Anda di halaman 1dari 13

Semua konstruksi yang direncanakan akan didukung oleh tanah,

terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas ( superstructure) dan elem
en bangunan bawah ( substructure). Elemen bangunan bawah
disebut pondasi, terletak antara bangunan atas dan tanah
pendukung.
Pondasi
merupakan bagian yang meneruskan beban dari bangunan ke
lapisan yang mendukungnya.
Bentuk pondasi tergantung dari macam bangunan yang akan
dibangun dan keadaan tanah tempat pondasi tersebut akan
diletakkan. Biasanya pondasi diusahakan diletakkan pada tanah
yang keras ( di bawah Lapisan Top Soil ).
1. Ukuran pondasi harus tepat, sehingga tanah di bawah
nya masih kuat atau mampu untuk memikul gaya
yang bekerja pada pondasi.
2. Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar
karena akan
mengakibatkan retak pada bagian atasnya, bahkan te
rjadi keruntuhan total. Selain itu, penurunan tidak
boleh terlalu jauh satu sama lain.
3. Bangunan tidak boleh mengalami geser atau guling.
4. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingg
a pondasi tidak akan pecah atau retak oleh momen
reaksi dan gaya lintang yang bekerja pada pondasi..
1) Tersedia hasil pengujian di laboratorium untuk tanah yang
akan didirikan bangunan di atasnya, sehingga daya dukung
tanah dapat dihitung. Untuk bangunan-bangunan kecil seperti
rumah tinggal berlantai satu, mungkin hanya cukup dengan
pengamatan visual terhadap tanah tersebut.
2) Pondasi harus direncanakan se ekonomis mungkin.
3) Mudah dan aman dalam pelaksanaan.
Dengan kemudahan dalam pelaksanaan akan mudah
tercapai mutu pondasi seperti yang direncanakan.
Keadaan bangunan sekitar juga perlu
diperhatikan sehingga tidak akan terganggu dengan adanya
pelaksanaan pondasi tersebut.
1. Jenis Struktur di Atasnya (Beban-Beban yang Bekerja) Jika
jenis struktur ringan dan lapisan permukaan tanah baik,
pemilihan jenis pondasi dangkal telah cukup memadai.
2. Namun, jika jenis strukturnya berat (high rise building), maka
lebih baik digunakan jenis pondasi dalam. Permasalahan
jenis pondasi dalam jauh lebih kompleks di-bandingkan
dengan pondasi dangkal
Jenis Tanah (Daya Dukung Tanahnya)
Daya dukung tanah merupakan salah satu faktor penting dalam p
erencanaan pondasi beserta struktur di atasnya. Daya dukung
tanah yang
diharapkan untuk mendukung pondasi adalah daya dukung yang
mampu memikul beban struktur sehingga pondasi mengalami
penurunan yang masih berada dalam batas toleransi.
1. dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan
harus diletakkan pada lapisan tanah asli yang keras;
2. harus dihindarkan memasang pondasi pada tanah keras dan
sebagian lagi pada tanah lembek;
3. pondasi harus dipasang menerus di bawah seluruh dinding
bangunan dan di bawah kolom-kolom pendukung yang
berdiri bebas;
4. apabila digunakan pondasi setempat, pondasi tersebut harus
dirangkaikan satudan lainnya dengan balok pengikat (sloof);
5. pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada di dalam
tanah dan kuatmenahan gaya-
gaya yang berkerja padaya, terutama gaya desak dan gayat
ekan;
6. apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi
untuk seluruh panjang pondasi dasarnya harus tetap
diletakkan pada kedalaman yang sama.
Macam-Macam Kemungkinan Pondasi

1. Keadaan Tanah yang Kering Keadaan tanah kering berarti tanah yang tidak
dapat diperngaruhi air hujan dan sebagainya dengan air di dalam tanah sedikit
atau dalam sekali. Hal
ini bisa terjadi di gunung dan tanah tidak liat seperti pasir, kerikil dan sebagainya.
Jika kekokohan tanah bagus maka dapat digunakan pondasi
jalur atau umpak. Apabila kekokohan tanah tidak memungkinkan akan dapat
digunakan pondasi pelat beton.
2. Keadaan Tanah yang Basah Tanah basah berarti tanah yang mungkin terjadi longsor
akibat terkena air hujan atau air di bawah permukaan tanah. Pada tanah yang
basah biasanya
digunakan dinding bendungan. Sesuai dengan kekokohan landasan dapat
digunakan pondasi pelat beton bertulang, salain paku bumi dari kayu atau paku
bumi dari beton bertulang. Paku bumi dari kayu hanya boleh digunakan di bawah
permukaan air tanah permukaan terendah karena bahaya pembusukan.
3. Pondasi di Dalam Air Pada prinsipnya dapat digunakan cara seperti pada pondasi
pada tanah basah yaitu menggunakan dinding bendungan dan pondasi paku bumi
kayu
atau beton bertulang. Kemudian juga dengan menimbun batu kali selebar
mungkin dengan ketinggian di atas permukaan air.

Dalam pembangunan pondasi dikenal tiga golongan kekokohan landasan:

1. Kekokohan Landasan Baik Maksudnya adalah tanah tidak
dapat atau hampir tidak dapat dipres.Tebal lapisan tanah
ini harusnya 2 -3 meter, misalnya: batu gunung, pasir yang
sudah dipres dan kering dan lain sebagainya
2. Kekokohan Landasan Sedang Maksudnya adalah tanah yang
dapat dipres misalnya kerikil dengan pasir yang masih
basah, tanah liat, lempung, dan lain sebagainya. Ketebalan
lapisan ini seharusnya paling sedikit 3-4 meter.
3. Kekokohan Landasan
Jelek Maksudnya adalah tanah yang menyingkir kalau dipre
s, misalnya pasir atau tanah liat yang masih basah, humus,
rawa-rawa, atau timbunantanah yang masih baru.

Dalam menentukan tipe pondasi yang sesuai dengan
kondisi tanah yang akan direncanakan, harus
mempertimbangkan beberapa faktor di bawah ini :
1. Keadaan tanah pondasi.
Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan. Kondisi tanah dimana pondasi
tersebut akan dibangun sangat mempengaruhi dalam hal pemilihan pondasi, hal ini
berhubungan dengan penurunan yang terjadi dan daya dukungnya terhadap pondasi
tersebut
2. Batasanbatasan akibat konstruksi diatasnya.
Hal ini berhubungan dengan kondisi beban dan kegunaan atau fungsi bangunan
atas.
3. Batasan batasan dari sekelilingnya.
Kondisi lingkungan disekitar lokasi pembangunan harus diketahui supaya tidak
berdampak negatif baik pada saat pelaksanaan pembangunan maupun setelah
pelaksanaan pembangunan, terutama terhadap masyarakat disekitarnya.
4. Waktu dan biaya pekerjaan.
Dalam pertimbangan pemilihan jenis pondasi tentunya tidak lepas dari segi waktu
dan biaya, apabila pemilihan pondasi cocok dan pelaksanaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan maka tidak terjadi pemborosan atau pembengkakan biaya sehingga
pembangunan pondasi dapat dikatakan ekonomis.
Berikut ini diuraikan jenis - jenis pondasi sesuai dengan
keadaan tanah pondasi yang bersangkutan antara lain :

1. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-
3 m dibawah permukaan tanah, pondasi yang digunakan adalah
pondasi telapak.
2. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m
dibawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang untuk
memperbaiki tanah pondasi.
3. Bila pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m
dibawah permukaan tanah tergantung dari penurunan (setlement)
yang diijinkan, apabila tidak boleh terjadi penurunan, biasanya
digunakan pondasi tiang pancang. Tetapi bila terdapat batu besar
pada lapisan antara, pemakaian kaison lebih menguntungkan.
4. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m
dibawah permukaan tanah, pondasi yang digunakan adalah pondasi
kaison terbuka, tiang baja atau tiang beton yang dicor ditempat.
5. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40
m dibawah permukaan tanah, pondasi yang digunakan adalah
pondasi tiang baja atau tiang beton yang dicor di tempat.
Berdasarkan kedalaman lapisan tanah padat (keras) yang
mempunyai daya dukung tanah cukup guna menopang beban
bangunan, pondasi dapat digolongkan menjadi :

Pondasi langsung atau pondasi dangkal, merupakan
pondasi dimana bagian dasar pondasi menopang
langsung pada lapisan tanah yang dianggap kuat
menahannya. Menurut Terzaghi, istilah pondasi dangkal
digunakan untuk pondasi yang mana perbandingan
kedalaman dasar pondasi dari permukaan tanah (D) dan
lebar pondasi (B) lebih kecil atau sama, (D B). Pondasi
lain yang mempunyai lebar kurang dari jarak D,
dimasukkan dalam kategori pondasi dangkal. Pada
umumnya pondasi dangkal mempunyai kedalaman 3
meter, yang termasuk didalamnya : pondasi setempat,
pondasi menerus (lajur) dan pondasi rakit.
Pondasi tidak langsung atau pondasi dalam, merupakan
pondasi dimana letak tanah keras sebagai landasan
pondasi cukup dalam, misalnya sampai diatas 3 meter,
sehingga tidak memungkinkan dibuat pondasi langsung,
pondasi dalam pada umumnya mempunyai kedalaman >
3, dimana kedalaman dasar pondasi dari permukaan
tanah (D) dan lebar pondasi (B), yang mana termasuk
didalamnya : pondasi tiang pancang, tiang bor, tiang
franki, pondasi sumuran dan pondasi strauss.
Gambar Pondasi
Gambar Pondasi.doc

Anda mungkin juga menyukai