Anda di halaman 1dari 24

BENIGN PROSTAT HIPERPLASI

(BPH)
DEFINISI
BPH adalah hiperplasi kelenjar periuretral (sel-sel glanduler
dan intersisial) dari prostat. BPH merupakan tumor jinak yang
paling sering terjadi pada laki-laki dan berhubungan dengan usia,
jarang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun. ebagian besar
hiperplasia prostat terdapat pada !ona transisional.
INSIDENSI
Pada usia "" tahun #$"% dari pria ditemukan gejala
obstrukti&. Pada usia '" tahun #"0% pada pria mengeluhkan gejala
pan(aran urin yang lemah pada waktu miksi. )aktor resiko BPH
masih belum jelas. *enurut penelitian diketahui pula karena
perbedaan ras. #"0% pada pria dibawah +0 tahun terkena BPH
karena mempunyai si&at diturunkan. i&at ini diturunkan se(ara
dominan autosomal.
ANATOMI
Kelenjar Prostat
66
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah
in&erior buli-buli, di depan re(tum dan membungkus uretra posterior.
Bila pengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars
prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari
buli-buli. Bentuknya seperti buah kenari dengan ukuran 4 , - , $,"
(m dan beratnya $0 gram. .elenjar ini terdiri atas jaringan
/bromuskular dan glandular yang terbagi dalam beberapa daerah
atau !ona, yaitu !ona peri&er, !ona sentral, !ona transisional, !ona
/bromuskuler anterior, dan !ona periuretra. ebagian besar
hiperplasia prostat terdapat pada !ona transisional, sedangkan
pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari !ona peri&er. e(ara
histopatologik kelenjar prostat terdiri atas komponen kelenjar dan
stroma. .omponen stroma ini terdiri atas otot polos, /broblas,
pembuluh darah, sara&, dan jaringan penyanggah yang lain.
Prostat menghasilkan suatu (airan yang merupakan salah satu
komponen dari (airan ejakulat. 0airan ini dialirkan melalui duktus
sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian di
keluarkan bersama (airan semen lain pada saat ejakulasi. 1olume
(airan prostat merupakan #$"% dari seluruh 2olume ejakulat.
Prostat mendapat iner2asi otonomik simpatik dan
parasimpatik dari pleksus prostatikus. Pleksus prostatikus ( pleksus
pel2ikus ) menerima masukan serabut parasimpatik dari korda
spinalis
$-4
dan simpatik dari ner2us hipogastrikus (3
40
-5
$
).
timulasi parasimpatik meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel
prostat, sedangkan rangsangan simpatik menyebabkan pengeluaran
(airan prostat ke dalam uretra posterior, seperti pada saat ejakulasi.
istem simpatik memberikan iner2asi pada otot polos prostat,
kapsula prostat, dan leher buli-buli. 6itempat itu banyak terdapat
reseptor adrenegika. 7angsangan simpatik menyebabkan
dipertahankannya tonus otot polos tersebut.
67
ETIOLOGI
8tiologi BPH belum pasti, tetapi kemungkinan berhubungan
dengan multi&aktor dan endokrin. .elenjar prostat terdiri atas
elemen stromal dan epitel. *asing-masing atau bahkan keduanya
dapat berkembang menjadi nodul-nodul hiperplastik dan gejala-
gejala yang ada dapat diartikan sebagai suatu BPH.
Hingga sekarang masih belum diketahui se(ara pasti
penyebab terjadinya hiperplasia prostat9 tetapi beberapa hipotesis
menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dihidrotestosteron (6H3) dan proses aging.
Beberapa hipotesis yang di duga sebagai penyebab timbulnya
hiperplasia prostat adalah:
4. 3eori dihidrotestosteron
6H3 adalah metabolit androgen yang sangat penting pada
pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. 6ibentuk dari testosteron
yang sangat penting pada pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat
oleh en!im "a-reduktase dengan bantuan koen!im ;<6PH. 6H3
yang telah terbentuk berkaitan dengan reseptor androgen (7<)
membentuk kompleks 6H3-7< pada inti sel dan selanjutnya
68
terjadi sintesis protein growth &a(tor yang menstimulasi
pertumbuhan sel prostat.
Pada BPH kadar 6H3 tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada
prostat normal. Hanya saja pada BPH, akti2itas en!im "a-
reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak. Hal ini
menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensiti& terhadap
6H3 sehingga replikasi sel lebih banyak dibandingkan dengan
prostat normal.
