Anda di halaman 1dari 16

Pendahuluan

Salah satu di antara sekian banyak


penyebab kebutaan, yang sering
dijumpai adalah persentuhan mata
dengan benda tumpul, misalnya
traumatic hyfema.
Kerusakan pada mata akan dapat
mengakibatkan atau menjadi penyulit
sehingga mengganggu fungsi penglihatan
trauma pada mata memerlukan
perawatan yang tepat untuk mencegah
terjadinya penyulit yang lebih berat yang
dapat mengakibatkan kebutaan

rata-rata per tahun
adalah sekitar 17 per
100.000 penduduk per
tahun, ditemukan pada
anak-anak dan dewasa
muda.
Dan kejadian dominan
pada laki-laki dengan
perbandingan dari 3:1,5
Anatomi Mata
Anatomi Mata
Definisi
Etiologi
Traumatik
Non
Traumatik
Klasifikasi Hifema
Grade Keberadaan darah di Kamera Okuli Anterior
(COA)
0 Microhifema
1 Kurang dari COA
2 1/4 sampai 1/2 COA
3 Lebih dari 1/2 sampai3/4COA
4 Total (Penuh) pada COA
Klasifikasi Hifema
Diagnosis
Anamnesa
Biasanya diawali oleh riwayat trauma pada mata
Berhubungan dengan trauma kepala, fraktur orbita, trauma segmen posterior (vitreus, retina, koroid).
Terdapat factor risiko: sickle cell diseases atau gangguan hematologi seperti hemophilia
Terjadi hifema spontan seperti pada diabetes mellitus dan tumor pada mata
Manifestasi klinik
Ditandai dengan adanya penurunan visus
Nyeri pada mata dengan konstriksi pupil terhadap cahaya
Ditemukan darah pada segmen anterior chamber (mikrohifema atau makrohifema)
Abnormal TIO
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan TIO
Pemeriksaan labolatorium darah (PTT, APTT dan INR) untuk melihat kelainan hematologi
Pemeriksaan CT-Scan
Tatalaksana
Tujuan terapi
Mencegah dari perdarahan
sekunder
Untuk mengontrol peningkatan
IOP
Meminimalkan terjadinya
komplikasi.
Indikasi rawat dirumah sakit
Kini atau risiko tinggi untuk
perdarahan sekunder
Hyphema awal yang lebih besar
dari 1/3 COA
Penggunaan antiplatelet atau
antikoagulan
Positif terdapat sel sabit atau
anemia
Perhatian medis tertunda lebih
dari 24 jam
Hyphemas lebih dari 50%
Trauma tembus okular
Diduga kekerasan terhadap anak
Hifema
Trauma
Non trauma
Spontan Post operasi
Trauma tembus Trauma tumpul
Manajemen trauma
tembus dan/atau
benda asing
intraocular
Antikoagulan/antiplatelet
Risiko tinggi Risiko rendah
Pasien rawat jalan
Aminocaproic Acid
(Amicar) 50 mg/kg/h
setiap 4 jam
Indikasi rawat
IOP >30 mmHg
Blocker
agonist dan atau
Carbonic anhidrase
inhibitor
Tambah acetazolamide
500 mg/12j PO
Mannitol 1-2g/kg IV




Berdarah kembali
Perdarahan berhenti
Follow IOP
Jika masih ada
perdarahan, lakukan
pemeriksaan
gonioskopi untuk
melihat
neovaskularisasi
Anti
koagulan/antiplatelet
Coagulopati
Leukemia
Retinoblastoma
Child abuse



Check profil koagulasi
Cek dosis Amicar
Terapi ditambahkan 4 hari
Kontrol ulang 2 hari
kemudian untuk melihat
tanda-tanda perdarahan lagi
Hari ke 3: dosis
Hari ke 4: stop Amicar
Hari ke 5: pasien sudah bisa
dipulangkan
Komplikasi
Peningkatan tekanan intraokular
Atrofi optik
Perdarahan ulang atau perdarahan sekunder
Sinekia posterior dan Sinekia anterior
Corneal blood staining
Prognosis
Prognosa dari hifema sangat bergantung pada:
Tingginya derajat hifema
Ada/tidaknya komplikasi
Cara perawatan dan keadaan dari
penderitanya sendiri
1




Kesimpulan
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik
mata anterior yang berasal dari pembuluh darah iris dan baan siliar
yang pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara
spontan,
Tujuan dari terapi hifema adalah

Mencegah dari perdarahan
sekunder,
Untuk mengontrol peningkatan
IOP
Meminimalkan terjadinya
komplikasi
Prognosis hifema bergantung
pada jumlah darah di dalam bilik
mata depan. Bila darah sedikit di
dalam bila mata depan, maka
prognosisnya baik. Sedangkan
bila darah lebih dari setengah
tingginya bilik mata depan, maka
prognosis buruk.

Anda mungkin juga menyukai