Anda di halaman 1dari 55

KEPRIBADIAN

Adalah segala corak perilaku manusia yang


terhimpun dlm dirinya dan yang digunakan untuk
bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan baik yang datang dari lingkungannya
maupun dari dalam dirinya sendiri corak perilaku
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi
individu ybs.
CIRI KEPRIBADIAN
Adalah pola yang menetap dari persepsi, cara
mengadakan hubungan, cara pikir tentang
lingkungannya, dan dirinya sendiri serta yang
dinyatakan secara luas dalam konteks kehidupan
sosial dan hubungan pribadi dari seseorang
Gangguan Kepribadian
Pendahuluan:
Sering dijumpai dan berlangsung kronis.
Prevalensi 1020% dari populasi umum.
Medapat label: menjengkelkan, bergantung/
parasit.
Prognosis secara umum jelek.
Kira-kira 50% dr seluruh penderita psikiatri
menderita
Gg. Kepribadian dan komorbid dengan aksis I.
Menjadi faktor predisposisi bagi Gg. Psikiatri
lainnya
(mis, penyalahgunaan zat, suicide, gg. afektif,
gg. pengendalian impuls, dan gg. cemas).


Umumnya menolak bantuan psikiatri
Menyangkal kalau ada masalah, tidak seperti gangguan2 psikiatri
yang lainnya



Gejala-gejalanya:
- disharmoni sikap dan perilaku
- pola perilaku abnormal (berlangsung lama)
- pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif
dan maladaptif.
- muncul pada masa kanak atau remaja
berlanjut sampai dewasa
- menyebabkan penderitaan pribadi( personal
distress)
- biasanya terkait dg masalah masalah
pekerjaan dan kinerja sosial (tidak selalu)
- tidak interes dengan terapi dan
tidak berniat sembuh
Definisi:
Pengalaman dan perilaku subyektif yang berlangsung lama,
menyimpang dari standard kultur yang ada, kaku dan pervasif,
onset remaja atau dewasa muda
stabil sepanjang waktu cenderung menjadi tidak bahagia ,
deteriorasi dan secara subyektif mengalami distres.
Subtype:
Cluster A(odd & eccentric) : schizotypal, schizoid, dan
paranoid
Cluster B(dramatic,emotional,and erratic) : narcissistic,
borderline, antisocial, dan
histrionik
Cluster C(anxious and fearful) : obsessive-compulsive,
dependent, dan menghindar


- Kebanyakan menunjukkan kecenderungan tidak hanya
menderita satu macam gangguan kepribadian saja
- Bila lebih maka klinisi harus mendiagnosis satu persatu.
- Gangguan Kepribadian ditulis pada aksis II.


Etiology
1. Faktor Genetik
Angka kejadian npd kembar monozygot beberapa kali >kembar dizygot.
Gg. Kepribadian Cluster A:
- lebih sering didapatkan pada keluarga biologis pasien Skizofrenia.
Gg. Kepribadian Cluster B:
- Gg.Kepribadian Antisosial dikaitkan dgn penyalahgunaan alkohol.
- Gg.kepribadian ambang dikaitkan dgn depresi
- Gg. Kepribadian histronik berhubungan erat dengan Gg.
somatisasi.
Tiap gangguan sering menunjukkan gejala overlaping.
Gg. Kepribadian Cluster C:
- Gg. Kepribadian Menghindar menunjukkan tingkat kecemasan
tinggi.
- Gg. kepribadian Obsesif-kompulsihf lebih sering terdapat pd
kembar monozygotic menunjukkan gejala depresi.


2. Faktor Biologik

HORMON:
Impulsive traits sering menunjukkan kadar testosteron,17 -estradiol dan
estron yang tinggi
Nerotransmiter
- Nerotransmiter Dopamin dan serotonin menunjukkan
perubahan aktivitas pada penelitian ciri kepribadian
- 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA),metabolit serotonin, rendah pada
pasien percobaan bunuh diri, pasien agresif dan impulsif.
- Peningkatan level Serotonin dengan serotonergic agent (Flouxetine )
menurunkan depresi, impulsif , dan menimbulkan perasaan nyaman.
- Peningkatan konsentrasi Dopamin dalam susunan syaraf pusat pada
pemberian psikostimulansia (mis. Amfetamin) menginduksi eforia.
- Efek nerotransmiter pada Gg.Kepribadian menarik dan kontroversi.
Electrophysiology
Terdapat perubahan electroencephalogram (EEG) pada beberapa
pasien dengan Gg.Kepribadian , terutama tipe antisosial dan
borderline berupa aktivitas gelombang lambat.