$. .etidakseimbangan antara estrogen-testosteron
Pada usia semakin tua kadar testosteron samakin menurun,
sedangkan kadar estrogen relati& tetap sehingga perbandingan
antara estrogen: testostron relati& meningkat. 8strogen di dalam
prostat berperan dalam terjadinya proli&erasi sel-sel kelenjar
prostat dengan (ara meningkatkan sensiti/tas sel-sel prostat
terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah
reseptor androgen, dan menurunkan jumlah sel-sel prostat
(apoptosis). =adi meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru
akibat rangsangan testosteron menurun, tapi sel-sel prostat yang
telah ada mempunyai umur lebih panjang sehingga massa
prostat jadi lebih besar.
-. >nteraksi stroma-epitel
0unha (4?'-) membuktikan bahwa di&erensiasi dan pertumbuhan
sel epitel prostat se(ara tidak langsung di kontrol oleh sel-sel
stroma melalui suatu mediator (growth &a(tor) yang selanjutnya
mempengaruhi sel-sel stroma sehingga menyebabkan terjadinya
proli&erasi sel-sel epitel maupun sel-sel stroma.
4. Berkurangnya kematian sel prostat
8strogen di duga mampu memperpanjang usia sel-sel prostat,
sedangkan &aktor pertumbuhan 3@)B berperan pada proses
apoptosis.
". 3eori sel stem
el stem adalah sel yang mempunyai kemampuan berproli&erasi
se(ara ekstensi&. 3erjadinya BPH dipostulasikan sebagai
69
ketidaktepatnya akti2itas sel stem sehingga terjadi produksi yang
berlebihan sel stroma maupun epitel.
PATOFISIOLOGI
uatu hubungan gejala dapat dikaitkan antara BPH dengan
obstruksi dari prostat atau terjadinya respon sekunder pada
kandung ken(ing saat berkemih. .omponen obstruksi dapat menjadi
komponen obstruksi dinamis atau komponen mekanis.
aat pembesaran prostat timbul, obstruksi mekanis terjadi
dari adanya gangguan didalam lumen uretra atau leher kandung
ken(ing, menyebabkan kesulitan yang tinggi dalam berkemih. aat
prostat membesar terjadi proses penyempitan lumen uretra
prostatika dan menghambat aliran urin. .eadaan ini menyebabkan
peningkatan tekanan intra2esika. Antuk dapat mengeluarkan urin,
buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu.
.ontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan
anatomi( buli-buli berupa hiertro! otot "etr#sor, Penonjolan
serat detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistokopi akan
terlihat seperti balok yang disebut tra$e%#lasi (buli-buli). *ukosa
dapat menerobos keluar di antara serat detrusor. 3onjolan mukosa
yang ke(il dinamakan sa%#la& sedangkan yang besar disebut
"i'erti%el. )ase penebalan detrusor ini disebut &ase kompensasi
otot dinding. Perubahan struktur pada buli-buli tersebut, oleh
pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah
bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS).
.omponen dinamis dalam obstruksi prostat menerangkan
2ariasi natural dalam gejala yang terjadi pada pasien. troma
prostat, yang terdiri dari otot polos dan kolagen, kaya akan suplai
persara&an adrenergik. 3ingkat stimulasi otonom diatur oleh uretra
prostatika. Penggunaan terapi B-blo(ker menurunkan tonus,
sehingga resitensi saat berkemih berkurang.
.eluhan iritati& berkemih yang kosong pada BPH berasal dari
respon sekunder dari kandung ken(ing untuk meningkatkan
70
pengeluaran isi kandung ken(ing. Pengeluaran ini terhambat
karena otot detrusor hipertro/ dan hyperplasia dikarenakan
terjadinya deposisi kolagen. *eskipun selanjutnya keluhan ini akan
berkurang tidak stabilnya otot detrusor juga menjadi &a(tor. Pada
pemeriksaan inspeksi, penebalan otot detrusor pada serabut otot
terlihat sebagai trabekula pada pemeriksaan (ysto(ospi(. =ika
terlewat pada pemeriksaan, herniasi mu(osal antara otot detrusor
terjadi di2ertikula (disebut juga 6i2ertikula 2era yang hanya terdiri
mukosa dan serosa)
3ekanan intra2esika yang tinggi diteruskan ke seluruh buli-buli
tidak terke(uali pada kedua ureter. 3ekanan pada kedua muara
ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter
atau terjadi reCuks 2esikoureter. .eadaan ini jika berlangsung terus
akan mengakibatkan hidroureter, hidrone&rosis, bahkan akhirnya
dapat jatuh kedalam gagal ginjal.
Dbstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna
tidak hanya disebabkan oleh adanya massa prostat yang
menyumbat uretra posterior, tetapi juga disebabkan oleh tonus otot
polos yang ada pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot polos
pada leher buli-buli. Dtot polos itu dipersara/ oleh serabut simpatis
yang berasal dari ner2us pudendus.
Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma
terhadap epitel. .alau pada prostat normal rasio stroma dibanding
dengan epitel adalah $:4, pada BPH, rasionya meningkat menjadi
4:4, hal ini menyebabkan pada BPH terjadi peningkatan tonus otot
polos prostat dibandingkan dengan prostat normal. 6alam hal ini
massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen statik
sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik
sebagai penyebab obstruksi prostat.
GE(ALA KLINIS
4. @ejala pada saluran kemih bagian bawah (5A3)
71
@ejala-gejala pada BPH dapat dibagi menjadi $, yaitu : gejala
obstruksi dan gejala iritasi. @ejala obstruksi dapat berupa
hesitansi (menunggu lama pada permulaan buang air ke(il),
pan(aran urin yang lemah pengosongan buli-buli yang kurang
puas, double 2oiding (miksi untuk kedua kalinya dalam $ jam dari
yang sebelumnya, nyeri bila miksi, air ken(ing menetes),
mengedan bila miksi.
@ejala iritati& berupa urgensi (tergesa-gesa buang air ke(il),
&rekuensi (sering buang air ke(il), disuria, dan nokturia (buang air
ke(il malam hari lebih dari 4 kali).
$. @ejala pada saluran kemih bagian atas
;yeri pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan tanda
dari hidrone&rosis), atau demam yang merupakan tanda dari
in&eksiE urosepsis.
-. @ejala di luar saluran kemih
Hernia inguinalis, hemoroid karena peningkatan tekanan
intraabdominal. Arin yang selalu menetes tanpa disadari oleh
pasien yang merupakan tanda inkontinensia paradoksa.
MENEGAKKAN DIAGNOSA
)* ANAMNESIS
72
<meri(an Arologi(al <sso(iation (<A<) telah mengembangkan
suatu standar da&tar pertanyaan yang berlaku dan dapat
diper(aya dalam identi/kasi kebutuhan akan perawatan terhadap
pasien-pasien dan dalam memonitoring terhadap terapi yang
dilakukan. Penilaian ini ter&okus pada ' pertanyaan yang di
ajukan terhadap pasien-pasien untuk mengetahui seberapa
sering timbul gejala iritasi dan obstruksi. etiap pertanyaan
yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0-",
sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien
diberi nilai 4-'. 6imana s(ore 0-' ringan, F-4? sedang, dan $0-
-" berat.
SKOR INTERNASIONAL GE(ALA PROSTAT (I+PSS)
Antuk pertanyaan nomer 4 hingga +, jawaban dapat diberikan
skor sebagai berikut:
0 G 3idak pemah
4 G .urang dari sekali dari " kali kejadian
$ G .urang dari separuh kejadian
- G .urang lebih separuh dari kejadian
4 G 5ebih dari separuh dari kejadian
" G Hampir selalu
6alam satu bulan terakhir ini berapa seringkah anda:
4. *erasakan masih terdapat sisa urine sehabis ken(ing H
$. Harus ken(ing lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu
anda baru saja ken(ing H
-. Harus berhenti pada saat ken(ing dan segera mulai ken(ing
lagi dan hal ini dilakukan berkali-kaliH
4. 3idak dapat menahan keinginan untuk ken(ing H
". *erasakan pan(aran urine yang lemah H
+. Harus mengejan dalam memulai ken(ing H
Antuk pertanyaan nomer ', jawablah dengan skor seperti di
bawah ini:
0 G 3idak pernah - G 3iga kali
4 G atu kali 4 G 8mpat kali
73
$ - 6ua kali " G 5ima kali
'. 6alam satu bulan terakhir ini berapa kali anda terbangun dari
tidur malam untuk ken(ing H
Total S%or (S) , ************
Pertanyaan nomer F adalah mengenai kualitas hidup sehubungan
dengan gejala di atas9 jawablah dengan:
4. angat senang $. enang
-. Puas 4. 0ampuran antara puas dan
tidak puas
". angat tidak puas +. 3idak bahagia
'. Buruk sekali
F. 6engan keluhan seperti ini bagaimanakah anda menikmati
hidup iniH
Kesi-#lan: II, 5I> , JI, 7 I ,1I>
(:kor >-P, 5:.ualitas hidup, J: pan(ara urine dalam
mlEdetik, 7: sisa urine, 1: 2olume prostat)
.* PEMERIKSAAN FISIK
Antuk mengetahui adanya penurunan kekuatan pan(aran aliran
urin, pemeriksa harus menilai proses pengosongan urin pasien
sebagai hal utama dalam pemeriksaan. 6alam hal ini dapat
ditemukan adanya suatu gejala obstruti&: (4) adanya penurunan
berat badan atau udem pada wajah dan kedua tangan, ($) pu(at
atau anemia, (-) kardiomegali atau udem pulmonal, (4) ada
massa yang teraba di abdomen bagian bawah.
Pada pemeriksaan re(tal tou(her kelenjar prostat diperiksa
dengan memperhatikan dari segi bentuk dan ukuran serta
konsistensi. Pada suatu keadaan hiperplasia biasanya di
dapatkan suatu prostat dengan keadaan li(in, keras dan elastis.
Pasien dengan pembesaran prostat mungkin tidak ditemukan
gejala obstruksi traktus urinarius, sedangkan pada pasien
dengan pembesaran lobus medial dapat ditemukan dengan jelas
74
suatu adanya gejala obstrukti& dan retensi urin tanpa adanya
suatu pembesaran prostat yang teraba.
ebagai tambahan dalam menilai kelenjar prostat, pada
pemeriksaan re(tal tou(her dapat memberikan keuntungan bagi
pemeriksa dalam menilai kekuatan tonus dari spingter ani, yang
se(ara tidak langsung juga memberikan gambaran keadaan dari
persara&an 2esika urinaria.
a. Pemeriksaan Bimanual
6engan melakukan 7e(tal-tou(her dan penekanan pada
supra-pubik. =ika teraba pembesaran prostat maka dapat
diperkirakan besar prostat K "0 gram.
b. 7e(tal @rading
6engan 7e(tal-tou(her:
tage 0 : prostat teraba L 4 (m, berat L 40 gram
tage 4 : prostat teraba 4-$ (m, berat $0-$" gram
tage $ : prostat teraba $-- (m, berat $"-+0 gram
tage - : prostat teraba --4 (m, barat +0-400 gram
tage 4 : prostate teraba K 4 (m, berat K 400 gram
Pada BPH 7e(tal-tou(her menunjukan konsistensi prostat
kenyal, lobus kanan dan kiri simetris, dan tidak didapatkan
nodul-nodul.
(. 0lini(al @rading
Pada pagi hari atau setelah diberi minum yang banyak, pasien
disuruh B<. sampai habis. 6engan kateter di ukur sisa urin
dalam buli-buli.
;ormal : sisa urin tidak ada
@rade 4 : sisa urin 0-"0((
@rade $ : sisa urin "0-4"0 ((
@rade - : sisa urin K 4"0 ((
@rade 4 : retentio urin total
d. >ntra-Aretral @rading
6ilakukan pemeriksaan dengan endoskopi untuk melihat
seberapa penonjolan kedalam lumen uretra.
75
e. >ntra-1esikal @rading
6engan pemeriksaan 0ystogram
/* PEMERIKSAAN PEN0N(ANG
a. Laboratorium
edimen urin diperiksa untuk menandakan in&eksiEhematuri.
.ultur urine untuk men(ari jenis kuman dan menentukan
sensiti/tas.
)aal ginjal, ureum kreatinin, mengetahui adanya penyulit
pada saluran kemih bagian atas.
Pemeriksaan gula darah dimaksudkan untuk men(ari
kemungkinan adanya diabetes melitus yang dapat
menimbulkan kelainan persara&an pada buli-buli (buli-buli
neurogenik). =ika di(urigai adanya keganasan prostat perlu di
periksa kadar penanda tumor P<.
b. Gambaran Radiologis
)oto polos perut berguna untuk men(ari adanya batu
opak di saluran kemih, adanya batuEkalkulosa prostat dan
kadangkala dapat menunjukan bayangan buli-buli yang penuh
terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.
Altrasonogra/ transrektal atau 37A, dimaksudkan
untuk mengetahui besar atau 2olume kelenjar prostat, adanya
kemungkinan pembesaran prostat maligna, sebagai petunjuk
untuk melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan jumlah
residual urine. 6isamping itu ultrasonogra/ transabdominal
mampu untuk mendeteksi adanya hidrone&rosis ataupun
kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.
Pembesaran prostat dapat pula dilakukan dengan
ultrasonogra/ suprapubik.
Pemeriksaan sistogra/ dilakukan bila pada anamnesis
ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urin ditemukan
mikrohematuria. pemeriksaan ini untuk mengetahui asal dari
perdarahan yang ada, selain itu untuk mengetahui besar
76
prostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan
penonjolan prostat ke dalam uretra.
c. Urofowmetri
6engan uroCowmetri dapat diukur: (4) pan(aran urin
maksimal (maximal fow rate-max)9 ($) 2olume urin yang
keluar (!oided !olume)9 (-) lama waktu miksi. Pengukuran
sisa urin yang tertinggal dalam buli-buli setelah buang air
ke(il diukur dengan memasang kateter setelah buang air ke(il.
<ngka normal pan(aran kemih rata-rata 40-4$ mlE detik
dan pan(aran maksimal sampai sekitar $0 mlEdetik. Pada
obstruksi ringan pan(aran menurun antara +-F mlEdetik,
sedang pan(aran maksimal menjadi 4" mlEdetik atau kurang.
DIAGNOSA BANDING
.ondisi obstruksi lainnya dari traktus urinarius bagian bawah
adalah striktur uretra, kontraktur leher buli-buli, batu buli-buli atau
(a prostat.
Mang harus diketahui dalam menilai pria dengan dugaan BPH
yaitu adanya riwayat urethritis atau trauma untuk menyingkirkan
adanya striktur uretra atau kontraktur leher buli-buli.
Hematuri dan nyeri biasanya merupakan gejala adanya batu
buli-buli.(a prostat dapat diketahui pada 678 atau kenaikan serum
P<.
uatu in&eksi pada traktus urinarius dapat memberikan
gambaran gejala iritasi BPH, untuk mengetahui adanya in&eksi maka
dilakukan kultur urine dan urinalisis.
KOMPLIKASI
.omplikasi yang dapat terjadi pada pasien yang dibiarkan
tanpa pengobatan: "ertama, trabekulasi, yaitu terjadi penebalan
serat-serat detrusor akibat tekanan intra 2esika yang selalu tinggi
akibat obstruksi. #edua$ dapat terjadi sakulasi, yaitu mukosa buli-
77
buli menerobos di antara serat-serat detrusor. #etiga$ bila sakulasi
menjadi besar dapat menjadi di2ertikel.
.omplikasi lain adalah pembentukan batu 2esika akibat selalu
terdapat sisa urin setelah buang air ke(il, sehingga terjadi
pengendapan batu. Bila tekanan intra 2esika yang selalu tinggi
tersebut diteruskan ke ureter dan ginjal, akan terjadi hidroureter
dan hidrone&rosis yang akan mengakibatkan penurunan &ungsi ginjal
TERAPI
Antuk BPH dengan gejala ringan (s(ore 0-') terapi hanya
berupa NOat(h&ul OaitingN. 6isamping itu terapi spesi/k lainnya
berupa adanya indikasi untuk tindakan operasi termasuk retensio
urine kronik (sedikitnya 4 kali per(obaan menggunakan kateter
yang gagal), in&eksi traktus urinarius berulang, gross hematuri
berulang, batu buli-buli,insu/siensi ginjal dari buli-buli atau
di2ertikula buli-buli yang besar.
4. Oat(h&ul Oaiting
Pilihan terapi ini hanya untuk pasien BPH dengan gejala
ringan(s(ore 0-'). Pasien dengan gejala sedang dapat dilakukan
terapi ini jika pasien menginginkan.
Pasien tidak mendapatkan terapi apapun dan hanya diberi
penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat
memperburuk keluhannya, seperti:
=angan mengkonsumsi alkohol atau rokok setelah makan
malam
.urangi makanan atau minuman yang mengiritasi buli-buli
Batasi penggunaan obat-obat inCuen!a yang mengandung
&enilpropanolamin
.urangi makanan pedas atau asin
=angan menahan ken(ing terlalu lama
$. 3erapi *edis
78
>. <lpha Bloker
0aine adalah yang pertama kali melaporkan penggunaan obat
penghambat adrenergik alpha sebagai salah satu terapi BPH.
Pada saat itu dipakai &enoksiben!amin, yaitu penghambat
alpha yang tidak selekti& yang ternyata mampu memperbaiki
laju pan(aran miksi dan mengurangi keluhan miksi.
ayangnya obat ini tidak disenangi oleh pasien karena
menyebabkan komplikasi sistemik yang tidak diharapkan,
diantaranya adalah hipotensi postural dan kelainan
kardio2askuler lain.
6itemukannya obat penghambat adrenegik-a
4
adalah :
Pra!osin dua kali sehari, tera!osin, aCu!osin, dan doksa!osin
yang diberikan sehari sekali. Dbat-obat ini dilaporkan dapat
memperbaiki keluhan miksi dan laju pan(aran urin.
<khir-akhir ini telah ditemukan pula golongan penghambat
adrenegik-a
4<,
yaitu tamsulosin yang sangat selekti& terhadap
otot polos prostat. 6ilaporkan bahwa obat ini mampu
memperbaiki pan(aran miksi tanpa menimbulkan e&ek
terhadap tekanan darah maupun denyut jantung.
>>. >nhibitor " alpha-reduktase
)inasteride adalah merupakan inhibitor " alpha-reduktase
yang memblok perubahan hormon testosteron menjadi
dihydrotestosteron. Dbat ini mempengaruhi komponen epitel
dari kelenjar prostat yang mengakibatkan pengurangan
ukuran dari kelenjar dan memberikan perbaikan gejala. +
bulan terapi diperlukan untuk mengetahui e&ek ma,imum dari
ukuran prostat.
>>>. )ito&armaka
Beberapa ekstrak tumbuhan-tumbuhan tertentu dapat dipakai
untuk memperbaiki gejala-gejala akibat obstruksi prostat,
tetapi data-data &armologik tentang kandungan !at akti& yang
mendukung mekanisme kerja obat /toterapi sampai saat ini
belum diketahui dengan pasti. .emungkinan /toterapi bekerja
79
sebagai : anti-androgen, menurunkan kadar se, hormon
binding globulin (HB@), inhibisi basi( /broblast growth &a(tor
(B)@)) dan epidermal growth &a(tor (8@)), menga(aukan
metabolisme prostaglandin, e&ek anti inCamasi, menurunkan
outCow resistan(e, dan memperke(il 2olume prostat.
6i antara /toterapi yang banyak dipasarkan adalah : Pygeum
a&ri(anum, serena repens, Hypo,is rooperi, 7adi, urti(a dan
masih banyak lainnya.
-. 3erapi Dperasi .on2esional
>. 3ransurethral 7ese(tion D& 3he Prostat (3A7P)
?"% dari simple prostatektomi dapat dilakukan se(ara
endoskopi yang di masukan melalui penis atau uretra.
.ebanyakan dari prosedur ini memerlukan pemakaian
anestesi spinal serta membutuhkan 4-$ hari perawatan di 7.
.euntungan dari 3A7P tidak dilakukan sayatan sehingga
mengurangi terjadinya in&eksi.7esiko pada 3A7P termasuk
didalamnya berupa ejakulasi retrograd, impoten, dan
inkontinensia.
7eseksi kelenjar prostat dilakukan transuretra dengan
mempergunakan (airan irigasi (pembilas) agar daerah yang
akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah.
0airan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik,
yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat
operasi. 0airan yang sering dipakai yaitu H
$
D steril (aPuades).
alah satu kerugian dari aPuades adalah si&atnya yang
hipotonik sehingga (airan ini dapat masuk ke saluran sistemik
melalui pembuluh darah 2ena yang terbuka pada saat reseksi,
yang jika berlebih dapat menyebabkan terjadinya
hiponatremia relati& atau gejala intoksikasi air atau dikenal
dengan sindroma 3A7P.
indroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah,
kesadaran somnolen, tekanan darah meningkat , dan terdapat
80
bradikardi. =ika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami
edema otak yang akhirnya jatuh kedalam koma dan
meninggal.
Antuk mengurangi resiko timbulnya sindroma 3A7P, dipakai
(airan isotonik yaitu glisin dan harus membatasi untuk tidak
melakukan reseksi lebih dari satu jam. 3erapi standar sindrom
ini terdiri dari pemberian diuretik dan penggunaan salin
hipotonik intra2ena
>>. 3ransurethral >ns(ision D& 3he Prostat (3A>P)
ering pada pria dengan gejala BPH sedang sampai berat
serta kelenjar prostat yang ke(il, sering mempunyai
hyperplasia pada komisura posterior (leher buli-buli
terangkat). Pada pasien-pasien ini akan sangat berman&aat,
(ara ini lebih (epat dan sedikit mengalami kesalahan daripada
3A7P.
