416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air , air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Adapun standar air bersih menurut Permenkes RI No.01/Birhubmas/I/1975 adalah:
1. Persyaratan Biologis Persyaratan biologis berarti air bersih itu tidak mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat group, yakni parasit, bakteri, virus, dan kuman. Dari keempat jenis mikroorganisme tersebut umumnya yang menjadi parameter kualitas air adalah bakteri seperti Eschericia coli. Untuk pemeriksaan bakteriologis air dapat dilakukan dengan 3 cara : presumptive coliform test, colony count, dan pemeriksaan streptococcus fecal dan Clostridium perfingens
2. Persyaratan Fisik Syarat fisik, antara lain: a. Air harus bersih dan tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran- butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. Kekeruhan dapat diukur dengan turbidimeter. Alat turbidimeter yang khas adalah Jackson Candle Turbidimeter
b. Tidak berwarna apapun Pemeriksaan warna dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum yaitu kurang dari 15 unit c. Tidak berasa apapun d. Tidak berbau apaun Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Nilai ambang bau (Treshold Odor Number) adalah 3 e. Suhu antara 10-25 C (sejuk) Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme f. Tidak meninggalkan endapan
3. Persyaratan Kimia
Bahan kimiawi seperti nitrat, arsenic, dan berbagai macam logam berat khususnya air raksa, timah hitam, dan cadmium dapat menjadi gangguan pada faal tubuh dan berubah menjadi racun. Syarat kimiawi, antara lain: a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan c. Cukup yodium d. pH air antara 6,5 9,2
4. Persyaratan Radioaktif
Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat berbeda, dan pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti di sekitar reaktor nuklir Standar Kualitas Air di Perairan Umum Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan Keterangan 1 2 3 4 1. Air Minum E. coli atau Fecal coli Jumlah per 100 ml sampel 0
1. Air yang masuk sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0
1. Air pada sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0
Secara bakteriologik air dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah bakteri coliform dalam 100 cc sampel air /MPN yaitu : 1. Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri coliform dan patogen atau zat kimia beracun. 2. Air yang sudah mengalami proses desinfektan ; MPN < 50/100 cc 3. Penjernihan lengkap ; MPN < 5000/100 cc 4. Penjernihan tidak lengkap ; MPN > 5000/100 cc 5. Penjernihan khusus (water purification) ; MPN > 250.000/100 cc
MPN = Most Probable Number ( jumlah terkaan terdekat dari bakteri coliform dalam 100 cc air.
PROSES PENGOLAHAN AIR Intake Beberapa lokasi intake pada sumber air yaitu intake sungai, intake danau dan waduk, dan intake air tanah. Jenis-jenis intake, yaitu intake tower, shore intake, intake crib, intake pipe atau conduit, infiltration gallery, sumur dangkal dan sumur dalam (Kawamura, 1991). Aerasi Aerasi digunakan untuk menyisihkan gas yang terlarut di air permukaan atau untuk menambah oksigen ke air untuk mengubah substansi yang di permukaan menjadi suatu oksida. Koagulasi Pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air baku selama beberapa saat hingga merata. Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan muatannya atau terdestabilisasi mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung untuk membentuk gumpalan yang lebih besar Flokulasi Flok-flok kecil yang sudah terbentuk di koagulator diperbesar disini. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk flok yaitu kekeruhan pada air baku, tipe dari suspended solids, pH, alkalinitas, bahan koagulan yang dipakai, dan lamanya pengadukan
Sedimentasi Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara gravitasi. Pengendapan kandungan zat padat di dalam air dapat digolongkan menjadi pengendapan diskrit (kelas 1), pengendapan flokulen kelas 2), pengendapan zone, pengendapan kompresi/tertekan Filtrasi Proses filtrasi adalah mengalirkan air hasil sedimentasi atau air baku melalui media pasir. Proses yang terjadi selama penyaringan adalah pengayakan (straining), flokulasi antar butir, sedimentasi antar butir, dan proses biologis Desinfeksi Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri patogen yang ada dalam air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:pemanasan, penyinaran antara lain dengan sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver, asam atau basa, senyawa-senyawa kimia, dan chlorinasi Reservoir Reservoir digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat.