Anda di halaman 1dari 18

1.

Air Conditioner adalah peralatan untuk :


- Mengontrol temperatur (suhu udara)
- Mengontrol sirkulasi udara
- Mengontrol kelembaban
- Memurnikan udara (purification)

2. Komponen-komponen yang terdapat pada AC mobil adalah
a. Kompresor
Merupakan komponen yang bekerja memompa refrigerant agar dapat
bersikulasi ke seluruh unit AC mobil, sehingga terdapat perbedaan
tekanan, baik. Udara yang masuk bertekanan rendah dan setelah
dikompresi kompresor menjadi bertekanan tinggi. Tenaga penggerak
kompresor untuk mensirkulasikan refrigerant berasal dari tenaga
mesin. Dengan perantaraan belt, pulley, dan magnet cluth, kompresor
dapat berputar seirama dengan putaran mesin. Dengan adanya
pembagian tenaga mesin untuk menggerakkan kompresor, maka beban
mesin akan bertambah, sehingga secara otomatis konsumsi bahan
bakar pun meningkat. Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis
sebagai berikut.
- Kompresor Tipe Resipro (Crank Shaft)
Kompressor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar
dari mesin yang diterima oleh crank shaft kompresor. Crank shaft
adalah poros berputarnya kompresor. Di dalam kompresor,
gerakan putar dari crank shaft diubah menjadi gerakan naik dan
turun dengan sistem mekanis. Karena didalam kompresor berisi
refrigerant dan oli pelumas, ruangan kompresor harus kedap dan
rapat (tidak ada kebocoran). Untuk mengurangi kebocoran
refrigerant dari ruangan kompresi ke crank shaft, terpasang cincin
(ring) pada toraknya. Dalam kompresor tipe respiro terdapat dua
macam katup (valve), yaitu suction valve dan discharge valve.
Suction valve merupakan katup yang terletak di bagian bawah
valve plate dan discharge valve terletak di bagian atas valve plate.
Saat torak bergerak turun, discharge valve pada posisi tertutup,
sebab tekanan refrigerant pada sisi discharge lebih besar
dibandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat yang sama,
suction valve terbuka akibat terjadinya kevakuman didalam
silinder, sehingga refrigerant masuk ke dalam silinder. Saat piston
bergerak naik, refrigerant di dalam silinder di pompa keluar
melalui discharge valve dan dialirkan ke kondensor dengan
tekanan dan temperatur yang tinggi. Akibatnya, suction valve
tertutup karena tekanan di dalam silinder lebih tinggi daripada
tekanan di sisi isap.

- Kompresor Tipe Swash Plate
Pada kompresor jenis ini, gerakan piston diatur oleh swash plate
pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 jumlah silinder. Ketika salah
satu sisi pada piston melakukan langkah tekan, maka sisi yang
lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses kompresi
pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe
crank shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh
katup isap dan katup tekan. Selain itu, perpindahan gaya pada tipe
swash plate tidak melalui connecting rod, sehingga getarannya
lebih kecil.

- Kompresor Tipe Wobble Plate
Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe
swash plate. Namun, penggunaan kompresor tipe wobble plate
lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor
dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban
pendinginan. Selain itu, pengaturan kapasitas yang bervariasi
akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling
magnetik (magnetic cluth). Cara kerjanya, gerakan putar dari
poros kompresor diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh pelat
penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide
ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston
melalui batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor
swash plate, kompresor tipe wobble plate hanya menggunakan
satu piston untuk dua silinder.

b. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar panas, membuang panas dari
refrigerant setelah dikompresi oleh kompresor. Di dalam kondensor
temperatur refrigerant didinginkan oleh udara dengan bantuan
kipas(extra fan). Setelah keluar dari kondensor, temperatur refrigerant
menjadi lebih dingin.


c. Refrigerant
Merupakan zat yang mudah berubah bentuk. Melalui kondensor,
refrigerant yang berbentuk gas, bertekanan, dan temperatur tinggi
diubah bentuknya menjadi cair dengan tekanan yang stabil dan
memiliki temperatur lebih rendah. Kondensor berbentuk pipa panjang
yang berleluk-lekuk sebagai tempat mengalirnya refrigerant. Pipa
kondensor juga dilengkapi dengan fin atau sirip-sirip yang dapat
membantu proses pendinginan refrigerant. Lancar atau tidaknya aliran
udara pendingin yang melalui motor kipas, akan berpengaruh terhadap
kinerja unit AC mobil secara keseluruhan. Tersumbatnya kondensor
karena kotoran misalnya, akan berpengaruh terhadap hasil pendinginan
refrigerant, sehingga AC mobil akan terasa kurang dingin. Oleh sebab
itu, membersihkan sirip-sirip kondensor sangatlah penting dan harus
dilakukan secara rutin. Selain itu, kerusakan kondensor juga bisa
terjadi karena adanya kebocoran, kotoran, debu, dan lumpur.

d. Katub Ekspansi (Orifice Tube)
Berfungsi menurunkan tekanan dan temperatur refrigerant, sehingga
menimbulkan efek dingin pada evaporator sebelum diembuskan ke
ruang kabin. Proses membuka dan menutupnya katub ekspansi
dilakukan oleh thermostat (sensing bulb). Ketika suhu dalam kabin
tinggi (panas), maka katup ekspansi akan terbuka lebar, sehingga
aliran refrigerant lebih banyak digunakan untuk mendinginkan suhu
kabin yang tinggi. Sebaliknya saat suhu dalam kabin rendah(dingin),
katup ekspansi akan terbuka sedikit, sehingga aliran refrigerant lebih
sedikit. Selain itu berfungsi mengatur banyaknya refrigerant yang
mengalir di dalam sistem AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant
disesuaikan dengan beban panas pada evaporator. Pengaturan aliran ini
dilakukan dengan cara mengatur bukaan celah katup ekspansi, sesuai
dengan temperatur refrigerant yang keluar dari evaporator. Di
lapangan, dapat ditemukan beberapa jenis katup ekspansi, tetapi yang
paling banyak digunakan adalah jenis katup ekspansi thermostatis
(thermostatic expansion valve), yaitu katup ekspansi yang
menggunakan sensor panas.

e. Evaporator
Berfungsi mengubah cairan refrigerant(freon) menjadi gas dingin.
Pada evaporator terjadi proses evaporasi, yaitu penguapan freon fasa
cair menjadi fasa uap (berlawanan dengan fungsi kondensor). Panas
udara di sekitar kabin diserap oleh evaporator saat melewati sirip-sirip
pipanya, sehingga saat keluar, udara berubah menjadi dingin. Proses
sirkulasi udara dingin tersebut dibantu oleh blower Indoor. Kerusakan
komponen evaporator, ditandai dengan adanya kebocoran. Kotoran
yang menumpuk dapat menyebabkan evaporator mengalami
pengeroposan (korosi), sehingga sirip-sirip pipa evaporator perlu
dibersihkan karena akan memengaruhi laju perpindahan panas. Jika
sirip-sirip pipa evaporator tersumbat penyerapan panas tidak berjalan
dengan baik, sehingga AC akan terasa kurang dingin.

f. Receiver (Filter Dryer)
Komponen receiver atau filter dryer sering digunakan pada AC mobil
yang menggunakan katup ekspansi dalam sistem penurunan tekanan
refrigerant. Bagian ini diletakkan di antara kondensor sebelum katup
ekspansi. Di dalam receiver terdapat saringan (filter) dan pengering
(dyer) yang berfungsi menyerap kotoran dan air yang bawa ketika
bersikulasi bersama refrigerant. Filter terpasang pada saluran keluar
receiver bagian dalam. Filter ini terbuat dari tembaga kasa dan
berfungsi sebagai menyaring kotoran yang tidak masuk ke katup
ekspansi. Receiver merupakan tempat penyimpanan refrigerant
sementara setelah dicairkan oleh kondensor sebelum masuk ke katup
ekspansi. Fungsi lainnya adalah penyaring kotoran dalam sistem
sirkulasi AC. Kerusakan receiver seringkali sebabkan adanya timbunan
yang terbawa oleh kondensor dan menyebabkan penyumbatan. Jika
receiver (filter dryer) rusak, suhu AC menjadi tidak stabil dan
seringkali berubah-ubah. Receiver (filter dryer) juga berfungsi
memisahkan kadar air dan kotoran yang terbawa saat bersikulasi
bersama refrigerant. Bagian atas receiver terdapat sight glass,
berfungsi mengetahui kondisi refrigerant dalam sistem AC. Di dalam
dryer berisi desiccant (zat yang dapatmenyerap uap air) yang berupa
silicagel untuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk penggunaan R-134 a

