Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN

TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG


NAPZA
DI SMAK DIPONEGORO BLITAR
YANE HARDIANTO
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITAR
POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN MALANG
1.1 Latar Belakang
Napza merupakan narkotika, psikotropika dan zat addiktif lainnya yang
bermanfaat bagi kesehatan dan pengobatan, pelayanan kesehatan juga
pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi bila digunakan tanpa pembatasan,
pengawasan dan pengendalian yang ketat dapat menimbulkan
ketergantungan.
Banyak alasan remaja menggunakan Napza karena masalah emosional atau
psikis yaitu untuk mengurangi kecemasan, melupakan permasalahan yang
sedang dihadapi (melarikan diri dari masalah), mengatasi kesepian, untuk
relaks dan keinginan untuk mencoba-coba mengkonsumsi Napza yang pada
akhirnya menyebabkan ketagihan.
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 2 Februari 2008 di SMAK
Diponegoro Blitar dengan menggunakan tehnik wawancara tentang napza
pada 20 orang siswa didapatkan untuk pengetahuannya 18 siswa
mengatakan tidak bisa menyebutkan arti dari napza, sedangkan 2
diantaranya telah mengetahui apa itu napza, mengingat remaja merupakan
populasi yang rentan terhadap napza maka perlu adanya pengetahuan yang
benar dan memadai tentang napza.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah pengetahuan remaja tentang napza sebelum
diberikan pendidikan kesehatan?
1.2.2 Bagaimanakah pengetahuan remaja tentang napza setelah
diberikan pendidikan kesehatan?
1.2.3 Adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
remaja tentang napza?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan remaja tentang napza
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang napza sebelum
dioberikan pendidikan kesehatan
b) Mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang napza setelah diberikan
pendidikan kesehatan
c) Mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan remaja tentang napza

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah
1.4.1 Bagi remaja yang diteliti (siswa kelas X SMAK Diponegoro Blitar)
Menambah pengetahuan remaja tentang napza sehingga pengetahuannya
meningkat dan menghindari penggunaan napza
1.4.2 Bagi peneliti
a) Meningkatkan pemahaman peneliti tentang pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang napza
b) Mengaplikasikan ilmu mengenai penelitian (research) yang telah
diperoleh dan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang
napza
1.4.3 Bagi Puskesmas atau pelayanan kesehatan
a) Dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan pada remaja
b) Untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
remaja tentang napza

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan
2.2 Konsep Pengetahuan
2.3 Konsep remaja
2.4 Konsep NAPZA

2.5 Kerangka Konseptual
Keterangan
: diteliti
: tidak diteliti
Faktor yang mempengaruhi:
Faktor internal
a) Umur
b) Intelegensi
Faktor eksternal
a) Latar belakang pendidikan
b) Pengalaman
c) Layanan media (massa, elektrolit)
d) Petugas kesehatan
Pengetahuan remaja
tentang napza
REMAJA
Peningkatan
pengetahuan remaja
tentang napza
Sikap Perilaku
Pendidikan kesehatan tentang Napza:
a) Definisi
b) Jenis-jenis
c) Faktor penyebab
d) Tahapan penggunaan napza pada
remaja
e) Gejala klinis penyalahgunaan
napza
f) Ciri remaja yang mempunyai
resiko tinggi penyalahgunaan
napza
g) Ciri keluarga yang mempunyai
resiko tinggi anaknya menjadi
pecandu napza
h) Dampak penggunaan napza
i) Penanggulangan Napza




Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyuluhan :
a) Penyuluh
b) Sasaran
c) Proses penyuluh

2.6 Hipotesa
Dalam penelitian ini Hipotesanya adalah ada pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja
tentang Napza
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian pra eksperimental (One Group Pretest Postest Design)
Kerangka kerja
Populasi: Siswa kelas X SMAK Diponegoro Blitar
Pretest
Pendidikan kesehatan tentang Napza
Pembahasan
Pengumpulan data, pengolahan, tabulasi, analisa data
Sampel : purposive sampling
Postest
Kesimpulan dan Saran
3.2 Populasi, Sampel dan Sampling
3.2.1 Populasi
Semua siswa kelas X SMAK Diponegoro Blitar sejumlah 349 siswa
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 70 siswa sebagai
responden di SMAK Diponegoro Blitar
3.2.3 Teknik Sampling
Purposive sampling

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAK Diponegoro Blitar, waktu
pengambilan data pada bulan Mei 2008.

3.4 Identifikasi Variabel
3.4.1 Variabel Independen
Pendidikan kesehatan tentang Napza
3.4.2 Variabel Dependen
Pengetahuan remaja tentang Napza
3.5 Definisi Operasional
Variabel independen : pendidikan kesehatan tentang Napza
Definisi : kegiatan memberikan informasi secara langsung tentang Napza
melalui penyuluhan dan pemberian leaflet tentang Napza
Parameter : memberikan penyuluhan kesehatan tentang Napza
Skala : -
Alat ukur : -
Skoring : -
Variabel dependen : pengetahuan remaja tentang Napza
Definisi : merupakan hasil tahu dari jawaban responden terhadap pertanyaan
dalam kuesioner yang dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan
Parameter : pengetahuan remaja tentang Napza
Skala : Ordinal
Alat ukur : Kuesioner
Skoring : Nilai 1 = jawaban benar
Nilai 0 = jawaban salah
Pengelompokkkan pengetahun :
- Baik jika nilai = 76% -100%
- Cukup jika nilai = 56% - 75%
- Kurang jika nilai = 56%
3.6 Pengumpulan Data
Menggunakan instrument angket atau kuesioner
3.7 Pengolahan Data dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Untuk pengukuran pengetahuan, disetiap jawaban yang benar
diberikan skor 1dan jawaban yang salah diberikan skor 0
Rumus yang digunakan =

Hasil prosentase ini kemudian dipresentasikan dengan menggunakan
kriteria kualitatif yaitu :
76-100% : Pengetahuan baik
56-75% : Pengetahuan cukup
56% : Pengetahuan kurang

P = f x 100%
n
3.7.2 Analisa Data
Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan remaja tentang Napza dilakukan dengan jenis analisa
bivariat yang dilakukan terhadap dua variable. Pengolahan data
dilakukan dengan uji statistic Wilcoxon dengan menggunakan
program SPSS for Windows dengan tingkat kemaknaan 0,05 (taraf
signifikasinya yaitu 5%). Jika hasilnya p 0,05 berarti ada pengaruh
tetapi jika hasilnya p > 0,05 berarti tidak ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang Napza.
3.8 Etika penelitian
a) Lembar persetujuan (Informed Consent)
b) Tanpa nama (Anonimity)
c) Kerahasiaan (Confidentiallity)
3.9 Keterbatasan

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Gambaran tempat penelitian
4.1.2 Gambaran pelaksanaan pengumpulan data dan penyuluhan kesehatan
Meminta ijin
Menyampaikan tujuan
Memberikan inform consent
Pengisian kuesioner
Pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu yaitu minggu pertama dilakukan pre test
kemudian minggu kedua dilakukan penyuluhan kesehatan dan post test
Pre test
Penyuluhan kesehatan
Post test
4.2 Hasil Penelitian
a. Karakteristik responden
55.0%
45.0%
Laki-laki Perempuan
Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 55% (44 responden)
1) Jenis kelamin
2) Umur
77.5%
20.0%
0.0%
2.5%
15 - 16 tahun
17 - 18 tahun
19 tahun ke atas
16 - 17 tahun
Umur responden sebagian besar berumur 15 16 tahun yaitu 77,5%
(62 responden)
3) Tempat tinggal
85.0%
12.5%
2.5%
Orang tua
Saudara/famili
Kost
Tempat tinggal responden sebagian besar tinggal dengan orang tua
yaitu 85% (68 responden)
4) Pernah tidaknya mendapatkan informasi tentang Napza
36.3%
63.8%
Pernah Tidak pernah
Mayoritas responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang Napza yaitu
63,8% (51 responden)
5) Sumber informasi tentang Napza
23.8%
0.0%
5.0%
0.0%
5.0%
2.5%
63.8%
Media massa
Pelayanan kesehatan
Orang tua
Orang lain
Guru
Teman
Tidak pernah
Sebagian besar responden mendapatkan sumber informasi tentang Napza adalah
dari media massa yaitu 23,8% (19 responden) sedangkan 63,8% (51 responden)
belum pernah mendapatkan informasi tentang Napza
3.8%
26.3%
70.0%
Baik
Cukup
Kurang
Sebagian besar responden sebelum penyuluhan kesehatan berpengetahuan
kurang yaitu 70% (56 responden)
b. Pengetahuan responden tentang Napza
1) Tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan kesehatan
86.3%
13.8%
0.0%
Baik
Cukup
Kurang
2) Tingkat pengetahuan responden setelah penyuluhan kesehatan
Sebagian besar responden setelah penyuluhan kesehatan berpengetahuan
baik yaitu 86,3% (69 responden)
3) Perubahan pengetahuan responden sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan
Pengetahuan
sebelum
penyuluhan
kesehatan
Pengetahuan sesudah penyuluhan kesehatan
Total
Kurang Cukup Baik
Kurang - 8 48 56
Cukup - 3 18 21
Baik - 0 3 3
Total - 11 69 80
Uji Statistik Wilcoxon p = 0,000
Dari 80 responden yang diberi penyuluhan kesehatan
tentang Napza, yang mengalami peningkatan pengetahuan
69 responden, dan yang mempunyai tingkat pengetahuan
tetap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan
berjumlah 11 responden, serta didapatkan nilai p = 0,000
yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Responden yang sebelum diberi penyuluhan kesehatan mempunyai
pengetahuan baik 3,8% (3 responden) yang mempunyai pengetahuan
cukup 26,3% (21 responden), dan yang mempunyai pengetahuan
kurang 70% (56 responden).
Pada data karakteristik responden yang mayoritas (70%) belum
mendapatkan informasi baik dari media massa, pelayanan kesehatan,
orang tua, orang lain, guru, maupun dari teman, sedangkan dari
(30%) yang sudah mendapatkan informasi dari media massa, orang
tua, guru dan teman, sebelum penyuluhan kesehatan mempunyai
pengetahuan tentang Napza dalam kategori cukup.
Hal ini relevan dengan pendapat Notoatmodjo (1997) secara teoritis
dijelaskan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan
terjadi apabila seseorang telah melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu
4.3.1 Pengetahuan remaja sebelum penyuluhan kesehatan tentang Napza
Responden yang telah diberi penyuluhan kesehatan mempunyai pengetahuan
baik 86,3%( 69 responden), yang mempunyai pengetahuan cukup 13, 8% (11
responden) dan tidak ada yang mempunyai pengetahuan kurang.
Hasil uji statistik SPSS Wilcoxon didapatkan sebelum penyuluhan kesehatan 3
responden mempunyai pengetahuan baik dan setelah penyuluhan kesehatan 69
responden mempunyai pengetahuan baik, ini berarti bahwa sebelum penyuluhan
kesehatan responden mempunyai pengetahuan yang lebih rendah dibanding
setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, serta di dapatkan nilai p = 0,000 yang
berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan
setelah penyuluhan kesehatan.
Hal ini sangat relevan dengan pendapat Effendy (1995) bahwa keberhasilan
penyuluhan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : penyuluh, sasaran,
dan proses dalam penyuluhan, dari faktor penyuluh, penyuluh sudah
mempersiapkan materi dalam bentuk leaflet dan LCD, faktor sasaran, sudah
diberitahukan, dan proses dalam penelitian ini, yaitu saat dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang NAPZA.
4.3.2 Pengetahuan remaja setelah penyuluhan kesehatan tentang Napza
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA sebelum diberikan penyuluhan
kesehatan sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang (70%), untuk remaja
yang mempunyai pengetahuan cukup (26,3%) dan remaja yang mempunyai
pengetahuan baik (3,8%)
Tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA setelah diberikan penyuluhan
kesehatan sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik (86,3%) dan sisanya
mempunyai pengetahuan cukup (13,8%)
Penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan
remaja tentang NAPZA dengan nilai p = 0,000 ( p 0,05)
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Bagi remaja yang diteliti (siswa kelas X SMA Katolik Diponegoro Blitar)
Dengan telah memiliki pengetahuan tentang Napza diharapkan dipakai sebagai bekal
untuk menambah pengetahuan, wawasan, serta mampu mengembangkan
pengetahuannya kepada keluarga, teman, saudara, dan orang disekitarnya
Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan
memperluas pembahasan penelitian, yaitu tidak hanya pada pengetahuannya saja
tetapi dapat dikembangkan sikap dan perilaku responden dengan adanya penyuluhan
kesehatan tersebut
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai