Wahyu Dita Saputri, dkk ABSTRAK Saus merupakan bahan pelengkap yang digunakan sebagai tambahan atau untuk mempersedap makanan. Kandungan zat pewarna pada saus adalah Rhodamin B, Metanil Yellow, Ponceau 4R, Azorubine, carmoisine, Food red 3, Azorubin S, Brillantcarmoisin O, Red Acid 14, atau ! 14"#$. Bahaya dari mengonsumsi saus dari pewarna sintetis adalah iritasi lambung, alergi bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker), bersifat mutagen (menyebabkanperubahanfungsisel!aringan), muntah, diare ber"ampur darah, ken"ingber"ampurdarah, kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah, bilamenguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang ta!am . Basilinbrazilin adalah golongan senyawa yang memberi warna merah pada kayu se"ang dengan struktur #$%&'() dalam bentuk kristal berwarna kuning sulfur, larut dalam air dan rasanya manis, akan tetapi !ika teroksidasi akan menghasilkan senyawa brazilein yang berwarna merah ke"oklatan.Karena warnanya yang merah, Brazilin dapat menggantikan zat warna merah sintetis pada saus. Kata kunci * Rhodamin B, Metanil Yellow, Ponceau 4R, Azorubine, carmoisine, Food red 3, Azorubin S, Brillantcarmoisin O, Red Acid 14, Brasilinbrazilin, karsinogenik PENDAHULUAN +opik,topik yang dibahas dalam artikel ini meliputi (&) kandungan zat pewarna sintetis pada saus, (-) bahan yang digunakan untuk membuat saus dari zat pewarna sintetis, (.) bahaya mengonsumsi saus dari zat pewarna sintetis, (') zat pewarna alam yang digunakan sebagai pengganti zat pewarna sintetis pada saus dan "ara mengekstraksi zat tersebut. Kandunan Zat P!"a#na Sint!ti$ %ada Sau$ Saus dengan menggunakan bahan pewarna sintetis sangat berbahaya bagi tubuh karena pewarna sintetis yang terkandung dalam saus terdiri dari zat,zat yang berbahaya 1 seperti /hodamin B, 0etanil 1ellow, 2zorubine, #armoisine, 3ood /ed ., 2zorubin S, Brillant"armoisin (, /ed 2"id &', atau #4 &'5-6. 7at bahaya pertama adalah /hodamin B yang memiliki rumus molekul #-8%.&9-(.#l. /hodamin B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, menghasilkan warna merah dan sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia. 7at bahaya yang kedua adalah 0etanil 1ellow, 0etanil 1ellow !uga merupakan salah satu zat pewama yang tidak diizinkan untuk ditambahkan kedalam bahan makanan. 0etanil 1ellow digunakan sebagai pewarna untuk produk,produk tekstil (pakaian), "at kayu, dan "at lukis. 0etanil !uga biasa di!adikan indikator reaksi netralisasi asam basa. 7at bahaya selan!utnya adalah 2zorubine, "armoisine, 3ood /ed ., 2zorubin S, Brillant "armoisin (, 2sam 0erah &', atau #4 &'5-6, zat,zat ini adalah pewarna makanan sintetis merah dari pewarna kelompok 2zo. 7at,zat ini disebut !uga garam dinatrium. 7at,zat ini biasanya berwarna merah dan digunakan untuk bubuk merah marun. Selain terdapat pada saus, beberapa makanan yang mengandung zat,zat makanan ini adalah roti gulung Swiss, selai, preser:es, yoghurt, !eli, rempah roti, dan "ampuran "heese"ake. 7at ini !uga !uga terdapat dalam (raldene mouthwash. Ba&an 'an Diunakan Untuk (!)*uat Sau$ da#i Zat P!"a#na Sint!ti$ Saus yang beredar di masyarakat saat ini selain kandungan pewarna sintetisnya yang berbahaya, bahan,bahan untuk pembuatannya pun !uga berbahaya. Se!umlah pedagang sayur dan bumbu dapur mengaku "abai, tomat, bawang, dan pepaya yang hampir membusuk masih laku di!ual kepada beberapa industri ke"il sebagai bahan "ampuran membuat saus botol yang banyak di!ual di pasar tradisional. ;edagang senga!a tidak membuang bumbu dan ubi,ubian yang sudah membusuk itu, sebab masih laku untuk diolah kembali men!adi bahan baku pembuatan saus. 2khir,akhir ini !uga banyak diketahui in:estigasi saus yang tidak berlabel ataupun labelnya hanya menggunakan sablon biasa, saus tersebut biasanya terbuat dari bahan pepaya yang hampir busuk dan bukan tomat segar yang kemudian di"ampur dengan bahan pengawet mayat yaitu formalin sehingga awet dan rasanya yang "enderung gurih sebab terbuat dari penyedap kain batik yang sangat tidak aman untuk tubuh. Selain itu saus sambal dari sisa "abe yang sudah tidak segar terkadang ter"ampur ulat atau belatung. 2 Ba&a'a (!n+n$u)$i Sau$ Da#i Zat P!"a#na Sint!ti$ Beberapa bahaya dan efek negatif dari saus yang menggunakan pewarna sintetis adalah dapat menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel!aringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare ber"ampur darah, ken"ing ber"ampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Zat P!"a#na A,a) 'an Diunakan S!*aai P!nanti Zat P!"a#na Sint!ti$ Pada Sau$ dan Ca#a (!n!k$t#ak$i. 7at pewarna dari alam yang digunakan sebagai pengganti zat pewarna sintetis pada saus adalah kayu se"ang. ;ada kayu se"ang terdapat Brazilin %Brazilin merupakan golongan senyawa yang memberi warna merah pada kayu se"ang +eknik ekstraksi pada komponen kimia dalam sel tanaman ialah menggunakan pelarut organik yang akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai ter!adi keseimbangan antara konsentrasi "airan zat aktif di dalam dan di luar sel. ;roses ekstraksi dibagi men!adi -, yaitu &. Berdasarkan temperatur dalam pelaksanaan ekstraksi maka ekstraksi dapat dibedakan men!adi* a) <kstraksi "ara panas* perebusan, infundasi, seduhan, refluks, so=hletasi b) <kstraksi "ara dingin* maserasi, maserasi kinetik, perkolasi -. Berdasarkan hasil yang didapat, ekstraksi dibedakan men!adi* a) <kstraksi e=hausti:e (sampai habis)* perkolasi, so=hletasi b) <kstraksi sampai kesetimbangan* maserasi, perebusan (2goes, -665) Dalam pelaksanaan ekstraksi dengan berdasarkan temperatur dapat digunakan dengan - proses yaitu dengan ekstraksi pada temperatur dingin dan ekstraksi pada temperatur panas. <kstraksi dengan temperatur dingin adalah sebagai berikut * a) 0etode maserasi 0aserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada temperatur ruangan. ;roses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan ter!adi peme"ahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder 3 yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. ;emilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efekti:itas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Se"ara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedangkan kerugiannya antara lain, waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel "ukup lama, "airan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan,bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin. 0odifikasi metode maserasi sebagai berikut * &. 0aserasi dengan mesin pengaduk ;enggunaan mesin pengaduk berputar terus,menerus waktu proses maserasi dapat dipersingkat $,-' !am. -. 0aserasi melingkar 0aserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar "airan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan "ara ini penyari selalu mengalir kembali se"ara berkesinambungan melalui serbuk se"ang dan melarutkan zat aktifnya. ;enyarian zat aktif yang dilakukan dengan "ara merendam serbuk se"ang dalam "airan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari "ahaya, "airan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. 4si sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. >arutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh "airan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). ;eristiwa tersebut berulang sampai ter!adi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian "airan penyari setiap hari. <ndapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. b) 0etode ;erkolasi 4 ;enyarian zat aktif yang dilakukan dengan "ara dimaserasi selama . !am, kemudian dipindahkan ke dalam be!ana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, "airan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk se"ang tersebut, "airan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel,sel serbuk se"ang yang dilalui sampai keadan !enuh. ?erakan ke bawah disebabkan oleh karena gra:itasi, kohesi, dan berat "airan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. ;erkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan. <kstraksi dengan temperatur panas adalah sebagai berikut * a) ;rinsip So=hletasi ;enarikan komponen kimia yang dilakukan dengan "ara serbuk se"ang ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, "airan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola men!adi molekul,molekul "airan penyari yang !atuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam serbuk se"ang dan !ika "airan penyari telah men"apai permukaan sifon, seluruh "airan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga ter!adi sirkulasi. <kstraksi sempurna ditandai bila "airan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda !ika di K>+, atau sirkulasi telah men"apai -6,-) kali. <kstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan. b) ;rinsip /efluks ;enarikan komponen kimia yang dilakukan dengan "ara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama,sama dengan "airan penyari lalu dipanaskan, uap,uap "airan penyari terkondensasi pada kondensor bola men!adi molekul,molekul "airan penyari yang akan turun kembali menu!u labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung se"ara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak . kali setiap .,' !am. 3iltrat yang diperoleh Dari !enis pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi, pelarut harus mempunyai karakteristik sebagai berikut * @ Selekti:itas ;elarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen,komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama pada ekstraksi bahan,bahan alami, sering !uga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama,sama dengan ekstrak yang 5 diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak ter"emar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua. @ Kelarutan ;elarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). @ Kemampuan tidak saling ber"ampur ;ada ekstraksi "air,"air, pelarut tidak boleh (atau hanya se"ara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi. @ Kerapatan +erutama pada ekstraksi "air,"air, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. %al ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pen"ampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya ke"il, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal). @ /eakti:itas ;ada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan se"ara kimia pada komponen A kornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal,hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selekti:itas yang tinggi. Seringkali <kstraksi !uga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan. @ +itik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan "ara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk as"otrop. Ditin!au dari segi ekonomi, akan menguntungkan !ika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti !uga halnya dengan panas penguapan yang rendah). ). %asil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi %asil yang diperoleh dari proses ekstraksi ialah ekstrak kental liBuid kental yang mengandung sari kandungan dari bahan baku tanaman tanpa adanya ampas tanaman. %asil ekstrak liBuid kental di atas dapat dilan!utkan ke proses lebih lan!ut. KESI(PULAN 6 Kandungan zat pewarna pada saus adalah /hodamin B, 0etanil 1ellow, ;on"eau '/, 2zorubine, "armoisine, 3ood /ed ., 2zorubin S, Brillant"armoisin (, /ed 2"id &', atau #4 &'5-6 Bahan,bahan yang digunakan untuk membuat saus dari zat pewarna sintetis adalah "abai, tomat, bawang, pepaya, ubi,ubian yang membusuk Bahaya dari mengonsumsi saus dari pewarna sintetis adalah iritasi lambung, alergi bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker), bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel!aringan), muntah, diare ber"ampur darah, ken"ing ber"ampur darah, kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah, bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang ta!am menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata. +eknik ekstraksi pada komponen kimia dalam sel tanaman ialah menggunakan pelarut organik yang akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai ter!adi keseimbangan antara konsentrasi "airan zat aktif di dalam dan di luar sel DAFTAR RU-UKAN ;utra, Simpati 2nas 2gusta. -6&&% Pembuatan Bubu& Pewarna Ma&anan Alami 'a(u Secan) *aesal+illia sa++an ,inn-. http*repository.ipb.a".idhandle&-.')$58C--$.5, diakses tanggal &' Desember -6&& Wahyuni, Sunarsih +ri. -66.. !denti.i&asi /at 0arna Sintetis 1alam Saos 2omat (an) Beredar di Pasar 3ohar 'ota Semaran)% Dndergraduate thesis, Diponegoro Dni:ersity. http*eprints.undip.a".id&68C$ , diakses tanggal 5 Desember -6&& 7