluster se(ara manual* sehingga
membentuk sebuah cluster. Menempatkan kembali letak alokasi
subcluster masing4masing %TS dari posisi subcluster sebelumnya.
Dan mengurutkan letak posisi %TS tersebut dari setiap subcluster
sesuai kaidah cell CDMA sehingga dapat menghasilkan Map desain
PN teratur pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
=ambar $./ MapN Desain PN Planning C#D
%erdasarkan map design PN Planning yang ditampilkan
tersebut* nampak sebuah tampilan PN desain se(ara teratur pada
Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar. Sehingga probabilitas yang
dihasilkan tidak ter)adi dropcall karena adanya konfigurasi
pengoptimalan PN desain yang tepat pada masing masing cell setiap
subcluster( dan apabila Telkom fle"i dimasa datang membangun
kembali %TS baru maka lebih memudahkan untuk penempatan
alokasi PN 2ffset Planning% Sehingga dapat dibandingkan untuk
kondisi lama* nampak sebuah tampilan PN design tidak teratur
Sehingga dampak ter)adinya dropcall lebih besar karena adanya
alokasi penempatan offset PN setiap subcluster yang tidak tepat
sehingga masing4masing cell yang berdekatan saling menganggu.
9ntuk kondisi baru* nampak sebuah tampilan PN desain se(ara
teratur* sehingga menghasilkan konfigurasi PN yang baik* dan lebih
memudahkan untuk penempatan alokasi PN 2ffset Planning pada
cluster PN%
).$ PN 6ang +((,-le,entas( +engan ,engg&nakan PN
(n5re,ent ) Mas(h la6ak ata& t(+ak.
Parameter4parameter yang menyatakan PN incremental $
masih layak atau tidak* digunakan pada Netork CDMA 5le"i
Telkom Makassar ialah+
o !umlah %TS
Standard CDMA &--- menetapkan PN offset yang dapat
dipakai harus mempunyai suatu pemisahan minimum sebesar B$
c"ips antara satu %TS dengan %TS lainnya* sehingga total )umlah PN
offset ()"ort PN Code M &
#/
atau 1&'BG c"ips) yang dapat dipakai
yaitu Maksimun PN 3ffset M /#& PN 3ffset
Penambahan )umlah %TS 5le"i di makassar sebanyak #$
buah %TS. Kang online sebelumnya ada &' %TS. !adi )umlah %TS
keseluruhan ialah sebanyak $# buah %TS yang ada pada Netork
CDMA 5le"i Telkom Makassar.
Sehingga )umlah PN 2ffset yang digunakan untuk sistem PN
6n(rement $ ialah+
PN Code 6n(rement M $
!umlah PN 3ffset yang tersedia M #&G PN 3fffset
!umlah group inde" %TS M $&.' O $1 %TS
karena )umlah keseluruhan dari %TS yang ada sekarang
masih relatif ke(il dari )umlah group index $# P $1 %TS. Maka PN
incremental $ masih layak digunakan karena tidak menimbulkan
ter)adinya PN confusion. Dikatakan tidak layak bagi PN in(remental
$ untuk digunakan kembali apabila )umlah %TS keseluruhan yang
ada sekarang lebih besar dari )umlah group index %TS. ,arena dapat
menimbulkan ter)adinya PN confusion. :al yang paling ditakuti
adalah ter)adinya PN confusion* karena dampak yang dihasilkan oleh
PN confusion adalah salah satu pengaruh yang dapat menyebabkan
ter)adinya dropcall% PN confusion dapat ter)adi karena adanya PN
Reuse% Dan PN Reuse akan diperhitungkan bila )umlah %TS lebih
besar dari )umlah group index .)* PN reuse distance ialah )arak
antar & %TS dengan PN yang sama. Dan bila adanya penambahan
%TS baru untuk tahap mendatang maka perlu membangun atau
menambahkan 1 %TS pada (luster #*Kang masing4masing
dialokasikan # %TS untuk # subcluster( adapun alokasi penempatan
PN offset untuk subcluster yang perlu ditambahkan %TS baru ialah
subcluster #* 1* $. Dengan )umlah PN 2ffset yang tersisa sebagai
(adangan yaitu sebanyak A PN 2ffset%
o !arak %TS
,ondisi kota makassar saat ini dengan )umlah %TS
sebanyak $# buah %TS pada target coverage seluas sekitar #&#*A#
kmQ* rata4rata )arak antar %TS didapat sebesar &*A' km. Pada PN
in(rement $* )ika satu cluster terdiri dari $1 %TS ( )umlah group
index ) yang mempunyai PN berbeda4beda* maka )umlah cluster
yang dibutuhkan+
!umlah
Cluster M -.A/ O # Cluster
Dengan )umlah Cluster #* maka rata4rata luas area (luster ialah+
;uas area
(luster M #&#.A# kmQ
PN in(rement merupakan metode yang digunakan untuk
memberi selisih offset diantara & PN offset yang berdekatan. !umlah
increment menentukan )umlah selisih offset tersebut. Semakin besar
nilai PN incremental maka akan menghasilkan proteksi yang baik
terhadap interference antar PN* namun ketersediaan )umlah PN yang
bisa digunakan men)adi ke(il. Dan bila nilai PN increment ke(il maka
proteksi interference antar PN akan semakin tinggi yang bisa
menyebabkan PN Confusion* kesalahan pendeteksian PN suatu %TS*
sehingga timbul dropcall( gagal "andoff( atau pelanggan yang tidak
bisa access ke)aringan. Tetapi )umlah PN yang tersedia semakin
banyak. 9ntuk itu diperlukan PN Planning yang betul4betul
sempurna* sehingga bisa dioptimalkan penggunaan PN yang terbatas
yaitu /#& PN* dengan meminimalisasi ke)adian4ke)adian yang tidak
diinginkan.
Analisis PN incremental $ dikatakan masih layak atau
tidak. Dihitung terhadap distance ad?acent1PN antar %TS setiap
subcluster yang berdasarkan map desain PN lama dan map desain PN
baru pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
%erdasarkan Map Desain PN ;ama
Distance ad?acent PN Sub(luster # %TS PanakukangN
Sub(luster & %TS Maros ( Ad?acent PN M PN $ . PN G )
=ambar $.B ilustrasi distance ad?acent PN antar
%TS Panakukang . %TS Maros C&D
o Sub(luster #N %TS # (%TS Panakukang )
4 Se(tor PN M PN $
4 Se(tor PN M PN #'&
4 Se(tor PN

M PN 1$-
o Sub(luster &N %TS # ( %TS Maros )
4 Se(tor PN M PN G
4 Se(tor PN M PN #'B
4Se(tor PN

M PN 1$$
o !arak antar %TS M &#.## km
o Ad?acent PN M PN $ . PN G
o MS (mobile station) M Pelanggan
o !arak PN $ Serpih ?( %TS Panakukang . MS )
M GB./ (hip
o !arak PN G Serpih K( %TS Maros . MS ) M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o GB./ (hip M berada pada posisi & PN karena )umlah (hip yang
ditransmisikan sudah melebihi dari B$ (hip
o !arak PN $ Serpih ?( %TS Panakukang . MS )
M GB./ (hip
o !arak PN G Serpih K( %TS Maros . MS ) M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o GB./ (hip M berada pada posisi & PN karena )umlah (hip yang
ditransmisikan sudah melebihi dari B$ (hip
Analisis perhitungan distance ad?acent PN ialah+
Available PN M PN $ R &#.## km
M PN $ R &###-0&$$
M PN $ R GB./ (hip
M PN $ R & PN
M PN B
Available PN S M PN G R -.&$$ km
M PN G R &$$0&$$
M PN G R # (hip
M PN G R PN -
M PN G
Analisis se(ara teori distance ad?acent PN( kisaran
operasi PN $ . PN G ialah+
%TS Panakukang yang menggunakan PN $ akan diterima
sebagai PN B oleh user pada )arak GB./ (hip atau &#.## km (#(hip M
&$$m) dari %TS tersebut. PN B diperoleh dari PN $ ditambah )arak
antar %TS Panakukang dan %TS Maros* &#.## km atau GB./ (hip ( #
PN M B$ (hip* maka GB./ (hip berada pada posisi & PN ). !ika user
berada dekat dengan %TS Maros yang menggunakan PN G* dengan
)arak -.&$$ km atau # (hip berada pada posisi - PN. Dan sinyal dari
%TS PN $ dapat men)angkau ke user tersebut* maka tidak ter)adi PN
conflict% ,arena pelanggan masih bisa membedakan kanal PN yang
diterima dari kedua %TS tersebut. Sehingga dapat dikatakan baha
pada )arak GB./ (hip atau &#.## km. PN incremental $ masih layak
digunakan kembali pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
Tetapi bila %TS Panakukang yang menggunakan PN $ akan diterima
sebagai PN G oleh user pada )arak GB./ (hip atau &#.## km (#(hip M
&$$m) dari %TS tersebut. Dan user berada dekat dengan %TS Maros
yang menggunakan PN G* maka sinyal dari %TS PN $ yang dapat
men)angkau ke user tersebut* akan ter)adi PN conflict( yang dapat
menimbulkan ter)adinya dropcall. ,arena pelanggan mengalami
kebingungan* sulit mengenali ,anal PN G yang diterima berasal dari
%TS mana. PN conflict ter)adi karena adanya )umlah PN yang sama
terhadap )arak ad?acent PN yang diterima oleh pelanggan dalam
aktu bersamaan* pelanggan sulit berkomunikasi dengan baik.
Distance ad?acent PN Sub(luster & %TS Maros 7 Sub(luster
1 %TS Sutami ( Ad?acent PN M PN G . PN #& )
o Sub(luster &N %TS # (%TS Maros )
4Se(tor PN M PN G
4 Se(tor PN M PN #'B
4Se(tor PN

M PN 1$$
o Sub(luster 1N %TS # ( %TS Sutami )
4Se(tor PN M PN #&
4Se(tor PN M PN #G-
4Se(tor PN

M PN 1$G
o !arak antar %TS M #B.AG km
o Ad?acent PN M PN G . PN #&
o MS (mobile station) M Pelanggan
o !arak PN G Serpih ?( %TS Maros . MS ) M BA.B (hip
o !arak PN #& Serpih K( %TS Sutami . MS ) M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o BA.B (hip M berada pada posisi & PN karena )umlah (hip yang
ditransmisikan sudah melebihi dari B$ (hip.
Analisis perhitungan distance ad?acent PN ialah+
Available PN M PN GR #B.AG km
M PN G R #BAG-0&$$
M PN G R BA.B (hip
M PN G R & PN
M PN #-
Available PN S M PN #& R -.&$$ km
M PN #& R &$$0&$$
M PN #& R # (hip
M PN #& R - PN
M PN #&
Analisis se(ara teori distance ad?acent PN( kisaran
operasi PN G . PN #& ialah+
%TS Maros yang menggunakan PN G akan diterima
sebagai PN #- oleh user pada )arak BA.B (hip atau #B.AG km (#(hip M
&$$m) dari %TS tersebut. PN #- diperoleh dari PN G ditambah )arak
antar %TS Maros dan %TS Sutami* #B.AG km atau BA.B (hip ( # PN M
B$ (hip* maka BA.B (hip berada pada posisi & PN ). !ika user berada
dekat dengan %TS Sutami yang menggunakan PN #&* dengan )arak
-.&$$ km atau # (hip berada pada posisi - PN. Dan sinyal dari %TS
PN G dapat men)angkau ke user tersebut* maka tidak ter)adi PN
conflict% ,arena pelanggan masih bisa membedakan kanal PN yang
diterima dari kedua %TS tersebut. Sehingga dapat dikatakan baha
pada )arak BA.B (hip atau #B.AG km. PN incremental $ masih layak
digunakan pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
Tetapi bila %TS Maros yang menggunakan PN G akan
diterima sebagai PN #& oleh user pada )arak BA.B (hip atau #B.AG km
(#(hip M &$$m) dari %TS tersebut. Dan user berada dekat dengan
%TS Sutami yang menggunakan PN #&* maka sinyal dari %TS PN G
yang dapat men)angkau ke user tersebut* akan ter)adi PN conflict(
yang dapat menimbulkan ter)adinya dropcall% ,arena pelanggan
mengalami kebingungan* sulit mengenali ,anal PN #& yang diterima
berasal dari %TS mana. PN conflict ter)adi karena adanya )umlah PN
yang sama terhadap )arak ad?acent PN yang diterima oleh pelanggan
dalam aktu bersamaan* pelanggan sulit berkomunikasi dengan baik.
Distance ad?acent PN Sub(luster 1 %TS Sutami N Sub(luster $
%TS %orong 9ntea ( Ad?acent PN M PN #& . PN #B )
o Sub(luster 1N %TS # (%TS Sutami )
4Se(tor PN M PN #&
4 Se(tor PN M PN #G-
4Se(tor PN

M PN 1$G
o Sub(luster $N %TS # ( %TS %orong 9ntea )
4Se(tor PN M PN #B
4Se(tor PN M PN #G$
4Se(tor PN

M PN 1/&
o !arak antar %TS M #&.A# km
o Ad?acent PN M PN #& . PN #B
o MS (mobile station) M Pelanggan
o !arak PN #& Serpih ?( %TS Sutami . MS ) M /&.A (hip
o !arak PN #B Serpih K( %TS %orong 9ntea . MS )
M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o /&.A (hip M berada pada posisi - PN karena )umlah
(hip yang ditransmisikan belum melebihi dari B$ (hip.
Analisis perhitungan distance ad?acent PN ialah+
Available PN M PN #& R #&.A# km
M PN #& R #&A#-0&$$
M PN #& R /&.A (hip
M PN #& R - PN
M PN #&
Available PN S M PN #B R -.&$$ km
M PN #B R &$$0&$$
M PN #B R # (hip
M PN #B R - PN
M PN #B
Analisis se(ara teori distan(e ad?acent PN( kisaran
operasi PN #& . PN #B ialah+
%TS Sutami yang menggunakan PN #& akan diterima
sebagai PN #& oleh user pada )arak #&.A# km atau /&.A (hip berada
pada posisi - PN dari %TS tersebut. !ika user berada dekat dengan
%TS %orong 9ntea yang menggunakan PN #B* dengan )arak -.&$$
km atau # (hip berada pada posisi - PN. Dan sinyal dari %TS PN #&
dapat men)angkau ke user tersebut* maka tidak ter)adi PN conflict%
,arena pelanggan masih bisa membedakan kanal PN yang diterima
dari kedua %TS tersebut. Sehingga dapat dikatakan baha pada )arak
/&.A (hip atau #&.A# km. PN incremental $ masih layak digunakan
pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
Tetapi bila %TS Sutami yang menggunakan PN #& akan
diterima sebagai PN #B oleh user pada )arak /&.A (hip atau #&.A# km
(#(hip M &$$m) dari %TS tersebut. Dan user berada dekat dengan
%TS %orong 9ntea yang menggunakan PN #B* maka sinyal dari %TS
PN #& yang dapat men)angkau ke user tersebut* akan ter)adi PN
conflict( yang dapat menimbulkan ter)adinya dropcall% ,arena
pelanggan mengalami kebingungan* sulit mengenali ,anal PN #B
yang diterima berasal dari %TS mana. PN conflict ter)adi karena
adanya )umlah PN yang sama terhadap )arak ad?acent PN yang
diterima oleh pelanggan dalam aktu bersamaan* pelanggan sulit
berkomunikasi dengan baik.
%erdasarkan Map Desain PN %aru
Distance ad?acent PN )ubcluster # %TS Mes)id <aya N
Sub(luster & %TS Pannaikang ( Ad?acent PN M PN $ . PN G )
o Sub(luster #N %TS # (%TS Mes)id <aya )
4Se(tor PN M PN $
4Se(tor PN M PN #'&
4Se(tor PN

M PN 1$-
o Sub(luster &N %TS # ( %TS Pannaikang )
4Se(tor PN M PN G
4Se(tor PN M PN #'B
4Se(tor PN

M PN 1$$
o !arak antar %TS M $.$# km
o Ad?acent PN M PN $ . PN G
o MS (mobile station) M Pelanggan
o !arak PN $ Serpih ?(%TS Mes)id <aya . MS)
M #G.# (hip
o !arak PN G Serpih K( %TS Pannaikang . MS ) M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o #G.# (hip M berada pada posisi - PN karena )umlah (hip
yang ditransmisikan belum melebihi dari B$ (hip.
Analisis perhitungan distance ad?acent PN ialah+
Available PN M PN $ R $.$# km
M PN $ R $$#-0&$$
M PN $ R #G.# (hip
M PN $ R - PN
M PN $
Available PN S M PN G R -.&$$ km
M PN G R &$$0&$$
M PN G R # (hip
M PN G R - PN
M PN G
Analisis se(ara teori distance ad?acent PN( kisaran
operasi PN $ . PN G ialah+
%TS Mes)id <aya yang menggunakan PN $ akan diterima
sebagai PN $ oleh user pada )arak $.$# km atau #G.# (hip berada
pada posisi - PN dari %TS tersebut. !ika user berada dekat dengan
%TS Pannaikang yang menggunakan PN G* dengan )arak -.&$$ km
atau # (hip berada pada posisi - PN. Dan sinyal dari %TS PN $ dapat
men)angkau ke user tersebut* maka tidak ter)adi PN conflict% ,arena
pelanggan masih bisa membedakan kanal PN yang diterima dari
kedua %TS tersebut. Sehingga dapat dikatakan baha pada )arak
#G.## (hip atau $.$# km. PN incremental $ masih layak digunakan
pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
Tetapi bila %TS Mes)id <aya yang menggunakan PN $
akan diterima sebagai PN G oleh user pada )arak #G.#(hip atau $.$#
km (#(hip M &$$ m) dari %TS tersebut. Dan user berada dekat dengan
%TS Pannaikang yang menggunakan PN G* maka sinyal dari %TS PN
$ yang dapat men)angkau ke user tersebut* akan ter)adi PN conflict(
yang dapat menimbulkan ter)adinya dropcall% ,arena pelanggan
mengalami kebingungan* sulit mengenali ,anal PN G yang diterima
berasal dari %TS mana. PN conflict ter)adi karena adanya )umlah PN
yang sama terhadap )arak ad?acent PN yang diterima oleh pelanggan
dalam aktu bersamaan* pelanggan sulit berkomunikasi dengan baik.
Distance ad?acent PN Sub(luster & %TS Pannaikang N
Sub(luster 1 %TS :artako ( Ad?acent PN M PN G . PN #& )
o Sub(luster &N %TS # (%TS Pannaikang )
4Se(tor PN M PN G
4Se(tor PN M PN #'B
4Se(tor PN

M PN 1$$
o Sub(luster 1N %TS # ( %TS :artako)
4Se(tor PN M PN #&
4Se(tor PN M PN #G-
4Se(tor PN

M PN 1$G
o !arak antar %TS M B.B' km
o Ad?acent PN M PN G . PN #&
o MS (mobile station) M Pelanggan
o !arak PN G Serpih ?( %TS Pannaikang . MS )
M &'.1$ (hip
o !arak PN #& Serpih K( %TS :artako . MS ) M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o #G.# (hip M berada pada posisi - PN karena )umlah
(hip yang ditransmisikan belum melebihi dari B$ (hip.
Analisis perhitungan distance ad?acent PN ialah+
Available PN M PN G R B.B' km
M PN G R BB'-0&$$
M PN G R &'.1$ (hip
M PN G R - PN
M PN G
Available PN S M PN #& R -.&$$ km
M PN #& R &$$0&$$
M PN #& R # (hip
M PN #& R - PN
M PN #&
Analisis se(ara teori distan(e ad?acent PN * kisaran
operasi PN G . PN #& ialah+
%TS Pannaikang yang menggunakan PN G akan diterima
sebagai PN G oleh user pada )arak B.B' km atau &'.1$ (hip berada
pada posisi - PN dari %TS tersebut. !ika user berada dekat dengan
%TS :artako yang menggunakan PN #&* dengan )arak -.&$$ km atau
# (hip berada pada posisi - PN. Dan sinyal dari %TS PN G dapat
men)angkau ke user tersebut* maka tidak ter)adi PN conflict% ,arena
pelanggan masih bisa membedakan kanal PN yang diterima dari
kedua %TS tersebut. Sehingga dapat dikatakan baha pada )arak
&'.1$ (hip atau B.B' km. PN incremental $ masih layak digunakan
pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar.
Tetapi bila %TS Pannaikang yang menggunakan PN G
akan diterima sebagai PN #& oleh user pada )arak B.B' km atau &'.1$
(hip (#(hip M &$$ m) dari %TS tersebut. Dan user berada dekat
dengan %TS :artako yang menggunakan PN #&* maka sinyal dari
%TS PN G yang dapat men)angkau ke user tersebut* akan ter)adi PN
conflict( yang dapat menimbulkan ter)adinya dropcall% ,arena
pelanggan mengalami kebingungan* sulit mengenali ,anal PN #&
yang diterima berasal dari %TS mana. PN conflict ter)adi karena
adanya )umlah PN yang sama terhadap )arak ad?acent PN yang
diterima oleh pelanggan dalam aktu bersamaan* pelanggan sulit
berkomunikasi dengan baik.
Distance ad?acent PN Sub(luster 1 %TS :artakoN
Sub(luster $ %TS %andara ( Ad?acent PN M PN #& PN #B )
o Sub(luster 1N %TS # ( %TS :artako )
4Se(tor PN M PN #&
4 Se(tor PN M PN #G-
4Se(tor PN

M PN 1$G
o Sub(luster $N %TS # ( %TS %andara )
4Se(tor PN M PN #B
4Se(tor PN M PN #G$
4)ector PN

M PN 1/&
o !arak antar %TS M #A.B& km
o Ad?acent PN M PN #& . PN #B
o MS (mobile station) M Pelanggan
o !arak PN #& Serpih ?( %TS :artako . %TS MS )
M G-.$# (hip
o !arak PN #B Serpih K( %TS %andara . MS ) M # (hip
o Nilai indeks PN offset CDMA yang tersedia M /#& PN
o - PN M # (hip* # PN M B$ (hip
o #G.# (hip M berada pada posisi - PN karena )umlah (hip
yang ditransmisikan belum melebihi dari B$ (hip.
Analisis perhitungan distance ad?acent PN ialah+
Available PN M PN #& R #A.B& km
M PN #& R #AB&-0&$$
M PN #& R G-.$# (hip
M PN #& R & PN
M PN #$
Available PN S M PN #B R -.&$$ km
M PN #B R &$$0&$$
M PN #B R # (hip
M PN #B R - PN
M PN #B
Analisis se(ara teori distance ad?acent PN * kisaran
operasi PN #& . PN #B ialah+
%TS :artako yang menggunakan PN #& akan diterima
sebagai PN #$ oleh user pada )arak G-.$# (hip atau #A.B& km (#(hip
M &$$m) dari %TS tersebut. PN #$ diperoleh dari PN #& ditambah
)arak antar %TS :artako dan %TS %andara* #A.B& km atau G-.$# (hip
(# PN M B$ (hip* maka G-.$# (hip berada pada posisi & PN ). !ika
user berada dekat dengan %TS %andara yang menggunakan PN #B*
dengan )arak -.&$$ km atau # (hip berada pada posisi - PN. Dan
sinyal dari %TS PN #& dapat men)angkau ke user tersebut* maka
tidak ter)adi PN conflict% ,arena pelanggan masih bisa membedakan
kanal PN yang diterima dari kedua %TS tersebut. Sehingga dapat
dikatakan baha pada )arak G-.$# (hip atau #A.B& km. PN
incremental $ masih layak digunakan pada Netork CDMA 5le"i
Telkom Makassar.
Tetapi bila %TS :artako yang menggunakan PN #& akan
diterima sebagai PN #B oleh user pada )arak G-.$#(hip atau #A.B& km
(#(hip M &$$ m) dari %TS tersebut. Dan user berada dekat dengan
%TS %andara yang menggunakan PN #B* maka sinyal dari %TS PN
#& yang dapat men)angkau ke user tersebut* akan ter)adi PN conflit(
yang dapat menimbulkan ter)adinya dropcall% ,arena pelanggan
mengalami kebingungan* sulit mengenali ,anal PN #B yang diterima
berasal dari %TS mana. PN conflict ter)adi karena adanya )umlah PN
yang sama terhadap )arak ad?acent PN yang diterima oleh pelanggan
dalam aktu bersamaan* pelanggan sulit berkomunikasi dengan baik.
).% PN 6ang +(g&nakan &nt&k BTS /ar&
BAB <
PENUTUP
4.1 es(,-&lan
Dari hasil penelitian dapat kami simpulkan baha PN
in(rement $ masih layak digunakan kembali untuk e8aluasi implementasi
PN Planning pada Netork CDMA 5le"i Telkom Makassar karena
beberapa hal yaitu+
#) Pengoptimalan 3ffset PN Planning dari map desain PN lama
menghasilkan map redesain PN baru yang teratur disetiap cell%
Dan hasil map redesain PN tersebut diaplikasikan pada Netork
CDMA 5le"i Telkom Makassar.
&) !umlah %TS dalam satu group index %TS yang dihasilkan
sebanyak $1 %TS* berkaitan dengan )umlah %TS fle"i makassar
ditahun &--' sampai sekarang* se(ara keseluruhan masih relatif
ke(il dari )umlah group index %TS tersebut yaitu $#P$1 %TS.
Sehingga tidak menghasilkan PN Reuse yang dapat menyebabkan
ter)adinya dropcall%
1) %erdasarkan map desain PN lama* distance ad?acent PN setiap
cellsite antar subcluster dengan kisaran operasi C$*G*#&*#BD
diperoleh hasil analisis ialah+
Distance ad?acent PN $ . PN G M &#.## km
Available PN M PN B dan Available PN S M PN G
Distance ad?acent PN G . PN #& M #B.AG km
Available PN M PN #- dan Available PN S M PN
#&
Distance ad?acent PN #& . PN #B M #&.A# km
Available PN M PN #& dan Available PN S M PN
#B
$) %erdasarkan map desain PN baru* distance ad?acent PN setiap
cellsite antar subcluster dengan kisaran operasi C$*G*#&*#BD
diperoleh hasil analisis ialah+
Distance ad?acent PN $ . PN G M $.$# km
Available PN M PN $ dan Available PN S M PN G
Distance ad?acent PN G . PN #& M B.B' km
Available PN M PN G dan Available PN S M PN
#&
Distance ad?acent PN #& . PN #B M #A.B& km
Available PN M PN #$ dan Available PN S M PN
#B
/) Distance ad?acent PN setiap cellsite antar subcluster dengan
kisaran operasional C$*G*#&*#BD set menghasilkan konfigurasi PN
yang baik. ,arena )umlah available PN antar %TS yaitu PN $ .
PN G* PN G . PN #&* PN #&. PN #B. %aik terhadap map desain PN
lama maupun map desain PN baru tidak menghasilkan PN yang
sama* sehingga tidak ter)adi PN conflict yang dapat menyebabkan
dropcall% ,arena pelanggan masih bisa mengenali kanal PN offset
yang diterima dari kedua %TS tersebut.
4.$ Saran1saran.
#) Apabila Telkom 5le"i dimasa datang membangun kembali
%TS baru sehingga totalnya melebihi $1 %TS ( )umlah group
index )* maka sebaiknya membuat cluster PN yang baru.
&) Dengan keterbatasan sumber daya PN (-4/##)* maka perlu
kiranya posisi pengalokasian PN offset itu harus tepat dibuat
sedemikian rupa sehingga sel4sel yang berdekatan tidak
saling mengganggu.

Anda mungkin juga menyukai