Anda di halaman 1dari 14

Presentan :

F. Priska Arni Kesumadewi 0618011013


Eka Listianti 0618011053

Kelompok
Ratih Dyah Ayu P
Tanti Arianti
M. Imannudin Nasution
Agustin Budiman

Pembimbing:
Dr. IDRIS H. S., Sp. OG







PRESENTASI KASUS
G
2
P
1
A
0
HAMIL ATERM DENGAN
PREEKLAMPSI BERAT + BEKAS SC 1X (a.i
eklampsia) BELUM INPARTU JTH PRESKEP
SMF OBSTETRI & GINEKOLOGI
RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
SEPTEMBER 2011

1


Tanggal masuk : 15 Sepetember 2011

Pukul : 11.40 WIB

I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. R
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTP
Alamat : JL. Ikan Kapasan LK II
Bumi Waras, Bandar Lampung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pekerjaan suami : Sopir

II. ANAMNESA
Didapatdari : Pasiensendiri (Autoanamnesa)
Tanggal : 15 September 2011

1. Keluhan
Utama : Hamil cukup bulan dengan darah tinggi

2. Riwayat kesehatan sekarang
9 jam SMRS pasien mengeluh perut terasa mules yang menjalar sampai
pinggang hilang timbul makin lama makin sering dan berat. Pasien
menyangkal adanya riwayat keluar darah dan lendir dan riwayat keluar air-
air. Pasien lalu dibawa ke bidan dan dinyatakan darah tinggi, pada saat
diperiksa tekanan darah pasien 170/110mmHg., lalu pasien dirujuk ke
RSUAM. Riwayat darah tinggi selama kehamilan dan riwayat darah tinggi
pada kehamilan sebelumnya diakui pasien, namun riwayat darah tinggi
sebelum kehamilan dan riwayat darah tinggi pada keluarga disangkal pasien.
Pasien juga menyangkal adanya keluhan nyeri pada daerah ulu hatinya,
pandangan mata kabur, sakit kepala, dan mual muntah.Pasien memiliki
2

riwayat SC 1x pada kehamilan sebelumnya 1 th yang lalu atas indikasi
kejang-kejang sebelum melahirkan. Pasien mengaku hamil cukup bulan dan
masih merasakan gerakan janin.

Menarche : 12tahun
Siklus haid : 28 hari
Lamanya : 6 hari
HPHT :
TP :

4. Riwayat perkawinan
Pernikahan pertama dan sudah berlangsung 2tahun

5. Riwayat kehamilanpersalinan nifas terdahulu
Anak 1 : Laki-laki usia15 bulan, lahirdengan sectio caecaria atas indikasi
eklampsia, ditolong oleh dokter, sehat, 3000 gr.

6. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien menderita penyakit darah tinggi pada kehamilan sebelumnya. Pasien
tidak menderita penyakit jantung, penyakit ginjal, asma dan kencing manis.

7. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat darah tinggi, sakit jantung, ginjal, asma dan kencing manis dalam
keluarga disangkal.

8. Riwayat Operasi
Operasi Sectio Caecarian pada saat melahirkan anak pertamanya 1 tahun yg
lalu atas indikasi eklampsia.

9. Riwayat kontrasepsi
Pasien mengaku memiliki riwayat menggunakan KB jenis pil.

3

10.Riwayat imunisasi selama hamil
Pasien tidak pernah mendapat suntikan imunisasi selama kehamilan

III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
KeadaanUmum : Tampaksakitsedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanandarah : 170/110 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C

Status Generalis
Kulit : Chloasmagravidarum (-)
Mata : Konjungtiva ananemis, sclera anikterik
Gigi / mulut : Karies (+)
Thoraks : Dalambatas normal
Mammae : Mammae tegang dan membesar, glandula
Montgomery lebih jelas
Jantung : Bunyi jantung I-II regular, mur-mur (-), gallop(-)
Paru : Sonor, vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen: cembung, simetris, terdapat scar bekas insisi sectio caecarian
panjang 10 cm 2 jari diatas simpisis
Extremitas : Edema Pretibial +/+

IV. PEMERIKSAAN OBSTETRI
Pemeriksaan luar
Tinggi fundus uteri 3 jari bawah proc. Xyphoideus (32cm), letak
memanjang,punggung kiri, presentasi kepala, penurunan 5/5, his (+)1x/10/20,
DJJ 137x/mnt, TBJ 2945gram.


4

Pemeriksaan Dalam
Portio lunak, posterior,eff 0 %,pembukaan0cm, ketubanbelum dapat dinilai,
terbawah kepala, penunjuk belum dapat dinilai, penurunan kepala Hodge 1.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 12,4 gr%
Leukosit : 9.400/ul
SGOT : 19 u/l
SGPT : 17 U/L
GDS : 122 mg/dl
Trombosit : 289.000/mm3
Urea : 24mg/dl
Kreatinin : 0,8 mg/dl

URINALISA
Protenuria 500 mgdalam urine 24 jam atau +1

IndeksGestosis
Edema pretibial (+) : 1
Protein uri : 1
TD Sistol 170 (160-180) : 2
TD Diastol 110 mmhg : 2

V. DIAGNOSIS
G
2
P
1
A
0
hamil atermdengan Preeklampsia Berat + bekas SC 1x (a.i
eklampsia)belum inpartuJTH preskep


VI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubiaad bonam
Quo ad functionam : dubiaad bonam

5

VII.SIKAP
R/ partuspervagiman (kala II dipercepatdengantindakan)
Observasi His, DJJ dantanda vital ibu
Nifedipine 3 x 10 mg
Injeksi 4 gr MgSO
4
40 %
IVFD 6 gr MgSO
4
40 % dalam RL 500 cc gtt XX/menit
Katetermenetap, Catat input output
Cek Laboratorium darah rutin, kimia darah, urin rutin,cross match
Stabilisasi 1-3 jam
R/ akselerasisetelahstabilisasi


Laporan persalinan Spontan
- Pukul 22.15 WIB lahirbayi , BB 3900 gr, PB 48 cm, A/S : 8/9, anus (+) .
- Pukul 22.20 WIBPlasentalahirlengkap BP 400 gr, Pj TP 40 cm,Diameter
16/18.
- DilanjutkandenganHecting perineum dalamjelujur, luarsatu-satu
(interrupted)
- Kontraksi uteri baik, perdarahankala III/IV + 250cc

FOLLOW UP
Tanggal16Agustus 2009 (post patumhari I)
status present : TD:140/100
N : 80x/m
Rr: 24x/m
Th/ Amoxicillin 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg
Dopamed 3x1
B complex 3x1

Tanggal17 Agustus2009 (post partum hari II)
status present: TD : 130/90
6

N : 80 x/m
Rr : 22x/m
Th/ Amoxicillin 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg
Dopamed 3x1
B complex 3x1

7

PERMASALAHAN
1. Apakah diagnosis dan penatalaksanaan pasa kasus ini tepat?
2. Apapenyebabtimbulnya pre eklampsiapadakasusini?
3. Aparisikohipertiroidterhadapibudanjanin?

ANALISA KASUS
I . Apakah diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus ini tepat?
Pasien mau melahirkan ditandai dengan perut terasa mules, Lalu keluarga
membawa pasien ke puskesmas terdekat. Saat diperiksa tekanan darah pasien
tinggi (170/110mmHg). Lalu pasien dirujuk ke RSUAM setelah mendapat injeksi
MgSO4 dalam infus RL 500cc. Sampai di IGD diukur tekanan darah
170/110mmHg dan pasien mengeluh kepala pusing, mual dan muntah. pasien
langsung dikirim ke bangsal. Keluar darah dan lendir (-), keluar air-air (+),
riwayat darah tinggi diluar kehamilan (-). BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Pasien mengaku hamil cukup bulan dan masih merasakan gerakan janin.

Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah pasien 170/110 mmHg, Edema
pretibia (+)

Pada pemeriksaan luar didapatkanTinggi fundus uteri 3 jbpx (34cm) letak
memanjang, punggung kanan, preskep, penurunan 4/5, HIS (+), DJJ 148
x/mnt/reg, TBJ 3225 g

Pada pemeriksaan dalam didapatkan Porsio lunak, media, eff.100%, diameter5
cm, ketuban (+), terbawah kepala, penurunan H II-III, penunjuk UUK
kanandepan

Berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan diatas penderita didiagnosis dengan
G
1
P
0
A
0
hamil aterm dengan PEBinpartu kala I fase aktif,J TH preskep

Sehingga direncanakan penatalaksanaan seperti dibawah ini, yaitu:
8

Terminasikehamilanpervaginam (kala II dipercepat). Observasi His, DJJ
dantanda vital ibu. PemberianNifedipine 3x10 mg, Injeksi 4 gr MgSO
4
40 %,
IVFD 6 gr MgSO
4
40 % dalam RL 500 cc gtt XX/menit, Katetermenetap, Catat
input output, cek Laboratorium darah rutin, kimia darah, urin rutin,cross match

I I . BagaimanaPenatalaksanaanpreeklampsi?

