Anda di halaman 1dari 5

NAMA

NIM

: ELIS NUR ROHMA


: 115020300111051
KUIS PRAKTIKUM MANAJEMEN

1.

Jelaskan tentang overhead applied dan tarif overhead!


Overhead applied adalah bagian dari overhead yang dibebankan pada produk pesanan
sedangkan tarif overhead adalah tarif / prosentase dari overhead yang dibebankan. Tarif
overhead menerangkan bagaimana cara overhead aktual dibebankan atau memberikan
informasi berapa proporsi overhead aktual yang dibebankan pada produk. Tarif overhead
didapat dari total overhead dibagi dengan total dasar alokasi.

2.

Jelaskan perbedaan actual costing, normal costing dan standar costing!


Actual costing adalah konsep penentuan biaya atau harga pokok penjualan yang dilakukan di
akhir produksi menggunakan biaya aktual. BBL, TKL, dan FOH dihitung di akhir produksi,
setelah pengeluaran biaya aktual terjadi.
Normal costing penentuan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung aktual dan
mengestimasikan (mengalokasikan) FOH. BBL dan TKL dihitung aktualnya di akhir periode
sedangkan FOH diestimasikan / dialokasikan.
Standar costing konsep penentuan biaya atau harga pokok penjualan yang dilakukan di awal
produksi menggunakan biaya standar atau biaya anggaran. BBL, TKL, FOH dihitung di
awal produksi menggunakan biaya standar.

3.

Jelaskan konsep transfer pricing!


Transfer pricing adalah konsep jual beli dalam perusahaan afiliasi atau antar departemen/divisi
dalam satu perusahaan. Harga transfer yang ditetapkan harus diformulasikan untuk mencapai
goal kongruen yaitu tidak menimbulkan salah satu pihak rugi, namun sama-sama untung. Antar
perusahaan/divisi yang akan melakukan transfer menegokan harga transfer untuk mencapai
goal kongruen / kesepakatan. Untuk memutuskan apakah akan transfer atau tidak (apabila ada
kapasitas menganggur) maka perusahaan/divisi hanya memperhitungkan biaya relevan saja
untuk selanjutnya dibandingkan dengan harga transfer yang ditawarkan/diminta.

4.

Apakah mungkin terdapat rework pada process costing? Jelaskan!


Rework dalam process costing tidak efektif dan efisien. Process costing adalah metode
penetapan biaya untuk produksi masal (produk homogen) sehingga akan sangat tidak efisien
jika kita merework produk cacat yang sedikit sedangkan harus menyiapkan biaya batch yang
besar. Rework dalam process costing harus dipertimbangkan cost vs benefit-nya.
KEMUNGKINAN REWORK DALAM PROCESS COSTING SANGAT KECIL ATAU BAHKAN
TIDAK ADA.

5.

Jelaskan konsep ABC (Activity Based Costing)!


Pembebanan biaya pada produk / objek biaya berbasis aktivitas. ABC Menelusuri pemicu biaya
dari biaya aktivitas. Konsep ABC dianggap sebagai konsep costing yang paling akurat karena
membebankan overhead terhadap produk berdasarkan pemicu biaya yang paling terkait.
Penerapan ABC harus mempertimbangkan cost vs benefit karena memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya : akurat, Kelemahannya : rumit dan memakan biaya. Hanya
perusahaan yang sudah maju yang mampu menerapkan ABC dan menimbang cost vs
benefitnya. Perusahaan yang maju bermain di pasar persaingan sempurna di mana harga
merupakan penentu apakah produk tersebut akan laku atau tidak. Jika harga produk over/under
pricing karena menggunakan konsep biaya konvensional/tradisional maka perusahaan akan
merugi.

jika over pricing : maka produk tidak affordable oleh pelanggan sehingga pelanggan akan
memilih produk sejenis dari perusahaan pesaing yang harganya lebih murah
Jika under pricing : perusahaan akan mendapat pendapatan penjualan yang lebih kecil dari
yang seharusnya bisa ia dapatkan lebih.
Pertimbangan menerapkan ABC :
1. Proporsi biaya overhead (non unit) besar
2. Perusahaan memproduksi lebih dari 1 produk dengan konsumsi overhead yang berbeda
6.

Sebutkan ciri-ciri job order costing!


1. Memproduksi produk heterogen, sesuai spesifikasi pesanan pelanggan yang berbeda-beda.
2. Memiliki kartu biaya pesanan. Biaya produksi (BBL, TKL, FOH) diakumulasikan untuk
setiap pesanan.
3. Akuntansi kerugian proses produksi job order costing antara lain : Akuntansi untuk Bahan
Baku Sisa, Barang Cacat (Internal/Eksternal Pelanggan), Rework (Internal/Eksternal
Pelanggan). Memungkinkan Rework

7.

Sebutkan ciri-ciri proses costing!


1. Memproduksi produk masal / homogen. Satu process costing untuk 1 jenis produk
2. Biaya BBL, TKL, FOH dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat
biaya biasanya departemen atau pusat pemrosesan dalam satu departemen.
3. Akuntansi kerugian proses produksi prosess costing antara lain : Barang Cacat
(Internal/Eksterna Pelanggan), dan Hilang Normal. Rework kecil bahkan tidak ada.

8.

Sebutkan dan jelaskan metode alokasi overhead!


1. Konvensional
a. Tarif Tunggal : Membebankan overhead aktual dengan satu dasar pembebanan (satu tarif
tunggal) kepada produk.
b. Departementalisasi
i. Langsung : membebankan overhead departemen jasa kepada departemen produksi
secara langsung dengan tidak memperhatikan urutan sub departemen jasa serta tidak
membebankan biaya apapun kepada departemen jasa. Overhead hanya dibebankan
ke departemen produksi saja.
ii. Bertingkat : membebankan overhead departemen jasa kepada departemen produksi
dengan memperhatikan urutan sub departemen jasa (Menentukan mana
subdepartemen jasa yang mengalokasikan overhead pertama kali, kedua, ketiga, dan
seterusnya). Sekali biaya telah didistribusikan dari satu departemen jasa ke
departemen lainnya, maka tidak ada biaya departemen jasa lainnya yang dibebankan
pada departemen jasa tersebut dalam langkah selanjutnya. Perbedaan urutan
departemen jasa mana terlebih dahulu dalam mendistribusikan overhead
menimbulkan hasil yang berbeda pula. Biasanya departemen jasa yang paling banyak
melayani departemen lainnya yang mendistribusikan overheadnya terlebih dahulu.
iii. Simultan : menggunakan metode aljabar matematis. Mempertimbangkan hubungan
timbal balik antar semua departemen jasa tidak hanya jasa dengan produksi.
2. ABC : penelusuran pemicu biaya aktivitas terhadap aktivitas yang terkait. Memperhatikan
hubungan kausalitas pemicu biaya dan biaya aktivitasnya. Paling akurat.

9.

Jelaskan mengenai over/under applied overhead dan pengaruhnya ke HPP, dan Laba!
Jika FOH over applied maka HPP dicatat terlalu besar akibatnya laba kotor terlihat lebih kecil
dari yang seharusnya, sebaliknya jika FOH under applied maka HPP dicatat terlalu kecil
sehingga laba kotor terlihat lebih besar dari yang seharusnya.

10. Apa yang dimaksud dengan unit ekuivalen?


Jumlah sumber daya (biaya BBL, TKL, FOH) yang diperlukan untuk memproduksi atau
menyelesaikan satu unit produk.
11. Bagaimana accounting treatment untuk kasus hilang normal pada metode akumulasi biaya
berdasarkan proses?
Total biaya diserap oleh barang bagus yang tersisa. Biaya yang dikeluarkan untuk hilang
normal diperlakukan seolah-olah berasal dari produksi periode berjalan (bukan dari persediaan
awal)
12. Jelaskan pengertian BEP dalam unit, BEP dalam rupiah, MOS, DOL!
BEP dalam unit berarti jumlah unit yang harus terjual untuk mencapai BEP (Laba Nol, tidak
laba dan tidak rugi). Rumus : Biaya Tetap/ Margin Kontribusi per Unit
BEP dalam rupiah berarti jumlah rupiah yang didapat dari penjualan impas (BEP dalam unit
dikali harga penjualan per unit). Rumus : Biaya Tetap/ Rasio Margin Kontribusi
MOS adalah selisih penjualan dengan penjualan impas. Margin of safety yaitu margin yang
dicapai ketika unit tertentu (yang ditargetkan) terjual dikurangi dengan BEP rupiah (unit
BEP x harga jual)
DOL (Degree of Leverage) adalah proporsi total margin kontribusi terhadap laba bersih.
13. Jelaskan konsep Just in Time!
Konsep Just in Time adalah konsep untuk meminimalkan (atau bahkan meng-nol-kan)
persediaan. Hal ini dipilih untuk meminimalkan biaya penyimpanan, perawatan, atau penjagaan
persediaan. Bahan baku ada saat dibutuhkan untuk memulai produksi. Produk juga diselesaikan
dan tersedia bagi pelanggan tepat waktu. Di lain pihak, meminimalkan atau bahkan zero
persediaan menghilangkan perlindungan terhadap kesalahan produksi atau ketidakseimbangan
sehingga diperlukan kinerja bermutu tinggi dan seimbang untuk menghindari penghetian
produksi (berbiaya mahal) akibat kekurangan persediaan serta menghindari kekecewaan
pelanggan. JIT juga memikirkan layout alat-alat dan keergonomisannya. JIT sangat berkaitan
dengan Total Quality Management. ABM sangat berkaitan dengan JIT.
14. Jelaskan konsep segmented reporting!
Pelaporan segmen maksudnya adalah pelaporan kinerja masing-masing segmen dalam
perusahaan (tidak hanya kinerja perusahaan secara keseluruhan), dari pelaporan segmen dapat
kita lihat margin kontribusi (harga jual dikurangi biaya variabel), margin segmen (margin
kontribusi dikurangi biaya tetap langsung), dan laba operasi (margin segmen dikurangi biaya
tetap umum) dari masing-masing segmen (divisi produksi) dalam perusahaan. Dari pelaporan
segmen dapat diketahuI segmen mana yang paling menguntungkan dan segmen mana yang
justru merugi.
15. Jelaskan perbedaan aliran biaya AVERAGE dan FIFO dalam perhitungan unit ekuivalen!
Biaya FIFO artinya kita mengeluarkan biaya untuk menyelesaikan BDP awal periode
sebelumnya dahulu (yang belum selesai) baru memulai proses produksi. Saldo unit yang
harus dipertanggungjawabkan hanya berisi dari biaya periode berjalan.
Departemen BBL
TKL
FOH
sebelumnya
UE persediaan awal (meneruskan
XX
XX
XX
XX
produksi persediaan awal)
UE dimulai & diselesaikan
XX
XX
XX
XX
UE persediaan akhir
XX
XX
XX
XX
Total UE
XX
XX
XX
XX

Average : Biaya dari setiap unit ekuivalen mengandung sebagian dari persediaan awal
sebagian lagi dari biaya yang ditambahkan selama periode berjalan.
Departemen BBL
TKL
FOH
sebelumnya
UE ditransfer keluar
XX
XX
XX
XX
UE persediaan akhir
XX
XX
XX
XX
Total UE
XX
XX
XX
XX
16. Jelaskan konsep prorata!
Mengalokasikan FOH over/under applied atau selisih antara pencatatan dengan fisik bahan
baku proporsional pada HPP, Persediaan Barang Dalam Proses Akhir, dan Barang Jadi.
Alokasi ini adalah usaha untuk menyatakan kembali semua overhead pabrik pada jumlah yang
mendekati overhead aktual. Prorata diharuskan jika dampak over/under applied material
terhadap laporan keuangan. Under/over applied dialokasikan ke ketiga akun tersebut sesuai
dengan proporsi saldonya. Namun sebaiknya under over applied dialokasikan ke ketiga akun
tersebut proporsional terhadap jumlah overhead yang dibebankan (Carter, 2009 ; 457).
Misal
BDP
BJ
HPP

Overhead Applied
Prosentase dari total
5.000
5%
19.000
19%
76.000
76%
100.000
100%
HPP (76% x 4.000)
3.040
BDP-Akhir (5% x 4.000)
760
Barang Jadi (19% x 4.000)
200
Pengendali FOH
4.000
(Jurnal Under Applied 4.000)
17. Bagaimana accounting treatment untuk barang cacat/rework yang disebabkan kesalahan
internal dan kesalahan eksternal?
Kesalahan internal
- biaya yang tidak tertutup dari penjualan cacat/biaya rework dibebankan ke Pengendali FOH
dilaporkan secara periodic
Persediaan Barang Cacat (sebesar nilai sisa)
XX
Pengendali FOH (biaya tidak tertutupi dari penjualan barang cacat)
XX
HPP (biaya barang bagus)
XX
Barang Dalam Proses
XX
- jika biayanya besar maka dilaporkan terpisah sebagai kerugian di laporan laba rugi
Kesalahan eksternal
Biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat/biaya rework dibebankan ke pesanan,
dimasukkan dalam HPP sehingga terjadi peningkatan harga jual.
Persediaan Barang Cacat (sebesar nilai sisa)
XX
HPP (biaya barang bagus+biaya tidak tertutupi dari penjualan barang cacat) XX
Barang Dalam Proses
XX

18. Bagaimana jurnal untuk over/under applied?

Menggunakan Konsep Pro Rata


Pengendali FOH
XX
HPP
XX
BDP-Akhir
XX
Barang Jadi
XX
(Jurnal Over Applied)

HPP
XX
BDP-Akhir
XX
Barang Jadi
XX
Pengendali FOH
XX
(Jurnal Under Applied)

Menggunakan Pembebanan Langsung


Pengendali FOH
XX
HPP
XX
(Jurnal Over Applied)

HPP
XX
Pengendali FOH
XX
(Jurnal Under Applied)

19. Jelaskan konsep ABM (Activity Based Management)!


Activity Based Manajemen adalah pendekatan untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan
berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai
bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai bagi pelanggan tersebut. ABM
adalah konsep manajemen (perencanaan, pelaksanaa, pengendalian) berbasis aktivitas. ABM
melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai informasi utama. ABM memiliki dua dimensi
yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. ABM memilih ABC untuk mengakurasikan biaya.
ABM harus mengidentifikasi aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah.
Karena semua aktivitas memakan biaya maka aktivitas tidak bernilai tambah harus dihilangkan,
direduksi hingga mencapai efisiensi, atau di sharing. ABM biasanya memilih JIT.
20. Apa yang dimaksud Value Added Activity dan Non Value Added Activity? Berikan contoh!
Value Added Activity
1. Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi,
2. Perubahan kondisi tidak dapat dicapai melalui aktivtas sebelumya
3. Sebagai syarat dapat dilakukannya aktivitas produksi yang lain (selanjutnya)
Non Value Added Activity
1. Aktivitas tidak bernilai tambah yang bisa dihilangkan, direduksi pada biaya yang efisien,
atau di sharing
2. Tidak memenuhi salah satu saja syarat aktivitas bernilai tambah, maka termasuk aktivitas
yang tidak bernilai tambah
Contoh : 1
Produsen silinder hidrolik
Aktivitas pertama adalah pemotongan pipa yang panjang dengan ukuran yang tepat untuk
silinder. Aktivitas kedua pipa yang telah dipotong dilas ke potongan piringan
VAA : pemotongan pipa
Non VAA : inspeksi / pengawasan
Contoh : 2
Produksi pisang goreng
VAA : Menggoreng pisang
Non VAA : menimbun/menyimpang setandan pisang, inspeksi penggorengan

Anda mungkin juga menyukai