g. Accumulator
Accumulalor biasanya digunakan pada sistem AC mobil yang
menggunakan orifice tube sebagai alat penurun tekanan refrigerant
setelah kondensor. Accumulator terletak diantara evaporator sebelum
kompresor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung sementara
refrigerant cair yang bertemperatur rendah, serta campuran minyak
pelumas dari evaporator. Bahan refrigerant yang telah disimpan dan
berupa gas, dialirkan dari bagian atas accumulator melalui saluran isap
menuju ke kompresor. Accumulator juga berfungsi mencegah
refrigerant cair agar tidak mengalir ke kompresor. Sebab, refrigerant
yang masuk ke kompresor harus dalam bentuk gas atau uap. Sama
seperti receiver, di dalam accumulator juga terdapat desccant.
h. Minyak Pelumas(Oli Kompresor)
Berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian kompresor yang bergesekan,
sehingga mampu meredam panas dan melancarkan pergerakan bagian-
bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur
dengan refrigerant(freon) dan ikut bersikulasi melewati kondensor dan
evaporator. Minyak pelumas harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut : Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah bereaksi
dengan refrigerant(freon) atau benda lain yang digunakan pada sistem
pendinginan, tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120OC, tidak
mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya, mempunyai nilai beku
rendah, tidak berbusa, mempunyai dielektrik (tidak dapat
menghantarkan listrik) yang kuat, dapat memberikan pelumasan yang
baik pada temperatur tinggi maupun rendah.
Jenis pelumas yang digunakan untuk freon R-134a adalah
polyalkyleneglycol(PAG), sedangkan untuk freon R-12 adalah minyak
pelumas mineral. Oleh sebab itu, minyak pelumas R-12 tidak dapat
digunakan untuk freon R-134a, karena tidak akan tercampur dengan
refrigerant.
i. Shaft Seal
Komponen untuk mencegah kebocoran minyak pelumas dan
refrigerant adalah shaft sheal (penyekat refrigerant) pada poros.
Komponen ini trediri atas dua bagian, yaitu shaft seal dan plate seal.
Shaft Seal terdiri atas dua jenis, yaitu mechanical seal dan lip seal.
Biasanya, kebocoran refrigerant terjadi melalui komponen ini,
sehingga pemeriksaan rutin sangat diperlukan. Akibat kebocoran pada
komponen ini, refrigerant perlu ditambah setiap satu atau dua tahun
sekali. Shaft Seal terdiri dari gelang penahan, o-ring, ring karbon, dan
plat seal. Plat seal yang tertahan rapat oleh gelang penahan dengan ring
karbon akan tertekan oleh pegas, sehingga mampu mencegah
kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.

j. Pipa Refrigerant
Pipa refrigerant AC mobil terbuat dari karet (pipa elastis) dan pipa
logam yang tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi, serta tahan
terhadap getaran. Bagian dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan
aluminium yang diproses dengan baik, sehingga lebih tahan terhadap
unsur kimia dalam refrigerant. Demikian pula dengan pipa karet yang
dibuat berlapis-lapis, agar lebih kuat menahan kebocoran dan reaksi
unsur kimia.

k. Iddle Up
Alat fungsi ini menaikkan putaran mesin apabila AC mobil dihidupkan
saat putaran mesin masih idling (stasioner), sehingga mesin mobil
terhindar dari beban yang berlebihan (overload).



l. Pulley dan Belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan
komponen penerus tenaga, yaitu meneruskan tenaga putar dari mesin
menuju ke kompresor AC mobil. Terdapat beberapa jenis belt yang
dipakai pada Ac mobil, diantaranya adalah v-belt dan ribbed belt.
Perbedaan keduanya terletak pada bentuk dan kemampuan meneruskan
tenaga pulley kompresor. Jenis ribbed belt memiliki kemampuan yang
lebih baik dalam meneruskan tenaga dan tidak mudah slip.

m. Ekstra Fan (Kipas)
Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam kabin dan di luar
kabin. Motor blower terdapat di dalam kabin, sedangkan fan (extra
fan) terletak di kondensor (di luar kabin). Blower pada kabin terdiri
atas motor penggerak penggerak dan blower yang digerakkan.
Umumnya, tipe blower yang sering digunakan adalah tipe sirrocco.
Extra fan yang terdapat di luar kabin (pada kondensor) juga terdiri dari
motor penggerak dan fan yang digerakkan. Umumnya yang digerakkan
adalah fan tipe axial flow.

- Komponen Kelistrikan
a. Sakelar(Selector Switch)
Sakelar yang digunakan pada sistem AC mobil pada umumnya adalah
jenis sakelar putar(rotary switch). Sakelar ini digunakan untuk
mematikan dan menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan
putaran blower evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar
(menunjukkan posisi off, low, medium, dan high) dan terminal listrik.
Apabila tombol diputar pada posisi off, hubungan antarterminal
terputus. Pada posisi low, sakelar akan menghubungkan terminal line
ke posisi low dan komproser. Pada posisi medium, sakelar akan
menghubungkan terminal line ke posisi medium dan kompresor. Pada
posisi high, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi high
dan kompresor. Untuk mengetahui arus listrik yang menghubungkan
antarterminal pada sakelar dapat menggunakan multitester.

b. Kopling Magnet(Magnetic Clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor
dengan penggeraknya (putaran mesin). Saat mesin mobil bekerja,
pulley berputar karena dihubungkan oleh belt dengan putaran mesin.
Dalam hal ini, kompresor tidak dapat bekerja sebelum kopling magnet
dialiri arus listrik. Ketika sistem AC mobil di hidupkan, amplifier
memberikan arus listrik yang cukup ke coil stator.Selain itu akan
timbul medan elektromagnet dan akan menarik pressure plate dan
menekan permukaan gesek pulley. Hal ini menyebabkan pressure plate
berputar mengikuti putaran pulley, akibatnya kompresor akan berputar.
Tiga bagian magnetic clutch sebagai berikut :
- Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang
terpasang pada housing kompresor.
- Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan
dengan crank shaft (poros) mesin dengan perantaraan
pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam dari rotor
dan front housing dari kompresor terpasang bearing.
- Pressure Plate, merupakan komponen yang dipasang pada
crank shaft (poros) kompresor.
-
c. Thermostat (Thermoswitch)
Memberikan sinyal kondisi temperatur kabin kompresor secara
otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi
suhu pada evaporator. Apabila thermostat rusak, evaporator bisa
membeku karena pemutus arus listrik tidak berfungsi. Tanda-tanda
kerusakannya antara lain dapat diketahui dengan keluarnya asap dari
kisi-kisi AC, serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari
evaporator. Selain mengatur temperatur, fungsi thermostat pada AC
mobil adalah sebagai pengatur proses kerja kompresor AC. Sistem
kerja thermostat menggunakan tabung indra panas yang di dalamnya
berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan suhu (mempunyai
koefisien mulai yang tinggi). Tabung indra panas ini terpasang pada
evaporator di bagian saluran angin keluar. Kerja kompresor terjadi bila
suhu disekitar tabung meningkat lebih tinggi daripada suhu yang telah
diatur sebelumnya. Ketika suhu penguapan refrigerant cair di dalam
evaporator naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai
danmendorong alas diafragma ke atas. Dengan demikian, sakelar yang
berhubungan dengan magnetic clutch akan mendapatkan supply
listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran
angin keluar di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam
tabung indra panas akan menciut. Alas diafragma yang sebelumnya
terdorong dengan tekanan muai gas akan kembali ke bawah karena
tarikan pegas, sehingga sakelar memutuskan arus listrik yang menuju
ke magnetic clutch, akibatnya kompresor pun akan berhenti.

