Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain
sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus
bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya
jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38
o
! yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
"enyebab demam terbanyak adalah in#eksi saluran pernapasan bagian atas
disusul in#eksi saluran pen$ernaan. (%gastiyah, &''() **'!.
+nsiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur ,
bulan sampai - tahun. .ampir 3 / dari anak yang berumur di ba0ah 1 tahun
pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada
laki-laki daripada perempuan. .al tersebut disebabkan karena pada 0anita
didapatkan maturasi serebral yang lebih $epat dibandingkan laki-laki. (23.
Sumijati, *444)(*-(3!
Berdasarkan laporan dari da#tar diagnosa dari lab.5S26 +lmu Kesehatan
Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden
kejang demam. "ada tahun &''' ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83
orang dan tidak didapatkan angka kematian (4 /!. "ada tahun *444 ditemukan
pasien kejang demam &3* orang dan tidak didapatkan angka kematian (4 /!.
9ari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar
3(/.
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya
$a$at baik se$ara #isik, mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. (+skandar :ahidiyah, &'81 ; 818! .
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. 9iagnosa se$ara dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari $a$at yang lebih parah, yang diakibatkan
bangkitan kejang yang sering. 8ntuk itu tenaga pera0at5paramedis dituntut
untuk berperan akti# dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu
memberikan asuhan kepera0atan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi
aspek promoti#, pre<enti#, kurati# dan rehabilitati# se$ara terpadu dan
&
&
berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh
se$ara bio-psiko-sosial-spiritual. "rioritas asuhan kepera0atan pada kejang
demam adalah ; 2en$egah5mengendalikan akti<itas kejang, melindungi pasien
dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positi#,
memberikan in#ormasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan penanganannya. (+ 2ade Kariasa, &''') *,*!.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik membuat karya
tulis dengan judul =Asuhan Kepera0atan "ada Anak =A> dengan Kejang
9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya>.
*
*
TETANUS
A. TINJAUAN TEORI
I. Pengertian
?etanus adalah penyakit in#eksi yang ditandai oleh kekakuan dan kejang otot,
tanpa disertai gangguan kesadaran, sebagai akibat dari toksin kuman $losteridium
tetani
II. Etiologi
Sering kali tempat masuk kuman sukar dikteahui teteapi suasana anaerob seperti
pada luka tusuk, lukakotor, adanya benda asing dalam luka yang menyembuh ,
otitis media, dan $airies gigi, menunjang berkembang biaknya kuman yang
menghasilkan endotoksin.
III. Patofisiologi
Bentuk spora dalam suasana anaerob dapat berubah menjadi kuman <egetati#
yang menghasilkan eksotoksin. ?oksin ini menjalar intrakasonal sampai
ganglin5simpul sara# dan menyebabkan hilangnya keseimbanngan tonus otot
sehingga terjadi kekakuan otot baik lokal maupun mnyeluruh. Bila toksin banyak,
selain otot bergaris, otot polos dan sara# otak juga terpengaruh.
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipe$ah menjadi
O
*
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam
yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. 9alam keadaan normal membran sel
neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K
@
! dan sangat sulit dilalui
oleh ion natrium (%a
@
! dan elektrolit lainnya, ke$uali ion klorida (l
-
!. Akibatnya
konsentrasi ion K
@
dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi %a
@
rendah, sedang di
luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial
membran yang disebut potensial membran dari neuron. 8ntuk menjaga
keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan enAim %a-K
A?"-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh ;
"erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
3
3
7angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimia0i atau aliran
listrik dari sekitarnya
"erubahan pato#isiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
"ada keadaan demam kenaikan suhu &
o
akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal &4-&1 / dan kebutuhan oksigen akan meningkat *4/. "ada
orang de0asa sirkulasi otak men$apai &1 / dari seluruh tubuh. Oleh karena itu
kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron
dan dalam 0aktu yang singkat terjadi di#usi dari ion kalium maupun ion natrium
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Bepas muatan listrik ini demikian besarnya
sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan
bantuan =neurotransmitter> dan terjadi kejang. Kejang yang berlangsung lama
(lebih dari &1 menit! biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen
dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi
artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
disebabkan makin meningkatnya akti#itas otot dan mengakibatkan metabolisme
otak meningkat.
IV. Prognosa
Bila periode>periode o# onset> pendek penyakit dengan $epat akan berkembang
menjadi berat
V. anifestasi !linik
" !eluhan dimulai dengan kaku otot, disusul dengan kesukaran untuk membuka
mulut (trismus!
- 9iikuti gejala risus sardonikus,kekauan otot dinding perut dan ekstremitas
(#leksi pada lengan ba0ah, ekstensi pada telapak kaki!
- "ada keadaan berat, dapat terjadi kejang spontan yang makin lam makin
seinrg dan lama, gangguan sara# otonom seperti hiperpireksia,
hiperhidrosis,kelainan irama jantung dan akhirnya hipoksia yan gberat
- Bila periode>periode o# onset> pendek penyakit dengan $epat akan
berkembang menjadi berat
8ntuk mudahnya tingkat berat penyakit dibagi ;
&. ringan ) hamya trismus dan kejang lokal
*. sedang ) mulai terjadi kejang spontan yang semakin sering, trismus yang
tampak nyata, opistotonus dankekauan otot yang menyeluruh.
-
-
VI. Penatalaksanaan e#ik
"ada dasarnya , penatalaksanaan tetanus bertujuan ;
a. eliminasi kuman
&. debridement
untuk menghilangkan suasana anaerob, dengan $ara membuang jaringan
yang rusak, membuang benda asing, mera0at luka5in#eksi, membersihkan
liang telinga5otitis media, $aires gigi.
*. antibiotika
penisilna prokain 14.444-&44.444 ju5kg5hari +2, &-* hari, minimal &4
hari. Antibiotika lain ditambahkan sesuai dengan penyulit yang timbul.
b. netralisasi toksin
toksin yang dapat dinetralisir adalah toksin yang belum melekat di jaringan.
9apat diberikan A?S 1444-&44.444 K+
$. pera0atan suporati#
pera0atan penderita tetanus harus intensi# dan rasional ;
&. nutrisi dan $airan
- pemberian $airan +C sesuaikan jumlah dan jenisnya dengan keadaan
penderita, seperti sering kejang, hiperpireksia dan sebagainya.
- beri nutrisi tinggi kalori, bil a perlu dengan nutrisi parenteral
- bila sounde naso gastrik telah dapat dipasang (tanpa memperberat
kejang! pemberian makanan peroral hendaknya segera dilaksanakan.
*. menjaga agar na#as tetap e#isien
- pemebrsihan jalan na#as dari lendir
- pemberian Dat asam tambahan
- bila perlu , lakukan trakeostomi (tetanus berat!
3. mengurangi kekakuan dan mengatasi kejang
- antikon<ulsan diberikan se$ara tetrasi, disesuaikan dengan kebutuhan
dan respon klinis.
- pada penderita yang $epat memburuk (serangan makin sering dan makin
lama!, pemberian antikon<ulsan dirubah seperti pada a0al terapi yaitu
mulai lagi dengan pemberian bolus, dilanjutkan dengan dosis rumatan.
"engobatan rumat
1
1
6enobarbital dosis maintenan$e ; 8-&4 mg5kg BB dibagi * dosis pada hari
pertama, kedua diteruskan --1 mg5kg BB dibagi * dosis pada hari
berikutnya
- bila dosis maksimal telah ter$apai namun kejang belum teratasi , harus
dilakukan pelumpuhan obat se$ara totoal dan dibantu denga perna#asan
maknaik (<entilator!
-. "engobatan penunjang saat serangan kejang adalah ;
&. Semua pakaian ketat dibuka
*. "osisi kepala sebaiknya miring untuk men$egah aspirasi isi lambung
3. 8sahakan agar jalan napas bebasu ntuk menjamin kebutuhan oksigen
-. "engisapan lendir harus dilakukan se$ara teratur dan diberikan oksigen
.
B. !ONSEP ASUHAN !EPERA$ATAN PADA !LIEN DEN%AN TETANUS
I. Pengka&ian
"engkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan
menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan pera0atan pasien tersebut.
(Santosa. %+, &'8', &1-!
Bangkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan
sintesa data serta perumusan diagnosa kepera0atan. "engumpulan data akan
menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau kepera0atan yang meliputi
kebutuhan #isik, psikososial dan lingkungan pasien. Sumber data didapatkan dari
pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, $atatan pasien dan hasil
pemeriksaan laboratorium. 2etode pengumpulan data melalui obser<asi (yaitu
dengan $ara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi!, 0a0an$ara (yaitu berupa
per$akapan untuk memperoleh data yang diperlukan!, $atatan (berupa $atatan
klinik, dokumen yang baru maupun yang lama!, literatur (men$akup semua
materi, buku-buku, masalah dan surat kabar!.
"engumpulan data pada kasus tetenus ini meliputi ;
a. 9ata subyekti#
&. Biodata5+dentitas
Biodata klien men$akup nama, umur, jenis kelamin.
Biodata dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi
nama, umur, agama, suku5bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
,
,
alamat.
*. Keluhan utama kejang
3. 7i0ayat "enyakit (9arto Suharso, *444!
7i0ayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan ;
Apakah disertai demam E
9engan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka
diketahui apakah in#eksi in#eksi memegang peranan dalam terjadinya
bangkitan kejang. Farak antara timbulnya kejang dengan demam..
Bama serangan
Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan 0aktu
berlangsung lama. Bama bangkitan kejang kita dapat mengetahui
kemungkinan respon terhadap prognosa dan pengobatan.
"ola serangan
"erlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola
serangan apakah bersi#at umum, #okal, tonik, klonik E
Apakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti
epilepsi mioklonik E
Apakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan
kesadaran seperti epilepsi akinetik E
Apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan #leDi sementara
tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme in#antile E
"ada kejang demam sederhana kejang ini bersi#at umum.
6rekuensi serangan
Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang
terjadi untuk pertama kali, dan berapa #rekuensi kejang per tahun.
"rognosa makin kurang baik apabila kejang timbul pertama kali pada
umur muda dan bangkitan kejang sering timbul.
Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan
Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah rangsangan tertentu yang dapat
menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan
lain-lain. 9imana kejang dimulai dan bagaimana menjalarnya. Sesudah
kejang perlu ditanyakan apakah penderita segera sadar, tertidur,
kesadaran menurun, ada paralise, dan sebagainya E
7i0ayat penyakit sekarang yang menyertai
Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bi$ara (khususnya pada
penderita epilepsi!, gagal ginjal, kelainan jantung, 9.6, +S"A, O2A,
(
(
2orbili dan lain-lain.
-. 7i0ayat "enyakit 9ahulu
Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah
penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang
terjadi untuk pertama kali E
Apakah ada ri0ayat trauma kepala, luka tusuk, lukakotor, adanya benda
asing dalam luka yang menyembuh , otitis media, dan $airies gigi,
menunjang berkembang biaknya kuman yang menghasilkan endotoksin.
1. 7i0ayat kesehatan keluarga.
Kebiasaan pera0atan luka dengan menggunakan bahan yang kurang
aseptik.
,. 7i0ayat sosial
.ubungan interaksi dengan keluarga dan pekrjaannya
(. "ola kebiasaan dan #ungsi kesehatan
9itanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana E
"ola kebiasaan dan #ungsi ini meliputi ;
"ola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang
kesehatan, pen$egahan dan kepatuhan pada setiap pera0atan dan
tindakan medis E
Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan
kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang
sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.
"ola nutrisi
8ntuk mengetahui asupan kebutuhan giAi 9itanyakan bagaimana
kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh klien E
2akanan apa saja yang disukai dan yang tidak E Bagaimana selera makan
anak E Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari E
"ola 3liminasi ;
BAK ; ditanyakan #rekuensinya, jumlahnya, se$ara makroskopis
ditanyakan bagaimana 0arna, bau, dan apakah terdapat darah E
Serta ditanyakan apakah disertai nyeri saat ken$ing.
BAB ; ditanyakan kapan 0aktu BAB, teratur atau tidak E Bagaimana
konsistensinya lunak,keras,$air atau berlendir E
"ola akti<itas dan latihan
"ola tidur5istirahat
Berapa jam sehari tidur E Berangkat tidur jam berapa E Bangun tidur jam
8
8
berapa E Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang E
b. 9ata Obyekti#
&. "emeriksaan 8mum (orry S, *444 hal ; 3,!
"ertama kali perhatikan keadaan umum <ital ; tingkat kesadaran, tekanan
darah, nadi, respirasi dan suhu. "ada kejang demam sederhana akan
didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan kembali
normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi.
*. "emeriksaan 6isik
Kepala
7ambut
9imulai 0arna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
"asien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang,
kemerahan seperti rambut jagung dan mudah di$abut tanpa
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
2uka5 :ajah.
Adakah tanda rhisus sardoni$us, opistotonus, trimus E Apakah ada
gangguan ner<us $ranial E
2ata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan
ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungti<a E
?elinga
"eriksa #ungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
in#eksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga,
keluar $airan dari telinga, berkurangnya pendengaran.
.idung
Apakah ada pernapasan $uping hidungE "olip yang menyumbat jalan
napas E Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya E
2ulut
Adakah tanda-tanda sardoni$usE Adakah $ynosisE Bagaimana keadaan
lidahE Adakah stomatitisE Berapa jumlah gigi yang tumbuhE Apakah ada
$aries gigi E
?enggorokan
Adakah tanda-tanda peradangan tonsil E Adakah tanda-tanda in#eksi
#aring, $airan eksudat E
Beher
Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid E Adakah
'
'
pembesaran <ena jugulans E
?horaD
"ada in#eksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
#rek0ensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
+nter$ostale E "ada auskultasi, adakah suara napas tambahan E
Fantung
Bagaimana keadaan dan #rek0ensi jantung serta iramanya E Adakah
bunyi tambahan E Adakah bradi$ardi atau ta$hy$ardia E
Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen E
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus E Adakah tanda
meteorismusE Adakah pembesaran lien dan hepar E
Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun 0arnanyaE Apakah
terdapat oedema, hemangioma E Bagaimana keadaan turgor kulit E
3kstremitas
Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejangE
Bagaimana suhunya pada daerah akral E
Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, tanda-tanda in#eksi E
$. "emeriksaan "enunjang
?ergantung sarana yang tersedia dimana pasien dira0at,
pemeriksaannya meliputi ;
&. 9arah
Glukosa 9arah ; .ipoglikemia merupakan predisposisi kejang (% H
*44 mI5dl!
B8% ; "eningkatan B8% mempunyai potensi kejang dan
merupakan indikasi nepro toksik akibat dari
pemberian obat.
3lektrolit ; K, %a
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan
predisposisi kejang
Kalium ( % 3,84 J 1,44 meI5dl !
%atrium ( % &31 J &-- meI5dl !
*. Skull 7ay ; 8ntuk mengidenti#ikasi adanya proses desak
ruang dan adanya lesi
&4
&4
3. 33G ; ?eknik untuk menekan akti<itas listrik otak
melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui
#okus akti<itas kejang, hasil biasanya normal.
#. Analisa #an Sintesa Data
Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan
mentabulasi, menyeleksi, mengelompokkan, mengaitkan data, menentukan
kesenjangan in#ormasi, melihat pola data, membandingakan dengan standar,
menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. .asil analisa data
adalah pernyataan masalah kepera0atan atau yang disebut diagnosa
kepera0atan.
9iagnosa kepera0atan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti
tentang masalah pasien5klien serta penyebabnya yang dapat dipe$ahkan atau
diubah melalui tindakan kepera0atan.
9iagnosa kepera0atan yang mun$ul adalah ;
&. 7isiko terjadinya $edera #isik berhubungan dengan serangan kejang
berulang.
*. 7isiko terjadinya ketidake#ekti#an jalan na#as berhubungan dengan
sekunder dari depresi perna#asan
3. Bersihan jalan na#as tidak e#ekti# berhubungan dengan produksi sekret
yang berlebihan pad ajalan na#as atas.
-. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penanganan penyakitnya
berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi yang ditandai
1. "eningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi eksotoksin
II. Peren'anaan
"eren$anaan merupakan keputusan a0al tentang apa yang akan dilakukan,
bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan
tersebut. 7en$ana kepera0atan yang memberikan arah pada kegiatan
kepera0atan. (Santosa. %+, &'8')&,4!
a. 9iagnosa Kepera0atan ; 7isiko terjadinya $edera #isik berhubungan dengan
kejang berulang
?ujuan ; Klien tidak mengalami $edera selama pera0atan
Kriteria hasil ;
&. Klien tidak ada $edera akibat serangan kejang
*. klien tidur dengan tempat tidur pengaman
&&
&&
3. ?idak terjadi serangan kejang ulang.
-. Suhu 3, J 3(,1 K , %adi ,4-84D5menit (bayi!, 7espirasi &,-*4 D5menit
1. Kesadaran $omposmentis
7en$ana ?indakan ;
INTERVENSI RASIONAL
&.
+denti#ikasi dan hindari #aktor
pen$etus
*.
tempatkan klien pada tempat tidur
yang memakai pengaman di
ruang yang tenang dan
nyaman
3.
anjurkan klien istirahat
-.
sediakan disamping tempat tidur
tongue spatel dan gudel untuk
men$egah lidah jatuh ke
belakng apabila klien kejang
1.
lindungi klien pada saat kejang
dengan ;
- longgarakn pakaian
- posisi miring ke satu sisi
- jauhkan klien dari alat yang
dapat melukainya
- ken$angkan pengaman tempat
tidur
- lakukan su$tion bila banyak
sekret
,.
$atat penyebab mulainya kejang,
proses berapa lama, adanya
sianosis dan inkontinesia,
de<iasi dari mata dan gejala-
hgejala lainnya yang timbul.
&. "enemuan #aktor pen$etus untuk
memutuskan rantai penyebaran toksin
tetanus.
*. ?empat yang nyaman dan tenang dapat
mengurangi stimuli atau rangsangan
yang dapat menimbulkan kejang
-. e#ekti<itas energi yang dibutuhkan
untuk metabolisme.
1. lidah jatung dapat menimbulkan
obstruksi jalan na#as.
1. tindakan untuk mengurangi atau
men$egah terjadinya $edera #isik.
,. dokumentasi untuk pedoman dalam
penaganan berikutnya.
(. tanda-tanda <ital indikator terhadap
perkembangan penyakitnya dan
gambaran status umum klien.
&*
&*
(.
sesudah kejang obser<asi ??C
setiap &1-34 menit dan
obseer<asi keadaan klien
sampai benar-benar pulih dari
kejang
8.
obser<asi e#ek samping dan
kee#ekti#an obat
'.
obser<asi adanya depresi
perna#asan dan gangguan
irama jantung
&4.
lakukan pemeriksaan neurologis
setelah kejang
&&.
kerja sama dengan tim ;
- pemberian obat antikon<ulsan
dosis tinggi
- pemeberian antikon<ulsan
(<alium, dilantin,
phenobarbital!
- pemberian oksigen tambahan
- pemberian $airan parenteral
- pembuatan ? s$an
8. e#ek samping dan e#ekti#nya obat
diperlukan motitoring untuk tindakan
lanjut.
' dan &4 kompliksi kejang dapat terjadi
depresi perna#asan dan kelainan irama
jantung.
&&. untuk mengantisipasi kejang, kejang
berulang dengan menggunakan obat
antikon<ulsan baik berupa bolus, syringe
pump.
b. 9iagnosa Kepera0atan ; Kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang
penanganan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya in#ormasi.
?ujuan ; "engetahuan klien dan keluarga tentang penanganan
penyakitnya dapat meningkat.
Kriteria .asil ;
&. Klien dan keluarga dapat mengerti proses penyakit dan penanganannya
*. klien dapat diajak kerja sama dalam program terapi
3. klien dan keluarga dapat menyatakan melaksanakan penejlasan dna
pendidikan kesehatan yang diberikan.
&3
&3
INTERVENSI RASIONAL
&. +denti#ikasi tingkat pengetahuan
klien dan keluarga
*. .indari proteksi yang
berlebihan terhadap klien , biarkan
klien melakukan akti<itas sesuai
dengan kemampuannya.
3. ajarkan pada klein dan keluarga
tentang peraa0atan yang harus
dilakukan sema kejang
-. jelaskan pentingnya
mempertahankan status kesehatan
yang optimal dengan diit, istirahat,
dan akti<itas yang dapat
menimbulkan kelelahan.
1. jelasakan tentang e#ek samping
obat (gangguan penglihatan,
nausea, <omiting, kemerahan pada
kulit, synkope dan kon<usion!
,. jaga kebersihan mulut dan gigi
se$ara teratur
&. ?ingkat pengetahuan penting untuk
modi#ikasi proses pembelajaran orang
de0asa.
*. tidak memanipulasi klien sehingga ada
proses kemandirian yang terbatas.
3. kerja sama yang baik akanmembantu
dalam proses penyembuhannnya
-. status kesehatan yang baik memba0a
damapak pertahanan tubuh baik sehingga
tidak timbul penyakit penyerta5penyulit.
1. e#ek samping yang ditemukan se$ara
dini lebih aman dalam penaganannya.
,. Kebersihan mulut dan gigi yang baik
merupakan dasar salah satu pen$egahan
terjadinya in#eksi berulang.
(.).* Pelaksanaan
"elaksanaan kepera0atan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan ren$ana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat
bersi#at mandiri dan kolaborati#. Selama melaksanakan kegiatan perlu dia0asi
dan dimonitor kemajuan kesehatan klien ( Santosa. %+, &'8')&,* !
(.).+ E,al-asi
?ahap e<aluasi dalam proses kepera0atan menyangkut pengumpulan
data subyekti# dan obyekti# yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan
kepera0atan sudah di$apai atau belum. Bila perlu langkah e<aluasi ini
merupakan langkah a0al dari identi#ikasi dan analisa masalah selanjutnya
( Santosa.%+, &'8')&,*!.
&-
&-
DA.TAR PUSTA!A
Bynda Fuall , &''', Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, "enerjemah
2oni$a 3ster, 3G, Fakarta
2arilyn 3. 9oenges, &''', Rencana Asuhan Keperawatan, "enerjemah Kariasa +
2ade, 3G, Fakarta
Santosa %+, &'8', Perawatan I (Dasar-Dasar Keperawatan), 9epkes 7+, Fakarta.
Suharso 9arto, &''-, Pedoman Diagnosis dan Terapi, 6.K. 8ni<ersitas Airlangga,
Surabaya.
&1
&1

Anda mungkin juga menyukai