Anda di halaman 1dari 2

12.

Taenia solium
Cacing pita terbagi dalam cacing pita babi, cacing pita sapi dan cacing pita
ikan. Dalam pembahasan ini adalah cacing pita babi (Taenia solium). Cacing pita
dewasa Taenia solium panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian
kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid (bagian
yang mengandung telur).
A. Nama Penyakit yang Disebabkan
Infeksi Cacing Pita Babi adalah infeksi usus yang disebabkan oleh cacing pita
dewasa Taenia solium. Sistiserkosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh larva
dari Taenia solium.
Infeksi ini biasa ditemukan di Asia, Uni Soviet, Eropa Timur dan Amerika Latin.
Di Amerika Serikat jarang terjadi, kecuali di antara kaum pendatang dan para
pelancong dari daerah beresiko tinggi.
Taeniasis adalah suatu infeksi pada saluran pencernaan oleh cacing taenia
dewasa. Taenasis biasanya tidak fatal, akan tetapi pada stadium larva cacing Taenia
solium mungkin menyebabkan sistiserkosis yang fatal. sistiserkosis adalah
penyakit/infeksi yang terjadi pada jaringan lunak yang disebabkan oleh larva dari
salah satu spesies cacing taenia yaitu spesies Taenia solium.
B. Diagnosis
Pada infeksi cacing dewasa, telur bisa ditemukan disekeliling dubur atau di
dalam tinja. Proglotid atau kepala cacing harus ditemukan di dalam tinja dan
diperiksa dengan mikroskop untuk membedakannya dari cacing pita lainnya. Kista
hidup di dalam jaringan (misalnya di otak) dan bisa dilihat dengan CT atau MRI.
Kadang-kadang kista bisa ditemukan pada pemeriksaan laboratorium dari jaringan
yang diambil dari bintil di kulit. Juga bisa dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap
parasit.
C. Gejala
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala. Infeksi yang
berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam. Bila infeksi sampai
ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa terjadi kejang.
Gejala-gejala klinis dari penyakit Taeniasis jika muncul sangat bervariasi seperti,
gangguan syaraf, insomnia, anorexia, berat badan yang menurun, sakit perut dan
atau gangguan pada pencernaan. Terkecuali merasa terganggu dengan adanya
segmen cacing yang muncul dari anus, kebanyakan penyakit ini tidak menunjukkan
gejala.
Jika pada sistiserkosis somatik ini muncul gejala antara lain gejala seperti
epilepsi, sakit kepala, tanda tanda kenaikan tekanan intracranial atau gangguan
psikiatri yang berat maka besar kemungkinan sistiserkosis ada pada SSP.
D. Cara Penularan
Infeksi Taenia solinum terjadi karena memakan daging babai mentah atau yang
dimasak kurang sempurna (measly pork) yang mengandung cysticerci; cacing
menjadi dewasa didalam intestinum.
Namun, sistiserkosis dapat terjadi secara tidak langsung karena orang tersebut
menelan minuman yang terkontaminasi atau secara langsung dari tinja orang yang
terinfeksi langsung kemulut penderita sendiri (aoutoinfeksi) atau ke mulut orang lain.
Apabila telur Taenia solinum tertelan oleh manusia atau babi, maka embrio akan
keluar dari telur, kemudian menembus dinding usus menuju ke saluran limfe dan
pembuluh darah selanjutnya dibawa ke berbagai jaringan dan kemudian berkembang
menjadi sistiserkosis.
E. Daur Hidup
Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah
perantara saja. Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana
telur cacing mencapai lambung bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke
lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus,
lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana
mereka membentuk kista.
Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang mati
menimbulkan reaksi yang hebat.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_pita_babi
http://penyakitdalam.wordpress.com/category/manual-pemberantasan-penyakit-
menular/taeniasis/

Anda mungkin juga menyukai