Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Kebudayaan Indonesia

Oleh Stefani 42412041



Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak adat-istiadat dan
kebudayaan. Hal tersebut tidak semata-mata terjadi begitu saja, namun ada proses yang
panjang yang membentuk kebudayaan tersebut. Kebudayaan Indonesia telah dibentuk
semenjak zaman prasejarah. Adapun pembagian kebudayaan zaman prasejarah tersebut
dimulai dari Zaman Batu Tua (Palaelitikum), berdasarkan tempat penemuannya, maka
kebudayaan tertua ini lebih dikenal dengan sebutan Kebudayaan Pacitan dan kebudayaan
Ngandong. Kebudayaan Pacitan, ditemukannya sejumlah alat-alat dari batu, yang kemudian
dinamakan kapak genggam, karena bentuknya seperti kapak yang tidak bertangkai. Dalam
ilmu prasejarah alat-alat atau kapak Pacitan ini disebut chopper (alat penetak). Soekmono
mengemukakan bahwa asal kebudayaan Pacitan adalah dari lapisan Trinil, yaitu berasal dari
lapisan pleistosen tengah, yang merupakan lapisan ditemukannya fosil Pithecantropus
Erectus. Sehingga kebudayaan Palaelitikum itu pendukungnya adalah Pithecanthropus
Erectus, yaitu manusia pertama dan manusia tertua yang menjadi penghuni Indonesia.
Sedangkan kebudayaan Ngandong, ditemukannya alat-alat dari tulang bersama kapak
genggam. Alat-alat yang ditemukan dekat Sangiran juga termasuk jenis kebudayaan
Ngandong. Alat-alat tersebut berupa alat-alat kecil yang disebut flakes. Selain di Sangiran
flakes juga ditemukan di Sulawesi Selatan. Berdasarka penelitian, alat-alat tersebut bersalo
dari lapisan pleistosen atas, yang menunjukkan bahwa alat-alat tersebut merupakan hasil
kebudayaan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis (Soekmono, 1958: 30). Dengan
demikian kehidupan manusia Palaelitikum masih dalam tingkatan food gathering, yang
diperkirakan telah mengenal sistem penguburan untuk anggota kelompoknya yang
meninggal.
Yang kedua yaitu Zaman Batu Madya (Mesolitikum). Peninggalan atau bekas
kebudayaan Indonesi zaman Mesolitikum, banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, dan Flores. Kehidupannya masih dari berburu dan menangkap ikan. Tetapi
sebagian besar mereka sudah menetap, sehingga diperkirakan sudah mengenal bercocok
tanam, walaupun masih sangat sederhana. Secara garis besar kebudayaan zaman Mesolitikum
terdiri dari: alat-alat peble yang ditemukan di Kyokkenmoddinger, alat-alat tulang, dan alat-
alat flakes, yang ditemukan di Abris Sous Roche. Kebudayaan zaman Mesolitikum di
Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Tonkin di Hindia Belakang, yaitu di pegunungan
Bacson dan Hoabinh yang merupakan pusat kebudayaan prasejarah Asia Tenggara. Adapun
pendukung dari kebudayaan Mesolitikum adalah Papua Melanesia.
Ketiga, Zaman Batu Muda (Neolitikum). Zaman ini merupakan zaman yang
menunjukkan bahwa manusia pada umumnya sudah mulai maju dan telah mengalami
revolusi kebudayaan. Dengan kehidupannya yang telah menetap, memungkinkan
masyarakatnya telah mengembangkan aspek-aspek kehidupan lainnya. Sehingga dalam
zaman Neolitikum ini terdapat dasar-dasar kehidupan. Berdasarkan alat-alat yang ditemukan
dari peninggalannya dan menjadi corak yang khusus, dapat dibagi kedalam dua golongan,
yaitu: Zaman Logam, dalam prasejarah terdiri dari zaman tembaga, perunggu, dan besi. Di
Asia Tenggara termasuk Indonesia tidak dikenal adanya zaman tembaga, sehingga setelah
zaman Neolitikum, langsung ke zaman perunggu. Adapun kebudayaan Indonesia pada zaman
Logam terdiri dari: Kebudayaan Zaman Perunggu dan Kebudayaan Dongson. Hasil-hasil
kebudayaan perunggu di Indonesia terdiri dari: kapak Corong yang disebut juga kapak
sepatu, karena bagian atasnya berbentuk corong dengan sembirnya belah, dan kedalam
corong itulah dimasukkan tangkai kayunya. Serta nekara, yaitu barang semacam berumbung
yang bagian tengah badannya berpinggang dan di bagian sisi atasnya tertutup, yang terbuat
dari perunggu. Selain itu, benda lainnya adalah benda perhiasan seperti kalung, anting,
gelang, cincin, dan binggel, juga manik-manik yang terbuat dari kaca serta seni menuang
patung. Sedangkan Dongson adalah sebuah tempat di daerah Tonkin Tiongkok yang
dianggap sebagai pusat kebudayaan perunggu Asia Tenggara, oleh sebab itu disebut juga
kebudayaan Dongson. Sebagaimana zaman tembaga, di Indonesia juga tidak terdapat zaman
besi, sehingga zaman logam di Indonesia adalah zaman perunggu.
Keempat, Zaman Batu Besar (Megalitikum). Zaman Megalitikum berkembang pada
zaman logam, namun akarnya terdapat pada zaman Neolitikum. Disebut zaman Megalitikum
karena kebudayaannya menghasilkan bangunan-bangunan batu atau barang-barang batu yang
besar. Peninggalan-peninggalannya yang terpenting adalah; Menhir, yaitu tiang atau tugu
yang didirikan sebagai tanda peringatan terhadap arwa nenek moyang; Dolmen, berbentuk
meja batu yang dipergunakan sebagai tempat meletakkan sesajen yang dipersembahkan untuk
nenek moyang; Sarcopagus, berupa kubur batu yang bentuknya seperti keranda atau lesung
dan mempunyai tutup; Kubur batu, merupakan peti mayat yang terbuat dari batu; Punden
berundak-undak, berupa bangunan pemujaan dari batu yang tersusun bertingkat-tingkat,
sehingga menyerupai tangga; Arca-arca, yaitu patung-patung dari batu yang merupakan arca
nenek moyang. Hasil-hasil kebudayaan Megalitikum di Indonesia mempunyai latar belakang
kepercayaan dan alam pikiran yang berlandaskan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai
sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun
yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: yang pertama Era
Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera
yang terutama mengandalkan perdagangan. Pada era ini munculnya kerajaan-kerajaan serta
perdagangan internasional mengakibatkan banyaknya perubahan kebudayaan di Indonesia.
Kebudayaan indonesia mulai bercampur dengan kebudayaan negara lain khususnya negara di
Asia. Negara-negara tersebut tidak hanya membawa hasil dari kebudayaan mereka tetapi juga
menyebarkan agama di Indonesia. Hal tersebut yang akhirnya mempengaruhi kebudayaan
yang ada di Indonesia pada era ini.
Yang kedua yaitu Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda)
yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar
3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20. Dengan adanya penjajahan
yang dilakukan oleh Belanda, sangat banyak kebudayaan Belanda yang akhirnya masuk
kedalam kebudayaan Indonesia mulai dari agama, teknologi dan politik. Banyak kemajuan
yang bisa dilihat secara positif dari penjajahan Belanda yaitu kemajuan teknologi di
Indonesia. Dampak dari perubahan kebudayaan yang terjadi ini sangat berpengaruh terhadap
negara Indonesia hingga sekarang ini.
Yang ketiga yaitu Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
(1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966) dan Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan
Soeharto (19661998). Semenjak kemerdekaan Indonesia oleh Jepang, Negara Indonesia
mulai belajar untuk bangkit dari keterpurukan. Hal tersebut memberikan dampak yang besar
pada masyarakat Indonesia yang akhirnya berbondong-bondong untuk membangun Indonesia
yang mandiri. Hal ini merubah mind set masyarakat Indonesia yang selama ini menjadi budak
negara lain untuk bisa berdiri sendiri yang akhirnya juga mempengaruhi kebudayaan
Indonesia yang kaku oleh tekanan dari penjajah bisa terbebas. Namun banyak halangan dan
rintangan yang terjadi dalam membangun Indonesia. Banyak orang-orang yang tidak
bertanggung jawab balam mengelola pemerintahan di Indonesia secara semena-mena. Hal ini
mengakibatkan tekanan pada masyarakat oleh pemerintahan.
Yang terakhir yaitu Era Reformasi. Akibat dari orde baru yang menghasilkan pejabat-
pejabat yang tidak bertanggung jawab, rakyat Indonesia pun memberontak dan meminta
kembali penegakan keadilan di Indonesia. Ini membuat perubahan dan perombakan besar-
besaran pada pemerintahan Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai bisa bebas mengutarakan
pendapat kepada pemerintah dan begitu juga sebaliknya, pemerintah (seharusnya) dapat lebih
terbuka kepada masyarakat. Demokrasi mulai terasa pada era ini hingga muncul istilah Dari
Rakyat, Bagi Rakyat, Oleh Rakyat. Mulai dari sinilah negara Indonesia mulai berkembang
bahkan mulai dikenal oleh negara-negara lain tentang keberadaan negara Indonesia. Hal
inilah yang akhirnya mempengaruhi kebudayaan Indonesia yang mulai dilirik oleh negara
lain.
Namun semakin berkembangnya zaman dan munculnya globalisasi, kebudayaan
Indonesia semakin memudar. Banyak kebudayaan barat yang masuk dan menggeser
kebudayaan asli Indonesia. Sehingga pada akhirnya banyak kebudayaan dan warisan budaya
Indonesia yang semakin lama semakin menghilang dan tidak terurus. Namun dibalik hal
tersebut, banyak penelitian tentang kebudayaan Indonesia yang memikat peneliti dari negara
lain untuk berbondong-bodong datang ke Indonesia mengamati dan meneliti budaya
Indonesia yang sangat beragam. Dan selain itu, yang paling disayangkan adalah beberapa
warisan budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain. Hal ini sangat memilukan dan
menjadi pukulan bagi negara Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang pemerintahan dan juga
tokoh-tokoh masyarakat mulai berbondong-bondong membangkitkan lagi rasa cinta kepada
kebudayaan tanah air yang sudah terlupakan. Ini menjadi pelajaran negara Indonesia untuk
tidak melupakan kebudayaan yang asli dan malahan memberikan inspirasi kepada masyarakat
Indonesia untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia di rancah internasional.

Daftar Pustaka:
http://budaya-indonesia.org/
http://auliamaharany.blogspot.com/2013/05/revolusi-kebudayaan.html
http://isidunia.blogspot.com/2012/01/sejarah-indonesia-dari-jaman-
prasejarah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara

Anda mungkin juga menyukai