Kemajuaan dan perkembangan perkotaan telah mendorong tumbuh suburnya
perumahan perumahan dipinggir atau di tepian kota (diluar daerah pusat kegiatan) . penghuni perumahan perumahan baru tersebut rata rata adalah keluarga keluarga dengan ciri ciri yang hampir sama yaitu pasangan suami istri yang baru saja menikah.biasanya keduanya bekerja atau mempunyai profesi ,mempunyai anak lebih dari 1 sampai 2,memeperkerjakan pembantu rumah tangga,karena kedua pasangan muda tersebut rata-rata adalaah pekerja full time yang bekerja dari fajar hingga petang.sehingga mengurus anak maupun bayi adaalah hal yang mustahil bagi mereka sedangkan karakteristik sosialnya adaalah sibuk mengurus urusannya sendiri , kurang peduli dengan lingkungan sekitar, mobilitas yang tinggi hingga hampir tidak pernah di rumah dan cenderung tertutup dengan lingkungan sekitar . sehingga hampir semua yang tinggal didalam suatu perumahan cenderung tidak mengenal satu sama lain , tidak mengenal tetangganya sendiri , dan tidak ingin mencari tahu karena terbatasnya waktu dirumah . kebanyakan dari mereka setelah pulang kerja langsung masuk ke dalam rumah dan tidak keluar. Perumahan puri tohudan indah adaala salah satu diantara sekian banyak kasus yang lain . sudah hampir tiga tahun berlalu tepatnya setelah perumahan puri tohudan indah terjual oleh developer serta hampir semua rumah telah dihuni dan hanya beberapa yang masih kosong , namun meski hampir semua rumah telah terhuni hampir tidak pernah nampak kegiatan kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada disitu seperti kerja bakti , ronda bersama,pengajian arisan ibu ibu , bahkan event event hari raya yang hampir diadakan di semua desa , kampung,dan komplek seperti perayaan hari ulang tahun indonesia atau HUT RI yang dirayakan dengan mengadakan lomba , makan makan , malam tirakatan , dan silaturahmi bersama. Tahun baru pun gang nampak sepi tak berpenghuni padahal di kampung lain tahun baru menjadi ajang untuk bertemu dengan tetangga lain bersenda gurau,bercerita ngalor ngidul,maupun hanya untuk sekedar menyalakan kembang api.Tapi hal ini tidak terjadi di perumahan puri tohudan indah, suasana disini adalah kebalikkan dari suasana kampung yang ramai dan semarak serta meriah. Para penghuni sibuk dengan urusannya masing-masing, pergi pagi buta dan pulang menjelang maghrib , belum lagi ada anak yang harus dibawa ke katnor seusai sekolah , setelah tiba di rumah , memakirkan mobil dan motor,masuk rumah , dan kembali lagi ke rutinitas awal. Keadaan dan pemandangan inilah yang selalu mengusik Pak Joko karena memang kebetulan Pak Joko adalah seorang wiraswasta yang membuka warung sehingga tidak terikat jam kerja,maka dari itu pak joko menjadi sensitif dengan lingkunga di sekitar rumahnya karena setiap hari pak joko melihat , dan mengamati pola perilaku tingkah para tetangganya . pak joko merasa prihatin dengan kehidupan bertetangga di sekitar rumahnya tepatnya perumaha puri tohudan indah , pak joko membandingkan kehidupan sosial di rumahnya sekarang dengan dulu saat dia masih hidup di kampung yang dikenal dengan hidup gotong royong serta menonjolkan kebersamaan. Harus ada orang yang berinisiatif dan memprakarsai untuk membuka kebuntuan komunikasi bertetangga ini demikian yang selalu menjadi pikiran dan tekadnya, gerakan perubahan harus dimulai dari diri sendiri yang kemudian ditularkan atau jika tidak mengajak tetapi tidak memaksa orang lain juga untuk mulai berubah. Tekad dan kemauan ini didukung oleh isterinya yang sebenarnya justru sudah terlebih dahulu memulainya dengan hal yang sederhana dengan tidak merasa malu, terpaksa dan gembira menyapu dan membersihkan jalan sepanjang gang perumahan. Pak Joko mulai membikin, mengetik dan menyebarkan sendiri undangan untuk silaturohmi warga kepada seluruh warga perumahan puri indah. Inisiatif Pak Joko untuk mengumpulkan dan mempertemukan warga dalam satu majelis silaturohmi tidak disangka ternyata disambut dengan senang dan antusias warga perumahan. Dengan bertempat di rumahnya sendiri, hidangan yang diadakannya sendiri.pertemuan pun berjalan dengan penuh canda dan tawa yang padahal tadinya tidak saling peduli menjadi peduli.