J URUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNI VERSI TAS DI PONEGORO SEMARANG 2 0 0 5 Eceng gondok (Eichchornia crassipes) adalah salah satu tumbuhan air yang sering merusak lingkungan danau dan sungai, dapat menyumbat saluran irigasi, mempercepat hilangnya air, mencemari areal penangkapan ikan. Eceng gondok tumbuh dengan cepat sehingga perlu dilakukan upaya untuk menanganinya agar tidak mengganggu dan merusak lingkungan. Salah satu alternatifnya adalah dimanfaatkan sebagai bahan pakan.
Hasil analisis proksimat eceng gondok segar mengandung kadar air, abu, protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) masing-masing sebesar 94,09; 1,41; 0.71; 0,07; 2,19 dan 1,25% (Soewardi dan Utomo, 1975). Eceng gondok mengandung protein kasar dan BETN yang cukup tinggi, yaitu 11,2% dan 20% (dalam 100% BK). Namun pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain : kadar airnya tinggi, teksturnya halus, banyak mengandung hemiselulosa dan proteinnya sulit dicerna. Oleh karena itu perlu di- lakukan pengolahan terlebih dulu baik pengolahan fisik, kimia, biologi maupun kombinasinya. Salah satu cara peng- olahan secara biologi adalah fermentasi dengan menggunakan Aspergillus niger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemeraman untuk fermentasi eceng gondok dengan A. niger terbaik adalah 6 minggu, dengan kadar PK 18,84% dan kadar SK 15,73%.
Metode fermentasi eceng gondok sebagai berikut :
a. Tahap Perbanyakan Aspergillus niger Pembiakan A. niger dengan meng- gunakan media nasi. Nasi yang telah ditanami isolat A. niger tersebut di- inkubasikan secara aerobik selama 5 hari pada suhu kamar. Starter A. niger setelah dipanen selanjutnya diencerkan dengan air yang telah ditambah dengan asam cuka 3-4 tetes (pH = 3 4), supaya isolat A. niger dapat bercampur merata pada substrat daun eceng gondok.
b. Tahap Pelaksanaan Fermentasi Daun Eceng gondok dipotong- potong dengan ukuran 2 3 cm, kemudian dilayukan, dibolak balik hingga kadar air mencapai 50%. Daun eceng gondok ditimbang sebanyak 200 gram, tambahkan A. niger sebanyak 2,5% dan tetes sebanyak 5% dari bahan kering daun eceng gondok. Penambahan air dilakukan sampai kadar air mencapai 65%. Campuran antara daun eceng gondok, A. niger, tetes dan air dicampur hingga merata, dimasukkan ke kantong plastik yang berlubang kecil-kecil selanjutnya diperam selama 4 6 minggu.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari pembuatan fermentasi daun eceng gondok adalah peningkatan kualitas (kadar protein kasar dan penurunan serat kasar) serta peningkatan ke- cernaan. Di samping itu juga pe- ningkatan pendapatan sebesar 40%, yakni harga daun eceng gondok yang difermentasi Rp. 750 per kg.
Penggunaan daun eceng gondok yang difermentasi (DEGF) dalam ransum ayam broiler dapat digunakan sampai level 5% dan tidak berpengaruh negatif pada ternak unggas. Susunan ransum ayam broiler dengan menggunakan daun eceng gondok fermentasi adalah sebagai berikut :
Bahan Pakan
Jumlah (kg)
Jagung kuning 60 Bekatul 2,4 Bungkil kelapa 5 Bungkil kedelai 16,5 Tepung ikan 9 Daun eceng gondok fermentasi (DEGF)
5 Minyak 1,6 Premiks 0,5 Total 100 Tabel berikut adalah hasil per- bandingan ransum kontrol dan ransum dengan daun eceng gondok fermentasi :