3.Faktor Psikoanalitik
Mekanisme Pembelaan ego

Dalam penanganan pasien Gangguan Kepribadian, perlu
memperhatikan mekanisme pembelaan ego yang
mendasarinya.
Setiap pasien dengan gangguan kepribadian
mempergunakan mekanisme pembelaan ego tertentu.
Sehingga penanganan mekanisme pembelaan ego yang
dipakai oleh penderita mendapat perhatian khusus.


1. Fantasy (skizoid)
2. Dissociation (histrionik)
3. Isolation (obsesif-kompulsif)
4. Projection(paranoid)
5. Splitting
6. Passive Aggression
7. Acting Out
8. Projective Identification





Macam-macam Gg Kepribadian:

1. Gg. Kepribadian Paranoid
Secara umum ditandai dengan merasa curiga dan
tidak percaya pada orang lain yang berlangsung
lama.
Menolak bertanggung jawab pada perasaannya
sendiri dan menunjuk tanggung jawab itu pada
orang lain.
Sering bersikap bermusuhan, iritabel, dan marah-
marah.

Epidemiology
Prevalensi Gangguan Kepribadian Paranoid 0.5 - 2.5%
dari populasi umum.
Jarang datang berobat , biasanya dibawa berobat oleh
pasangannya atau petugas
Sering merasa undistressed.
Keluarga pasien skizofrenia menunjukkan insiden tinggi
menderita Gg.Kepribadian Paranoid.
Lebih sering laki-laki dibandingkan wanita.
Prevalensi tinggi pada kelompok minoritas, imigran
dibandingkan dengan populasi umum.

Pemeriksaan
Pada pemeriksaan psikiatri, pasien dg Gg. Kepribadian
ini mungkin secara formal sopan Usaha membatalkan
bantuan psikiatrik.
Ketegangan pada otot, tidak bisa relax
Mengamati sekitarnya dengan teliti mencari petunjuk
agar sesuatunya jelas.
Serius, tidak punya rasa humor.
Isi pikiran: proyeksi, prejudis, kadang-kadang ideas of
reference.


Gambaran klinis
Khas sangat pencuriga dan tdk percaya orang lain
kecenderungan berat merendahkan orang lain, dengki,
mengancam, memeras menipu.
Sudah mulai sejak awal menginjak dewasa.
Sering menunjukkan perasaan iri atau cemburu yang
patologik, tanpa alasan yang jelas
Selalu meragukan kesetiaan pasangannya.


Mekanisme pembelaan ego proyeksi
Ideas of reference.
Kaku dan tampak tidak mempunyai emosi.
Bangga dirinya rasional dan obyektiv.
Kehilangan kehangatan.
Pada situasi sosial tampak seperti pebisnis
yang efisien tetapi sering konflik dengan
orang lain dan merasa ketakutan.
Kriteria diagnosis
Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:

a. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;
b. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam,
misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan
dan luka hati atau masalah kecil;
c. Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk
men-distorsikan pengalaman dengan menyalah-artikan
tindakan orang lain yg netral atau bersahabat sebagai
suatu sikap permusuhan atau penghinaan;
d. Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi
tanpa memperhatikan situasi yang ada (actual situation);
e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification),
tentang kesetiaan seksual dari pasangannya;
f. Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara
berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang
selalu menunjuk ke diri sendiri (self-referential
attitude);
g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang
bersekongkol dan tidak substantif dari suatu
peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri
maupun dunia pada umumnya.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid

Menarik diri lingkungan sosial sepanjang hidupnya.
Merasa tidak nyaman berinteraksi dg masyarakat
Introvet, constricted affect, eksentrik, isolasi atau
kesepian.
Epidemiology
Prevalensi 7,5% dari populasi umum.
Sex ratio pria dengan wanita 2:1.
Pekerjaan yang diminati pekerjaan sendirian, melibatkan
sedikit orang /tanpa kontak dengan orang lain, banyak
memilih bekerja malam hari, sehingga tidak
berhubungan dengan orang lain.

Pemeriksaan
Pemeriksaan psikiatri awal menunjukkan menyepelekan
sakitnya
Jarang mentoleransi kontak mata
Ingin secepatnya menghentikan wawancara.
Afek konstrikted, inapropriet, sensitif, ada rasa khawatir.
Percakapan langsung pada sasaran, dengan jawaban-jawaban
pendek dan menghindari percakapan spontan.
Isi pikirannya menunjukkan tidak ada keintiman dengan
seseorang yg belum dikenal secara baik atau dgn mereka yang
tidak bertemu dalam waktu yang cukup lama.
Sensoriumnya intact, memorinya berfungsi dengan baik,
interpretasinya abstrak.

Gambaran Klinik
Pasien dengan gangguan ini tampak dingin and jauh
Menunjukkan ketidak terlibatannya dengan kejadian sehari2 dan
tidak ada perhatian dg orang lain.
Pendiam, menjaga jarak, dan tidak bisa bersosialisasi.
Tdk punya interes, noncompetitive, pekerjaan yang menyendiri.
Kehidupan seksualnya penuh fantasi.
Pria biasanya tidak menikah karena tidak sanggup intim dengan
orang lain
Wanita menerima perkawinan secara pasif dari pria yang agresif
ingin menikahinya.

Sepanjang hidupnya menunjukkan ketidak mampuan
mengekspresikan marah secara langsung.
Mengalihkan energi afektifnya ke nonhumans interests
mis. matematik, astronomi, dan sangat lengket dengan
binatang.

Perjalanan penyakit dan prognosa
10 % Gg. Kepribadian skizoid committed suicide.
Kepribadian premorbid pasien skizofrenia.
Beberapa tetap stabil selama hidupnya dengan
kepribadian skizotipal.

Kriteria diagnosis Gangguan Kepribadian Skizoid
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Sedikit (bila ada) aktifitas yang memberikan
kesenangan;
b. Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli
(detachment);
c. Kurang mampu untuk meng-ekspresi-kan kehangatan,
kelembutan atau kemarahan terhadap orang lain;
d. Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian
maupun kecaman;
e. Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual
dengan orang lain (perhitungkan usia penderita;

f. Hampir selalu memilih aktifitas yang dilakukan
sendiri;
g. Preokupasi dengan fantasi dan instropeksi yang
berlebihan;
h. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi
yang akrab (kalau ada hanya satu) dan tidak ada
keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu;
i. Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan
sosial yang berlaku;
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
3. Gg Kepribadian antisosial/dissocial

Tidak bisa mengikuti norma-norma sosial.
Meskipun ditandai oleh perilaku antisosial dan kriminal
berkelanjutan, tidak sama dng kriminalitas.
Epidemiology
Prevalensi 3% pada pria dan 1% pada wanita.
Kebanyakan pada daerah urban yang miskin.
Pria > wanita.
Onset sebelum usia 15 tahun.
Populasi di penjara 75%.
Ada pola keluarga, 5x lebih tinggi pada first-degree
relatives dari pada kontrol.

Pemeriksaan
Pasien dg Gg. Kepribadian antisosial bisa tampak bodoh meskipun
berhadapan dg klinisi paling berpengalaman.
Dalam interview, bisa berubah dan dapat dipercaya, tetapi semua
berpura-pura ( seperti topeng menutupi gangguan jiwanya)
Ketegangan yg tersembunyi, bermusuhan, irritabel, marah.
Dalam stress interview, pasien terpaksa dikonfrontasikan dengan
inkonsistensi ceritanya, mungkin hal ini perlu dilakukan untuk
menunjukkan patologinya.
Diagnosa kerja disertakan pemeriksaan nerologik, sering
menunjukkan EEG dan soft neurological signs abnormal, adanya
minimal brain damage pada masa kanak-kanak.

Gambaran klinik

Pasien sering tampak normal, menarik dan suka
mengambil hati.
Berbohong, membolos lari dari rumah, mencuri,
berkelahi, ketergantungan zat , dan aktifitas ilegal
adalah tipikal pengalamannya sejak kecil.
Sering terkesan dengan klinisi lawan jenis ,seductive,
manipulatif dan banyak tuntutan
Menunjukkan tidak ada kecemasan, dan depresi,
tidak sesuai dengan kenyataan dirinya, ancaman
bunuh diri dan preokupasi pada gejala somatik sering
muncul.
Reality testing dan intelegensi verbal tinggi.
Sangat manipulatif.
Tidak bercerita kebenaran dan tidak dapat
dipercaya untuk diberikan tanggung jawab atau yang
erat kaitannya dengan standard moral.
Bersetubuh dengan siapa saja
Tindak kekerasan pada pasangan (spousal abuse),
child abuse, dan berkendaraan sambil mabuk lazim
dalam kehidupannya.


Perjalanan penyakit dan Prognosis
Muncul pada usia akhir remaja.
Prognosisnya bervariasi, beberapa menyebutkan gejala
berkurang setelah usia bertambah tua.
Banyak mengeluh menderita Gg. Somatisasi dan
berbagai keluhan fisik,
Gg. Depresi, ketergantungan alkohol, ketergantungan zat
lainnya sering terjadi.

Kriteria Diagnosis
Gangguan Kepribadian Antisosial/dissocial
Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi
perhatian disebabkan adanya perbedaan yang besar
antara perilaku dan norma sosial yang berlaku, dan
ditandai oleh:
a. Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
b. Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan
berlangsung terus-menerus (persistent), serta tidak
peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban
sosial
c. Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan
untuk mengembangkannya
d. Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang
yang rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk
tindakan kekerasan
e. Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik
manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman
f. Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau
menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk
perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di
atas.

4. Gangguan Kepribadian Histrionik
Berpenampilan excitable, emosional, dramatik dan
ekstrovet, diikuti dengan aspek flamboyannya.
Tidak mampu mempertahankan kelekatan yang
lama dan dalam.
Epidemiology
Prevalensi kira-kira 2-3%., wanita >pria.
Beberapa studi menunjukkan ada hubungan dengan
Gg. Somatisasi dan Gg. penyalahgunaan alkohol.
Pemeriksaan
Umumnya kooperatif, bersemangat memberikan
riwayat penyakit.
Gestures dan dramatic punctuation
Acapkali membuat slips of the tongue, berbahasa
colorful.
Affectifnya wajar, tapi ketika didesak menjelaskan
perasaan tertentu (mis. marah, kesedihan dan
keinginan seksual) merespon dengan surprise, dengan
kejengkelan atau penolakan.


Gambaran klinis
Menunjukkan perilaku menarik perhatian yg kuat.
Cenderung membesar-besarkan perasaan dan
pikirannya, dan membuat segala sesuatunya lebih
penting dari yang sebenarnya.
Mempertunjukkan temper tantrums, menangis, dan
menderita bila mereka tidak menjadi pusat perhatian
atau tidak menerima pujian atau persetujuan.
Perilaku seduktif lazim pada kedua jenis kelamin.
Fantasi seksual terhadap seseorang yang terlibat
dengan dirinya sering terjadi, tetapi pasien tdk konsisten
dlm memverbalisasikan fantasinya dan kadang-kadang
malu atau genit.
Mempunyai disfungsi seksual, wanita mungkin
anorgasmic, dan pria mungkin impotent.
Mereka mungkin beraksi seolah sebagai dorongan
seksual untuk meyakinkan dirinya atraktif terhadap
lawan jenisnya.
Mekanisme pembelaan ego yang utama represi dan
disosiasi.

Perjalanan penyakit dan Prognosis
Berjalan dengan usia biasanya gejala berkurang, tetapi
beberapa gejala bisa menjadi nyata.
Mencari sensasi, dan sering mendapat masalah dengan
hukum, ketergantungandan berperilaku kacau.
Kriteria Diagnodtik
Gangguan Kepribadian Histrionik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization),
seperti bersandiwara (theatrically), yang dibesar-besarkan
(exaggerated);
b. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau
oleh keadaan;
c. Keadaan afektif yang dangkal dan labil;
d. Terus-menerus mencari kegairahan (excitement),
penghargaan (appreciation) dari orang lain, dan aktivitas
dimana pasien menjadi pusat perhatian;
e. Penampilan atau perilaku merangsang (seductive) yang
tidak memadai;
f. Terlalu peduli dengan daya tarik fisik.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
5.Gangguan Kepribadian
Obsesif Kompulsif/Anankastik
Khas ditandai oleh emotional constriction, keteraturan,
ketekunan, keras kepala, dan ragu-raguan.
Gambaran esensial adalah perfek dan tidak fleksibel pervasif.
Epidemiology
Prevalensinya tidak diketahui, pria >wanita, sering pada anak
tertua.
Lebih sering muncul pada first-degree biological relatives
dibandingkan dengan populasi umum.
Latarbelakang yang khas adalah disiplin yang keras.
Menurut Freud, dikaitkan dengan kesulitan pd perkembangan
psikoseksual fase anal, ummnya sekitar usia 2 tahun.
Pemeriksaan
Pada wawancara menunjukkan, formal, dan kaku.
Afeknya tidak tumpul atau datar, tetapi konstrited,
kehilangan spontanitas dan mood biasanya serius.
Jawaban pertanyaannya biasanya rinci (detail).
Mekanisme pembelan ego yang dipakai biasanya
rasionalisasi, isolasi, intelektualisasi, reaksi formasi dan
undoing.
Gambaran Klinis
Preokupasi pada aturan, regulasi, ketertiban, kerapian,
kebersihan, details dan pencapaian kesempurnaan.
Peraturan diikuti dengan kaku tidak bisa ditoleransi.
Akibatnya mereka kehilangan fleksibilitas dan
intolerant.
Memiliki ketrampilan hubungan interpersonal yg
terbatas

Formal, seriurs sering kehilangan rasa humor.
Mengasingkan diri, tidak mampu
berkompromi, dan menuntut orang lain
mengikuti kemauannya.
Takut berbuat salah, ragu-ragu, merenung
dulu untuk mebuat keputusan.
Mempunyai sedikit teman meskipun stabil
dalam perkawinan dan pekerjaan yang baik.


Perjalanan penyakit dan Prognosis
Perjalanannya bervariasi dan tidak dapat diduga.
Dari waktu ke waktu berkembang menjadi
obsesif atau kompulsif.
Beberapa berkembang menjadi orang dewasa
yang hangat, terbuka, dan mencinta, yang
lainnya berkembang menjadi skizofrenia atau Gg.
Depresi mayor.

Kriteria Diagnostik
Gg. Kepribadian Anankastik /Obsesif Kompusif
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan;
b. Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (details),
peraturan, daftar, urutan, organisasi atau jadwal;
c. Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian
tugas;
d. Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan
keterikatan yang tidak semestinya pada produktivitas
sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan
interpersonal;

e. Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada
kebiasaan sosial;
f. Kaku dan keras kepala;
g. Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain
mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu,
atau keengganan yang tak beralasan untuk
mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu;
h. Mencampur-adukkan pikiran atau dorongan yang
memaksa dan yang enggan.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari
diatas.
6.Gangguan Kepribadian Cemas
(Menghindar)
Gg. Kepribadian ini sangat sensitif dengan penolakan
dan menimbulkan penarikan diri dari kehidupan
sosial.
Meskipun pemalu mereka tidak anti sosial dan
menunjukkan keinginan yang besar bersahabat,
tetapi mereka memerlukan jaminan kuat penerimaan
tanpa ada kritik.
Ada rasa inferiority complex.
Epidemiology
Gangguan ini sering dijumpai. Prevalensinya 1-10 %
dari populasi umum.
Tidak ada informasi mengenai sex ratio dan pola
keluarga.

Pemeriksaan
Aspek yang paling menonjol pada pasien ini
adalah perasaan khawatir untuk wawancara.
Kekhawatiran dan ketegangan berkurang
sejalan dengan persepsinya bahwa
pewawancara menyukainya.
Mereka tampak rentan terhadap komentar
dalam wawancara, menghargai klarifikasi atau
interpretasi sebagai kritik.

Gambaran klinik
Hypersensitivity terhadap penolakan oleh orang lain
merupakan gambaran klinik sentral gangguan ini.
Ciri kepribadian utamanya adalah pemalu.
Bila berbicara dengan orang lain, mengekspresikan
ketidak pastian, menunjukkan tidak ada kepercayaan diri.
Karena mereka sangat mewaspadai penolakan, takut
berbicara didepan publik atau mengajukan permintaan
kepada orang lain.
Sering misinterpretasi terhadap komentar orang lain
sebagai menghina atau tidak wajar.
Penolakan terhadap beberapa permintaan mengakibatkan
mereka menarik diri dari orang lain dan merasa sakit hati.

Perjalanan penyakit dan Prognosis
Mereka mampu berfungsi dilingkungan yang
diproteksi.
Beberapa menikah, punya anak, dikelilingi oleh
anggota keluarga.
Bila sistem yang mensuportnya gagal maka
menjadi depresi, cemas dan marah.
Pasien dengan gangguan ini menunjukkan adanya
riwayat sosial fobia atau akan mengalami sosial
fobia dalam perjalanan penyakitnya.

Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif;
b. Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah
dari orang lain;
c. Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan
dalam situasi sosial;
d. Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin
akan disukai;
e. Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik;
f. Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak
melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak
didukung atau ditolak.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
7. Gg Kepribadian Dependen
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk
mengambil sebagian besar keputusan penting untuk
dirinya;
b. Meletakkan kebutuhan diri sendiri lebih rendah dari
orang lain kepada siapa ia bergantung, dan
kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan
mereka;
c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang
layak kepada orang dimana tempat ia bergantung;
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila
sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan
tentang ketidak-mampuan mengurus diri sendiri;
e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh
orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk
mengurus dirinya sendiri;
f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan
sehari-hari tanpa mendapat nasehat yang berlebihan
dan dukungan dari orang lain.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
8.Gangguan Kepribadian Emosional
Tak Stabil/borderline
Terdapat kecenderungan ynag mencolok untuk
bertindak secara impulsif tanpa
mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan
dengan ketidak-stabilan emosional;
Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan
impulsivitas dan kekurangan pengendalian diri.
Tipe impulsif.
Tipe ambang (borderline).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai