Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pembumian Gardu Induk
Menentukan sistem pembumian gardu induk yang berfungsi dengan baik dari
keseluruhan pemasangan pembumian dan mempunyai arti untuk mengalirkan arus
gangguan ke tanah. Itu sangat penting bahwa pembumian gardu induk memiliki
tahanan pembumian yang rendah, agar kapasitas arus terjaga dan orang terlindung
dari bahaya. Semua pagar gardu induk di konstruksi dan dipasang pembumian grid
yang bertujuan untuk menjaga masyarakat dan orang yang bekerja.
2.2 Sistem Pembumian Grid
Peralatan gardu induk sebaiknya dipasang pembumian grid dengan
penghantar yang besar berguna untuk memperkecil tahanan pembumian dan batas
tegangan diantara peralatan dan permukaan tanah pada nilai yang diijinkan.
Pembumian grid merupakan salah satu sistem pembumian yang banyak
digunakan pada gardu induk karena mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
dengan sistem pembumian lainnya.
Beberapa keuntungan tersebut antara lain pemasangannya lebih mudah
terutama pada daerah berbatu, gradien tegangan pada sistem pembumian grid akan
lebih rata.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pembumian grid dilakukan dengan cara menanamkan batang batang
konduktor sejajar dengan permukaan tanah pada kedalaman tertentu. Batang batang
konduktor tersebut terhubung satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk
beberapa buah mesh.
Distribusi tegangan tergantung pada jarak elektroda paralel, makin besar jarak
elektroda maka terdistribusi tegangannya makin tidak rata dan makin dekat jarak
elektroda paralel maka terdistribusi tegangannya semakin merata.

2.2.1. Tahanan Pembumian
Pembumian yang ideal harus memberikan nilai tahanan pembumian mendekati
nol atau 1 ohm untuk gardu induk bertegangan tinggi (ANSI/IEEE Std 80 2000).
Sebagai perkiraan pertama, sebuah nilai minimum dari tahanan pembumian gardu
induk pada tanah yang seragam (uniform) untuk lapisan pertama (permukaan tanah)
saja dapat dihitung dengan persamaan :
..........................................................(1)
Dimana :
R
g
= Tahanan pembumian gardu induk ()
A =luas area pentanahan grid ( m
2
)
Universitas Sumatera Utara
= Tahanan jenis tanah (-m)
Kemudian, pada lapisan kedua dengan adanya gabungan antara grid dan
batang rod untuk tanah yang seragam, jumlah konduktor grid dan konduktor batang
rod yang ditanam pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh persamaan seperti
dibawah ini menurut Laurent, P. G., 1951 dan Nieman, J, 1952:
.......................................................(2)
Dimana L
T
=total dari panjang konduktor yang tertanam ( m )
Menurut Sverak, selanjutnya dari persamaan 2 dimasukkan nilai pada efek
kedalaman grid.
..........................(3)
Dimana : h =kedalaman penanaman konduktor (m).
Menurut Schwarz Kaitan yang dapat diikuti pada persamaan dalam
menentukan tahanan total pembumian yang tanahnya homogen yang terdiri dari grid
horizontal dan penghantar rod vertikal. Persamaan schwarz dapat dilanjutkan untuk
mengetahui tahanan kawat penghantar pembumian disebut R1, pada tahanan
pembumian grid keseluruhan disebut R2, Rm merupakan tahanan diantara kumpulan
penghantar grid dan kumpulan pembumian rod rod sedangkan Rg merupakan
tahanan pembumian dapat dilihat pada persamaan 4.
Universitas Sumatera Utara

........................ (4)
Tahanan penghantar pembumian grid dapat dilihat pada persamaan 4.
.................................(5)
= Tahanan jenis tanah dalam satuan (. m)
L
c
=Total panjang penghantar keseluruhan grid yang terhubung dalam
satuan (m)
a' untuk kedalaman penghantar dalam satuan m atau adalah
penghantar di permukaan tanah dalam satuan (m)
A =Area bagian penghantar dalam m
2
.
k
1
, k
2
=Koefisien
Untuk mencari nilai tahanan rod pembumian dapat dilihat pada persamaan 6.
.......(6)
Dimana :
Lr =Panjang setiap rod dalam satuan (m)
2b =Diameter rod dalam satuan (m)
Universitas Sumatera Utara
n
R
=Area A letak penamaan rod
Mutu tahanan pembumian antara R
1
dan R
2
yaitu Rm dan dapat dituliskan pada
persamaan 7.
...............................(7)
2.2.2. Tahanan Jenis Tanah
Faktor keseimbangan antara tahanan pembumian dan kapasitansi disekeliling
adalah tahanan jenis tanah yang direpresentasikan dengan . Harga tahanan jenis
tanah pada daerah kedalaman yang terbatas tidaklah sama. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tahanan jenis tanah yaitu:
a. Keadaan struktur tanah antara lain ialah struktur geologinya, seperti tanah
liat, tanah rawa, tanah berbatu, tanah berpasir, tanah gambut dan
sebagainya.
b. Unsur kimia yang terkandung dalam tanah, seperti garam, logam dan
mineral mineral lainnya.
c. Kelembaban tanah seperti basah atau kering
d. Temperatur tanah dan jenis tanah.
Besar tahanan pembumian pada sistem pembumian ditentukan oleh tahanan
jenis tanah. Jadi pada suatu perencanaan sistem pembumian, harus dilakukan terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu pengukuran tahanan jenis tanah di tempat tersebut. Berdasarkan harga tahanan
jenis tanah tersebut, maka selanjutnya dibuat perencanaan sistem pembumiannya.
2.3. Bahaya Bahaya Yang Timbul Pada Gardu Induk Pada Keadaan
Gangguan Tanah
Secara umum kita tinjau bahaya bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
tegangan atau arus listrik terhadap manusia mulai dari yang ringan sampai paling
yang berat yaitu pingsan atau mati.
Ringan atau berat bahaya yang timbul, tergantung dari faktor faktor
dibawah ini sebagai berikut:
a. Tegangan dan kondisi orang terhadap tegangan tersebut.
b. Besarnya arus yang melewati tubuh manusia.
c. Jenis arus, searah atau bolak balik.
Pada sistem tegangan tinggi sering terjadi kecelakaan terhadap manusia,
dalam hal terjadi tegangan kontak langsung atau dalam hal manusia berada didalam
suatu daerah yang mempunyai gradien tegangan yang tinggi. Sebenarnya yang
menyebabkan bahaya tersebut adalah besarnya arus yang mengalir dalam tubuh
manusia.
Arus gangguan ini akan mengalir melalui bagian bagian peralatan yang
terbuat dari logam dan juga mengalir dalam tanah disekitar gardu induk. Arus
gangguan tersebut dapat menimbulkan gradien tegangan diantara peralatan, peralatan
Universitas Sumatera Utara
dengan tanah dan juga gradien tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. Untuk
menganalisa lebih lanjut akan ditinjau beberapa kemungkinan terjadinya tegangan
dan kondisi orang yang sedang berada di dalam dan sekitar gardu induk tersebut.
Untuk menganalisa keadaan ini maka diambil beberapa pendekatan sesuai
dengan kondisi orang yang sedang berada didalam atau sekitar gardu induk tersebut
pada saat terjadi kesalahan ke tanah. Pada hakekatnya tegangan selama mengalirnya
arus gangguan tanah dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Tegangan sentuh
b. Tegangan langkah








Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Tegangan Sentuh
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara suatu obyek yang
disentuh dan suatu titik berjarak 1 meter, dengan asumsi bahwa objek yang disentuh
dihubungkan dengan kisi-kisi pembumian yang berada di bawahnya, seperti yang
terlihat pada Gambar 1 menurut IEEE 80 - 2000.

Gambar 1. Situasi shock
Manusia dengan berat badan 50 dan 70 Kg yang berada diantara satu objek
dapat dihitung tegangan sentuh pada persamaan 8 dan 9 dibawah ini.
............................................(8)
.............................................(9)
Dimana:
Universitas Sumatera Utara
E
t
50 =Tegangan sentuh untuk berat badan manusia 50 kg,
E
t
70 =Tegangan sentuh untuk berat badan manusia 70 kg,
C
s
=Faktor reduksi nilai resistivitas permukaan tanah

s
=Tahanan jenis permukaan material (lapisan batu koral), Ohm-m
t =Waktu gangguan tanah (waktu kejut), detik
Apabila tidak ada pengaman yang digunakan pada lapisan permukaan dimana
Cs =1 and s =.
Cs dapat dianggap sebagai faktor koreksi untuk menghitung efektif kaki
perlawanan di hadapan dengan ketebalan hingga permukaan material. Nilai Cs dapat
digunakan 5 % dari nilai analisa metode menurut (Thapar, Gerez, and Kejriwal).
Faktor reduksi dari nilai resistivitas permukaan tanah diformulasikan :
........................................................(10)

Dimana:
hs =Ketebalan lapisan batu koral (m)
=Tahanan jenis tanah (ohm-m)

s
=Tahanan jenis permukaan material lapisan batu koral (ohm-m)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan
berdasarkan IEEE Std 80 2000.
Lama Gangguan (t) (detik) Tegangan Sentuh Yang Diizinkan (Volt)
0,1 1980
0,2 1400
0,3 1140
0,4 990
0,5 890
1 626
2 443
3 362

Untuk pembumian grid dengan model bujur sangkar maupun empat persegi
panjang (rectangular grid) menurut IEEE Std 80 2000 mempunyai batasan :
1. Jumlah konduktor parallel dalam satu sisi kurang dari 25 (n<25),
2. 0.25 <h <2.5 dengan h adalah kedalaman penanaman konduktor (m),
3. d <25 m, d adalah diameter penghantar (m),
4. D >2.5 m, D adalah jarak antar konduktor parallel (m).


Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Tegangan Langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul di antara dua kaki orang yang
sedang berdiri diatas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ke tanah, dapat
dilihat Gambar 1 pada halaman 14.
Manusia dengan berat badan 50 dan 70 Kg dapat dihitung tegangan langkah
pada persamaan 11 dan 12 dibawah ini.
...............................................(11)
...............................................(12)
Tegangan Langkah maksimum diperkirakan terjadi lebih dari jarak 1 m, mulai
dan memperluas luar konduktor perimeter pada sudut yang membagi dua sudut yang
paling ekstrim dari grid. Untuk kedalaman biasa
dari 0,25 m <h <2,5 m (Sverak [B132]), Ks adalah
.................................(13)
Dimana :
Ks =Faktor Geometrik Tegangan Langkah
h =Kedalaman grid dalam m
Suatu usaha dilakukan untuk memperluas persamaan ini untuk termasuk
penggunaan batang tanah. J ika Lc merupakan panjang konduktor grid total dan L
R

Universitas Sumatera Utara
merupakan total panjang dari semua batang kecil tanah, maka untuk grid dengan
batang atau tanpa batang tanah.
Dimana :
..............................................................(14)
Dimana,
Es50 =Tegangan langkah untuk berat badan manusia 50 kg,
Es70 =Tegangan langkah untuk berat badan manusia 70 kg.
Tabel 2. Tegangan Langkah yang diijinkan dan lama gangguan
berdasarkan IEEE Std 80 2000.
Lama Gangguan (t) (detik) Tegangan Langkah yang Diijinkan (Volt)
0,1 7000
0,2 4950
0,3 4040
0,4 3500
0,5 3140
1 2216
2 1560
3 1280


Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Tegangan Sentuh Logam Dengan Logam
Perbedaan tegangan diantara logam atau bagian struktur gardu induk yang
mungkin disentuh langsung oleh tangan ke tangan atau kontak tangan dengan kaki
seperti yang terlihat Gambar 1 pada halaman 14.
Batas batas tegangan sentuh logam dengan logam berasal dari persamaan
tegangan sentuh. Persamaan 8 dan 9 hubungan logam dengan logam , kedua tangan
dengan tangan, tangan dengan kaki, akan menghasilkan s = 0.
Dengan substitusi s = 0, tahanan kaki menurut persamaan 8 dan 9, dengan
batas tegangan sentuh antara logam dengan logam didapat persamaan menjadi :
Untuk berat badan 50 Kg
..................................................(15)
Untuk berat badan 70 Kg
..................................................(16)
Dimana Emm adalah tegangan sentuh logam dengan logam.
2.3.4. Tegangan Mesh
Tegangan mesh merupakan salah satu bentuk tegangan sentuh. Tegangan
mesh didefinisikan sebagai tegangan peralatan yang dibumikan terhadap tengah
tengah daerah yang dibentuk konduktor kisi kisi selama gangguan tanah.
Universitas Sumatera Utara
Tegangan mesh ini menyatakan tegangan tertinggi yang mungkin timbul
sebagai tegangan sentuh yang dapat dijumpai dalam sistem pembumian gardu induk.
Nilai tegangan mesh tergantung pada faktor geomterik, Km; Faktor Koreksi Ki,
Tahanan tanah dan rata rata arus per unit dengan panjang sistem pembumian
penghantar (IG/LM) dapat dilihat pada persamaan 17.

.............................................................(17)
Dimana :
K
i
=faktor koreksi tegangan mesh untuk nilai pertambahan arus pada grid,
K
m
=faktor geometrik tegangan mesh,
........................................(18)
Faktor geometrik K
m
dapat dituliskan pada persamaan 19.

....(19)

Untuk grid grid dengan paraneter pembumian rod, atau grid grid dalam sudut rod
pembumian, sebagai parameter dan bagian luar area grid.
dengan pembumian rod =1
Untuk grid grid tanpa pembumian rod rod atau grid grid dengan beberapa rod
rod tidak dipasang pada sudut dituliskan pada persamaan 20.
Universitas Sumatera Utara
...........................................................................(20)
Untuk grid acuan dapat dituliskan pada persamaan 21 dibawah ini.
......................(21)
ho =1 m (referensi kedalaman jaring-jaring)
Menurut Thapar, Gerez, Balakrishnan penggunaan empat grid dapat efektif
pada penghantar grid yang diparalel dengan sebutan n. Dapat dibentuk menjadi bujur
sangkar maupun empat persegi panjang (rectangular grid) atau penomoran yang
tidak beraturan grid grid pada penghantar paralel yang ekivalen dengan bujur
sangkar grid dituliskan pada persamaan 22.
......................................................(22)
Dimana :
..........................................................................(23)
.............................................................................(24)
................................................................(25)
......................................................................(26)
Dimana :
A =Area grid dalam (m
2
)
Lx =Panjang maksimum dari arah grid x satuan (m)
Ly =Panjang maksimum dari arah grid y satuan (m)
Universitas Sumatera Utara
Dm =Jarak maksimum antara 2 grid satuan (m)
2.4. Kenaikan Tegangan Tanah
Kenaikan tegangan tanah adalah maksimum tegangan listrik pada pembumian
gardu induk grid yang mungkin ada relatif terhadap jarak nilai pembumian
diasumsikan seperti tegangan pada pembumian.
...................................................................(27)
Dimana:
I
g
=Arus rms grid simetris (A)
R
g
= Tahanan pembumian grid ()
2.5. Arus Grid Maksimum
Arus grid maksimum adalah arus terbesar yang mengalir pada rangkaian
pembumian grid saat terjadi gangguan fasa ke tanah.
.........................................................................(28)
dengan
............................................................................(29)
Arus grid maksimum juga dipengaruhi oleh faktor decrement (Df), lamanya
waktu gangguan (t
f
) sehingga nilai perencanan dari arus gangguan maksimum
didefenisikan :
Universitas Sumatera Utara
.......................................................................(30)
........................................................................(31)
..........................................................(32)
Dimana:
IG =Arus grid maksimum (A)
Df =Decrement factor, nilainya ditentukan berdasarkan waktu gangguan
=1 (untuk waktu gangguan 0.5 detik)
Cp =Faktor proyeksi korektif yang dihitung untuk kenaikan relatif arus
gangguan selama keberlangsungan sistem. Untuk sistem dengan
pertumbuhan nol Cp =1
Ig =Arus grid simetris (A)
If =Nilai rms dari arus gangguan tanah (A)
Sf =Faktor pembagi arus gangguan,
=0.7 (untuk gardu induk yang berkawat tanah)
Io =arus gangguan urutan nol.
I
0
=Arus gangguan urutan nol (A).

Universitas Sumatera Utara
2.6. Arus Gangguan Simetri Ditanahkan
Arus gangguan simetris If =3 Io gunanya kita akan dapat menggunakan jenis
kawat yang akan digunakan pada pembumian grid.
.....................................(33)
Untuk gangguan 115 kV di Bus maka dipakai rumus :
..................................(34)
Untuk ukuran kawat yang mampu menahan besarnya titik lebur sehingga
direncanakan menggunakan kawat tembaga yang solid, maka dipakai persamaan 35.
.....................................................(35)
.....................................................................(36)
Dimana:
t
c
= Waktu arus dalam (s)
K
f
=Konstanta bahan
I
KA
=Arus gangguan
A =Ukuran kawat penghantar


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai