Wijaya
Abstrak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan masalah yang kompleks pada suatu proyek
konstruksi. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja umumnya disebabkan oleh faktor manajemen,
disamping faktor manusia dan teknis. Tingkat pengetahuan, pemahaman, perilaku, kesadaran, sikap
dan tindakan masyarakat, tenaga kerja, aparatur pemerintah dan masyarakat dalam upaya
penanggulangan masalah keselamatan kerja masih sangat rendah dan belum ditempatkan sebagai
suatu kebutuhan pokok bagi peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh termasuk peningkatan
produktivitas kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak
biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
BAB I
Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Eka
Wijaya
PENDAHULUAN
Kegagalan Perencana
Penyebab kegagalan perencana umumnya disebabkan oleh :
a. Tidak mengikuti TOR,
b. Terjadi penyimpangan dari prosedur baku, manual atau peraturan yang
berlaku,
c. Terjadi kesalahan dalam penulisan spesifikasi teknik,
Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Eka
Wijaya
Kegagalan Pengawas
Penyebab kegagalan pengawas umumnya disebabkan oleh :
a. Tidak melakukan prosedur pengawasan dengan benar,
b. Tidak mengikuti TOR,
c. Menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi,
d. Menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak didukung oleh metode
konstruksi yang benar,
e. Menyetujui gambar rencana kerja yang tidak didukung perhitungan teknis.
Kegagalan Pelaksana
Penyebab kegagalan pelaksana umumnya disebabkan oleh :
a. Tidak mengikuti spesifikasi sesuai kontrak,
b. Salah mengartikan spesifikasi,
c. Tidak melaksanakan pengujian mutu dengan benar,
d. Tidak menggunakan material yang benar,
e. Salah membuat metode kerja,
f. Salah membuat gambar kerja,
g. Pemalsuan data profesi,
h. Merekomendasikan penggunaan peralatan yang salah.
1.3 Tujuan
Pada dasarnya penulisan makalah ini mengacu pada beberapa tujuan yang ingin
dicapai, yaitu :
1. Agar tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
pekerjaannya.
2. Agar orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatan
pekerja.
3. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.
Dalam penulisan makalah ini digunakan metode Studi pustaka, yaitu dengan
mempelajari masalah yang berkaitan dengan topik yang dipaparkan dalam makalah
ini yang bersumber dari buku dan literatur.
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
PEMBAHASAN
Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Eka
Wijaya
pekerjaan, aturan dan peraturan keselamatan kerja, dan perilaku kerja yang
aman dan berbahaya.
d. Peraturan Keselamatan Kerja
Perusahaan perlu memiliki semacam panduan yang berisi peraturan
dan aturan yang menyangkut apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh
karyawan di tempat kerja. Isinya harus spesifik yang memberi petunjuk
bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dengan hati-hati untuk mencapai
keselamatan kerja maksimum. Sekaligus dijelaskan beberapa kelalaian kerja
yang dapat menimbulkan bahaya individu dan kelompok pekerja serta tempat
kerja. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan melalui pemantauan,
penumbuhan kedisiplinan dan tindakan tegas kepada pekerja yang cenderung
melakukan kelalaian berulang-ulang.
Untuk menerapkan strategi dan program di atas maka ada beberapa
pendekatan sistematis yang dilakukan secara terintegrasi agar manajemen program
kesehatan dan keselamatan kerja berjalan efektif berikut ini.
a. Pendekatan Keorganisasian
1. Merancang pekerjaan,
2. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan program,
3. Menggunakan komisi kesehatan dan keselamatan kerja,
4. Mengkoordinasi investigasi kecelakaan.
a. Pendekatan Teknis
1. Merancang kerja dan peralatan kerja,
2. Memeriksa peralatan kerja,
3. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi.
a. Pendekatan Individu
1. Memperkuat sikap dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja,
2. Menyediakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja,
3. Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program
insentif.
Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan
memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.
Terhadap Karyawan
BAB IV
Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Eka
Wijaya
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari uraian mengenai berbagai aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
penyelenggaraan konstruksi di Indonesia, dapat diambil kesimpulan bahwa berbagai
masalah dan tantangan yang timbul tersebut berakar dari rendahnya taraf kualitas
hidup sebagian besar masyarakat. Dari banyak pekerja konstruksi Indonesia, lebih
dari 50% di antaranya hanya mengenyam pendidikan maksimal sampai dengan
tingkat Sekolah Dasar. Mereka adalah tenaga kerja lepas harian yang tidak meniti
karir ketrampilan di bidang konstruksi, namun sebagian besar adalah para tenaga
kerja dengan ketrampilan seadanya dan masuk ke dunia jasa konstruksi akibat dari
keterbatasan pilihan hidup.
Permaslahan K3 pada jasa konstruksi yang bertumpu pada tenaga kerja
berkarakteristik demikian, tentunya tidak dapat ditangani dengan cara-cara yang
umum dilakukan di negara maju. Langkah pertama perlu segera diambil adalah
keteladanan pihak Pemerintah yang mempunyai fungsi sebagai pembina dan juga
“the biggest owner.” Pihak pemilik proyek lah yang memiliki peran terbesar dalam
usaha perubahan paradigma K3 konstruksi. Di samping itu, hal yang terpenting
adalah aspek sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus kepada seluruh
komponen dalam Jasa Konstruksi seperti manajement perusahaan dan pekerja,
karena tanpa program-program yang bersifat partisipatif, keberhasilan penanganan
masalah K3 konstruksi tidak mungkin tercapai.
IV.2 Saran
Berkaitan dari hasil pembuatan makalah ini yang membahas bahwa
pemakaian alat keselamatan kerja mampu mempengaruhi secara signifikan tingkat
produktivitas karyawan/pekerja dan terbantahnya anggapan bahwa produktivitas
kerja akan lebih tinggi jika karyawan/pekerja bekerja dengan tanpa menggunakan
alat keselamatan kerja, maka hendaknya:
1. Pekerja menyadari bahwa pemakaian alat keselamatan kerja memiliki
peranan penting bagi keselamatan kerja dan peningkatan produktivitas kerja.
Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Eka
Wijaya