Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

ANALISA KASUS

Pada kasus Ny. R, 29 tahun didapat diagnosa G2P1A0 Hamil 39
minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala.
Anamnesa:
Pasien G2P1A0 merasa hamil 39 minggu JPKTH, HPHT 7 September
2013, TP 14 Juni 2014. Pasien datang ke kamar bersalin dengan mules-
mules sejak sore hari pukul 17.00. Mules terus-menerus +/- 4-5x 10 menit,
tidak keluar darah maupun cairan pada vagina, keputihan (-), gerak janin
aktif, BAB dan BAK normal. Pasien melakukan ANC teratur di poliklinik
fetomaternal RSPAD Gatot Soebroto dan sudah melakukan USG sebanyak 4
x dan imunisasi TT 2x. Selama kehamilan pasien mengeluh mual, pasien
menyangkal adanya pusing, perdarahan, pandangan kabur, muntah, demam,
maupun nyeri ulu hati.
Pada pasien ini kita mencurigai kemungkinan sudah masuk inpartu
atau belum. Tanda-tanda inpartu adalah his yang teratur, diikuti pembukaan
dan penipisan cervix, dan bloody show.

Pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang:
Dari hasil pemeriksaan didapatkan
LI: TFU 32 cm, pada fundus uteri teraba bagian yang lunak, tidak
melenting dan kurang bundar yang merupakan presentasi bokong.
LII: Pada perut bagian kanan teraba lebar dan memberikan rintangan yang
besar berarti punggung. Pada bagian kiri teraba bagian kecil- kecil
berarti ekstremitas.
LIII: Bagian terendah janin teraba 2 bagian besar, bulat, dan keras yang
berarti kepala.
LIV: Kepala janin sudah masuk PAP. Bidang 4/5.
Dari pemeriksaan anogenital terdapat lendir dan darah dari vagina,
portio kenyal, 6 cm, ketuban positif, kepala H I-II. Hal ini menunjukkan
sudah adanya pembukaan. Hasil USG didapatkan Janin tunggal, hidup,
intrauterine, presentasi kepala, biometri sesuai usia kehamilan 35 minggu.
Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat dipastikan
ibu tersebut sudah masuk inpartu kala 1 aktif, maka diagnose kerja G2 P1
Ao 39 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup, intrauterine, inpartu
kala I aktif.
Pada pukul 19.25 pembukaan sudah lengkap, kepala H III-IV, UUK
anterior, ketuban negatif, jernih. Hal ini menunjukkan sudah masuk kala II
persalinan PK II.
Kemudian persiapan dan membantu proses persalinan. Pada pukul
19.30, lahir spontan, bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat 2900
gram, panjang 47 cm, apgar score 9/10, air ketuban jernih. Ibu disuntik
oksitosin 10 IU IM, plasenta lahir spontan lengkap. Masase fundus
dilakukan dan kontraksi baik. Eksplorasi jalan lahir didapatkan adanya
ruptur perineum grade I. Jumlah darah yang keluar selama persalinan 300
cc. Pengawasan 2 jam post partum dilakukan.
Diagnosa Akhir:
Partus normal dengan ruptur perineum grade I
Penatalaksanaan :
Non farmako
- Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), saat bayi lahir kemudian
dibersihkan dari lendir dan darah, bayi diletakkan ke atas dada ibu
untuk melakukan IMD. WHO merekomendasikan agar ibu menyusui
bayinya pada 1 jam pertama setelah bayi lahir.
1
Kolostrum adalah,
cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi dan berprotein tinggi
yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat atau ketujuh setelah
melahirkan.
8

- Edukasi ASI eksklusif
Sesuai dengan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif. Dalam bab I pasal 1 ayat 2 PP tersebut, pengertian ASI
Eksklusif yakni ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain.
9

Farmako
1. Asam mefenamat 3 x 500 mg
Pada pasien diberikan obat ini untuk mengurangi rasa nyeri akibat
ruptur perineum. Asam mefenamat merupakan AINS (anti inflamasi non
steroid) COX- non selektif. Obat ini digunakan sebagai analgesik; sebagai
antiinflamasi, asam mefenamat urang efektif dibandingkan dengan aspirin.
Asam mefenamat terikat sangat kuat dengan protein plasma. Dengan
demikian interaksi terhadap koagulan harus diperhatikan. Efek samping
terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dyspepsia, diare sampai
diare berdarah dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung. Pada orang
usia lanjut efek samping diare hebat lebih sering dilaporkan. Efek samping
lain ialah berdasarkan hipersensitivitas ialah eritem dan bronkokonstriksi.
Dosis asam mefenamat 2-3 kali 250-500 mg sehari. Karena efek toksiknya
di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan untuk anak usia < 14 tahun
dan wanita hamil, dan pemberiannnya tidak boleh melebihi 7 haid.
Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid
mengurangi kehilangan darah secara bermakna.

2. Amoxicilin 3 x 500 mg
Pasien diberikan antibiotik dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi yang dapat timbul setelah persalinan serta kemungkinan apabila
perawatan luka perineumnya tidak higenis, Merupakan obat yang termasuk
golongan penisilin. Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang
diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang
sensitive, penisilin menghasilkan efek bakterisid. Mekanisme kerja
antibiotika golongan beta laktam adalah obat bergabung dengan penisilin
binding protein (PBPs). Lalu terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman
karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu,
kemudian terjadi aktivasi ensim proteolitik pada dinding sel. Amoksisilin
berspektrum luas, tetapi aktivitasnya terhadap kokus Gram (+) kurang dari
pada penisilin G. Semua penisilin golongan ini dirusak oleh betalaktamase
yang diproduksi oleh kuman Gram (+) maupun Gram (-). Dosis untuk
dewasa 0,25-0,5 g. Dosis untuk anak 20-40 mg/kgBB/hari dalam 3 dosis.
7

3. Sangobion 1 x 1
Setiap kapsul sangobion mengandung Fe gluconate 250 mg (setara
dengan Fe 30 mg), manganese sulfate 0.2 mg, copper sulfate 0.2 mg, vit C
50 mg, folic acid 1 mg, vit B
12
7.5 mcg, sorbitol 25 mg. Obat ini
diindikasikan untuk anemia yang disebabkan kekurangan zat besi (Fe) dan
mineral lainnya yang berkontribusi dalam pembentukan sel darah. Obat ini
juga sangat cocok untuk ibu hamil dan menyusui. Dosisnya 1-2 kapsul
perhari.
10

















BAB V
KESIMPULAN

1. Persalinan normal adalah persalinan dengan onset spontan, berisiko
rendah pada awal persalinan hingga seluruh persalinan. Bayi lahir secara
spontan dengan posisi ubun-ubun kecil terletak di puncak (anterior)
dengan usia gestasi 37 sampai 42 minggu. Setelah lahir, ibu dan bayi
berada dalam kondisi baik..
2. Salah satu komplikasi persalinan yang tersering adalah robekan jalan
lahir. Robekan yang sering terjadi adalah robekan vagina dan perineum.
3. Dapat disimpulkan bahwa asuhan persalinan yang tepat sangat diperlukan
untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya.

















DAFTAR PUSTAKA
1. www.who.int
2. Prawirohardjo Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-2. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Saifuddin Abdul Bari, Wiknjosastro Gulardi, Waspodo Djoko. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Kurniawati, Desy. 2009. Obgynacea. Yogyakarta. Tosca Enterprise.
5. Aryasatiani, Ekarini. Penatalaksanaan Ruptur Perineum Derajat 3 & 4.
www.pogijaya.or.id; 2013
6. Syarif Amir, Estuningtyas Ari, Setiawati Arini, Muchtar Armen, Arif
Azalia, Bahry Bahroelim dkk. 2009. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5.
Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai