Anda di halaman 1dari 3

Elisabeth Kiantoro / 3203011117 / Kelas : A

BAB 2
Implementasi Strategi: Rantai Nilai, Kartu Skor Berimbang dan Peta Strategi

Suatu perusahaan biasanya akan melakukan pilihan strategi untuk menjual barang dan
jasanya. Strategi tersebut antara lain: strategi dalam harga (cost leadership) atau dalam
keunikan (diferensiasi) yang ditawarkan pada sasaran pemasaran mereka. Dalam
mengimplementasikan strategi ini, ada beberapa cara yang dilakukan yaitu: analisis SWOT,
fokus pada pelaksanaan, analisis rantai nilai, kartu skor berimbang dan peta strategi.
Langkah awal dalam mengimplementasikan strategi ini yaitu mengidentifikasi faktor
penentu kesuksesan suatu perusahaan. Faktor tersebut dapat dilihat dari dua faktor yang
mempengaruhi perusahaan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu Strengths
(kekuatan) seperti keterampilan yang dimiliki oleh perusahaan yang keterampilan yang
dimiliki oleh perusahaan yang keterampilannya justru tidak dimiliki oleh perusahaan
kompetitor dan Weaknesses (kelemahan) menunjukkan kurangnya keterampilan atau
kompetensi tertentu yang dimiliki perusahaan yang justru keterampilan tersebut dimiliki oleh
perusahaan kompetitor. Sedangkan faktor eksternal yaitu: Opportunities (kesempatan) seperti
adanya perubahan teknologi pada kegiatan perusahaan dan Threats (ancaman) seperti adanya
pesaing baru dalam pasar. Setelah itu, langkah terakhir dalam menganalisis SWOT adalah
mengidentifikasi ukuran kuantitatif dari faktor penentu kesuksesan suatu perusahaan.
Karakteristik faktor penentu kesuksesan ini tergantung pada jenis strategi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Jika perusahaan tersebut memilih strategi kepemimpinan
biaya, faktor penentu kesuksesan perusahaan tersebut lebih berhubungan dengan kinerja dan
mutu operasional dari perusahaan itu sendiri sedangkan yang diferensiasi lebih berfokus pada
pelanggan.
Perusahaan harus mempunyai usaha untuk memuaskan para pelanggannya maka
diciptakanlah analisis rantai nilai yang merupakan alat perusahaan untuk mengukur
keunggulan kompetitif mereka. Hal-hal yang diperhatikan antaranya: bagaimana nilai yang
diberikan pada konsumen dapat meningkat atau penurunan biaya pada kegiatan produksinya,
dan keadaan hubungan antara perusahaan dengan pemasok (suppliers), konsumen
(customers), dan perusahaan lainnya. Istilah rantai nilai digunakan karena setiap aktivitasnya
bertujuan untuk memberi nilai tambah atas produk atau jasa bagi pelanggan. Analisis ini bisa
dilakukan melalui tiga fase yaitu fase hulu yang berhubungan dengan bagaimana produk
tersebut ingin dikembangkan, operasi yang berhubungan dengan perusahaan manufaktur dan
jasa serta hilir yaitu yang berhubungan dengan pelanggan. Analisis rantai nilai ini
Elisabeth Kiantoro / 3203011117 / Kelas : A

mempunyai dua langkah yaitu: mengidentifikasi aktivitas rantai nilai di tingkat yang serendah
mungkin dan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan cara menurunkan biaya atau
menambah nilai hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif perusahaan untuk mengetahui dimana letak
keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana tingkat pendapatan yang paling
tinggi yang diperoleh perusahaan atas produk atau jasa yang mereka produksi.
2. Mengidentifikasi peluang untuk menambah nilai dari kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan seperti menambah kepercayaan konsumen atas kebersihan produk yang
ditawarkan.
3. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya. Dengan menggunakan value-chain
maka perusahaan dapat mengetahui komponen mana saja yang dapat memberikan
nilai bagi produk atau komponen manakah yang tidak bernilai kompetitif bagi produk
sehingga perusahaan dapat melakukan strategi untuk menekan biaya yang tidak
diperlukan tersebut.

Balanced Scorecard (Kartu Skor Berimbang) merupakan laporan kinerja yang
didasarkan pada serangkaian ukuran keuangan dan non-keuangan yang penting untuk
memahami dan mengimplementasikan strategi. Pada saat ini terdapat banyak sekali
perusahaan yang tidak mencari keuntungan ataupun badan pemerintah yang menggunakan
sistem Balanced Scorecard (BSC) untuk mengimplementasikan strategi mereka. BSC telah
mengelompokan faktor kesuksesan menjadi empat kelompok:
1. Perspektif atau pandangan bagian keuangan termasuk didalamnya kinerja keuangan
seperti laba operasi dan laporan arus kas.
2. Perspektif atau pandangan para konsumen yang biasanya dilihat dari tingkat kepuasan
konsumen atas barang yang dikonsumsinya.
3. Perspektif atau pandangan dari proses pihak internal perusahaan, misalkan dari
tingkat perusahaan memproduksi barang atau jasanya, atau dalam kecepatan
memproduksi apakah tepat waktu atau tidak.
4. Pembelajaran dan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan seperti training yang
diberikan perusahaan kepada para karyawannya, dan juga tingkat produksi perusahaan
atas produk baru dan hak paten atas produknya.
Kadang BSC mendapat membantu menciptakan strategi atau justru strategi tersebut
dapat merumuskan BSC. Contohnya suatu perusahaan menaruh perspektif atau pandangan
Elisabeth Kiantoro / 3203011117 / Kelas : A

konsumen pada tingkat BSC paling atas, maka perusahaan akan memperhatikan kepuasan
konsumen, inovasi produknya, dan pelayanan yang baik pada konsumen mereka.
Peta strategi merupakan diagram sebab akibat dari hubungan yang ada di BSC. Para
manajer menggunakan peta ini untuk menunjukkan apakah antara perspektif yang satu
dengan yang lain saling berpengaruh yang akhirnya bisa menyukseskan perusahaan secara
keseluruhan.
Peta strategi dan BSC membantu pemimpin untuk mengkomunikasikan strategi
kepada para stakeholders perusahaan (karyawan, pemasok, pelanggan, dan komunitas) yang
utama dan memfokuskan keseluruhan organisasi mereka untuk memperkuat hubungan mitra
stratejik dengan para unsur pokok perusahaan ini yang mendorong dan mempertahankan
penciptaan nilai perusahaan untuk jangka panjang.
Pengembangan dari Balanced Scorecard dan Peta Strategi adalah adanya kelanjutan
(Sustainability) pada perusahaan mereka, yang artinya perusahaan melakukan hubungan yang
baik dengan tiga bagian penting dilingkungan perusahaan: perekonomian, social dan
lingkungan perusahaan. Pemerintah juga telah meningkatkan hubungan dengan perusahaan
terkait masalah lingkungan, seperti telah diadakannya standar-standar keamanan produk, dan
tata cara pembuangan limbah. Karena faktor lingkungan juga merupakan penilaian faktor
kesuksesan (Critical Success Factors, CSFs). Indikator kinerja lingkungan terbagi atas tiga
hal: operasional (mengukur gangguan atas lingkungan/isu ketaatan pada regulasi),
manajemen (usaha untuk mengurangi dampak atas lingkungan) dan kondisi lingkungan
(mengukur kualitas lingkungan). Indikator kinerja sosial mencakup indikator kondisi
pekerjaan yang bisa mengukur keselamatan para pekerjanya, keterlibatan masyarakat lokal
dan yang lebih luas dalam mencapai tujuan di luar perusahaan dan kedermawanan untuk
mengukur kontribusi langsung antara pemilik perusahaan dan para karyawannya terhadap
organisasi sosial.

Anda mungkin juga menyukai