Anda di halaman 1dari 11

STANDAR AKUNTANSI

A. Pengertian Dan Sumber Standar Akuntansi


Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-
tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar ( teknik, prinsip ) dan praktik yang
sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Stardar akuntansi mencakup
peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan telah disahkan oleh lembaga resmi (standard
setting body). Di Indonesia, satandar akuntansi pertama disebut Prinsip Akuntansi Indonesia,
kemudian diganti menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan kemudian berubah menjadi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Di Amerika, standar akuntansinya disebut
General Accepted Accounting Principles (GAAP) kemudian berubah nama menjadi Accounting
Principle Board Statement (APBS) dan terakhir berubah menjadi FASB statement. Standar
akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan yang
memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar
akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus
menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui
1985 (Harahap 2009:154) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku
sebagai berikut:
1. Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan.
Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat
yang jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat melaksanakan
tugas dengan hati hati, independen, dan dapat mengapdikan keahliannya dan kejujurannya
melalui penyusunan laporan akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting
dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan peraturan ekonomi,
dan peningkatan efesiensi ekonomi dan tujuan tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi. Semakin banyak
standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat,
berpolemik dan melakukan penelitian.
Standar akuntansi saat ini umumnya di susun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah,
profesi dan umum. Di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah Komite Standar
Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Komite
Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite pengesahan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam Kongres IAI. Sedangkan
di USA lembaga yang berwenang mengesahkan standar akuntansi (standar setting body) adalah
Financial Accounting Standard Board (FASB)
B. Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus
berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik tingkat nasional,
regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi
sendiri. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957
hingga kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus-menerus, pada tahun
1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian
pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas
menyusun standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan
IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya,
pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite
Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24
September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan
untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan sebagai berikut.
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul Grady, Penerbitan ini dipicu oleh
diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku PrinsipAkuntansi Indonesia 1984 yang mengg antikan PAI 1973
diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan
serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan
sejak 1 Oktober 1994. Pengernbangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalani rangka mengikuti dan mengantisipasi
perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan
standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
Sekarang ini ada 2 PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan.
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
PSAK ini tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan
profesi akuntan.

1. Visi Misi IAI
a. Visi
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan
praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggung
jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

b. Misi
a. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan
manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggung jawab, dan lingkungan
hidup;
b. Mengembangkan pengetahuan dan praktik bisnis, keuangan, atestasi, nonatestasi, dan
akuntansi bagi masyarakat; dan
c. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah
dan dalam perspektif nasional dan internasional.
2. Prosedur Penyusunan SAK
Due Process Prosedur penyusunan SAK sebagai berikut:
a. Identifikasi issue untuk dikembangkan menjadi standar;
b. Konsultasikan issue dengan DKSAK;
c. Membentuk tim kecil dalam DSAK;
d. Melakukan riset terbatas;
e. Melakukan penulisan awal draft;
f. Pembahasan dalam komite khusus pengembangan standar yang dibentuk DSAK;
g. Pembahasan dalam DSAK.
h. Penyampaian ekposure draft kepada DSAK untuk meminta
pendapat dan pertimbangan dampak penerapan standar.
i. Peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya.
j. Public hearing;
k. Pembahasan tanggapan atas Exposure Draft dan masukan public hearing;
l. Limited hearing
m. Persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK;
n. Pengecekan akhir;
o. Sosialisasi standar.
Saat ini karena IAI telah mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) maka
standar akuntansi di Indonesia menjadi terbagi atas:
1. Standar Akuntatisi Umum yang akan mengadopsi IFRS dan hanya berlaku wajib bagi
perusahaan publik atau Tbk
2. Standar akuntansi ETAP atau Entitas Tanpa AkunabilitaS Publik
3. Standar Akuntansi Syariah yang berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan secara syariah
oleh lembaga dan pihak manapun.
C. Organisasi Atau Badan Lain Perumus Standar Akuntansi
Sebenarnya kalau kita kaji lebih banyak lagi, badan atau organisasi yang mempunyai peranan
langsung terhadap perumusan standar akuntansi ada beberapa yaitu:
1. The National Association of Accountant yang sekarang sudah berganti nama menjadi The
Institute of management Accoutant ( IMA ) merupakan organisasi profesi yang menggabungkan
para akuntan manajemen di USA. Organisasi ini menerbitkan majalah bulanan yang memuat
artikel artikel akuntansi yang bernama Management Accounting.
2. The Cost Accounting Standard Board ( CASB ).
3. The Financial Executive Institute ( FEI ).
4. International Accounting Standard Committe ( IASC ).
5. Badan badan / organisasi luar negeri lainnya.
D. International Financial Reporting Standard (IFRS) dan pengaruhnya di Indonesia.
Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang
cukup panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-
masing manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut
memang pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang
tergabung dalam asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan
mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang dibuat
oleh FASB. Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP
dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee
(IASC). IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasi profesi dari negara-
negara Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris. Komite ini
kemudian menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah yang
menjadi cikal bakal munculnya IFRS. Agency Problem adalah masalah jarak antara Principle dan
agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang
disebut agency relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan tentang aset,
resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang dibuat oleh agent
dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hubungan
baik antara principles dan agent disebut agency cost. Fenomena inilah yang kemudian
mendorong International Accounting Standard Boards (IASC) melakukan percepatan
harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS.
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial
Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama
dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa
menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan
Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota
IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan
menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional
pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada
2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan
kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang
transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada
2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan
konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar
tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun
standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan
27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan
keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang
tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni
Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain
selain menerapkan IFRS. Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS,
yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya
berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS,
artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan
membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS
bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan
mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.
Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan
International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).
Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK
IAI berkiblat ke AS, dan mulai 2012 beralih ke IFRS.
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada
pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu
cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan
standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan
jaringan informasi ke seluruh dunia. Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan
atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh
penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang
mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang
dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem.
STANDAR AUDITING
A. Standar Auditing di Indonesia
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas
laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih
lanjut masing-masing standar yang tercantum didalam standar auditing.
Di Amerika Serikat disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh
the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).

