Menilai status gizi pada lansia memerlukan metode pengukuran yang sesuai dengan perubahan yang terjadi pada struktur tubuh, komposisi tubuh serta penurunan fungsi organ-organ tubuh. Metode yang bisa dilakukan pada pengukuran status gizi pada lansia adalah dengan menggunakan Mini Nutritional Assessment (MNA). Pada pengukuran dengan menggunakan MNA ini, pengukuran antropometri menjadi poin yang diukur. elain dengan menggunakan MNA, pemeriksaan klinis, dan biokimia juga dapat dilakukan untuk pengukuran status gizi. !ibson ("###). ". Mini Nutritional Assessment (MNA) Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk menskrining status gizi pada lansia. $al ini dilakukan untuk mengetahui apakah seorang lansia mempunyai resiko mengalami malnutrisi akibat penyakit yang diderita dan atau pera%atan di rumah sakit. MNA ini banyak digunakan karena sangat sederhana dan mudah dalam pelaksanaannya. &armojo ('("() dalam penelitian yang dilakukan pada '(( pasien preoperasi gastrointestinal menunjukkan bah%a MNA dapat dilakukan oleh klinisi terlatih, mempunyai reprodusibilitas tinggi dan dapat menskrining pasien yang mempunyai resiiko malnutrisi. Pada tahun '(() !uigoz melaporkan bah%a MNA telah digunakan di *) studi untuk menilai status gizi orang de%asa dira%at di rumah sakit +.,#) di seluruh dunia- ini, ,(. sampai +(. diklasifikasikan sebagai berisiko kekurangan gizi atau malnutrisi. $al ini dikemukakan oleh &iMaria-!halili, /ose Ann Ph&, /N ('((#) dalam The American Journal For Nursing (A0N). MNA saat ini digunakan untuk menilai status gizi orang lanjut usia di klinik, panti jompo, dan rumah sakit. 2
Mini Nutritional Asessment (MNA) didesain dan telah dibuktikan bagus sebagai alat kajian tunggal dan 1epat untuk menilai status gizi pada lansia. MNA ini merupakan kuesioner dalam bahasa 2ndonesia dan sudah diuji 3alidasnya untuk menskrining status gizi lansia. 4anyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan menggunakan MNA sebagai alat ukur untuk menilai status gizi lansia. &iantaranya Agustiana ('((5) melakukan penelitian hubungan Mini Nutritional Asessment (MNA) dengan albumin serum pasien usia lanjut dimana hasilnya menunjukkan melalui skor MNA diketahui risiko malnutrisi (MNA skor "5-'*,,) +6,). dan sebesar 6),'. mengalami malnutrisi berat jika dilihat dari albumin 7',+ mg8dl. kor MNA ini dapat menggambarkan kadar albumin serum. Penelitian lain 9ulandari ('("() mengenai resiko malnutrisi berdasarkan Mini Nutritional Asessment (MNA) terkait dengan kadar hemoglobin pasien lansia yang menunjukkan hasil bah%a resiko malnutrisi berdasarkan MNA memiliki keterkaitan dengan kadar $b. $ardini ('((,) hubungan status gizi (Mini Nutritional Assessment) dengan outcome hasil pera%atan penderita di di3isi geriatri /umah akit &okter :ariadi emarang dimana hasilnya menunjukkan ,(. lansia yang dira%at di / jumlah asupan dan konsumsi protein kurang serta kehilangan nafsu makan dan mengalami stress8penyakit akut. Asupan makanan yang se1ara kuantitatif rendah mendukung temuan malnutrisi dan risiko malnutrisi yang diukur dengan skor MNA. &armojo ('("() dalam studinya mengemukakan bah%a Mini Nutritional Assessment (MNA) ini meliputi %a%an1ara dan pengamatan mengenai berat badan dan perubahan berat badan ) bulan atau ' minggu terakhir, ada tidaknya gangguan gastrointestinal, ada tidaknya ggangguan fungsional, status metabolik dari penyakit,ada tidaknya mus1le %asting dan edema. ,:uesioner MNA terdiri atas "+ pertanyaan yang terbagi dalam empat komponen; penilaian antropometri, penilaian 3
asupan makanan, penilaian se1ara umum mengenai gaya hidup dan penilaian se1ara subjektif. kor MNA bersifat reliabel dan dapat diandalkan untuk mendeteksi risiko terjadinya malnutrisi yang kemudian dihubungkan ke dalam penilaian kualitas hidup dari lansia (Agustiana, '((5). :esimpulan pemeriksaan Mini Nutritional Assesment (MNA) adalah menggolongkan pasien atau lansia dalam keadaan status gizi baik, beresiko malnutrisi ataukah malnutrisi berat. MNA mempunyai dua bagian besar yaitu s1reening dan assessment, dimana penjumlahan semua skor akan menentukan seorang lansia pada status gizi baik, beresiko malnutrisi, atau beresiko under%eight (&armojo, '("(). &alam pengukuran MNA ini, pengukuran antropometri menjadi salah satu yang diukur untuk menilai status gizi lansia. Pengukuran Antropometri Antropometri berasal dari bahasa <uani yiaitu antropos (tubuh) dan metros (ukuran), jadi antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai ma1am pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri ini sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. !angguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (&epkes, '((5). upariasa ('((") mengemukakan beberapa keunggulan antropometri gizi sebagai berikut ; a. Prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar 4
b. /elatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi 1ukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih 1. Alatnya murah, mudah diba%a, dan tahan lama d. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan e. &apat mendeteksi atau menggambarkan ri%ayat gizi di masa lampau f. =mumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk. g. Metode antropometri dapat menge3aluasi perubahan status gizi pada periode tertentu. h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang ra%an terhadap gizi. :husus pada penilaian status gizi lansia berdasarkan Mini Nutritional Assessment, yang diukur dengan menggunakan metode antropometri adalah sebagai berikut ; a. 4erat 4adan 4erat badan merupakan gambaran massa jaringan termasuk 1airan tubuh. Pengukuran berat badan ini paling sering digunakan untuk berbagai kelompok usia karena pengukuran berat badan ini juga dapat digunakan sebagai indikator status gizi pada saat skrining gizi dilakukan. $al ini disebabkan karena berat badan sangat sensiti3e terhadap berbagai perubahan komposisi tubuh, sehingga penurunan atau kenaikan berat badan ini berkaitan erat dengan komposisi tubuh (0us>at, "##,). Arisman ('((6) mengemukakan beberapa pertimbangan mengapa berat badan paling sering digunakan sebagai indikator penialian status gizi, diantaranya ; 5
") Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam %aktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. ') Memberikan gambaran status gizi sekarang *) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai se1ara umum dan luas di 2ndonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan se1ara meluas. 6) :etelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur. b. ?inggi 4adan ?inggi badan merupakan hasil pertumbuhan kumulatif sejak lahir sehingga parameter ini dapat memberikan gambaran mengenai ri%ayat status gizi masa lalu. ?inggi badan ini diukur dengan menggunakan alat ukur dengan menggunakan alat pengukuran seperti mi1rotoise dengan ketepatan " 1m tetapi bisa juga dengan alat pengukuran non elastik ataupun metal. hal ini dikemukan oleh $umlea dalam Natipulu ('(('). 1. 2ndeks Massa ?ubuh (2M?) 2ndeks Massa ?ubuh (2M?) atau biasa dikenal dengan Body Mass Index merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan berat badan seseorang. @aporan AAB89$B8=N= dalam Arisman ('((6) menyatakan bah%a batasan berat badan normal orang de%asa ditentukan berdasarkan nilai Body Maa Index (4M2). &i 2ndonesia istilah ini diterjemahkan menjadi 2ndeks Massa ?ubuh (2M?). &imana 2M? ini merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang de%asa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat men1apai usia harapan hidup lebih panjang. 6
2ndeks Massa ?ubuh (2M?) dapat diketuhi nilainya dengan menggunakan rumus ; 2M? C 4erat badan (kg) ?inggi badan (m) '
:lasifikasi 2M? untuk 2ndonesia merujuk kepada ketentuan 9$B tahun "#+, dimana klasifikasi ini dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis serta hasil penelitian di Negara berkembang yang kemudian diklasifikasikan ke dalam Mini Nutritional Assessment, klasifikasinya merupakan sebagai berikut ; Tabel 1 Klasifikasi Indeks Massa Tubu Kategori IMT :urang Normal @ebih 7 "+,, "+,, D ',,( 7 ',,( Sumber : ep!es dalam Nurrachmah "#$$%& d. @ingkar @engan Atas (@@A) elain beberapa hal yang diukur di atas untuk mengidentifikasi status gizi pada seseorang, @ingkar @engan Atas (@@A) juga digunakan untuk menetapkan dan mengidentifikasi status gizi . 4istrian dzn 4la1kburn (dalam Murray, "#+), 'linical Method in antropometri : inamic o( Nutrition support Assessment Implementation) yang kemudian dikutip oleh 2ndriaty ('("() dalam bukunya mengenai Antropometri.
7
:lasifikasi nilai @ingkar @engan Atas (@@A) sebagai berikut ; ") @@A 7 '" C buruk ') @@A '" sampai E '' C sedang *) @@A F '' C baik8normal e. @ingkar 4etis @ingkar betis ini merupakan salah satu bagian yang diukur pada penilaian antropometri khusu untuk melihat gambaran status gizi pada lansia. '. Pemeriksaan :linis Pada pemeriksaan ini terdapat dua jenis kategori untuk mengetahui status gizi pada lansia, diantaranya adalah ; a. Pemeriksaan fisik 4erbagai kelaianan akibat kurang gizi dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik antara lain kehilangan lemak subkutan, ulkus dekubitus karena kekuurangan protein dan enrgi, edema akibat kekurangan protein, penyembuhan luka yang lambat karena defisiensi seng dan 3itamin G. Manifestasi klinis lain yang sering dijumpai pada lansia adalah gangguan keseimbangan 1airan, khususnya dehidrasi. &ehidrasi pada lansia dapat berupa peningkatan suhu tubuh, penurunan 3olume urin, penurunan tekanan darah, mual, muntah, dan gagal ginjal akut (&armojo, '("(). b. Pemeriksaan Aungsional Menurut &armojo ('("() gangguan fungsi pada kemampuan untuk menyiapkan makanan dan makan se1ara mandiri dapat menganggu asupan makan seorang lansia. eorang lansia yang dapat bergerak bebas di dalam rumah akan banyak menyiapkan makanan sesuai dengan yang diinginkannya, sedangkan lansia yang menderita stroke, misalnya, tidak dapat bergerak bebas untuk menyiapkan 8
makanan sesuai seleranya sehingga hanya bergantung kepada orang lain untuk makan. Aungsi kognitif dan psikologis juga menentukan status gizi lansia. ebagian besar kehiilangan berat badan pada lansia disebabkan karena depresi. *. 4iokimia Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji se1ara laboratoris yang dilakukan pada berbagai ma1am jaringan tubuh. 0aringan tubuh yang digunakan antara lain; darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. elain itu,kadar protein dan kolesterol juga bisa dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui status gizi pada lansia. Pengukuran simpanan protein tubuh seperti albumin, trransferin dan total iron binding (?24G) sering dipakai untuk mengukur status gizi lansia. ementara serum kolesterol yang rendah pada lansia juga merupakan indikator status gizi yang kurang pada lansia (&armojo, '("(). a. $emoglobin dan $ematokrit Protein yang kaya akan protein disebut juga dengan hemoglobin. $emoglobin ini memiliki afinitas atau daya gabung terhadap oksigen dan oksigen tersebut membentuk oHihemoglobin di dalam sel darah merah. Pengukuran hemoglobin ($b) dan kematokrit ($t) merupakan pengukuran yang mengindikasikan defisiensi sebagai bahan nutrisi. :adar hemoglobin dapat men1erminkan status protein pada malnutrisi berat. Pada pengukuran hematokrit menggunakan satuan persen (.) dan untuk hemoglobin menggunakan satuan gram8dl. b. ?ransferin Nilai serum transferin adalah parameter lain yang digunakan dalam mengkaji status protein 3is1eral. erum transferin ini dihitung dengan 9
menggunakan kapasitas total iron binding 1apa1ity (?24G), dengan menggunakan rumus sebagai berikut (4la1kburn dalam Arisman, '((6)
1. erum Albumin 2ndikator yang tak kalah pentingnya dalam menilai status nutrisi dan sintesa protein adalah nilai dari serum albumin. :adar albumin rendah sering terjadi pada keadaan infeksi, injuri, atau penyakit yang mempengaruhi kerja dari hepar, ginjal, dan saluran pen1ernaan. d. :eseimbangan Nitrogen Pemeriksaan keseimbangan nitrogen digunakan untuk menentukan kadar peme1ahan protein di dalam tubuh. &alam keadaan normal, tubuh memperoleh nitrogen melalui makanan dan kemudian dikeluarkan melalui urin. eseorang beresiko mengalami malnutrisi protein terjadi jika nilai keseimbangan nitrogen yang negatif terjadi se1ara terus menerus. &ikatakan keseimbangan nitrogen dalam tubuh negati3e jika katabolisme protein melebihi pemasukan protein melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari (Nura1hmah, '((")
Transferin serum ! " # $ TI%& ' ( )* 10
+A,TA- PUSTAKA
Agustina, @ ('((5). )ubungan s!or mini nutritional assessment "mna& dengan albumin serum pasien usia lan*ut di bangsal geriatri rumah sa!it dr !ariadi semarang+ diakses pada tanggal 5 eptember '("", 7http;88eprints.undip.a1.id8')"(*8F. Arisman. ('((6). ,i-i dalam daur !egidupan. Iditor, Palupi 9idyastuti. I!G ; 0akarta.
&epartemen :esehatan. ('((5). .iset !esehatan dasar "pedoman pengu!uran antropometri&+ diakses pada tanggal " eptember '("", , 7http;88%%%.litbang.depkes.go.idF.
&iMaria-!halili, /ose Ann Ph&, /N. ('((#). )o/ to try this the mini nutritional assessment+ diakses pada tanggal ) eptember '("", 7http;88journals.l%%.1om8ajnonlineF
!ibson, /.. ("###). 0rinciple nutritional assessment. BHford =ni3ersity Press ; Ne% <ork. $ardini, /A ri ('((,) )ubungan status gi-i "mini nutritional assessment& dengan outcome hasil pera/atan penderita di di1isi geriatri rumah sa!it do!ter !ariadi Semarang+ diakses pada tanggal 5 eptember '("", 7http://eprints.undip.ac.id/15033/>.
0us>at, 2. ("##,). Te!ni! pengu!uran antropometri pada pasien de/asa+ dalam Pelatihan 1oordinator tenaga gizi /2 ; 0akarta.
Natipulu, $ ('(('). Fa!tor2(a!tor yang berhubungan dengan status gi-i lan*ut usia "lansia&+ diakses pada tanggal ) eptember '("", 7http;88eprints.lib.ui.a1.id8)5)58F.
Nura1hmah, I. ('(("). Nutrisi dalam !epera/atan. agung seto ; 0akarta.
upariasa, 2&. ('(("). 0enilaian status gi-i. I!G ; 0akarta.
9ulandari, /. ('("() .isi!o Malnutrisi Berdasar!an Mini Nutritional Assessment Ter!ait dengan 3adar )emoglobin 0asien 4ansia+ diakses pada tanggal 5 eptember '("", 7 http;88eprints.undip.a1.id8'6+#"8F. 9ulandari, 9&. ('((6). 0enentuan 1aliditas 5)67642%$$ dalam menilai !ualitas hidup hidup pasien ra/at *alan di .S'M "1ersi Indonesia&+ diakses pada tanggal * eptember '("", 7http;88lontar.ui.a1.id8opa1F