Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan saat ini. Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
perusahaan di Indonesia secara umum termasuk rendah. Menurut Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar menilai masih banyak
perusahaan yang belum menerapkan program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) dengan baik (Tarwaka, !!").
#umlah klaim #amsostek tahun !$! yang mencapai empat ratus miliar rupiah.
%engajuan klaim #amsostek menunjukan angka kecelakaan kerja masih tinggi,
bahkan cenderung meningkat, baik untuk angka total kasus kecelakaan kerja
maupun biaya yang dikeluarkan untuk klaim tersebut. (&epkes 'I, !$$)
(elama !$!, #amsostek mencatat terjadi kasus kecelakaan kerja sebanyak
)".*$$ kasus dan sebanyak .$)$ tenaga kerja meninggal dunia dari kasus+
kasus kecelakaan tersebut dan ,.,,* orang mengalami cacat permanen.
&iyakini masih banyak kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan, sehingga data
kecelakaan di atas merupakan -enomena ./unung es0 (Muhaimin, !$).
1aporan I12 tahun !!" menyatakan bahwa tiap tahun diperkirakan $, juta
jiwa pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sementara kerugian ekonomi akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja
mencapai 3 persen dari pendapatan perkapita tiap negara. Masih tingginya
angka kecelakaan kerja di Indonesia dipaparkan Menakertrans antara lain
disebabkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran pengusaha dan pekerja
terhadap pentingnya K3.
1
4erdasarkan jenis organ tubuh yang dapat mengalami kelainan akibat
pekerjaan seseorang, maka kulit merupakan organ tubuh yang paling sering
terkena, yakni 5!6 dari jumlah seluruh penderita %enyakit 7kibat Kerja
(%7K). &ari suatu penelitian epidemiologik di luar negeri mengemuka, %7K
dapat berdampak pada hilangnya hari kerja sebesar 56 dari jumlah hari
kerja. (ecara umum, tampaknya hingga kini kelengkapan data %7K masih
menjadi salah satu tantangan, karena %7K acapkali tidak teramati atau tidak
teridenti-ikasi dengan baik akibat banyaknya -aktor yang harus dikaji dalam
memastikan jenis penyakit ini.
1uka bakar atau combustio merupakan cedera yang cukup sering dialami para
pekerja. 1uka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi. 1uka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi. 4iaya yang dibutuhkan untuk
penanganannya pun tinggi.
&i Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. %erawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya cukup mahal,
memerlukan tenaga terlatih dan terampil. 2leh karena itu, kami tertarik
mengambil salah satu kasus kecelakaan kerja berupa luka bakar pada pekerja
bagian mekanik departemen factory untuk menganalisis penyebab kecelakaan
dan solusi untuk ke depannya.
B. Masalah
4ekerja pada bagian mekanik di pabrik %T. 8 selama kurang lebih enam
bulan tentu memiliki -aktor risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. (elama melakukan kegiatan pekerjaan, pasien diberikan alat pelindung
diri berupa helm, sarung tangan, penutup wajah, sepatu boot, baju lengan
panjang dan celana panjang. 9amun, karena kurangnya kesadaran pasien
terhadap pentingnya penerapan prinsip K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) dengan benar, sehingga terjadilah kecelakaan kerja yang berupa
2
terpajannya kulit lengan bawah tangan kanan bagian luar oleh pajanan
percikan api yang merupakan -aktor resiko timbulnya penyakit akibat kerja
pada kasus ini. &ari permasalahan tersebut perlu dilakukan identi-ikasi
terhadap bahaya potensial lain yang mungkin ada sebagai -aktor risiko
penyakit akibat kerja atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.
C. Tujuan
7dapun tujuan pembuatan laporan kasus ini antara lain adalah:
1. Mengidenti-ikasi bahaya potensial lingkungan kerja dan penyakit akibat
kerja yang ditemukan pada pekerja yang bekerja sebagai mekanik di
factory %T. 8.
2. Mencari -aktor resiko yang berperan dalam terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan.
3. Melakukan penegakan diagnosis okupasi.
4. Memberikan saran yang sesuai untuk mencegah terjadi kecelakan yang
sama.
D. Metodologi
$. 7namnesis dan pemeriksaan -isik terhadap pasien
. In;estigasi terhadap pasien dan tempat kejadian
3. %enelusuran kepustakaan
3

Anda mungkin juga menyukai