Anda di halaman 1dari 9

1

Telaah I lmiah
FLORA NORMAL PADA VAGINA



Oleh :
Andi Putra Siregar, S.Ked
Leo Fernando, S.Ked
Devi Silvia Agustina, S.Ked
Olia Indri Saktianingsih, S.Ked
Rian Hasni, S.Ked

Pembimbing : Dr. H. Amir Fauzi, SpOG(K)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
2010
2

HALAMAN PENGESAHAN

Telaah Ilmiah dengan judul:

FLORA NORMAL PADA VAGINA

Disusun oleh :

Andi Putra Siregar, S.Ked
Leo Fernando, S.Ked
Devi Silvia Agustina, S.Ked
Olia Indri Saktianingsih, S.Ked
Rian Hasni, S.Ked

Pembimbing : Dr. H. Amir Fauzi, SpOG(K)

Telah diterima dan dilaksanakan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Uiversitas Sriwijaya/Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.periode 7 Juni 2010
2 Agustus 2010

Palembang, Juni 2010
Pembimbing,


Dr. H. Amir Fauzi, SpOG(K)


3

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap hari tubuh manusia terpapar oleh mikro-organisme yang dapat menimbulkan
penyakit apabila sistem pertahanan tubuh manusia itu sendiri menjadi lemah. Tetapi, hal itu
dapat dicegah dengan memperbaiki sistem pertahanan tubuh manusia. Mikro-organisme yang
dapat menyebabkan terjadinya penyakit antara lain adalah bakteri, virus, jamur, dan lain-lain.
Namun tidak semua mikro-organisme menyebabkan terjadinya penyakit. Ada sebagian
mikro-organisme yang merupakan mikro-organisme yang merupakan flora normal di tempat
tersebut. Namun, jika di lingkungan lain mikro-organisme tersebut berubah, maka flora
normal yang tadinya tidak menyebabkan penyakit akan berubah menjadi patogen. Flora
normal membantu agar pertahanan infeksi jamur dan invasi mikro-organisme lain pada
mukosa jaringan menjadi terjaga. Akan tetapi, bakteri yang patogen ataupun
ketidakseimbangan bakteri dapat memicu terjadinya infeksi.
Bakteri vagina normal ditemukan oleh ahli ginekologi Jerman, Albert Doderlein pada
tahun 1892.
1
Bakteri pada vagina normal wanita terutama adalah lactobacilli dan secara
umum disebut sebagai flora normal vagina. Jumlah dan jenis bakteri memiliki dampak yang
signifikan untuk kesehatan wanita secara keseluruhan. Bakteri ini dan asam laktat yang
dihasilkannya, dan bergabung dengan cairan yang dikeluarkan memiliki peranan dalam
pertahanan dengan menghasilkan keadaan asam. Normalnya pH vagina sedikit asam, dengan pH
3,8-4,2. pH rendah yang dihasilkan pada epitel vagina ini mencegah pertumbuhan bakteri
patogen dan jamur yang berpotensi patogen. Candida albicans.
4
Selama masa menstruasi,
jumlah flora vagina yang dipantau menurun jumlahnya.
2
Efek dari pemasangan tampon pada
flora vagina masih kontroversial, tetapi pemasangan tampon secara steril dan aman
nampaknya tidak mempengaruhi keseimbangan asam dalam flora normal tersebut.
3

4

Bakteri yang dapat ditemukan pada vagina adalah Lactobacillus sp, Staphylococcus
epidermidis, diikuti oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus mitis, Enterococcus faecalis
dalam jumlah kecil. Namun Staphylococcus aurues dan Enterococcus faecalis cenderung
untuk menjadi patogen.
4














5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus vaginae
tertutup pada himen (selaput dara), suatu lipatan selaput setempat. Vagina berukuran di depan
6,5 cm dan di belakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir
bawah simfisis ke promontorium. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut
rugae. Epitel vagina terdiri atas epitel skuomosa dalam beberapa lapisan. Lapisan tidak
mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel ini
amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi, khususnya gonokokkus.
Vagina memiliki koloni bakteri seperti corynebacteria, staphylococci, streptococci, E.
coli, dan bakteri penghasil asam laktat, "Doderlein's bacillus" (Lactobacillus acidophilus).
Selama masa reproduksi, dari usia pubertas sampai menopause, epitel vagina mengandung
glikogen karena pengaruh estrogen. Doderlein's bacillus kemudian memproses glikogen
tersebut menjadi asam laktat. Asam laktat dan produk metabolisme lain menghambat
kolonisasi semua bakteri kecuali lactobacillus. pH rendah yang dihasilkan pada epitel vagina
ini mencegah pertumbuhan bakteri patogen dan jamur yang berpotensi patogen. Candida
albicans.
4
Flora normal pada wanita banyak ditemukan, namun yang akan dibahas pada tinjauan
pustaka kali ini hanya Lactobacillus sp. dan Staphylococcus epidermidis.



6

A. Lactobacillus sp.


Gambar Lactobacillus acidophilus
3

Umumnya dikenal sebagai "Doderlein's bacillus" berkoloni di vagina karena glikogen
tersedia di vagina yang bakteri tersebut butuhkan untuk membentuk asam format.
3
Genus
Lactobacillus merupakan kuman yang mampu memproduksi sejumlah asam laktat dari
karbohidrat sederhana, dengan demikian menciptakan suasana asam yang mampu mematikan
kuman lain yang tidak berspora. Secara morfologik, kuman ini berbentuk batang positif
Gram, dan tidak bergerak. Pada isolasi primer, Lactobacillus bersifat mikroaerofilik, atau
anaerob (tumbuh baik pada keadaan sedikit sekali oksigen atau tanpa oksigen). Segera setelah
lahir, laktibacillus aerob terdapat dalam vagina dan menetap selama pH tetap asam ( beberapa
minggu ).
Ketika pH menjadi netral ( tetap demikian sampai pubertas ), terdapat flora campuran
kokus dan basil. Pada waktu pubertas, lactobacillus aerob dan anaerob ditemukan kembali
dalam jumlah besar dan mempertahankan keasaman pH melalui pembentukan asam dan
karbohidrat, khususnya glikogen. Tampaknya hal ini merupakan mekanisme penting untuk
mencegah menetapnya mikroorganisme lain, yang mungkin merugikan, dalam vagina. Bila
lactobacillus ditekan dengan pemberian obat-obatan antimikroba, jumlah ragi atau bakteri
7

lainnya akan bertambah dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Setelah menopause,
lactobacillus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran muncul kembali.
Dalam flora vagina normal juga ditemukan Sterptococcus hemolitikus golongan B,
Sterptococcus anaerob ( peptosterptococcus ), spesies Bacteroides, Clostridium sp.,
Gardnella ( Haemophylus ) vaginalis, Ureaplasma urealyticum, dan kadang-kadang Listeria
atau spesies Mobiluncus. Lendir serviks mempunyai aktivitas antimikroba dan mengandung
lisozim. Pada beberapa wanita, introitus vagina mengandung banyak flora yang mempunyai
flora daerah perineum dan perianal. Hal ini mungkin merupakan faktor predisposisi
terjadinya infeksi saluran kemih yang berulang. Mikroorganisme vagina yang terdapat pada
saat melahirkan dapat menimbulkan infeksi pada bayi yang baru lahir ( misalnya
Sterptococcus golongan B ).
5


B. Staphylococcus epidermidis


Gambar S. epidermidis. Scanning EM. CDC.
4

Stafilokokus adalah sel-sel berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1 m dan
tersusun dalam kelompok-kelompok tak beraturan. Pada biakan cair tampak juga kokus
tunggal, berpasangan, berbentuk tetrad, dan berbentuk rantai. Kokus muda bersifat gram
positif kuat; sedangkan pada biakan yang lebih tua, banyak sel menjadi gram negatif.
8

Stafilokokus tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Stafilokokus mudah tumbuh
pada kebanyakan pembenihan bakteri dalam keadaan aerobik atau mikroaerofilik. Bakteri ini
tumbuh paling cepat pada suhu 37
0
C, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar
(20-25
0
C). Koloni pada perbenihan padat berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau.
Koloni S. Epidermidis berwarna abu-abu sampai putih pada isolasi pertama; banyak koloni
membentuk pigmen hanya bila dieramkan. Pigmen tidak dihasilkan pada biakan anaerobik
atau kaldu.
Stafilokokus terbagi menjadi 2, koagulase positif dan koagulase negatif. Salah satu
contoh dari Stafilokokus koagulase negatif adalah Staphylococcus epidermidis.
Staphylococcus koagulase negative merupakan flora normal manusia dan kadang-kadang
menyebabkan infeksi, seringkali berkaitan dengan alat-alat yang ditanam, khususnya pada
pasien yang sangat muda, tua, dan dengan fungsi imun yang terganggu









9

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.pubmedcentral.nih.gov/botrender.fcgi?blobtype=html&artid=120688
2. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=238869
3. http://www.textbookofbacteriology.net/normalflora_2.html
4. http://www.textbookofbacteriology.net/normalflora.html
5. Jawetz, Ernest et al. 1996. Mikrobiologi Kedokteran alih bahasa Edi Nugroho, editor
Irawati Setiawati Edisi 20. Jakarta :EGC. Hal 192

Anda mungkin juga menyukai