Anda di halaman 1dari 3

Biografi Wirausaha I.

A Amarilia Dewi Murni


C14090003

Mr. JOGER

Brand Joger salah satu fenomena di dunia bisnis yang berhasil
menanamkan brand pabrik kata-kata yang identik juga dengan pulau Bali. Maka
dari itu tidak lengkap jika kita berlibur ke pulau Bali jika tidak mengunjungi
Joger. Hampir tiap hari ribuan orang memenuhi show room Joger yang terletak di
Jalan Raya Kuta. Hingga saat ini, Joger memiliki sekitar 150-an anggota
keluarga (sebutan untuk karyawan Joger). Usaha Joger mampu memberikan
kesempatan kerja bagi banyak orang buangan termasuk orang cacat sehingga
mereka mampu berkarya untuk hidup mereka. Jika dilihat sukses Joger saat ini,
mungkin banyak yang tidak menyangka bahwa pemilik Joger bukanlah seorang
yang berpendidikan tinggi S1 atau S2.
Pendiri Joger atau sering disebut Mr. Joger atau Pak Joger bernama Joseph
Theodorus Wulianadi. Joger memiliki salam khas Selamat Pagi, tidak peduli
apakah hari sudah siang atau malam. Nama Joger sendiri merupakan singkatan
dari namanya, Joseph dan Gerhard Seeger. Gerhard adalah teman sekolahnya
ketika di Jerman yang memberi US 20.000 sebagai hadiah pernikahannya.
Usaha Mr Joger dimulai dengan modal 500 ribu pada bulan Juli 1980.
Beliau mulai merangkai kata-kata sendiri, disablonkan kepada orang lain,
memasarkan sendiri door to door, gedor-gedor rumah orang dan hasilnya
sekarang pembeli yang harus ngantri di Joger. Produk yang paling pertama ia
hasilkan adalah kaos. Kaos itu dibuat dengan kata-kata, Belanja tidak belanja
tetap thank you. Waktu itu masih menggunakan desain manual. Menurut cerita
Mr. Joger, 19 januari 1981 usahanya mulai menanjak. Ini ditandai dengan
membuka toko di Denpasar dengan nama Art & Batik Shop Joger. Kemudian
tahun 1986, Mr. Joger membuka toko di Jalan Raya Kuta hingga saat ini.
Namun Mr Joger malah bertobat dan membatalkan niatnya untuk
menjadi konglomerat. Dua toko di Jalan Sulawesi akhirnya ditutup Mr. Joger pada
Tahun 1987 walaupun secara materi menguntungkan. Konsistensi Joger untuk
mempertahankan Brand Joger di pulau Bali juga mampu mempertahankan hidup
brand dan keaslian brand tersebut. Joger tidak bisa dibeli di luar pulau Bali,
sehingga jika orang menggunakan Joger berarti pernah berlibur ke Bali. Kualitas
kainnya pun tidak kalah dengan brand luar negeri, namun harga merakyat untuk
orang Indonesia.
Sekalipun begitu terkenal dengan limpahan materi yang cukup. Baginya
itu tidaklah seberapa. Sukses tidak bisa diukur dari kekayaan materi. Sukses itu
adalah ketika kita bisa merasakan bahagia. Walau kaya dengan materi segunung
kalau belum bahagia itu namanya belum sukses. Apalagi miskin dan tidak
bahagia. Cara mengelola usahanya sendiri, Mr Joger mengaku tidak seribet
dengan usaha lain. Dia seringkali membuat manajemen berjalan dengan
sendirinya. Yang ada adalah pembagian kerja dari masing-masing anggota
keluarga. Karena katanya, setiap orang adalah pemimpin. Mereka tahu tanggung
jawabnya dan tahu maju mundurnya perusahaan ada di tangan masing-masing.
Usaha Mr Joger ini umumnya dikelola dengan sistem yang bertentangan dengan
keumuman usaha. Misalnya dalam setiap produk dari usahanya selalu dibilang
jelek. Joger jelek, tapi yang seperti ini justru yang disukai pembeli.
Dengan strategi pemasaran yang sering bertentangan dengan kelaziman,
ternyata karir Mr Joger terus menanjak. Bahkan, hingga kini ia mengaku tidak
pernah mengalami kemunduran.













Dream Bisnis


1-5 tahun ke
depan jadi apa??

Anda mungkin juga menyukai