Pada (ara ini melibatkan $ potongan menggunakan pisau
0olinns pada arah jam " dan jam '. kedua potongan ini
81
dimulai dari arah distal sampai mulut uretra dan meluas
keluar sampai ke 2erumontirium.
ebelum melakukan ini, harus disingkirkan kemungkinan
adanya 0a prostate dengan melakukan (olok dubur,
melakukan A@ 3ransrektal, dan pengukuran kadar P<.
.omplikasi yang terjadi perdarahan, in&eksi, penyempitan
uretra, dan impontensi.
>>>. Dpen imple Prostatektomi
=ika ukuran prostat terlalu besar untuk dipindahkan se(ara
endoskopi, maka diperlukan suatu enukleasi terbuka. .elenjar
prostate lebih dari 400 g biasanya dilakukan suatu enukleasi
terbuka. Dpen prostatektomi mungkin dapat pula berguna,
yaitu dengan seiring adanya di2ertikula buli-buli atau batu
buli-buli atau jika posisi litotomi tidak memungkinkan untuk
dilakukan operasi.
>ndikasi absolut prostatektomi :
4. kronik obstrukti& dengan a!otemia
$. obstruksi kronik dengan eksaserbasi akut
-. batu buli-buli dengan obstruksi kronik
4. kerusakan pada buli-buli dan traktus urinarius bagian atas
dari obstruksi
82
". in&eksi traktus urinarius berulang dari obstruksi
+. perdarahan dari hipertro/ benigna
>ndikasi relati& prostatektomi :
4. retensi akut
$. &rekuensi B<. yang mengganggu tidur atau kerja
perubahan obstruksi awal pada buli-buli serta traktus
urinarius bagian atas
-. residual urin
4. batu buli-buli
". prostatitis berulang
+. BPH dengan komplikasi
Pembesaran kelenjar prostat bukan indikasi prostatektomi.
Pada open prostatektomi dapat dilakukan $ (ara yaitu:
suprapubik dan retropubik. imple suprapubik prostatektomi
dilakukan se(ara trans2esi(al dan merupakan operasi pilihan
dalam menangani masalah kelainan dalam buli-buli. etelah
buli-buli di buka kemudian dibuat satu potongan semisirkuler
pada mukosa buli-buli, distal dari trigonum. Pemotongan pada
bidang datar harus sangat tajam, kemudian pada potongan
tumpul dengan menggunakan jari dibuat untuk memindahkan
adenoma. Pada potongan api(al juga dibuat setajam mungkin
untuk menghindari injuri terhadap distal spingter mekanisme.
etelah adenoma di angkat, setelah hemostasis di(apai
dengan melakukan penjahitan, dimana sebelumnya telah
dipasang kateter uretra dan suprapubik sebelum di lakukan
penutupan.
83
Pada simple retropubik prostatektomi buli-buli tidak di masuki.
.emudian insisi pada daerah kapsul prostate yang akan di
operasi, lalu adenomanya di enukleasi. Pada simple
retropubik hanya digunakan 4 kateter.
4. 3erapi >n2asi& *inimal
>. 3erapi 5aser
<da 4 sumber tenaga yang digunakan pada terapi ini yaitu :
;d M<@, Holmium M<@, .3P M<@, dan diode yang dipan(arkan
melalui bare /bre, right angle /bre, interstitial /bre.
Beberapa perbedaan tehnik ;e(ro (oagulation telah
diketahui :
3ransurethral 5aser >ndu(ed Prostate(tomy (3A5>P)
6ilakukan dengan (ara menggunakan panduan memakai
A@ 3ransurethral. <lat-alat pada 3A5>P diletakkan di dalam
uretra dan A@ 3ransurethral digunakan untuk menuntun
alat 3A5>P, perlahan mungkin ditarik dari leher buli-buli
sampai ke ape,. Antuk mengetahui kedalamannya dapat
dilihat melalui A@.
1isual 0onta(t <blati2e
0ara ini merupakan (ara yang membutuhkan waktu yang
lama, karena di lakukan dengan (ara meletakkan serat dari
lasernya langsung berada didalam jaringan prostat yang
dapat menguap.
3erapi 5aser >ntersitiel
84
Pada (ara ini seratnya diletakkan langsung pada prostat,
dan biasanya dibawah kendali (ytoskopi. Pada setiap
penusukan, lasernya ditembakan langsung, sehingga
mengakibatkan lapisan submukosanya mengalami nekrosis
koagulasi. Penggunaan (ara ini hanya dapat mengurangi
sedikit gejala iritasinya saja, karena mukosa dari uretera
berbeda dan sisa dari jaringan prostatnya dipisahkan serta
jaringan dari prostatnya diresobpsi.
