Anda di halaman 1dari 103

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung

Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA TENTANG MAKANAN
DAN MINUMAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN
MAKANAN (BTM) TERTENTU
DI SMP NEGERI 3 DAN SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN 2009


S K R I P S I



Oleh :

NIM. 051000094
LIA DANIATY










FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA TENTANG MAKANAN
DAN MINUMAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN
MAKANAN (BTM) TERTENTU
DI SMP NEGERI 3 DAN SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN 2009



S K R I P S I

Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat




Oleh :

NIM. 051000094
LIA DANIATY




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA TENTANG MAKANAN
DAN MINUMAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN
MAKANAN (BTM) TERTENTU
DI SMP NEGERI 3 DAN SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 051000094
LIA DANIATY

Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 16 Juni 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima


Tim Penguji:

Ketua Penguji Penguji I



Ir. Evi Naria, M.Kes
NIP. 132 049 787 NIP. 131 655 125
dr. Surya Dharma, MPH


Penguji II Penguji III



Ir. Indra Chahaya S, M.Si
NIP. 132 058 731 NIP. 132 206 389
dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes

Medan, 16 Juni 2009
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan,



NIP. 131 124 053
dr. Ria Masniari Lubis, Msi

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


ABSTRAK

Anak-anak khususnya anak sekolah lebih menyukai makanan dan minuman
jajanan yang rasanya manis dan enak serta warna dan bentuknya menarik. Jajanan
tersebut umumnya mengandung bahan tambahan makanan. Penggunaan BTM yang
berlebihan bahkan yang dilarang akan berbahaya bagi orang yang mengkonsumsinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan
siswa SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai terhadap makanan dan minuman
jajanan yang mengandung BTM tertentu yaitu pengawet, pemanis, pewarna,
penyedap rasa dan aroma. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada
95 responden yang dipilih dengan teknik random sampling dan penyajian hasil dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden SMP Negeri 3
Binjai lebih banyak pada kategori sedang (50,79%) sedangkan responden SMA
Negeri 1 Binjai lebih banyak pada kategori baik (59,38%). Sikap responden SMP
Negeri 3 Binjai secara umum berada pada kategori sedang (53,57%) sedangkan
responden SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak pada kategori baik (72,73%).
Sementara itu, tidak ada responden yang memiliki tindakan dalam kategori baik,
secara umum tindakan responden dari kedua sekolah berada pada kategori sedang
yakni masing-masing sebanyak 63,49% dan 62,50%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap
responden SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak dalam kategori baik daripada SMP
Negeri 3 Binjai, tetapi secara umum tindakan sama-sama berada pada kategori
sedang. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar bermitra
dengan puskesmas dan Balai POM untuk memberi informasi tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung BTM beserta bahayanya kepada siswa. Selain itu
diharapkan pada siswa agar lebih selektif dalam memilih jajanan yang akan
dikonsumsi.


Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, BTM, Jajanan.














Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



iii
ABSTRACT

Children, especially students prefer food and drink which have sweet and
delicious taste, also interesting colour and shape. Those meals usually contain food
additive. The misuse of food additive is dangerous for people who consume it.
The propose of this research is to understand knowledge, attitude and
behavior of students at SMP Negeri 3 and SMA Negeri 1 Binjai about food and
drinks which contain certain food additive (preservative, sweetener, coloring agent,
and flavour). The research was carried out by giving questionnaire to 95 respondents
which were chosen by random sampling technique and the data result is showed in
distribution of frequency table.
The result showed that the knowledge of respondents at SMP Negeri 3 Binjai
was more in moderate category (50,79%), while respondents at SMA Negeri 1 Binjai
was more in good category (59,38%). The attitude of respondents at SMP Negeri 3
Binjai was more in moderate category (53,57%), while at SMA Negeri 1 Binjai was
more in good category (72,73%). Otherwise, theres no respondent had behavior in
good category, generally behavior of respondents at SMP Negeri 3 and SMA Negeri
1 Binjai were generally in moderate category, those were 63,19% and 62,50%.
Based on the result, can be conclude that knowledge and attitude of students
at SMA Negeri 1 Binjai are more in good category than SMP Negeri 3 Binjai, but the
behavior of both students were in moderate category. So, it is suggested that schools
make relation with Puskesmas and Balai POM in order to give information about
food and drinks that contain food additive, also the danger of using it. Moreover all
students are expected to be more selective in choosing food and drinks to consume.

Key words : knowledge, attitude, behavior, food additive, food and drinks.



















Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama : Lia Daniaty
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai. 16 Februari 1987
Agama : I s l a m
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Bersaudara : 3 (tiga) Orang
Alamat Rumah : J l. Danau Laut Tawar No. 59 Km. 18,3
Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai
Sumatera Utara 20735

Riwayat Pendidikan
Tahun 1993 1999 : SD Harapan I Binjai
Tahun 1999 2002 : SLTP Negeri 3 Binjai
Tahun 2002 2005 : SMA Negeri 1 Binjai
Tahun 2005 2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU














Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri
1 Binjai. Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di
FKM USU.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Ria Masniari Lubis, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
2. Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu, dan fikiran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, serta
saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
3. dr. Surya Dharma, MPH, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu, dan fikiran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, serta
saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



vi
4. Ir. Indra Chahaya S, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan
sekaligus dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk
kesempurnaan skripsi ini.
5. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya
dr. Taufik Ashar, MKM, yang telah memberi masukan kepada penulis, serta
K Dian yang telah banyak membantu.
8. Teristimewa kepada Orangtua tercinta, Ibunda Sartik dan Ayahanda Bahari
yang mencurahkan kasih sayang, mendoakan, dan memenuhi kebutuhan
penulis selama ini, abang-abang penulis Baharuddin dan Irwan Syah Putra dan
adik sepupuku Indah serta seluruh keluarga besar atas doa, motivasi dan
semangat yang diberikan.
9. Kepala SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai yang telah memberi ijin dalam
melakukan penelitian serta Bpk. Sofyan dan Bu Aini di SMP Negeri 3, Bpk.
Usman dan Bpk. Suardi di SMA Negeri 1 yang telah membantu kelancaran
penelitian ini.
10. Rekan-rekan di Peminatan Kesling, khususnya KIsra, Nina, Inur, Dian, Eka,
Yanti, serta seluruh teman di FKM USU yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



vii
11. Orang yang menjadi motivasi penulis selama ini khususnya BRoni dan
KAtika.
12. Semua sahabatku, khususnya Dytia, Eka Chandra, Wawan, Ayu, Ade P., atas
bantuan, dukungan, doa, semangat serta kebersamaan selama ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Atas perhatiannya
penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Medan, Juni 2009

Penulis



























Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



viii





Daftar Isi


Halaman Persetujuan ................................................................................................... i
Abstrak ........................................................................................................................ ii
Abstract ....................................................................................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................................. iv
Kata Pengantar ............................................................................................................. v
Daftar Isi ...................................................................................................................... vii
Daftar Tabel ................................................................................................................. ix
Daftar Lampiran ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7
2.1 Makanan dan Kesehatan .......................................................................... 7
2.2 Kebiasaan Makan .................................................................................... 8
2.2.1 Kebiasaan Makan yang Baik ........................................................ 8
2.2.2 Kebiasaan Makan yang Kurang Baik ............................................ 8
2.3 Bahan Tambahan Makanan ...................................................................... 9
2.3.1 Defenisi Bahan Tambahan Makanan ............................................ 9
2.3.2 Sifat, Kategori dan Fungsi Bahan Tambahan Makanan ................. 10
2.4 Bahan Tambahan Makanan yang Diizinkan dan yang Tidak Diizinkan .... 13
2.5 Bahan Tambahan Makanan yang Sering Digunakan ................................. 14
2.6 Makanan Jajanan ..................................................................................... 18
2.7 Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Makanan .............................................. 19
2.8 Sekolah dan Remaja ................................................................................ 20
2.9 Perilaku ................................................................................................... 23
2.9.1 Defenisi Perilaku .......................................................................... 23
2.9.2 Pengetahuan ................................................................................. 24
2.9.3 Sikap ............................................................................................ 25
2.9.4 Tindakan ...................................................................................... 26
2.10 Kerangka Konsep .................................................................................... 28

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



ix

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 29
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 29
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 29
3.3.1 Populasi ....................................................................................... 29
3.3.2 Sampel ......................................................................................... 29
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 32
3.4.1 Data Primer .................................................................................. 32
3.4.2 Data Sekunder .............................................................................. 32
3.5 Defenisi Operasional ............................................................................... 33
3.6 Aspek Pengukuran ................................................................................... 33
3.7 Analisa Data ............................................................................................ 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 36
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 36
4.2 Karakteristik Responden .......................................................................... 37
4.3 Sumber Informasi .................................................................................... 41
4.4 Pengetahuan ............................................................................................ 43
4.5 Sikap ....................................................................................................... 51
4.6 Tindakan .................................................................................................. 55

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................ 60
5.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 60
5.2 Pengetahuan ............................................................................................ 62
5.3 Sikap ....................................................................................................... 64
5.4 Tindakan .................................................................................................. 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 71
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 71
6.2 Saran ....................................................................................................... 72

Daftar Pustaka
Lampiran











Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



x






Daftar Tabel

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan
Pekerjaan Orangtua di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ... 38

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Sebelum Berangkat
Sekolah dan Membawa Bekal dari Rumah di SMP Negeri 3 dan
SMA Negeri 1 Binjai .................................................................... 39

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uang J ajan yang Diterima per
Hari di SMP Negeri 3 Binjai ......................................................... 40

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Uang J ajan yang Diterima per
Hari di SMA Negeri 1 Binjai ........................................................ 41

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak Pernahnya
Mendengar Informasi Tentang Makanan dan Minuman Jajanan
yang Mengandung BTM di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai ............................................................................................ 42

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung BTM di SMP
Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ............................................... 42

Tabel 4.7. Gambaran Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 Binjai
Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan Tertentu ............................................. 44

Tabel 4.8. Gambaran Pengetahuan Responden SMA Negeri 1 Binjai
Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan Tertentu ............................................. 46

Tabel 4.9. Kategori Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 dan SMA
Negeri 1 Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang
Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ........................ 48


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



xi
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan
Pengetahuan Responden di SMP Negeri 3 Binjai .......................... 49

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan
Pengetahuan Responden di SMA Negeri 1 Binjai ......................... 50

Tabel 4.12. Gambaran Sikap Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu ........................................................ 51

Tabel 4.13. Gambaran Sikap Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu ........................................................ 52

Tabel 4.14. Kategori Sikap Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang
Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ........................ 53

Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan Sikap
Responden di SMP Negeri 3 Binjai ............................................... 54

Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan Sikap
Responden di SMA Negeri 1 Binjai .............................................. 54

Tabel 4.17. Gambaran Tindakan Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu ........................................................ 55

Tabel 4.18. Gambaran Tindakan Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu ........................................................ 56

Tabel 4.19. Gambaran Tindakan Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri
1 Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang
Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ........................ 57

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan
Tindakan Responden di SMP Negeri 3 Binjai ............................... 58

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan
Tindakan Responden di SMA Negeri 1 Binjai ............................... 58


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



xii
Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan dan Minuman
Jajanan yang Dikonsumsi di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai ............................................................................................ 59






Daftar Lampiran


Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa
Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan (BTM) Tertentu.

Lampiran 2. Master Data.

Lampiran 3. Surat permohonan izin penelitian di SMP Negeri 3 dan SMA negeri 1
Binjai kepada Kepala Badan Kesbang dan Linmas Kota Binjai dan
Kepala Bappeda Kota Binjai.

Lampiran 4. Surat Rekomendasi Penelitian di SMP Negeri 3 dan SMA negeri 1
Binjai dari Badan Kesbang dan Linmas Kota Binjai.

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian di SMP Negeri 3 dan SMA negeri 1 Binjai dari
Bappeda Kota Binjai.

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMA Negeri 1 Binjai.

Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMP Negeri 3 Binjai.













Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



xiii











Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen
kualitas manusia, agar dapat hidup dengan baik dan sehat, manusia memerlukan
makanan yang harus dikonsumsi setiap hari. Dalam hal ini mutu makanan tentu besar
sekali peranannya (Winarno, 1993).
Makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat gizi untuk mendukung
hidup manusia. Tetapi makanan juga dapat menjadi wahana bagi unsur pengganggu
kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Makanan yang baik harus
bermutu dan aman dikonsumsi. Mutu pangan menurut UU No. 7 Tahun 1996 tentang
pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan
gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman
(Vepriati, 2007).
Secara umum makanan yang disukai adalah makanan yang memenuhi selera
atau citarasa/inderawi, yaitu dalam hal rupa, warna, bau, rasa, suhu, dan tekstur.
(Almatsier, 2001). Agar makanan tampak lebih menarik, citarasa yang baik dan tahan
lama biasanya diberi zat tambahan makanan. Zat tambahan makanan tidak berfungsi
sebagai makanan tapi sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk menghasilkan
suatu komponen atau sifat khas makanan tersebut (Sinaga, 1993).


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



2
Jajan (membeli makanan-minuman jadi) banyak dilakukan orang Indonesia.
Data SUSENAS memperlihatkan selama tahun 1999-2004 sekitar 80 persen rumah
tangga di Indonesia mengaku jajan. Bahkan selama kurun waktu itu presentase
pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk jajan, meningkat dari 10,9 % pada
tahun 1999 menjadi 12,4% pada tahun 2004 (Vepriati, 2007).
Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan waktunya di
sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta menemukan bahwa uang jajan anak sekolah
rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2.000 Rp 4.000 per hari. Bahkan ada yang
mencapai Rp 7.000. Hanya sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari
rumah. Karenanya mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki lima dan
mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut (Februhartanti, 2004).
Dalam memilih makanan, remaja memasuki tahap independensi, yaitu
kebebasan dalam memilih makanan apa saja yang disukainya, bahkan tidak berselera
lagi makan bersama keluarga di rumah. Aktivitas fisik yang banyak dilakukan di luar
rumah, membuat seorang remaja sering dipengaruhi rekan sebayanya. Pemilihan
makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi makanan tersebut melainkan
sekadar bersosialisasi untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan status
(Khomsan, 2003).
Pengawasan Obat dan Makanan (POM), menyatakan bahwa sebagian
makanan jajanan anak sekolah mengandung bahan kimia berbahaya. Dari 163 sampel
jajanan anak yang diuji di 10 provinsi pada tahun 2003, sebanyak 80 sampel atau 50
persennya tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan. Kebanyakan jajanan yang

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



3
bermasalah itu mengandung boraks, formalin, zat pengawet, zat pewarna berbahaya,
serta tidak mengandung garam beryodium (Evy, 2008).
Berdasarkan survei badan POM tahun 2004 terhadap sampel jajanan yang
diambil dari seluruh provinsi terdapat 64% sampel yang tidak memenuhi syarat yakni
diantaranya mengandung rhodamin B, boraks, natrium benzoat, dan mikroba
patogen. Contoh sampel yang mengandung rhodamin B berdasarkan survei tersebut
adalah es (53%), kerupuk (14%), sirop (13%), kembang gula (8%), kue (8%), cendol,
agar-agar, dawet, dan saus masing-masing 1%. Lalu yang mengandung boraks adalah
kue (33%), pentol (22%), kerupuk (11%), pempek (11%), tempe goreng (7%),
bakwan (4%), cilok (4%), tahu isi (4%), dan snack (4%) (Tyo, 2006).
Berikutnya pada bulan November 2005, Badan POM menguji makanan
jajanan pada 195 sekolah dasar di 18 provinsi. Dari sampel yang diuji yakni es
sirop/es cendol, minuman ringan/sirop/limun, kue, makanan gorengan, kerupuk dan
saus mengandung rhodamin B (Yulianti, 2007).
Sementara sepanjang tahun 2007 Badan POM beserta ke-26 Balai POM di
seluruh provinsi kembali melakukan survei, dari 2000 makanan yang disurvei di
lingkungan sekolah, 45% tercemar bahaya pangan yakni formalin, boraks dan
pewarna tekstil. Wujud fisik makanan berbahaya yang ditemukan di sekolah
umumnya berbentuk jeli, sirop, kerupuk dan makanan ringan (Evy, 2008).
Dari hasil penelitian terhadap perilaku siswa SD di kecamatan Medan Denai
tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan
diperoleh bahwa 77,78% siswa memiliki tingkat pengetahuan baik, 62,96% siswa

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



4
memiliki sikap dalam kategori sedang dan 83,97% siswa dengan tindakan dalam
kategori sedang (Sitorus, 2008).
SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai terletak di pusat kota sehingga akses
terhadap makanan jajanan sangat mudah. Dari survei awal yang dilakukan pada
kedua sekolah tersebut, di lingkungan sekolahnya beberapa pedagang yang menjual
beraneka ragam makanan dan minuman jajanan antara lain bakso dan saus, mie
goreng, mie sop/mie bakso, permen, makanan kemasan (snack), makanan gorengan,
minuman kemasan, dan es sirop. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik
untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa tentang
makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah
Makanan dan minuman jajanan yang dijual, banyak mengandung bahan
tambahan yang dilarang atau yang diizinkan namun dengan dosis yang melebihi
batas. Makanan dan minuman ini dapat membahayakan kesehatan terutama anak-
anak yang mengkonsumsinya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan
penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu di SMP
Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai.




Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



5

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku siswa tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu di SMP Negeri 3 dan SMA
Negeri 1 Binjai.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.
2. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.
3. Untuk mengetahui sikap siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.
4. Untuk mengetahui sikap siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.
5. Untuk mengetahui tindakan siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.
6. Untuk mengetahui tindakan siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



6
7. Untuk mengetahui gambaran perilaku siswa SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan
makanan tertentu.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberi bahan masukan kepada Balai POM untuk mengadakan pengawasan
terhadap makanan dan minuman jajanan sebelum dijual khususnya di lingkungan
sekolah.
2. Memberikan bahan masukan bagi guru-guru dan orang tua siswa untuk lebih
mengawasi dan mengarahkan anak-anak dalam memilih makanan dan minuman
jajanan.
3. Memberi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti.
4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.










Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



7






Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan dan Kesehatan
Setiap manusia yang ingin terus hidup dan sehat perlu makanan untuk
dikonsumsi. Setiap hari minimal 45 jenis zat gizi harus dimasukkan ke dalam tubuh
manusia melalui makanan. Kekurangan satu atau lebih zat-zat tersebut dapat
menyebabkan manusia sakit dan bahkan mati (Winarno, 1993).
Sesuai dengan wujudnya, makanan adalah hasil dari proses pengolahan dari
suatu bahan. Sedang bahan makanan tersebut dapat diperoleh dari hasil pertanian,
perkebunan, perikanan dan adanya teknologi (Moertjipto, 1993). Yang dimaksud
dengan makanan dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang dapat
dipergunakan untuk proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan
memperoleh tenaga bagi kesehatan sel (Irianto, 2004).
Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,
mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan
makanannya) untuk :
a. Memelihara proses dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama bagi
mereka yang masih dalam proses pertumbuhan ;
b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari (Kartasapoetra,
2008).



Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



8
Fungsi makanan bagi tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Sebagai bahan penghasil energi yang berguna untuk segala kegiatan hidup,
2. Sebagai bahan pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel
tubuh yang rusak, dan
3. Sebagai bahan pelindung dan pengatur kerja fisiologis tubuh agar tetap
lancar dan teratur.

2.2 Kebiasaan Makan
2.2.1 Kebiasaan Makan yang Baik
Kebiasaan makan yang baik, selain mencerdaskan seseorang juga
meningkatkan kondisi tubuh dan memperoleh gairah atau semangat kerja yang tinggi.
Yang dimaksud kebiasaan makan yang baik adalah :
1. menyukai makanan yang bergizi
2. waktu makan yang teratur
3. menghindari makanan yang merugikan kesehatan
4. berusaha supaya suasana makan selalu tenang
2.2.2 Kebiasaan Makan yang Kurang Baik
1. suka jajan
2. hanya menyukai makanan tertentu
3. makan tidak teratur
4. makan yang berlebihan (Maryati, 2000).


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



9

2.3 Bahan Tambahan Makanan
2.3.1 Defenisi Bahan Tambahan Makanan
FAO dan WHO dalam kongresnya di Roma pada tahun 1956 menetapkan
defenisi food additive (bahan tambahan makanan) sebagai bahan-bahan yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit yaitu untuk
memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur atau memperpanjang masa simpan
(Winarno, 1980).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan (BTM) disebutkan bahwa bahan tambahan
makanan adalah bahan yang tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan dan tidak
merupakan bahan baku pangan, dan penambahannya kedalam pangan ditujukan untuk
mengubah sifat-sifat makanan.
Keberadaan bahan tambahan makanan adalah untuk membuat makanan
tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna.
Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya sungguh
menakjubkan. Bahan tambahan makanan ternyata sudah lama digunakan dalam
pengawetan makanan. Orang Romawi kuno menggunakan garam untuk mengawetkan
daging, dan sulfur untuk mencegah terjadinya oksidasi pada minuman anggur
(Khomsan, 2003).
Sejak pertengahan abad ke-20 peranan bahan tambahan makanan khususnya
bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



10
produksi bahan tambahan pangan sintetis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam
bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relatif murah
akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti
meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu. Saat ini hampir semua
jenis makanan dan minuman yang diproses baik dari pabrik, restoran-restoran,
maupun industri rumah tangga menggunakan bahan tambahan makanan untuk
meningkatkan kepuasan konsumen (Cahyadi, 2008).

2.3.2 Sifat, Kategori dan Fungsi Bahan Tambahan Makanan
A. Sifat Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut : dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak
mengurangi zat-zat essensial di dalam makanan, dapat mempertahankan atau
memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen tetapi tidak merupakan
suatu penipuan (Winarno, 1980).

B. Kategori Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak.
Menurut ketentuan yang ditetapkan, ada beberapa kategori bahan tambahan makanan.
Pertama, bahan tambahan makanan yang bersifat aman, dengan dosis yang tidak
dibatasi, misalnya pati. Kedua, bahan tambahan makanan yang digunakan dengan
dosis tertentu, dan dengan demikian dosis maksimum penggunaannya juga telah

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



11
ditetapkan. Ketiga, bahan tambahan yang aman dan dalam dosis yang tepat, serta
telah mendapat izin beredar dari instansi yang berwenang, misalnya zat pewarna yang
sudah dilengkapi sertifikat aman (Yuliarti, 2007).
Pada umumnya bahan tambahan makanan dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu sebagai berikut :
1. Bahan tambahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dengan
mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat
mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai
contoh pengawet, pewarna, dan pengeras.
2. Bahan tambahan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak
mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik
dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses
produksi, pengolahan, dan pengemasan (Cahyadi, 2008).

C. Fungsi Bahan Tambahan Makanan
Fungsi bahan tambahan makanan dapat dikelompokkan menjadi empat yakni :
1. Meningkatkan nilai nutrisi makanan
Walaupun dalam diet yang tidak seimbang, kita cenderung mengkonsumsi
karbohidrat, protein, lemak dan air yang cukup untuk menjaga kesehatan.
Vitamin dan mineral hanya sedikit terdapat dalam makanan dan kadang tidak
mencukupi bahkan sama sekali tidak ada. Oleh karena itu penambahan bahan

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



12
tambahan makanan perlu untuk menjamin nutrisi penting ada dalam diet dengan
jumlah yang cukup.



2. Mengawetkan dan melindungi makanan
Kualitas semua makanan yang dibiarkan akan cepat menurun dan mengalami
perubahan seperti pembusukan. Untuk mencegahnya maka digunakan bahan
tambahan makanan.
3. Membantu produksi makanan
Fungsi ketiga adalah membantu dalam produksi makanan. Fungsi zat ini kurang
penting dalam kesehatan masyarakat secara umum dibanding dua fungsi
sebelumnya, tapi tetap memegang peranan penting dalam menjamin bahan
makanan kita diproses secara efisien. Contohnya emulsifier dan pengatur
keasaman.
4. Memodifikasi persepsi terhadap makanan
Bahan tambahan makanan dapat mengganti persepsi kita terhadap produk akhir
dan umumnya memiliki efek seperti kosmetik yang dikenal sebagai pengubah
sensoris. Contohnya pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemanis, dan lain-lain.
Alasan dalam penggunaannya yakni masalah ekonomi dan keinginan
masyarakat itu sendiri. Beberapa makanan tidak akan diterima masyarakat
dalam bentuk yang belum dimodifikasi, bahan tambahan makanan ini akan

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



13
membuat makanan tersebut lebih menggugah selera dan membuatnya seperti
produk-produk berkualitas (Hughes, 1987).




2.4 Bahan Tambahan Makanan Yang Diizinkan dan Yang Tidak Diizinkan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
bahan tambahan makanan yang diizinkan diantaranya sebagai berikut :
1. Antioksidan (Antioxidant)
2. Antikempal (Anticaking Agent)
3. Pengatur keasaman (Acidity Regulator)
4. Pemanis buatan (Artificial Sweetener)
5. Pemutih dan pematang tepung (Flour Treatment Agent)
6. Pengemulsi, pemantap, dan pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
7. Pengawet (Preservative)
8. Pengeras (Firming Agent)
9. Pewarna (Colour)
10. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
11. Sekuestran (Sequestrant)
Sementara bahan tambahan makanan yang dilarang digunakan dalam
makanan, menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, sebagai berikut :

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



14
1. Natrium tetraborat (Boraks)
2. Formalin (Formaldehyd)
3. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils)
4. Kloramfenikol (Chlorampenicol)
5. Kalium klorat (Pottasium Chlorate)
6. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC)
7. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
8. P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl uera)
9. Asam salisilat dan garamnya (Salicylyc Acid and its salt)
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1168/Menkes/PER/X/1999, selain bahan tambahan di atas masih ada tambahan kimia
yang dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyi yellow (pewarna
kuning), dulsin (pemanis sintetis), dan kalsium bromat (pengeras).

2.5 Bahan Tambahan Makanan yang Sering Digunakan
Bahan tambahan makanan yang sering digunakan khususnya pada makanan
dan minuman jajanan antara lain pengawet, pewarna, pemanis, dan penyedap rasa dan
aroma.
1. Pengawet
Bahan pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat
fermentasi, penguraian, atau pengasaman yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



15
pengawet dipergunakan untuk mengawetkan makanan atau memberikan kesan segar
pada makanan (Irianto, 2006).
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang
bersifat patogen yang menyebabkan keracunan maupun nonpatogen yang
menyebabkan kerusakan bahan makanan seperti pembusukan. Namun dari sisi lain,
bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang apabila pemakaiannya
berlebihan kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi orang yang
mengkonsumsi baik langsung misalnya keracunan maupun tidak langsung atau
kumulatif misalnya kanker (Cahyadi, 2008).
Makanan yang menggunakan pengawet yang tepat (menggunakan pengawet
yang dinyatakan aman) dengan dosis di bawah ambang batas yang ditentukan
tidaklah berbahaya bagi konsumen. Kasus yang terjadi selama ini bahwa sejumlah
produsen nakal menggunakan pengawet yang ditujukan untuk tekstil, plastik, bahkan
pengawet mayat. Bahan-bahan pengawet tersebut yang paling sering digunakan
adalah formalin dan boraks (Yuliarti, 2007).
Formalin biasanya digunakan sebagai pengawet mayat. Tapi dalam beberapa
makanan seperti mie basah, tahu, ikan asin, bakso, dan permen ditemukan adanya
formalin. Sementara boraks yang biasanya digunakan sebagai fungisida, herbisida
dan insektisida, meskipun bukan pengawet makanan sering pula digunakan sebagai
pengawet dan pengenyal makanan antara lain bakso, lontong, mie, kerupuk dan
berbagai makanan tradisional seperti alen-alen. Ciri-ciri bakso yang mengandung

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



16
formalin dan boraks yakni sangat kenyal, warna lebih putih dan akan menjadi abu-
abu tua jika ditambahkan obat bakso berlebihan (Yuliarti, 2007).

2. Pewarna
Zat pewarna ditambahkan ke dalam makanan bertujuan untuk menarik selera
dan keinginan konsumen. Zat-zat pewarna alam yang sering digunakan misalnya
kunyit dan daun pandan. Dibandingkan dengan pewarna alami maka bahan pewarna
buatan mempunyai banyak kelebihan yaitu dalam hal aneka ragam warnanya,
keseragaman warna, kestabilan warna, dan penyimpanannya lebih mudah serta lebih
tahan lama (Winarno, 1980).
Hampir setiap makanan olahan telah dicampur dengan pewarna sintetis mulai
dari jajanan anak-anak, kerupuk, tahu, terasi bahkan buah dingin termasuk mangga.
J ika penggunaan bahan-bahan sintetis tersebut secara terus menerus dan melebihi dari
kadar yang sudah ditentukan, maka akan terakumulasi dalam tubuh yang akhirnya
akan merusak jaringan atau organ tubuh seperti hati dan ginjal. Bahan-bahan sintetis
ini tidak saja menganggu kesehatan jika terakumulasi, tetapi juga dapat menyebabkan
nilai gizi pada makanan tertentu berkurang (Irianto, 2008).
Dalam memilih makanan sebaiknya hindari makanan dengan warna merah,
kuning, dan hijau maupun warna-warna lain yang terlihat ngejreng, karena tidak
menutup kemungkinan warna yang terlalu mencolok tersebut berasal dari bahan
pewarna nonmakanan seperti pewarna tekstil yang sangat berbahaya bagi kesehatan
(Yuliarti, 2007).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



17

3. Pemanis
Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis
karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih
tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya
penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat. Rasa manis yang
dirasakan dari pemanis sintetis biasanya menimbulkan rasa ikutan pahit yang semakin
terasa dengan bertambahnya bahan pemanis ini (Cahyadi, 2008).
Dalam kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sakarin dan siklamat maupun
campuran keduanya sering ditambahkan ke dalam berbagai jenis jajanan anak-anak
seperti makanan ringan (snack), cendol, limun, makanan tradisional dan sirop
(Yuliarti, 2007).

4. Penyedap rasa dan aroma
Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 penyedap rasa dan aroma
didefenisikan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah
atau mempertegas rasa dan aroma. Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi
sehingga dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih
menarik. Sifat utama pada penyedap adalah memberi ciri khusus suatu makanan
seperti flavor jeruk manis, jeruk nipis, lemon dan sebagainya (Cahyadi, 2008).
Monosodium Glutamat (MSG) adalah salah satu penyedap sintetis yang
merupakan senyawa kimia yang dapat memperkuat atau memodifikasi rasa makanan

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



18
sehingga makanan tersebut terasa lebih gurih dan nikmat. Tetapi bila dibandingkan,
rasa bumbu alami tentu lebih nikmat dan segar dibandingkan MSG yang meskipun
sangat gurih kadang meninggalkan rasa pahit atau rasa tidak enak di mulut. MSG
dapat memicu reaksi alergi seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah di kulit, keluhan
mual, muntah, sakit kepala dan migren. Dalam jumlah tertentu MSG masih dianggap
aman. Namun demikian, untuk kesehatan konsumen, sebagai antisipasi adanya efek
buruk yang mungkin terjadi bila mengkonsumsi dalam jumlah besar, penggunaannya
harus dibatasi. Beberapa negara industri dan maju menetapkan konsumsi MSG yang
masih bisa ditoleransi sebesar 0,3-1 gram per hari (Yuliarti, 2007).
2.6 Makanan Jajanan
Dimaksud dengan makanan jajanan ialah jenis-jenis masakan yang dimakan
sepanjang hari, tidak terbatas pada waktu, tempat dan jumlah yang dimakan. Tujuan
jajan ialah : pengurangan rasa lapar walaupun tidak mutlak, menambah zat-zat yang
tidak ada atau kurang pada makanan utama dan lauk pauknya, dan sebagai hiburan
(Moertjipto, 1993).
Jenis makanan atau minuman yang disukai anak-anak adalah makanan yang
mempunyai rasa manis, enak, dengan warna-warna yang menarik, dan bertekstur
lembut. Jenis makanan seperti coklat, permen, jeli, biskuit, makanan ringan (snack)
merupakan produk makanan favorit bagi sebagian besar anak-anak. Untuk kelompok
produk minuman yakni minuman yang berwarna-warni (air minum dalam kemasan
maupun es sirop tanpa label), minuman jeli, es susu (milk ice), minuman ringan (soft
drink) dan lain-lain (Nuraini, 2007).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



19
Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajanan di warung maupun kantin
sekolah daripada makanan yang telah tersedia di rumah. Kebiasaan jajan sebenarnya
memiliki beberapa manfaat/keuntungan antara lain :
1. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi
2. Mengenalkan anak pada diversifikasi (keanekaragaman) jenis makanan
3. Meningkatkan gengsi anak di mata teman-temannya.
Namun, jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat
negatif, antara lain:
1. Nafsu makan menurun
2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit
3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak
4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin
5. Pemborosan
6. Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah sumber energi yang baik
sebab hanya mengandung karbohidrat. Terlalu sering makan permen dapat
menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi (Irianto, 2007).

2.7 Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Makanan
Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut dengan
foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan
yang mengandung bahan/senyawa beracun atau organisme patogen (Anwar, 2004).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



20
Keracunan makanan dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya aktivitas
mikroorganisme. Keracunan akibat mikroorganisme dapat dibedakan menjadi food
intoxication dan food infection. Food intoxication adalah keracunan yang terjadi
karena tercemarinya makanan oleh toksin yang ada dalam makanan. Misalnya toksin
yang dihasilkan Clostrodium botolinum dan Staphylococci. Adapun food infection
terjadi karena makanan terkontaminasi oleh parasit, protozoa atau bakteri patogen
(penyebab sakit) seperti Salmonella, Proteus, Escherichia dan Pseudomonas yang
ada dalam makanan tersebut.
Keracunan makanan dapat pula disebabkan oleh bahan kimia. Ketika masuk
kedalam tubuh manusia zat kimia ini akan menimbulkan efek yang berbeda-beda,
tergantung jenis dan jumlah zat kimia yang masuk ke dalam tubuh (Yuliarti, 2007).
Umumnya penyakit yang ditimbulkan oleh pangan berkaitan dengan
gangguan pencernaan (gastroenteritis) dengan gejala sakit perut, diare, demam, sakit
kepala, mual, dan muntah-muntah. Tipus, kolera, dientri, dan basiler, merupakan
penyakit yang ditimbulkan oleh pangan yang terkontaminasi. Penyakit degeneratif
seperti jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya dapat
disebabkan konsumsi pangan sumber karbohidrat, lemak, gula, dan garam secara
berlebihan. Selain itu, dengan banyaknya penggunaan bahan tambahan makanan
(BTM) atau karena pengolahan yang salah dapat menyebabkan penyakit kanker,
tumor, dan gangguan saraf (Anwar, 2004).

2.8 Sekolah dan Remaja

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



21
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dengan segala
aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum. Sekolah
memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada
jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun
mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak
(Ahmadi, 2003).
Lingkungan fisik sekolah yang sehat dapat dibagi menjadi tiga yaitu sarana
dan prasarana sekolah, kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan dan
keamanan di sekolah. Kantin sekolah merupakan salah satu yang termasuk dalam
sarana dan prasarana sekolah. Kantin sekolah harus memenuhi kriteria antara lain:
1. Makanan dan minuman yang disediakan hendaknya bergizi dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan.
2. Dikelola oleh orang tertentu dan mendapat pengawasan langsung dari guru
mengenai makanan dan minuman yang disajikan dan kebersihannya (Sutatmo,
1979).
Anak sekolah adalah anak yang belajar di semua lembaga pendidikan mulai
dari Taman Kanak-kanak sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Anak-anak merupakan modal negara, mereka adalah manusia-manusia pembangunan
di hari esok, dan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa/negara pada generasi
yang akan datang.
Sekolah memiliki fungsi antara lain :

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



22
1. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki, dan
memperdalam atau memperluas tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarga serta membantu pengembangan bakat
2. Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar peserta didik
dapat bergaul dengan guru, dan teman-temannya sendiri, taat kepada peraturan
atau disiplin, dan dapat terjun di masyarakat berdasarkan norma yang berlaku
(Ahmadi, 2001).
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa
Latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan.
Menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 1997).
Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa
amat potensial. Perkembangan intelektual yang terus menerus menyebabkan remaja
mencapai tahap berfikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu
berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja
yang ada padanya daripada sekadar melihat apa adanya (Ali, 2004).
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



23
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan tidak
tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman
sebaya.
2. Masa remaja pertengahan (16-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Pada
masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar
mengendalikan diri, dan membuat keputusan-keputusan yang ingin dicapai.
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Cirinya adalah keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima
dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa (Agustiani, 2006).


2.9 Perilaku
2.9.1 Defenisi Perilaku
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang
dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia.
Terdapat berbagai macam kebutuhan diantaranya kebutuhan dasar dan kebutuhan
tambahan. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang menentukan kelangsungan hidup

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



24
manusia seperti makan, minum, perlindungan diri dan jenis. Sedangkan kebutuhan
yang lainnya hanyalah kebutuhan tambahan (Purwanto, 1998).
Menurut Skiner yang dikutip oleh Notoatmojo (2005) perilaku adalah respons
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian
perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus Organisme Respons,
sehingga teori Skiner ini disebut teori S-O-R.
Berdasarkan teori ini, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi
dua, yakni :
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
b. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
observable behavior (Notoatmodjo, 2005).


Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
misalnya : tingkat kecerdasan, emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, politik dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



25

Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo,
2005).
Secara garis besar pengetahuan seseorang dibagi dalam 6 tingkatan, yaiu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (analysis)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



26
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek.

Sikap
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk
berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek, atau situasi tertentu.
Sikap mengandung suatu penilaian emosional/afektif (senang, benci, sedih, dan
sebagainya) disamping komponen kognitif (pengetahuan tentang objek itu) serta
aspek konatif (kecenderungan bertindak). Sikap seseorang dapat berubah dengan
diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta
tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2003).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



27
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespons (responding)
Merespons berarti memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

Tindakan
Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya
tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya,
yaitu:
a. Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



28
b. Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan
sesuatu hal secara otomatis.
c. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.
Artinya, apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas saja, tetapi sudah
dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas
(Notoatmodjo, 2005).












2.10 Kerangka Konsep

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



29











Makanan dan minuman
jajanan yang
mengandung BTM
tertentu
Perilaku siswa
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Baik
Sedang
Kurang
Sumber informasi
tentang BTM

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung bahan tambahan makanan (BTM) tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2009

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Binjai kelas VII dan
VIII yang berjumlah 950 siswa, dan siswa SMA Negeri 1 Binjai kelas X dan XI yang
berjumlah 520 siswa. Jumlah seluruh populasi adalah 1470 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
n =
) ( 1
2
d N
N
+

Dimana : N = Besar populasi

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



30
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1)
Maka : n =
) 1 , 0 ( 1470 1
1470
2
+

n =
70 , 15
1470

n = 95 siswa
dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian
ini sebanyak 95 siswa.
Untuk pengambilan jumlah sampel dari tiap-tiap kelas maka dilakukan
dengan cara proporsional sampling. Dari perbandingan jumlah sampel yang
dibutuhkan dengan jumlah populasi, diperoleh sample fraction dengan rumus :
Sample fraction =
N
n
x 100%
=
1470
95
x 100%
= 6.46%
Maka jumlah sampel untuk masing-masing kelas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. SMP Negeri 3 Binjai
Kelas VII-1 : 43 orang 43 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-2 : 41 orang 41 x 6.46% =2 orang
Kelas VII-3 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



31
Kelas VII-4 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-5 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-6 : 45 orang 45 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-7 : 45 orang 45 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-8 : 44 orang 46 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-9 : 45 orang 45 x 6.46% =3 orang
Kelas VII-10 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-1 : 48 orang 48 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-2 : 48 orang 48 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-3 : 47 orang 47 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-4 : 48 orang 48 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-5 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-6 : 46 orang 46 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-7 : 45 orang 45 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-8 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-9 : 50 orang 50 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-10 : 47 orang 47 x 6.46% =3 orang
Kelas VIII-11 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang

2. SMA Negeri 1 Binjai
Kelas X A : 32 orang 32 x 6.46% =2 orang
Kelas X B : 42 orang 42 x 6.46% =3 orang

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



32
Kelas X C : 41 orang 41 x 6.46% =2 orang
Kelas X D : 42 orang 42 x 6.46% =3 orang
Kelas X E : 41 orang 41 x 6.46% =2 orang
Kelas X F : 42 orang 42 x 6.46% =3 orang
Kelas X G : 42 orang 42 x 6.46% =3 orang
Kelas XI IA1 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas XI IA2 : 44 orang 44 x 6.46% =3 orang
Kelas XI IA3 : 43 orang 43 x 6.46% =3 orang
Kelas XI IA4 : 42 orang 42 x 6.46% =3 orang
Kelas XI IS1 : 40 orang 40 x 6.46% =2 orang
Kelas XI IS2 : 25 orang 25 x 6.46% =1 orang
Untuk mengambil 95 sampel dari masing-masing kelas sesuai dengan
proporsi tersebut dilakukan dengan cara random sampling dengan teknik pengundian.

3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan jawaban siswa terhadap
kuesioner yang diberikan. Data terdiri dari karakteristik, pengetahuan, sikap dan
tindakan siswa.
3.4.2 Data Sekunder

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



33
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMP Negeri 3 serta SMA
Negeri 1 Binjai berupa gambaran umum sekolah dan jumlah siswa dan dari studi
kepustakaan yang mendukung dalam penelitian ini.


3.5 Defenisi Operasional
1. Pengetahuan adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pengetahuan
tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.
2. Sikap adalah respon siswa dalam menjawab pertanyaan sikap tentang makanan
dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.
3. Tindakan adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan tindakan tentang
makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.
4. Sumber informasi adalah sumber dari mana siswa mendapatkan informasi tentang
makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.
5. BTM tertentu adalah bahan tambahan makanan meliputi pengawet, pemanis,
pewarna dan penyedap rasa.
6. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tentang karakteristik siswa, pengetahuan,
sikap dan tindakan seputar makanan dan minuman jajanan yang akan dijawab
oleh responden.

3.6 Aspek Pengukuran

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



34
Menurut Pratomo yang dikutip oleh Sitorus (2008) skala pengukuran
pengetahuan, sikap dan tindakan berdasarkan atas jawaban responden dari semua
pertanyaan yang diberikan, yaitu :
1. Kategori baik, apabila responden mendapat >75% dari total skor.
2. Kategori sedang, apabila responden mendapat 40% - 75% dari total skor.
3. Kategori kurang, apabila responden mendapat <40% dari total skor.

1. Pengetahuan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari responden diukur dengan
menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan
pengetahuan sebanyak 13 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 2, dan skor
terendah adalah 0. Maka didapat total skor tertinggi adalah 26 dan skor terendah
adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah
sebagai berikut :
a. Tingkat pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan
total skor >20
b. Tingkat pengetahuan sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan
dengan total skor 10 20
c. Tingkat pengetahuan kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan
dengan total skor <10.

2. Sikap

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



35
Untuk mengetahui ukuran penilaian sikap dari responden diukur dengan
menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan
sikap sebanyak 8 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 2 dan skor terendah adalah
0. Maka didapat total skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 0.
Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai
berikut :
a. Sikap baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor >12
b. Sikap sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor
612
c. Sikap kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor <6

3. Tindakan
Untuk mengetahui ukuran penilaian tindakan dari responden diukur dengan
menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan
tindakan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor untuk jawaban (a) adalah 0, untuk
jawaban (b) adalah 1 dan untuk jawaban (c) adalah 2. Skor tertinggi adalah 10,
sementara skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka
kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Tindakan baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor
>8
b. Tindakan sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor
48

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



36
c. Tindakan kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor
<4

3.7 Analisa Data
Analisa data yang dilakukan adalah analisa data deskriptif untuk
mendeskripsikan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu. Hasil analisa data disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


BAB IV
HASIL PENELITIAN


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 SMP Negeri 3 Binjai
SMP Negeri 3 Binjai terletak di J l. Sukarno Hatta Kecamatan Binjai Timur
Kota Binjai. Sekolah yang didirikan pada tahun 1964 ini memiliki luas tanah 4.550
m
2
dan bangunan seluas 2.181 m
2
. Jumlah siswa sebanyak 1426 orang, dimana siswa
kelas VII sekolah pada siang hari dan kelas VIII dan IX sekolah pada pagi hari. Di
sekolah ini terdapat 2 pedagang jajanan yang berada di dalam sekolah dan menjual
berbagai makanan dan minuman jajanan antara lain makanan gorengan seperti
bakwan, risol, tahu isi, kue-kue basah, bakso goreng dan saus, keripik, makanan
ringan kemasan, permen, es sirop, dan minuman kemasan. Sedangkan ada beberapa
pedagang jajanan yang berdagang di luar gerbang sekolah, yakni pedagang es
campur, es sirop/es doger/jus buah, bakso dan saus, bakso goreng, sosis goreng, dan
tela-tela. Selain itu sekolah ini terletak berdekatan dengan pusat perbelanjaan terbesar
di Binjai sehingga akses siswa terhadap makanan dan minuman jajanan sangat dekat.

4.1.2 SMA Negeri 1 Binjai
SMA Negeri 1 Binjai berdiri pada tahun 1958. Sekolah yang terletak di J l.
WR Mongonsidi Kecamatan Binjai Kota ini memiliki bangunan seluas 6.052 m
2

dengan siswa yang berjumlah 710 orang. Sekolah ini memiliki 4 kantin yang berada
di dalam sekolah dan menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan, antara

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



37
lain indomie sop, mie goreng, nasi goreng, nasi gurih, bakso goreng dan saus,
gorengan seperti bakwan, risol, dan tahu isi, aneka minuman kemasan, aneka
makanan ringan (snack), permen, dan wafer. Sementara itu tepat di luar gerbang
sekolah terdapat beberapa pedagang yang menjual beraneka ragam makanan dan
minuman jajanan pula seperti kue molen, burger dan roti bakar, bakso dan saus, es
sirop/es doger, sosis, aneka makanan ringan (snack), minuman kemasan, dan permen.
Sekolah ini juga terletak di tengah kota sehingga di sekitar sekolah terdapat banyak
warung yang menyediakan aneka makanan dan minuman jajanan.

4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua,
uang jajan yang diberikan, sarapan sebelum berangkat ke sekolah, dan membawa
bekal dari rumah. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut.










Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



38
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan
Pekerjaan Orangtua di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

No.
Karakteristik
Responden
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.

1
2
3
4
5
6
Umur
12 tahun
13 tahun
14 tahun
15 tahun
16 tahun
17 tahun

18
32
12
1
-
-

28,57
50,79
19,05
1,59
-
-

-
-
-
7
18
7

-
-
-
21,88
56,24
21,88

18
32
12
8
18
7

18,95
33,68
12,63
8,42
18,95
7,37
Total 63 100 32 100 95 100

1
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki

44
19

69,84
30,16

18
14

56,25
43,75

62
33

65,26
34,74
Total 63 100 32 100 95 100

1
2
3
4
5
Pekerjaan Orangtua
PNS
TNI/POLRI
Wiraswasta
Karyawan Swasta
Lain-lain

10
3
40
5
5

15,87
4,76
63,49
7,94
7,94

14
3
13
2
0

43,75
9,37
40,63
6,25
0

24
6
53
7
5

25,26
6,32
55,79
7,37
5,26
Total 63 100 32 100 95 100

Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa pada SMP Negeri 3 Binjai responden
terbanyak adalah responden yang berumur 13 tahun yakni sebanyak 32 orang
(50,79%) sedangkan yang paling sedikit berumur 15 tahun yakni hanya 1 orang
(1,59%). Sedangkan dari SMA Negeri 1 Binjai diperoleh responden terbanyak
berumur 16 tahun yakni sebanyak 18 orang (56,24%) dan responden dengan umur 15
dan 17 tahun masing-masing 7 orang (21,88%).
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah
perempuan yakni 62 orang (65,26%) sementara responden laki- laki hanya berjumlah
33 orang (34,74%). Pekerjaan orang tua responden yang paling banyak adalah

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



39
wiraswasta yakni sebanyak 53 orang (55,79%), dan hanya 5 orang (5,26%) dalam
kategori lain-lain (satpam, buruh, petani dan pelaut). Dimana diketahui bahwa dari 63
responden di SMP Negeri 3 Binjai sebanyak 40 orang (63,49%) yang pekerjaan
orangtuanya sebagai wiraswasta sedangkan dari 32 responden di SMA Negeri 1
Binjai pekerjaan orangtua terbanyak adalah sebagai PNS yakni sebanyak 14 orang
(43,75%).

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Sebelum Berangkat
Sekolah dan Membawa Bekal dari Rumah di SMP Negeri 3 dan
SMA Negeri 1 Binjai

No
Karakteristik
Responden
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.


1
2
3
Sarapan Sebelum
Berangkat Sekolah
Selalu
Kadang-kadang
Tidak


34
29
0


53,97
46,03
0


16
13
3


50,00
40,63
9,37


50
42
3


52,63
44,21
3,16
Total 63 100 32 100 95 100


1
2
3
Membawa Bekal
Makanan dari Rumah
Selalu
Kadang-kadang
Tidak


0
8
55


0
12,70
87,30


0
8
24


0
25,00
75,00


0
16
79


0
16,84
83,16
Total 63 100 32 100 95 100

Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat di ketahui bahwa responden yang selalu
sarapan sebelum berangkat ke sekolah adalah sebanyak 50 orang (52,63%) dan hanya
3 orang (3,16%) yang tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Dimana dapat
diketahui bahwa dari responden SMP Negeri 3 Binjai terdapat 34 orang (53,97%)
yang selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah dan pada responden SMA Negeri 1

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



40
Binjai juga yang paling banyak adalah responden yang selalu sarapan sebelum
berangkat ke sekolah, yakni sebanyak 16 orang (50%). Dalam hal membawa bekal
makanan dari rumah, dari seluruh responden tidak ada responden yang selalu
membawa bekal dari rumah. Pada responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai
diketahui bahwa paling banyak responden tidak pernah membawa bekal makanan
dari rumah yakni masing-masing sebanyak 55 orang (87,30%) dan 24 orang (75%).
Uang jajan yang diterima oleh responden perhari dikategorikan kedalam 2
kategori yakni <Rp 3.000,- dan Rp 3.000, -, dimana frekuensi uang jajan yang
diterima dibagi menjadi selalu, kadang-kadang, dan tidak. Responden yang menjawab
selalu artinya responden tersebut menerima uang jajan setiap hari, responden yang
menjawab kadang-kadang artinya ia menerima uang jajan tidak setiap hari sementara
responden yang menjawab tidak artinya bahwa responden tersebut sama sekali tidak
menerima uang jajan. Hasil penelitian mengenai uang jajan yang diterima oleh
responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Tabulasi Silang Antara Uang Jajan yang Diterima per Hari Dengan
Frekuensi Menerima Uang Jajan di SMP Negeri 3 Binjai

No Uang jajan yang
diterima per hari
Frekuensi menerima uang jajan Jumlah
Selalu Kadang-kadang
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 <Rp 3.000,- 23 36,51 4 6,35 27 42,86
2 Rp 3.000,- 35 55,56 1 1,59 36 57,14
Total 58 92,06 5 7,94 63 100

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa seluruh responden dari SMP Negeri 3 Binjai
menerima uang jajan, dimana 58 orang (92,06%) selalu menerima uang jajan dan

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



41
hanya 5 orang (7,94%) yang kadang-kadang menerimanya. Banyaknya uang jajan
yang diterima oleh sebagian besar responden adalah Rp 3.000, - per hari.
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Antara Uang Jajan yang Diterima per Hari Dengan
Frekuensi Menerima Uang Jajan di SMA Negeri 1 Binjai

No Uang jajan yang
diterima per hari
Frekuensi menerima uang jajan Jumlah
Selalu Kadang-kadang
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 <Rp 3.000,- 4 12,50 0 0 4 12,50
2 Rp 3.000,- 28 87,50 0 0 28 87,50
Total 32 100 0 0 32 100

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa seluruh responden SMA Negeri 1 Binjai
selalu menerima uang jajan dan sebanyak 87,50% responden menerima uang jajan
Rp 3.000,- per hari

4.3. Sumber Informasi
Pertanyaan tentang sumber informasi mengenai makanan dan minuman
jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu yang selanjutnya
disingkat BTM meliputi pernah atau tidak pernah mendengar informasi tersebut baik
dari media elektronik (TV dan radio), media cetak (surat kabar, majalah dan buku),
teman-teman, maupun dari sumber lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.





Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



42
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak Pernahnya
Mendengar Informasi Tentang Makanan dan Minuman Jajanan
yang Mengandung BTM di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

No
Mendengar
Informasi
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 Pernah 53 84,13 30 93,75 83 86,32
2 Tidak pernah 10 15,87 2 6,25 12 13,68
Total 63 100 32 100 95 100

Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa secara umum responden pernah
mendengar informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung
BTM. Pada responden SMP Negeri 3 Binjai hanya 10 orang (15,87%) yang tidak
pernah mendengar informasinya, sama halnya dengan SMA Negeri 1 Binjai dimana
hanya 2 orang (6,25%) yang juga tidak pernah mendengar informasi tersebut.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung BTM di SMP
Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

No
Sumber
Informasi
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
resp.
%
Resp.
Jlh
resp.
%
Resp.
Jlh
resp.
%
Resp.
1. Media Elektronik
TV
Radio

38
7

60,32
11,11

28
0

87,50
0

66
7

80,49
8,54
2. Media Cetak
Surat kabar
Majalah
Buku

9
8
13

14,29
12,70
20,63

9
9
7

28,13
28,13
21,88

18
17
20

21,95
20,73
24,39
3. Teman teman 9 14,29 7 21,88 16 19,51
4. Lain lain 4 6,35 4 12,50 8 9,76

Berdasarkan tabel 4.6. diatas diketahui bahwa 80,49% dari seluruh responden
yang pernah mendengar informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



43
mengandung BTM mendapat informasi dari TV. Dari 63 responden SMP Negeri 3
Binjai terdapat 38 orang (60,32%) mendengar informasinya dari TV, sementara dari
32 responden SMA Negeri 1 Binjai sebanyak 28 orang (87,50%) yang juga
mendengar informasinya dari TV. Banyak responden yang tidak hanya mendengar
informasi dari satu sumber saja, radio, surat kabar, majalah, buku, teman-teman, dan
sumber lainnya (orang tua, guru, dan internet) juga berperan dalam penyampaian
informasi tentang makanan dan minuman yang mengandung BTM.

4.4. Pengetahuan
Pengetahuan responden yang diukur meliputi pengertian BTM, manfaat BTM,
contoh-contoh BTM, ciri-ciri makanan dan minuman jajanan yang mengandung
BTM, beberapa BTM yang dilarang serta bahaya BTM bagi kesehatan. Gambaran
pengetahuan respoden dapat dilihat pada tabel berikut.










Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



44
Tabel 4.7. Gambaran Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Pertanyaan
Jawaban responden
Skor 2 Skor 1 Skor 0
n % n % n %
1 Pengertian BTM 45 71,43 7 11,11 11 17,46
2 Manfaat Penggunaan BTM 38 60,32 12 19,05 13 20,63
3 Contoh-contoh BTM 51 80,95 3 4,76 9 14,29
4
Ciri-ciri makanan yang
menggunakan pemanis buatan
33 52,38 6 9,52 24 38,10
5
Ciri-ciri makanan yang mengandung
pengawet
35 55,56 25 39,68 3 4,76
6
Contoh-contoh BTM yang dilarang
penggunaannya oleh pemerintah
40 63,49 12 19,05 11 17,46
7 Fungsi formalin 17 26,98 32 50,79 14 22,22
8
Contoh-contoh makanan yang
mengandung formalin
15 23,81 42 66,67 6 9,52
9
Ciri-ciri bakso yang mengandung
formalin dan boraks
41 65,08 4 6,35 18 28,57
10
Ciri-ciri makanan dan minuman
jajanan yang mengandung pewarna
sintetis (buatan)
36 57,14 20 31,75 7 11,11
11
Fungsi MSG (Monosodium
Glutamat)
29 46,03 14 22,22 20 31,75
12
Contoh jajanan yang mengandung
MSG
39 61,90 9 14,29 15 23,81
13
Bahaya Bahan Tambahan Makanan
(BTM) bagi kesehatan
43 68,25 6 9,52 14 22,22
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang mendapat skor 2
pada pertanyaan mengenai pengertian BTM dan contoh-contoh BTM, yakni masing-
masing sebanyak 45 orang (71,43%) menjawab bahwa BTM adalah bahan tambahan
yang ditambahkan dalam makanan dengan tujuan untuk mempengaruhi sifat dan
bentuk makanan dan sebanyak 51 orang (80,95%) menjawab contoh-contoh BTM
yaitu pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



45
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa responden kurang
mengetahui tentang formalin baik fungsi maupun contoh makanan yang mengandung
formalin. Dari 65 responden SMP Negeri 3 Binjai yang mendapat skor 2 yakni
menjawab bahwa fungsi formalin adalah sebagai insektisida dan pengawet mayat dan
contoh makanan yang mengandung formalin adalah bakso, mie, tahu, permen
masing-masing hanya sebanyak 17 orang (26,98%) dan 15 orang (23,81%).
Pada pertanyaan mengenai ciri-ciri makanan yang menggunakan pemanis
buatan dan fungsi MSG (Monosodium Glutamat), terdapat banyak responden yang
tidak mendapat skor (skor 0), yaitu masing-masing sebanyak 24 orang (38,10%)
dimana mereka menjawab bahwa ciri-ciri makanan yang menggunakan pemanis
buatan yaitu rasanya manis dan tidak pahit di lidah dan 20 orang (31,75%) menjawab
bahwa fungsi MSG adalah pemanis dan pengawet makanan




















Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



46
Tabel 4.8. Gambaran Pengetahuan Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Pertanyaan
Jawaban responden
Skor 2 Skor 1 Skor 0
n % n % n %
1 Pengertian BTM 25 78,13 5 15,63 2 6,25
2 Manfaat Penggunaan BTM 25 78,13 4 12,50 3 9,38
3 Contoh-contoh BTM 30 93,75 1 3,13 1 3,13
4
Ciri-ciri makanan yang
menggunakan pemanis buatan
15 46,88 11 34,38 6 18,75
5
Ciri-ciri makanan yang mengandung
pengawet
24 75,00 8 25,00 0 0
6
Contoh-contoh BTM yang dilarang
penggunaannya oleh pemerintah
22 68,75 6 18,75 4 12,50
7 Fungsi formalin 10 31,25 21 65,63 1 3,13
8
Contoh-contoh makanan yang
mengandung formalin
10 31,25 22 68,75 0 0
9
Ciri-ciri bakso yang mengandung
formalin dan boraks
22 68,75 1 3,13 9 28,13
10
Ciri-ciri makanan dan minuman
jajanan yang mengandung pewarna
sintetis (buatan)
25 78,13 6 18,75 1 3,13
11
Fungsi MSG (Monosodium
Glutamat)
12 37,50 11 34,38 9 28,13
12
Contoh jajanan yang mengandung
MSG
16 50,00 8 25,00 8 25,00
13
Bahaya Bahan Tambahan Makanan
(BTM) bagi kesehatan
21 65,63 9 28,13 2 6,25

Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa pada pertanyaan mengenai
contoh-contoh BTM sebanyak 30 orang (93,75%) responden SMA negeri 1 Binjai
mendapat skor 2 yakni menjawab bahwa contoh-contoh BTM adalah pengawet,
pewarna, pemanis, penyedap rasa, sedangkan yang mendapat skor 1 yakni hanya
menjawab pengawet, pewarna, penyedap rasa dan tidak mendapat skor (skor 0) yakni
menjawab tidak tahu hanya masing-masing 1 orang (3,13%).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



47

Masing-masing 10 orang (31,25%) responden mendapat skor 2 yakni
menjawab bahwa fungsi formalin adalah sebagai insektisida dan pengawet mayat, dan
contoh-contoh makanan yang mengandung formalin adalah bakso, mie, tahu, permen
sementara lebih banyak responden mendapat skor 1 yakni 21 orang (65,63%)
menjawab bahwa fungsi formalin hanya sebagai pengawet mayat dan 22 orang
(68,75%) menjawab bahwa contoh-contoh makanan yang mengandung formalin
hanya bakso, mie, dan tahu.
Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa 9 orang (28,13%) responden tidak
mendapat skor pada pertanyaan mengenai ciri-ciri bakso yang mengandung formalin
dan boraks dan pertanyaan mengenai fungsi MSG (Monosodium Glutamat) dimana
mereka menjawab bahwa ciri-ciri bakso yang mengandung formalin dan boraks
adalah keras dan berwarna coklat dan fungsi MSG adalah sebagai pemanis dan
pengawet makanan, serta terdapat 8 orang (25%) yang tidak mendapat skor pada
pertanyaan mengenai contoh jajanan yang mengandung MSG dimana mereka
menjawab bahwa contoh jajanan yang mengandung MSG adalah minuman ringan
dan buah-buahan.
Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka pengetahuan
dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni kategori pengetahuan baik, sedang dan
kurang. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.



Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



48


Tabel 4.9. Kategori Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan Tertentu

No
Kategori
Pengetahuan
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 Baik 23 36,51 19 59,38 42 44,21
2 Sedang 32 50,79 12 37,50 44 46,32
3 Kurang 8 12,70 1 3,12 9 9,47
Total 63 100 32 100 95 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari kedua sekolah tersebut, responden yang
berada pada kategori pengetahuan sedang (46,32%) sedikit lebih banyak dari
responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik (44,21%). Sebanyak 32
orang (50,79%) responden SMP Negeri 3 Binjai memiliki pengetahuan yang masih
dalam kategori sedang, sementara responden yang memiliki pengetahuan dalam
kategori baik hanya 23 orang (36,51%). Sedangkan responden SMA Negeri 1 Binjai
yang lebih banyak adalah responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik
yakni sebanyak 19 orang (59,38%).
Tabulasi silang antara pengetahuan dan karakteristik responden dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :





Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



49


Tabel 4.10. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan
Pengetahuan Responden di SMP Negeri 3 Binjai

No
Karakteristik
Responden
Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
Jlh %
Jlh % Jlh % Jlh %

1
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki

17
6

38,64
31,58

20
12

45,45
63,16

7
1

15,91
5,26

44
19

100
100
Total 23 36,51 32 50,79 8 12,70 63 100

1
2
3
4
5
Pekerjaan Orangtua
PNS
TNI/POLRI
Wiraswasta
Karyawan Swasta
Lain-lain

4
3
13
3
0

40,00
100
32,50
60,00
0

5
0
21
2
4

50,00
0
52,50
40,00
80,00

1
0
6
0
1

10,00
0
15,00
0
20,00

10
3
40
5
5

100
100
100
100
100
Total 23 36,51 32 50,79 8 12,70 63 100

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa di SMP Negeri 3 Binjai, secara umum
responden memiliki pengetahuan dalam kategori sedang yaitu perempuan sebanyak
45,45% dan laki-laki sebanyak 63,16%. Responden perempuan lebih banyak
memiliki pengetahuan dalam kategori baik (38,64%)daripada responden laki-laki
(31,58%). Seluruh responden yang orang tuanya bekerja sebagai TNI/POLRI
memiliki pengetahuan dalam kategori baik dan tidak ada responden yang orang
tuanya dalam kategori lain-lain (satpam, buruh,petani dsn pelaut) yang memiliki
pengetahuan dalam kategori baik.




Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



50


Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan
Pengetahuan Responden di SMA Negeri 1 Binjai

No
Karakteristik
Responden
Pengetahuan Total
Baik Sedang Kurang
Jlh %
Jlh % Jlh % Jlh %

1
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki

10
9

55,56
64,29

8
4

44,44
28,57

0
1

0
7,14

18
14

100
100
Total 19 59,38 12 37,50 1 3,12 32 100

1
2
3
4
5
Pekerjaan
Orangtua
PNS
TNI/POLRI
Wiraswasta
Karyawan Swasta
Lain-lain

8
1
9
1
0

44,44
33,33
69,23
50,00
0

6
2
3
1
0

42,86
66,67
23,08
50,00
0

0
0
1
0
0

0
0
7,69
0
0

14
3
13
2
0

100
100
100
100
0
Total 19 59,38 12 37,50 1 3,12 32 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa di SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak
responden laki-laki (64,29%) yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik, begitu
pula dengan responden perempuan (55,56%), tetapi masih ada 7,14% responden laki-
laki yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang sementara responden
perempuan tidak ada.
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak memiliki pengetahuan dalam kategori baik adalah responden yang pekerjaan
orangtuanya sebagai wiraswasta (69,23%) disamping itu pada responden yang
pekerjaan orangtuanya sebagai wiraswasta pula yang memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang yakni 7,69%.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



51



4.5. Sikap
Sikap responden merupakan respon tertutupnya terhadap fungsi BTM,
penggunaan BTM, BTM yang dilarang ditambahkan dalam makanan dan minuman
jajanan dan dampak BTM bagi kesehatan. Gambaran sikap responden dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.12. Gambaran Sikap Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Pertanyaan
Jawaban Responden
Setuju Tidak Setuju
n % n %
1 Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang
digunakan dalam pengolahan makanan dan
minuman jajanan dapat memperbaiki kualitas
dan membuat makanan dan minuman jajanan
jadi lebih menarik
17 26,98 46 73,02
2 Bahan Tambahan Makanan (BTM) tidak
harus selalu digunakan dalam pengolahan
makanan dan minuman jajanan
10

15,87

53 84,13
3 Makanan dan minuman jajanan tidak
mengandung bahan tambahan makanan dalam
dosis yang berlebihan
62 98,41 1 1,59
4 Makanan jajanan tidak boleh mengandung
formalin
6 9,52 57 90,48
5 Boraks tidak boleh digunakan untuk
mengenyalkan bakso
46 73,02 17 26,98
6 Makanan dan minuman jajanan yang
mengandung pewarna buatan (dari bahan
kimia) diganti dengan pewarna alami seperti
kunyit atau pandan
56 88,89 7 11,11
7 Semua makanan jajanan tidak harus
mengandung banyak MSG (Monosodium
13 20,63 50

79,37

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



52
Glutamat) agar lebih enak dan gurih
8 Bahan Tambahan Makanan (BTM) dapat
menimbulkan berbagai bahaya kesehatan
seperti mual, muntah, pusing, gangguan
pencernaan, kanker bahkan sampai kematian
39 61,90 24 38,10

Tabel 4.12. menunjukkan bahwa 62 orang (98,41%) responden SMP Negeri 3
Binjai setuju bahwa makanan dan minuman jajanan tidak mengandung bahan
tambahan makanan dalam dosis yang berlebihan. Terdapat 57 orang (90,48%) tidak
setuju bahwa makanan jajanan tidak boleh mengandung formalin, dan hanya 6 orang
(9,52%) yang setuju.
Tabel 4.13. Gambaran Sikap Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Pertanyaan
Jawaban Responden
Setuju Tidak Setuju
n % n %
1 Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang
digunakan dalam pengolahan makanan dan
minuman jajanan dapat memperbaiki kualitas
dan membuat makanan dan minuman jajanan
jadi lebih menarik
12 37,50 20 62,50
2 Bahan Tambahan Makanan (BTM) tidak
harus selalu digunakan dalam pengolahan
makanan dan minuman jajanan
31 96,87 3 3,13
3 Makanan dan minuman jajanan tidak
mengandung bahan tambahan makanan dalam
dosis yang berlebihan
31 96,87 3 3,13
4 Makanan jajanan tidak boleh mengandung
formalin
27 84,38 5 15,63
5 Boraks tidak boleh digunakan untuk
mengenyalkan bakso
28 87,50 4 12,50
6 Makanan dan minuman jajanan yang
mengandung pewarna buatan (dari bahan
kimia) diganti dengan pewarna alami seperti
kunyit atau pandan
32 100 0 0
7 Semua makanan jajanan tidak harus 27 84,38 5 15,63

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



53
mengandung banyak MSG (Monosodium
Glutamat) agar lebih enak dan gurih
8 Bahan Tambahan Makanan (BTM) dapat
menimbulkan berbagai bahaya kesehatan
seperti mual, muntah, pusing, gangguan
pencernaan, kanker bahkan sampai kematian
26

81,25

6 18,75

Tabel 4.13. menunjukkan bahwa seluruh responden SMA Negeri 1 Binjai
setuju bahwa makanan dan minuman jajanan yang mengandung pewarna buatan (dari
bahan kimia) diganti dengan pewarna alami seperti kunyit atau pandan. Sementara itu
sebanyak 20 orang (62,50%) responden tidak setuju bahwa BTM adalah bahan
tambahan makanan yang digunakan dalam pengolahan makanan dan minuman
jajanan dapat memperbaiki kualitas dan membuat makanan dan minuman jajanan jadi
lebih menarik.
Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka sikap responden
dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni sikap dengan kategori baik, sedang dan
kurang. Hasil pengkategorian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.14. Kategori Sikap Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai
Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Kategori Sikap
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 Baik 28 44,44 23 71,87 51 53,68
2 Sedang 34 53,57 9 28,13 43 45,26
3 Kurang 1 1,59 0 0 1 1,05
Total 63 100 32 100 95 100

Berdasarkan tabel 4.14. diketahui bahwa secara umum, sebanyak 53,68%
responden memiliki sikap dalam kategori baik. Responden terbanyak di SMP Negeri

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



54
3 Binjai memiliki sikap dalam kategori sedang yaitu sebanyak 34 orang (53,57%),
sementara pada kategori baik sebanyak 28 orang (44,44%). Sedangkan pada
responden SMA Negeri 1 Binjai terdapat 23 orang (72,73%) dalam kategori baik dan
tidak ada responden yang memiliki sikap dalam kategori kurang.
Tabulasi silang antara pengetahuan responden dengan sikap responden
tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan Sikap
Responden di SMP Negeri 3 Binjai

No Pengetahuan
Sikap Total
Baik Sedang Kurang
Jlh %
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Baik 13 20,63 9 14,29 1 1,59 23 36,51
2 Sedang 13 20,63 19 30,16 0 0 32 50,79
3 Kurang 2 3,18 6 9,52 0 0 8 12,70
Total 28 44,44 34 59,37 1 1,59 63 100

Tabel 4.15. menunjukkan bahwa paling banyak responden memiliki
pengetahuan dan sikap dalam kategori sedang yaitu 19 orang (30,16%), sementara
tidak ada responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori sedang dan sikap
dalan kategori kurang, serta pengetahuan dan sikap dalam kategori kurang.

Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan Sikap
Responden di SMA Negeri 1 Binjai

No Pengetahuan
Sikap Total
Baik Sedang Kurang
Jlh %
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Baik 16 50,00 3 9,38 0 0 19 59,38
2 Sedang 7 21,87 5 15,63 0 0 12 37,50
3 Kurang 0 0 1 3,12 0 0 1 3,12

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



55
Total 23 71,87 9 28,13 0 0 32 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa paling banyak responden
SMA Negeri 1 Binjai memiliki pengetahuan dan sikap dalam kategori baik yaitu 16
orang (50%), sementara tidak ada responden yang memiliki kategori kurang yang
sikapnya dalam kategori baik.
4.6. Tindakan
Tindakan responden meliputi tindakan jajan dan jenis jajanan yang dibeli di
sekolah, serta tindakan mengkonsumsi jajanan yang mengandung BTM seperti
pemanis, pewarna, pengawet dan penyedap rasa. Pilihan jawaban atas pertanyaan
tindakan adalah selalu, kadang-kadang dan tidak, dimana selalu berarti setiap hari,
kadang-kadang berarti tidak setiap hari dan tidak berarti sama sekali tidak pernah.
Uraian tindakan responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.17. Gambaran Tindakan Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Pertanyaan
Jawaban Responden
Selalu Kadang-kadang Tidak
n % n % n %
1 Jajan di sekolah 48 76,19 15 23,81 0 0
2
Membeli jajanan yang
rasanya sangat manis seperti
es sirup, minuman kemasan,
atau permen
19 30,16 42 66,67 2 3,17
3
Membeli jajanan yang
warnanya sangat mencolok
2 3,17 38 60,32 23 36,51
4
Membeli jajanan seperti mie
dan bakso
4 6,35 49 77,78 10 15,87
5
Membeli makanan ringan
kemasan (snack) dan
gorengan
15 23,81 46 73,02 2 3,17

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



56

Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden SMP Negeri 3 Binjai
jajan di sekolah dimana 48 orang (76,19%) selalu jajan di sekolah dan 15 orang
(23,81%) yang kadang-kadang jajan di sekolah. Sementara itu responden yang tidak
membeli jajanan yang warnanya sangat mencolok adalah sebanyak 23 orang
(36,51%), dan hanya 2 orang (3,17%) yang selalu membelinya.
Tabel 4.18. Gambaran Tindakan Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Tertentu

No Pertanyaan
Jawaban Responden
Selalu Kadang-kadang Tidak
n % n % n %
1 Jajan di sekolah 27 84,38 5 15,63 0 0
2
Membeli jajanan yang rasanya
sangat manis seperti es sirup,
minuman kemasan, atau
permen
10 31,25 21 65,63 1 3,13
3
Membeli jajanan yang
warnanya sangat mencolok
0 0 20 62,50 12 37,50
4
Membeli jajanan seperti mie
dan bakso
2 6,25 30 93,75 0 0
5
Membeli makanan ringan
kemasan (snack) dan gorengan
5 15,63 27 84,37 0 0

Tabel 4.18. menunjukkan bahwa seluruh responden SMA Negeri 1 Binjai
jajan di sekolah, dimana sebanyak 27 orang (84,38%) selalu jajan di sekolah dan
hanya 5 orang (15,63%) yang kadang-kadang jajan di sekolah. Tabel tersebut juga
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang selalu membeli jajanan yang
warnanya sangat mencolok sedangkan yang kadang-kadang membelinya sebanyak 20
orang (62,50%) dan terdapat 12 orang (37,50%) yang tidak membelinya. Selain itu

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



57
dapat juga dilihat bahwa seluruh responden membeli jajanan seperti mie, bakso,
makanan ringan kemasan (snack) dan gorengan
Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka tindakan responden
dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni tindakan dalam kategori baik, sedang dan
kurang. Kategori tindakan responden dapat dilihat pada tabel di berikut.


Tabel 4.19. Kategori Tindakan Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang
Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu

No
Kategori
Tindakan
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 Baik 0 0 0 0 0 0
2 Sedang 40 63,49 20 62,50 60 63,16
3 Kurang 23 36,51 12 37,50 35 36,84
Total 63 100 32 100 95 100

Tabel 4.19. menunjukkan bahwa secara umum (63,16%) responden memiliki
tindakan dalam kategori sedang dan tidak ada responden baik dari SMP Negeri 3
maupun SMA Negeri 1 Binjai yang memiliki tindakan dalam kategori baik.
Responden SMP Negeri 3 Binjai lebih banyak berada pada kategori pengetahuan
sedang yakni 40 orang (63,49%) dan responden yang memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang sebanyak 23 orang (36,51%). Sementara tindakan responden di SMA
Negeri 1 Binjai paling banyak berada pada kategori sedang yakni sebanyak 20 orang
(62,50%) dan responden dengan pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 12
orang (37,50%).

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



58
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa secara umum tindakan responden
SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai sama-sama dalam kategori sedang, namun
pada SMP Negeri 3 Binjai 0,99% lebih banyak responden yang dalam kategori
sedang daripada responden SMA Negeri 1 Binjai.
Tabulasi silang antara pengetahuan dengan tindakan responden dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan
Tindakan Responden di SMP Negeri 3 Binjai

No Pengetahuan
Tindakan Total
Baik Sedang Kurang
Jlh %
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Baik 0 0 16 25,40 7 11,11 23 36,51
2 Sedang 0 0 19 30,16 13 20,64 32 50,79
3 Kurang 0 0 5 7,94 3 4,76 8 12,70
Total 0 0 40 63,49 23 36,51 63 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa paling banyak responden SMP Negeri 3
Binjai yang memiliki pengetahuan dan tindakan dalam kategori sedang yaitu 19 orang
(30,16%), dapat diketahui juga bahwa terdapat 7 orang (11,11%) responden yang
memiliki pengetahuan dalam kategori baik tetapi tindakannya dalam kategori kurang.

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan
Tindakan Responden di SMA Negeri 1 Binjai

No Pengetahuan
Tindakan Total
Baik Sedang Kurang
Jlh %
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Baik 0 0 12 37,50 7 21,88 19 59,38
2 Sedang 0 0 7 21,88 5 15,62 12 37,50
3 Kurang 0 0 1 3,12 0 0 1 3,12

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



59
Total 0 0 20 62,50 12 37,50 32 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden SMA Negeri 1
Binjai paling banyak memiliki pengetahuan dalam kategori baik tetapi tindakan
dalam kategori sedang yaitu sebanyak 12 orang (37,50%). Sementara itu juga masih
terdapat 7 orang (21,88%) responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik
tetapi tindakannya dalam kategori kurang.


Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan dan Minuman
Jajanan yang Dikonsumsi di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1
Binjai

No.
Jenis makanan &
minuman jajanan yg
dikonsumsi
SMP SMA SMP & SMA
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
Jlh
Resp.
%
Resp.
1 Bakso dan saus 42 66,67 19 59,38 61 64,21
2 Sosis 5 7,94 1 3,13 6 6,32
3 Mie sop/bakso/goreng 2 3,17 30 93,75 32 33,68
4 Permen 46 73,02 27 84,38 73 76,84
5 Makanan ringan (Snack) 55 87,30 28 87,50 83 87,37
6 Minuman kemasan 34 53,97 26 81,25 60 63,16
7 Es sirop/es campur 19 30,16 4 12,50 23 24,21
8 Gorengan 24 38,10 31 96,88 56 58,95

Berdasarkan tabel 4.22. diatas diketahui bahwa dari 8 jenis makanan dan
minuman jajanan yang dijual di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai,
sebanyak 87,37% responden mengkonsumsi makanan ringan (snack), sementara yang
paling sedikit diminati adalah sosis, yakni hanya 6,32% responden yang
mengkonsumsinya.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



60
sebanyak 55 orang responden (87,30%) di SMP Negeri 3 Binjai,
mengkonsumsi makanan ringan (snack), sementara di SMA Negeri 1 Binjai jajanan
yang paling diminati adalah gorengan seperti risol, bakwan, tahu isi dan sebagainya
yakni sebanyak 31 orang responden (96,88%) mengkonsumsinya.











Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.1. diketahui bahwa
responden berumur 12-17 tahun, dimana responden SMP Negeri 3 Binjai yang
berjumlah 63 orang berada dalam rentang umur 12-15 tahun sedangkan responden
SMA Negeri 1 Binjai yang berjumlah 32 orang berada dalam rentang umur 15-17
tahun. Responden terbanyak di SMP Negeri 3 Binjai adalah responden yang berumur
13 tahun yaitu sebanyak 32 orang (50,79%) dan hanya 1 orang (1,59%) yang berumur
15 tahun. Sementara di SMA Negeri 1 Binjai sebanyak 18 orang (56,24%) berumur
16 tahun dan masing-masing 7 orang (21,88%) yang berumur 15 tahun dan 18 tahun.
Responden termasuk dalam usia remaja, dimana Erikson (1963) dalam Sobur
(2003) mengelompokkan bahwa umur 12-15 tahun dalam kategori awal masa remaja
dan umur 16-18 tahun adalah kategori masa remaja yang sejati. Jadi dalam hal ini
siswa SMP Negeri 3 Binjai termasuk dalam kategori awal masa remaja dan siswa
SMA Negeri 1 Binjai termasuk dalam kategori masa remaja sejati.
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa responden secara umum baik dari
SMP Negeri 3 maupun SMA Negeri 1 Binjai adalah perempuan yakni 65,26%,
sementara laki-laki hanya sebanyak 34,74% dari total responden. Hal ini dikarenakan
lebih sedikitnya populasi laki-laki daripada populasi perempuan pada kedua sekolah
ini sehingga peluang terpilihnya responden perempuan lebih besar. Dari tabel 4.10
diketahui bahwa di SMP Negeri 3 Binjai responden responden perempuan yang

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



61
memiliki pengetahuan dalam kategori baik lebih banyak daripada responden laki-laki,
yakni masing-masing sebesar 38,64% dan 31,56%. Hal ini bisa disebabkan karena
umumnya anak perempuan lebih suka membaca daripada anak laki-laki sehingga
pengetahuanya juga lebih baik. Sementara itu pada responden SMA Negeri 1 Binjai
malah terjadi sebaliknya, dimana responden yang memiliki pengetahuan baik lebih
banyak pada responden laki-laki (64,29%) sedangkan perempuan lebih sedikit yaitu
55,56%.
Pekerjaan orangtua responden seperti yang juga terdapat dalam tabel 4.1.
adalah PNS, TNI/POLRI, wiraswasta dan karyawan swasta, dimana pekerjaan yang
terbanyak dari total responden pada kedua sekolah adalah wiraswasta (55,79%).
Sementara diluar pekerjaan tersebut atau yang masuk dalam kategori lain-lain
sebanyak 5,26% yang meliputi satpam, buruh, pelaut, dan petani. Pekerjaan orangtua
responden terbanyak pada responden SMP Negeri 3 Binjai adalah wiraswasta
(63,49%) sedangkan di SMA negeri 1 Binjai terbanyak adalah PNS (43,75%) dan
wiraswasta (40,63%). Dari tabel 4.10 diketahui bahwa seluruh responden SMP
Negeri 3 Binjai yang orang tuanya bekerja sebagai TNI/POLRI memiliki
pengetahuan dalam kategori baik. Sementara di SMA Negeri 1 Binjai responden yang
paling banyak memiliki pengetahuan dalam kategori baik adalah responden yang
pekerjaan orangtuanya sebagai wiraswasta (69,23%) disamping itu pada responden
yang pekerjaan orangtuanya sebagai wiraswasta pula yang memiliki pengetahuan
dalam kategori kurang yakni 7,69%.


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



62

5.2. Pengetahuan
Berdasarkan hasil pengkategorian terhadap pengetahuan responden diketahui
bahwa pengetahuan responden tentang makanan dan minuman jajanan yang
mengandung bahan tambahan makanan tertentu pada siswa SMA Negeri 1 Binjai
lebih baik dari pada siswa SMP Negeri 3 Binjai. Hal ini dapat dilihat dari
pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak berada pada kategori
pengetahuan baik yakni sebesar 59,38% sementara pada responden SMP Negeri 3
Binjai lebih banyak dalam kategori sedang yakni sebesar 50,79% sedangkan
responden dalam kategori pengetahuan baik hanya sebesar 36,51%.
Uraian terhadap hasil pengetahuan diatas dapat di lihat dari Tabel 4.7. dan
tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa secara umum responden SMP Negeri 3 (80,95%)
dan SMA Negeri 1 Binjai (93,75%) mengetahui bahwa contoh-contoh BTM adalah
pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa. Sementara responden yang paling
sedikit menjawab dengan benar adalah mengenai fungsi formalin dan contoh
makanan yang mengandung formalin. Pada SMP Negeri 3 Binjai masing-masing
hanya 26,98% dan 23,81% dan pada SMA Negeri 1 Binjai masing-masing 31,25%
yang mengetahui bahwa fungsi formalin adalah sebagai insektisida dan pengawet
mayat dan contoh-contoh-contoh makanan yang mengandung formalin antara lain
adalah bakso, mie, tahu dan permen.
Berdasarkan gambaran diatas diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa
SMA Negeri 1 Binjai lebih baik dari pengetahuan siswa SMP Negeri 3 Binjai. Hal ini

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



63
bisa disebabkan oleh umur responden SMA Negeri 1 Binjai (15-17 tahun) lebih tua
dari responden SMP Negeri 3 Binjai (12-15 tahun) sehingga ilmu dan informasi yang
diterima responden SMA Negeri 1 Binjai sudah lebih banyak dari responden SMP
Negeri 3 Binjai, sesuai dengan hasil pada tabel 4.5. bahwa lebih banyak siswa SMA
Negeri 1 Binjai yang pernah mendengar informasi tentang makanan dan minuman
jajanan yang mengandung BTM yakni sebesar 93,75% daripada siswa SMP Negeri 3
Binjai yang masih sebesar 84,13%.
Sementara itu responden dengan pengetahuan dalam kategori kurang hanya 9
orang (9,47%) dari total reponden. Hal tersebut karena sudah banyaknya sumber
informasi mengenai makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM yang
mereka terima. Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa sebanyak 86,32% dari total
responden pernah mendengar informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang
mengandung BTM, dan hanya 13,68% yang tidak pernah mendengar informasi
tersebut. Informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM
ini berasal dari berbagai media yakni TV, radio, surat kabar, majalah, buku, teman-
teman, orang tua, guru bahkan dari internet. Dari sumber-sumber informasi tersebut
sebanyak 60,32% responden SMP Negeri 3 Binjai dan 87,50% responden SMA
Negeri 1 Binjai mendapat informasi tersebut dari TV.
TV pada umumnya bersifat informatif, edukatif, dan hiburan. Dengan TV
masyarakat dapat mengetahui perkembangan informasi di seluruh penjuru dunia.
Setiap hari, lebih dari 170 juta penduduk Indonesia menonton TV, sementara
penelitian pada tahun 2002 yang dilansir oleh Yayasan Pengembangan Media Anak

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



64
(2006) menunjukkan bahwa jam menonton TV pada anak Indonesia sekitar 30 35
jam/minggu atau 1560 1820 jam/tahun (Isnaini, 2007).

Seperti terlihat pada tabel 4.6. bahwa selain TV, sumber informasi yang tidak
kalah penting adalah media cetak seperti surat kabar, majalah dan buku. Dari total
responden yang menjawab bahwa mereka mendengar informasi tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung BTM selain dari televisi adalah dari ketiga
sumber tersebut masing-masing sebanyak 21,95%, 20,73%, dan 24,39% responden.
Namun, meskipun sudah banyak sumber informasi dari berbagai media yang
diperoleh tetap saja masih banyak responden yang memiliki pengetahuan dalam
kategori sedang. Hal ini dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh tidak
sepenuhnya diserap atau kurang dimengerti oleh responden sehingga responden
mudah lupa bahkan tidak mengerti akan informasi yang disampaikan oleh media-
media tersebut.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan
(mata) (Notoadmodjo, 2005).

5.3. Sikap

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



65
Sikap merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan
suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak
sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak,
seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap
apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan
terhadap objek tersebut (Purwanto, 1998).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sikap responden dari kedua
sekolah berbeda tingkatannya. Dapat dilihat pada tabel 4.14. bahwa sikap responden
SMP Negeri 3 Binjai lebih banyak dalam kategori sedang yakni sebesar 53,57%
sedangkan pada SMA Negeri 1 Binjai sudah lebih baik. Responden SMA Negeri 1
Binjai yang memiliki sikap dalam kategori baik sebanyak 72,73%.
Kondisi di atas dapat dilihat berdasarkan uraian pada tabel 4.12. dan tabel
4.13. dimana dapat diketahui bahwa dari 8 pertanyaan mengenai sikap siswa tentang
makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM terdapat 6 pertanyaan
dimana responden SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak memiliki sikap yang positif
daripada SMP Negeri 3 Binjai, salah satunya yakni sebanyak 96,87% responden
SMA Negeri 1 Binjai setuju bahwa BTM tidak harus selalu digunakan dalam
pengolahan makanan dan minuman jajanan sementara pada responden SMP Negeri 3
Binjai yang setuju dengan pernyataan tersebut hanya 15,87%.
Sikap siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung BTM sudah lebih baik daripada sikap siswa SMP Negeri 3 Binjai
disebabkan oleh lebih tingginya pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Binjai daripada

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



66
pengetahuan siswa SMP Negeri 3 Binjai. Hal ini diperkuat oleh lebih banyaknya
siswa SMA Negeri 1 Binjai yakni sebanyak 93,75% daripada siswa SMP Negeri 3
Binjai yang hanya 84,13% yang pernah mendengar informasi tentang makanan dan
minuman jajanan baik dari media elektronik, media cetak maupun dari sumber
lainnya.
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 4.15. diketahui bahwa responden
SMP Negeri 3 Binjai yang paling banyak memiliki pengetahuan dalam kategori
sedang dan sikap juga dalam kategori sedang yakni sebanyak 30,16%. Dan
responden SMA Negeri 1 Binjai paling banyak memliki pengetahuan dalam kategori
baik dan sikap juga dalam kategori baik yakni sebanyak 50%. Dapat dikatakan bahwa
pengetahuan siswa dapat membentuk sikap siswa yang dalam hal ini mengenai
makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu, dimana apabila
pengetahuan baik maka sikap akan baik pula.
Sikap merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan
suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu objek tidak
sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak,
seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap
apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan
terhadap objek tersebut (Purwanto, 1998).
Sesuai dengan teori yang dikemukakan Newcomb, bahwa sikap merupakan
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakan akan tetapi merupakan predisposisi tindakan. Sikap

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



67
itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang tebuka (Notoadmodjo, 2003).




5.4. Tindakan
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik), sikap belum tentu
terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu
antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoadmodjo, 2005).
Teori di atas sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana pada tabel 4.19.
diketahui bahwa lebih banyaknya responden yang memiliki tindakan dalam kategori
sedang dan kurang tetapi tidak ada seorang responden pun yang memiliki tindakan
dalam ketegori baik sementara sebelumnya telah disebutkan bahwa pengetahuan dan
sikap responden mayoritas dalam kategori baik dan sedang. Pada responden di SMP
Negeri 3 Binjai tindakan dalam kategori kurang sebanyak 36,51% sedangkan di SMA
Negeri 1 Binjai responden dalam kategori yang sama yakni kurang adalah sebesar
37,50%.
Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu
melalui proses perubahan Pengetahuan Sikap Tindakan. Beberapa penelitian telah
membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses
tersebut tidak selalu seperti teori diatas, bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



68
sebaliknya (Notoadmodjo, 2003). Seperti halnya pada penelitian ini diperoleh bahwa
seseorang bisa berperilaku negatif meskipun pengetahuan dan sikapnya positif.
Dimana dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.20. diketahui bahwa responden SMP
Negeri 3 Binjai tidak ada yang memiliki pengetahuan dan tindakan sekaligus dalam
kategori baik, sementara responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori
sedang tetapi tindakannya dalam kategori kurang sebanyak 20,64%. Pada tabel 4.21.
diketahui bahwa responden SMA Negeri 1 Binjai paling banyak memiliki
pengetahuan dalam kategori baik tetapi tindakan dalam kategori sedang yaitu
sebanyak 37,50% serta pengetahuan dalam kategori baik tetapi tindakan dalam
kategori kurang sebanyak 21,88%.
Tindakan yang kurang ini dipicu juga oleh banyaknya makanan dan minuman
jajanan yang dijual baik di dalam lokasi sekolah maupun di luar gerbang sekolah
yang mengandung bahan tambahan makanan, antara lain pemanis, pengawet,
penyedap rasa dan pewarna buatan. Makanan dan minuman jajanan yang
mengandung BTM tersebut tentunya memiliki tampilan yang sangat menarik baik
dari segi bentuk, rasa dan warna sehingga semakin menarik siswa untuk
mengkonsumsinya.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17. dan tabel 4.18. bahwa seluruh
responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai jajan di sekolah, dimana
diketahui bahwa 84,38% responden SMA Negeri 1 Binjai dan 76,19% responden
SMP Negeri 3 Binjai jajan setiap hari dan masing-masing 15,63% dan 23,81%

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



69
responden SMA Negeri 1 dan SMP Negeri 3 Binjai yang tidak setiap hari jajan di
sekolah.
Tindakan yang kurang ini juga didukung oleh banyaknya jenis jajanan yang
dijual di sekolah yang umumnya mengandung bahan tambahan makanan, dan secara
umum siswa mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan atau minuman jajanan.
Pada tabel 4.22. diketahui bahwa dari 8 jenis makanan dan minuman jajanan yakni
bakso dan saus, sosis, mie sop/bakso/goreng, permen, makanan ringan (snack),
minuman kemasan, es sirop/es campur, dan gorengan yang umumnya diminati oleh
responden di SMP Negeri 3 Binjai adalah makanan ringan (snack), permen, dan
bakso dan saus yakni masing-masing sebanyak 87,30%, 73,02%, dan 66,67%
responden mengkonsumsinya, dan yang umumnya diminati oleh responden di SMA
Negeri 1 Binjai adalah makanan gorengan seperti risol, bakwan, dan tahu isi, mie
sop/bakso/goreng, makanan ringan (snack), permen, dan minuman kemasan yakni
masing-masing terdapat 96,88%, 93,75%, 87,50%, 84,38% dan 81,25% responden
mengkonsumsinya. Sedangkan jajanan yang paling jarang dikonsumsi siswa adalah
sosis. pada SMP Negeri 3 Binjai hanya sebanyak 7,94% responden yang
mengkonsumsi sosis dan hanya 1 orang (3,13%) responden SMA Negeri 1 Binjai
yang juga mengonkonsumsi sosis. Sosis paling jarang dikonsumsi karena pada kedua
sekolah ini tidak setiap hari menjual sosis, seperti di SMP Negeri 3 Binjai dimana
sosis hanya dijual di luar gerbang sekolah dan tidak setiap hari ada.
Meskipun dari hasil penelitian diketahui bahwa 52,63% respoden dari kedua
sekolah selalu sarapan dirumah sebelum berangkat ke sekolah tidak dapat menjamin

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



70
bahwa mereka akan mengurangi jajan di sekolah. Hal ini bisa disebabkan oleh uang
jajan yang selalu diterima oleh 94,74% responden dimana 67,37% dari total
responden menerima Rp 3.000, - per hari dan tidak ada satupun dari responden yang
selalu membawa bekal makanan dari rumah tetapi hanya 16,84% responden yang
kadang-kadang membawanya.
Tindakan jajan sedikit banyaknya juga bisa dipengaruhi oleh sarapan atau
tidak sarapannya siswa sebelum berangkat ke sekolah. Dari tabel 4.2. diketahui
bahwa terdapat 53,97% responden SMP Negeri 3 Binjai dan 50% responden SMA
Negeri 1 Binjai selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Sedangkan yang tidak
pernah sarapan sebelum berangkat sekolah hanya berasal dari responden SMA Negeri
1 Binjai yakni sebanyak 9,37% responden, beberapa responden lainnya tidak sarapan
setiap hari. Bagi anak sekolah, meninggalkan sarapan membawa dampak yang kurang
menguntungkan. Konsentrasi belajar disekolah bisa buyar karena tubuh tidak
memperoleh masukan gizi yang cukup. Sebagai gantinya, anak jajan di sekolah untuk
sekadar mengganjal perut. Tetapi, mutu dan keseimbangan gizi jadi tidak terjamin
(Khomsan, 2003).











Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



71



















Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai jawaban
dari kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan
minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori sedang yakni
sebesar 50,79%.
2. Pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori baik yakni sebesar
59,38%.
3. Sikap siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang
mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori sedang yakni sebesar
53,57%.
4. Sikap siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang
mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori baik yakni sebesar
72,73%.
5. Tindakan siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung BTM tertentu lebih banyak dalam kategori sedang yakni
sebesar 63,49%.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



72
6. Tindakan siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan
yang mengandung BTM tertentu paling banyak dalam kategori sedang yakni
sebesar 62,50%.
7. Pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak dalam kategori
baik dari pada pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 3
Binjai. Sementara, tindakan siswa SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai sama-
sama dalam kategori sedang.

6.2. Saran
1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar bermitra dengan puskesmas atau Balai
POM untuk memberikan informasi kepada siswa tentang bahan tambahan
makanan terutama yang terdapat dalam makanan dan minuman jajanan.
2. Pihak sekolah hendaknya memberi sanksi yang tegas kepada penjual jajanan di
kantin sekolah apabila menjual makanan dan minuman jajanan yang mengandung
bahan tambahan makanan yang berbahaya ataupun yang berlebihan.
3. Kepada siswa diharapkan agar lebih selektif dalam memilih makanan dan
minuman jajanan yang akan dikonsumsi.
4. Hendaknya Balai POM memberi informasi kepada siswa mengenai bahan
tambahan makanan yang berlebihan dan berbahaya yang terdapat dalam makanan
dan minuman jajanan yang mereka konsumsi, dengan cara memasang spanduk
tentang BTM tersebut di setiap sekolah ataupun menempel poster-poster tentang
BTM di setiap kantin yang ada di sekolah.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



73


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.


Daftar Pustaka


Adam, M.; Motarjemi, Y., 2004. Dasar-Dasar Keamanan Makanan Untuk
Petugas Kesehatan. EGC, Jakarta.

Agustiani, Hendriati, 2006. Psikologi Perkembangan. Refika Aditama, Bandung.

Ahmadi, Abu; Uhbiyah, Nur, 2003. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Ali, Mohammad; Asrori, M., 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Bumi Aksara, Jakarta.

Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Cahyadi, Wisnu, 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Makanan. Bumi Aksara, Jakarta.

Evy, 2008. Keamanan Pangan Di Sekolah Rendah. http://www.penapendidikan.
com/keamanan-pangan-di-sekolah-rendah/. Diakses tanggal 20 Januari
2009.

Februhartanti, Judhiastuti, 2004. Amankah Makanan Jajanan Anak Sekolah Di
Indonesia?. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid.
Diakses tanggal 16 J anuari 2009.

Irianto, Pekik Djoko, 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga.
Penerbit Andi, Yogyakarta.

Irianto, Kus; Waluyo, Kusno, 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya,
Bandung.

Isnaini, Muhammad, 2007. Peran Teknologi Pembelajaran Dalam Usaha
Menjadikan TV Sebagai Sumber Belajar. http://www.Balitbangdas
umsel.net/jurnal/Bab4.pdf?id=00001. Diakses tanggal 21 Mei 2009.

Hughes, Christopher, 1987. The Additives Guide. Photographics Honiton, Great
Britain.

Kartasapoetra, G.; Marsetyo H., 2008. Ilmu Gizi. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Khomsan, Ali, 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



72
Maryati, Sri, 2000. Tata Laksana Makanan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Moertjipto; dkk., 1993. Makanan : Wujud, Variasi, dan Fungsinya Serta Cara
Penyajiannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip
Dasar). PT Rineka Cipta, Jakarta.

__________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

__________, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta,
Jakarta.

Nuraini, Heny, 2007. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan
Halal. QultumMedia, Jakarta.

Purwanto, Heri, 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. EGC,
Jakarta.

Sarwono, Wirawan Sarlito, 1997. Psikologi Remaja. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sarwono, Solita, 1997. Sosiologi Kesehatan. Gadjah Mada University Perss,
Yogyakarta.

Sitorus, Lesnauli, 2008. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Siswa SD Tentang
Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan
Tambahan Makanan Pada SD di Kecamatan Medan Denai. Skripsi
FKM USU, Medan.

Sobur, Alex, 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Pustaka Setia,
Bandung.

Sutatmo, Djoned; dkk., 1979. Pengantar Kesehatan Sekolah. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Tyo, N., 2006. Waspada dan Awasi Jajanan Anak. http://www.lampungpost.com
/berita.php?id. Diakses tanggal 20 Januari 2009.

Vepriaty, Neti, 2007. Surveylans Bahan Berbahaya Pada Makanan di Kabupaten
Kulonprogo. http://www.dinkeskabkulonprogo.org/?p=58. Diakses pada
16 Januari 2009.

Winarno, G. F., 1993. Pangan : Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



73

Winarno, G. F.; dkk., 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT Gramedia, Jakarta.

Yulianti, Nurheti, 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Penerbit Andi,
Yogyakarta.








































Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



74


Kuesioner Penelitian
Tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Tentang Makanan
Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan
Makanan (BTM) Tertentu


A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama : .....................................
Kelas / Sekolah : .....................................
Jenis Kelamin : .....................................
Umur : .....................................
Pekerjaan Orangtua : .....................................

1. Apakah adik-adik sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak
2. Apakah adik-adik membawa bekal makanan dari rumah?
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Selalu
3. Apakah orang tua adik-adik memberikan uang jajan sebelum berangkat
sekolah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Berapa uang jajan yang diberikan? (diluar ongkos)
Nomor :

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



75
a. <Rp 3.000
b. Rp 3.000
5. Apakah adik-adik pernah mendengar informasi tentang Bahan Tambahan
Makanan (BTM)?
a. Pernah
b. Tidak pernah
jika pernah dari mana adik-adik mendengar informasi tersebut ? (jawaban boleh
lebih dari satu.....)
a. Media elektonik (TV, Radio) beri tanda
b. Media cetak (Surat kabar, Majalah, Buku)beri tanda
c. Teman-teman
d. Lain-lain (sebutkan......................................)
B. PERILAKU
1. Pengetahuan
1. Apakah yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Makanan (BTM)?
a. Bahan tambahan yang ditambahkan dalam makanan dengan tujuan
untuk mempengaruhi sifat dan bentuk makanan (2)
b. Bahan tambahan yang sengaja ditambahkan dalam makanan (1)
c. Bahan tambahan yang harus ada dalam makanan (0)
2. Apakah manfaat dari penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM)?
a. Untuk mengawetkan makanan (1)
b. Untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta
rasa dan teksturnya lebih sempurna (2)
c. Tidak tahu (0)
3. Apakah contoh-contoh Bahan Tambahan Makanan (BTM)?
a. Pengawet, pewarna, penyedap rasa (1)
b. Pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa (2)
c. Tidak tahu (0)
4. Bagaimanakah ciri-ciri makanan yang menggunakan pemanis buatan?

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



76
a. Rasanya manis dan tidak pahit di lidah (0)
b. Rasanya manis dan terasa pahit di lidah (2)
c. Rasanya sangat manis (1)
5. Bagaimanakah ciri-ciri makanan yang mengandung pengawet?
a. makanan menjadi awet dan tahan lama (1)
b. makanan tidak mudah busuk dan tahan lama serta dapat memperbaiki
cita rasa, warna, dan teksturnya (2)
c. mudah busuk dan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
(0)
6. Apakah contoh-contoh Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang dilarang
penggunaannya oleh pemerintah?
a. MSG (Monosodium Glutamat) (0)
b. Formalin, boraks, rhodamin B (2)
c. Formalin, rhodamin B, MSG (Monosodium Glutamat) (1)
7. Apakah fungsi sebenarnya dari formalin?
a. Pengawet mayat (1)
b. Insektisida, pengawet mayat (2)
c. Pengawet makanan (0)
8. Apakah contoh-contoh makanan yang mengandung formalin yang adik
ketahui?
a. Bakso, mie, tahu, permen (2)
b. Bakso, mie, tahu (1)
c. Susu, tahu (0)
9. Bagaimana ciri-ciri bakso yang mengandung formalin dan boraks?
a. Kenyal dan berwarna putih keabu-abuan (2)
b. Lembut dan berwarna putih keabu-abuan (1)
c. Keras dan berwarna coklat (0)
10. Bagaimana ciri-ciri makanan dan minuman jajanan yang mengandung
pewarna sintetis (buatan)?

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



77
a. Warna menarik dan tanpa rasa pahit di lidah (1)
b. Warna mencolok/terang dan terasa agak pahit di lidah (2)
c. Tidak berwarna (0)

11. Apakah fungsi MSG (Monosodium Glutamat)?
a. Pemanis dan pengawet makanan (0)
b. Penyedap rasa dan memodifikasi rasa makanan (2)
c. Memberi rasa gurih dan nikmat (1)
12. Apakah contoh jajanan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat)?
a. Makanan ringan kemasan (snack) dan makanan gorengan (1)
b. Minuman ringan dan buah-buahan (0)
c. Makanan ringan kemasan (snack), makanan gorengan, mi instan (2)
13. Apakah bahaya Bahan Tambahan Makanan (BTM) bagi kesehatan?
a. DBD, cacingan, pusing/mual (0)
b. pusing/mual, gangguan pencernaan, ginjal, kanker (2)
c. gangguan pencernaan, ginjal, kanker (1)

2. Sikap
1. Apakah adik setuju bahwa Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang
digunakan dalam pengolahan makanan dan minuman jajanan dapat
memperbaiki kualitas dan membuat makanan dan minuman jajanan jadi
lebih menarik?
a. Setuju (2)
b. Tidak setuju (0)
2. Apakah adik setuju jika Bahan Tambahan Makanan (BTM) harus selalu
digunakan dalam pengolahan makanan dan minuman jajanan?
a. Setuju (0)
b. Tidak setuju (2)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



78
3. Apakah adik setuju jika makanan dan minuman jajanan mengandung bahan
tambahan makanan dalam dosis yang berlebihan?
a. Setuju (0)
b. Tidak setuju (2)


4. Apakah adik-adik setuju jika makanan jajanan mengandung formalin agar
lebih awet (tahan lama)?
a. Setuju (0)
b. Tidak setuju (2)
5. Apakah adik-adik setuju jika boraks tidak boleh digunakan untuk
mengenyalkan bakso?
a. Setuju (2)
b. Tidak setuju (0)
6. Apakah adik-adik setuju jika makanan dan minuman jajanan yang
mengandung pewarna buatan (dari bahan kimia) diganti dengan pewarna
alami seperti kunyit atau pandan?
a. Setuju (2)
b. Tidak setuju (0)
7. Apakah adik-adik setuju jika semua makanan jajanan harus mengandung
banyak MSG (Monosodium Glutamat) agar lebih enak dan gurih?
a. Setuju (0)
b. Tidak setuju (2)
8. Apakah adik-adik setuju bahwa Bahan Tambahan Makanan (BTM) dapat
menimbulkan berbagai bahaya kesehatan seperti mual, muntah, pusing,
gangguan pencernaan, kanker bahkan sampai kematian?
a. Setuju (2)
b. Tidak setuju (0)


Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



79
3. Tindakan
1. Apakah adik-adik jajan di sekolah?
a. Selalu (0)
b. Kadang-kadang (1)
c. Tidak (2)

jika jawaban A atau B maka jenis jajanan apa yang adik-adik beli?
(jawaban boleh lebih dari satu...)
a. Bakso dan saos
b. sosis
c. mie sop/ mie bakso/ mie goreng
d. permen
e. makanan ringan kemasan (snack)
f. minuman kemasan
g. es sirup/es campur
h. gorengan
i. lain-lain (sebutkan)
2. Apakah adik-adik membeli jajanan yang rasanya sangat manis seperti es
sirup, minuman kemasan, atau permen? (tuliskan yang paling sering di beli
..........................................)
a. Selalu (0)
b. Kadang-kadang (1)
c. Tidak (2)
3. Apakah adik-adik membeli jajanan yang warnanya sangat mencolok?
a. Selalu (0)
b. Kadang-kadang (1)
c. Tidak (2)
4. Apakah adik-adik membeli jajanan seperti mie dan bakso?
a. Selalu (0)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman J ajanan Yang Mengandung
Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.



80
b. Kadang-kadang (1)
c. Tidak (2)
5. Apakah adik-adik membeli makanan ringan kemasan (snack) dan gorengan?
a. Selalu (0)
b. Kadang-kadang (1)
c. Tidak (2)

Anda mungkin juga menyukai