Anda di halaman 1dari 10

SINDROME KOMPARTEMEN

A. DEFINISI
Syndrome kompartemen merupakan suatu kondisi terjadi peningkatan tekanan
interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen osteofasial yang
tertutup. Sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen
jaringan.
Kompartemen osteofasial merupakan ruangan yang berisi otot, saraf dan
pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia serta otot-otot individual yang
dibungkus oleh epimisium.


Secara anatomi, sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak.
Berdasarkan letaknya komparteman terdiri dari beberapa macam, antara lain:
1. nggota gerak atas
a. !engan atas : "erdapat kompartemen anterior dan posterior
b. !engan ba#ah : "erdapat tiga kompartemen,yaitu: fle$or superficial, fleksor
profundus, dan ekstensor.
%. nggota gerak ba#ah
a. "ungkai atas : "erdapat tiga kompartemen, yaitu: anterior, medial, dan
posterior
b. "ungkai ba#ah
"erdapat empat kompartemen, yaitu: kompartemen anterior, lateral, posterior
superfisial, posterior profundus.
Syndrome kompartemen yang paling sering terjadi adalah pada daerah tungkai
ba#ah &yaitu kompartemen anterior, lateral, posterior superficial, dan posterior
profundus' serta lengan atas &kompartemen volar dan dorsal'.
B. INSIDEN
(i merika, ekstremitas ba#ah distal anterior adalah yang paling banyak
dipelajari untuk sindroma kompartemen. (ianggap sebagai yang kedua paling sering
untuk trauma sekitar %-1%). (ari penelitian *c+ueen &%,,,', sindroma
kompartemen lebih sering didiagnosa pada pria daripada #anita, tapi hal ini memiliki
bias, dimana pria lebih sering mengalami luka trauma. *c+ueen memeriksa 1-.
pasien yang didiagnosis sindroma kompartemen, -/) berhubungan dengan fraktur
dan sebagian adalah fraktur tibia. *enurut +varfordt, sekelompok pasien dengan
nyeri kaki, 1.) pasien dengan sindroma kompartemen anterior. Sindroma
kompartemen ditemukan 1-/) fraktur pada kaki.

C. ETIOLOGI
"erdapat berbagai penyebab dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal yang
kemudian memicu timbulnya sindrom kompartemen, yaitu antara lain:
1. 0enurunan volume kompartemen
Kondisi ini disebabkan oleh:
0enutupan defek fascia
"raksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
%. 0eningkatan tekanan eksternal
Balutan yang terlalu ketat
Berbaring di atas lengan
1ips
2. 0eningkatan tekanan pada struktur komparteman
Beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain:
0endarahan atau "rauma vaskuler
0eningkatan permeabilitas kapiler
0enggunaan otot yang berlebihan
!uka bakar
3perasi
1igitan ular
3bstruksi vena
Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah cedera,
dimana .4 ) kasus terjadi akibat fraktur, dan 5,) darinya terjadi di anggota gerak
ba#ah.
D. PATOFISIOLOGI
0atofisiologi sindrom kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal
normal yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah
kapiler, dan nekrosis jaringan lokal yang disebabkan hipoksia.
"anpa memperhatikan penyebabnya, peningkatan tekanan jaringan
menyebabkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. 0eningkatan tekanan secara
terus menerus menyebabkan tekanan arteriolar intramuskuler ba#ah meninggi. 0ada
titik ini, tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler sehingga menyebabkan
kebocoran ke dalam kompartemen, yang diikuti oleh meningkatnya tekanan dalam
kompartemen.
0enekanan terhadap saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat.
*etsen mempelihatkan bah#a bila terjadi peningkatan intrakompartemen, tekanan
vena meningkat. Setelah itu, aliran darah melalui kapiler akan berhenti. (alam
keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti, Sehingga terjadi hipoksia
jaringan &pale'. 6ika hal ini terus berlanjut, maka terjadi iskemia otot dan nervus, yang
akan menyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut.
"erdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom yaitu,
antara lain:
a. Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemen
b. 7"heori of critical closing pressure.8
9al ini disebabkan oleh diameter pembuluh darah yang kecil dan tekanan
mural arteriol yang tinggi. "ekanan trans mural secara signifikan berbeda & tekanan
arteriol-tekanan jaringan', ini dibutuhkan untuk memelihara patensi aliran darah. Bila
tekanan tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun maka tidak ada
lagi perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini dinamakan dengan tercapainya critical
closing pressure. kibat selanjutnya adalah arteriol akan menutup.
c. "ipisnya dinding vena
Karena dinding vena itu tipis, maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan
vena maka ia akan kolaps. kan tetapi bila kemudian darah mengalir secara kontinyu
dari kapiler maka, tekanan vena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan
sehingga drainase vena terbentuk kembali.
*c+ueen dan :ourt-Bro#n berpendapat bah#a perbedaan tekanan diastolik
dan tekanan kompartemen yang kurang dari 2, mm9g mempunyai korelasi klinis
dengan sindrom kompartemen.
0atogenesis dari sindroma kompartemen kronik telah digambarkan oleh
;eneman. 3tot dapat membesar sekitar %,) selama latihan dan akan menambah
peningkatan sementara dalam tekanan intra kompartemen. Kontraksi otot berulang
dapat meningkatkan tekanan intamuskular pada batas dimana dapat terjadi iskemia
berulang.
Sindroma kompartemen kronik terjadi ketika tekanan antara kontraksi yang
terus < menerus tetap tinggi dan mengganggu aliran darah. Sebagaimana terjadinya
kenaikan tekanan, aliran arteri selama relaksasi otot semakin menurun, dan pasien
akan mengalami kram otot. Kompartemen anterior dan lateral dari tungkai bagian
ba#ah biasanya yang kena.
E. PATOGENESIS
0erkembangan sindroma kompartemen tergantung tidak hanya pada tekanan
intrakompartemen tapi juga tekanan sistemik darah. 0atofisiologi sindroma
kompartemen melibatkan hemostasis jaringan lokal normal yang menyebabkan
peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler dan nekrosis jaringan
lokal akibat hipoksia.
Ketika tekanan dalam kompartemen melebihi tekanan darah dalam kapiler dan
menyebabkan kapiler kolaps, nutrisi tidak dapat mengalir keluar ke sel-sel dan hasil
metabolisme tidak dapat dikeluarkan. 9anya dalam beberapa jam, sel-sel yang tidak
memperoleh makanan akan mengalami kerusakan. 0ertama-tama sel akan mengalami
pembengkakan, kemudian sel akan berhenti melepaskan =at-=at kimia sehingga
menyebabkan terjadi pembengkakan lebih lanjut. 0embengkakan yang terus
bertambah menyebabkan tekanan meningkat.
liran darah yang mele#ati kapiler akan berhenti. (alam keadaan ini
penghantaran oksigen juga akan terhenti. "erjadinya hipoksia menyebabkan sel-sel
akan melepaskan substansi vasoaktif &misal : histamin, serotonin' yang meningkatkan
permeabilitas endotel. (alam kapiler-kapiler terjadi kehilangan cairan sehingga
terjadi peningkatan tekanan jaringan dan memperberat kerusakan disekitar jaringan
dan jaringan otot mengalami nekrosis.
F. MANIFESTASI KLINIS
1ejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan 4 0 yaitu:
1. Pain &nyeri' : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang
terkena, ketika ada trauma langsung. >yeri merupakan gejala dini yang paling
penting. "erutama jika munculnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan
klinik &pada anak-anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia
lebih banyak dari biasanya'. 3tot yang tegang pada kompartemen merupakan
gejala yang spesifik dan sering.
%. Pallor &pucat', diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut.
2. Pulselesness &berkurang atau hilangnya denyut nadi '
.. Parestesia &rasa kesemutan'
4. Paralysis : *erupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang
berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen
sindrom.
Sedangkan pada kompartemen syndrome akan timbul beberapa gejala khas, antara
lain:
1. >yeri yang timbul saat aktivitas, terutama saat olehraga. Biasanya setelah
berlari atau beraktivitas selama %, menit.
%. >yeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat 14-2, menit.
2. "erjadi kelemahan atau atrofi otot.
G. PENEGAKAN DIAGNOSA
Selain melalui gejala dan tanda yang ditimbulkannya, penegakan diagnosa
kompartemen syndrome dilakukan dengan pengukuran tekanan kompartemen.
0engukuran intra kompartemen ini diperlukan pada pasien-pasien yang tidak sadar,
pasien yang tidak kooperatif, seperti anak-anak, pasien yang sulit berkomunikasi dan
pasien-pasien dengan multiple trauma seperti trauma kepala, medulla spinalis atau
trauma saraf perifer.
"ekanan kompartemen normalnya adalah ,. 0erfusi yang tidak adekuat dan
iskemia relative ketika tekanan meningkat antara 1,-2, mm9g dari tekanan diastolic.
"idak ada perfusi yang efektif ketika tekanannya sama dengan tekanan diastoli.
H. PENANGANAN
"ujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi defisit
fungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal, melalui bedah
dekompresi. ?alaupun fasciotomi disepakati sebagai terapi yang terbaik, namun
beberapa hal, seperti timing, masih diperdebatkan. Semua ahli bedah setuju bah#a
adanya disfungsi neuromuskular adalah indikasi mutlak untuk melakukan fasciotomi
0enanganan kompartemen secara umum meliputi:
1. "erapi *edikal@non bedah
0emilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk dugaan
sementara. Berbagai bentuk terapi ini meliputi:
a. *enempatkan kaki setinggi jantung, untuk mempertahankan
ketinggian kompartemen yang minimal, elevasi dihindari karena dapat
menurunkan aliran darah dan akan lebih memperberat iskemia
b. 0ada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di buka dan
pembalut kontriksi dilepas.
c. 0ada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat
menghambat perkembangan sindroma kompartemen
d. *engoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk darah
e. 0ada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan pemakainan manitol
dapat mengurangi tekanan kompartemen. *anitol mereduksi edema
seluler, dengan memproduksi kembali energi seluler yang normal dan
mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari radikal
bebas.
%. "erapi Bedah
Aasciotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen mencapai B 2, mm9g.
"ujuan dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki
perfusi otot.
6ika tekanannya C 2, mm 9g maka tungkai cukup diobservasi dengan cermat
dan diperiksa lagi pada jam-jam berikutnya. Kalau keadaan tungkai membaik,
evaluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terle#ati. kan tetapi jika memburuk
maka segera lakukan fasciotomi. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi
adalah - jam.
"erdapat dua teknik dalam fasciotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi
ganda.Dnsisi ganda pada tungkai ba#ah paling sering digunakan karena lebih aman
dan lebih efektif, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan
resiko kerusakan arteri dan vena peroneal.
I. KOMPLIKASI
Sindrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera,
akan menimbulkan berbagai komplikasi antara lain:
1. >ekrosis pada syaraf dan otot dalam kompartemen
%. Kontraktur volkman, merupakan kerusakan otot yang disebabkan oleh
terlambatnya penanganan sindrom kompartemen sehingga timbul deformitas
pada tangan, jari, dan pergelangan tangan karena adanya trauma pada lengan
ba#ah.
2. "rauma vascular
.. 1agal ginjal akut
4. Sepsis
-. cute respiratory distress syndrome &;(S'

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. >yeri akut bd agen injuri fisik@kimia#i
%. Ketidakepektifan perfusi jaringan perifer bd gangguan aliran darah arteri.
K. PROGNOSIS
Sindroma kompartemen akut cenderung memiliki hasil akhir yang
jelek."oleransi otot untuk terjadinya iskemia adalah . jam. Kerusakan irreversibel
terjadi bila lebih dari 5 jam. 6ika diagnosa terlambat, dapat menyebabkan trauma
saraf dan hilangnya fungsi otot. ?alaupun fasciotomi dilakukan dengan cepat dan
a#al, hampir %,) pasien mengalami defisit motorik dan sensorik yang persisten.

Anda mungkin juga menyukai