.euntungan dari penggunaan bedah laser adalah (4)
perdarahannya minimal, ($) gejalanya jarang timbul lagi, (-)
berguna pada pasien Q pasien yang menggunakan terapi
antikoagulan, (4) dapat dilakukan pada pasien- pasien rawat
jalan.
.erugiannya adalah : (4) kurangnya jaringan patologik yang
tersedia, ($) membutuhkan waktu saat kateterisasi post
operasi, (-) bertambahnya gejala iritasi.
>>. 8lektro2aporasi Prostat
ama dengan 3A7P, hanya teknik ini memakai roller ball yang
spesi/k dan dengan mesin diatermi yang (ukup kuat,
sehingga mampu membuat 2aporisasi kelenjar prostat. 3eknik
ini (ukup aman, perdarahan minimal, masa rawat di 7 lebih
singkat. ;amun hanya dapat dilakukan pada prostat yang
tidak terlalu besar (L"0 gram) dan butuh waktu operasi lebih
lama.
>>>. 3ermoterapi
85
8nergi panas bersamaan gelombang mikro dipan(arkan
melalui kateter transuretra. Besar dan arah pan(aran energi
diatur sehingga dapat melunakkan jaringan prostat yang
membuntu uretra. *orbiditas rendah, dapat dilakukan tanpa
anestesi, dapat dijalani oleh pasien dengan kondisi kurang
baik jika menjalani pembedahan. 6irekomendasikan bagi
prostat yang ukurannya ke(il.
>1. 3ransurethral needle ablation o& the prostate (3A;<)
*etode ini memakai energi dari &rekuensi radio yang
menimbulkan panas sampai 400
o
, sehingga menyebabkan
nekrosis jaringan prostat. istem ini terdiri dari kateter 3A;<
yang dihubungkan dengan generator. *etode ini tidak dapat
digunakan pada terapi pembesaran lobus medial dan leher
buli Q buli . pasien seringkali masih mengeluh hematuria,
disuria, kadang retensi urine dan epididimo-orkitis.
1. High Q intensity &o(used ultrasound (H>)A)
*etode ini merupakan bentuk lain dari ablasi thermal
jaringan. <lat ini didesain khusus sebagai A@ dengan dual
&ungsi yang diletakkan direktum. Probenya dapat digunakan
untuk memberikan gambaran prostat dan juga dapat
menghantarkan ledakan ke(il dari energi A@ yang ter&okus
dengan kekuatan tinggi yang mana dapat mengakibatkan
panasnya jaringan prostat dan dapat mengakibatkan suatu
nekrosis koagulasi. Pada pembesaran lobus medial dan leher
buli Q buli tidak dapat menggunakan metode ini. *etode ini
memerlukan anestesi umum.
86
1>. >ntrauretrhal stenting
>ntrauretrhal stenting merupakan suatu alat yang se(ara
endoskopi diletakkan didalam &ossa prostatika dan dibuat
untuk menahan bentuk dari uretrha pars prostatika. <lat ini
dibuat se(ara khusus digunakan pada pasien pasien dengan
angka harapan hidup terbatas dan bukan pada pasien Q
pasien dengan indikasi operasi. ;amun setelah pemasangan
kateter ini, pasien masih merasakan keluhan miksi berupa
gejala iritati&, perdarahan uretra, rasa tidak enak di daerah
penis.
1>>.3ransurethral balloon dilatation o& the prostate
6ilatasi balon dari kelenjar prostat dibentuk se(ara khusus
dengan suatu kateter yang mampu mendilatasi &ossa
prostatika saja atau &ossa prosatika dan leher buli Qbuli.
*etode ini sangat e&ekti& pada prostat Q prostat dengan
ukuran ke(il ( L 40 (m
-
).
87
.euntungannya : mudah digunakan, aman, hospitalisasi yang
minimal, sejauh ini tidak menimbulkan impotent.
DAFTAR P0STAKA
4. Basuki B. Purnomo. 6asar-dasar Arologi. $00-
$. abiston, 6a2id 0. Buku <jar Bedah bagian $: (abistonRs
8ssentials urgery)9 alih bahasa, Petrus <ndrianto9 editor, 6e2i H.
7onardy. =akarta: 8@0.4??4
-. 6e =ong, Oim, 7 jamsihidajat (ed). Buku <jar >lmu Bedah edisi
$. =akarta: 8@0. $004
4. www.prostata-therapie.de.(o.uk
". www.prostatein&ormation.(o.uk
88
89

Anda mungkin juga menyukai