d. Pengatur Suhu Elektronik(Thermistor)
Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal
negatif pada sistem AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin
rendah suhunya, semakin tinggi resistansinya, sebaliknya semakin
tinggi suhunya, akan semakin rendah pula resistensinya. Sifat ini
dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan
kompresor. Pada suhu tinggi dan resistansi thermistor rendah, maka
saat itulah amplifier akan mengalirkan arus listrik dari bateray ke
magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi pendinginan.
Namun pada saat suhu rendah, resistansi thermistor tinggi, sehingga
amplifier akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic
clutch dan kompresor tidak bekerja. Dengan adanya thermistor,
pengaruh buruk akibat terlalu rendahnya suhu terhadap kenyamanan
ruang dan keamanan komponen unit pendingin dapat dihindarkan.

e. Pressure Switch
Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat
pemampatan pada sistem AC, maka pressure switch akan bekerja
dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrrik yang
menuju ke kompresor. Pada sistem AC terdapat berbagai jenis pressure
switch, tetapi yang paling sering digunakan adalah dual pressure
switch. Pressure switch terpasang pada pipa yang berisi cairan di
antara receiver dan katub ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi
ketidaknormalan tekanan di dalam sistem dan akan memutuskan
kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, sehingga kompresor pun berhenti bekerja. Komponen-
komponen sistem AC mobil akan mengalami kerusakan jika tekanan
pada sistem terlalu tinggi. Pada tekanan 448 Psi untuk 134a dan 378
Psi untuk R-12, pressure switch akan bekerja dan mematikan kopling
magnet. Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan
antarkomponen, sehingga tekanan dalam sistem cukup rendah, sekitar
28 Psi(R-134a) dan 30 Psi(R-12), pressure switch akan bekerja dan
mematikan kopling magnet. Apabila tekanan refrigerant keluar dari
batas normal, akan mengakibatkan kerusakan pada sistem AC
keseluruhan. Tekanan refrigerant yang terlalu tinggi juga akan
memecahkan pipa-pipa (hose) dan merusak kompresor atau shaft seal
kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang sakelar tekanan
tinggi(high pressure switch). High pressure swicth akan memutuskan
arus listrik dari baterai ke magnetic clutch, jika tekanan refrigerant
disisi tekanan tinggi menc apai 280-350 Psi. Terlebih, kebanyakan
kompresor yang digunakan AC mobil adalah tipe swash plate,
sehingga sedikit saja terdapat kelainan pada sistem pelumasan dapat
berakibat cukup fatal. Jika terjadi kebocoran sirkulasi AC, refrigerant
dan minyak pelumas kompresor akan ikut terbuang, akibatnya pelumas
kompresor pun akan berkurang. Kekurangan minyak pelumas akan
mengakibatkan kerusakan kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka
dipasang sakelar tekanan rendah (low pressure switch), sehingga
terjadi pada kebocoran, low pressure switch akan memutuskan aliran
listrik dari baterai ke magnetic clutch. Dengan sendirinya kompresor
akan berhenti bekerja dan mencegah kerusakan. Low pressure switch
akan bekerja pada tekanan 30 kurang lebih 3 Psi

f. Relay
Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor, dan
ke peralatan lainnya pada sistem AC mobil, diperlukan relay
pengaman. Relay pengaman diperlukan untuk mencegah kerusakan
pada kunci kontak. Aliran listrik tidak bisa langsung dari battery ke
magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa melalui kunci kontak,
sehingga titik-titik kunci kontak akan cepat aus (terbakar). Hanya
dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay, sudah bisa
mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari battery ke magnetik
clutch ataupun ke blower motor melaui kontaktif relay. Jika kunci
kontak memutuskan arus listrik ke coil relay, maka kontaktif relay
akan terbawa secara otomatis, sehingga arus listrik dari batterai ke
magnetic clutch ataupun ke blower motor terputus.

g. Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur
kerja AC nobil, agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan
keinginan pemakai. Pada prinsipnya, amplifier bekerja sebagai relay
otomatis yang menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari
baterai yang menuju ke magnetic clutch. Terdapat dua jenis amplifier
yang digunakan pada AC mobil yaitu temperature control amplifier
(pengatur suhu) dan temperatur control idling stabilizer amplifier.

h. Pengatur Suhu (Temperature Control)
Jenis amplifier temperature control bekerja mengatur suhu dari
ruangan yang didinginkan, sehingga selalu dalam kondisi ideal.
Rangkaian dasar temperatur control adalah thermistor dan temperature
control resistor. Mengenai thermistor sudah diuraikan sebelumnya,
sedangkan temperature control resistor adalah suatu variabel resistor
yang nilai resistensinya dapat diubah-ubah secara manual. Jika variabel
resistor ditetapkan pada nilai tertentu, berarti sama saja dengan
menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-batas tertentu.

i. Idling Stabilizer Amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar
selalu bekerja pada batas minimal putaran mobil. Hal ini dimaksudkan
agar pada saat putaran rendah, mesin tidak mengalami kelebihan beban
(overload) karena sistem AC bekerja. Sumber sensor putaran minimal
mesin diambil dari sistem pengapian, yaitu minus (-) ignition coil.
Sinyal listrik yang didapat, kemudian diolah secara elektronik di dalam
amplifier yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak relay
amplifier. Selanjutnya, sinyal listrik yang menghubungkan baterai
dengan magnetic clutch diatur, agar hanya bekera mengalirkan arus
listrik dari battery ke magnetic clutch pada batas putaran minimal
(umumnya 850-1.050 rpm)


3. Merawat AC mobil yaitu dengan cara :
a. Melakukan pengontrolan secara teratur pada kurun waktu tertentu,
misalnya setahun sekali. Pengecekan biasanya dilakukan pada sabuk
penggerak kompresor, level cairan pendingin atau freon, dan selang-
selang.
b. Melakukan pemanasan AC secara rutin, dengan cara menjalankan AC
pada pengaturan temperatur paling dingin dan fan paling kencang.
Lakukan paling tidak sebulan sekali selama sepuluh menit. Hal ini
perlu dilakukan untuk mencegah agar selang-selang tidak cepat
mengeras dan sil tidal cepat rusak.
c. Jika AC digunakan dalam waktu cukup lama, maka perlu menjalankan
defrost selama 5-10 menit. Hal ini dilakukan untuk mengeringkan
evaporator sehingga dapat menghindari adanya bau tidak sedap yang
keluar dari AC.


4. Komponen yang sering mengalami kerusakan
a. Bocor evaporator
Evaporator merupakan komponen pemroses hawa dingin dengan
mengalirkan proses evaporasi dan kembali menyedot kelembapan suhu
dalam kabin. Debu, kotoran kabin hingga asap rokok merupakan
pencetus paling utama terjadinya sumbatan pada komponen yang
terbuat dari aluminium ini.
Karena terbuat dari aluminium, maka saluran yang tak bakal berkarat
ini bila mengalami sumbatan akan mudah robek. Ingat sifat aluminium
yang liat, tak korosif tapi lembek dan mudah koyak. Mobil buatan
Jepang umumnya meletakan evaporator di bawah laci sehingga akan
mudah menyedot debu dan tersumbat. Lain dengan mobil buatan
Eropa yang letak evaporatornya di dalam kabin. Tak mudah tersumbat,
walaupun cukup menyulitkan bila perlu membersihkannya.
b. Bocor seal Kompresor
Kompresor yang bekerja bagai mesin kecil terdiri pula dari sejumlah
karet (seal) yang bisa saja cepat rusak bila terjadi kesalahan. Paling
sering karena salah posisi kompresor dan pelumas yang habis karena
mesin terlampau panas.
c. Bocor saluran
Rangkaian saluran atau selang penyejuk udara bisa saja bocor akibat
gesekan berlebihan yang terjadi karena seringnya mobil tergoncang.
Bisa juga karena mampetnya ekspansi dan reciver dyaer sehingga
tekanan dalam saluran meningkat dan menyebabkan kebocoran.
d. Bocor seal saluran
Sambungan antara saluran dengan beberapa komponen dari metal
membutuhkan karet (seal) penyekat. Maka kondisi buruk yang
menyebabkan kebocoran saluran dengan sendirinya juga akan
merembet pada hancurnya seal dan berujung pada kebocoran.

5. Cara pengisian Freon pada AC mobil
Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak
ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem
rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat
Vacuum pump.

Prosedur pengosongan :
-Tutup kedua katup manifold gauge.
-Pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan
tinggi dan
-Selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa vakum.




1. Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.
2. Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600
mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa )
3. Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi
untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
4. Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah bersih
dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750
mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa )
5. Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
6. Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
7. Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila
terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi
kebocoran.
8. Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan
perbaiki.
Pengisian refrigerant.
Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut sudah
dilakukan :

1. Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.
2. Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel
tekanan tinggi,
3. Warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigerant
atau alat pengisi.
4. Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.
5. Singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari
kecelakaan.

Langkah pengisian
Pemasangan selang pada tabung refrigerant :

1. Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam
sampai jarum katupnya tertarik penuh.
2. Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis.
3. Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
4. Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan.
5. Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah
kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang.
6. Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara
keluar dari selang tengah.
7. Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya refrigerant ) tutuplah
niple no 4 dengan tutup niple.

Pemeriksaan kebocoran awal :
1. Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas masuk
kedalam sistem. (tabung menghadap keatas ).
2. Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi; 98
kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi.
3. Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.

Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair :

1. Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant
yang keluar dalam bentuk cair.
2. Buka katup tekanan tinggi.
3. Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan
tutuplah keran.
4. Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya
harus menunjukkan tekanan yang sama.







Pengisian Lanjutan :
1. Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar
dalam bentuk gas.
2. Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan.
3. Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda
merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan
rendah tetapi tidak vakum.
4. Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar
kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang
mengalir dalam sistem.
5. Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit
dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup.
6. Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 2,0
kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 15 kg/cm2


7. Freon dan Oli yang sering di gunakan di pasaran

. Mengenal Refrigerant ( Zat pendingin )
Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas dalam
jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahan wujud yaitu dari
cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem AC mobil
adalahR 12 atau juga dikenal dengan CFC 12 (fluorinated hydrocarbon). Kelebihan
zat pendingin ini antara lain :
Mendidih pada 29,8oC dalam tekanan atmosfir.
Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.
Dapat larut bila dicampur dengan minyak.
Kurang bereaksi terhadap karet.
Tidak berwarna dan tidak berbau.


Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada
atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan
menimbulkan efek rumah kaca.

Refrigerant (Zat Pendingin) lain yang sekarang banyak dijumpai dan lebih ramah
terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a.
Refrigerant yang dipakai sebagai alternatif pengganti lainnya adalah: Ternary
blend yang merupakan campuran dari zat pendingin yang berbeda seperti :
HCF22,HFC152a dan HCFC124 dan yang sudah sangat kita kenal yaitu gas alam
cair ( LPG ) meskipun zat ini sangat mudah terbakar, sehingga pada beberapa
negara tertentu penggunaan LPG ini tidak diijinkan lagi.


b. Mengenal pelumas Kompressor.
Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta bidang
permukaan yang saling bergesekan. Oleh karena pelumas pada kompresor ikut
bersirkulasi dengan refrigerant, maka dibutuhkan oli khusus untuk kompresor.



Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat
bergantung dengan jenis refrigerant yang digunakan dan secara spesifik dapat
diuraikan :
untuk refrigerant R12 : digunakan pelumas mineral.
untuk CFC 134a : digunakan PAG (Poly Alkylene Glycol ) atau pelumas Ester.

Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai tambahan
karena penggantian komponen.
kosong (pemasangan baru)..... 100 cc
ganti receifer.......................... 20 cc
ganti condenser ..................... 40 50 cc
ganti evaporator .................... 40 50 cc

Anda mungkin juga menyukai