Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Cabe merah (capsicum annum L) merupakan komoditas sayuran yang banyak
mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kebutuhan akan
cabai meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai (Anonim, 2011).
dengan semakin bertambahnya penduduk, permintaan yang kian hari kian tinggi
bukan hanya untuk menutupi kebutuhan lokal dan nasional, lebih dari itu pasaran
Internasional juga memiliki peluang yang sangat besar. Jika setiap rumah tangga
dapat memanfaatkan pekarangannya untuk menanam cabai, tentu sebagian atau
bahkan seluruh kebutuhan cabai dapat dipenuhi sendiri. Jadi ketika terjadi krisis
cabai, dampaknya paling tidak dapat ditekan sekecil mungkin. Secara keseluruhan,
konsumsi cabai per kapita per orang di Indonesia sekitar 500 gram per tahun. Angka
ini sebenarnya dapat dipenuhi secara mandiri oleh keluarga dengan cara menanam
sendiri di pekarangan rumah (Wahyudi, 2011).
Cabai merah dapat ditanam di berbagai jenis tanah, asalkan drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Cabe merah sebaiknya ditanam pada tanah lempung berpasir
untuk mendapatkan panen lebih cepat, dan ditanam di tanah yang lebih berat atau liat.
Tanah yang ideal adalah gembur, remah, mengandung cukup banyak bahan organik
cukup hara dan air, bebas gulma, bukan bekas tanaman terung-terungan. Keasaman
tanah ph 6,0-6,5 dengan suhu tanah 24-30
o
C. Cabe merah cocok ditanam di dataran
rendah, curah hujan yang cocok adalah 600-1250 mm dan tersebar merata sepanjang
1
2



masa pertumbuhannya. Iklim yang di butuhkan adalah iklim kering dengan lama
penyinaran 12 jam per hari (Wahyudi, 2011)
Salah satu faktor pendukung lainnya yakni zat pengatur tumbuhan auksin yang
dapat memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan usaha budidaya pertanian.
Namun, penggunaan hormon ini harus dilakukan dengat tepat. Hormon Auksin
banyak ditemukan pada akar, ujung batang, dan bunga. Fungsi hormon auksin dalam
petumbuhan tanaman adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang ujung meristem. Auksin berperan penting dalam
pertumbuhan, sehingga dapat digunakan untuk memacu kecepatan pertumbuhan
tanaman pada budidaya yang dilakukan secara intensif (Tanijogonegoro, 2012).
Fungsi utama auksin adalah mempengaruhi pertumbuhan. Beberapa peranan
auksin yang lain dalam mempengaruhi pertumbuhan antara lain untuk mempengaruhi
pertumbuhan buah, mempengaruhi proses jatuhnya daun dan buah pada daun dan
buah yang masih muda. Pembentukan auksin mulai terhamabat karena tangkai daun
dan buah yang mulai tua mulai membentuk lapisan khusus yang disebut lapisan
absisi. Adanya lapisan tersebut menyebabkan daun dan buah tidak dapat bertahan
menempel pada batang sehingga daun dan buah gugur (Arif dan Tri, 2007).
Bawang merah mengandung zat pengatur tumbuhan alami berupa hormon
auksin. Kandungan senyawa kimia lainnya dalam bawang merah adalah minyak
atsiri, sikloalin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptide,
fitohormon, vitamin dan zat pati. Selain itu bawang merah juga mengandung vitamin
C kalsium dan serat (Tilong, 2012).
3



Petani cabai daerah pamalayan Kabupaten ciamis banyak yang kurang
berminat untuk bertanam cabai dalam lahan yang luas, dikarnakan bertanam cabai
banyak yang merugi salah satu penyebabnya yakni para petani kurang memahami
manfaat dari zat pengatur tumbuh contohnya adalah zat hormon auksin. Dalam fase
generatif tidak semua bunga tumbuh menjadi buah karena bunga yang masih muda
tidak kuat menopang pada tangkai dan akhirnya berjatuhan. Rata-rata masyarakat
hanya menanam cabe 10-20 tanaman yang ditanam di pekarangan rumah. Maka dari
itu peneliti ingin mengubah kondisi petani yang beranggapan buruk tentang tanaman
cabai menjadi lebih tertarik untuk membudidayakan nya dengan cara memanfaatkan
hormon auksin yang terdapat di bawang merah yang hasilnya diharapkan akan jauh
lebih baik dan membagi informasi kepada masyarakat setempat bahwa dengan
menambahkan hormon auksin pertumbuhan cabai akan lebih baik. Auksin di pasaran
sangat jarang walaupun ada sangat mahal (Anonym, 2014).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan tanaman cabe merah?
2. Berapakah dosis ekstrak bawang merah yang optimum untuk pertumbuhan cabe
merah yang optimal?



4



C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan cabe merah?
2. Untuk mencari dosis ekstrak bawang merah yang optimum untuk pertumbuhan
cabe merah yang optimal

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarakat bahwa auksin alami dapat di manfaatkan dari bawang merah
sebagai zat pengatur tumbuh alami dan dapat meningkatkan pertumbuhan
yang baik
2. Manfaat pendidikan
Sebagai bahan penunjang bagi materi Biologi SMA kelas XII pada materi
pertumbuhan dan perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai