Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

SUMBER DAYA MINERAL



Kelompok : 8
NASIPAN 542010111017
YATNO 542010311025

8.1. PENGANTAR

Yang dimaksud dengan sumber daya mineral di sini
adalah sumberdaya mineral lain, yaitu yang logam dan
non logam. Di sini hanya dibicarakan sumber daya
mineral aspal, bauksit, emas perak, mangan, nikel, pasir
besi, tembaga, timah dan bahan galian lain yang
termasuk sumber daya tak terbarukan.
Di sini akan dikemukakan prinsip-prinsip ekonomi
mineral, pengelolaan mineral, peranan mineral dalam
perekonomian Negara termasuk pembicaraan tentang
kegiatan eksplorasi / produksi, konsumsi, ekspor, dan
lain-lain.

8.2. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI MINERAL
Ekonomi mineral membicarakan tentang
nilai dan daya tambang, investasi modal jangka
panjang, cadangan, distribusi, pemilik dan aliran
mineral secara internal serta berbagai faktor
seperti terjadinya mineral, ketidakpastian
cadangan dan penemuan, pengurangan endapan,
daur ulang dan persyaratan lingkungan tambang.
Dibedakan cadangan mineral dengan sumber
daya mineral. Hanya beberapa Negara memiliki
mineral tertentu
Untuk harga mineral berdasarkan
harga konstan 1980, terjadi
kecenderungan meningkat hanya
untuk seng dan alumunium.
sedangkan bauksit, tembaga, timah
hitam, timah, bijih besi, bijih
mangan dan nikel semuanya
cenderung menurun
8.3. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MINERAL


Pengelolaan sumber daya mineral hakikatnya didasarkan pada
SDA dan energi ini akan habis. Tingkat produksi optimalnya
serta tingkat stok optimal didasarkan pada :
Kondisi dasar 1 yaitu nilai sosial marjinal komoditi sumber daya
mineral = kerugian marjinal jasa lingkungan ditambah dengan
biaya produksi marjinal serta sewa kelangkaan atau pemakai
sumber daya in situ yang dimanfaatkan
Kondisi dasar 2 yaitu manfaat yang diperoleh masyarakat dengan
tidak menggunakan satu satuan sumber daya in situ ( dengan
tambahnya nilai, berkurangnya biaya produksi komoditi sumber
daya alam dan energi dan nilai jasa lingkungan tambahan) sama
dengan tingkat hasil social dari nilai sewa kelangkaan.


Donald A. Nicolas mengemukakan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di dalam
orang memanfaatkan sumbar daya mineral menuruti waktu.
Dia mengemukakan berbagai situasi ketidakefesianan pasar serta reaksi mereka yang
memanfaatkan sumber daya mineral:

1. Ketidakpastian atau resiko tinggi melibatkan orang cenderung memanfaatkan
sumber daya sekarang daripda nanti;
2. Bentuk pemilikan: apabila usaha itu milik negara, maka pimpinan cenderung
secara perlahan memanfaatkan sumber daya mineral dibandingkan swasta yang
cenderung ingin segera memanfaatkan sumber daya;
3. Pajak akan cenderung mendorong orang untuk tidak memanfaatkan sumber
daya mineral dan membiarkan berada dalam tanah;
4. Penyusutan tinggi cenderung akan mendorong orang memanfaatkan sumber
daya mineral secara cepat;
5. Kesulitan pinjam uang ( tingkat bunga tinggi) akan mendorong orang
mempercepat penggalian sumber daya mineral;


6. Monopoli cenderung akan memperlambat orang memanfaatkan sumber daya
mineral; dan
7. Eksternalitas ( misalnya pemilikan bersama) akan mendorong mempercepat
pemanfaatan sumber daya mineral.

Sumber daya mineral dianggap penting
bila:
1. Keterbatasan suplai
2. Tidak dapat diperbaharui dan didaur
ulang
3. Diperlukan dalam produksi/konsumsi
4. Tidak ada subtitusi
5. Tidak mungkin memperbaiki efsiensi
pada titik tertentu
6. Tidak mungkin mengembangkan
subtitutnya
Peranan Mineral dalam Perekonomian Negara
Sesktor pertambangan Indonesia mengalami masa pasang surut
tak menentu kecuali emas. Selama tahun 1985 sektor
pertambangan di Indonesia menyumbang sebesar US $ 809 juta
dari pendapatan dari ekspor sedang ekspor mineral merupakan
4% dari ekspor total atau sekitar 14% dari ekspor hidrokarbon.
Ekspor mineral utama adalah timah, tembaga dan nikel.
Walaupun bagian ekspor mineral nonminyak dan gas bumi relatif
kecil, namun subsektor tersebut menyumbang banyak pada
perekonomian negara maupun daerah: merupakan sumber
kesempatan kerja satu-satunya, membangun infrastruktur serta
fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar.



Departemen Pertambangan dan
Energi menggolongkan mineral ke
dalam 3 kelompok (Peraturan
Pemerintah nomor 27 tahun 1980),
yaitu:
1. Kelompok A (Mineral Strategik)
2. Kelompok B (Mineral Vital)
3. Kelompok C (Mineral Lain)



Untuk penambangan diperlukan lisensi dan
prosedur adalah sebagai berikut:
1. Mengambil formulir aplikasi dari Departemen
Pertambangan dan Energi
2. Kirimkan aplikasi yang telah diisi ke Menteri
Pertambangan dan Energi untuk perhatian
Direktur Jendral Pertambangan.
3. Bila Kontrak Karya disetujui oleh Departemen
Pertambangan dan Energi maka persetujuan
tersebut diteruskan ke Badan Koordinasi
Penanaman Modal untuk ditangani kemudian
diteruskan keparlemen.
Dalam hal timah, Indonesia memproduksi
17% suplai dunia, kedua setelah Malaysia. Tahun
1985, ekspor timah mencapai US $ 242 juta atau
31% dari ekspor mineral total, menurun dari 50
%, 5 tahun lalu.
Penggunaan timah dalam negeri terbatas
dan cenderung menurun dari 1.585 ton tahun
1984 menjadi 947,5 ton tahun 1985. Produksi
nikel di Indonesia tahun 1975 sekitar 0,8 juta ton
metrik, naik pada tahun 1982 sampai 1,6 juta ton
metrik, namun turun menjadi 0,95 juta ton
metrik tahun 1985.

Menurut Sensus Ekonomi 1986 nilai
tambah komoditi tambang adalah seperti
tertera pada tabel 8.6. Sedangkan
banyaknya tenaga kerja produksi yang
terserap dalam pertambangan mineral
sekitar 22.083 WNI dan 387 WNA
(termasuk yang di batu bara).
Paling banyak menyerap adalah timah.
Banyaknya tenaga kerja lain adalah 27.202
WNI dan 57 WNA; kebanyakan tamatan
SD.

Simpulan

Sumber daya alam mineral lain (logam dan non logam)
merupakan bagian sumber daya alam non hayati dan
dikelompokan kedalam sumber daya alam yang strategis, vital,
dan lain-lain. Indonesia memiliki semuanya dan peranannya pada
neraca pembayaran masih dapat ditingkatkan lagi. Subsektor ini
juga menyerap tenaga kerja. Apabila kegiatan dapat ditingkatkan,
tidak terbatas pada ekspor saja melainkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri terutama bila industrialisasi di Indonesia
berhasil, maka subsektor ini akan dapat menyerap tenaga kerja
lebih banya lagi.
Pengelolaan sumber daya mineral secara
bertanggung jawab akan dapat membantu pembangunan ekonomi
indonesia tanpa merusak lingkungan. Pengelolaan sumber daya
mineral di Indonesia dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga
berdaya guna dan berhasil guna dengan melihat segi permintaan
dan harga-harga.

Anda mungkin juga menyukai