Anda di halaman 1dari 23

Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

BAB 3
KEBIJAKSANAAN YANG
TERKAIT DENGAN BIDANG
PENATAAN RUANG




3.1 LINGKUNGAN STRATEGIS
Permasalahan Tata Ruang bukanlah permasalahan Departemen Pekerjaan
Umum atau tanggung jawab Direktorat Penataan Ruang semata. Persoalan
tata ruang sangat erat kaitannya dengan dinamika pembangunan di suatu
tempat yang terkadang tingkat pertumbuhan dan arah pertumbuhannya tidak
terkendali.

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik alamiah maupun non-alamiah
karena adanya kebijakan pemerintah, keterlibatan dan kepentingan swasta,
maupun hal-hal lain seperti akibat dari implementasi Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang
membuka ruangan terhadap persaingan antar daerah otonom untuk
mendapatkan perolehan PAD sebanyak-banyaknya, yang kemudian terkadang
memberikan tekanan yang berlebihan terhadap suatu kawasan.

Berikut dikupas satu demi satu, kebijaksanaan makro pembangunan yang
sangat besar relevansinya dengan kebijaksanaan penataan ruang.


3.2 KABINET INDONESIA BERSATU
Pada saat ini masih belum terlihat suatu kemajuan yang bisa dikatakan
berhasil terutama dalam pemerataan kesejahteraan terhadap masyarakat
Laporan Antara III - 1


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

marginal dan kelompok rakyat miskin yang belum tersentuh pembangunan,
padahal Pasal 33 UUD 45 menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat.

Pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan seharusnya dilakukan
dengan berbasis pada percepatan pembangunan ekonomi di daerah-daerah.
Kebijakan pembangunan di tingkat nasional sudah seharusnya didasarkan
pada kondisi obyektif dari masing-masing daerah. Keunggulan perekonomian
daerah dengan komoditi unggulannya merupakan titik-titik puncak dari
pembangunan ekonomi nasional. Permasalahan muncul pada saat ini adalah
kinerja ekonomi nasional belum dapat mencerminkan kondisi perekonomian
daerah. Hal ini digambarkan dengan adanya kesenjangan perkembangan
antar wilayah secara nasional. Banyak upaya telah dilakukan untuk
menjembatani kesenjangan antar wilayah ini, tetapi sampai saat ini upaya
tersebut cenderung menguatkan atau memperlebar jurang kesenjangan.

Salah satu upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional adalah dengan
mempercepat pembangunan ekonomi daerah terutama daerah yang relatif
belum berkembang secara efektif/fokus melalui pemberdayaan pelaku dan
potensi ekonomi daerah yang dimiliki sejalan dengan pelaksanaan otonomi
daerah. Upaya percepatan pembangunan ekonomi daerah yang berbasis pada
pendayagunakan sumberdaya alam seyogyanya memperhatikan keserasian
antar sektor pembangunan, lingkungan hidup, dan kelayakan permukiman
yang terlayani oleh prasarana wilayah. Pendekatan yang bersifat komprehensif
ini dilakukan dengan pendekatan pengembangan wilayah melalui penataan
ruang. Dengan demikian upaya pembangunan nasional yang merata dan
memiliki struktur yang kuat dan berdaya saing ke depan harus berbasis pada
rencana tata ruang wilayah yang telah mensinergiskan seluruh kemampuan
daerah.

Berdasarkan permasalahan, tantangan, serta keterbatasan yang dihadapi
bangsa dan negara Indonesia, ditetapkan VISI PEMBANGUNAN NASIONAL
TAHUN 2004-2009, yaitu:
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman,
bersatu, rukun, dan damai;
Laporan Antara III - 2


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

2. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi
hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia; serta
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja
dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi
pembangunan yang berkelanjutan.

Selanjutnya, berdasarkan visi pembangunan nasional tersebut ditetapkan 3
(tiga) misi pembangungan nasional tahun 2004-2009, yaitu:
1. Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai
2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera

Di dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasional
tersebut di atas, ditempuh dua strategi pokok pembangunan, yaitu:
1. Strategi penataan kembali indonesia
2. Strategi pembangunan Indonesia

Berdasarkan visi, misi, dan strategi pembangunan di atas disusun 3 (tiga)
agenda pembangunan nasional tahun 2004-2009, yaitu:
1. Menciptakan Indonesia yang aman dan damai
2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3. Meningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia
Ketiga agenda pokok pembangunan tahun 2002-2009 tersebut selanjutnya
akan diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan yang hendak di
capai dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Dalam prioritas pembangunan nasional tahun 2004-2009, perencanaan tata
ruang termasuk ke dalam agenda untuk meningkatkan kesejahteraan Rakyat
Indonesia, sasaran kedua. Sasaran kedua agenda ini adalah berkurangnya
kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari meningkatnya peran perdesaan
sebagai basis pertumbuhan ekonomi agar mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di pedesaan; meningkatnya pembangunan pada
daerah-daerah terbelakang dan tertinggal; meningkatnya pengembangan
wilayah yang didorong oleh daya saing kawasan dan produk-produk unggulan
daerah; serta meningkatnya keseimbangan pertumbuhan pembangunan antar
kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil dengan memperhatikan
keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah.
Laporan Antara III - 3


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja


Untuk mencapai sasaran ini, disusun prioritas pembangunan dan arah
kebijakan sebagai berikut:
1. PEMBANGUNAN PERDESAAN
Dengan mengembangkan diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan;
meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk pertanian dan
perdesaan lainnya; memperluas akses masyarakat perdesaan ke sumber
daya-sumber daya produktif, pelayanan publik dan pasar; meningkatkan
keberdayaan masyarakat perdesaan melalui peningkatan kualitasnya,
penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat perdesaan;
meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan serta meminimalkan
risiko kerentanan; serta mengembangkan praktek-praktek budidaya
pertanian dan usaha non-pertanian yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
2. PENGURANGAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH
Dengan:
1. mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-
wilayah strategis dan cepat tumbuh yang selama ini masih belum
berkembang secara optimal, sehingga dapat menjadi motor penggerak
bagi wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem
wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis;
2. meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan
wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah
tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat
mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain;
3. mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan dengan mengubah arah
kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi
inward looking menjadi outward looking, sehingga kawasan tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan negara tetangga, baik dengan menggunakan
pendekatan pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan
(prosperity approach) maupun keamanan (security approach);
4. menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota
metropolitan, besar, menengah, dan kecil secara hirarkis dalam suatu
sistem pembangunan perkotaan nasional;
5. meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi yang berada di wilayah
perdesaan dengan yang berada di perkotaan;
Laporan Antara III - 4


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

6. mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang sesuai dengan hirarki
perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW-Provinsi, RTRW-
Kabupaten/Kota) sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan antar sektor dan antar wilayah.


3.3 KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAN
MENENGAH
1. Rencana Pembangunan J angka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025
Sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan J angka
Panjang Nasional disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya
pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional.

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah mengisi
kemerdekaan selama 60 tahun sejak Proklamasi 17 Agustus 1945. Berbagai
pengalaman berharga didapatkan selama mengisi kemerdekaan tersebut.
Pengalaman tersebut menjadi pelajaran yang berharga dalam melangkah ke
depan. Pembangunan J angka Panjang Tahun 2005 2025 merupakan
kelanjutan dan pembaharuan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk
mencapai tujuan pembangunan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Rencana Pembangunan
J angka Panjang diarahkan untuk mempercepat pencapaian tujuan
pembangunan tersebut.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009
Pasal 19 ayat (1), Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan bahwa Rencana
Pembangunan J angka Menengah Nasional ditetapkan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah Presiden dilantik. Rencana Pembangunan J angka Menengah
Nasional merupakan penjabaran visi, misi, dan program Presiden selama 5
(lima) tahun, ditempuh melalui Strategi Pokok yang dijabarkan dalam Agenda
Pembangunan Nasional memuat sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai,
arah kebijakan, dan program-program pembangunan.

Laporan Antara III - 5


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

Penetapan Rencana Pembangunan J angka Menengah Nasional Tahun 2004
2009 didasarkan pada pertimbangan bahwa Presiden terpilih diangkat Bulan
Oktober Tahun 2004 dan ditindaklanjuti oleh Presiden terpilih dengan
menyusun Program 100 hari yang merupakan bagian dari Agenda
Pembangunan J angka Menengah Nasional Tahun 20042009, Kabinet
Indonesia Bersatu.
Tabel III.1
Tujuan dan Sasaran
dari Program Pembangunan Jangka Panjang Nasional (PPJPN)
yang Terkait Bidang Tata Ruang



Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri: Mendorong pembangunan yang
menjamin pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan berwawasan lingkungan, serta didukung oleh pelaksanaan politik
luar negeri yang bebas dan aktif
Sasaran :


1.1


Tersusunnya jaringan infrastruktur yang terintegrasi satu sama
lain, khususnya pelabuhan, lapangan terbang, kereta api, dan
jalan raya dalam sistem jaringan inter dan antar-moda, baik
antarnegara tetangga maupun dalam dan antar-wilayah NKRI
dengan tingkat keselamatan, jaminan kelaikan prasarana dan
sarana sesuai dengan standar internasional.

Sasaran :


1.2


Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga
berkelanjutan fungsi sumber daya air; terwujudnya
pendayagunaan sumber daya air yang adil untuk berbagai
kebutuhan masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas;
dan terwujudnya pengendalian daya rusak air yang mampu
melindungi keselamatan jiwa dan harta benda penduduk

Sasaran :


1.3


Terwujudnya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya
alam dan perlindungan fungsi lingkungan hidup secara
berkelanjutan, berkeadilan, dan berkeseimbangan dengan
perolehan nilai tambah yang optimal bagi kepentingan negara
dan untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat Indonesia.

Tujuan 1
Sasaran :


1.4


Tercapainya peningkatan kesadaran, sikap mental, dan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Misi Mewujudkan Indonesia Yang Adil dan Demokratis adalah mendorong
pembangunan yang menjamin penegakan hukum yang adil, konsekuen, tidak
diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, serta meneruskan
konsolidasi demokrasi bertahap pada berbagai aspek kehidupan politik agar
demokrasi konstitusional dapat diterima sebagai konsensus dan pedoman politik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Sasaran : 2.1 Terciptanya supremasi hukum dan penegakan hak asasi
manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang
mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif dan aspiratif.

Tujuan 2
Sasaran : 2.2 Meningkatnya profesionalisme aparatur negara untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa,
dan bertanggungjawab, yang mampu mendukung pembangunan
nasional.


Laporan Antara III - 6


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

Sesuai dengan proses kerangka yang dilakukan maka arahan kebijaksanaan
pembangunan yang diacu antara lain adalah Program Kabinet Indonesia
Bersatu dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dari Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, kami mengkaji 2 produk perencanaan,
yaitu Program Pembangunan J angka Panjang Nasional (PPJ PN) dan Program
Pembangunan J angka Menengah Nasional (PPJ MN). Secara rinci hasil
rumusan penjabaran kebijaksanaan pembangunan nasional pada tujuan dan
sasaran Ditjen Taru bisa dilihat pada Tabel III.1 dan Tabel III.2.

Tabel III.2
Tujuan dan Sasaran
dari Program Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PPJMN)
yang Terkait Bidang Tata Ruang

Tujuan 2 Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis
Sasaran : 2.1 Meningkatnya keadilan dan penegakan hukum yang tercermin
dari terciptanya sistem hukum yang adil, konsekuen, dan tidak
diskriminatif serta yang memberikan perlindungan dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia; terjaminnya
konsistensi seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat
pusat dan daerah sebagai bagian dari upaya memulihkan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap kepastian hukum.

Sasaran : 2.2 Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan
menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah
yang baik serta terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat
dan daerah, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan
perundangan yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan
keadilan bagi daerah-daerah untuk membangun.

Sasaran : 2.3 Meningkatnya pelayanan birokrasi kepada masyarakat yang
tercermin dari:
(1) berkurangnya secara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan
dimulai dari tataran (jajaran) pejabat yang paling atas;
(2) terciptanya sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih,
akuntabel, transparan, efisien dan berwibawa;
(3) terhapusnya aturan, peraturan dan praktek yang bersifat
diskriminatif terhadap warga negara, kelompok, atau golongan
masyarakat;
(4) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan
kebijakan publik.

Mewujudkan Indonesia yang Sejahtera Tujuan 3
Sasaran : 3.1 Berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang tercermin dari :
- meningkatnya peran perdesaan sebagai basis pertumbuhan
ekonomi agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di pedesaan;
- meningkatnya pembangunan pada daerah-daerah terbelakang
dan tertinggal;
- meningkatnya pengembangan wilayah yang didorong oleh
daya saing kawasan dan produk-produk unggulan daerah;
serta
- meningkatnya keseimbangan pertumbuhan pembangunan
antar kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil
dengan memperhatikan keserasian pemanfaatan ruang dan
penatagunaan tanah.
Laporan Antara III - 7


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

Sasaran : 3.2 PEMBANGUNAN PERDESAAN dengan mengembangkan :
- diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan;
- meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk
pertanian dan perdesaan lainnya;
- memperluas akses masyarakat perdesaan ke sumber daya-
sumber daya produktif, pelayanan publik dan pasar;
- meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui
peningkatan kualitasnya, penguatan kelembagaan dan modal
sosial masyarakat perdesaan;
- meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan serta
meminimalkan risiko kerentanan; serta
- mengembangkan praktek-praktek budidaya pertanian dan
usaha non pertanian yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.

Sasaran 3.3 Pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah dengan:
a. mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan
wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh yang selama ini
masih belum berkembang secara optimal, sehingga dapat
menjadi motor penggerak bagi wilayah-wilayah tertinggal di
sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan
ekonomi yang sinergis;
b. meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil
sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan
berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar
ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain;
c. mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini
cenderung berorientasi inward looking menjadi outward
looking, sehingga kawasan tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga, baik dengan menggunakan
pendekatan pembangunan melalui peningkatan
kesejahteraan (prosperity approach) maupun keamanan
(security approach);
d. menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan antar kota-
kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil secara hirarkis
dalam suatu sistem pembangunan perkotaan nasional;
e. meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi yang berada di
wilayah perdesaan dengan yang berada di perkotaan;
f. mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang sesuai
dengan hirarki perencanaan (RTRW-Nasional, RTRW-Pulau,
RTRW-Provinsi, RTRW-Kabupaten/Kota) sebagai acuan
koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan
antar wilayah.

Sasaran : 3.4 Membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber
daya alam yang mengarah pada pengarusutamaan
(mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh
sektor dan bidang pembangunan.
Sasaran : 3.5 Membaiknya infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya
kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan.


3.4 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
VISI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Tersedianya infrastruktur PU yang handal, bermanfaat dan berkelanjutan untuk
mendukung terwujudnya Indonesia yang aman dan damai, adil dan
demokratis, serta lebih sejahtera.
Laporan Antara III - 8


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja


MISI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
1. Menata ruang nusantara yang nyaman dan berkualitas.
2. Memenuhi kebutuhan infrastruktur PU wilayah berupa infrastruktur di
bidang sumberdaya air, termasuk mendukung ketahanan pangan melalui
pengembangan jaringan irigasi, serta mengamankan pusat-pusat produksi
dan permukiman dari bahaya daya rusak air.
3. Memenuhi kebutuhan infrastruktur PU wilayah di bidang jalan, dalam
rangka mendukung pengembangan wilayah dan kelancaran distribusi
barang dan jasa.
4. Mengembangkan infrastruktur PU di permukiman untuk mewujudkan
perumahan dan permukiman yang layak huni dan produktif.
5. Melaksanakan pembinaan bangunan gedung yang memenuhi standar
keselamatan dan keamanan bangunan.
6. Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif.
7. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur PU.
8. Mengembangkan teknologi ke-PU-an yang tepat guna dan kompetitif serta
meningkatkan keandalan mutu infrastruktur PU.
9. Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu
dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM yang
profesional.

TUJUAN
1. Memberikan akses ke seluruh pelosok tanah air dan menangani tanggap
darurat untuk memberikan pelayanan minimal bagi masyarakat dalam
melaksanakan kehidupan sosial ekonomi, agar terwujud Indonesia yang
aman dan damai.
2. Membina penyelenggaraan infrastruktur secara transparan dan terbuka
dengan melibatkan masyarakat, meningkatkan peran Pemerintah Daerah
agar terwujudnya Indonesia yang adil dan demokratis.
3. Menyelenggarakan infrastruktur yang efisien, efektif dan produktif agar
terwujudnya Indonesia yang lebih sejahtera.

Laporan Antara III - 9


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

STRATEGI
Untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, dan
lebih sejahtera, maka penyelenggaraan infrastruktur dilakukan melalui
pendekatan pengembangan wilayah dan pembangunan yang berkelanjutan
serta berwawasan teknologi yang dituangkan dalam kebijakan, program dan
kegiatan. Wujud infrastruktur pekerjaan umum sendiri, yang merupakan
bangunan fisik untuk kepentingan umum dan keselamatan umum seperti jalan,
irigasi, air bersih, sanitasi, dan berbagai bangunan pelengkap kegiatan
permukiman lainnya, merupakan prasyarat agar berbagai aktivitas masyarakat
dapat berlangsung.

Pembangunan, merupakan proses perubahan terus menerus dari kondisi
kurang baik menjadi lebih baik, sehingga terjadi keseimbangan lingkungan
baru. Dengan demikian pembangunan infrastruktur pekerjaan umum perlu
selalu dikaitkan daya dukung lingkungan baru tersebut, agar lingkungan
sebagai ruang hidup manusia tidak terdegradasi sebagai akibat daya dukung
lingkungan yang terlampaui yang dapat menyebabkan bencana antara lain
banjir, longsor, penurunan kualitas air dan udara, maupun pengurangan
sumber daya air. Untuk itu pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
disamping mempertimbangkan pilar ekonomi juga pilar sosial budaya dan
lingkungan sebagai suatu kesatuan agar berkelanjutan.

Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum menuntut pemenuhan berbagai
kompabilitas atau keserasian penanganan, yaitu secara spasial: infrastruktur
nasional, regional, perkotaan, dan perdesaan, pada setiap sektor, yakni
transportasi jalan, sumber daya air, maupun perumahan dan permukiman;
pada sektor publik dalam menetapkan kebijakan dan program; pada sektor
swasta dalam partisipasinya pada penyelenggaraan industri dan jasa
pelayanan infrastruktur; serta masyarakat sendiri dalam partisipasinya pada
proses pembangunan, penggunaan dan pengawasan. Dalam hal ini
pendekatan pengembangan wilayah dinilai sanggup memenuhi berbagai
tuntutan kompabilitas tersebut.

Untuk Indonesia, kebutuhan artikulasi masyarakat perlu diakomodasi dalam
sistem infrastruktur yang tepat bagi masing-masing tingkat perkembangan
maupun potensi yang dimiliki wilayahnya, sehingga diperlukan pendekatan
pembangunan infrastruktur berbasis kondisi tingkat perkembangan setiap
Laporan Antara III - 10


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

wilayah yang secara nasional dibagi dalam tiga kategori, yaitu pengembangan
infrastruktur di kawasan telah berkembang, kawasan mulai berkembang, dan
kawasan pengembangan baru.

Infrastruktur di Kawasan Telah Berkembang, meliputi Pulau J awa dan Pulau
Sumatera yang relatif kegiatan ekonominya telah berkembang dengan
dukungan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) barat (Selat Sunda - Laut
Natuna) dan bahkan dapat dipandang sebagai satu kesatuan wilayah ekonomi.
Sebagai ilustrasi pendanaan infrastruktur disamping dari sumber dana
pemerintah, terus diupayakan pula investasi swasta dengan berbagai pola
kerjasama antara lain BOT.

Infrastruktur di Kawasan Mulai Berkembang, meliputi Pulau Kalimantan dan
Pulau Sulawesi dengan didukung ALKI tengah (Selat Lombok - Selat
Makassar). Pertumbuhan ekonominya dicirikan oleh kegiatan-kegiatan baru
yang mulai berkembang. Sebagai ilustrasi pendanaan infrastruktur dari swasta
mulai dapat dikembangkan dengan kerjasama pemerintah. Infrastruktur di
Kawasan Pengembangan Baru, meliputi kepulauan Maluku, Papua, dan
seluruh Nusa Tenggara Timur, yang didukung oleh ALKI timur (Laut Arafuru -
Laut Banda - Laut Maluku). Sebagai ilustrasi, pemanfaatan secara besar-
besaran sumber daya alam terutama lahan pertanian, sumber daya air dan
potensi kelautan yang memerlukan pula pengembangan sistem transportasi
terpadu (laut, darat, dan udara) dengan pendanaan infrastruktur
mengandalkan terutama kemampuan Pemerintah Pusat maupun Daerah.

KEBIJAKAN
1. Pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang di kawasan
perbatasan, daerah terisolir, daerah konflik dan daerah bencana dan rawan
bencana untuk mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
2. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur mendukung otonomi daerah
dan penerapan prinsip-prinsip Good Governance untuk mewujudkan
Indonesia yang adil dan demokratis.
3. Pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang untuk mendukung
pusat-pusat produksi dan ketahanan pangan, mendukung keseimbangan
pembangunan antar daerah, meningkatkan kualitas lingkungan perumahan
dan permukiman dan mendorong industri konstruksi untuk mewujudkan
Indonesia yang lebih sejahtera.

Laporan Antara III - 11


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

PROGRAM
Aman dan Damai
1. Penanganan kawasan perbatasan, kawasan bencana alam, pulau-pulau
kecil dan terpencil, serta daerah konflik yang mempertimbangkan penataan
ruang. (Penataan Ruang)
2. Penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana dalam rangka
tanggap darurat/ rehabilitasi dan peningkatan pelayanan infrastruktur
perumahan dan permukiman di pulau-pulau kecil terpencil, daerah terisolir
dan perbatasan. (Cipta Karya)
3. Penanganan jaringan jalan dan sumber daya air untuk mendukung
kawasan perbatasan sebagai beranda depan dan pintu gerbang
internasional. (SDA dan Bina Marga)
4. Penanganan jaringan jalan dan sumber daya air di daerah rawan bencana
serta akibat kerusuhan sosial. (SDA dan Bina Marga)
5. Penanganan jaringan jalan dan sumber daya air di daerah terisolasi dan
pulau-kecil terpencil. (SDA dan Bina Marga)
6. Pengembangan penyelenggaraan infrastruktur bidang Pekerjaan Umum di
daerah konflik, daerah terisolir, daerah rawan bencana dan daerah
perbatasan yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan
lingkungan. (Balitbang)
7. Menghasilkan teknologi SDA, jalan dan infrastruktur perumahan dan
permukiman yang tepat guna untuk mendukung penanganan infrastruktur
PU, terutama di pulau-pulau kecil terpencil, daerah terisolir, daerah
perbatasan dan kawasan bencana alam. (Balitbang)

Adil dan Demokratis
1. Fasilitasi penyelenggaraan penataan ruang untuk mendorong percepatan
otonomi daerah. (Penataan Ruang)
2. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif, SDM yang
profesional dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance (Tata
Ruang, Cipta Karya, SDA, Bina Marga, Setjen, Itjen, Balitbang)
3. Meningkatkan kapasitas manajemen pemerintah pusat dan daerah, dunia
usaha di daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur PU (Tata Ruang, Cipta Karya, SDA, Bina Marga, Bakon-SDM,
Balitbang)
4. Fasilitasi bahan jalan dan jembatan untuk mendorong pembangunan
daerah. (Bina Marga)
Laporan Antara III - 12


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

5. Mengembangkan sistem informasi dan meningkatkan transparansi,
efisiensi dan akuntabilitas pengadaan konstruksi yang bebas KKN. (Bakon
SDM, Setjen)
6. Meningkatkan lingkup dan cakupan tugas serta mendorong peran serta
masyarakat dalam pengawasan pembangunan bidang ke-PU-an (Itjen)
7. Penyusunan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM)
penyelenggaraan penataan ruang, penyelenggaraan sumber daya air,
jalan dan jembatan serta infrastruktur perumahan dan permukiman. (Tata
Ruang, Balitbang, SDA, Bina Marga, Cipta Karya)

Lebih Sejahtera
1. Penyelenggaraan dan operasionalisasi penataan ruang nasional, pulau,
provinsi, kabupaten, kota dan kawasan (Penataan Ruang)
2. Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan (Cipta Karya)
3. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman baik di perkotaan
maupun perdesaan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman
kumuh dan nelayan untuk menanggulangi kemiskinan (Cipta Karya)
4. Pembinaan bangunan gedung dalam rangka memenuhi standar
keselamatan dan keamanan bangunan dan pengelolaan rumah negara
(Cipta Karya)
5. Peningkatan produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan revitalisasi
kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya yang menurun
kualitasnya serta pembinaan ruang terbuka hijau (Cipta Karya)
6. Peningkatan pelayanan infrastruktur perdesaan, kawasan agropolitan,
daerah tertinggal dan dalam rangka keterkaitan kota-desa (Cipta Karya)
7. Peningkatan pemanfaatan sumber daya air mendukung ketahanan pangan
(SDA)
8. Peningkatan manajemen sumber daya air (SDA)
9. Penyediaan air baku untuk kebutuhan perumahan, industri dan pariwisata.
(SDA)
10. Pengamanan pusat-pusat produksi dan permukiman dari bahaya daya
rusak air. (SDA)
11. Penanganan ruas-ruas jalur ekonomi utama pada jaringan jalan nasional.
(Bina Marga)
12. Peningkatan daya dukung struktur dan kapasitas jalan akses menuju
pusat-pusat produksi dan pemasaran. (Bina Marga)
Laporan Antara III - 13


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

13. Mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan jaringan jalan tol dan
air minum. (Bina Marga, CK)
14. Mempertahankan kondisi pelayanan jaringan jalan. (Bina Marga)
15. Membuka akses ke kawasan-kawasan baru berkembang. (Bina Marga)
16. Pembinaan daya saing pelaku usaha industri konstruksi (Bakon-SDM)
17. Mengembangkan teknologi sumber daya air, jalan dan jembatan,
perumahan dan permukiman yang kompetitif untuk mendukung
produktivitas infrastruktur PU. (Balitbang)
18. Memberikan advis dan pelayanan teknis untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan konstruksi infrastruktur sumber daya air, jalan dan
jembatan, perumahan dan permukiman. (Balitbang)
19. Mengembangkan kebijakan pembangunan bidang PU serta sistem
perencanaan yang terintegrasi dan sistem pemrograman yang sinkron
(Setjen)


3.5 TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL TATA
RUANG

Direktorat J enderal Tata Ruang (Ditjen Taru) sendiri merupakan bagian dari
Departemen Pekerjaan umum (Gambar 1) serta memiliki visi Terwujudnya
ruang nusantara yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi dari Ditjen Taru adalah sebagai
berikut:
- Memantapkan penyelenggaraan penataan ruang nasional melalui
pelaksanaan kerangka pengembangan strategis sebagai kerangka orientasi
arah pengembangan ruang nasional.
- Menyiapkan , mengembangkan, dan mensosialisasikan Norma, Standar,
Pedoman, dan Manual (NSPM) bidang penataan ruang dalam rangka
meningkatkan kemampuan daerah serta pelaku pembangunan lainnya dalam
penyelenggaraan penataan ruang nasional.
- Mengoperasionalisasikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW
Kabupaten/Kota ke dalam bentuk rencana yang lebih rinci serta dilengkapi
indikasi program strategis.
Laporan Antara III - 14


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

- Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang baik di tingkat
Nasional, provinsi, kabupaten, kota, maupun kawasan melalui penerapan
sanksi dan SPM implementasi yang dituangkan dalam peraturan
perundangan dan perkuatan sistem informasi.
- Memantapkan kelembagaan penataan ruang di tingkat Nasional, daerah, dan
masyarakat dalam operasionalisasi penataan ruang wilayah Nasional,
provinsi, kabupaten, kota, dan kawasan.

Visi dan misi Dirjen Taru diturunkan dari tugas dan fungsi Direktorat J enderal
Penataan Ruang . Dirjen Taru mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penataan ruang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dirjen Taru menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
a. perwujudan tata ruang nasional dan pembinaan perwujudan tata ruang
daerah
b. penjabaran rumusan kebijakan departemen dalam mendukung
sinkronisasi rencana dan pelaksanaan pembangunan di bidang
Pekerjaan Umum berbasis penataan ruang
c. penyiapan rencana terpadu pengembangan infrastruktur jangka
menengah sebagai bahan penyusunan rencana strategis sektor
d. perumusan norma, standar, pedoman, manual, dan kriteria di bidang
penataan ruang
e. penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional dan pulau
f. pemberian pembinaan teknis dan bantuan teknik penataan ruang
wilayah (propinsi, kabupaten/kota, dan kawasan perkotaan dan
perdesaan)
g. penyiapan dukungan pelaksanaan koordinasi penataan ruang secara
nasional
h. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal


Direktorat J enderal Penataan Ruang sendiri terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat J enderal Penataan Ruang
b. Direktorat Penataan Ruang Nasional
c. Direktorat Penataan Ruang Wilayah I
d. Direktorat Penataan Ruang Wilayah II
e. Direktorat Penataan Ruang Wilayah III
Laporan Antara III - 15


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

f. Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV
g. Kelompok J abatan Fungsional
h. Balai Informasi Penataan Ruang
i. Balai Bantuan Teknik Penataan Ruang dan Pengembangan Kawasan
Wilayah I dan II
j. Balai Bantuan Teknik Penataan Ruang dan Pengembangan Kawasan
Wilayah III dan IV

Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Sekretariat Direktorat J enderal mempunyai tugas memberikan pelayanan
teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat J enderal.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat J enderal
menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan administrasi kepegawaian, pengelolaan keuangan, rumah
tangga dan perlengkapan
b. penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan
pembinaan hukum bidang penataan ruang, pelaksanaan hubungan
masyarakat, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan
ketatalaksanaan serta pelaksanaan urusan tata usaha
c. penyusunan rencana, program, administrasi kerjasama luar negeri,
serta penyediaan data dan informasi di bidang pengembangan
penataan ruang
d. analisis dan evaluasi hasil pengawasan dan kegiatan di Direktorat
J enderal

Sekretariat Direktorat J enderal terdiri dari : Bagian Kepegawaian, Organisasi
dan Tatalaksana; Bagian Hukum; Bagian Umum dan Keuangan; Bagian
Program; Kelompok J abatan Fungsional

Direktorat Penataan Ruang Nasional
Direktorat Penataan Ruang Nasional mempunyai tugas melaksanakan
perumusan kebijakan standardisasi, fasilitasi dan sosialisasi, serta evaluasi
penataan ruang nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Penataan Ruang Nasional meneyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan rumusan kebijakan penataan ruang sebagai penjabaran
rencana tata ruang wilayah nasional dan rencana tata ruang pulau
Laporan Antara III - 16


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

b. penyiapan rencana terpadu pengembangan infrastruktur jangka
menengah sebagai bahan penyusunan rencana strategis sektor
c. penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional, pulau, dan
kawasan tertentu
d. penyelenggaraan fasilitasi kerjasama lintas sektor dan koordinasi
penataan ruang nasional
e. penyiapan norma, standar, pedoman, dan manual bidang penataan
ruang untuk propinsi dan kabupaten/kota
f. penyiapan norma, standar, pedoman, dan manual pengembangan
kawasan
g. pengumpulan dan pengolahan data dan informasi penataan ruang
h. pembinaan masyarakat dalam bidang penataan ruang

Direktorat Penataan Ruang Nasional teridiri dari: Sub Direktorat Penataan
Ruang Nasional dan Pulau; Sub Direktorat Kerjasama Lintas Sektor; Sub
Direktorat Pedoman Penataan Ruang; Sub Direktorat Pedoman
Pengembangan Kawasan; Sub Direktorat Informasi dan Bina Masyarakat; Sub
Bagian Tata Usaha; Kelompok J abatan Fungsional.

Direktorat Penataan Ruang Wilayah I
Direktorat Penataan Ruang Wilayah I mempunyai tugas membina perwujudan
rencana tata ruang wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota di Wilayah I
yang meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, J ambi, Bengkulu,
Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Penataan Ruang Wilayah I menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan penataan ruang kawasan tertentu
b. penyelenggaraan pembinaan teknis dan bantuan teknis penataan ruang
daerah propinsi, kabupaten/kota, metropolitan, kawasan perkotaan, dan
kawasan perdesaan
c. penjabaran rencana terpadu pengembangan infrastruktur wilayah ke
dalam indikasi program pembangunan tahunan
d. fasilitasi penyiapan keterpaduan rencana pengembangan infrastruktur
e. fasilitasi pembinaan aspek pemanfaatan ruang di wilayah propinsi,
kabupaten/kota, dan kawasan
f. fasilitasi pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
propinsi, kabupaten/kota, dan kawasan
Laporan Antara III - 17


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

g. fasilitasi pengaturan pemanfaatan ruang
h. penyelenggaraan dan pembinaan promosi investasi kawasan

Direktorat Penataan Ruang Wilayah I terdiri dari: Sub Direktorat Lintas
Wilayah; Sub Direktorat Pengembangan Kawasan; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Propinsi dan Kabupaten; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Perkotaan dan Metropolitan; Sub Direktorat
Pembinaan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Sub Bagian
Tata Usaha; dan Kelompok J abatan Fungsional.

Direktorat Penataan Ruang Wilayah II
Direktorat Penataan Ruang Wilayah II mempunyai tugas membina perwujudan
rencana tata ruang wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota di Wilayah II
yang meliputi Propinsi Metro J akarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi, Propinsi
Banten, J awa Barat, J awa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, J awa Timur,
dan Bali. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Penataan Ruang
Wilayah II menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan penataan ruang kawasan tertentu
b. penyelenggaraan pembinaan teknis dan bantuan teknis penataan ruang
daerah propinsi, kabupaten/kota, metropolitan, kawasan perkotaan, dan
kawasan perdesaan
c. penjabaran rencana terpadu pengembangan infrastruktur wilayah ke
dalam indikasi program pembangunan tahunan
d. fasilitasi penyiapan keterpaduan rencana pengembangan infrastruktur
e. fasilitasi pembinaan aspek pemanfaatan ruang di wilayah propinsi,
kabupaten/kota, dan kawasan
f. fasilitasi pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
propinsi, kabupaten/kota, dan kawasan
g. fasilitasi pengaturan pemanfaatan ruang
h. penyelenggaraan dan pembinaan promosi investasi kawasan

Direktorat Penataan Ruang Wilayah II terdiri dari: Sub Direktorat Lintas
Wilayah; Sub Direktorat Pengembangan Kawasan; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Propinsi dan Kabupaten; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Perkotaan dan Metropolitan; Sub Direktorat
Pembinaan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Sub Bagian
Tata Usaha; dan Kelompok J abatan Fungsional.
Laporan Antara III - 18


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja


Direktorat Penataan Ruang Wilayah III
Direktorat Penataan Ruang Wilayah III mempunyai tugas membina
perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota
di Wilayah III yang meliputi Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Penataan Ruang Wilayah III
menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan penataan ruang kawasan tertentu
b. penyelenggaraan pembinaan teknis dan bantuan teknis penataan ruang
daerah propinsi, kabupaten/kota, metropolitan, kawasan perkotaan, dan
kawasan perdesaan
c. penjabaran rencana terpadu pengembangan infrastruktur wilayah ke
dalam indikasi program pembangunan tahunan
d. fasilitasi penyiapan keterpaduan rencana pengembangan infrastruktur
e. fasilitasi pembinaan aspek pemanfaatan ruang di wilayah propinsi,
kabupaten/kota, dan kawasan
f. fasilitasi pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
propinsi, kabupaten/kota, dan kawasan
g. fasilitasi pengaturan pemanfaatan ruang
h. penyelenggaraan dan pembinaan promosi investasi kawasan

Direktorat Penataan Ruang Wilayah III terdiri dari: Sub Direktorat Lintas
Wilayah; Sub Direktorat Pengembangan Kawasan; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Propinsi dan Kabupaten; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Perkotaan dan Metropolitan; Sub Direktorat
Pembinaan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Sub Bagian
Tata Usaha; dan Kelompok J abatan Fungsional.

Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV
Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV mempunyai tugas membina
perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota
di Wilayah IV yang meliputi Propinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara,
Maluku, Papua, dan Irian J aya Barat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan penataan ruang kawasan tertentu
Laporan Antara III - 19


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

b. penyelenggaraan pembinaan teknis dan bantuan teknis penataan ruang
daerah propinsi, kabupaten/kota, metropolitan, kawasan perkotaan, dan
kawasan perdesaan
c. penjabaran rencana terpadu pengembangan infrastruktur wilayah ke
dalam indikasi program pembangunan tahunan
d. fasilitasi penyiapan keterpaduan rencana pengembangan infrastruktur
e. fasilitasi pembinaan aspek pemanfaatan ruang di wilayah propinsi,
kabupaten/kota, dan kawasan
f. fasilitasi pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
propinsi, kabupaten/kota, dan kawasan
g. fasilitasi pengaturan pemanfaatan ruang
h. penyelenggaraan dan pembinaan promosi investasi kawasan

Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV terdiri dari: Sub Direktorat Lintas
Wilayah; Sub Direktorat Pengembangan Kawasan; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Propinsi dan Kabupaten; Sub Direktorat Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Perkotaan dan Metropolitan; Sub Direktorat
Pembinaan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Sub Bagian
Tata Usaha; dan Kelompok J abatan Fungsional.

Laporan Antara III - 20


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Departemen Pekerjaan Umum

Laporan Antara III - 21


Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja

Laporan Antara III - 22
Gambar 3.2. Tugas Pokok, Fungsi, Visi dan Misi Direktorat Jenderal Tata Ruang
TUGAS POKOK:
merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang
penataan ruang
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
FUNGSI:
a. perwujudan tata ruang nasional dan pembinaan perwujudan tata ruang daerah
b. penjabaran rumusan kebijakan departemen dalam mendukung sinkronisasi rencana
dan pelaksanaan pembangunan di bidang Pekerjaan Umum berbasis penataan ruang
c. penyiapan rencana terpadu pengembangan infrastruktur jangka menengah sebagai
bahan penyusunan rencana strategis sektor
d. perumusan norma, standar, pedoman, manual, dan kriteria di bidang penataan ruang
e. penyelenggaraan penataan ruang wilayah nasional dan pulau
f. pemberian pembinaan teknis dan bantuan teknik penataan ruang wilayah (propinsi,
kabupaten/kota, dan kawasan perkotaan dan perdesaan)
g. penyiapan dukungan pelaksanaan koordinasi penataan ruang secara nasional
h. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal
VISI:
Terwujudnya ruang nusantara yang
nyaman, produktif, dan
berkelanjutan untuk kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat
MISI:
- Memantapkan penyelenggaraan penataan ruang nasional
melalui pelaksanaan kerangka pengembangan strategis sebagai
kerangka orientasi arah pengembangan ruang nasional.
- Menyiapkan , mengembangkan, dan mensosialisasikan Norma,
Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) bidang penataan ruang
dalam rangka meningkatkan kemampuan daerah serta pelaku
pembangunan lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang
nasional.
- Mengoperasionalisasikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi,
dan RTRW Kabupaten/Kota ke dalam bentuk rencana yang lebih
rinci serta dilengkapi indikasi program strategis.
- Meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang baik di
tingkat Nasional, provinsi, kabupaten, kota, maupun kawasan
melalui penerapan sanksi dan SPM implementasi yang
dituangkan dalam peraturan perundangan dan perkuatan sistem
informasi.
- Memantapkan kelembagaan penataan ruang di tingkat
Nasional, daerah, dan masyarakat dalam operasionalisasi
penataan ruang wilayah Nasional, provinsi, kabupaten, kota, dan
kawasan.



Penyusunan Rumusan Program Penataan Ruang Berbasis Kinerja
Tabel III.3
Kelembagaan di Bidang Penataan Ruang
Pusat Daerah
BKTRN Instansi
Lain
Dep.PU, cq
Ditjen
Penataan
Ruang
Provinsi Kabupaten/Kota

Mengkoordinasikan
Penataan Ruang
secara Nasional

Menyiapkan
kebijakan dan
strategi Penataan
Ruang Nasional

Koordinasi
pemanfaatan
ruang lintas
sector
(Bappenas)

Pemanfaatan
Ruang Sektoral :
KLH :
pengelolaan
kualitas
lingkungan
Depdagri :
Pembinaan
Administrasi dan
Kelembagaan
Tata Ruang
Daerah
Kehutanan :
Pemanfaatan
ruang sector
kehutanan
DKP :
pemanfaatan
ruang sector
kelautan
ESDM :
Pemanfaatan
ruang sector
ESDM
Perindustrian :
pemanfaatan
ruang sector
perindustrian
BPN :
penggunaan
tanah
Dephan :
pemanfaatan
ruang
pertahanan
Deptan :
pemanfaatan
ruang sector
pertanian

Perwujudan tata
ruang Nasional dan
pembinaan
perwujudan tata
ruang daerah
Penjabaran
rumusan kebijakan
Dep.dalam
mendukung
sinkronisasi
rencana dan
pelaksanaan
pembangunan di
bidang PU berbasis
penataan ruang.
Penyiapan rencana
terpadu
pengembangan
infrastruktur jangka
menengah sebagai
bahan penyusunan
rencana strategis
sector
Perumusan norma,
standar, prosedur,
manual, dan criteria
di bidang penataan
ruang.
Penyelenggaraan
penataan ruang
wil.Nasional, pulau
dan kaw.tertentu
Pemberian
pembinaan teknis &
bantuan teknis
penataan ruang
wilayah
(prov/kab/kota dan
kaw.perkotaan dan
perdesaan)
Penyiapan
dukungan
pelaksanaan
koordinasi penataan
ruang secara
Nasional


Perencanaan
pada tingkat
Provinsi

Operasionalisasi
pemanfaatan
lintas kabupaten
dan pengelolaan
kawasan tertentu

Pengendalian
dalam bentuk
pengawasan dan
penertiban
pemanfaatan
ruang

Perencanaan tata
Ruang Kab/Kota

Pemanfaatan Ruang
Kab/Kota
(keterpaduan
pelaksanaan
pembangunan)

Mekanisme Perijinan
(investasi)

Pengawasan
(Monitoring &
Evaluasi)

Penertiban (melalui
sanksi)
UU No.24/1992, PP No.47/1997 dan Keppres No.62/2000
UU Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional (UU
25/2004)
UU Sektoral Keppres 62/2000
sebagai Ketua Tim
Teknis RTRWN
UU No.32 tahun 2004

PP No.25 Tahun 2000


Laporan Antara
III - 23

Anda mungkin juga menyukai