Penatalaksanaansuatukasustergantung diagnosis yang ditegakkan. Penanganan pada
Preeklampsi berat adalah sebagai berikut :
A. PengobatanMedisinal
1. Tirah Baring
2. Oksigen
3. Kateter menetap
4. IVFD : Ringer Asetat, Ringer Laktat, Kolloid
Jumlah input cairan : 2000 ml/24 jam, berpedomanpada diuresis, insensible
water loss dan CVP. Awasibalanscairan.
5. Magnesium Sulfat
Initial dose :
- Loading dose : 4 gr magnesium sulfat 20% IV (4-5 menit)
- 8 gr MS 40% IM, 4 gr bokongkanan, 4 gr bokongkiri.
Maintenance dose : 4 gr magnesium sulfat40% IM setiap 4 jam
magnesiumsulfat maintenance dapatjugadiberikansecaraintravenus.
6. Antihipertensi diberikan jika tekanan darah diastole > 110 mmHg.
Dapatdiberikannifedipin sublingual 10 mg. Setelah 1 jam,
jikatekanandarahmasihtinggidapatdiberikannifedipinulangan 5-10 mg
sublingual atau oral denganinterval 1 jam, 2 jam atau 3 jam sesuaikebutuhan.
Penurunantekanandarahtidakbolehterlaluagresif.
Tekanandarahdiastoljangankurang dari 90 mmHg,
penurunantekanandarahmaksimal 30%.
Penggunaannifedipinesangatdianjurkankarenaharganyamurah, mudahdidapat
dan mudahpengaturandosisnyadenganefektifitas yang cukupbaik.
9

7. Diuretikumtidakdiberikankecualijika ada :
- Edema paru
- Gagal jantung kongestif
- Edema anasarka
8. N-Acetyl Cystein 3 x 600 mg.
9. Jika pasien koma, diberikan perawatan koma di ICU
10. Konsul ke Bagian Interna, Hematologi, Mata, Neurologi jika perlu.
11. Jajaki kemungkinan terjadinya komplikasi Sindroma HELLP, gagal ginjal,
edema paru, solusio plasenta, DIC, stroke, dll
12. Jika dijumpai Sindroma HELLP, beri deksametason 10 mg / 12 jam IV 2x
sebelum persalinan, dilanjutkan dengan deksametason 10, 10, 5, 5 mg / jam IV
dengan interval 6 jam postpartum. Kelahiran bayi diharapkan terjadi dalam 48
jam setelah pemberian deksametason pertama.
Catatan:
Syarat pemberian Magnesium Sulfat:
Harus tersedia antidotum Magnesium Sulfat yaitu Kalsium Glukonas 10%,
diberikan iv secara perlahan.
Refleks patella (+)
Frekuensi pernafasan > 16 kali / menit.
Produksi urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 cc/ kg BB/ jam )
Pemberian Magnesium Sulfat sampai 20 gr tidak perlu mempertimbangkan
diurese.

B.Penanganan Obstetri

Pada keadaan ibu sudah stabil, tetapkan suatu keputusan apakah dilakukan
terminasi kehamilan atau tindakan konservatif dengan mempertimbangkan
usia kehamilan dan keadaan janin.
Penanganan konservatif bisa dilakukan pada keadaan :
Tekanan darah terkontrol < 160/110 mmHg
Oliguria respon dengan pemberian cairan
Tidak dijumpai nyeri epigastrik
Usia kehamilan < 34 minggu
10

Kalau penyakit berkembang menjadi Sindroma HELLP murni cenderung
dilakukan tindakan penanganan aktif
Jika serviks sudah matang dan tidak ada kontra indikasi obstetrik, dilakukan
induksi persalinan dengan oksitosin drips dan amniotomi. Kala II dipercepat
dengan EV / EF.
Seksio sesarea dilakukan pada :
Skor pelvik dibawah 5.
Dengan drips oksitosin, setelah 12 jam belum ada tanda-tanda janin akan lahir
pervaginam.
Indikasi obstetrik.
Bayi ditangani oleh Subbagian Perinatologi dan jika perlu dirawat di Neonatal
Intensive Care Unit.

III. Apa penyebab timbul preeklampsia pada kasus ini?

Seorang gravida cenderung dan mudah mengalami preeklampsia/eklampsia jika
mempunyai faktor predisposisi sebagai berikut:
a. Primigravida
b. Hyperplasentosis:
- Molahidatidosa
- Kehamilan multiple
- Diabetes mellitus
- Hydropsfetalis
- Bayi besar
c. Umur yang ekstrim
d. Riwayat kelurga pernah preeclampsia/eclampsia
e. Penyakit - penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.

Kemungkinan pada pasien ini terjadi preeklampsia dikarenakan karena faktor
primigravida

11

Etiologi dan preeklampsia belum diketahui dengan pasti. Banyak sekali teori
yang diajukan mengenai kemungkinan etiologi dari preeklampsia. Berdasarkan
pengalaman klinis penderita-penderita preeklampsia didapatkan beberapa hal
penting yang dianggap berkaitan dengan terjadinya preeklampsia.

1. Trofoblast.
Pada preeclampsia, kehamilan tidak perlu teijadi dida!am uterus dan tidak
perlu adanya janin. Syarat utama ialah adanya trofoblast dan ini didukung
pula oleh kenyataan bahwa preeklampsia membaik setelah plasenta lahir.
Makin banyak jumlah trofoblast, makin besar kemungkinan terjadinya
preeklampsia, bahkan preeklampsia dapat terjadi pada akhir trimester ke 2
kehamilan.
2. Immunologik
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Keadaan ini diterangkan secara immunologik
bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak sempurna sehingga timbul respons immun yang tidak
menguntungkan terhadap histoinkompatibilitas plasenta. Pada kehamilan
berikutnya pembentukan blocking antibodies ini iebih banyak akibat respons
anamnestis pada kehamilan pertama yang lalu.
3. Predisposisi Famillial
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia (Chesley 1976, 36 37). Pada
beberapa penderita terdapat faktor predisposisi yang bersifat genetik,
walaupun belum diketahui dengan pasti apakah faktor ini juga ditemukan
pada penderita-penderita lain.
4. Faktor hormon
Bila preeklampsia hanya terjadi pada manusia, bukanIah berarti faktor
hormon paling berperan. Tatapi tidak dapat disangkal bahwa hormon steroid
yang diproduksi oleh plasenta manusia jauh lebih banyak jumlahnya
dibandingkan dengan binatang. Steroid utama yang didapatkan dalam jumlah
besar adalah estriol.
5. Faktorgizi
12

Chesley 1978, menduga bahwa faktor nutrisi memegang peranan. Diet yang
kurang mengandung asam lemak essential terutama arachidonic acid
(precursor sintesa prostaglandin), dapat menyebabkan loss angiotensin
refractoriness yang kemudianmenimbulkan preeklampsia.


KESIMPULAN
1. Diagnosis padakasusinisudahtepat.
Sehinggapenatalaksanaannyasudahadekuat
2. Padapasieniniterjadipreeklampsiamungkinpredisposiprimigravida.






















13

DAFTAR PUSTAKA

1. WilliamsObstetri, AIihbahasa: JokoSuyono, AndriHartono, DistosiaKelainan
pada presentasi, PenerbitBukuKedokteran EGC Edisi 18, Jakarta 1995 Hal
421
2. SarwonoPrawirohardjo, Prof, Dr, DSOG dan HanifaWinkjosastro, Prof, Dr,
DSOG : IlmuKebidanan, YBD-SP; edisiketiga, cetakanke lima FKUI. Jakarta
1999, Hal 287294,91
3. Panduan Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, Satgas
gestosis, POGI, hal 8 -21.
4. Editor Utama : Sulistia G. Ganiswara : Farmakologi Dan Terapi Edisi 4, Bag.
Farmakologi FKUI, Jakarta, 1995 hal 323 329.
5. Protap Departemen Kebidanan dan Kandungan RS Moh. Hoesin Palembang.

Anda mungkin juga menyukai