Anda di halaman 1dari 71

1

Kata Pengantar

Buku ini memuat dua modul mata pelajaran PKn kelas XII semester 1 (ganjil).Modul ini memuat
materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
satu semester,baik melalui program Tatap Muka (terbimbing) maupun melalui kegiatan Non
Tatap muka. Modul ini merupakan salah satu bahan ajar yang memuat materi-materi pokok
(esensial) yang disusun dan dirancang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP 2006) untuk SMA,sehingga tingkat kedalaman dan keluasan materinya sudah
disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kondisi lingkungan peserta didik.
Dalam mempelajari modul ini hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
1.Keberhasilan siswa dalam mempelajari modul ini sangat tergantung dari kedisiplinan dan
ketekunan membaca,memahami dan mematuhi langkah-langkah belajarnya.
2.Belajar dengan modul dapat dilakukan secara mandiri (dibutuhkan keaktifan dan kreatifitas
siswa),sedangkan peranan guru hanya sebagai pasilitator.
3.Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh siswa dalam mempelajari modul ini
adalah sebagai berikut :
a. Baca dan pahami benar-benar tujuan pembelajaran yang terdapat dalam modul ini,kemudian
perhatikan dan pelajari materi pokok dan uraian materinya.
b. Bila mengalami kesulitan didalam mempelajari dan memahami isi modul ini,diskusikan
dengan teman-temanmu,dan bila ternyata permasalahannya belum juga terpecahkan maka
tanyakan langsung pada guru mata pelajaran pada saat tatap muka.
c. Setelah kamu merasa memahami materi pelajaran tersebut cobalah kamu mengerjakan
tugas/soal-soal yang terdapat pada bagian akhir modul ini.
d. Periksalah hasil penyelesaian tugas/soal-soal tersebut melalui kunci jawaban yang
tersedia,dan bila ada jawaban yang masih belum beul pelajari sekali lagi materi
pembelajaran yang bersangkutan dan lakukan dengan obyektif.
4. Urutan kegiatan di atas harus ditaati,agar para siswa lebih cepat berhasil dalam
mempelajari,selamat mencoba.

Mengetahui Selong, Juli 2011
Kepala Sekolah Penyusun


SAHLAN,S.Pd.,M.Pd.
NIP.19671231 199103 1 123
2

A. PENDAHULUAN

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah s.w.t yang telah memberikan petunjuk,kesehatan dan
kesempatan sehingga penyusunan modul Pendidikan Kewarganegaraan kelas XII semester 1
(ganjil) ini dapat saya selesaikan tepat waktunya walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Buku modul ini saya susun dengan maksud untuk membantu dan memudahkan siswa dalam
belajar PKn terutama untuk menguasai dan memahami berbagai konsep dasar yang berhubungan
dengan Standar kompetensi Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai Idiologi
terbukadengan Kompetensi Dasar:
1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai idiologi terbuka
2. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
3. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai idiologi terbuka.

Setelah mempelajari modul ini,kami harapkan kalian dapat memahami hakekat Pancasila sebagai
idiologi terbuka sehingga dapat mengikuti perkembangan dan pengaruh kemajuan jaman tampa
menghilangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Dan semoga modul PKn ini dapat bermanfaat bagi peserta didik dan rekan-rekan guru,khususnya
yang menggunakan modul ini sebagai bahan ajar di SMA/MA ,kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan buku modul ini pada
edisi berikutnya.





















3

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan 1

Standar Kompetensi : 1. Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbu
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan Pancasla sebagai ideologi terbuka
1.2 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigm pembangunan
1.3 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai idiologi Terbuka

Pancasila Sebagai Idiologi Terbuka
1.Tujuan :
Setelah melaksanakan pembelajaran tentang Pancasila sebagai Idiologi Terbuka,siswa
diharapkan dapat:
1) Menjelaskan makna Pancasila sebagai idiologi negara.
2) Mengidentifikasi sumber naskah Pancasila sebagai dasar negara yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945
3) Mengemukakan proses perumusan Pancasila sebagai idiologi negara
4) Menguraikan fungsi pokok Pancasial sebagai dasar negara
5) Mendeskripsikan Pancasila sebagai idiologi terbuka
6) Mengidentifikasi 3 ciri ideologi terbuka yang dikemukakan oleh Frans Magnis Suseno
7) Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai
8) Mengklasifikasikan 3 nilai yang dikemukakan oleh Prof. Dr.Drs. Mr.Notonagoro, SH
9) Menerapkan Pancasila sebagai sumber nilai dalam kehidupan sehari-hari
10) Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
11) Menampilkan sikap dan prilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari
12) Menjelaskan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai idiologi terbuka.

Untuk memudahkan kalian dalam mempelajari pembahasan bab 1 ini perhatikanlah terlebih
dahulu peta konsep di bawah ini :






Berfungsi sebagai

dicetuskan oleh diputuskan melalui disahkan oleh






Terdiri dari





Pancasila
BPUPKI
Piagam
Jakarta
PPKI Jiwa
Bangsa
Idiologi Dasar
Negara
Idiologi
Terbuka
Idiologi
Tertutup
4

2. Materi Pokok
a. Makna Pancasila sebagai Idiologi Negara
b. Proses perumusan Pancasila sebagai idiologi negara
c. Fungsi pokok Pancasial sebagai dasar negara
d. Pancasila sebagai idiologi terbuka
e. Ciri-ciri ideologi terbuka
f. Pancasila sebagai sumber nilai
g. Pancasila sebagai paradigma pembangunan

1.Pancasila Sebagai Idiologi Negara
Pancasila disamping sebagai Dasar Negara juga berfungsi sebagai Idiologi Negara.
Pancasila sebagai Idiologi Negara artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu telah menjdi cita
cita,ide,dasar dan sekaligus tujuan negara yang ingin diwujudkan dalam segenap asfek
kehidupan.

2. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar dan Idiologi Negara
Pembentukan Rancangan Dasar Negara yang selanjutnya kita kenal dengan Pancasila
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dimulai sejak Jepang masih menjajah Indonesia.
Jepang masuk dan menduduki Indonesia pada tanggal 9 Maret 1942, begitu mudahnya
Jepang mengalahkan Belanda dari Indonesia, karena Jepang membawa semboyan 3 A
(Jepang cahaya Asia, Jepang pemimpin atau saudara tua Asia dan Jepang pelindung Asia),
dengan semboyan ini Jepang berpropaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar
bersedia membantunya, karena Jepang datang ke Indonesia untuk membebaskan bangsa dan
tanah air Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Untuk meyakinkan propaganda
Jepang maka diberikanlah kebebasan mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Tipu muslihat Jepang berhasil menarik simpati bangsa Indonesia,
namun janji tinggal janji untuk memberi kebebasan bangsa Indonesia merdeka, ternyata
penjajahan Jepang jauh lebih kejam dari penjajahan sebelumnya, sehingga menimbulkan
antipati seluruh rakyat Indonesia yang selanjutnya berbalik melawan Jepang.
Jepang menghadapi perlawanan dari dua arah, baik dari daerah jajahan (Indonesia)
maupun oleh Sekutu, sehingga Jepang terdesak dan terus mengalami kekalahan, sebagai
upaya untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang mengumumkan janji Indonesia
merdeka di kelak kemudiaan hari, sebagai tindak lanjut dari janjinya itu maka pada tanggal 1
Maret 1945 akan dibentuk sebuah badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya bernama
Dokuritsu Zyuunbi Tioosakai.
Sebagai realisasinya BPUPKI: dibentuk tanggal 29 April 1945, dilantik tanggal 28 Mei
1945, dengan ketua : Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan dua orang Wakil :
Ichibangase (Jepang) dan R.P. Soeroso dengan jumlah anggota 60 orang. Dengan tugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI bersidang sebanyak dua kali yaitu sidang pertama dari tanggal 29 Mei 1 juni
1945 Menghasilkan rumusan rancangan dasar negara Pancasila,yaitu dengan urutan sbb:
a. Mr.Muh.Yamin pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945,menyampaikan rumusan asas
dan dasar negara yang terdiri dari 5 asas/dasar.
b. Mr.Soepomo,pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain dalam pidatonya menyampaikan usulan
lima dasar negara.
5

c. Ir.Soekarno,dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 mengusulkan rumusan dasar
negara yang diberi nama Pancasila.
d. Panitia kecil pada sidang PPKI tanggal 22 Juni 1945 memberi usulan dasar negara.yang
menghasilkan rumusan Pancasila sebagaimana yang kita jumpai dalam Piagam Jakarta.
e. Dan rumusan akhir Pancasila ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI.
dengan rumusan sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Dan sidang ke dua tanggal 10 16 Juli 1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(Dokuritsu Zyuunbi Iinkai) dengan ketua Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moch. Hatta.
Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI menetapkan :
1. UUD 1945 sebagai UUD Negara RI.
2. Memilih dan mengangkat Ir.Sukarno sebagai Presiden dan Drs.Moh.Hatta sebagai
wakil Presiden RI.
3. Untuk sementara waktu Presiden dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.

3. Fungsi Pokok Pancasila
Fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 12
Tahun 1968 pada tanggal 13 April 1968, yang menyebutkan antara lain Pancasila sebagai
dasar negara adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam hal fungsi
pokok Pancasila sebagai dasar negara maka Pancasila dapat mengatur pemerintahan negara
atau penyelenggara negara.

4. Pancasila sebagai Idiologi Terbuka
a.Makna I diologi
Idiologi berasal dari kata Idea dan logos,idia berarti gagasan,konsep,pengertian dasar,dan
cita-cita,sedangkan logos berarti ilmu,jadi idiologi secara harfiah berarti ilmu tentang
gagasan atau cita-cita.
Menurut kamus ilmiah populer,idiologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu
sistem politik,paham,kepercayaan dan sebagainya.
Dr.Alpian,idiologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya,yaitu secara moral dianggap benar dan
adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.

Dalam pengertian sehari-hari idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai sehingga cita-cita itu merupakan
dasar, pandangan/paham. Hubungan manusianya dengan cita-citanya dinyatakan sebagai
ideologi. Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita dari manusia.
Pengertian ideologi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. ideologi merupakan seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan
politik
6

2. ideologi merupakan seperangkat gagasan yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok
orang atau suatu bangsa
3. ideologi merupakan seperangkat gagasan atau keyakinan yang dapat menjadi pegangan
dalam kehidupan manusia
Jadi idiologi berisi nilai-nilai/seperangkat nilai yang dianggap baik,adil dan diterima di
masyarakat itu.Sehingga idiologi mempunyai dua fungsi pokok dalam kehidupan
masyarakat ,yaitu :
1. Sebagai tujuan dan cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat
2. Sebagai pemersatu masyarakat dan dengan demikian dapat menjadi prosedur
penyelesaian konplik yang terjadi.

b.Pancasila sebagai idiologi terbuka
1. Latar belakang Pancasila sebagai idiologi terbuka
Gagasan pertama tentang Pancasila sebagai idiologi terbuka secara formal dikemukakan
sekitar tahun 1985 oleh Presiden Suharto.Meskipun semangatnya sendiri sudah ada sejak
tahun 1945,sebagaimana yang tertulis dalam penjelasan UUD 1945
Pancasila sebagai idiologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat tetap namun
dapat dijabarkan secara dinamis dan kretif sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia.
Adapun nilai yang berubah dan berkembang itu adalah nilai instrumental dan nilai
praktis.

Pancasila sebagai idiologi terbuka memiliki tiga tingkatan nilai yaitu :
a. Nilai Dasar
Nilai dasar meliputi hakekat kelima sila Pancasila.Sebagai idiologi terbuka,nilai dasar
inilah yang bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.
Contoh nilai dasar ini adalah :
- Nilai Ketuhanan
- Nilai kemanusiaan
- Nilai persatuan
- Nilai kerakyatan
- Nilai keadilan.

b. Nilai I nstrumental
Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum dari nilai dasar,yang umumnya
berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara,

c. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.Nilai
praktis sesungguhnya menjadi batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu
benar-benar hidup dalam masyrakat Indonesia.


`


`

Nilai dasar
kelima sila Pancasila
(Pemb.UUD 1945)
Nilai Insrtumental
- UUD 1945
- UU
- PP
- Perpres
- Perda

Nilai Praktis
- toleransi
- saling menghormati,
- bekerjasama
- cinta tanah air
- musyawarah,dan
- kegiatan kegiata lainnya
yang sejenis.

7

Pada era reformasi,kedudukan Pancasila sebagai idiologi bangsa tercantum dalam
ketetapan MPR No.XIII/MPR/1998.Berdasarkan ketetapan MPR tersebut,dapat
dinyatakan bahwa kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi nasional
makin kuat dan tidak perlu diragukan lagi.

2. Pancasila adalah Idiologi terbuka dan Dinamis
Menurut Frans Magnis Suseno,suatu idiologi dikatakan idiologi terbuka apabila
memiliki tiga hal sbb:
a. Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat itu sendiri
b. Nilai itu bukan keyakinan sekelompok orang,tetapi hasil kesepakatan dari suatu
konsensus bersama.
c. Isinya tidak langsung operasional.

Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas,maka Pancasila sudah memenuhi kreteria sebagai
idiologi terbuka.
Nilai-nilai Pancasila bersumber pada budaya masyarakat Indonesia sendiri,bukan diinpor
dari idiologi asing.Nilai-nilai dalam idiologi Pancasila bukan hasil seseorang/sekelompok
orang,tetapi hasil konsensus bersama terutama para pendiri negara.
Nilai yang terkandung dalam idiologi Pancasila merupakan nilai dasar yang tidak langsung
dioperasionalkan tetapi perlu dijabarkan kedalam nilai instrumental.Sedangkan menurut
Alfian,Pancasila memenuhi syarat sebagai idiologi terbuka dan dinamis sebab nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila mengandung tiga dimensi yaitu :
a. Dimensi realitas
Artinya bahwa nilai nilai idiologi itu bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup di dalam
masyarakat Indonesia.Dan nilai-nilai itu benar-benar telah dijalankan,diamalkan,dan
dihayati sebagai nilai dasar bersama.
b. Dimensi idealisme
Suatu idiologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan.
c . Dimensi Fleksibelitas
Idiologi memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan pemikiran
pemikiran baru yang relevan tentang dirinya tampa menghilangkan/mengingkari hakekat
dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

5. Ciri-Ciri Idiologi Terbuka
Frans Magnis Suseno menyatakan ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat
dibedakan menjadi dua yaitu : idiologi tertutup dan idiologi terbuka.
1) Ideologi tertutup mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi merupakan cita-cita sekelompok orang
untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat atau bangsa. Jadi bukan berasal dari
masyarakat atau bangsa, namun berasal dari sekelompok orang yang punya
kepentingan
b. adanya sifat pemaksaan terhadap penerapan ideologi tersebut
c. isinya bukan hanya nilai-nilai atau cita-cita tertentu melainkan terdiri atas tuntutan-
tuntutan yang nyata, operasional dan diajukan dengan mutlak


8

2) Ideologi terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali dari moral
budaya masyarakatnya sendiri
b. ideologinya bukan berasal dari sekelompok orang melainkan berasal dari musyawarah
dan konsensus dari masyarakat atau bangsanya sendiri
c. nilai-nilai ideologi bersifat garis besar dan tidak langsung operasional












































9

Kegiatan 2

Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

1. Pancasila sebagai sumber nilai

1) Pengertian Nilai
Secara etimologis,nilai/value berasal dari kata latin yaitu valere yang berarti
berharga,baik dan berguna.Dengan demikian secara sederhana nilai(value)adalah sesuatu
yang berharga,baik dan berguna bagi manusia.Nilai merupakan suatu penghargaan atau
suatu kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia.
Menurut kamus ilmiah populer,nilai adalah ide tentang apa yang baik,benar bijaksana
dan apa yang berguna,sifatnya lebih absrtrak dari norma.

2) Ciri-Ciri Nilai.
Nilai dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Nilai yang mendarah daging,yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah
sadar atau nilai yang mendorong timbulnya tindakan tanpa berpikir lagi,dan jika dilanggar
timbul perasaan malu atau bersalah yang mendalam dan sukar dilupakan
b. Nilai yang dominan
Merupakan nilai yang dianggap lebih penting dari pada nilai-nilai lainnya.
Beberapa pertimbangan dominan tidaknya nilai tersebut adalah sbb:
- Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
- Lamanya nilai itu dirasakan oleh para anggota kelompok tersebut
- Tingginya kedudukan (prestasi)orang-orang yang membawakan nilai tersebut.

3) Macam-macam Nilai
Menurut Prof.Dr.Notonagoro menggolongkan nilai ke dalam tiga bagian yaitu :
a. Nilai material,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur/jasmani
manusia,contoh : makan dan minum.
b. Nilai vital,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan atau aktifitas, contoh: alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas.
Seperti sabit untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk
membersihkan lantai.
c. Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/rohani manusia,agama
sebagai sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah

Nilai kerohanian ini dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1. Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber dari unsur akal (ratio,budi,dan cipta).
2. Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estetis)
3. Nilai moral/kebaikan yang bersumber unsur kehendak/kemauan (karsa/etika).
4. Nilai religius,yaitu merupakan nilai ke-Tuhanan,kerohanian yang tinggi dan mutlak
yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia.

4) Pancasila sebagai Sumber Nilai.
Bagi Bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara adalah Pancasila.Artinya bahwa seluruh tatanan
kehidupan masyarakat,bangsa dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar
moral/norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,perbuatan,dan
tingkah laku bangsa Indonesia.
10

Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai instrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan
secara obyektif serta mengandung kebenaran yang universal.

- Pancasila dijadikan sebagai sumber nilai karena Pancasila itu disamping sebagai dasar negara
juga sebagai idiologi negara ,yang didalamnya termuat nilai-nilai luhur yang merupakan
kepribadian bangsa Indonesia
Selain itu Pancasila juga memiliki :
1. nilai kebenaran,
2. nilai keindahan atau aestetika,
3. nilai moral atau etika,
4. nilai religius,
5. nilai material
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, benar (nilai kebenaran),
indah (nilai keindahan atau aestetika), baik (nilai moral atau etika) dan religius (nilai agama)
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut :
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, terkandung nilai religius antara lain :
1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifatnya Yang Maha
Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifatnya yang suci
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya
3. Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai kemanusiaan, antara lain :
1. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia
2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia
3. Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan
4. Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I, serta menjiwai dan meliputi sila III, IV dan V

Sila Persatuan Indonesia, terkandung nilai persatuan bangsa, antara lain :
1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
2. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
3. Pengakuan terhadap ke Bhinneka Tunggal Ika an suku bangsa (etnis) dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda tetapi satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan
bangsa
4. Nilai sila III dijiwai dan diliputi oleh sila I, dan II serta menjiwai dan meliputi sila IV dan
V

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan, terkandung nilai kerakyatan, antara lain :
1. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat
2. Pemimpin kerakyatan adalah hikmah kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat
3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
4. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat
5. Nilai sila ke IV diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan meliputi dan menjiwai sila V
11

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial,
antara lain :
1. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh
rakyat Indonesia
2. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM
3. Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual, yang merata bagi seluruh
rakyat Indonesia
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain
5. Cinta akan kemajuan dan pembangunan
6. Nilai sila ke V diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III dan IV

2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan

Kata paradigma berasal dari bahasa Inggris yaitu paradigm yang mengandung arti
model,pola atau contoh.Dalam kamus umu bahasa Indonesia paradigma diartikan sebagai
seperangkat unsur bahasa yang sebagian bersifat konstan (tetap) dan lainnya bersifat berubah
ubah.
Jadi paradigma dapat diartikan kerangka berpikir,kerangka
bertindak,acuan,orientasi,sumber,tolak ukur,parameter arah dan tujuan.
Mengapa Pancasila dijadikan sebagai paradigma pembangunan Nasional ?
Jawabnya adalah karena Pancasila hendak dijadikan landasan,acuan,metode,nilai dan
tujuan yang ingin dicapai pada setiap program pembangunan Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma artinya nilai-nilai dari Pancasila secara normatif menjadi
dasar,kerangka,acuan dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang di jalankan
di Indonesia.
Pembangunan nasional yang diarahkan sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang meliputi aspek jiwa,raga,pribadi,sosial,dan aspek ketahanan.
Oleh karena itu pembangunan dilaksanakan diberbagai bidang yang mencakup segala aspek
kehidupan yang meliputi pembangunan politik,ekonomi sosial budaya,pertahanan dan
keamanan.

a. Sikap positif terhadap Pancasila
Bersikap positif terhadap Pancasila pada dasarnya adalah sejauh mana kita
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,untuk selanjutnya diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila adalah dasar negara dan Idiologi Bangsa Indonesia yang telah diuji
keampuhannya dalam menjaga eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara karena sesuai dengan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia sendiri.Untuk itu Pancasila perlu diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.Pengamalan ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengamalan secara obyektif yaitu dengan cara melaksanakan dan menaati peraturan
perundang-undangan sesuai dengan norma hukum negara yang berlandaskan Pancasila.
2. Pengamalan secara subyektif,yaitu dengan cara menjalankan nilai-nilai Pancasila yang
berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok sebagai pedoman bersikap dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adapun sikap positif yang dapat kita tampilkan dalam mendukung Pancasila dalam
kehidupan sehari hari antara lain sebagai berikut :
12

a) Mengamalkan nilai-nilai Pancasila,dalam berbagai kehidupan.Menaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Mengamalkan asas musyawarah dan kekeluargaan
c) Menghargai persamaan harkat dan martabat antar sesama umat manusia.
d) Mengutamakan kepentingan umum,bangsa dan negara daripada kepentingan
pribadi/golongan.
e) Suka bekerja keras.

b. Cara bersikap dan prilaku positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai idiologi
terbuka :
- Kita harus bersikap dan berprilaku yang menjunjung tinggi nilai nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa,seperti mengembangkan sikap toleransi antar umat beragama.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,seperti menempatkan manusia lain sebagai
mitra sesuai dengan harkat dan martabatnya.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan,setiap WNI harus tetap mempertahankan
keutuhan dan tegak kokohnya negara Kesatuan RI.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai permusyswaratan / perwakilan,yaitu kita menghormati
dan Mengedepankan kedaulatan negara sebagai perwujudan kehendak seluruh rakyat.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial sehingga kesejahteraan lahir dan bathin
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tampa kecuali bisa
terwujud.
Sedangkan sikap positif yang dapat kita tampilkan dalam mendukung Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut :
a) Mengamalkan nilai Pancasila,dalam berbagai kehidupan
b) Menaati peraturan perundang-undangan
c) Mengamalkan asas musyawarah dan kekeluargaan
d) Menghargai persamaan harkat dan martabat antar sesama umat manusia
e) Mengutamakan kepentingan umum,bangsa dan negara dari pada kepentingan
pribadi/golongan.suka bekerja keras dll.

Pengamalan Pancasila sebagai paradigma pembangunan telah ditegaskan dalam Ketetapan
MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam ketetapan tersebut
dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu Visi Ideal, Visi
Antara, dan Visi Tahunan.
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, mandiri,
dan baik serta bersih dalam penyelenggaraan negara.







13


Glosarium
idiologi : ilmu tentang gagasan atau cita-cita
ideal : sesuatu yang dicita-citakan,suatu harapan,yang diinginkan
dinamis : berkembang,sifat maju
fleksibel : sifat luwes,mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
idiologi terbuka : idiologi yang berinteraksi secara dinamis dengan perkembangan
lingkungan sekitarnya.
idiologi tertutup : idiologi yang telah memuat semua hal tentang kehidupan sehinggga tidak
Perlu dijabarkan lagi tetapi tinggal dilaksanakan saja
konsensus : kesepakatan, persetujuan
nilai : sesuatu yang baik,berharga atau berguna bagi manusia
nilai dasar : nilai fundamental,nilai yang mendasari nilai lain
nilai instrumrntal : nilai sebagai penjabaran dari nilai dasar
nilai praktis : nilai yang berkaitan langsung dengan kehidupan nyata
riel : nyata,berdasarkan pada kenyataan yang ada
paradigma : suatu gagasan istem pemikiran,asumsi-asumsi teoritis yang
umum,merupakan sumber hukum,metode serta cara penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat,ciri dan karakter ilmu
pengetahuan tersebut.
Pengam

Ringkasan materi

Pancasila sebagai I diologi Terbuka
Idiologi secara harfiah berarti ilmu tentang gagasan atau cita cita.Sedangkan idiologi terbuka
berarti nilai-nilai dasar Pancasila bersifat tetap namun dapat dijabarkan secara dinamis dan kretif
sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai idiologi terbuka memiliki tiga tingkatan nilai yaitu :
1.nilai dasar 2. nilai instrumental 3. nilai praksis.

Nilai pancasila yang bersifat tetap dan abadi adalah nilai dasar yang mencakup kelima nilai
sila Pancasila,sedangkan nilai instrumental dan nilai praksisnya dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan jaman.

Menurut Frans Magnis Suseno,suatu idiologi dikatakan idiologi terbuka apabila memiliki tiga
hal sbb:
a. Nilai-nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya masyarakat itu sendiri
b. Nilai itu bukan keyakinan sekelompok orang,tetapi hasil kesepakatan dari suatu konsensus
bersama
c. Isinya tidak langsung operasional.

14

Sebagai idiologi terbuka Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman.
Pada sidang BPUPKI I (29 Mei 1945),muncul 3 tokoh nasionalis yang mengutarakan ide-ide
pokok mengenai dasar negara RI ,yaitu Muh.Yamin,Soepomo,dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945,atas usul Bung Karno,lahirlah istilah Pancasila.Pancasila yang
dirumuskan oleh para pendiri negara ini memuat nilai-nilai luhur untuk menjadi dasar negara.

Secara sederhana nilai(value)adalah sesuatu yang berharga,baik dan berguna bagi manusia.
Menurut Prof.Dr.Notonagoro menggolongkan nilai ke dalam tiga bagian yaitu :
a. Nilai material,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur/jasmani manusia,contohmakan dan
minum
b. Nilai vital,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan atau aktifitas,contoh: alat yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas. Seperti sabit
untuk memotong rumput, kuali untuk menggoreng, sapu untuk membersihkan lantai
c. Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/rohani manusia,agama sebagai
sumbernya. Seperti sembahyang atau ibadah.

Pancasila dijadikan sebagai sumber nilai karena Pancasila itu disamping sebagai dasar
negara juga sebagai idiologi negara ,yang didalamnya termuat nilai-nilai luhur yang
merupakan kepribadian bangsa Indonesia
Untuk itu Pancasila perlu diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.Pengamalan ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengamalan secara obyektif yaitu dengan cara melaksanakan dan menaati peraturan
perundang undangan sesuai dengan norma hukum negara yang berlandaskan Pancasila
2. Pengamalan secara subyektif,yaitu dengan cara menjalankan nilai-nilai Pancasila yang
berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok sebagai pedoman bersikap dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Disamping dijadikan sebagai sumber nilai Pancasila juga dijadikan sebagai paradigma
pembangunan. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai paradigma pembangunan Nasional ?
Jawabnya adalah karena Pancasila hendak dijadikan landasan,acuan,metode,nilai dan tujuan
yang ingin dicapai pada setiap program pembangunan Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma artinya nilai-nilai dari Pancasila secara normatif menjadi
dasar,kerangka,acuan dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang di jalankan di
Indonesia.

4.Tugas

Setelah mempelajari materi tentang :Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma
pembangunan ,pengertian dan macam-macam nilai kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut :
1. Berikan alasan tentang Mengapa Pancasila dijadikan sebagai sumber nilai?sesuai
dengan pendapatmu secara umum !
Pendapat anda tentang Pancasila sebagai sumber nilai adalah


2. Pengertian nilai menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang adalah sesuatu yang
berharga,yang berguna,yang indah,yang memperkaya bathin,yang menyadarkan
manusia akan harkat dan martabatnya.Berikan penjelasan singkat apa yang dimaksud
dengan :
a.Yang berharga ..
15


b.Harkat dan martabatnya ..
.

3. Prof.Dr.Notonagoro berpendapat bahwa nilai dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :nilai
material,nilai vital dan nilai kerohanian.Berikan penjelasan singkat pada kolom di bawah
ini :
Nilai material

Nilai kerohanian




.
.
.


4. Berikan tanggapan/penjelasan,mengapa sebagai warga negara dirasakan penting untuk
memahami konsepPancasila sebagai Paradigma Pembangunan?
..
..

5. Diskusikan tentang arti pentingnya Idiologi Pancasila bagi Negara Indonesia,kemudian
hasilnya dilaporkan pada guru untuk memperoleh nilai.

a. Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal : ..
Tempat : .
b. Hasil diskusi : ..
..

.

Uji Kompetensi

1. Idiologi berasal dari kata idea dan logos.Jadi idiologi secara harfiah dapat berarti ilmu tentang
.
a. gagasan-gagasan yang utama d. pengertian-pengertian yang mendesak
b. hakekat kedudukan manusia e. gagasan,pemikiran,dan kehidupan yang mendalam
c. kemaslahatan bagi manusia
2. Seperangkat nilai,ide dan cita-cita beserta pedoman dan metode melaksanakannya merupakan
pengertian idiologi menurut .
a. Moerdiono d. laboratorium IKIP Malang
b. Dr.Alfian Gaffar e. encyklopedia internasional.
c. kamus ilmiah populer
3. Pernyataan berikut yang bukan merupakan ciri dari idiologi terbuka adalah .
a. nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bukan berasal dari masyarakat itu sendiri.
b. nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar
c. nilai-nilainya digali dan diambil dari moral budaya masyarakat itu sendiri
d. dasarnya bukan keyakinan sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dan konsensus
dari kelompok tersebut
e. nilai nilai idiologi tersebut bersifat garis-garis besarnya dan dasar sehingga isinya tidak
langsung operasional.
16

4. Pancasila sebagai Idiologi terbuka diungkapkan oleh Presiden Suharto secara formal pada
tahun
a. 1945 d. 1959
b. 1949 e. 1985
c. 1950
5. Mengapa Pancasila dikatakan sebagai idiologi terbuka ?
a. nilai-nilainya bersifat tetap,namun dapat dijabarkan/dikembangkan secara dinamis dan
kreatif.
b. nilai-nilai dasarnya dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan masyarakat
c. nilai nilai dasarnya tidak dapat diubah kapan pun dan oleh siapa pun.
d. nilai dasar maupun nilai instrumentalnya dapat diubah
e. nilai dasar,nilai instrumental maupun nilai praktisnya sama sekali tidak dapat diubah.
6. Berikut ini yang bukan termasuk nilai instrumental dari Pancasila adalah .
a. UUD 1945 d. Pembukaan UUD 1945
b. UU e. Perda.
c. PP
7. Pelaksanaan umum dari nilai dasar Pancasila yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara disebut nilai .
a. dasar d. Pragmatis
b. abadi e. Instrumental
c. praktis.
8. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat abadi adalah nilai Pancasila yang terdapat dalam .
a. Pembukaan UUD 1945 d. sistem pemerintahan RI
b. Batang Tubuh UUD 1945 e. hubungan antar lembaga-lembaga negara
c. Penjelasan UUD 1945
9. Penegakan Pancasila sebagai idiologi terbuka pada pihak lain mengharuskan kita untuk
mempertajam nilai-nilai Pancasila yang bersifat abadi,dan dipihak lain kita didorong untuk
mengembangkan secara kretif dan dinamis untuk menjawab masalah .
a. Politik d. Kebudayaan
b. Ekonomi e. tantangan jaman
c. keamanan
10. Supaya Pancasila dapat dipahami,dihayati dan diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara,tidak cukup bila Pancasila bersifat teoritis
melainkan juga perlu bersifat ..
a. Dinamis d. Praktis
b. Akademis e .tertutup
c. terbuka
11. Adanya pengakuan dan keyakianan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta alam semesta adalah sesuai dengan nilai Pancasila terutamanilai .
a. Ketuhanan d. Kerakyatan
b. kemanusiaan e. Keadilan
c. persatuan
12. Suatu kerangka fikir,kerangka bertindak ,acuan,orientasi,sumber,tolak ukur serta arah dan
tujuan dalam berbagai bidang disebut .
a. Idiologi d. cita-cita negara
b. paradigma e. paradigma pembangunan
c. nilai
13. Nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar,kerangka acuan dan tolak ukur
segenap aspek pembangunan nasional.Hai ini berarti bahwa Pancasila sebagai ..
a. dasar negara d. cita-cita nasional
17

b. idiologi bangsa e. paradigma pembangunan
c. filsafat negara.
14. Sesuatu yang berharga,berguna,indah,memperkaya bathin,yang menyadarkan manusia
akan harkat,dan martabat nya disebut .
a. Nilai b.norma c.moral d.Baik e.buruk
15. Nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar/yang mendorong tindakan tanpa
berpikir lagi,jika dilanggar timbul perasaan malu atau bersalah yang mendalam dan sukar
dilupakan disebut nilai yang ..
a. Dominan d. Praktis
b. Vital e. Materialis
c. mendarah daging
16. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan di Indonesia adalah wujud pengamalan
Pancasila secara .
a. Obyek d. Moral
b. subyek e. Religius
c. legal
17. Beberapa pertimbangan dominan tidaknya nilai yang ada pada masyarakat
adalah.kecuali:
a. lamanya nilai itu dirasakan
b. banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
c. tingginya usaha untuk mempertahankan nilai itu
d. sering tidaknya nilai itu digunakan oleh kelompok tertentu
e. tingginya kedudukan orang-orang yang membawa nilai tersebut.
18. Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas oleh Prof.Dr.Notonagoro digolongkan kedalam nilai .
a. Vital d. kerohanian
b. Material e. religious
c. Moral
19. Seluruh tatanan kehidupan masyarakat,bangsa dan negara menggunakan Pancasila
sebagai dasar moral/norma dan tolak ukur tentang baik/buruk,dan benar salahnya
sikap,perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia karena Pancasila merupakan.bagi bangsa
Indonesia.
a. dasar Negara d. pandangan hidup bangsa
b. idiologi Negara e. paradigma pembangunan
c. sumber nilai
20. Berikut ini adalah sikaf positif yang dapat kita tampakkan dalam mendukung Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari kecuali .
a. menaati peraturan perundang-undangan
b. mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan
c. mengutamakan asas musyawarah
d. menghargai persamaan harkat dan martabat antara sesama umat manusia
e. mengutamakan kepentingan pribdi,partai atau golongan dari pada kepentingan umum.



18




MODUL




















Standar Kompetensi :
MengEvaluasi berbagai sistem pemerintahan


















2
19

A. PENDAHULUAN


Pada modul sebelumnya kalian telah mempelajari Menampilkan sikap positif terhadap
Pancasila sebagai idiologi terbuka,sedangkan pada modul sekarang ini kita akan mempelajari
materi tentangMengevaluasi berbagai sistem pemerintahan.

Setelah mempelajari materi ini kalian diharapkan dapat:
1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara,
2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia,dan
3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan
negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut,materi yang akan dibahas dalam modul ini adalah :
- Pengertian pemerintahan
- Bentuk dan sistem pemerintahan
- Sistem pemerintahan di beberapa negara
- Sistem pemerintahan negara RI menurut UUD 1945
- Kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan negara RI
- Pengaruh sistem pemerintahan yang dianut oleh suatu negara terhadap negara lain,
- Perbandingan pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia dengan negara lain
- Siakap warga negara terhadap pelaksanaan sistem pemerintahan Republik Indonesia.

Modul ini terdiri dari 3 kegiatan :
1. Sistem pemerintahan di berbagai negara
2. Pelaksanaan sistem pemerintahan Negara Indonesia
3. Perbandingan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara
lain.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini adalah 10 X 45 menit,termasuk waktu
untuk menyelesaikan tes akhir modul ini.
Pelajarilah modul ini dengan tekun dan mudah-mudahan kalian berhasil.



















20

B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2.1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara

1.Tujuan :

Setelah menyelesaikan kegiatan 1 ini kalian diharapkan dapat :

- Menjelaskan pengertian sistem pemerintahan
- Mengidentifikasi pandangan C. F. Strong tentang hakekat pertanggungjawaban kekuasaan
ekskutif
- Menyebutkan negara induk sistem pemerintahan Presidensial dan negara yang mendapatkan
pengaruh sistem pemerintahan ini
- Menyebutkan negara induk sistem pemerintahan Parlementer dan negara yang mendapatkan
pengaruh sistem pemerintahan ini
- Mengklasifikasikan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer di berbagai negara.
- Menguraikan kelebihan dan kelemahan sistem pemerintahan presidensian dan parlrmenter.
- Menidentifikasi ciri sistem pemerintahan presidensial dan parlementer.
- Membedakan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer ditinjau dari stabilitas
pemerintahan

Dalam bab ini kalian akan mempelajari sistem pemerintahan Indonesia dan membandingkannya
dengan sistem pemerintahan beberapa negara di dunia.Untuk lebih jelasnya pembahasan dalam
bab ini terangkum dalam pea konsep berikut.





dibagi atas





bercirikan bercirikan








Negara pendukung Negara pendukung


`



Sistem Pemerintahan
SistemParlementer Sistem Presidensial
Raja bersifat simbolis
Legislatif lebih kuat dari eksekutif
Perdana Menteri bertangung jawab
Pada Parlemen
Umumnya menerapkan sistem dua
partai
Dikepalai seorang Presiden
Eksekutif lebih kuat dari
legislatif
Menteri/kabinet bertanggung
jawab pada Presiden
Inggris
RRC
Malaysia
- Amerika
- Indonesia
- Prancis
21

2.Materi Pokok :
a. Pengertian Sistem Pemerintahan
b. Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer.
c. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer.
d. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer.
e. Negara yang menjadi Induk Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer

3.Uraian Materi Pokok :

A. Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer

- Sistem Pemerintahan
- Pengertian Sistem Pemerintahan : Sistem pemerintahan adalah system hubungan
fungsional antara lembaga Negara dalam menjalankan kekuasaannya di dalam suatu
negara untuk mencapai suatu tujuan.
- Pemerintahan dalam arti sempit adalah kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh
badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan
negara.
- Sedangkan pemerintahan dalam arti luas adalah kegiatan memerintah yang dijalankan
oleh lembaga eksekutif,legislatif,dan yudikatif dalam rangka mencapai tujuan
penyelengaraan negara.
- Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer .

Sistem pemerintahan disebut parlementer apabila badan eksekutif sebagai pelaksana
kekuasaan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif.Sedangkan system
pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan langsung
badan legislatif.
Menurut C. F. Strong dalam hubungannya dengan: hakekat pertanggungjawaban kekuasaan
ekskutif mengadakan pembagian atas dua hal :
1. Pertanggungjawaban badan ekskutif (Menteri-Menteri di bawah Perdana Menteri) kepada
badan Legeslatif / Parlemen, dimana badan Legeslatif ini dapat menjatuhkan pihak Ekskutif
apabila ekskutif mendapat mosi tidak percaya. Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan
sistem pemerintahan parlementer
2. Pertanggungjawaban badan Ekskutif (Menteri-Menterinya di bawah pimpinan Presiden
sebagai kepala Pemerintahan) dapat dilakukan melalui suatu pengawasan dalam bentuk lain,
seperti adanya pemilihan umum untuk memilih Presiden secara periodik.
Pertanggungjawaban ekskutif ini melahirkan sistem pemerintahan presidensial

Dari pembagian pertanggungjawaban ekskutif di atas maka kita dapat mengadakan
pembagian negara-negara atas dasar yang menganut sistem pemerintahan parlementer dan
negara-negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial

Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial :

Adapun ciri-ciri suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan Presidensial adalah
sebagai berikut:
Penyelenggara Negara berada pada tangan presiden.Presiden adalah kepala Negara dan
sekaligus kepala pemerintahan.
Kabinet dibentuk oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden,bukan kepada
parlemen.
22

Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen .
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam system parlementer.
Parlemen memiliki kekuasaan legislative dan sebagai lembaga perwakilan.
Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Sedangkan ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah :
Kekuasaan kepala negara merupakan kekuasaan nominal.yaitu merupakan pigur
kepemimpinan formal dan serimonial
Pelaksana dan penanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan adalah perdana mmenteri
bersama-sama dengan para menteri (kabinet)
Parlemen sebagai badan legislatif dipilih untuk waktu yang bervariasi.

1. Kelebihan dari system pemerintahan presidensial
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen
Masa jabatan eksekutif lebih jelas dengsn jsngks waktu tertentu.
Penyusunan program kerja cabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
2. Sedangkan kelemahan/kekurangannya adalah sebagai berikut :
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislative sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas.
Pembuatan keputusan/kebijakan public umumnya hasil tawar menawar antara eksekutif
dan legislative sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan memakan waktu
yang lama.

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer :

Adapun ciri-ciri dari suatu negara yang menganut Sistem Pemerintahan Parlementer adalah:
a. Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif (pemerintah = menteri-
menteri bersama-sama perdana mentri)
b. Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada DPR,
ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen (DPR = legeslatif), ini
berarti menganut mekanisme pertanggungjawaban menteri
c. Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik sebagian
besar anggota parlemen. Apabila kabinet melakukan penyimpangan terhadap program-
program kebijaksanaan yang dibuat, maka anggota parlemen dapat menjatuhkan kabinet
dengan jalan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah, dan menteri yang
mendapat pernyataan mosi tidak percaya dari parlemen harus menyerahkan jabatannya
kepada kepala negara.
d. Kedudukan kepala negara (raja, ratu, pangeran, kaisar atau presiden sebagai kepala negara)
hanya sebagai lambang atau simbol yang tidak dapat diganggu gugat dan tidak bertanggung
jawab atas tindakan kabinet
e. Terdapat hubungan yang erat antara ekskutif dan legeslatif (parlemen) dan bahkan keduanya
saling mempengaruhi satu sama lain
f. Ekskutif yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik
pemenang pemilu dan menduduki kursi paling banyak di parlemen
23

g. Kepala negara tidak dapat dituntut pertanggungjawabannya secara konstitusional sebab
kepala negara hanya simbol negara atau personifikasi dari negara. Namun dalam keadaan
perselisihan antara ekskutif dan legeslatif membahayakan keselamatan negara. Kepala negara
(Presiden atau Raja) dapat membubarkan parlemen dan mempercepat pemilu
h. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri,
ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum, sedangkan partai politik yang
kalah akan bertindak sebagai oposisi

Kelebihan dan kelemahan dari system pemerintahan parlementer
1. Kelebihannya yaitu:
Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara lebih cepat karena mudah terjadi penyusaaian
pendapat antara eksekutif dsn legislative.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap cabinet sehingga cabinet menjadi
berhati-hari dalam menjalankan pemerintahan.
2. Kelemahannya adalah :
Kedudukan badan eksekutif sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen
sehingga sewaktu-waktu cabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif /cabinet tidak bias ditentukan berakhir sesuai
masa jabatannya karena sewaktu waktu cabinet dapat bubar
Kabinet dapat mengendalikan parlemen
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

Induk sistem pemerintahan presidensial dan parlementer serta pengaruhnya terhadap negara
lainnya di dunia.

1. Induk Sistem Pemerintahan Presidensial
Amerika Serikat sebagai induk sistem pemerintahan presidensial, sebenarnya memiliki
ciri pokok suatu kombinasi antara demokrasi dan kekuasaam perseorangan. Sebagai negara
yang pertama-tama memiliki konstitusi negara tertulis dalam arti yang tersusun dalam sebuah
dokumen resmi yang dibuat dalam suatu sidang Kongres Amerika Serikat yang dihadiri oleh
wakil-wakil dari negara-negara yang hendak membentuk negara Amerika Serikat. Di
pengaruhi oleh teori Trias Politika, maka kekuasaan dalam negara Amerika Serikat dilakukan
oleh tiga badan yaitu badan Ekskutif yang dipegang oleh Presiden (menganut sistem
pemerintahan Presidensial), badan Legesltif yang dipegang oleh Kongres yang terdiri dari
Senat (setiap negara bagian mengirim dua orang Senatornya) dan Hause of Refresentaves
(DPR yang dipilih melalui pemilihan umum), sedangkan badan Yudikatif (Yudisiil) dipegang
oleh sebuah badan peradilan dimana puncaknya dilaksanakan oleh the Supreme Court
(Mahkamah Agung).
Sistem pemerintahan Presidensial yang di Amerika Serikat ini terutama dianut dan
berpengaruh terhadap negara-negara bekas jajahan Amerika Serikat seperti Philipina, dan
juga negara-negara Amerika Latin, sedangkan Indonesia yang juga menganut sistem
pemerintahan Presidensial tidak langsung mengcopy sistem yang dianut oleh Amerika Serikat
dengan sistem pemisahan kekuasaan namun menyesuaikan dengan kepribadian bangsa yang
kekeluargaan dan musyawarah mufakat dengan sistem pembagian kekuasaan

2. Induk Sistem Pemerintahan Parlementer
Inggris menganut pola negara dengan ciri Demokratis, Parlementer dan Liberal. Bahwa
pola pertama ini mengandung ciri demokratis dapat dibuktikan dengan adanya pemilihan
24

umum para pejabat negara yang dilakukan bebas dan rahasia, kecuali Raja Inggris (sebagai
Kepala Negara) dan Hause of Lords (Parlemen yang berasal dari keluarga kerajaan dan para
bangsawan Inggris) yang dipilih secara turun temurun. Para pejabat seperti Raja dan Hause
of Lords yang tidak dipilih secara pemilihan umum yang bebas, dalam kenyataannya tidak
mempunyai kekuasaan secara riil. Pejabat-pejabat tersebut pada hakekatnya hanyalah
pajangan atau simbol belaka.
Adapun ciri liberal pada pemerintahan di Inggris dapat kita lihat pada doktrin atau ajaran
Individualistisme (mengagung-agungkan kebebasan individu atau pribadi seseorang).
Dengan doktrin ini, maka sebagai salah satu syarat yang penting dengan adanya pembatasan
para pejabat dalam melaksanakan kekuasaannya.
Pengaruh sistem ketatanegaraan atau sistem pemerintahan parlementer yang terdapat di
Inggris pada umumnya dianut oleh negara-negara bekas jajahan Inggris, negara bekas jajahan
Inggris walaupun sudah merdeka tetap menjalin hubungan ke Kerajaan Inggris dengan
membentuk negara persekemakmuran atau The British Commowealth of Nations dimana
Mahkota Kerajaan Inggris sebagai payungnya, seperti Malaysia, Australia, New Seland,
Papua Newgini, Singapura, Brunai Darusallam, India dan beberapa negara di kawan Benua
Afrika. Sedangkan negara lain di luar jajahan Inggris yang ikut menerapkan sistem
pemerintahan parlementer seperti Perancis, Belanda, Italia, Jepang, Jerman dan Indonesia
pada Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950.

Tugas :

Berilah penjelasan/tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan berikut !

No. Pernyataan Tanggapan/Penjelasan
1

2

3


4.


5.
Negara Indonesia merupakan negara
kesatuan yang berbentuk republik.
Bentuk negara kesatuan merupakan
negara bersusunan tunggal.
Amerika Serikat memiliki sistem
pemerintahan yang sama dengan negara
Indonesia.
Apabila suatu negara ingin berkembang
harus menggunakan bentuk pemerintah-
an republik.
Menteri bertanggung jawab kepada par-
lemen.


..
..
..
..

.
.
.





Tugas Kelompok

Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan 4 orang untuk membahas mengenai Bentuk
Negara,Bentuk Pemerintahan,dan sistem Pemerintahan Indonesia yang Ideal.Kemudian laporkan
hasilnya kepada guru untuk mendapat penilaian.
1.Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Tempat :..
2.Hasil Diskusi : ..
........
25

KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 2

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2.2 Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia

1. Tujuan :
Setelah mempelajari materi ini kalian diharapkan dapat :
- Mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dianut dalam UUD 1945 pada awal kemerdekaan
dengan menunjukkan buktinya dalam pasal-pasal UUD 1945
- Menyebutkan 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara RI awal kemerdekaan berdasarkan
penjelasan resmi UUD 1945
- Menyebutkan lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945
- Mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dianut oleh Konstitusi RIS 1949 dengan menunjukkan
dasar hukumnya
- Mengidentifikasi sistem pemerintahan yang dianut oleh UUDS 1950. dengan menunjukkan dasar
hukumnya
- Menyebutkan lembaga negara yang harus ada berdasarkan UUDS 1950
- Membandingkan sistem pemerintahan di bawah UUD 1945 pada masa orla, orba dan reformasi
setelah diamandemen secara demokratis
- Menganalisis kemajuan yang diperoleh pada masa orde reformasi dalam bidang politik khusus pada
jabatan presiden setelah adanya amandemen UUD 1945
- Mengklasifikasi segi positif pelaksanaan sistem pemerintahan pada masa orba
- Membedakan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen ditinjau dari lembaga negaranya
- Menganalisis kelemahan dari sistem pemerintahan presidensial sesudah amandemen UUD 1945
ditinjau dari posisi kedudukan menterinya

2. Materi Pokok
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
b. Perbandingan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen
c. Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara RI.

B. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

1. Sistem Pemerintahan di bawah UUD 1945, 18 Agustus 1945

Dalam dinamika atau perkembangan pasang surut ketatanegaraan atau sistem
pemerintahan RI dapat kita lihat dari naskah resmi UUD yang pernah berlaku di Indonesia
mulai dari 18 Agustus 1945 sampai sekarang.
Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut
suatu sistem pemerintahan dari negara manapun, melainkan merupakan ciri khas kepribadian
bangsa Indonesia sendiri. Kalau diperhatikan sistimatika dari sejak pembentukan UUD 1945
(BPUPKI) yang dijadikan dasar pembentukan sistem pemerintahan Negara Republik
Indonesia dapat kita ketahui dari Batang tubuh dan Penjelasan Resmi dari UUD 1945 bahwa
negara Republik Indonesia menganut Sistem pemerintahan Presidensial
Pada bagian Batang Tubuh UUD 1945 kita dapat jumpai pada pasal 4 ayat 1 yang
menyatakan Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang - Undang Dasar . Sedangkan pada pasal 5 ayat 2 menyatakan Presiden
menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya
26

. Pada pasal 17 ayat 1 menyatakan Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Pasal 17
ayat 2 menyebutkan: Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
Pada Penjelasan Resmi UUD 1945, pada awal dibentuknya UUD 1945 yang ditetapkan
18 Agustus 1945 oleh PPKI dapat kita jumpai adanya penegasan tentang Tujuh Kunci
Pokok Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik I ndonesia sebagai berikut :

1) Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum,
2) Sistem Konstitusional,
3) Kekuasaan yang tertinggi ditangan MPR,
4) Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah Majelis,
5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
6) Menteri Negara adalah pembantu Presiden , Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR,
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

Adapun lembaga negara menurut UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 adalah
1. MPR, 2. DPR, 3. Presiden dan Wk. Presiden, 4. MA, 5. BPK,
6. DPA

2. Sistem Pemerintahan Konstitusi RIS 1949
Dalam periode ini yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat 1949 (KRIS 1949). UUD ini terdiri dari Mukadimah, 197 pasal dan 1
lampiran. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Republik Indonesia yang Serikat yang
merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federal.
Kekuasaan kedaulatan di dalam Negara Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
Pemerintah bersama-sama dengan Dewan perwakilan Rakyat dan Senat sesuai dengan pasal
1 ayat 2 Konstitusi RIS 1949, Badan pemegang kedaulatan ini juga merupakan badan
pembentuk undang-undang yang menyangkut hal-hal yang khusus mengenai satu, beberapa
atau semua negara bagian atau bagiannya. Mengatur pula hubungan khusus antara negara
RIS dengan daerah-daerah yang tersebut dalam pasal 2 dan pasal 127 a. Pembuatan undang-
undang tanpa Senat tetapi hanya dilakukan oleh pemerintah dan DPR merupakan produk
undang-undang yang tidak mengatur masalah hubungan negara RIS dengan negara bagian
Ternyata yang dimaksudkan dengan Pemerintah dalam Konstitusi RIS 1949 berdasarkan
pasal 68 ayat 2 : Presiden dengan seorang atau beberapa atau semua menteri menurut
tanggung jawab khusus atau tanggung jawab umum .
Sistem pemerintahannya adalah Parlementer berdasarkan pasal 118 ayat 2 menyebutkan
sebagai berikut Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung jawab kebijaksanaan
pemerintah berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata
tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan
diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi
tidak percaya.
Menurut ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam Konstitusi RIS 1949, sistem
pemerintahan yang dianutnya sistem pemerinhtahan parlementer. Pada sistem ini, kabinet
bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), dan apabila pertanggung jawabannya itu tidak
diterima oleh parlemen atau DPR, maka kabinet secara perseorangan atau secara bersama-
sama harus mengundurkan diri atau membubarkan diri, jadi kedudukan kabinet sangat
tergantung pada parlemen (DPR).

3. Sistem Pemerintahan di Bawah UUDS 1950
27

Negara Kesatuan menjadi pilihan pada masa berlakunya UUD Sementara 1950, hal
tersebut ditegaskan dalam pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 yang berbunyi Republik Indonesia
yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk
kesatuan .
Bentuk negara kesatuan merupakan kehendak rakyat Indonesia, hal ini dikemukakan
dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1950, sedangkan pada Mukadimah UUDS 1950
menyebutkan Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam
negara yang berbentuk Republik kesatuan ...
Pada pasal 45 UUDS 1950 disebutkan Presiden ialah Kepala Negara . Sedangkan
UUDS 1950 menganut sistem pemerintahan parlementer dapat kita temukan dalam pasal 83
ayat 1 dan 2 yang menyebutkan :
1) Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat
2) Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik
bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-
sendiri
Berdasarkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950, jelaslah bahwa yang bertanggung
jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintahan adalah menteri-menteri kepada parlemen
atau DPR. Sedangkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950 dipertegas lagi oleh pasal 84 UUDS
1950 yang berbunyi Presiden berhak membubarkan DPR . Pembubaran DPR oleh
Presiden diikuti dengan perintah segera melaksanakan pemilihan umum untuk memilih DPR
dalam waktu 30 hari setelah pembubaran DPR
4. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, 5 Juli 1959
Berdasarkan pasal 134 UUDS 1950 menegaskan Konstituante (Sidang pembuat UUD)
bersama-sama Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan
menggantikan UUDS 1950. Mengingat UUD 1950 masih bersifat sementara, maka harus
segera ada UUD yang tetap. Berdasarkan UUDS 1950 pembentukan badan Konstituante
haruslah melalui pemilihan umum. Pemilihan umum untuk anggota Konstituante, baru dapat
terlaksana pada tanggal 15 Desember 1955, dan Konstituante untuk pertama kali bersidang
pada tanggal 10 Nopember 1956 dalam sidang ini dibuka oleh Presiden Soekarno di
Bandung. Pada sidang Konstituante inilah untuk pertama kalinya Presiden Soekarno
memperkenalkan istilah Demokrasi Terpimpin. Ternyata Konstituante selalu gagal dalam
merumuskan dan menetapkan UUD yang difinitif
Berdasarkan kondisi seperti itulah maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang pada intinya untuk kembali ke UUD 1945 dan membubarkan Konstituante.
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, serta belum adanya lembaga negara pendukung dari
UUD 1945 yang diberlakukan kembali, maka :
1) Diadakan pembaharuan anggota DPR melalui Penetapan Presiden No. 3 tahun 1960
2) Penyusunan DPR-GR dan pemberhentian DPR hasil pemilu 1955 dengan Penetapan
Presiden No. 4 tahun 1960
3) Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 tentang pembentukan MPRS dan
susunan keanggotaan MPRS dengan Penetapan Presiden No. 12 tahun 1960
4) Mengeluarkan Penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 tentang DPAS

5. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Orde Baru
Dinamika politik pada periode Orde Baru, dapat dilihat berdasarkan aktivitas politik
kenegaraan sebagai berikut :
Lahirnya Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu 1. bubarkan PKI, 2. bersihkan Kabinet Dwi
Kora dari PKI, 3. turunkan harga barang/perbaiki ekonomi
28

Pemerintah Orba lebih menekankan pada pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, kemudian stabilitas nasional dan pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang terkenal dengan Tri Logi Pembangunan
Pada awal pemerintahan Orba, parpol dan media massa diberi kebebasan untuk
melancarkan kritik dan mengungkapkan realita dalam masyarakat, lama kelamaan
dibuatkan aturan tentang setiap penyiaran baik elektronika maupun catak harus melalui
badan sensor yang ketat dan apabila ada pelanggaran maka Surat Ijin Usaha Perusahaan
(SIUP) bisa dicabut. Begitu pula terhadap partai politik setelah keluarnya Undang-
Undang No. 15 tahun 1969 tentang pemilu dan Undang-Undang No. 16 tahun 1969
tentang Susunan dan Kedudukan anggota MPR, DPR dan DPRD terjadilah kekuasaan
otoriter soeharto karena 1/3 kursi anggota MPR dan 1/5 kursi anggota DPR, DPRD
melalui pengangkatan tidak melalui pemilu, yang diangkat adalah ABRI dan golongan
fungsional serta utusan daerah yang mendukung kekuasaan Presiden hanya caranya
sangat rapi dan dikuatkan oleh Undang-Undang dan hal ini berlangsung sampai pemilu
1999.
Kemenangan Golongan Karya (Golkar) pada pemilu 1971 mengurangi oposisi terhadap
pemerintah dikalangan sipil, karena Golkar sangat dominan, sementara partai politik
lainnya berada di bawah pengawasan pemerintah, selanjutnya Golkar ini sebagai motor
penggerak Soeharto untuk melanggengkan kekuasaannya selama 32 tahun yang juga
mendapat dukungan kuat dikalangan TNI dan Polri.
Pemilu 1971 yang diikuti oleh 10 kontestan (9 parpol dan 1 Golkar) akhirnya pada
pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 hanya diikuti oleh 3 kontestan yaitu PDI, PPP dan
Golkar. Karena sejak dikeluarkannya UU No. 3 tahun1975 tentang Partai Politik dan
Golongan Karya maka 9 partai dilebur (difusikan) menjadi dua partai yaitu yang
bercirikan Islam menjadi Partai Persatuan Pembangunan dan yang bercirikan
Nasionalisme dan Demokrasi menjadi Partai Demokrasi Indonesia.
Selama pemerintah Orba, parpol dan lembaga dewan sangat lemah karena selalu dalam
bayangan dan kontrol yang kuat, kekuasaan pemerintah di bawah Soeharto sangat kuat,
kehidupan berpolitik rakyat mati suri, sedikit kritik berarti siap untuk menanggung
akibatnya yaitu hilang dan tidak ada kabar beritanya. Anggota dewan yang berani
berbicara tajam di recall dengan alasan menjaga stabilitas nasional untuk mewujudkan
salah satu dari tri logi pembangunan
Karena penyelenggaran kekuasaan pemerintahan masa Orba nyaris tanpa kontrol maka
menjadi makanan empuk kroni dan pamilinya untuk mengerogoti kekuasaannya maka
dimanfaatkan untuk mengeruk kekayaan negara dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN)

Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 pada masa orde baru sudah memenuhi
tuntutan yang ada pada ketentuan UUD 1945, hal dapat terselenggara semenjak pelaksanaan
pemilu yang pertama pada tahun 1971. Pada pemilihan umum yang pertama dan pada
pemilihan umum-pemilihan umum seterusnya berdasarkan UUD 1945 lembaga negara
menurut UUD 1945 sudah difinitif (sudah sesuai dengan pasal-pasal UUD 1945)
Lembaga Negara yang harus ada berdasarkan UUD 1945 : MPR. DPR, Presiden dan
Wakil Presiden, DPA, MA dan BPK. Lembaga negara semacam ini memiliki tugas dan
wewenang berdasarkan UUD 1945. dan semenjak UUD 1945 diamandemen dan dalam
pelaksanaan pemilihan umum tahun 2003 lembaga negara seperti tersebut di atas mengalami
perubahan. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen lembaga negara yang ada : MPR,
DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK, KY, BPK, lembaga negara ini semua
sudah terpenuhi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada menurut UUD 1945

29

6. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Reformasi
Sistem Pemerintahan masa Orde Reformasi, dapat dilihat berdasarkan aktivitas politik
kenegaraan sebagai berikut :
Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk
mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan maupun tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945
dapat terwujud dengan dikelarkannya UU No 2 / 1999 tentang Partai Politik yang
memungkinkan Multipartai
Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bertanggung
jawab dibuktikan dengan keluarnya Ketetapan MPR No. IX/MPR/1998 yang
ditindaklanjuti dengan UU N0. 30 / 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (kini sedang menangani kasus KPU)
Lembaga legeslatif dan organisasi sosial politik sudah memiliki keberanian untuk
menyatakan pendapatnya terhadap ekskutif yang cenderung seimbang dan proporsional
Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang tahunan
dengan menuntut adanya laporan pertanggungjawaban tugas lembaga negara (progress
report), UUD 1945 diamandemen, Pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya,
berani memecat Presiden dalam sidang istimewanya
Dalam amandemen UUD 1945 masa jabatan Presiden paling banyak dua kali masa
jabatan, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2004
dan yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama pilihan langsung rakyat
adalah Soesilo Bambang Yudoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi lembaga tertinggi
negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama denga Presiden, MA, BPK,
kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD
Di dalam amandemen UUD 1945, ada penegasan tentang Sistem Pemerintahan
Presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat dengan mekanisme pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.
Sehubungan dengan penegasan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Presidensial, maka
pasal-pasal yang berhubungan dengan sistem pemerintahan tersebut dilakukan amandemen
untuk pertama kali diantaranya :
1) Pasal 5 ayat 1 menegaskan : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang .
Pasal ini dahulunya berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-
undang dengan persetujuan DPR
2) Pasal 7 menegaskan : Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima
tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu
kali masa jabatan .
Pasal ini merupakan bentuk perubahan yang sangat signifikan dari ketentuan yang
sebelumnya UUD 1945 diamandemen yang menegaskan : Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Perubahan ini dikatakan cukup signifikan karena sebelum pasal ini dilakukan perubahan,
pasal ini dijadikan dasar hukum (konstitusional) bagi Soeharto untuk dipilih berulang kali
sebagai Presiden.
3) Pasal 17 ayat 2 menegaskan : Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden
.
4) Pasal 20 ayat 1 menegaskan : Dewan perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk undang-undang .

Perbandingan Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum dan Sesudah
Amandemen

1. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sebelum Amandemen
30

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam penjelasan resmi UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara RI.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara RI menurut penjelasan resmi UUD 1945,
sebagai berikut :
1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat)
2) Sistem Konstitusional
3) Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat
4) Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR
5) Presiden tidak betanggung jawab kepada DPR
6) Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR
7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia
menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem ini dijalankan
semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto
Ciri sistem pemerintahan presidensial pada masa soeharto : adanya kekuasaan yang
sangat besar pada lembaga kepresidenan.
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Republik Indonesia berdasar UUD
1945 pada masa pemerintahan Soeharto (sebelum diamandemen) memiliki kekuasaan
sebagai berikut :
1) Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk undang-undang
2) Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara
3) Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR sebagai lembaga tertinggi negara
4) Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata
5) Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan
daerah dan golongan
6) Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara
7) Pemegang kekuasaan untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya
8) Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan konsul serta menerima duta dan
konsul dari negara lain
9) Pemegang kekuasaan untuk memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan
10) Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi

Hampir semua kewenangan presiden yang diatur dalam UUD 1945 dilakukan tanpa
melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya
pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung
dapat disalahgunakan.

Akibat (kelemahan) yang terjadi dari kekuasaan presiden yang besar tersebut adalah :
1) Terjadinya pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga negara yaitu presiden
2) Pengawasan DPR sangat lemah
3) Pejabat negara yang diangkat cendrung menjilat dan menjadi pelindung presiden dan
keluarganya
4) Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan
presiden
5) Menciptakan perilaku KKN dikalangan pejabat dan orang-orang yang dekat dengan
Kekuasaan
31

6) Terjadi personifikasi bahwa presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan presiden,
mengeritik presiden dianggap menentang negara atau makar
7) Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada
kekuasaan presiden semata sehingga demokrasi mati suri

Segi positif (dampak yang pernah dirasakan) dari kekuasaan presiden yang sangat
besar sebagai berikut :
1) Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan
2) Pemerintahan kompak dan solid
3) Pemerintahan lebih stabil
4) Negara lebih aman
5) Harga-harga lebih terkendali

2. Sistem Pemerintahan Menurut UUD 1945 Sesudah Amandemen

Secara garis besarnya sistem pemerintahan menurut UUD 1945 hasil amandemen
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial murni (prsiden sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan), karena Presiden dan / atau Wakil presiden
dipilih langsung rakyat (masa jabatan 5 tahun), dalam menjalankan tugasnya dapat
dikritik dan bahkan sering dijadikan dagelan politik dalam acara TV (negeri impian
di Metro TV)
2) Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
3) Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak kepada Parlemen
atau DPR
4) DPR atau Parlemen (legeslatif) berfungsi sebagai pengawas jalan Pemerintahan
(ekskutif)
5) Parlemen terdiri dari dua kamar yaitu DPR dan DPD yang dipilih langsung rakyat
dan selanjutnya menjadi anggota MPR
6) Kedudukan Ekskutif dan Legeslatif sama-sama kuat dan tidak dapat saling
menjatuhkan
7) Adanya lembaga peradilan terhadap Presiden dan / atau Wakil Presiden yang
dilaksanakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga Yudikatif, jadi
Presiden dan / atau Wakil Presiden hanya dapat dijatuhkan apabila melanggar
hukum (yuridis)
8) Kekuasaan Yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan
Komisi Yudisial
Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang diamandemen
pada dasarnya masih menganut sistem pemerintahan presidensial. Hal ini dibuktikan
bahwa Presiden Indonesia adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden
berada di bawah pengawasan langsung dari DPR, tetapi Presiden tidak bertanggung
jawab terhadap DPR (parlemen).

Kedudukan DPR pada amandemen UUD 1945 semakin kuat karena :
1) DPR dapat mengajukan usul pemberhentian Presiden kepada MPR
2) Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu mendapat pertimbangan dan /atau
persetujuan DPR.
Pejabat negara a.l : Kepala Kejaksaan Agung, Kapolri, Duta, Konsul, Gubernur BI,
Panglima TNI
32

3) Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau persetujuan
DPR.
Contoh : pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar, tanda jasa, tanda
kehormatan, pemberian amnesti dan abolisi
4) DPR diberi kekuasaan lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak budget
(anggaran)

Dengan memperhatikan penyelenggaraan sistem pemerintahan negara RI sebelum dan
sesudah UUD 1945 diamandemen dapat kita lihat adanya beberapa perubahan baru
diantaranya : adanya pemilihan presiden dan wakil presiden langsung dan berimplikasi
terhadap pemilihan Gubernur, Bupati/Wali kota dan wakilnya secara langsung, adanya
sistem bikameral, adanya mekanisme checks and balance, pemberian kekuasaan yang lebih
besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran

3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan RI menurut UUD 1945

Kelebihan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential
1) Pemerintahan (Presiden) akan lebih stabil, karena Menteri-Menterinya
bertanggung jawab terhadap yang mengangkat dan memberhentikannya
2) Kedudukan Pemerintah ( Ekskutif ) sama kuat dengan Parlemen, karena sama-
sama tidak dapat saling menjatuhkan
3) Presiden sebagai Kepala Pemerintahan ( Ekskutif ), bertanggung jawab kepada
yang memilihnya atau yang mengangkatnya sehingga dapat melaksanakan tugas
sampai habis masa jabatannya
4) Tidak ada badan atau lembaga oposisi
5) Apabila ada perselisihan antara Ekskutif dan Legeslatif maka yang memutuskan
adalah lembaga Yudikatif
6) Preiden hanya bisa dijatuhkan secara yuridis (bila melanggar hukum) bukan secara
politis (dalam laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun) bila melanggar
hukum akan disidang oleh Mahkamah Konstitusi

Kekurangan Penerapan Sistem Pemerintahan Presidential
1. Kekuasaan Parlemen terbatas pada kontrol atau pengawasan saja terhadap
pelaksanaan pemerintahan karena tidak dapat menjatuhkan Presiden (Ekskutif)
2. Presiden cendrung otoriter karena pengangkatan dan pemberhentian menteri dapat
dilakukan sewaktu-waktu oleh Presiden (hak prerogative Presiden) dan Menteri
dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja Presiden
3. Tidak adanya pemisahan yang tegas antara lembaga negara seperti dalam ajaran
pemisahan kekuasaan (sparation of power) dari Trias Politika, karena Indonesia
menganut sistem pembagian kekuasaan (distribution of power)


Struktur Kenegaraan Negara Republik Indonesia

1. Sebelum Amandemen UUD 1945
Berdasarkan ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR-GR
Mengenai Sumber Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan
Negara RI,yang kemudian dikukuhkan kembali dengan ketetapan MPR No.V/MPR/1973dan
ketetapan MPR No.IX/MPR/1978,struktur kekuasaan di dalam negara RI adalah sbb:

33





















2. Stuktur Kenegaraan (setelah amandemen UUD 1945)
Struktur Kenegaraan di dalam negara Republik Indonesia setelah amandemen UUD 1945
menurut Prof.Dr.Jimlly Asshiddiqie dan I Dewa Gede Palguna SH.,MH.adalah sebagai
berikut :













Legislatif
Eksekutif Yudikatif

Tugas : 1

Dengan mempelajari sistem pemerintahan yang ada di Indonesia kita dapat memahami adanya
bermacam-macam corak pemerintahan yang penah dilaksanakan di Indonesia sesuai dengan
situasi dan kondisi pada waktu itu.
1.Carilah kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pemerintahan pada setiap periode!
2.Carilah cara yang terbaik untuk mengatasi kekurangan atau hambatan dalam pelaksanaan
Pemerintahan tersebut.
3.Diskusikan pendapatmu dengan teman sekelompokmu dan tuliskan hasil didkusi tersebut
.
Jiwa dan Pandangan
Hidup Bangsa

Pembukaan UUD
1945

1
9
4
5

Undang-Undang
Dasar 1945
MPR
MA BPK DPR PRESIDEN DPA
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
BPK MPR

DPD DPR
PRESIDEN


WAPRES
KEHAKIMAN


MK MA KY
34

Tugas : 2

Sudah 10 tahun reformasi berlangsung,namun belum menghasilkan sesuatu yang berarti bagi
kesejahteraan rakyat.Bentuklah kelompok diskusi,kemudian diskusikanlah faktor-faktor apa saja
yang menghambat proses reformasi untuk mrwujudkan masyarakat madani?
Buatlah laporan hasil diskusimu !

Uji Kompetensi

1. Bandingkanlah sistem pemerintahan di bawah UUD 1945 pada masa orla, orba dan
reformasi setelah diamandemen secara demokratis (cari persamaannya, perbedaannya
dan kesimpulannya) !
2. Identifikasilah kemajuan yang diperoleh pada masa orde reformasi dalam bidang
politik khusus pada jabatan presiden setelah adanya amandemen UUD 1945
3. Identifikasilah sudah berapakali semenjak UUD 1945 diberlakukan kembali dengan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai dengan UUD 1945 masa reformasi MPR
melaksanakan Sidang Istimewa ?
4. Klasifikasikanlah segi positif pelaksanaan sistem pemerintahan pada masa orba !
5. Bagaimanakah perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen ditinjau dari
lembaga negaranya !
6. Bagaimanakah perbedaan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen ditinjau dari
lembaga negaranya !






























35

KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 3

Standar Kompetensi : 2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan
Kompetensi Dasar : 2.3 Membandingkan sistem pemerintahan di Indonesia dengan negara lain

1. Tujuan :
Setelah mempelajari materi ini kalian diharapkan dapat :
- Mengklasifikasikan bentuk negara yang ada di dunia
- Menyebutkan 3 bentuk pemerintahan republik
- Membandingkan bentuk dan sistem pemerintahan dari negara Indonesia, Mesir,
Inggris, India dan China

2. Materi Pokok
Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara lain
- Bentuk Negara
- Bentuk Pemerintahan
- Sistem Pemerintahan

3. Uraian Materi

C. Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Negara lain

Sebelum kita membahas perbandingan antara sistem pemerintahan Indonesia dengan negara
lain ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem
pemerintahan dari suatu negara pada umumnya

a. Bentuk Negara
Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk negara : negara kesatuan
dan negara serikat (federasi)
1. Negara Kesatuan
Negara Kesatuan, merupakan negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur
oleh pemerintah pusat.
Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk mengatur
seluruh wilayahnya melalui pembentukan daerah-daerah (provinsi, kabupaten atau kota).
Sistem pelaksanaan pemerintahan negara dapat berupa desentralisasi atau sentralisasi
Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat seperti berikut
:
a) Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani oleh pemerintah pusat
b) Negara hanya mempunyai satu Undang Undang Dasar (UUD), satu kepala negara,
satu dewan mentri dan satu dewan perwakilan rakyat
c) Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan keamanan
Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik sesuai dengan pasal 1 ayat 1
UUD 1945. Ini berarti bentuk negara Indonesia kesatuan dan bentuk pemerintahannya
republik
2. Negara Serikat (Federasi atau Bondstaat)
36

Negara Serikat (Federasi) merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas gabungan
beberapa negara bagian. Negara-negara bagian hanya menyerahkan sebagian urusan
pemerintahannya kepada pemerintah federal (pusat) yang menyangkut kepentingan
bersama, seperti urusan keuangan, pertahanan negara, pos, telekomunikasi dan hubungan
luar negeri. Negara-negara bagian pada negara serikat tidak berdaulat namun memiliki
kekuasaan asli. Negara-negara bagian pada negara serikat dikatakan memiliki kekuasaan
asli karena negara bagian berhubungan langsung dengan rakyatnya.
Contoh negara serikat diantaranya : Amerika Serikat, Australia, Swiss, India, Jerman,
Malaysia
Bentuk negara serikat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun memiliki kekuasaan asli
b) Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat
c) Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian untuk urusan ke
luar dan sebagian urusan di dalam negeri
d) Setiap negara bagian berwenang membuat UUD sendiri selama tidak bertentangan
dengan pemerintah pusat
e) Kepala negara memiliki hak veto (pembuatan keputusan) yang diajukan oleh parlemen

b. Bentuk Pemerintahan
Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk pemerintahan : monarki
(kerajaan) dan republik
1. Bentuk Pemerintahan Monarki (Kerajaan)
Bentuk pemerintahan Monarki berlaku apabila suatu negara dikepalai oleh seorang raja,
ratu, syah, atau kaisar yang bersifat turun menurun dan untuk jabatan seumur hidup.
Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional membedakan pemerintahan
dalam bentuk monarki dan republik.
Perbedaan antara pemerintahan bentuk monarki dan republik menurut leon Duguit, kalau
kepala negara ditunjuk berdasarkan hak turun menurun, maka kita berhadapan dengan
monarki. Kalau kepala negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun temurun, tetapi dipilih,
maka kita berhadapan dengan republik
Dalam praktek-praktek ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dapat dibedakan :

a) Monarki Absolut
Monarki absolut merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai
oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar yang kekuasaan dan wewenangnya tidak
terbatas. Perintah raja merupakan undang-undang yang harus dipatuhi oleh rakyatnya.
Pada diri raja terdapat kekuasaan ekskutif, legeslatif dan yudikatif yang menyatu dalam
ucapan dan perbuatannya.
Contohnya: Prancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal Letat Cest
Moi (negara adalah saya)
b) Monarki Konstitusional
Monarki konstitusional merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang dasar
(konstitusi).
Proses monarki konstitusional sebagai berikut :
1. adakalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena ia takut
dikudeta (kekuasaannya direbut atau digulingkan oleh rakyat). Contoh : negara Jepang
dengan hak octrooi
37

2. adakalanya proses monarki konstitusional terjadi karena adanya revolusi rakyat terhadap
rajanya. Contoh inggris, Yordania, Denmark, Saudi Arabia, dan Brunai Darusalam

c) Monarki Parlementer
Monarki Parlementer merupakan bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai
oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi dalam bidang pemerintahan. Dalam monarki parlementer, kekuasaan ekskutif
dipegang oleh kabinet (perdana menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen.
Fungsi raja hanya sebagai kepala negara (simbol kekuasaan) yang kedudukannya tidak
dapat diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap
dilaksanakan di Inggris, Belanda dan Malaysia


2. Bentuk Pemerintahan Republik
Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum. Pemerintahan
republik merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat dan dipimpin oleh seorang
presiden untuk masa jabatan tertentu
Dalam pelaksanaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik
absolut, republik konstitutional dan republik parlementer

c. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan sebenarnya merupakan sistem pertanggungjawaban ekskutif, jika
pertanggungjawabannya terhadap presiden maka akan melahirkan sistem pemerintahan
presidensial dan jika pertanggungjawaban kepada parlemen menganut sistem pemerintahan
parlementer


Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia Dengan Berbagai Negara

a. Perbandingan Sistem Pemerintahan I ndonesia dengan Negara di Kawasan Amerika

No
.
Kategori Indonesia Amerika Serikat Brazil
1.



2.


3.



4.





5.

Bentuk
negara


Bentuk
pemerintahan

Sistem
pemerintahan


Eksekutif





Legislatif/
Parlemen
Kesatuan dengan otonomi
luas mempunyai 33
provinsi.

Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.


Presiden sebagai kepala
negara dan kepala
pemeritahan dipilih
langsung oleh rakyat.


Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota DPR
Federal dengan 50 negara
bagian dan satu distrik.


Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 4 tahun.


Presiden sebagai kepala negara
dan kepala pemeritahan dipilih
langsung oleh rakyat.



Bikameral, yaitu Kongres
terdiri atas Senat dan The
Federal dengan 26
negara bagian dan
satu distrik federal.

Republik


Presidensial untuk
masa jabatan 4
tahun.

Presiden sebagai
kepala negara dan
kepala pemeritahan
dipilih langsung
oleh rakyat.

Bikameral, yaitu
Kongres Nasional
38






6.





Yudikatif
dan DPD menjadi
anggota MPR.



Mahkamah Agung, badan
peradilan di bawahnya,
dan Mahkamah
Konstitusi.
House Of Representatives.




Supreme Court, United States
Courts of Appeal, United
States District Courts, State
and Country Courts.

terdiri atas Federal
Senate dan The
Chamber of
Deputies.

Supreme Federal
Tribunal, Higher
Tribunal ofJustice,
Regional Federal
Tribunals.

b. Perbandingan Sistem Pemerintahan I ndonesia dengan Negara di Kawasan Afrika

No Kategori Indonesia Afrika Selatan Mesir
1.



2.


3.


4.









5.





6.
Bentuk
negara


Bentuk
pemerintahan

Sistem
pemerintahan

Eksekutif









Legislatif/
Parlemen




Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi
luas mempunyai 33
provinsi.

Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara dan kepala
pemeritahan dipilih
langsung oleh rakyat.






Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota DPR
dan DPD menjadi
anggota MPR.


Mahkamah Agung, badan
peradilan di bawahnya,
dan Mahkamah
Konstitusi.
Kesatuan dengan 9
provinsi.


Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara dan kepala
pemeritahan dipilih
langsung oleh Majelis
Nasional.





Bikameral terdiri atas
Majelis Nasional dan
Dewan Nasional Provinsi.



Constitutional Court,
Supreme Court of Appeals,
High Courts, Magistrate
Courts.

Kesatuan dengan 26
governorates (semacam
provinsi).

Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 6 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara. Perdana Mentri
sebagai kepala
pemeritahan. Presiden
diajukan oleh Majelis
Rakyat yang dikuatkan
oleh referendum.
Perdana Mentri ditunjuk
oleh presiden.

Bikameral terdiri atas
Majelis Rakyat (Majelis
al-Shab) dan Dewan
Penasehat (Majelis al-
Shura).

Supreme Constitutional
Court.



c. Perbandingan Sistem Pemerintahan I ndonesia dengan Negara di Kawasan Eropa

No Kategori Indonesia Inggris Prancis
1.



2.
Bentuk
negara


Bentuk
Kesatuan dengan otonomi
luas mempunyai 33
provinsi.

Republik
Kesatuan.



Monarki Konstitusional.
Kesatuan dengan 23
daerah (region).


Republik
39



3.


4.







5.



6.
pemerintahan

Sistem
pemerintahan

Eksekutif







Legislatif/
Parlemen


Yudikatif


Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara dan kepala
pemeritahan dipilih
langsung oleh rakyat.




Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota DPR
dan DPD menjadi
anggota MPR.
Mahkamah Agung, badan
peradilan di bawahnya,
dan Mahkamah
Konstitusi.


Parlementer untuk masa
jabatan 5 tahun.

Monarki konstitusional.
Ratu/raja sebagai kepala
negara dan perdana mentri
sebagai kepala
pemerintahan



Bikameral terdiri atas
Majelis Tinggi (House of
Lord) dan Majelis Rendah
(House of Commons).
Supreme Courts of
England, Wales and
Northern Ireland;
Scotlands Court of
Session and Court of the
Justiciary..



Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara dipilih langsung
oleh rakyat, sedangkan
perdana mentri
diusulkan mayoritas
Majelis Nasional dan
diangkat presiden.

Bikameral, yaitu Senat
dan Majelis Nasional
(national Assembly).

Supreme Court of
Appeals, Constitutional
Council, Council of
State..



d. Perbandingan Sistem Pemerintahan I ndonesia dengan Negara di Kawasan Asia

No Kategori Indonesia India China
1.



2.


3.


4.








5.






Bentuk
negara


Bentuk
pemerintahan

Sistem
pemerintahan

Eksekutif








Legislatif/
Parlemen





Kesatuan dengan otonomi
luas mempunyai 33
provinsi.

Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara dan kepala
pemeritahan dipilih
langsung oleh rakyat.





Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota DPR
dan DPD menjadi
anggota MPR.



Federal dengan 26 negara
bagian dan 7 kesatuan
teritorial.

Republik


Parlementer untuk masa
jabatan 5 tahun.

Presiden sebagai kepala
negara dan perdana mentri
sebgai kepala pemeritahan.
Presiden dipilih oleh
anggota parlemen. Perdana
menteri dipilih oleh
mayoritas anggota
parlemen.

Bikameral, yaitu Dewan
Negara (Rajya Sabha) dan
Majelis Rakyat (Lok
Sabha).



Kesatuan dengan 23
provinsi.


Republik


Presidensial dengan
sistem komunis.

Presiden sebagai kepala
negara. Presiden dan
wakil dipilih oleh
Kongres Rakyat
Nasional (National
Peoples Congress).



Unikameral, yaitu
National Peoples
Congress atau Quanquo
Renmin Daibiao Dahui
untuk masa 5 tahun.


40

6. Yudikatif Mahkamah Agung, badan
peradilan di bawahnya,
dan Mahkamah
Konstitusi.
Supreme Court.

Supreme Peoples Court,
Local Peoples Courts,
Special Peoples Courts.

e. Perbandingan Sistem Pemerintahan I ndonesia dengan Negara di Kawasan Asia Pasifik

No Kategori Indonesia Australia Brunai Darussalam
1.







2.


3.



4.





5.





6.
Bentuk
negara






Bentuk
pemerintahan

Sistem
pemerintahan


Eksekutif





Legislatif/
Parlemen




Yudikatif
Kesatuan dengan otonomi
luas mempunyai 33
provinsi.





Republik


Presidensial untuk masa
jabatan 5 tahun.


Presiden sebagai kepala
negara dan kepala
pemeritahan dipilih
langsung oleh rakyat.


Bikameral, yaitu DPR
dan DPD. Anggota DPR
dan DPD menjadi
anggota MPR.


Mahkamah Agung, badan
peradilan di bawahnya,
dan Mahkamah
Konstitusi.
Federal dan termasuk
negara persemakmuran
Inggris (Commonwealth)
yang terdiri atas 6 negara
bagian dan 10 teritorial.
Republik


Parlementer.


Kepala Negara adalah Ratu
Inggris. Kepala Pemerinta-
han adalah Perdana Mentri

Bikameral, terdiri atas
Majelis Tinggi (Senat) dan
Majelis Rendah (The
House of Representative).


Supreme Court..

Kesatuan.







Monarki


Constitutional
Sultanate.


Sultan adalah kepala
negara sekaligus kepala
pemerintahan. Tidak ada
pemilihan, tetapi
berdasarkan keturunan.

Unikameral, yaitu
Legislative Council or
Majelis Masyuarat
Negeri sebagai lembaga
konsultatif.

Statement.




Glosarium

Amandemen : Perubahan sesuatu dalam dokumen yang dilakukan dengan cara
menambahkan,mengganti atau menghilangkan bagian tertentu atau
penambahan pada bagian yang telah ada,perubahan terhadap Undang-
undang dasar
Eksekutif : kekuasaan/lembaga negara yang menjalankan Undang-undang
Presidensial : sistem pemerintahan dimana pertanggungjawaban berada pada presiden
Legislatif : suatu badan/lambaga yang mempunyai tugas legislasi,pengawasan dan
membentuk/menyusun Undang-undang
Parlementer : sistem pemerintahan dimana pertanggungjawaban berada pada menteri
Parlemen : Badan Perwakilan,Badan Legislatif
41

Yudikatif : kekuasaan atau lembaga negara yang mengawasi pelaksanaan undang-
undang.
Otoriter : berkuasa secara mutlak,absolut,/ sewenang-wenang
Trias Politika : Teori pembagian kekuasaan negara menjadi tiga kekuasaan besar,yaitu
kekuasaan legislatif,eksekutif,dan yudikatif.
Bikameral : sistem parlemen yang terdiri atas dua bagian,misalnya parlemen
Indonesia terdiri atas DPR dan DPD
Oposisi : Kelompok yang memiliki kebijakan yang bertentangan dengan
kebijakan kelompok yang memerintah/berkuasa.
Sistem : Kesatuan unsur atau bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan atau
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Senat : Badan Perwakilan Rakyat yang mewakili negara bagian
Konstituante : Badan pembentuk Undang-undang Dasar
Konstitusi : Undang-undang Dasar suatu negara
Multi partai : Suatu sistem kepartaian yang menganut banyak partai
Koalisi : Kerjasama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara
dalam parlemen
Kabinet : Badan atau dewan pemerintahan yang terdiri dari para menteri.
Koalisi : Kerjasama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara
dalam parlemen
Kabinet : Badan atau dewan pemerintahan yang terdiri dari para menteri.
Reformasi : aliran dalam sosialisme yang mempergunakan cara-cara lunak dalam
usahanya mencapai perbaikan susunan masyarakat.
Aristokrasi : pemerintahan oleh beberapa orang untuk kepentingan rakyat banyak
Diktator : kepala pemerintahan yang berkuasa secara mutlak,umumnya diperoleh
melalui cara-cara yang tidak demokratis
Oligarki : pemerintahan oleh beberapa orang untuk kepentingan sendiri dan
kelompok
Proletar : kaum yang melarat,kaum miskin atau kaum buruh yang bekerja di pabrik
Supremasi : keunggulan tertingi atau teratas
Feodal : susunan masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan yang
umumnya memiliki tanah dan harta yang besar
Rasionalisme : paham yang memeriksa segala hal yang penting-penting yang
bersumber pada otak.
Tirani : pemerintahan satu orang untuk dirinya sendiri
Chech and balance : pengawasan dan perimbangan,suatu mekanisme untuk saling
mengawasi antar lembaga melalui perimbangan kekuasaan.


Ringkasan Materi










Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara yang bekerja dan
berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara.Lembaga-lambaga negara dalam suatu sistem politik meliputi 4 institusi pokok,yaitu
eksekutif,birokratif,legislatif,dan yudikatif.Selain itu terdapat lembaga/unsur lain,seperti
parlemen,pemilu,dan dewan menteri.

Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern dapat dibagi dua,yaitu Presidensial dan dan
Ministrial ( parlemen ).Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer dadasarkan
pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.


42



























Tugas.
1.Berikan penjelasan,bagaimana pengaruh suatu sistem pemerintahan yang dianut oleh
suatu negara terhadap negara lain !Berikan contohnya !
Penjelasan ..
..
..
No. Contoh negara Uraian singkat
1.
2.
3.

2. Berikan tanggapan mengapa sistem pemerintahan presidensial di negara RI tidak me-
nerapkan teori trias politika Montesquieu secara murni ?

Latihan Uji Kompetensi

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Suatu sistem adalah satu kesatuan bagian atau unsur-unsur yang satu kesatuannya saling .
a.bergabung d.terpisah
b.bersatu e.bersamaan
c.berkaitan.
2. Pemerintah dalam arti sempit yaitu mencakup .
a.MPR,Presiden dan Menteri
Dalam sistem parlementer,badan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari
legislatif.Sebaliknya,apabila badan eksekutif berada di luar pengawasan legislatif maka sistem
pemerintahannya adalah presidensial.

Ciri utama sistem pemerintahan parlementer adalah kekuasaan legislatif lebih kuat dari pada
kekuasaan eksekutif dan kedudukan kepala negaranya (raja,ratu,pangeran,atau kaisar)hanya
sebagai lambang atau simbul yang tidak dapat diganggu gugat.
Sedangkan ciri yang menonjol pada sistem presidensial adalah antara lain dikepalai oleh
seorang presiden dan presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.Oleh karena itu antara
DPR dan Presiden tidak dapat saling menjatuhkan /membubarkan.

Sistem pemerintahan negara Indonesia sebelum diadakan amandemen terhadap UUD 1945
secara eksplisit tercantum dalam penjelasan UUD 1945.Amandemen terhadap UUD 1945 telah
banyak membawa perubahan mendasar terhadap ketatanegaraan ,sistem politik,hukum,hak
asasi,pertahanan keamanan dan sebagainya.Jika dibandingkan dengan sistem pemerintahan di
negara lain,sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah pemerintahan yang cendrung
stabil,programnya lancar dan tidak terjadi krisis kabinet.

Sistem pemerintahan suatu negara memiliki pengaruh bagi sistem pemerintahan negara
lain.Negara mengadopsi sistem pemerintahan suatu negara dan disesuaikan dengan kondisi
negara yang bersangkutan.Para penyelenggara negara aling mengadakan kunjungan untuk
mempelajari sistem pemerintahan negara.
Sistem pemerintahan pada suatu negara berbeda dengan sistem pemerintahan yang dijalankan
di negara lain.Namun terdapat pula beberapa persamaan antar sistem pemerintahan negara itu.

43

b.MPR,DPR dan Presiden
c.Presiden dan wakil Presiden
d.Presiden,Wapres dan Menteri
e.Presiden,DPR,dan Wapres
3. Pada sistem pemerintahan parlementer,hubungan antara eksekutif dan legislatif
cendrung ..
a.kurang baik d.saling curiga
b.tidak harmonis e.sangat erat
c.sangat harmonis
4. Dalam sistem parlementer,kepala pemerintahan dipegang oleh .
a.perdana mentri d.kabinet
b.presiden e.raja/ratu
c.kanselir
5. Sistem pemerintahan yang berada disuatu negara dipergunakan sebagai alat ....
kecuali :
a.mencapai kesejahteraan d.mendapatkan kekuasaan
b.terciptanya keamanan e.mencapai keadilan
c.mencapai tujuan organisasi negara.
6. Sistem pemerintahan suatu negara dengan negara lain berbeda.Hal ini disebabkan
karena ..
a..wilayah yang berbeda d.tujuan negaranya
b.kondisi geografis yang berbeda e.sejarah dan idiologi yang berbeda
c.masyarakat yang berbeda.
7. Sistem pemisahan kekuasaan diperkenalkan oleh ..
a.Jhan Locke d.Thomas Hobbes
b.Montesquieu e.Frederich Julius Stahl
c.J.J.Rouseau
8. Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan artinya .
a.kekuasaan yang satu dengan yang lainnya tidak ada hubungan.
b.pemerintahannya melaksanakan tugas eksekutif saja.
c.masih terdapat hubungan antra lembaga-lembaga negara yang ada.
d.kekuasaan yang satu dengan lainnya tidak boleh salng mempengaruhi.
e.kekuasaan hanya mil;ik orang-orang yang berkuasa.
9. Tidak ada suatu sistem pemerintahan negara yang sempurna.Oleh karena itu kita
Harus ..
a.berpedoman pada negara-negara yang sudah maju
b.melihat kelebihan dan kelemahan kedua sistem itu
c.sejarah ketatanegaraan yang sesuai dengan UUD
d.melihat keberhasilan dari negara lain
e.mencari dan menentukan sendiri sesuai dengan kepribadian sendiri.
10. Ciri sistem pemerintahan presidensial adalah .
a.kabinet bertanggung jawab kepada parlemen
b.kabinet bertanggung jawab kepada presiden
c.menteri diangkat dan diberhentikan oleh parlemen
d.parlemen mempunyai kekuasaan membuat UU
e.parlemen sebagai kepala pemerintahan.
11. Ketentuan di dalam Undang-undang dasar negara RI 1945 yang dijadikan dasar
pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial yaitu .
a.pasal 4 dan pasal 13 UUD 1945
b.pasal 4 dan pasal 14 UUD 1945
44

c.pasal 4 dan pasal 15 UUD 1945
d.pasal 4 dan pasal 16 UUD 1945
e.pasal 4 dan pasal 17 UUD 1945.
12. Induk sistem pemerintahan yang ada di dunia adalah berikut ini,kecuali .
a.sistem pemerintahan parlementer
b.sistem pemerintahan presidensial
c.sistem pemerintahan komunis
d.sistem pemerintahan autokrasi
e.sistem pemerintahan republik.
13. Yang disebut sebagai mother of parliaments adalah negara .
a.Amerika Serikat d.Mesir
b.Brasil e.Jerman
c. Inggris.
14. Negara yang memiliki kesamaan dengan Indonesia dalam kekuasaan badan ekse
kutifnya adalah .
a.Inggris dan Prancis d.Australia dan Brunai Darussalam
b. Aprika Selatan dan Mesir e.Amerika Serikat dan Brasil
c. India dan Cina
15. Lembaga yang mempunyai kekuasaan membentuk UU adalah .
a.eksekutif d.presiden
b.legislatif e.yudikatif
c.Mahkamah Agung
16. Berikut ini yang termasuk kelemahan sistem pemerintahan presidensial adalah
a.kabinet dapat mengendalikan parlemen
b.legislatif bukan tempat kaderisasi jabatan eksekutif
c.masa jabatan eksekutif lebih jelas
d.presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen
e.sistem tanggung jawabnya kurang jelas
17. Di negara Perancis,penerapan sistem parlementernya agak berbeda dengan negara
lain terutama karena ..
a.perdana menteri berkuasa selama 7 tahun
b.presiden sebagai kepala negara turun temurun
c.presiden memegang jabatan selama 2 periode
d.seluruh menteri dan perlemen dari partai yang sama
e.kepala negara dipilih langsung oleh rakyat
18. Berikut ini adalah kekuasaan Perdana Menteri di Inggris yang diangap memiliki ke-
kuasaan cukup besar, kecuali .
a.memimpin kabinet dari anggotanya
b.membimbing majelis rendah
c.menjadi penghubung dengan raja
d.memimpin partai yang mayoritas
e.melakuakn perundingan dengan negara lain.
19. Dalam sistem presidensial,yang menyelenggarakan pemerintahan dalam arti yang
sebenarnya adalah .
a.presiden bersama dengan DPR
b.presiden dan menteri-menterinya
c.presiden dengan wakil presiden
d.kepala negara dengan menteri
e.presiden dengan perdana menteri.
20. Salah satu kelemahan yang menonjol dari sistem pemerintahan parlementer ada-
45

lah ..
a.sering terjadi krisis kabinet
b.program pemerintah cendrung terhambat
c.berpengruhnya pengawasan DPR
d.kabinet dapat dijatuhkan kapan saja
e.pemerintahan cenderung labil
21.Pencantuman sistem pemerintahan negara RI sebelum amandemen UUD 1945,terdapat
dalam.
a.pembukaan UUD 1945 alenia II
b.penjelasan umum UUD 1945
c.pembukaan UUD 1945 alinea IV
d.peraturan peralihan UUD 1945
e.batang tubuh UUD 1945 pasal 4-15.
22. Kelemahan terbesar pelaksanaan sistem pemerintahan masa orde Baru adalah .
A.tumbuh suburnya praktik KKN
B.kebutuhan pokok sulit didapat
C.ditinggalkannya pembangunan pisik
D.usaha tidak didukung keamanan
E.para pejabatnya tidak profesional
23. Penerapan sistem pemerintahan suatu negara dapat dipengaruhi oleh hal-hal beri-
kut kecuali :
a.idiologi negara
b.paksaan dari negara lain
c.latar belakang sejarah yang dialami oleh negara yang bersangkutan
d.pengaruh dari sistem pemerintahan negara lain
e.situasi dan kondisi negara yang bersangkutan.

B. Essay
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1.Jelaskan pengertian sistem pemerintahan !
2.Jelaskan perbedaan antara sistem pemerintahan presidensial dengan sistem pemerintah-
an parlementer !
3.Sebutkan tiga ciri utama negara yang menerapkan sistem pemerintahan Presidensial !
4.Menurut pendapat anda apa langkah-langkah yang paling mungkin dilaksanakan peme-
rintah Indonesia dalam rangka melaksanakan pemerintahan yang efektif dan efesien !
5.Sebutkan masing-masing tiga kelebihan dan kelemahan dalam penerapan sistem peme-
rintahan presidensial menurut pengamatan anda !


--- Selamat bekerja semoga sukses ---









46







MODUL
















Standar Kompetensi :
3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Kompetensi Dasar :

3.1 Mendeskripsikan pengertian, fungsi dan peran serta perkembangan pers di Indonesi

3.2 Menganalisis pers yang bebas & bertanggung jawab sesuai dengan kode Etik jurnalistik
dalam masyarakat demokratis di Indonesia

: 3.3 Mengevaluasi pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa
dalam masyarakat demokratis di Indonesia




3
47

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan 1 : Mendeskripsikan pengertian, fungsi, dan peranserta perkembangan pers di Indonesia.

1. Tujuan : Setelah kalian mempelajari kegiatan satu ini,kalian diharapkan dapat :
- menyebutkan pengertian pers menurut UU No. 40 Tahun 1999
- menguraikan 3 peranan pers dalam menumbuhkan kehidupan masyarakat yang demokratis
- menjelaskan 2 fungsi pers menurut UU No.40 Tahun 1999
- menguraikan sejarah perkembangan Pers di dunia
- membedakan Acta senatus dan acta diurna dalam pers di jaman Romawi
- menguraikan peranan pers secara garis besarnya sejak Indonesia merdeka sampai masa reformasi.

Untuk lebih jelasnya,pembahasan bab ini terangkum dalam peta konsep berikut :


Pengertian pers





`




`




Peranan Pers dalam
Masyarakat
Demokratis


















Perkembangan
Pers di Indonesia
& dunia
Peranan,kedudukan &
funfsi Pers dlm masy
demokrasi
Pers yg bebas &
bertanggung jawab
Kode etik Jurnalistik
dan Wartawan
Indonesia
Penyalahgunaan
kebebasan pers
Upaya pemerintah dlm
mengatasi penyalahgunaan
kebebasan pers
Pemanfaatan media
komunikasi dlam
penyampaian berita
48

2. Materi Pokok
Pengertian pers menurut UU No.40 tahun 1999
Peranan pers
Fungsi pers menurut UU No.40 tahun 1999
Sejarah singkat perkembangan pers di dunia
Acta senatus dan Acta diurna jaman Romawi
Peranan pers di Indonesia sejak jaman kemerdekaan sampai jaman reformasi

3. Uraian Materi

A. Pers

1) Pengertian Pers
Secara etimologis, kata pers (Belanda), atau press (Inggris) atau presse (Perancis) berasal
dari bahasa latin pressare dari kata premere yang berarti tekan atau cetak.
Secara terminologi, pers berarti media massa cetak (dalam bahasa Inggirisnya : printed
media atau printing press atau press)
Istilah pers telah dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu jenis media massa atau
media komunikasi massa. Istilah pers juga sudah lazim diartikan sebagai surat kabar atau
koran, majalah, tabloid, buletin, brosur, pamflet, leaflet diartikan dalam arti sempit dan
dalam arti luasnya ditambahkan media elektronika : radio, televisi, internet, hand pone,
film, slide.
Beberapa tokoh menyampaikan pengertian tentang pers diantaranya :
Weiner : pers adalah wartawan cetak, media cetak, publisitas, peliputan berita, mesin
cetak, naik cetak.
Oemar Seno Adji : pers dibagi dalam arti sempit dan arti luas.

Dalam arti sempit pers berarti : penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita
dengan kata secara tertulis (hasil media cetak).
Dalam arti luas pers berarti : semua media massa komunikasi yang memancarkan pikiran
dan perasaan seseorang baik lisan maupun tertulis (media cetak dan elektonika).
Berdasarkan ilmu komunikasi, pengertian pers seperti berikut :
1. usaha percetakan atau penerbitan,
2. usaha pengumpulan dan penyiaran berita,
3. penyiaran berita melalui media : surat kabar, majalah, radio, televisi
4. orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita.

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam pemahaman terhadap pers, maka perlu
adanya pembatasan beberapa istilah disekitar pers. Berdasarkan Bab I pada Ketentuan
Umum pasal 1 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Yang dimaksud dengan:

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta
data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronika dan segala jenis saluran yang tersedia




49

2) Peranan Pers

Dalam kehidupan yang demokratis pers berperanan untuk menumbuhkan :
1. pertanggungjawaban kepada rakyat terjamin,
2. sistem penyelenggaraan negara yang transparan dapat berfungsi,serta
3. keadilan dan kebenaran dapat terwujud.
Di dalam UU No.40 tahun 1999 tentang pers disebutkan bahwa pers nasional
melaksanakan peran sebagai berikut :
1.Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
2.Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi,mendorong terwujudnya supremasi hukum dan
hak- hak asasi manusia serta menghormati kebinekaan.
3.Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,akurat dan benar.
4.Melakukan pengawasan,kritik,koreksi,dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5.Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Pers nasional juga berperan ikut menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

Pers juga melakukan kontrol sosial hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan baik korupsi, kolusi, nepotisme maupun penyimpangan dan
penyelewengan lainnya
Dalam melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak
azasi setiap orang, karena itu dituntut pers yang profesional dan terbuka dan dikontrol
oleh masyarakat

3) Fungsi Pers

Fungsi Pers menurut pasal 3 UU. No. 40 Tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1. Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial
2. Sebagai lembaga ekonomi
Sebagai media informasi : pers menyuguhkan berbagai informasi untuk konsumsi
masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi secara cepat
Sebagai media pendidikan : pers memuat berbagai tulisan yang mengandung
pengetahuan, informasi ilmiah, opini sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan
wawasannya.
Sebagai media hiburan : pers memuat berbagai artikel, cerita dan informasi tentang
berbagai hiburan, seperti cerpen, cerita bersambung, cerita bergambar, ulasan tentang
kesenian, kebudayaan, karikatur, teka teki silang yang mampu menciptakan rasa senang.
Sebagai media kontrol sosial : pers dapat melakukan kontrol sosial berupa :
1. social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan),
2. social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat),
3. social suport (dukungan rakyat terhadap pemerintah),
4. social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan tindakan pemerintah).
Sedangkan sebagai lembaga ekonomi artinya pers itu memiliki nilai jual,semakin
tinggi kualitas pemberitaan semakin tinggi pula nilai jualnya.Untuk itu pers dapat
memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar untuk komuditas pemberitaan.Sebagai suatu
50

contoh pemberitaan tsunami di Aceh,lumpur lapindo di Porong Siduarjo,dan kejadian
alam lainnya dapat membawa keuntungan besar bagi perusahaan pers.
4) Sejarah Pers
Pada zaman pemerintahan Cayus Julius Caesar (100 44 SM) di negara Romawi, pada
suatu saat Dewan Senat mengeluarkan undang-undang hasil rapat Senat, mengingat
jumlah rakyat demikian banyaknya dan perlu mengetahui informasi dari hasil rapat Senat
maka dipancangkan beberapa papan tulis putih di depan Gedung Dewan Senat dan di
lapangan terbuka di tempat keramaian rakyat berkumpul, untuk tempat pengumuman-
pengumuman resmi. Papan-papan itu menurut isinya dapat dibedakan atas dua macam
yaitu
1. Acta Senatus yang memuat laporan-laporan singkat tentang sidang-sidang Senat dan
hasil-hasil keputusannya. Ada anggapan bahwa hasil sidang Dewan Senat yang berupa
undang-undang atau keputusan baru dianggap resmi setelah diumumkan dalam Acta
Senatus.
2. Acta Diurna Populi Romawi berisikan keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat
dan berita-berita lainnya. Acta diurna merupakan alat propaganda pemerintah Romawi
yang memuat berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu diketahui oleh
rakyat menurut penilaian pemerintah Romawi

Pada zaman Romawi untuk pertama kalinya dikenal adanya para wartawan yang terdiri
dari para budak belian yang oleh pemilik budak diberi tugas mengumpulkan informasi-informasi,
berita-berita dan bahkan juga menghadiri sidang-sidang Senat dan melaporkan semua hasilnya
dengan secara lisan maupun secara tertulis. Kalau pemilik budak ini sedang bertugas atau
bepergian di daerah, budak ini selalu mengusahakan dan mengirim berita-berita yang terjadi di
kota Roma, maksudnya agar Tuannya selalu dapat mengikuti berita atau kejadian-kejadian di
kota Roma. Demikian pula halnya dengan pemilik budak yang sedang bertugas di kota Roma,
mempunyai petugas-petugas berupa budak-budak di daerah-daerah yang bertugas mengirimkan
berita-berita dan kejadian-kejadian yang terjadi di daerah. Banyak di antara budak-budak atau
orang-orang yang diberi tugas sebagai pengumpul berita yang selanjutnya mereka bekerja sama
saling memberi informasi tentang berita yang diperolehnya dan untuk selanjutnya melaporkannya
kepada yang memberi tugas.
Nafsu untuk mendapatkan kekuasaan, kekayaan, dan pengetahuan agar dapat melebihi
orang lain, menimbulkan keinginan untuk mengetahui semua peristiwa-peristiwa yang terjadi di
segala penjuru dunia. Niccolo Macchiavelli dalam masa pembuangannya di suatu desa terpencil
di Italia, supaya dia dapat selalu mengikuti perkembangan-perkembangan politik, dia selalu
berkirim surat kepada teman-temannya yang berada di Romawi, tetapi dia tidaklah puas dengan
hanya isi surat tersebut, untuk itu Niccolo Macchiavelli kemudian menghubungi dan berbicara
dengan para musafir-musafir yang menginap di losmen-losmen untuk menanyakan berita-berita
dari kota-kota, dari desa-desa dan negara-negara mereka dan berita-berita selama dalam
perjalanan, dari musafir inilah dia memperoleh berita-berita tentang berbagai peristiwa yang
dilihat, didengar dan dialaminya sendiri oleh para musafir disepenjang perjalanannya, kecepatan
tersiarnya berita dari musafir ini sangat pesat sekali, karena jalan umum yang mereka lalui sangat
ramai sehingga berita-berita yang disampaikan dari mulut kemulut dan diceritakan oleh seorang
musafir yang baru datang dan menginap di losmen juga sempat didengar oleh musafir lainya,
sehingga penyebaran berita sangat cepat dan meluas. Orang-orang Romawi yakin bahwa
penyebaran-penyebaran berita itu dilakukan dengan pertolongan salah satu dewa mereka yang
mereka namakan Fama. Berita yang dibawa oleh para musafir kebanyakan merupakan berita
bualannya saja, tetapi dengan bualannya ini dapat merangsang saraf sehinga rakyat merasa
bangga karena mereka yakin telah memperoleh berita penting yang luar biasa. Musafir pembual
merupakan asal muasal surat kabar sensasional.
51

Perkembangan pers di Indonesia

1. Sejarah pers Indonesia pada Masa penjajahan samapi Masa Orde Baru
Sejarah perkembangan pers di Indonesia dapat digolongkan kedalam tiga katagori, yaitu
sejarah pers nasional, sejarah pers kolonial dan sejarah pers Cina.

Pers Nasional adalah surat kabar-surat kabar dan majalah-majalah yang diterbitkan dalam
bahasa Indonesia dan daerah. Bahkan ada juga yang diterbitkan dalam bahasa Belanda, yang
ditujukan terutama bagi bangsa Indonesia. Pers nasional ini diusahakan oleh orang-orang
Indonesia, terutama oleh kaum pergerakan (perintis kemerdekaan ) yang bertujuan untuk
memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia dimasa penjajahan.

Pers Kolonial diusahakan oleh orang-orang Belanda berupa surat kabar-surat kabar atau
majalah-majalah dalam bahasa Belanda, bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Tujuannya
adalah untuk membela kepentingan kaum kolonialis Belanda. Disamping itu, pers kolonial
membantu usaha-usaha pemerintah Hindia Belanda dan ada kalanya mengkritik pemerintah,
jika tindakan pemerintah merugikan para pemodal dan kaum kapitalis Belanda.

Pers Cina adalah surat kabar-surat kabar atau majalah-majalah yang diterbitkan oleh
golongan penduduk Cina, dalam bahasa Cina, Bahasa Indonesia dan bahasa Belanda.
Jadi, keadaan pers di Indonesia pada masa penjajahan ditentukan oleh keadaan masyarakat
dimana ketiga golongan penduduk tersebut. Pers pada masa penjajahan ditujukan bagi
kepentingan yang menguntungkan bagi golongannya.

a. Pers di Awal Pertumbuhan
Sejarah pers kolonial tampaknya sama tuanya dengan bercokolnya penjajahan
kolonial itu sendiri. Pada tahun 1615 atas perintah gubernur jendral Jan Pieterzoon Coen,
diterbitkan Memories der Nouvelles yang ditulis dengan tangan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa surat kabar pertama di Indonesia diterbitkan oleh VOC. Pada awal
pertumbuhannya mesin cetak dioperasikan dengan tangan.
Pada tanggal 14 maret 1688, mesin cetak pertama tiba di Indonesia dari negeri
Belanda. Atas instruksi pemerintah Belanda diterbitkan surat kabar cetak, pada nomor
pertama ini dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan
Makasar. Setelah surat kabar yang pertama tersebut, kemudian terbitlah surat kabar-surat
kabar yang diusahakan oleh para pemilik percetakan di beberapa tempat lain di Jawa.
Surat kabar-surat kabar itu dapat dikatakan lebih berbentuk koran-koran iklan. Karena
dikhawatirkan akan dapat dimanfaatkan oleh pesaing-pesaing dagang VOC surat kabar
pertama ini ditutup pada tanggal 20 Juni 1746. Akan tetapi beberapa tahun kemudian
muncul Bataviasche Koloniale Ckourant pada tahun 1810 di Jakarta Surabaya dan
Semarang.
Pada tahun 1770 muncul surat kabar kedua bernama vendu Nieuws, Surat kabar
itupun dihentikan pada tahun 1809 pada masa pemerintahan Herman willem Daendles.
Pada tahun 1831 muncul surat kabar swasta pertama. Keterlambatan surat kabar swasta ini
disebabkan oleh beberapa factor, yaitu sebagai berikut:
1. Tidak adanya tenaga terampil
2. Sulitnya mendapatkan alat untuk membuat huruf timah
3. Sedikitnya anak-anak pribumi yang berpendidikan
Namun demikian sebelum tahun 1856 tidak kurang dari 16 surat kabar telah muncul di
Hindia Belanda.
52

Sepuluh surat kabar dimiliki swasta, lima penerbitan berkala dan beberapa surat kabar
ditangani oleh misionaris seperti Bianglala pada tahun 1884 di Batavia (Jakarta )

b. Masa pergerakan dan Revolusi
Pemenintah kolonial dengan kesewenangannya, sangat mematikan dunia pers saat
itu. Banyak surat kabar yang muncul untuk selanjutnya di bredel karena membahayakan
kondisi pemerintahan colonial.
Namun walau pengawasan dan sensor yang ketat justru membangkitkan semangat
juang kaum jurnalis pribumi untuk turut menggerakkan roda pers sebagai alat perjuangan.
Menjelang awal 1870-an, pers dalam bahasa anak negeri telah meneguhkan
pikirannya di kota-kota penting di Jawa dan luar Jawa. Surat kabar Bromartani,
merupakan surat kabar berbahasa Jawa pertama, terbit di Surakarta degan peluncuran
pertama tanggal 25 Januari 1858.Peran editor Indo asst itu sangat penting dalam
mengelola surat kabar dan menggunakannya sebagai agen perubahan sosial.
Sejak tumbuhnya beberapa surat kabar di bumi Nusantara, muncul pula beberapa
wadah persatuan wartawan seperti Indische Joornalisten Bond (1919 ) dan perkumpulan
kaoem Jounalist (1931 ) lima bulan setelah kantor berita Antara berdiri.
Pada masa pendudukan Jepang , pers baik radio, suat kabar maupun kantor berita
dikuasai Jepang kecuali beberapa surat kabar primumi dibawah control ketat melalui
Undang-Undang penguasa (Osamu Sairi) No 16 tentang pengawasan badan-badan
pengumuman dan penerangan serta pemilikan pengumuman dan penerangaan.
Era Junalistik Modern pertama kali ditegakkan oleh M.R Tirto Adhi Soeryo,
pemimpin redaksi Soenda Berita. Beliau mendirikan perusahaan pers dan majalah
mingguan Medan prijaji pada tahun 1910, yang merupakan surat kabar harian dengan
jurnalistik politik. Kemudian bermunculan lagi surat kabar lainnya, seperti Sarotomo yang
terbit dua kali seminggu dan berubah menjadi pewarta Oemoem dengan membawa suara
partai Indonesia Raja (parindra), penggugah sebagai surat kabar Organisasi Indische
partij. Ada pula suara kaoem boeroeh di poerworejo tahun 1921 dan Rakyat Bergerak di
Yogjakarta tahun 1923 Umumnya penerbitan tersebut dikelola pemerintah Belanda dan
keturunan Cina yang kuat secara ekonomi Sensor mulai berlaku pers freidel Ordonantie
tahun 1931 dan Haatzaai Antikelen terhadap pers yang anti kolonial.
Pers pada jaman kolonialisme sifat komunikasinya satu arah. Yaitu menyajikan
informasi luar dan membuka argumentasi tanpa membuka jalan partisipasi yang berwujud
demokrasi. Sedangkan pada jaman perjuangan pers berjuang dan berperan penting dalam
menyebarluaskan semangat revolusi Indonesia keseluruh dunia sehingga bangsa Indonesia
memperoleh pengakuan kemerdekaan dari Negara perusahaan surat kabar (penerbit )
tanggal 8 juni 1946 .
Berlakunya UUDS tahun 1950 memulai era demokrasi liberal yang diwarnai dengan
kebebasan pers. Kebebasan pers benar-benar berperan dalam pembentukan pranata sosial
saat itu. Hanya saja pers lemah dalam permodalan. Namun kebebasan pers
disalahgunakan untuk kepentingan golongan tertentu yang tidak bertanggung jawab.
Sebagian besar partai politik mempunyai surat kabar sendiri yang memperjuangkan
kepentingan golongannya. Pada tahun 1957 jumlah surat kabar mencapai 120 buah
dengan oplah 1.049500 perhari. Empat surat kabar yang beroplah tinggi antara lain :
1. Harian Rakyat (Organ (PKI)
2. Pedoman (PSI)
3. Suluh Indonesia ( PNI )
4. Abadi ( Masyumi )
Dalam perkembagannya kebebasan pers mulai dibelenggu, pemberangusan pers oleh
pemerintah penahanan terhadap wartawan , sampai pada penyitaan percetakan.
53

Puncaknya, kodam v Jakarta raya memberlakukan ketentuan Surat Ijin Terbit (SIT)
tanggal 1 Oktober 1957 yang mengawali era kematian pers Indonessia.
Era Demokrasi terpimpin diawali dengan dekrit presiden 5 Juli 1959 yang
menempatkan pers sebagai alat revolusi melalui ketetapan MPR Nomor 11 tahun 1960,
tentang penerangan massa. Melalui peraturan penguasa perang tertinggi Nomor 10/1960,
SIT diberlakukan secara terbatas dan ketat. Penerbit yang sudah ada diwajibkan
mengajukan permohonan SIT lagi.
Beberapa ketentuan yang diberlakukan antara lain :
a. Pers berbahasa Cina dilarang
b. Diarahkan kepada pemulihan berlakunya UUD 1945
c. Isi berita sesuai doktrin Manipol Usdek (Manifesto politik UUDS, Demokrasi ekonomi
terpimpin ) Akibat peraturan tersebut banyak institusi pers tutup, seperti :

Harian Abasi yang anti Komunis Jumlah surat kabar hanya 60 buah. Redaktur
Indonesia tahun 1956-1961, kantor berita antara, organisasi PWI dan SPS (serikat
perusahaan surat kabar ) dikuasai komunis. Pers yang semula bebas berubah menjadi alat
propaganda politik.Aktivis pers seperti B.M Diah, Adam Malik, Wonohito mencetuskan
Manifesi kebudayaan dan badan pendukung Soekarnoisme yang anti PKI yang kemudian
ditutup oleh Soekarno.
Pada ulang tahun PWI ke 19 Presiden Soekarno menegaskan kembali didalam
pidatonya Dalam suatu Revolusi tanggal 26 Maret 1965, bahwa :
Departemen penerangan mengeluarkan aturan tentang norma-norma pokok pengusahaan
pers berafiliasi ke dalam partai politik atau ormas. Begitu pula dengan munculnya surat
kabar Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha yang berafiliasi ke ABRI, dimasa ini politik
menjadi pasar pers dan pers ditentukan oleh manuver politik (menurut Daniel Dhakide).
Akibatnya beberapa surat kabar hilang dari peredaran, seperti Harian Rakyat, Bintang
Timoer dan Koran-koran komunis lainnya.

d. Pers di Masa Orde Baru
Di masa awal orde baru pers sempat menikmati kebebasannya. Muncul beberapa surat
kabar harian yang ditebitkan mahasiswa, antara lain surat kabar harian KAMI, API atau
Trisakti. UU No 11/1966, telah meletakkan kembali sendi-sendi kelembagaan pers
nasional sebagai pranata sosial yang melembaga di bawah idiologi Pancasila dan UUD
1945.
Berdasarkan ketetapan MPRS Nomor 32 tanggal 12 Desember 1966, pers mendapatkan
angin segar dari pemerintah, diantaranya sebagai berikut :
Pasal 4.
Pers nasional tidak dikenakan sensor dan pembredelan
Pasal 5.
Kebebasan pers sesuai dengan hak asasi warga Negara dan dijamin
Pasal 8.
Pendirian surat kabar tidak perlu SIT dari pemerintah,
Hanya saja kebebasan pers berlaku hinggaa 15 Januari 1975 Namun setelah itu terjadi
lagi berbagai tekanan, bahkan harian Abadi, Indonesia Raya, pedoman, pemuda Indonesia
di bredel untuk selamanya. Pers mahasiswa juga dibredel, pasca NKK/BKK (Normalisasi
kegiatan kampus/Badan koordinasi kampus). Hal itu dipicu oleh peristiwa Malari di
Jakarta (15 Januri 1974) dan di wilayah kampus lainnya, seperti Gelora Mahasiswa UGM,
almamater IPB, media IT, kampus ITB, dan Salemba UI.
Perumusan konsep pers Pancasila mulai dilakukan tanggal 7-8 Desember 1984 di
Solo, kemudian muncul istilah pers bebas yang bertanggung jawab. Namun demikian
54

pers sering dibredel dengan alasan meresahkan masyarakat dan menyinggung SARA
seperti Prioritas 1987, Monitor 1990, Tempo, editor, Detik 1994 dan simponi 1994.
Melalui UU No 21 tahun 1982, perhimpunan perusahaan periklanan Indonesia (P31)
dimasukkan kedalam keluarga besar pers Indonesia bersama PWI, SGPdan SPS. Ketika
peraturan menteri penerangan No. 10 tahun 1994 diberlakukan, sejak itu keluar aturan
tentang SIUPP. Terjadilah persaingan ketat pers secara bisnis. Peraturan pemerintah No.
20 Tahun 1994 membuka peluang modal asing masuk pers. Pers mulai terjebak antara
idealisme politik dan pragmatise ekonomi.

Pers Indonesia pada Masa Pasca-Orde Baru

Salah satu jasa pemerintahan presiden B.J Habibie pasca Orde Baru ialah pers yang bebas
pemerintahan Habibie mempunyai andil yang besar terhadap kebebasan pers. Sekalipun
barangkali kebebasan pers ikut merugikan posisinya dalam pemilihan presiden. Karena
kebebasannya seringkali pemberitaan diluar batas. Bila pers Orde baru ditandai dengan pers yang
tidak bebas dan bertanggungjawab, perss orde Habibie adalah pers yang bebas dan tidak
bertanggung jawab.

Situasi politik yang tidak menentu merupakan komuditas dari pers bahkan berita yang tidak
lazimpun kerap dimuat dalam pemberitaan., dengan segala efek sampingnya, sekarang ini pers
kita sedang menikmati bulan madu kebebasannya.

Pers diharapkan tidak terlena dan tetap eksis sebagai lembaga independent, yang memihak
kepada kebenaran. Boleh jadi sekali waktu pers bekerja menyukseskan program pemerintah atau
menyorot kebijakan pemerintah dengan kritis ataau sekedar mendampingi pemerintah. Ini berarti
pers harus membantu proses demokratisasi, yang berusaha memenuhi keinginan seluruh rakyat..

Pers Indonesia pada Masa Reformasi

Salah satu tonggak penting dalam sejarah bangsa Indonesia ialah terjadinya reformasi sejak
tahun 1998, yang ditandai dengan turunnya Soeharto sebagai Presiden RI. Kejatuhan Soeharto
membuka era baru bagi keterbukaan pers yang sebelumnya tidak pernah dinikmati. Yang menjadi
pertanyaan sekarang apakah reformasi, proses demokrasi dan kebebasan pers itu sudah berjalan
dengan baik, khususnya membawa kemajuan rakyat banyak.

Kebebasan pers di Indonesia ditandai dengan lahirnya UU No 40 tahun 1999 tentang pers.
Dengan adanya UU tersebut setiap orang boleh menerbitkan media massa tanpa harus meminta
ijin seperti sebelumnya. Pers tidak perlu takut kehilangan ijin jika melakukan kritik kepada
pemerintah. Diharapkan pers menjadi salah satu dari empat pilar demokrasi.

Namun setelah lima tahun, yang terjadi bukannya kebebasan pers yang bertanggung jawab, malah
lebih bersifat anarkis dibidang media massa. Pers Indonesia belum mampu menjadi pilar
demokrasi, malah menjadi sumber keresahan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan
karena kebebasan pers tidak didukung oleh profesionalitas yang tinggi sehingga sering terjadi
penyalahgunaan kebebasan dalam menjalankan tugasnya. Opini yang berkembang adalah pers
gosip, pornogarafi dan berita- berita yang tidak bertanggung jawab.
Karena itu kalangan DPR menilai perlunya meninjau kembali UU No 40 tahun 1999 dengan
memasukkan perijinan dan mekanisme pengawasan dalam penerbitan pers. Pada era reformasi
pers harus betul-betul mandiri bebas dan bertanggung jawab tanpa adanya interpensi dari
penguasa.
55

Secara garis besarnya perkembangan peranan pers di Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai pada masa reformasi dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pada tahun 1945-1950, peranan pers : sebagai alat mempertahankan kemerdekaan dan
patriotisme nasional
2. Pada tahun 1950-1959, peranan pers : sebagai pranata sosial masyarakat demokrasi yang
bebas sesuai dengan sistem liberal berdasarkan UUDS 1950
3. Pada tahun 1959-1965, peranan pers : sebagai alat propaganda politik ideologi Nasakom dan
alat revolusi, alat penggerak massa, pengawal revolusi, pers sosialis Pancasila
4. Tahun 1966-1998, peranan pers : sebagai pranata sosial yang melembaga di bawah ideologi
Pancasila dan UUD 1945
5. Tahun 1998-sekarang, peranan pers :
1) memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui,
2) menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak
azasi manusia, serta menghormati kebhinekaan,
3) mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar,
4) melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum,
5) memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Perkembangan pers di Lombok Timur

Pada saat sekarang ini, perkembangan pers di Lombok Timur sangat pesat, hal ini dapat
dilihat dari munculnya beberapa sarana informasi dan komunikasi, baik yang berbentuk media
cetak maupun elektronik.

Media cetak yang muncul dan menyebar di Lombok Timur bukan hanya media yang
berskala nasional tetapi juga bermunculan media-media lokal seperti Lensa, Duta Selaparang,
Bulettin Jendela yang menyuarakan pendidikan dan Gledek Post,. Media massa yang tersebut di
atas ada yang berbentuk Koran dan majalah. Sedangkan yang berbentuk elektronik seperti Radio
Idola Remaja, Televisi Selaparang (Selvi).

Media massa di Lombok Timur ada yang dikelola oleh pemerintah daerah seperti Selaparang
TV, Gema Bumi Selaparang, Bulettin Jendela oleh Dinas P dan K Lombok Timur. Sedangkan
yang diusahakan oleh swasta seperti Lensa, Gledek Post.

Di lihat dari fungsi dan peranan pers dalam kehidupan masyarakat Lombok Timur, media-
media tersebut telah menunjukkan komitmennya untuk melaksanakan tugas sebagai media
informasi. Keberadaan media massa ini telah memberikan makna bagi masyarakat Lombok
Timur yang resfonsif terhadap perkembangan dan kemajuan.

Media massa Lombok Timur telah memberikan andil yang cukup besar dalam upaya
membangun masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.

Namun demikian tidak jarang pula pers Lombok Timur memberikan kritik pedas terhadap
mengambil kebijakan, jika dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dianggap telah
menyimpang dari koridor dan garis aturan. Bagi masyarakat dan pemerintah pers dijadikan
sebagai mitra yang baik dalam usaha memenuhi keingin tahuan masyarakat akan perkembangan
dan kemajuan daerahnya.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pers yang bebas dan bertanggung jawab. Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur, setiap saat melakukan pembinaan dan pengawasan. Hal ini
56

dimaksudkan agar segala berita dan informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat benar-
benar sesuai dengan yang sebenarnya.

4. Tugas 1
I . Carilah sumber informasi lain dari buku,koran,majalah,internet,buletin dan
sebagainya,kemudian lakukan hal-hal berikut !
1,Rumuskan kembali pemahaman anda tentang perkembangan kehidupan pers di Indonesia
semenjak pra- kemerdekaan hingga sekarang ini !
2.Berikan penjelasan bagaimana peranan pers Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang !
3.Berikan sekurang-kurangnya 2 indikator yang mendasar antara peranan pers pada masa orde
lama dan orde baru !
4.Coba kalian identifikasikan kembali dalam bentuk apasajakah perubahan pers di Indonesia
pasca-rezim orde baru atau era reformasi dewasa ini ?
5.Diskusikan dengan temanmu apakah perkembangan pers saat ini memberikan dampak positif
bagi demokrasi ?
I I . Tugas Diskusi

Kamu telah mengetahui perkembangan pers pada masa pemerintahan presiden Soekarno,
Soeharto, Habibi, Gusdur dan Megawati. Sekarang diskusikan dengan kelompokmu
bagaimana kondisi pers nasional di bawah pemerintahan Susilo
BambangYudoyono.Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas !

UJI KOMPETENSI

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf (a, b, c, d atau e) di depan jawaban yang tepat !

1. Fungsi pers yang memuat tentang pengetahuan bagi pembaca, merupakan fungsi .
a. imformasi (impormation )
b. Pendidikan (education )
c. menghibur (entertaint )
d. kontrol sosial ( sosial control )
e. tanggung jawab sosial (sosial responsility )
2. Sesuai dengan pasal 3 UU No 40 tahun 1999 fungsi pers adalah sebagai media .
a. Pendidikan, ekonomi, politik dan control sosial
b. Imformasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial
c. Politik, pendidikan, hiburan, kontol sosial
d. Imformasi, pendidikan, hiburan, control sosial serta ekonomi
e. hiburan, pendidikan, politik, ekonomi dan kontrol sosial.
3. Pers Indonesia selain berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol
sosial juga sebagai lembaga.
a. politik d.swadaya masyarakat
b. seni e.budaya
c. ekonomi
4. Di bawah ini yang bukan merupakan tujuan pers sebagai kontrol sosial adalah.
a. Menjaga agar semua program pemerintah dapat di lakukan sebaik sebaiknya
b. Melindungi HAM dari tindakan yang di lakukan sewenang-wenang oleh siapapun
57

c. Melakukan control sosial terhasap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Badan
Administrasi
d. Mendukung pemerintah yang demokrasi sehingga tidak mengarah kepada
tiranisme dan nepotisme
e. Mewujudkan terciptanya keseejahteraan masyarakat secara keseluruhan baik material
maupun spiritual.
5. Media masa dapat menjadi ajang debat publik dan penyalur aspirasi masyarkat.
Dalam hal ini media masa dapat berfungsi sebagai saluran aspirasi .
a. dari bawah ke atas d,dari desa ke kota
b. dari atas ke bawah e.dari kota ke desa
c. dari pusat ke daerah
6. Sejarah pers Indoenesia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu:
a. pers colonial, pers Cina, pers nasional
b. pers Cina, pers nasional, pers masa pergerakan Jepang
c. peers masa revolusi fisik, pers masa demokrasi terpimpin
d. pers colonial, pers Cina, pers masa pergeakan
e. pers nasional, pers masa Orde Baru, pers masa reformasi
7. Beberapa harian yang terbit pada masa pergerakan antara lain terdapat di bawah ini, kecuali
a. Harian Fadjar Asia d.Harian Darmo Kando
b. Harian Sedio tomo e.Harian Suara Merdeka
c. Harian Utusan Hindia
8. Kantor Berita Nasional Antara berdiri pada tanggal
a. 17 Agustus 1945 d. 13 Desember 1937
b. 13 September 1937 e. 20 Mei 1908
c. 13 Oktober 1937
9. Salah satu keuntungan yang diperoleh pers nasional pada masa penjajahan Jepang
a. pemberi informasi kekpada mayaarakat
b. sebagai pendukung kemerdekaan Indonesia
c. rakyat mengetahui perkembangan Negara
d. mengajak rakyat berpikir kritis terhadap berita
e. menjadi sarana pemerintah Jepang untuk mensosialisasikan kebijakan
10. Baik pemerintah Orde Lama maupun Orde Baru sama sama memasung kehidupan pers
Hal ini terbukti pada:
a. dimejahijaukannya pers yang berseberangan dengan pemerintah pada masa Orde Lama
b. keharusan pers memperoleh Surat Izin Usaha penerbitan pers di masa Orde Baru
c. dilarangnya marei berita yang bermuatan pornogafi dan pornoaksi di masa Orde Lama
dan Orde baru
d. keharusan dunia pers menyatakan dukungan terhadap aksi G30S/PKI
e. tuntutan hokum terhadap pencemaran nama baik dalam pemberitaan pers
11. Salah satu kelebihan perlakuan pemerintah Orde Lama terhadap pers, dibandingkan
pemerintahan Orde Baru adalah ....
a. pemerintahan Orde Lama lebih tolerir terhadap pers
b. pemerintahan Orde Baru lebih tidak demokratis dibanding Orde Lama
c. pemerintahan Orde Lama lebih memilih jalur hokum untuk menindas pers
d. pemerintahan Orde Lama lebih sensitif terhadap berita yang mengandung unsur maker
12. Pada masa revolusi fisik lahir, dua organisasi yang mempunyai kedudukan penting dalam
sejarah pers Indonesia. Yaitu
a. PWI dan SPS d.SPS dan SJI
b. PWI dan AJI e.Antara dan SPS
c. Antera dan PWI
58

13. Salah satu peranan pers adalah untuk mengurangi kecenderungan pemerintah menutup-
nutupi segala sesuatu .Hal tersebut termasuk peranan pers sebagai
a. salauran informasi kepada masyarakat
b. saluran pembelajaran kepada masyarakat
c. saluran investigasi masalah publik
d. saluran debat publik
e. saluran program pendidikan
14. Perkembangan pers sempat ditekan oleh pemerintah penjajah Namun pada akhirnya pers
dapat menikmati kebebasan pada masa
a. revolusi fisik d.Orde Baru
b. demokrasi liberal e.Reformasi
c. demokrasi terpimpin
15. Kemunculan pers yang diibaratkan jamur di musim hujan terjadi pada awal masa
a. revolusi fisik d.Orde Baru
b. demokrasi liberal e.Reformasi
c. demokrasi terpimpin

II. Soal essay
1. Jelaskan pengertian pers dalam arti luas !
2. Jelaskan 4 fungsi pers !
3. Pada masa pergerakan sampai masa kemerdekan pers di Indonesia di bagi menjadi
beberapa golongan ? Jelaskan !
4. Sebutkan 3 faktor yang menyebabkan ketelambatan surat kabar swasta diawal
pertumbuhannya !
5. Kemukakan peranan pers berdasarkan pasal 6 UU Nomor 40 tahun 1999 !

























59

Kegiatan 2

Pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan kode etik jurnalistik dalam
Masyarakat Demokrasi di Indonesia.

1. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan 2 ini kalian diharapkan dapat :
- menguraikan pengertian kode etik jurnalistik
- menganalisis kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia
- menelaah beberapa contoh penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media yang ada
- mengemukakan beberapa upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers.

2. Materi Pokok
Pengertian kode etik jurnalistik
Kode etik jurnalistik
Beberapa contoh penyimpangan kode etik jurnalistik
Upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers

3. Uraian Materi

B. Pers Yang Bebas Bertanggung Jawab
Kebebasan pers merupakan hak setiap orang karena telah diatur dalam undang-undang dan
juga merupakan hak azasi manusia. Kebebasan pers setiap orang baik secara lisan maupun secara
tertulis harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan secara moral terhadap Tuhan Yang
Maha Esa bila kebebasan tersebut telah melanggar kebebasan orang lain atau bangsa dan negara.
Jadi kebebasan bertanggung jawab dalam pers dimaksudkan segala pemberitaan yang dimuat
dalam media cetak atau elektronika dituntut tanggung jawabnya untuk menegakkan keadilan,
ketertiban, dan keamanan perorangan, masyarakat, bangsa dan negara.
Kebebasan harus disertai tanggung jawab sebab kekuasaan yang besar dan bebas yang
dimiliki manusia mudah sekali disalahgunakan dan dibuat semena-mena. Demikian juga pers
harus mempertimbangkan apakah berita yang disebarluaskan dapat menguntungkan masyarakat
atau memberi dampak positif terhadap masyarakat dan bangsa. Pers hendaknya tidak menjadi
provokator dan memanas-manasi situasi yang semula sudah keruh, bukan keuntungan semata
yang dicari namun keutuhan bangsa dan negara yang diutamakan. Kebebasan berbicara dan
memperoleh informasi merupakan hak azasi manusia. Hak azasi itu selanjutnya dijamin dalam
ketentuan perundang-undangan.
Jaminan kebebasan berbicara dan informasi itu bagi setiap orang dalam pelaksanaan
hak azasi manusia sebagai berikut :
1. Pasal 28 UUD 1945 menyebutkan : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 28 F UUD 1945 menyebutkan : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dalam lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
3. Tap. MPR N0. XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia, pada bagian Bab VI, Pasal 20
da 21 yang menyebutkan sebagai berikut :
60

- Pasal 20 : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
- Pasal 21 : Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
4. Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat 1 dan 2 tentang Hak azasi Manusia,
menyebutkan :
- Ayat 1 : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya
- Ayat 2 : Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia
5. Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang Pers,
menyebutkan :
- Pasal 2 : Kemerdekaan Pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
- Pasal 4 Ayat 1 : Kemerdekaan Pers dijamin sebagai hak azasi warga negara.


C. Kode Etik Jurnalistik.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pada ketentuan umumnya
menyebutkan bahwa kode etik jurnalistik merupakan himpunan etika profesi kewartawanan.
Etika memang merupakan teori yang tidak bergumul dengan fakta-fakta, tetapi justru
bergumul dengan nilai-nilai dan estimates atau perkiraan-perkiraan. Etika merupakan teori yang
berusaha untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah yang oleh masyarakat dapat diterima
sebagai sesuatu yang baik dan patut dilakukan, bagaimanakah tingkah laku yang dianggap benar
atau salah menurut ukuran moralitas, apakah yang seharusnya menjadi tugas kewajiban seseorang
dalam masyarakat, bagaimanakah watak yang sebaiknya dimiliki seseorang dalam masyarakat.
Jadi kode etik Jurnalistik adalah norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai pedoman tingkah laku.
Kode Etik Jurnalistik (KEWI)
1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh dan menyiarkan
informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. Wartawan Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melaporkan dan menyiarkan
informasi secara faktual dan jelas sumbernya. Tidak menyembunyikan fakta serta
pendapat penting dan menarik, yang perlu diketahui publik sebagai hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar dan akurat. Contoh kasus: kasus korupsi dan
manipulasi di sebuah instansi baik pemerintah maupun suasta, kasus konspirasi yang
berniat untuk menimbulkan kekacauan , kasus wabah penyakit yang melanda daerah atau
wilayah tertentu, kasus bahan makanan yang mengandung zat berbahaya, kasus busung
lapar
2. Wartawan Indonesia menempuh cara etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi
serta memberikan identitas kepada sumber informasi. Wartawan Indonesia dalam
memperoleh informasi dari sumber berita atau nara sumber, termasuk dokumen dan
memotret dilakukan dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan menurut
hukum, kaidah-kaidah kewartawanan
61

3. Wartawan Indonesia menghormati azas praduga tidak bersalah, tidak mencampurkan
fakta dan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan
plagiat. Wartawan Indonesia dalam menyiarkan informasi tidak menghakimi dan
membuat kesimpulan kesalahan seseorang terlebih lagi untuk kasus-kasus yang masih
diproses di Pengadilan. Wartawan tidak memasukkan opini pribadinya, wartawan
sebaiknya dalam melaporkan dan menyiarkan informasi perlu meneliti kembali kebenaran
informasi. Dalam pemberitaan kasus sengketa dan perbedaan pendapat, masing-masing
fihak harus diberikan ruang / waktu pemberitaan secara seimbang
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan
cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. Wartawan Indonesia
tidak melaporkan dan menyiarkan informasi yang tidak jelas sumber kebenaran informasi
yang secara gamblang memperlihatkan aurat yang secara langsung bisa menimbulkan
nafsu birahi atau mengundang kontroversi publik. Untuk kasus tindakan perkosaan /
pelecehan seksual tidak perlu menyebutkan identitas korban untuk menjaga dan
melindungi kehormatan korban.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi wartawan.
Wartawan Indonesia selalu menjaga kehormatan profesi dengan tidak menerima imbalan
dan Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang dan Off The Record sesuai kesepakatan. Wartawan Indonesia melindungi
nara sumber yang tidak bersedia disebut nama dan identitasnya
6. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberian dan
melayani hak jawab. Ralat ditempatkan pada halaman yang sama dengan informasi yang
salah atau tidak akurat. Dalam hal pemberitaan yang merugikan seseorang atau kelompok
pihak yang dirugikan harus diberikan kesempatan melakukan klarifikasi

D. Beberapa Contoh Penyimpangan Kode Etik Jurnalistik Dari Berbagai
Media
Walaupun rambu-rambu yang memberi arah bagi wartawan,redaktur dan pengelola media
massa dalam menyampaikan informasi dan penyebaran berita sudah ada yaitu berupa kode
etik dan peraturan perundang-undangan,namun masih saja terjadi penyimpangan informasi
melalui media massa,contoh :
a. Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik,seperti : Seorang wartawan
dalam menyampaikan informasi/berita menyebut nama tersangka dengan gambar lengkap
yang melengkapi peristiwa kriminal.
b. Perdilan oleh pers
Berita yang tidak berimbang dan tidak menggunakan pihak kedua kadang-kadang terlalu
jauh mengadili person tertentu.Hal itu secara tidak langsung dapat dikatakan melanggar
asas praduga tak bersalah.
c. Membentuk opini yang menyesatkan
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perkembangan,tidak tertutup kemungkinan
bahwa berita-berita yang didengar melalui berbagai media dikatakan tidak tepat karena
tingkat pemahaman pembaca atau karena isi berita yang bertendensi,sehingga membentuk
opini publik demi kepentingan tertentu.
d. Bentuk tulisan/berita bebas
Informasi yang disiarkan melalui media massa kepada masyarakat bisa saja berbau
pengaruh yang dapat menimbulkan emosi terhadap anggota masyarakat tertentu.Peristiwa
62

itu bisa terjadi karena mungkin adanya kehilafan dari penulis dalam mengutif berita
terhadap liputan peristiwa tertentu.

E. Berbagai Upaya Yang Telah Dilakukan Pemerintah Untuk Mengendalikan
Kebebasan Pers
-Mengeluarkan peraturan perundangan yang membatasi kebebasan pers. Seperti :
1) pasal 28 UUD 1945,
2) UU. No. 40 tahun 1999,
3) pada pasal 18 ayat 2, dan ayat 3 dan KUHP diatur dalam delik penghinaan, penyebar
kebencian dan delik kesusilaan
Pers dalam pemberitaannya menganut sistem pers yang bebas. Sesuatu sistem pers
itu diciptakan justru untuk menentukan bagaimana sebaiknya pers tersebut dapat
melaksanakan kebebabasan dan tanggung jawabnya
Sebagaimana kita ketahui, sistem kebebasan pers itu sendiri merupakan sebagian
saja dari suatu sistem yang lebih besar dari sistem kebebasan untuk mengeluarkan
pikiran secara lisan dan tulisan. Di negara barat sistem tersebut terkenal dengan
freedom of expression atau kebebasan mengeluarkan pendapat.
Identitas kebebasan pers Indonesia oleh para tokoh pers terkemuka, menyebut
kebebasan Pers tersebut sebagai kebebasan fungsional, maksudnya kebebasan yang
diabdikan untuk suatu tujuan tertentu atau suatu kebebasan yang mengemban suatu
fungsi dan tanggung jawab
J. C. T. Simorangkir SH, dalam bukunya yang berjudul Hukum Kebebasan Pers
mengemukakan mengenai kebebasan pers Indonesia sebagai berikut :
1. Hukum Indonesia telah mengakui/mengatur/menjamin perihal kebebasan pers
2. Kebebasan pers di Indonesia tidaklah dapat dilihat/diukur semata-mata dengan kaca mata
kebebasan pers barat
3. Ciri kebebasan pers Indonesia sebagai berikut :
1) Pers yang bebas dan bertanggung jawab
2) Pers yang sehat
3) Pers sebagai penyebar informasi yang obyektif
4) Pers yang melakukan kontrol sosial dan konstruktif
5) Pers sebagai penyalur aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan partisipasi
masyarakat
6) Terdapatnya interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat
7) Kebebasan pers diakui, dijamin dan dilaksanakan di Indonesia dalam rangka
pelaksanaan demokrasi Pancasila

4. Tugas 2
1.Carilah artikel pelanggaran etika pers di Indonesia dan analisislah artikel tersebut !
2.Berikan tanggapan penjelasan,mengapa pers harus memiliki rasa
pertanggungjawabanterhadap informasi/berita-berita yang ditulisnya ?
63

3.Tulislah perbedaan dan persamaan organisasi pers di Indonesia pada masa sebelum dan
sesudah reformasi di bawah ini !
Persamaan Perbedaan

.................................................................
.

...............................................................
................................................................

.


.................................................................

................................................................
...
.................................................................



Uji Kompetensi

1. Diskripsikan pers yang bebas dan bertanggung jawab !
2. Sebutkan dasar hukum dari kemerdekaan pers sebagai wujud kedaulatan rakyat yang
berasaskan prinsip-prinsip demokrasi,keadilan,dan supremasi hukum !
3. Jelaskan pengertian dari kode etik jurnalistik menurut UU No.40 tahun 1999 !
4. Berdasarkan kode etik jurnalistik hal-hal apakah yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
jurnalis ? jelaskan !

























64

Kegiatan 3

Mengevaluasi pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam
masyarakat demokratis di Indonesia

1. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan 3 ini kalian diharapkan dapat :
- menguraikan manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia
- menganalisis dampak yang ditimbulkan dari adanya kebebasan pers
- mengevaluasi dampak penyalahgunaan kebebasan media massa/pers
- mengemukakan ciri-ciri kebebasan pers menurut J.C.T Simorangkir,SH.

2. Materi Pokok
Manfaat pers dalam masyarakat demokratis
Dampak dari adanya kebebasan media masa
Dampak penyalahgunaan kebebasan medi massa

3. Uraian Materi

E.Manfaat Media Massa Dalam Kehidupan Masyarakat
Media Massa (Pers) dan Masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Pers lahir untuk memenuhi hajat masyarakat untuk memperoleh informasi secara
terus-menerus mengenai berbagai peristiwa besar atau kecil yang sudah-sedang-akan terjadi.
Oleh karena itu pers mempunyai kedudukan sebagai lembaga kemasyarakatan yang tidak
mempunyai kehidupan mandiri, melainkan dipengaruhi dan mempengaruhi lembaga
kemasyarakatan yang lainnya. Pers hidup dalam keterikatan suatu unit organisasi, dimana
masyarakat tempat pers beroperasi. Cara kerjanya, muatan atau siarannya, tujuannya serta cara
melakukan social control. Pendek kata segala sasaran serta aktipitasnya tergantung pada
palsafah yang dianut masyarakatnya.
Menurut kesimpulan seorang ahli komunikasi, Wilbur Schramm, Manfaat pers bagi
masyarakat : merupakan Watcher, forum, teacher (pengamat, forum dan guru) Maksudnya :
1) pers itu setiap harinya memberikan laporan dan ulasan mengenai berbagai macam
kejadian dalam dan luar negeri.
2) menyediakan tempat (forum) bagi masyarakat untuk mengeluarkan pendapat secara
tertulis dan
3) turut mewariskan nilai-nilai kemasyarakatan dari generasi ke generasi
Bagi masyarakat, pers merupakan suatu hal yang mutlak harus ada, ibaratnya bagaikan
ikan dengan air. Penerbitan yang bagaimanapun juga bagus isi dan cetakannya, kalau
penerbitan yang semacam itu tidak beredar secara teratur dan tidak dibaca dalam kalangan
masyarakat maka penerbitan tersebut tidak mungkin masuk kategori penerbitan pers dan tidak
bertahan lama.
Masyarakat merupakan sumber ekonomi bagi pers, melalui langganan dan periklanan.
Antara pers dan masyarakat terdapat hubungan saling membantu dalam bidang kegiatan
pembangunan ekonomi, seperti halnya antara periklanan dan pemasaran yang keduanya saling
kait mengkait.
65

Masyarakat juga merupakan sumber ide yang tidak menjadi kering bagi pers. Surat-
menyurat atau tulisan-tulisan khusus dari masyarakat pembaca mencerminkan adanya
pengaruh masyarakat terhadap lembaga pers.
Secara tidak langsung, wakil-wakil masyarakat yang duduk dalam Dewan Pers dapat
menyampaikan kepentingan masyarakat yang menyangkut pers. Di samping itu, masyarakat
juga dapat menyampaikan sendiri kepentingan mereka secara langsung kepada penerbitan pers
melalui para wartawannya apabila ada kegiatan yang perlu mendapat peliputan untuk
pemberitaan. Demikian pula apabila ada pemberitaan atau tulisan dalam pers yang tidak sesuai
dengan fakta di masyarakat, maka anggota masyarakat yang merasa dirugikan berhak meminta
pelaksanaan hak jawab dan dalam hal penyelesaian kasus-kasus tertentu pula.
Pemanfaatan media massa dalam kehidupan sehari-hari juga sejalan dengan tugas pers
itu sendiri yaitu sebagai :
1.Pembuka ruang pembicaraan sistem politik
2.Pencerah pengetahuan masyarakat
3.Untuk melindungi hak rakyat
4.Untuk memberdayakan ekonomi nasional
5.Salah satu sarana hiburan.

F. Dampak Dari Penyalahgunaan Kebebasan Pers
Bagaimanapun juga baiknya suatu sistem, dan bagaimanapun juga baiknya prinsip-
prinsip pokok yang melandasinya, dalam taraf terahirnya, nilai sesuatu lembaga
kemasyarakatan seperti pers ditentukan oleh kualitas dan kuantitas yang dapat dikembangkan
dalam kehidupan pers sehari-hari di lingkungan masyarakatnya.
Pada prinsipnya, di Indonesia dianut pengertian di mana kebebasan disatu nafaskan
dengan tanggung jawab dimana pengalaman kebebasan harus seimbang dengan tanggung
jawab yang mestinya mengikutinya. Yang dicita-citakan adanya suatu kesatuan dalam
keseimbangan yang harmonis antara kebebasan dan tanggung jawab tersebut.
S. Tasrif, menyatakan bahwa seseorang wartawan yang baik seharusnya menghayati
kebebasannya yang bertanggung jawab dalam berbagai segi, diantaranya :
1. bertangung jawab terhadap hati nuraninya sendiri
2. bertanggung jawab terhadap sesama warga negara yang juga memiliki hak azasi
3. bertanggung jawab terhadap kepentingan umum yang diwakili oleh pemerintah
4. bertanggung jawab terhadap sesama rekan seprofesi

Secara garis besarnya seorang wartawan memiliki empat macam tanggung jawab
yang harus dipikul :
1. tanggung jawab terhadap media tempat wartawan itu bekerja dan organisasinya
2. tanggung jawab sosial yang berakibat adanya kewajiban melayani opini publik dan
masyarakat secara keseluruhan
3. tanggung jawab dan kewajiban yang berhubungan dengan keharusan bertindak sesuai
dengan undang-undang
4. tanggung jawab terhadap masyarakat internasional yang berhubungan dengan nilai-nilai
universal
66

Pers sebagai lembaga sosial (kemasyarakatan), maka keterikatan pers dengan para
wartawannya pada kepentingan masyarakat, yang menyangkut keselamatan dan
kesejahteraannya, merupakan masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam kita
memberikan sesuatu penilaian terhadap sistem pers secara kualitatif.
Dalam perkembangannya, pers di Indonesia sebenarnya sedang dalam proses
pertumbuhan. Titik temu dalam menghayati kebebasan pers yang bertanggung jawab
semakin dirasakan dan diperlukan antara pers, pemerintah dan masyarakat.
Karena pers dalam penyelenggaraannya dilaksanakan oleh manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan, maka kadang-kadang di dalam pemberitaannya terjadi pula hal-hal yang
menimbulkan dampak negatif seperti pemberitaan tentang kejahatan yang terlalu berlebih-
lebihan, pemberitaan yang bersifat sensasional yang berlebihan, pornografi, porno aksi,
sadisme dan lain berita yang bersifat negatif dan melanggar kode etik jurnalistik, sehingga
menimbulkan keresahan masyarakat bahkan menjadi gejolak. Untuk menghindarkan hal
yang demikian, perlu adanya pengawasan dan pembinaan pers oleh Pemerintah dan Dewan
Pers, sehingga pers dalam menjalankan fungsinya sebagai media penyebarluasan informasi
yang obyektif dan sebagai penyalur aspirasi masyarakat serta sebagai media kontrol dan
koreksi yang bersifat konstruktif
Sementara ini ada wartawan yang dinilai terlalu bebas dalam menerima dan
menyebarluaskan berita sehingga melupakan segi tanggung jawabnya untuk melakukan
penelitian terlebih dahulu untuk mencari faktanya. Contohnya tentang berita RRI yang
menyiarkan tentang wafatnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX, setelah menerima telpon
dari seseorang (beritanya disiarkan sekitar tahun 1980-an) pada hal beliau masih sehat bugar.
Pada pemberitaan berdasarkan perundangan pers yang ada, kalau akan mengungkapkan suatu
fakta dalam berita sebaiknya menyebutkan sumber beritanya dan bila perlu menyampaikan
kutipan dari sumber berita tersebut, sehingga berita yang disampaikan dapat
dipertangungjawabkan.

Banyak wartawan atau pers yang menyalahgunakan kebebasan yang dimiliki dan
dijaminkan oleh undang-undang sehingga menimbulkan dampak seperti halnya :
1. Ada yang menggunakan kebebasan secara berlebihan, sehingga mereka lupa
kebebasannya telah melanggar kebebasan orang lain
2. Ada yang menggunakan kebebasan secara ceroboh, sehingga meninggalkan kewajiban
untuk mengadakan penelitian atau check and recheck sebelum menyiarkan suatu
pemberitaan
3. Ada yang dalam melakukan hak kebebasannya meninggalkan ketentuan-ketentuan Kode
Etik Jurnalistik
4. Ada wartawan yang terlalu berhati-hati atau sebaliknya terlalu menggebu-gebu
mengartikan beban tanggung jawab di dalam melaksanakan kebebasan pers, sehingga
berita faktual yang perlu diketahui masyarakat tidak berani ia memuatnya
5. Ada wartawan yang menjadi korban main hakim sendiri (mendapat bogem mentah atau
alat rekamnya di sita atau dirusak) oleh pihak yang tidak mau beritanya disiarkan
6. Ada wartawan yang karena menerima amplop ahirnya menjadi tidak netral dalam
pemberitaannya dan bahkan menjadi pemicu permasalahan agar beritanya menjadi hangat
dan menarik, sehingga melahirkan berita yang tidak seimbang
Berdasarkan berbagai penyalahgunaan kebebasan itulah disimpulkan pers di Indonesia
masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.


67

G.Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Penyampaian Berita
Media massa merupakan sarana komunikasi resmi didalam menyampaikan informasi
seharusnya dalam masyarakat luas memiliki manfaat yang cukup besar. Melalui media massa
kita akan memperoleh berita /informasi mengenai pesan penting seseorang atau suatu
peristiwa.
Media massa itu terdiri dari : media cetak, media elektronik, media online. Media
massa dalam penyampaian beritanya untuk kehidupan masyarakat memiliki manfaat yang
cukup besar. Istilah media massa memiliki makna untuk semua organisasi baik swasta maupun
pemerintah yang bertugas memberi informasi kepada publik. Mereka menggunakan alat
seperti ; koran, radio, televisi. Peralatan tersebut dipergunakan dipergunakan untuk
menyampaikan pesan. Penyampaian berta dapadilakukan melalui 2(dua) cara yaitu media
komunikasi tradisional dan media komunikasi modern.

a. Media komunikasi tradisional
Media komunikasi tradisional adalah alat komuniklasi yang memakai tehnologi
sederhana dan hingga sekarang masih dipertahankan. Media seperti ini sudah lama
dipergunakan oleh masyarakat pedesaan. Isi media seperti ini berupa lisan, gerak, isyarat
dan alat bunyi-bunyian
Contoh media komunikasi tradisional:
1. media lisan berupa; dongeng, ktoprak dan wayang
2. media bunyi berupa; bedug, pluit, siulan,gong, trompet
3. media gerak atau isyarat contohnya mengirim sirih sebagai tanda meminang, api
unggun sebagai tanda pertolongan.

Pada masa lampau penyampaian berita dari daerah yang satu kepada daerah yang
lain tidak seperti sekarang. Orang menyampaikan informasi/berita hanya dilakukan secara
manual dari mulut kemulut atau dari orang yang satu kepada orang yang lain dan ada yang
menggunakan kode seperti bunyi. Contoh; Kentongan. Bila kentongan dibunyikan
menandakan ada pencurian,kebakaran dan ada bencana. Sedangkan bedug dibunyikan
menandakan ada kematian di mamasyarakat. Media massa seperti ini sangat populer di
daerah pedesaan.

b. Media Komunikasi modern
Media komunikasi modern adalah media komunikasi yang telah menggunakan
perangkat tehnologi modern, seperti radio, televisi,telpon,video,surat kabar,majalah dan
sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan tehnologi maka
penyampaian berita dengan menggunakan dengan alat komunikasi juga mengalami
kemajuan. Sekarang ini setiap anggota masyarakat dengan mudah mendapatkn berita atau
informasi dari media cetak seperti surat kabar, majalah,buku-buku. Media cetak memiliki
kelebihan dibanding dengan media elektronik, yaitu bahwa media cetak terdokumentasi.
Namun demikian sifat aktual dari beritanya relatif lebih lambat dari pada berita
elektronik,surat kabar dan majalah. Surat kabar mempunyai fungsi menyebarkan
informasi mengenai berbagai peristiwa.Dapat juga dengan melalui media elektronik :
televisi, radio, telpon, internet.
Dengan pemanfaatan media seperti tersebut maka dengan mudah anggota
masyarakat untuk menyampaikan berita antar daerah atau antar negara, karena ditunjang
oleh majunya bidang ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Disamping majunya media komunikasi, namun media tradisional masih banyak
dipelihara oleh masyarakat. Kebiasaan masyarakat bangsa Indonesia tidak hanya
membaca tetapi melihat dan mendengar. Media tradisional bercirikan media yang dapat
68

ditonton dan didengar misalnya cerita pewayangan. Sedang media komunikasi modern
yang dapat dilihat dan didengar misalnya TV. Media seperti ini sangat digemeri oleh
anggota masyarakat karena secara langsung dapat didengar dan dilihat informasi atau
pemberitaan tentang keadaan dan kemajuan dari suatu daerah. Adapun fungsi dari media
elektronik seperti film,radio,TV adalah untuk menghibur. Masyarakat melihat
film,membeli radio,dan TV untuk mencari hiburan, sedangkan program radio dan TV ada
yang memfokuskan pada pendidikan dan berita pada siarannya.

Glosarium









































Investigasi : penyelidikan terhadap orang,lembaga dengan tujuan memperoleh
kejelasan jawaban tentang kejadian atau pelanggaran.
Jurnalistik : bidang profisi yang menyajikan informasi melalui media penerbitan
seperti koran dan majalah.
Kode etik : norma dan asas yang dipakai kelompok tertentu sebagai pedoman tingkah
laku.
Libertarian : berhaluan kebebasan,berpandangan bebas.
Media massa : alat atau sarana komunikasi seperti koran,radio,podter dan film yang
ditujukan pada masyarakat luas.
Plagiat : tiruan atau penjimplakan terhadap karya orang lain.
Off the record : tidak diungkapkan kepada publik,tetapi disimpan sendiri.
Ders : suatu bentuk usaha perceakan,penerbitan,pengumpulan dan penyiaran
berita,melalui surat kabar,majalah,radio,televisi.
Responsibility : pertanggungjawaban atau dapat dipertanggungjawabkan.
Totalitarian : kehendak melakukan kontrol atau pengendalian terhadap seluruh bidang
kehidupan masyarakat,berbangsa dan bernegara.
Track record : jejak rekaman
Sensor : pengawasan media oleh pihak yang berwewenang.
Mas media : sarana komunikasi
Investigative reporting : mencari berita dengan cara pelacakan
Buletin : media cetak berupa selebaran,warta singkat
Bredel : pencabutaan ijin terbit
Aliansi : kerjasama antar kelompok,badan usaha lembaga organisasi,bangsa atau
bentuk komitmen sejumlah kelompok.
Afiliasi : gabungan atau tergabung dalam kelompok
Ekspos : membeberkan
Embargo : larangan menyiarkan berita sebelum waktu yang ditentukan.

69

Ringkasan materi


































4.Tugas 3

Tugas kelompok

Carilah dalam berbagai sumber tentang dampak kebebasan pers dalam kehidupan
masyarakat,bangsa,dan negara dalam berbagai bidang !

Uji kompetensi

1. Dampak negatif media masa modern sangat besar dan meluas terutama melalui.
a. Radio d.majalah
b. Surat kabar e.tabloit
c. Televisi
2. Penanggung jawab siaran Televisi adalah....
Pers atau jurnalisme adalah proses pengumpulan,evaluasi dan distribusi berita kepada publik.
Fungsi pers adalah Wachdog( mata dan telinga),sebagai pemberi isyarat,pemberi tanda-tanda
dini,sebagai pembentuk opini,dan pengaruh agenda kedepan.
Kegiatan jurnalistik pertama adalah buletin berita Acta Diurna pada masa Romawi kuno
Pers atau media massa yang bebas dapat menginvestigasi jalannya pemerintahan dan
melaporkannya tanpa takut adanya penuntutan.Dalam masyarakat demokratis rakyat bergantung
pada pers untuk memberantas korupsi,untuk memaparkan kesalahan penerapan hukum serta ketidak
efesienan dan keefektipan kerja sebuah lembaga pemerintah.
Di dalam pasal 6 UU No.40 tahun 1999 tentang pers disebutkan bahwa pers nasional melaksanakan
peran sebagai berikut :
1.Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
2.Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi,mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak- hak
asasi manusia serta menghormati kebinekaan.
3.Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,akurat dan benar.
4.Melakukan pengawasan,kritik,koreksi,dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5.Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Kebebasan pers dibatasi oleh hukum yang melindungi nama baik masyarakat dari
pencemaran,penghinaan atau ekspos seseorang yang menyebabkan kebencian.
Pers dalam menyampaikan beritanya dapat melalui dua cara,yaitu komunikasi modern dan
tradisional.adapun manfaat komunikasi modern maupun tradisional antara lain untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa,memperkokoh persatuan dan kestuan,membentuk kepribadian bangsa serta
mengupayakan keamanan hak pengguna sarana dan prasarana informasi dan komunikasi.
Banyak media yang menyalahgunakan kebebasan berbicara dan informasi sehingga menimbulkan
dampak bagi masyarakat,yaitu antara lain:
1. Jika suatu media baik cetak maupun elektronik meliput suatu berita tentang seseorang pejabat
negara yang melakukan tindakan korupsi dan ternyata berita tersebut tidak benar,maka dapat
merugikan pejabat yang bersangkutan
2. Menyinggung perasaan dan menghancurkan harga diri seseorang dimata masyarakat
3. Membuat masyarakat merasa resah dan bingung
4. Mengganggu stabilitas nasional dan stabilitas keamanan nasional

000
70

a. Pengarah acara d.pembaca berita
b. Wartawan e.juru kamera
c. Redaksi pemberitaan
3. Undang-undang yang mengatur tentang Pers adalah....
a. UU No. 39 Tahun 1999 d.UU No.45 tahun 1999
b. UU No. 40 Tahun 1999 e.UU No.5 tahun 2000
c. UU No. 42 Tahun 2000
4. Pers di Indonesia selain berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol
sosial juga sebagai lembagai.
a. Politik d.Swadaya masyarakat
b. Ekonomi e.budaya
c. Seni
5. Contoh media komunikasi tradisional yang masih banyak digunakan dimasyarakat adalah.
a. Kentongan d.televisi
b. Hendphone e.surat kabar
c. Radio
6. Contoh media seni tradisional yang dapat menjadi alat komunikasi di masyarakat adalah ....
a. sinetron d iudruk
b. drama e.teater
c. film
7. Media masa berperan menjembatani komunikasi antara pemerintah dengan
masyarakat.Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai komunikasi dari atas ke
bawah,yaitu sebagai ....
a. arena debat publik d. Penyampai opini masyarakat
b. mensosialisasikan kebijakan e. Menginvestigasi suatu kasus
c. menyampaikan suatu berita
8. Majalah merupakan jenis penyampai informasi yang memiliki kelebihan,antara lain ....
a. dapat dibaca dalam waktu singkat
b. aktualisasi berita lebih besar
c. ulasan berita lebih mendalam dan detail
d. berita lebih cepat sampai kepada masyarakat
e. lebih cocok beredar pada masyarakat pedesaan
9. Jika pers melakukan pengawasan kepada masyarakat tentang tingkah laku yang tidak
dikehendaki khalayak ,maka pers tersebut melaksanakan fungsi ....
a. kontrol d sensasi publik
b. opini publik e.pendidik
c. penghubung
10. Apabila nama dan identitas sumber berita tidak disebutkan,segala tanggung jawab ada pada
....
a. penerbit d.redaktur
b. reporter e.ketua dewan kehormatan PWI
c. wartawan yang bersangkutan.








71

DAFTAR PUSTAKA

1. Pri Eny,Pendidikan Kewarganegaraan, Kls XII SMA,Teguh Karya.
2. Budi Santoso,Pendidikan Kewarganegaraan, Kls XII SMA, Pustaka Mandala
3. Chotib Dkk, 2007.Kewarganegaraan menuju masyarakat modrn, Yudistira
4. Abasti.2007,Pendidikan Kewarganegaraan, kelas XII SMA
5. Jutmini Sri,dan Winarno,2007,Pendidikan Kewarganegaraan,kls XII,Solo.Tiga Serangkai,
Pustaka Mandiri
6. Listyarti Retno,2007.Pendidikan Kewarganegaraan. SMA dan MA kelas XII.esis,Glora
Aksara Pratama
7. Budiyanto,2007,Pendidikan Kewarganegaraan, Kelas XII,Jakarta, Erlangga
8. Sucipta I Made,2008,Pendidikan Kewarganegaraan, Kelas XII semester 2,Forum MGMP
PKn
9. Supriyanto,Pendidikan Kewarganegaraan,Kls XII SMA,Apresiasi

Anda mungkin juga menyukai