Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

E DENGAN GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI


PENDENGARAN DI RUANG KAMBOJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
LYEORYA KASIHRIA NDRURU

Dosen Pembimbing : SUPRIADI S.Kep









AKADEMI KEPERAWAT RSU HERNA MEDAN
T.A 2011/2012









LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus ini telah diketahui dan disetujui oleh :

Pembimbing Koordinator praktek
Keperawatan Mental Psikiatri RSU Herna Medan



(Drs.SUPRIADI S.Kep) (LEDI GRACIA S,S.Kep,Ns)


Diketahui oleh:
Akper herna medan
Direktur

(MASTIUR PANGARIBUAN,SKM)














DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
KATA PENGANTAR
Daftar isi

BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
1.2.Ruang Lingkup
1.3. Tujuan Penulis
1.4. Metode Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Medis
2.2.1. Defenisi
2.1.2. Jenis-jenis Halusinasi
2.1.3. Rentang Respon Halusinasi
2.1.4. Proses terjadinya halusinasi
2.2 Landasan teoritis Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
2.2.2. Daftar Masalah KEPERAWATAN
2.2.3. Diagnosa Keperawatan
2.2.4. Rencana Keperawatan
2.2.5. Evaluasi
BAB III Tinjauan Kasus
3.1.1. Pengkajian Identitas klien
3.1.2. Alasan masuk
3.1.3. Faktor Predisposisi
3.1.4. Pemeriksaan fisik
3.1.5. Psikososial
3.1.6. Status Mental
3.1.7. Kebutuhan Persiapan pulang
3.1.8. Mekanisme koping
3.1.9. Masalah Psikososial dan lingkugan
3.1.10. Aspek Medik

ANALISA DATA
3.1.11. Daftar masalah keperawatan
3.1.12. Pohon Masalah
3.1.13. Diagnosa Keperawatan
3.1.14. Rencana Tindakan Keperawatan
3.1.15. Implementasi dan evaluasi keperawatan.

BAB IV Pembahasan
4.1. Tahap Pengka.jian
4.2. Tahap Diagosa
4.3. Tahap perencanaan (intervensi)
4.4. Tahap pelaksanaan (implementasi)
4.5. Evaluasi
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA








KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmad dan HidayahNya
sehingga kelompok dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan pada Praktek Belajar
Lapangan di Rumah Sakit Jiwa Medan untuk memenuhi salah satu syarat praktek dan mata kuliah
keperawatan Jiwa dalam menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan rumah sakit umum herna
medan
Adapun laporan yang telah disepakati dan telah disusun oleh kelompok dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Nn. E DENGAN MASALAH UTAMA PERUBAHAN PERSEPSI HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG KAMBOJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA.
Dalam penyusunan ini kelompok melakukan observasi langsung dengan pendekatan proses
keperawatan.
Pada kesempatan ini, secara khusus kelompok sampaikan rasa hormat, penghargaan, dan
terimakasih kepada orang-orang yang membantu kelompok dalam melaksanakan kegiatan tersebut
sampai pada saat penulisan laporan ini.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan proposal ini,
untuk itu penulis sampaikan ucapan terimakasih sebagai rasa hormat penulis kepada:
1. Bapak Dr. Dapot P. Gultom, SPKJ selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah provinsi Sumatera
Utara Medan.
2. IBU Mastiur pangaribuan SKM, selaku Direktur AKPER RSU HERNA MEDAN
3. IBU LEDY GRACIA, S.Kep,Ns selaku coordinator praktek di RSJ MEDAN
4. IBU TIOMARNI LUMBANGAOL,SKM selaku dosen pembimbing diakper RSU herna medan
5. Bapak Drs. SUPRIADI,S.Kep, selaku pembimbing di RSJ MEDAN
6. Seluruh staf dan dosen yang turut membantu dan membimbing dalam penulisan makalah ini
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/I Akper RSU Herna Medan angkatan X



Kelompok menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempunaan. Kelompok sangat
mangharapkan kritik dan saran guna memperbaiki di masa akan datang. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.


Medan, April 2012


Hormat saya,


Kelompok



















BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan masalah keperawatan yang sangat penting bagi individu.
Salah satu diantaranya adalah kesehatan jiwa. Hal ini disebabkan karena banyaknya tuntutan untuk
memnuhi kebutuhan sehari-hari dimana dalam memenuhi kebutuhan tersebut mengakibatkan
individu mengalami stress. Untuk itu kita harus meningkatkan kerja sama antara bidang
penyembuhan kesehatan dengan perawatan dan pengobatan.secara umum tugas seseorang
tidaklah cukup hanya terampil dalam melaksanakan tindakan keperawatan, tetapi juga peran
perawat masa kini harus mampu meningkatkan derajat kesehatan jiwa, mencegah terjadinya
gangguan jiwa, memulihkan, mengurangi dan menghilangkan penyakit serta melaksanakan program
rehabilitasi.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi, dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi.sesuatu perserapan panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar
(Miramis, 1998).
Halusinasi merupakan sesuatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu persepsi
melalui panca indera tanpa stimulus ekstrim, persepsi palsu (Lubis, 1993).
Berdasarkan hal di atas penulis memilih kasusu dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Nn.E DENGAN MASALAH UTAMA PERUBAHAN PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG
KAMBOJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN.

B. Ruang Lingkup
Pada sub bab ini penulis memberikan batasan-batasan permasalaahan asuhan keperwatan pada
klien perubahan sensori persepsi halusinasi di RSJ Medan.

C. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gabaran umum yang jelas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
harga diri rendah.
2. Tujuan Khusus
Untuk memperoleh proses keperawatan secara langsung kepada penderita halusinasi
pendengaran sesuai ilmu keterampilan sesuai dengan ilmu yang didapat.
Untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
Untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi selama merawat penderita dengan harga diri
rendah.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi
bebas dengan teknik pengumpulan data.
1. Observasi
Metode ini digunakan dengan cara mengamati klien secara baik, inspeksi, palpasi, dan
okskultasi.
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk pengunpulan data tentang klien dengan cara Tanya jawab, baik klien,
keluarga, maupun dengan tim keseehatan lainnya.
3. Studi kepustakaan
Mengumpulkan data dengan mengutip dari buku status pasien dan dari catatan dokter yang
berhubungan dengan pasien.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun seecara sistematis menjadi 3 bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, ruang lingkup, metode
penulisan, tujuan penulisan , dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis yang ditinjau dari aspek medis dan keperawatan
BAB III : Tinjauan kasus yang meliputi: Pengkajian diagnosa
keperawatan,intervensi, implementasi, dan evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan dan Saran


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Landasan Teoritis Medis
a. Defenisi
Halusinasi adalah tanggapan (persepsi) pancaa indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) dari
luar diri (eksternal), (Stuart Laraia, 2001). Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa ada
rangsangan (stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara bisikan di telinga padahal tidak
ada sumber dari suara/bisikan.
Halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Sesuatu pengencerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Halusinasi
merupakan salah satu dari fungsi yang paling terjadi dari skizopernia yang menggambarkan
hikangnya kemampuan dari luar diri (mental). Dan dapat berupa halusinasi dengar, lihat, cium, dan
raba.

b. Jenis-Jenis Halusinasi
1. Halusinasi Pendengaran (Auditorius)
Yaitu individu mendengar suara yag dibicarakan, kegaduhan, mengejek dan mengancam, tetapi
tidak ada sumber dari sekitarnya. Ciri-ciri objektifnya: individu berbicara dan tertawa sendiri, marah-
marah tanpa sebab, menyedengkan telinga ke araah tertentu, dan menutup telinga.

2. Halusinasi Penglihatan (Visual)
Yaitu individu melihat sinar/ cahaya. Melihat panorama yang kuas dan kompleks. Melihat
bintang atau ssuatu yang tidak ada. Ciri-ciri objektifnya: individu menunjuk-nujuk ke arah tertentu,
ketakutan dengan sesuatu yang tidak jelas.

3. Halusinasi Penciuman (Oifakturius)
Mencium bau bunga, bau busuk, bau kemenyan, bau mayat, dan lain-lain yang tidak ada
dirasakan oleh orang lain dan tidak ada sumbernya. Ciri-ciri objektifnya: individu menghirup seperti
sedang membaui bau-bauan tertentu dan menutup hidung.

4. Halusinasi Pengecap (Gostaturius)
Individu merasa mengecap sesuatu rasa di mulut yang sumbernya tidak ada. Ciri-ciri objektifnya:
individu sering meludah dan muntah.

5. Halusinasi Perabaan (Somatik)
Yaitu individu mengatakan rasa sakit atau tidak enak tanpa adanya stimulus yang terlihat.
Misalnya merasa ada seseorang yang merasa memukul atau merayap di kulit. Ciri-ciri objektifnya:
individu menggaruk-garuk permukaan kulit.

6. Halusinasi Sinestetik
Yaitu persepsi panca indera individu yang mengatakan merasakan fungsi tubuh, seperti darah
mengalir melalui vena dan arteri. Makanan dicerna atau pembentukan urine.

c. Proses Terjadinya Halusinasi
N
o.
Tahap Karakteristik Perilaku Kilen
1









Tahap
pertama
memberikan
rasa nyaman
tingkat ansietas
sedang.
Sedangkan
secara umum
halusinasi suatu
kesenangan



Klien
mengalami
perasaan seperti
ansietas,
kesepian, rasa
bergairah, atau
takut meraba.
Berfokus pada
pikiran ysng
mengadakan
ansietas
Pikiran dan
pengalaman
sensorik masih
ada dalam control
kesadaran (jika
Tersenyum
dan tertawa sendiri
di tempat yang ramai
Menggerakkan
mata dengan cepat
Respon verbal
yang lambat
Diam dan
konsentrasi sendiri






2










3













Tahap
kedua
menyatakan
tingkat
kecemasan
berat. Secara
umum
berhalusinasi
penyebab anti
pasi





Tahap
ketiga
mengontrol








kecemasan
dikontrol)

Pengalama
n sensori
menakutkan
Merasa
dilecehkan oleh
pengalaman
sensori teersebut
Mulai
merasa
kehilangan
control
Menarik
diri dari
kesadaran orang
lain
Non
psikotik

Klien
berhenti,
menghentikan
perawatan
terhadap
halusinasinya
tersebut. Dapat
menyerah
terhadap
halusinasinya
tersebut.
Isi
halusinasi
menjadi menarik



Meningkatkan
tanda-tanda saraf
otonom akibat
ansietas seperti
peningkatan denyut
nadi dan tekanan
darah
Rentang
perhatian lingkungan
kurang
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi



Perintah
halusinasi ditaati
Kesukaran
berhubungan dengan
orang lain
Rentang
perhatian hanya
beberapa detik /
menit
Adanya tanda-
tanda bentuk
ansietas berat,
berkeringanan,
tremor dam tidak


4









Tahap
keempat
- Klien
sudah dikuasai
halusinasinya
- Kliaen
panik
Kesepian
bila pengalaman
sensorik berakhir

Tidak mau
merespon pada
lingkungan
Halusinasi
dapat
berlangsung
selama beberapa
jam atau hari (jika
tidak ada
intervensi)
mematuhi peraturan




Agaitasi
menarik diri. Atau
kataloni: tidak
mampu berespon
terhadap lebih dari
satu orang



d. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Mal Adaptif


- Pikiran logis - Perilaku yang - Kelainan pikiran
- Persepsi akurat menyimpang - Halusinasi
- Emosi konsisten mengalami - Reaksi emosi berlebihan - Ketidaktentuan
dengan pengalaman - Perilaku ganjil - Isolasi sosial
- Perilaku social atau tidak lazim
- Hubungan sosial - Menarik diri


Keterangan:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa gejala psikologis dalam lima kategori utama
yaitu persepsi, emosi, perilaku yang berhubungan dengan masalah proses informasi yang berkaitan
dengan skizopernia sering disebut dengan defisit, kognisi yang mencakup semua aspek ingatan,
perhatian bentuk dan jumlah ucapan. Persepsi mengacu pada identitas interpretasi awal dari
stimulus berdasarkan dari rentang respon neurobiologis dimana respon menyebabkan perilaku yang
tidak ditoleransi oleh lingkungan.
1. Respon Adaptif
Pasien gangguan orientasi realita dan mengalami perubahan proses piker, persepsi efek, dan
kegiatan motorik dan sosial.
2. Respon Mal Adaptif
Pada piker logis dan jelas karakteristik pemikiran orang awam, pada pasien gangguan orientasi
realita pada proses piker primitive. Keadaan ini sering terjadi pada stress, ansietas, dan takut. Pasien
yang terganggu pemikirannya sukaar berperilaku, kohern dan tidaknya cenderung berdasarkan
penilaian pribadi pasienkepada realita yang tidak sesuai kepada pemikiran yang diterima umum.
3. karakteristik Perilaku Klien halusinasi
a. Bicara, senyum, dan tertawa sendiri
b. Mengatakan, mendengar sesuatu, melihat, menghirup dan merasa sesuatu yang tidak nyata.
c. Merusak diri seendiri/ orang lain, dan lingkungan.
d. Tidak dapat menyatakan hal nyata dan tidak nyata.
e. Tidak dapat memusatkan perhatian/konsentrasi.
f. Pembicaraan kaau kadang tidak masuk akal.
g. Sikap curiga dan bermusuhan.
h. Menarik diri, menghindari diri dari orang lain.
i. Sulit melihat keputusan.
j. Muka merah kadang pucat.
k. Ekspresi wajah tegang.
l. Banyak berkeringat.
m. Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, sikar gigi, ganti pakaian, berhias dan rapi.
n. Ketakutan.
o. Mudah tersinggung.
p. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain.







BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.E DENGAN MASALAH UTAMA PERUBAHAN PERSEPSI
SENSORIK HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG KAMBOJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI SUMATERA UTARA


Ruangan Rawat : Kamboja
Tanggal dirawat : 20 Maret 2012

I. Identitas Klien
Inisial / Nama : Nn. E
Tanggal / Pengkajian : 28 Maret 2012
Umur : 34 tahun
RM : 01.48.24
Informan : Klien/keluarga

II. Alasan Masuk
- Mengamuk karena mendengar sesuatu
- Menangis tanpa sebab
- Sering marah-marah tanpa sebab
- Sulit di arahkan
- Suka memukul orang

III. Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak 10 tahun yang lalu dengan gejala di atas dan
dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan dan sudah lima kali masuk RSJ.
2. Pengobatan sebelumnya berhasil namun karena klien tidak pernah teratur minum obat,
sehingga klien kambuh lagi. Sampai saat ini klien dirawat di RSJ Provsu di ruang inap Kamboja.
3. Klien mengatakan pernah memukul ayahnya sendiri karena mendengar suara yang
menyuruhnya untuk memukul orang
4. Masalah Keperawatan : Regimen Terapeutik Inefektif
Koping keluarga Inefektif
Resiko perilaku kekerasan.
5. Anggota keluarga tidak ada yang mangalami gangguan jiwa yakni saudara kakak kandung
klien.
Masalah Keperawatan : Faktor Endogen (-)
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien pernah mengalami kehilangan
orang yang di sayangin yaitu kakak laki-lakinya yang kedua
Masalah Keperawatan : Harga Diri rendah
Koping Individu Inefektif

IV. Fisik
1. Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Pols : 80
x
/
2

RR : 18
x
/
2

Suhu : 36
o
C

2. Ukur
TB : 165 cm
BB : 54 kg

3. Klien tidak ada mengalami gangguan fisik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah





V. Psikososial
1. Genogram
















Keterangan :






= Perempuan
= Laki-laki
= Permepuan meninggal
= laki-laki meninggal
= os
= tinggal serumah








2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Kliem menyukai tubuhnya yaitu bagian kepala yakni
rambut
b. Identitas : Klien adalah anak keempat dari lima bersaudara
c. Peran : Sebagai anak dan masih tinggal bersama keluarganya
d. Ideal Diri : Klien ingin cepat sembuh agar bisa pulang ke rumah
untuk berkumpul dengan keluarga
e. Harga Diri : Klien merasa tidak berharga dan tidak berguna lagi bagi
dirinya sndiri semenjak dia pernah dipenjarakan



3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti bagi klien adalah ayahnya, karena ayahnya yang sering datang
menjenguk klien di RSJ.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat terganggu karena penyakit pasien yang
sudah lama dialaminya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien mudah tersinggung dan kurang
mau berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di lingkungan dam klien suka menyendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial Menarik Diri
Koping Individu Inefektif
4. Spiritual
a. Nilai-nilai keyakinan klien : Klien beragama Islam dan Klien meyakini adanya Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Kegiatan ibadah : Selama dirawat di RSJ klien pernah melaksanakan ibadah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

VI. Status Mental
1. Penampilan Pasien
Penampilan pasien tidak rapi, pakaian tampak kotor,rambut tidak pernah disisir, dan kuku
tampak kotor kehitaman.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara cepat dan jelas dan masih dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan
kepada klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

3. Aktivitas Motorik
Klien lesu, malas/kurang semangat dalam melakukan aktivitas di ruangan dan suka disuruh atau
mau melakukan aktivitas yang disukai. Klien suka menyudut-nyudut sampai tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

4. Alam Perasaan
Klien merasa sedih dirawat di RSJ karena merasa diasingkan oleh keluarganya, wajah klien selalu
tampak sedih jika termenung.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Afek
Klien dapat berespon dengan baik sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh perawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

6. Interaksi Selama wawancara
Selama klien diajak wawancara klien tampak kurang kooperatif, kontak mata kurang dan suka
menunduk dan kurang mau menatap lawan berbicara.
Masalah Keperawatan : menarik Diri


7. Persepsi
Klien mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya yang mengatakan merusak mobil yang
ada di sekitarnya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Resti Perilaku kekerasan
8. Proses Pikir
Pembicaraan kadang terputus tapi dapat dilanjutkan dan diarahkanoleh perawat dan sesuai
dengan topik awal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

9. Isi pikir
Hal yang ditemukan perunahan-perubahan ganguan isi pikir (wahana)
Masalah Keperawatan : Tidak ada

10. Tingkat Kesadaran
Klien dapat membedakan waktu, tempat, dan orang
Masalah Keperawatan : Tidak ada

11. Memori
Klien mampu menceritakan kejadian yang dialaminya pada saat ini maupun kejadian masa lalu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

12. Tingkat Konsentrasi berhitung
Klien masih dapat berhitung tanpa bantuan oaring lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

13. Kemampuan Penilaian
Klien mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

14. Daya Tilik Diri
Klien menerima keadaan dan kenyataan bahwa dirinya sedng sakit dan sedang dirawat di RSJ.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN
1. Makan

Bantuan minimal

2.

3. BAB/ BAK
Bantuan minimal
3.

4. Mandi
Bantuan minimal
4.

5. Berpakaian/ Berhias
Bantuan minimal
5.

6. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 1 jam

Tidur malam lama : 6 jam

Kegiatan sebelum/sesudah : semenjak klien dirawat di RSJ, klien mulai melukan aktivitas

6. Penggunaan obat
Bantuan minimal
7.

8. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ya
8.

9. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan tidak


Menjaga kerapian rumah ya


Mencuci pakaian tidak


Pengaturan keuangan tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja tidak


Menjaga kerapian diluar rumah ya

Lain-lain
Jelaskan : klien belum mampu melakukan kegiatan sehari-hari

Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri

VIII. MEKANISME KOPING




Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain minum alcohol


Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih



Tehknik relasasi reaksi lambat/berlebih


Aktivitas konstruk menghindar








olahraga mencederai dir


lainya lainya

Masalah keperawatan : Koping individu inefektif
IX.

MASALAH PSOKOLOGI DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok ; spesifik

Masalah dengan gangguan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik: klien hanya duduk dibangku 1 SMA dan tamat
SMA

Masalah dengan pekerjaan,spesifik : klien sudah pernah bekerja ssehingga supir motor
nmaun berhenti bekerja dan sekarang tidak memiliki pekerjaan lagi

Masalah dengan pemahaman, spesifik : klien ingin tinggal dirumah dan merasa bosan
di RSJ Medan


Masalah dengan pelayanan kesehatan spesifik klien erasa bosan di rawat di RS Medan







Masalah lainnya spesifik
Masalah keperawatan : Isolasi social : Menarik diri

X. ASPEK MEDIH
1. Infeksi Stesolia 1 amp
2. CP 2 1 x 1
3. Thp 2 minggu 2 x 1
Pohon Masalah





















XI. Daftar Diagnosis Keperawatan
1. Resiko tinggi kekerasan b/d halusinas pendengaran
2. Perubahan persepsi halusinasipendengaran b/d menarik diri
3. Isolasi social menarik diri b/d harga diri rendah
4. Deficit teraupetik inefektif b/d koping keluarga inefektif
5. Regiment teraupetik inefektif b/d koping keluarga inefektif

ANALISA DATA
N
o.
DATA
1
.


DS : klien mendengar suara yang tidak
ada wujudnya untuk menyuruh klien
rusakkan klien" DO: klien berbicara
seendiri


Perubaha persepsi sensori
halusinasi pendengaran


2
.




3
.






4
.




5
.



DS : klien mengatakan sejak berobat
jalan obatnya tidak teratur diminum teratur
DO: - klien kembali lagi ke RS jiwa
- Klien sering termenung

DS : klien mengatakan tidaka berharga
dan tidak berguman bagi dirinyya sendiri
semenjak dia dipenjara

DO : - klien tampak sedih dan
terkadang diam
- Klien sering termenung
DS : klien mengatakan badanya gatal-
gatal
DO : - klien berpakaian kurang rapi
- Rambutnya tidak pernah disir
- Kukunya panjangtampak
kotor/hitam
DS : - klien mengatakan suka marah-
marah
- Suka memecahkan barang-
barang
DO : - klien tampak menggenggam
tanganya
- Wajah kliwn tampak merah
DO : klien mengatakan jarang
melakukan akativitas/kegiatan diluar
maupun di dalam ruangan selama berada
di RSJ Medan


Regiment teraupetik in
efektif




Gangguan konsep diri hara
diri rendah






Deficit perawtan diri





Resiko perilaku kekerasan







6
.





7
.









8
.

DS : - klien mengatakan kurang mau
berkomunikasi dengan orang-orang yang
ada disekelilingnya
- Kilien mengatakan kurang
kooperatif dalam wawancara
DO : - kontak mata kurang
- Klien sering menunduk saat
berbicara
- Kurang mau menatap lawan bicara
- Klien sering menyendiri
DS : klin mengatakan pernah
dipenjarakan kurang lebih 2 tahun sampai
berurusandnegan polisi

DO : klien tampak sedih
Intolerasi aktivitas






Menarik diri









Koping individu Inefektif




DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi tindakan kekerasan
2. Defisit perawatan diri
3. Intoleransi aktivitas
4. Harga diri rendah
5. Isolasi social menarik diri
6. Perubahan sensori : halusinasi pendengaran
7. Regiment teraupetik inefektif
8. Koping individu inefektif






















BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
PENDENGARAN

1. Kondisi klien

Nn.E (35 Tahun) dirawat di Ruang Kamboja tampak sedang berbicara-bicara sendiri, tertawa
sendiri, susah tidur, klien suka marah-marah, klien sedang duduk di lantai, menyendiri sambil
merokok.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinsi pendengaran

Pertemuan I
a. Tujuan :
1) Klien dapat mengindentifikasi jenis halusinasinya
2) Klien dapat mengindentifikasi isi halusinasinya
3) Klien mengindentifikasi dan frekuensi halusinasinya
4) Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menibulkan halusinasi
5) Klien dapat mengidetifikasi respon terhadap halusinasi
6) Klien dapat mempraktekkan cara menghardik halusinasi
7) Klien dapat memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian.

b. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi
b. Mengidentifikasi isi halusinasi
c. Mengidentifikasi waktu dan frekuesi halusinasi
d. Mengindentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
e. Mengidentifikasi respon terhadap halusinasi
f. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
g. Mnganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian.

c. Proses Pelaksaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Teraupetik
Selamt pagi pak, kami perawat yang akan merawat bapak Selma 2 minggu disini. Perkenalkan
nama saya suster Lusiana, saya senag dipanggil Suster Lusi. Perkenalkan juga ini teman-teman saya.
Bapak namanya siapa? Senang dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Bapak H hari ini? Apa keluhan Bapak saat ini?
3. Kontrak
Baiklah pak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tetang suara yang bapak dengar tapi
wujudnya tidak ada. Apakah Bapak mau?

B. Kerja
1. mengidentifikasi jenis halusinasi
Apakah bapak mendengar suara tanpa wujudnya?
2. mengidentifikasi isi halusinasi
Kalau boleh saya tahu, apa yang dikatakan suara-suara itu?
3. mengidentifikasi waktu dan frakuensi halusinasi
apakah Bapak mendengarnaya terus-menerus atau sewaktu-waktu?
4. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
pada keadaan apa Bapak mendengar suara itu? Apa yang Bapak rasakan?
5. Mengidentifikasi respon terhadap halusinasi
Apa yang Bapak rasakan saat mendengar suara itu Dan apa yang Bapak lakukan? Bagaimana
kalau kita belajar cara mencegah suara itu muncul?
6. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
begini Pak, untuk mengendalikan diri, walaupun suara-suara itu tetap muncul, Bapak bisa
lakukan dengan cara menghardik suara-suara tersebut caranya sebagai berikut : Saat suara-suara
itu muncul, langsung Bapak bilang, pergi saya tidak mau dengar. Saya tidak mu dengar, kamu suara
palsu! Begitu berulang-ulang sampai sura itu tidak terdengar lagi.
7. Mengajarkan klien measukkan dalam jadwal kegiatan harian Bagaimana kalau kita buat
jadwal latihannya dalam jadwal kegiatan Bapak?

C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi subjektif (padien)
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita brcakap-cakap?
b. Evaluasi perawat (objektif)
Jadi suara-suar itu sering memanggil Bapak? Suara it uterus menerus
terjadi dan terutama kalau Bapak lagi sendiri?
2. Kontrak
Pak, bagaimana kalau kita bertemu besok dan berbincang-bincang tentang bagaimana
mencegah suara-suara itu munncul? Mau kan Pak? Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00, seperti saat ini? Bapak mau dimana? Oh di depan yan pak, diruang perawat? Baiklah sampai
umpa besok dan selamat pagi.

Pertemuan II
1. Tujuaan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Klien dapt mempraktekka mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap bersama
orang lain
c. Klien dapat memasukkan dalam kegiatan hariannya
2. Tindakan Keperawatn
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi denga cara bercakap-cakap dengan orang lain
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
3. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Teraupetik
Selamat pagi Pak, wah.. lagi melakukan kegiatan apa?
2. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Apakah Bapak masih mendengar suara-suara?
3. Kontrak
kemaren kan kami sudah berjanji untuk dating berbincang-bincang dengan Bapak, kita akan
latihan caara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain, kita
akan berbincang selama 15 menit, siap pak?

B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Coba kami lihat jadwal kegiatan harian Bapak, mana yang belum dilaksanakan?
Bagussemua sudah dilaksanakan ya.
2. melatih pasien mengendalikan halusinsi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
3. menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan hariannya Nah, Bapak masukkan
kegiatan ini kedalam jadwal kegiatan pak





C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi Subjektif (pasien)
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi ?
b. Evaluasi Objektif (perawat)
Pak, bisakah Bapak mengulagi cara yang kita latihan tadi? Bagus.. sekali ya Pak, coba sekali
lagi, bagus ya Pak.
2. Tindak Lanjut
Pak, kan tidak setiap saat ada dekat Bapak, jadi nanti kalu suar-suar muncul lag, Bapak
gunakan cara yang tadi ya
3. Kontrak
Bagaiman kalau kita berbincang-bincang kembaali besok untuk membicarakan cara ketiga
dalam mengendalikan suara-suara Bapak maunya jam berapa?.....dimana? O ya sudah besok jam 10
saja kita bertemu kembali disini. Selamat pagi Pak.

Pertemuan III
1. Tujuan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Klien dapat mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegeatan yang dilakukan di
Rumah Sakit
c. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih
2. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegeatan yang dilakukan di
Rumah Sakit
c. Menganjurkan Mien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
3. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Teraupetik
Sealamat Pak, wahbagaimana perasaan Bapak hari ini?
2. Evaluasi/Validasi
Apakah Bapak masih mendengar suara-suara itu? Apakah cara yang sudah diajarkan kemarin
telah Bapak praktekkan?
3. Kontrak
Kemarin kan kami sudah berjanji untuk berbincang-bincang denga Bapak, kita akan latihan
cara ketiga yaitu membuat jadwal kegiatan Bapak dari bangun sampai tidur malam kita akan
berbicara sela 20 menit, siap Pak?

B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
Apa saja yang sudah Bapak lakuan setiap hari? Bagus ya..
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dnegnan melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan di Rumah Sakit
kalau boleh tahu apa kegiatan Bapak pagi-pagi?..... itu muali jam berapa?Terusoh itu.
Banyak sekali kegiatannya Pak. Baiklah hari ini kita latih kegiatanyang dua hati ini, bagus Bapak bisa
melakukan. Nah, kegiatan ini bisa Bapak lakukan untuk mencegah suara-suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi.
3. Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan hariannya
Nah, Bapak masukkan kegiatan ini kedalm jadwal kegiatan harian Bapak

C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi perasaan subjektif (pasien)
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
b. Evaluasi objektif (prawat)
Pak, bisakah Bapak mengulangi cara yang kita latihan tadi Bagus.sekali ya Pak, coba sekali
lagi, bagus ya Pak.
2. Tindak lanjut
pak,kami kan tidak setiap saat ada di dekat bapak,jadi nanti kalau suara suara muncul lagi,
bapak gunakan cara yang tadi ya
3. kontrak
bagaimana kalau kita berbincang bincang kembali besok untuk membicarakan cara ke
empat dalam mengendalikan suara suara.Bapak maunya jam berapa? Dimana? ya sudah besok jam
10 kita bertemu kembali disini.Selamat pagi pak

Pertemuan IV
1.Tujuan
a. evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. klien mengerti tentang penggunaan obat secara teratur
c. klien mengerti menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

2. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengguana obat secara teratur
c. menganjurkan klien memasukkkan ddalam jadwal kegiatan

4. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam Teraupetik
Slamt pagi Pak
2. Evaluasi/Validasi
Bagaiman perasaan Bapk hari ini?
Apakah Bapk masih mendengar suara-suar itu?
3. Kontrak
Kemarin kan kami sudah berjanji untuk datang berbicang-berbincang dengan Bapak, kita akan
latihan cara keempat untuk mengontrol halusinasi dengan menggjnakan obat secara teratur, kita
akan berbicara selam 15 menit, siap Pak?

B. Kerja
1. Mengevaluasi jadwal kegiatannya sudah dilakiukan semua? Ya bagus, dipertanyakan ya
Pak.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
Pak, adakah bedanya minum obat secara teratur? Apakah suaranya hilang ? minum obat sangat
penting supaya suara-suara yang Bapk dengar selama ini tlidak muncul lagi. Berapa macam obat
yang Bapak minum? Nah ini dia yang ini warna oerange (CPZ) 3 kali sehari jam7.
00
Wib, jam 13.
00
Wib
dan jam 19.30 Wib, gunanyauntuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP 2mg) 2 kali
seharijam 7
00
Wib dan jam 19.30 Wib gunaya untuk rileks dan tidak kaku,HLD 5mg 2 kali sehari dan
B1 2 kali sehari jamnya sama. Kalau suara sudah hilang, obatnya tidak boleh dihentikan, nanti kalau
berhenti Bapak dakan kabuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau
obatnyahabis, Bapak bisa control kesini lagi. Pastikan obatnya benar. Baca nama kemasannya,
pastikan obat diminum pada waktunya dan dengan cara yang benar. Bapak juga pastikan jumlah
obat yang diminum.

3. Mengajurkan klien memasukkan jadwal kegiatan harianay
Nah, bapak masukkan kegiatan ini ke dalam jadwal kegiatan harian Bapak

C. Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi subjektif (pasien)
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
b. Evaluasi objektif (perawat)
Pak, bisakah Bapak mengulangi cara yang kita latihan tadi? Bagus sekali ya pak, coba sekali lagi,
bagis pak.
2. Tindak Lanjut
Pak, kami kan tidak setiap saat ada dekat Bapak, jadi nanati kalau suara-suara itu mucul lagi.
Bapak gunakan yang tadi ya
3. Bagaimana kalau berbincang-bincang kembali besok untuk membicaakan tentang apa ang
menyebabkan Bapak tidak mau bergaul dengan orang lain, keuntungan mempunyai teman dan
kerugian boila tidak mempunyai teman. Bapak maunya jam berapa? Dimana? Ya sudah, besok kita
akan bertemu lagi jam 11 ya pak. Sampai jumpa besok dan selamat pagi..











BAB IV

PEMBAHSAN

Pada halusinasi pendengaran ditemukan adanya gangguan dalam perasaan dan tingkah laku
dengan gejala psikotik yang dialami. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh gejala dari satu tipe uamg
muncul dari dalam dari klien dann sebagian terhadap halusinasi yang menimbulkan sikap yang masa
bodoh dan sering trjadai pada saat serangan pertama.

Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada klien dengan perubahan persepsi sensori
Halusinasi pendengaran selalu penulis ingin mengetahui gejala yang sesuai dengan gangguan
tersebut perawat juga mengetahui kebutuhan klien yang meliputi : fisik, mental, social tanpa
menghiraukan deagnosa medic.

A. Tahap pengkajian
Selama tahap pengkajian penulis tidak meneukan masalah dalam berkomunikasi tetapi ada juga
kesulitan yang ditemukan oleh penulis dimanan klien terkadang tidak mau mengungkapkan
perasaannya secara terbuka sebagian upaya pemecahan penulis tetap melakukan pendekatan
sehinga klien mengungkapkan perasaanya dan saling percaya

B. Tahap diagnose
Dalam tinjauan teoritis penulis menjumpai ada diagnose yaitu
a. Perubahan persepsi halusinasi pendengaran
b. Isolasi social menarik diri b/d harga diri rendah
c. Deficit perawatan diri
d. Gangguan intoleransi social menarik diri
e. Intoleransi aktivitas
f. Resti perilaku kekerasan


Dalam tinjauan kasus penulis menjumpai ada 5 diagnosa yaitu :
1. Resiko tinggi kekerasan b/d perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran
2. Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran b/d menarik diri
3. Isolassi social menarik diri b/d harga diri rendah
4. Deficit perawatan diri b/d intoleransi aktlivitas
5. Regiment teraupetik inefektif b/d koping keluarga inefektif atau harga diri rendah b/d
koping keluarga inefektif

Dalam tahap ini penulis menemukan perbedaan perumusan diagnose keperawatan antara
landasan teoritis dengan kasus yaitu :
1. Regiment teraupetik inefektif
Diagnose ini tidak ditemukan landasan teoritis tetapi ditemukan dalam tinjauan kasus karena
kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit klien sehingga klien tidak terkontrol dank lien
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa untuk diadakan rawatan intensif dan perbedaan ini bisa juga dibedakan
karena keluarga kurang dekat dengan klien.

C. Tahap perencanaan
Dalam pembuatan perencanaan penulis berusaha menyusun secara efektif dan efesien
implementasi. Dalam untuk memperlancar tindakan yang dilaukukan pada Implementasi. Dalam hal
ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara diagnose keperawatan yang ada dalam toeri
dengan kasus yang dijumpai dilapangan. Jadi penulis dalam hal ini menyimpulkan teori kasus yang
ditemukan sama/berkesinambung.
D. Iplementasi
Dalam melaksanakan imlpementasi terhadap klien, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
membantu klien dalam mengatasi msasalh yang dihadapinya. Penulis juga membantu keluarga
dalam menghadapi klien. Selain ini sarana di RSJ Medan juga sangat mendukung kesembuhan
pasien.

E. Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap akhir dari proses keperawatan evaluasi yang sesuai dengan target yang
telah ditetapkan dalam tinjdauan untuk menilai perubahan serta kemajuan yag dicapai klien
halusinasi pendengaran



























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melaksanakan Asuhan keperewatan terhadap klien dengan gangguan halusinsi
pendengaran
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dalam kasus ini yaitu
1. Hausinasi pendengaran merupakan halusinasi dimana terdengarnya suara-suara yang tidak
jelas yang berasal dari luar, suara itu bisikan atau gerutu yang tidak dapat dipahami
2. Tindakan keperawatan dalam perencanaan dituliskan pada perawatan mental dan tanpa
mengabaikan keadaan fisik social dan spiritual sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
3. Pelaksanaan oerawatan mencangkup peran serta keluraga klien dan perawatan dalam
uapya perawatan.
4. Fasilitas dan sarana sangat mendukung dalam mewujudkan prioritas pelayanan
keperawtan yang diberikan kepada pasien
B. Saran
1. Bagi klien yang belum pulang, dianjurkan untk minum obat secara teratur
2. Bagi klien yang sudah pulang, sebaiknya selalu mengontrol pengobatan secara teratur agar
tidak timbul sewaktu-waktu
3. Kepada keluarga klien hendaknya dapat menerima klien sebagaimana pembinaan individu
4. Untuk mengurangi tekanan jiwa perlu dilakukan pencegahan dengan pembinaan individu
5. Dalam pelaksanaan usaha hendaknya bekerjasama dan membina saling percaya serta
menciptakan lingkungan lainnya
6. Penulis menyarankan agar perawtan dan pengobatan klien dapat dipertahankan dan
dilanjutkan dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat serta pemanfaatan
saran dan parasarana yang tersedia di Ruang Pusuk Buhit.



























DAFTAR PUSTAKA

- Stuart dan Laraia (2001) principle and practice of psychiatric Nursing edisi 6 St Louis :
Mosby Year Book
- Marams,W .F. (2005) Ilmu keokteran jiwa .Edisi 9.surabaya:Airlangga University press.
- Isaacs,Ann. (2005) keerawatan kesehatan jiwa dan psikiatry, Edisi. 3 jakarta ; penerbit
Buku kedokteran EGC
- Purba,Jenny marlindawani .2008. asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
psikososial dan gangguan jiwa Medan :USU Press.S

Anda mungkin juga menyukai