Pernyataan Standar Auditing (PSA)
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum didalam
standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh
Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang
diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk didalam PSA adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang
dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA.
Dengan demikian, IPSA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut
berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh anggota IAPI,
sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
1. Standar Umum
Latihan tehnis dan Keahlian Profesi
Sikap independen
Kemahiran seksama

2. Standar Pekerjaan Lapangan
Rencana dan Supervisi
Pengendalian Internal
Bukti yang cukup kompeten

3. Standar Pelaporan
Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum
Ketidakkonsistensian
Pengungkapan Informatif
Opini keseluruhan

Standar umum
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar pekerjaan lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keungan yang diaudit.

Standar pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu "prosedur" berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan "standar" berkaitan dengan kriteria atau
ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui
penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing,
berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor namun juga berkaitan dengan
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.

Standar-standar tersebut di atas dalam banyak hal saling berhubungan dan saling bergantung
satu dengan lainnya. Keadaan yang berhubungan erat dengan penentuan dipenuhi atau tidaknya
suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar yang lain. "Materialitas" dan "risiko audit"
melandasi penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan
B. Standar Auditing International
1. IAASB
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) adalah merupakan badan yang
dibentuk oleh International Federation of Accountants (IFAC) sebagai badan pembuat standar
auditing dan assurance. Standar yang diterbitkan oleh IAASB terbagi dalam tiga kategori.
Pertama, standar audit dan review informasi keuangan historis. Standar ini terdiri dari dua
standar yaitu : International Standard on Auditings (ISAs), dan International Standard on Review
Engagement (ISREs). Selanjutnya, untuk membantu penerapan standar auditing, IAASB
mengeluarkan International Auditing Practice Statement (IAPSs). IAPS ini merupakan pedoman
interpretasi dan bantuan praktis di dalam menerapkan standar auditing. Dan untuk penerapan
standar review, IAASB juga telah mengeluarkan pedoman interpretasi dan batuan praktisnya.
Pedoman ini diberi nama International Review Engagement Practice Statement (IREPSs).
Kategori kedua, standar untuk penugasan assurance selain audit atau review laporan
keuangan historis. Untuk kategori kedua ini, IAASB mengeluarkan International Standard
Assurance Engagements (ISAEs). Dan untuk penerapan lebih praktisnya, IAASB telah
menerbitkan International Assurance Engagement Practice Statements (IAEPS). IAEPS ini
merupakan pedoman interpretasi dan bantuan praktis didalam menerapkan standar assurance.
Kategori terakhir adalah standar untuk jasa lainnya. Untuk kategori ketiga ini, IAASB
menerbitkan International Standard on Related Services (ISRSs). Standar ini harus diterapkan
pada penugasan kompilasi, pengolahan informasi, dan jasa penugasan lain. Untuk
penerapannya, IAASB juga telah mengeluarkan pedoman interpretasi dan bantuan praktis yang
diberi nama International Related Service Practice Statements (IRSPSs). Selain mengeluarkan
standar untuk pekerjaan auditor, IAASB juga mengeluarkan standar untuk memberikan mutu
pelayanan yang baik. Standar ini dinamakan International Standard on Qualitiy Controls
(ISQCSs).

Anda mungkin juga menyukai