Disusun Oleh : Wiryani Elvira Ama! "#"$"%$&%' Pemimin( : )r$ A)i Wi*aya+ S,PD KEPANITERAAN KLINIK ILMU PEN-AKIT DALAM RS MAR.OEKI MA/DI BOGOR PERIODE #" 0ANUARI 1 2 APRIL &"3& 4AKULTAS KEDOKTERAN UNI5ERSITAS TRISAKTI 0AKARTA &"3& TIN0AUAN PUSTAKA De6inisi Definisi malaria menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI adalah malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Dapat berlangsung akut maupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. !" E,i)emi7l7(i Distribusi dan insidensi kasus malaria tersebar pada lebih dari !## negara di benua Afrika, Asia, Amerika bagian $elatan" dan daerah %&eania dan kepulauan 'aribia. P.fal&iparum dan P.malariae umumnya dijumpai pada semua negara dengan malaria( di Afrika, )aiti dan Papua *ugini umumnya P.fal&iparum( P.+i+a, banyak di Amerika -atin. Di Amerika $elatan, Asia .enggara, negara %&eania, dan India umumnya P.fal&iparum dan P.+i+a,. P.o+ale biasanya hanya di Afrika. Di Indonesia ka/asan .imur, mulai dari Kalimantan, $ula/esi .engah sampai ke Utara, 0aluku, Irian 1aya dan dari -embor sampai *usa .enggara .imur serta .imor .imur merupakan daerah endemis malaria dengan P.fal&iparum dan P.+i+a,. !" E!i7l7(i 0alaria disebabkan oleh proto2oa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan proto2oa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 3 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang ter&emar serta dari ibu hamil kepada janinnya. 4,5" Si8lus /i)u, Plasmodium Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan nyamuk anopheles betina. 3" $ilkus Pada 0anusia Pada /aktu nyamuk anopheles infektif mengisap darah manusia, sporo2oit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang lebih 5# menit. $etelah itu sporo2oit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropo2oit hati. Kemudian berkembang menjadi ski2on hati yang terdiri dari !#.### sampai 5#.### mero2oit hati. $iklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang lebih 4 minggu. Pada P. vivak dan P. ovale, sebagian tropo2oit hati tidak langsung berkembang menjadi ski2on, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut hipno2oit. )ipno2oit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan6bulan sampai bertahun6tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps kambuh". 7,8" 0ero2oit yang berasal dari ski2on hati yang pe&ah akan masuk ke dalam peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropo2oit sampai ski2on 965# mero2oit". Proses perkembangan aseksual ini disebut ski2ogoni. $elanjutnya eritrosit yang terinfeksi ski2on" pe&ah dan mero2oit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. $iklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer. $etelah 465 siklus ski2ogoni darah, sebagian mero2oit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual yaitu gametosit jantan dan betina. 7,8" $iklus Pada *yamuk Anopheles Betina Apabila nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi 2igot. :igot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di luas dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporo2oit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia. 7,8" 0asa inkubasi atau rentang /aktu yang diperlukan mulai dari sporo2oit masuk ke tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam ber+ariasi, tergantung dari spesies Plasmodium. $edangkan masa prepaten atau rentang /aktu mulai dari sporo2oit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik. 7,8" Mani6es!asi Klinis 0alaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses ski2ogoni pe&ahnya mero2oit atau ski2on", pengaruh ;PI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi misalnya pada daerah hiperendemik" banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. ;ambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodi&, anemia dan splenomegali <,9,!#,!!" . 0anifestasi umum malaria adalah sebagai berikut= !. 0asa inkubasi 0asa inkubasi biasanya berlangsung 9658 hari tergantung dari spesies parasit terpendek untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P. malariae", beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. $elain itu juga &ara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau se&ara induksi misalnya transfuse darah yang mengandung stadium aseksual" <,!4" . 4. Keluhan6keluhan prodromal Keluhan6keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa= malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang6kadang merasa dingin di punggung. Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak jelas 8" . 5. ;ejala6gejala umum ;ejala6gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria malaria proxym) se&ara berurutan= Periode dingin Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pu&at sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara !7 menit sampai ! jam diikuti dengan meningkatnya temperatur 9,!!,!4" . Periode panas >ajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi &epat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 3# o ' atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah6muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 4 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat 9,!!,!4" . Periode berkeringat Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa &apek dan sering tertidur. Bial penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa 9,!4" . Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 5 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis 9,!4" . Dia(n7sis Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah se&ara mikroskopik atau tes diagnosti& &epat. !. Anamnesis Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal6pegal. ?i/ayat berkunjung dan bermalam lebih kurang !63 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria. ?i/ayat tinggal di daerah endemik malaria. ?i/ayat sakit malaria. ?i/ayat minum obat malaria satu bulan terakhir. ?i/ayat mendapat transfusi darah. 4. Pemeriksaan Fisik Demam @58,7 o '" Kunjun&ti+a atau telapak tangan pu&at Pembesaran limpa Pembesaran hati Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda6tanda klinis sebagai berikut= .emperature re&tal @3# o '. *adi &apat dan lemah. .ekanan darah sistolik A8# mm)g pada orang de/asa dan A7# mm)g pada anak6 anak. Frekuensi napas B57 kali permenit pada orang de/asa atau B3# kali permenit pada balita, dan B7# kali permenit pada anak diba/ah ! tahun. Penurunan kesadaran. 0anifestasi perdarahan= ptekie, purpura, hematom. .anda6tanda dehidrasi. .anda6tanda anemia berat. $klera mata kuning. Pembesaran limpa dan atau hepar. ;agal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria. ;ejala neurologik= kaku kuduk, refleks patologis positif. 5. Pemeriksaan -aboratorium a. Pemeriksaan dengan mikroskopik $ebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi C" . Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan= AdaDtidaknya parasit malaria. $pesies dan stadium Plasmodium Kepadatan parasit 6 $emi kuantitatif= 6" = tidak ditemukan parasit dalam !## -PB E" = ditemukan !6!# parasit dalam !## -PB EE" = ditemukan !!6!## parasit dalam !## -PB EEE" = ditemukan !6!# parasit dalam ! -PB EEEE"= ditemukan B!# parasit dalam ! -PB 6 Kuantitatif 1umlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah tebal atau sediaan darah tipis. b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik &epat (Rapid Diagnostic est) 0ekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda immunokromatografi dalam bentuk dipstik. &. .es serologi .es ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. .es ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnosti& sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari parasitemia. .iter B!=4## dianggap sebagai infeksi baru, dan tes B!=4# dinyatakan positif. Pen(7a!an Malaria %bat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain klorokuin, sulfadoksin6 pirimetamin, kina, primakuin, serta deri+ate artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria standar untuk profilaksis, pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam program pemberantasan malaria, sulfadoksin6pirimetamin digunakan untuk pengobatan radikal penderita malaria fal&iparum tanpa komplikasi. Kina merupakan obat anti malaria pilihan untuk pengobatan radikal malaria fal&iparum tanpa komplikasi. $elain itu kina juga digunakan untuk pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi. Primakuin digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis, pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat. Artemisin digunakan untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten multidrugs. !#" . Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria. Khusus di ?umah $akit, obat tersebut dapat digunakan dengan kombinasi obat antimalaria lain, untuk mengobati penderita resisten multidrugs. %bat antibiotika yang sudah diuji&oba sebagai profilaksis dan pengobatan malaria diantaranya adalah deri+ate tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, sulfametoksa2ol6trimetoprim dan siprofloksasin. %bat6obat tersebut digunakan bersama obat anti malaria yang bekerja &epat dan menghasilkan efek potensiasi antara lain dengan kina !!" . Pen(7a!an malaria vivax )an malaria ovale -ini pertama= KlorokuinEPrimakuin Kombinasi ini digunakan sebagai piliha utama untuk pengobatan malaria +i+a, dan o+ale. Pemakaian klorokuin bertujuan membunuh parasit stadium aseksual dan seksual. Pemberian primakuin selain bertujuan untuk membunuh hipno2oit di sel hati, juga dapat membunuh parasit aseksual di eritrosit 5" . Dosis total klorokuinF 47 mgDkgBB !,Dhr selama 5 hari", primakuinF #,47 mgDkgBBDhr selama !3 hari". Apabila pemberian dosis obat tidak memungkinkan berdasarkan berat badan penderita obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur, sesuai dengan tabel. .abel 3. Pengobatan 0alaria +i+a, dan 0alaria o+ale )ari 1enis obat 1umlah tablet menurut kelompok umur dosis tunggal" #6! bln 46!! bln !63 th 76C th !#6!3 th @!7 th I Klorokuin G H ! 4 5 563 Primakuin 6 6 G H I ! II Klorokuin G H ! 4 5 563 Primakuin 6 6 G H I ! III Klorokuin !D9 G H ! !H 4 Primakuin 6 6 G H I ! IJ6KIJ Primakuin 6 6 G H I ! Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke 49 setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut= klinis sembuh sejak hari keempat" dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ketujuh 5" . Pengobatan tidak efektif apabila dalam 49 hari setelah pemberian obat= 5" ;ejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau ;ejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang atau timbul kembali setelah hari ke6!3. ;ejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul kembali antara hari ke6!7 sampai hari ke649 kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru". Pengobatan malaria +i+a, resisten klorokuin -ini kedua= KinaEPrimakuin Dosis kinaF !# mgDkgBBDkali 5,Dhr selama 8 hari", primakuinF #,47 mgDkgBB selama !3 hari". Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur sebagai berikut= .abel 7. Pengobatan 0alaria +i+a, ?esisten Klorokuin )ari 1enis obat 1umlah tablet perhari menurut kelompok umur #6! bln 46!! bln !63 th 76C th !#6!3 th @ !7 th !68 Kina L L 5,H 5,! 5,4 5,5 !6!3 Primakuin 6 6 G H I ! L = dosis diberikan per kgB Pengobatan malaria +i+a, yang relaps $ama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin yang ditingkatkan. Dosis klorokuin diberikan ! kali perhari selama 5 hari, dengan dosis total 47 mgDkgBB dan primakuin diberikan selama !3 hari dengan dosis #,7 mgDkgBBDhari. Dosis obat juga dapat ditaksir dengan menggunakan tabel dosis berdasarkan golongan umur 5" . .abel <. Pengobatan 0alaria +i+a, yang ?elaps )ari 1enis obat 1umlah tablet menurut kelompok golongan umur #6! bln 46!! bln !63 th 76C th !#6!3 th @ !7 th ! Klorokuin G H ! 4 5 563 Primakuin 6 6 H ! !H 4 4 Klorokuin G H 6 4 5 563 Primakuin 6 6 H ! !H 4 5 Klorokuin !D9 G H ! !H 4 Primakuin 6 6 H ! !H 4 !36!3 Primakuin 6 6 H ! !H 4 Kem7,r76ila8sis Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam /aktu yang tidak terlalu lama, seperti turis, peneliti, pega/ai kehutanan dan lain6lain. Untuk kelompok atau indi+idu yang akan bepergian atau tugas dalam jangka /aktu yang lama, sebaiknya menggunakan personal protection seperti pemakaian kelambu, ka/at kassa, dan lain6lain 5" . %leh karena P. falciparum merupakan spesies yang +irulensinya &ukup tinggi maka kemoprofilaksisnya terutama ditujukan pada infeksi spesies ini. $ehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi P. falciparum terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan. Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 4 mgDkgBB selama tidak lebih dari 36< minggu. Kemoprofilaksis untuk P. vivax dapat diberikan klorokuin dengan dosis 7 mgDkgBB setiap minggu. %bat tersebut diminum ! minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 3 minggu setelah kembali. 5" . .abel 9. Dosis Pengobatan Pen&egahan Dengan Klorokuin ;olongan umur thn" 1umlah tablet klorokuin dosis tunggal, !,Dminggu" A! G !63 H 76C ! !#6!3 !H B!3 4 ILUSTRASI KASUS STATUS PASIEN I$ IDENTITAS *o. ?0 = 44C7!3 *ama = .n.A$ .empat M .anggal -ahir = Bogor, !# %ktober !C88 1enis Kelamin = -aki6laki Agama = Islam Alamat = Kp. 'urug ?. ! D 5 N Bogor Barat Pendidikan = $-A Pekerjaan = $/asta $uku Bangsa = $unda $tatus Pernikahan = 0enikah 0asuk ?umah $akit = 8 Februari 4#!# II$ Pen(amilan Anamnesis Autoanamnesis pada tanggal !# Februari pukul 4!.## >IB bertempat di Bangsal ;ayatri ?$00. III$ Keluhan U!ama Demam naik turun sejak !# hari sebelum masuk ?$. Keluhan .ambahan 0enggigil, berkeringat, kepala pusing dan mual I5$ Ri9aya! Penya8i! Se8aran( %$ datang ke I;D ?$00 dengan keluhan demam naik turun sejak !# hari sebelum masuk ?$. Demam dirasakan hilang timbul tiap dua hari sekali. Biasanya setelah pasien mengalami demam, pasien menggigil disertai nyeri kepala, setelah menggigil berhenti, pasien banyak berkeringat. Pasien mengalami demam N menggigil N dan berkeringat sekitar pukul #C.## N !3.##. 0ual dan nyeri ulu hati dirasakan pasien tiap hari dan nyeri kepala dirasakan terutama saat menggigil. Pasien ber&erita bah/a ia telah tinggal di Kalimantan sejak 5 bulan yang lalu, ia tinggal bersama teman6temannya yang lain di sebuah & perkemahan" karena pekerjaannya di tengah hutan Kalimantan sebagai penambang batubara. Beberapa teman6 temannya satu demi satu menderita sakit malaria sehingga memutuskan untuk pulang. *amun pasien saat itu tidak menderita malaria, saat 5 hari menjelang kepulangannya tanggal 5# 1anuari, baru pasien mengalami gejala yang dirasa pasien seperti malaria namun pasien memutuskan untuk mengobati gejala yang dirasanya sepulangnya ke Bogor. Demam terus menerus selama beberapa hari diikuti fase tidak demam beberapa hari kemudian menjadi demam kembali disangkal oleh pasien, tanda6tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah maupun bintik bintik merah di ba/ah kulit disangkal oleh pasien.
5$ Ri9aya! Penya8i! Dahulu Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. Dan pasien mengatakan sampai saat ini, penyakit yang pernah diderita pasien hanya sebatas &ak air dan itu pun terjadi saat pasien masih ke&il dan lupa pada usia berapa. Kemudian pasien juga pernah mengalami tifus abdominal namun tidak sampai dira/at, hanya berobat jalan di puskesmas. $elain itu pasien hanya sekedar mengalami batuk dan pilek dan sembuh dengan obat yang dibeli di /arung dalam beberapa hari. 5I$ Ri9aya! Penya8i! Keluar(a Pasien adalah anak ke sembilan dari sembilan bersaudara. Ayah pasien meninggal karena darah itnggi, dan ibu pasien telah meninggal juga namun pasien tidak tahu meninggal karena apa karena masih ke&il saat ibunya meninggal. Kakek dan nenek dari pasien telah meninggal dan pasien tidak mengetahui penyebab kematiannya. ?i/ayat penyakit D0, .B, hepatitis, kelainan jantung, dan penyakit berat lainnya disangkal. .idak ada anggota keluarga yang memiliki kesamaan gejala dan tanda6tanda penyakit yang sama dengan pasien, begitu juga istri pasien. 5II$ Ri9aya! Keiasaan Pasien mengaku memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur. Pasien bekerja sebagai asisten dari operator pengeboran. Karena kesibukannya dan keterbatasan jangkauan tempat makan, pasien makan seadanya yang disediakan di sana. Pasien jarang berolahraga karena kesibukannya. Pasien mengaku telah merokok sejak $0P namun sejak sakit, pasien tidak merokok lagi namun pasien menyangkal minum minuman beralkohol. Pasien menyangkal adanya gangguan tidur dan pasien sering mengkonsumsi kopi dan teh selama ini. 5III$ Ri9aya! Kehi)u,an Pria)i )an S7sial E87n7mi Anggota keluarga pasien saat ini adalah istri dan dua orang anak. $aat ini pasien dan istri sudah menikah selama !# tahun dan dikaruniai dua orang anak. Kedua anak pasien laki6 laki dan masih sekolah. Kehidupan pasien dengan lingkungan sekitar rumahnya baik dan di sekitar rumahnya tidak ada tetangga yang mengalami gejala yang sama seperti pasien. 0enurut pasien kondisi rumah pasien baik. Pasien selalu menjaga kebersihan rumah, mengatur +entilasi dengan baik, serta tempat mandi, &u&i, kakus &ukup memadai. PEMERIKSAAN 4ISIK Dilakukan pada tanggal !# Februari 4#!4 A. KOADAA* U0U0 Kesan $akit = sakit sedang $tatus gi2i = baik Kesadaran = &ompos mentis Postur tubuh = athletikus Umur pasien = 53 tahun 'ara berbaring =pasien tidak berbaring dalam posisi khas kearah penyakit tertentu 'ara bernafas = pasien tampak bernafas normal %edem = tidak tampak oedem pada /ajah dan ekstremitas >arna kulit = tidak tampak sianotik tidak tampak ikterik tidak tampak adanya eflouresensi kulit teraba lembab dan berkeringat $ikap pasien = kooperatif B. .A*DA JI.A- .ekanan darah = !##D8# mm)g *adi = 8# ,Dmenit +olume sedang, irama teratur, ePual kanan6kiri. $uhu = 57,9 # ' diukur pada aksila kiri Pernafasan = !9 ,Dmenit, irama teratur, tipe pernafasan abdomino6thorakal .inggi badan = !<7 &m Berat badan = 7# Kg '. KOPA-A Bentuk kepala = *ormo&ephali ?ambut = )itam, distribusi merata, mudah di&abut, lembab >ajah = $imetris, tidak ditemukan benjolan, tidak ditemukan hiperemis 0ata = .idak ada oedem palpebra Alis mata hitam dan tersebar merata Palpebra tidak ditemukan ektropion dan entropion 'onjungti+a anemis 6D6 $&lera ikterik 6D6 .idak ditemukan strabismus .idak ditemukan sekret pada mata Pupil isokor 5 mm, bulat .idak ada kekeruhan pada lensa mata ?eflek &ahaya langsung EDE ?efleks &ahaya tidak langsung EDE .ekanan bola mata normal ?efleks kornea EDE .elinga = Pada telinga luar tidak ditemukan oedem, hiperemis, sikatrik .idak ada nyeri tekan pada telinga luar .idak ditemukan nyeri tarik pada telinga .idak ditemukan nyeri tekan pada mastoid .idak ditemukan nyeri tekan pada trgus 0embran timpani sulit dinilai ?eflek &ahaya telinga sulit dinilai Ditemukan serumen pada meatus akustikus eksternus telinga kanan dan kiri )idung = Bentuk simetris .idak ditemukan de+iasi septum .idak ditemukan pernafasan &uping hidung .idak ditemukan mukosa oedem dan hiperemis 'on&ha nasalis tampak tidak hiperemis .idak ditemukan nyeri tekan sinus frontalis .idak ditemukan nyeri tekan sinus maksilaris 0ulut = Bibir tampak simetris, ber/arna merah muda, dan kering -idah tidak kotor, tidak tremor, tidak hiperemis U+ula terletak ditengah, ber/arna merah muda Faring tidak hiperemis .onsila normal dengan .!6.! D. -O)O? .rakea = .rakea terletak ditengah Kaku kuduk = .idak terdapat kaku kuduk A. &arotis = .idak terdengar bruit .iroid = .iroid teraba normal tanpa pembesaran, tidak teraba benjolan K;B =.idak teraba pembesaran pada K;B submental, submandibular, preaurikular, retroaurikular, &er+i&al, dan supra&la+ikular. O. .)%?AK .)%?AK A*.O?I%? Inspeksi = Bentuk thora, simetris pada saat statis dan dinamis .idak terdapat retraksi sela iga .idak ditemukan eflouresensi Pernafasan abdomino thorakal dan tidak ada pernapasan yang tertinggal I&tus &ordis tidak terlihat Palpasi = Pada palpasi se&ara umum tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba benjolan ;erak nafas simetris Angulus &ostae 9# o
I&tus &ordis tidak teraba .idak teraba thrill Jo&al fremitus kiri dan kanan simetris Perkusi = Perkusi sonor Batas paru hepar pada i&s 7 midkla+ikula kanan Batas paru lambung pada i&s 9 aksilaris anterior kiri .idak terdapat nyeri ketuk Auskultasi= $uara nafas +esikuler, ron&hi 6D6, /hee2ing6D6 B1 I, B1 II regular, tidak terdengar murmur, tidak terdengar gallop .)%?AK P%$.O?I%? Inspeksi = .idak terlihat eflouresensi .idak terlihat benjolan pada +ertebra .idak ada kelainan bentuk +ertebra .idak terlihat hiperemis Bentuk thora, simetris saat dinamis dan saat statis Palpasi = ;erak nafas simetris .idak ditemukan nyeri tekan Jo&al fremitus kiri lebih lemah daripada kanan Perkusi = .idak terdapat nyeri ketuk Perkusi sonor Auskultasi = $uara nafas bronko+esikuler F. ABD%0O* Inspeksi = Bentuk perut rata tidak bun&it Umbili&us normal bulat tidak menonjol .idak terdapat eflouresensi Auskultasi= BU E normal 4 ,Dmenit .idak terdengar artrial bruit .idak terdengar +enous hum Perkusi = .erdengar timpani di keempat kuadran abdomen Batas atas hepar pada I'$ 3 midkla+ikularis kanan $hifting dullnes N" Palpasi = Dinding perut supel, turgor baik, defens mus&ular 6" .idak teraba masa pada seluruh kuadran abdomen .idak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas pada seluruh kuadran abdomen )epar dan lien tidak teraba membesar .idak teraba pembesaran +esika fellea, murphy sign 6" Ballotemen ginjal 6D6 Undulasi N" *yeri ketok 'JA 6D6 *yeri tekan 'JA 6D6 ;. OK$.?O0I.A$ OK$.?O0I.A$ A.A$ Inspeksi = Kedua e,tremitas atas terlihat proporsional dengan tubuh dan terlihat simetris .idak terdapat atrofi, pembengkakan sendi, dan ulkus .idak terlihat kelainan pada kuku Palpasi = $uhu kedua ekstremitas hangat sama kiri kanan Kulit kering pada kedua ekstremitas .idak terdapat oedem dan nyeri .idak terdapat rigiditas dan tremor ?efleks bisep EDE ?efleks trisep EDE OK$.?O0I.A$ BA>A) Inspeksi = .idak terdapat deformitas Kedua e,tremitas ba/ah terlihat proporsional dengan tubuh dan simetris .idak terdapat atrofi, eflorosensi, pembengkakan sendi, dan ulkus .idak terlihat kelainan pada kuku dan jari6jari Palpasi = $uhu kedua ekstremitas hangat sama kiri kanan Kulit kering pada kedua ekstremitas .idak terdapat oedem, nyeri, dan atrofi .idak terdapat rigiditas dan tremor ?efleks patella EDE ?efleks a&hilles EDE PEMERIKSAAN PENUN0ANG Pemeri8saan Darah !"am !!=!8 !C=37 #9=77 !C=78 *ilai normal !anggal 8D4D4#!4 9D4D4#!4 HEMATOLOGI #emoglobin !5,< !5,# !4,< !5,! !5 N !9 grDdl $eukosit 5.<!# 7.#7# 7.#4# 3.98# 3###6!####Dmm 5 hrombosit 34.### 3!.### 38.### 3C.### !7####63##### mm 5 #ematokrit 5C 5C 59 5C 3#673 Q KIMIA DARAH %&' 5# A 34 UDI %&P 54 A 38 UDI (reum 55,4 !# N 7# mgDdl )reatinin #,CC #,<8 N !,5< mgDdl &ula darah !!5 A !3# mgDdl *alaria 6 6 #C=4< !9=79 #C=3! !9=4# #C=4C !C=35 *ilai normal CD4D4#!4 !#D4D4#!4 !!D4D4#!4 !4,3 !4,5 !4,# !!,8 !4,! !!,C !5 N !9 grDdl 3.<4# 3.54# 5.C7# 3.<7# 3.3## 7.84# 3###6!####Dmm 5 7<.### 39.### 7C.### <7.### 94.### C8.### !7####63##### mm 5 59 58 5< 57 58 58 3#673 Q Pemeri8saan I:T Malaria Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 9D4D4#!4 Positif malaria Plasmodium +i+a, RESUME %$ datang ke I;D ?$00 dengan keluhan demam naik turun sejak !# hari sebelum masuk ?$. Demam dirasakan hilang timbul tiap dua hari sekali. Biasanya setelah pasien mengalami demam, pasien menggigil disertai nyeri kepala, setelah menggigil berhenti, pasien banyak berkeringat. 0ual dan nyeri ulu hati dirasakan pasien tiap hari dan nyeri kepala dirasakan terutama saat menggigil. Pasien baru pulang dari pekerjaannya di Kalimantan. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan bermakna. Pada hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan trombositopenia dan hasil positif untuk I'. malaria N plasmodium +i+a,. MASALA/ Demam naik turun sejak !# hari dengan trombositopenia Pemriksaan I'. 0alaria menunjukkan hasil positif untuk Plasmodium Ji+a, DIAGNOSIS KER0A 0alaria tertiana dengan trombositopenia DIAGNOSIS BANDING Demam berdarah dengue PENATALAKSANAAN *on medikamentosa = 6 %bser+asi keadaan umum M tanda +ital 6 .irah baring 6 .erapi &airan yang adekuat disertai minum yang banyak 0edikamentosa = - IJFD ?- 3 jamDkolf - Parenteral = o ?anitidin 4 , ! amp o *orages e,tra - %ral = o P'. 5 , 7## mg KDP" o 'ra+it ! , 7## mg o Biostatik 4 , ! o 'hloroPuin 36364 o PrimaPuin !,! KJ R 4 minggu" PROGNOSIS Ad Jitam = ad bonam Ad fungsionam = ad bonam Ad sanationam = dubia ad malam 4OLLOW UP PASIEN DI RUANGAN Rau+ ; 4eruari &"3& $ = Demam 6", mual berkurang, nyeri perut berkurang % = KUDKes = .$$D'0 .D = !4#D9# mm)g * = 9#,Dm $ = 58,< # ' P = 4#,Dm 0ata = 'A 6D6 , $I 6D6 .hora, = 1 = B1 I6B1 II reguler, murmur 6", ;allop 6" P = $* +esikuler, ronkhi 6D6, /hee2ing 6D6 Abdomen = supel, *. 6", *- 6", BU E" normal Okstremitas = akral hangat , oedem 6" -aboratorium = 8D4D4#!4 8D4D4#!4 !C=37 *ilai normal #emoglobin !5,# !5 N !9 grDdl $eukosit 7.#7# 3###6!####Dmm 5 hrombosit 3!.### !7####63##### mm 5 #ematokrit 5C 3#673 Q A = D)F P = P'. 5 , 7## mg KDP" 'ra+it ! , 7## mg Biostatik 4 , ! L?anitidin 4 , ! amp Kamis+ < 4eruari &"3& $ = Demam 6", mual 6", menggigil 6", nyeri perut 6" % = KUDKes = .$?D'0 .D = !##D8# mm)g * = 9#,Dm $ = 5< # ' P = !<,Dm 0ata = 'A 6D6 , $I 6D6 .hora, = 1 = B1 I6B1 II reguler, murmur 6", ;allop 6" P = $* +esikuler, ronkhi 6D6, /hee2ing 6D6 Abdomen = supel, *. 6", *- 6", BU E" normal Okstremitas = akral hangat , oedem 6" 9D4D4#!4 #9 = 77 !C = 78 *ilai normal #emoglobin !4,< !5,! !5 N !9 grDdl $eukosit 7.#4# 3.98# 3###6!####Dmm 5 hrombosit 38.### 3C.### !7####63##### mm 5 #ematokrit 59 5C 3#673 Q .idak dilakukan pemeriksaan Anti Dengue Ig0 dan Ig; terkait biaya" .elah dilakukan pemeriksaan I'. 0alaria, hasil E" Plasmodium +i+a, A = 0alaria P = P'. 5 , 7## mg KDP" 'ra+it ! , 7## mg Biostatik 4 , ! L?anitidin 4 , ! amp 'hloroPuin 36364 $urat rujukan untuk resep Arsuamor ke ?$'0 0uma!+ 3" 4eruari &"3& $ = kemarin siang D sore demam, menggigil dan berkeringat lagi. Keluhan 6" % = KUDKes = .$?D'0 .D = !!#D8# mm)g * = 84,Dm $ = 5< # ' P = !<,Dm 0ata = 'A 6D6 , $I 6D6 .hora, = 1 = B1 I6B1 II reguler, murmur 6", ;allop 6" P = $* +esikuler, ronkhi 6D6, /hee2ing 6D6 Abdomen = supel, *. 6", *- 6", BU E" normal Okstremitas = akral hangat , oedem 6" CD4D4#!4 #C = 4< !9 = 79 #emoglobin !4,3 !4,5 !5 N !9 grDdl $eukosit 3.<4# 3.54# 3###6!####Dmm 5 hrombosit 7<.### 39.### !7####63##### mm 5 #ematokrit 59 58 3#673 Q A = 0alaria P = P'. 5 , 7## mg KDP" 'ra+it ! , 7## mg Biostatik 4 , ! L?anitidin 4 , ! amp 'hloroPuin 36364 Sa!u+ 33 4eruari &"3& $ = keluhan 6" % = KUDKes = .$?D'0 .D = !!#D8# mm)g * = 83,Dm $ = 5<,7 # ' P = 4#,Dm 0ata = 'A 6D6 , $I 6D6 .hora, = 1 = B1 I6B1 II reguler, murmur 6", ;allop 6" P = $* +esikuler, ronkhi 6D6, /hee2ing 6D6 Abdomen = supel, *. 6", *- 6", BU E" normal Okstremitas = akral hangat , oedem 6" !#D4D4#!4 #C = 3! !9 = 4# *ilai normal #emoglobin !4,# !!,8 !5 N !9 grDdl $eukosit 5.C7# 3.<7# 3###6!####Dmm 5 hrombosit 7C.### <7.### !7####63##### mm 5 #ematokrit 5< 57 3#673 Q A = 0alaria P = P'. 5 , 7## mg KDP" 'ra+it ! , 7## mg Biostatik 4 , ! L?anitidin 4 , ! amp 'hloroPuin 36364 PrimaPuin ! , ! KJ R 4 minggu" Min((u+ 3& 4eruari &"3& $ = keluhan 6" % = KUDKes = .$?D'0 .D = !!#D8# mm)g * = 99,Dm $ = 5<,7 # ' P = !9,Dm 0ata = 'A 6D6 , $I 6D6 .hora, = 1 = B1 I6B1 II reguler, murmur 6", ;allop 6" P = $* +esikuler, ronkhi 6D6, /hee2ing 6D6 Abdomen = supel, *. 6", *- 6", BU E" normal Okstremitas = akral hangat , oedem 6" !!D4D4#!4 #C = 4C !C = 35 *ilai normal #emoglobin !4,! !!,C !5 N !9 grDdl $eukosit 3.3## 7.84# 3###6!####Dmm 5 hrombosit 94.### C8.### !7####63##### mm 5 #ematokrit 58 58 3#673 Q A = 0alaria P = P'. 5 , 7## mg KDP" 'ra+it ! , 7## mg Biostatik 4 , ! L?anitidin 4 , ! amp 'hloroPuin 36364 PrimaPuin ! , ! KJ R 4 minggu" PEMBA/ASAN KASUS Masalah ,a)a Tn$AS : Demam naik turun sejak !# hari dengan trombositopenia Pemriksaan I'. 0alaria menunjukkan hasil positif untuk Plasmodium Ji+a, Pen(8a*ian masalah )an ,emahasan 3$ Malaria !er!iana )en(an !r7m7si!7,enia : Dasar diagnosis malaria tertiana = a. Anamnesis = demam naik turun sejak !# hari sebelum masuk ?$. Demam dirasakan hilang timbul tiap dua hari sekali. Biasanya setelah pasien mengalami demam, pasien menggigil disertai nyeri kepala, setelah menggigil berhenti, pasien banyak berkeringat. Pasien memiliki ri/ayat perjalanan ke Kalimantan selama 5 bulan, dan di sana banyak teman6temannya mengalami malaria. b. Pemeriksaan fisik = tidak ditemukan kelainan &. Pemeriksaan penunjang = pada pemeriksaan darah, ditemukan penurunan hemoglobin dan trombosit dari hasil laboratorium a/al !!=!8 !C=37 #9=77 !C=78 8D4D4#!4 9D4D4#!4 )b !5,< !5,# !4,< !5,! .rombosit 34.### 3!.### 38.### 3C.### #C=4< !9=79 #C=3! !9=4# #C=4C !C=35 *ilai normal CD4D4#!4 !#D4D4#!4 !!D4D4#!4 !4,3 !4,5 !4,# !!,8 !4,! !!,C !5 N !9 grDdl 7<.### 39.### 7C.### <7.### 94.### C8.### !7####6 3##### mm 5 Pada pemeriksaan ?apid .est untuk malaria, ditemukan Plasmodium +i+a, positif. Pada anamnesis ditemukan keluhan pasien adalah demam yang timbul dua hari sekali disertai menggigil dan berkeringat setelahnya. Keluhan demam, menggigil dan berkeringat merupakan keluhan klasik dari malaria. $edangkan /aktu timbulnya gejala klasik tersebut yang dialami dua hari sekali merupakan /aktu fase aseksual Plasmodium vivax terjadi dalam darah. $etelah berada dalam sirkulasi darah mero2oit akan menyerang eritrosit dan masuk melalui reseptor permukaan eritrosit. Pada P.vivax reseptor ini berhubungan dengan faktor antigen Duffy fya dan +yb. Dalam /aktu kurang dari !4 jam parasit berubah menjadi bentuk ring, pada P.falciparum menjadi bentuk stereo,headphones, yang mengandung kromatin dalam intinya dikelilingi sitoplasma. Parasit tumbuh setelah memakan hemoglobin dan dalam metabolismenya membentuk pigment yang disebut hemo2oin yang dapat dilihat se&ara mikroskopik. Oritrosit yang berparasit menjadi lebih elastik dan dinding berubah lonjong. $etelah 5< jam in+asi ke dalam eritrosit, parasit berubah menjadi si2ont, dan bila si2ont pe&ah akan mengeluarkan <65< mero2oit dan siap menginfeksi eritrosit yang lain. $iklus aseksual ini pada P.falciparum, P.vivax, dan P.ovale ialah 39 jam. !" ?i/ayat perjalanan pasien ke Kalimantan juga memperkuat diagnosis ke arah malaria karena di Indonesia ka/asan .imur, mulai dari Kalimantan, $ula/esi .engah sampai ke Utara, 0aluku, Irian 1aya dan dari -embor sampai *usa .enggara .imur serta .imor .imur merupakan daerah endemis malaria dengan P.fal&iparum dan P.+i+a,. !" Pada pemeriksaan fisik, tidak didapatkan kelainan bermakna seperti splenomegali yang pada umumnya ditemukan pada penderita malaria -ien pada serangan pertama mulai membesar. $ekitar 43Q N 3#Q splenomegali paling sering ditemukan pada pemeriksaan fisik. -ien mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah. Patofisiologi terjadinya splenomegali adalah produksi berlebih dari Ig0 sebagai respon terhadap Plasmodium. !#" Kemungkinan pada pasien ini merupakan <#68<Q dari pasien yang tidak ditemukan splenomegali pada pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan laboratorium, dari hari ke hari menunjukkan hemoglobin yang kadang meningkat dan berkurang. 0enurut Kathryn *.$ et al, pada malaria didapatkan trombositopenia pada 8#Q kasus, anemia pada 47Q kasus. -eukosit dapat normal atau rendah, lekositosis ditemukan kurang dari 7Q kasus. Fungsi hati dapat abnormal, peningkatan transaminase ditemukan pada 47Q kasus. Penelitian 0young6Don %h et al disimpulkan bah/a trombositopenia sering terjadi pada penderita malaria sekitar 97,!Q. >alaupun kadar trombosit sangat rendah tapi jarang terjadi perdarahan. 0ekanisme terjadinya trombositopenia masih belum dapat dimengerti, kemungkinan terjadi peningkatan platelet yang berkaitan dengan stimulasi Ig ; dan makrofag !4" 4. Demam berdarah Dengue = a. Anamnesis = demam naik turun sejak !# hari sebelum masuk ?$. Demam dirasakan hilang timbul tiap dua hari sekali. Biasanya setelah pasien mengalami demam, pasien menggigil disertai nyeri kepala, setelah menggigil berhenti, pasien banyak berkeringat. .anda6tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah maupun bintik bintik merah di ba/ah kulit disangkal oleh pasien. b. Pemeriksaan fisik = tidak terdapat kelainan bermakna &. Pemeriksaan penunjang = terjadi trombositopenia Pasien ini pada a/alnya masuk ke ruangan dengan obser+asi febris dengan diagnosis banding demam berdarah dengue selain malaria, berdasarkan gejala demam yang dialami dan terdapat trombositopenia dari hasil pemeriksaan darah. Pada anamnesis didapatkan demam naik turun sejak !# hari sebelum masuk ?$. Demam dirasakan hilang timbul tiap dua hari sekali. Biasanya setelah pasien mengalami demam, pasien menggigil disertai nyeri kepala, setelah menggigil berhenti, pasien banyak berkeringat. .anda6tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah maupun bintik bintik merah di ba/ah kulit disangkal oleh pasien. Berdasarkan buku ajar ilmu penyakit dalam, masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 36< hari rentang 56!3 hari", timbul gejala prodromal yang tidak khas seperti= nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah. Sang dialami pada pasien ini adalah nyeri kepala. $edangkan yang dapat menyingkirkan diagnosis DBD adalah lamanya demam yang dialami oleh pasien yaitu sejak !# hari $0?$ dan pola demam yang timbul dua hari sekali. $edangkan DBD berdasarkan kriteria >)% !CC8 demam atau ri/ayat demam akut, antara 46 8 hari, biasanya bifasik. !" Pena!ala8sanaan - Parenteral = o ?anitidin 4 , ! amp Diberikan untuk menghambat sekresi asam lambung o *orages e,tra Analgesik, diberikan untuk mengurangi nyeri kepala dan ulu hati saat pasien mengalami serangan - %ral = o P'. 5 , 7## mg KDP" Diberikan bila perlu untuk menurunkan demam o 'ra+it ! , 7## mg Antibiotik golongan kuinolon le+ofloksasin" Diberikan antibiotik untuk profilaksis infeksi baik kuman ;ram positif, ;ram negatif, maupun kuman6kuman atipik pada infeksi saluran kemih, saluran &erna maupun saluran pen&ernaan. o Biostatik 4 , !7# mg Antibiotik golongan makrolid roksitromisin" Diberikan untuk profilaksis infeksi terutama infeksi kuman ;ram positif. o 'hloroPuin 36364 %bat antimalaria, efektif terhadap parasit dalam fase eritrosit namun tidak pada parasit di jaringan. $angat efektif menekan serangan akut malaria +i+a,, namun setelah obat dihentikan, relaps dapat terjadi, sehingga untuk mengeradikasi infeksi P.+i+a, klorokuin perlu diberikan bersama primakuin. Pada kasus ini, terjadi perbaikan dengan hilangnya demam dan meningkatnya trombosit selama pemakaian &hloroPuin dalam 5 hari, berarti plasmodium +i+a, masih sensitif pada pemberian &hloroPuin. Kekurangannya adalah konfirmasi perbaikan gejala klinis setelah pemberian &hloroPuin adalah pemeriksaan sediaan apus darah dilakukan lagi untuk melihat jumlah parasit berkurang atau negatif dalam 39684 jam setelah pengobatan dengan &hloroPuin. *amun pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah. o PrimaPuin !,! KJ R 4 minggu" 0erupakan pengobatan untuk penyembuhan radikal malaria +i+a, dan o+ale, karena bentuk laten jaringan plasmodium dapat dihan&urkan oleh primakuin, biasanya obat ini juga digunakan untuk men&egah relaps. Kesim,ulan 0alaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Dapat berlangsung akut maupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. )al yang menarik dari kasus malaria kali ini adalah timbulnya trombositopenia pada pasien. .rombositopenia yang mun&ul pada pasien yang datang dengan keluhan demam di I;D ini a/alnya sempat di diagnosis dengan demam berdarah dengue karena pemeriksaan malaria pada saat pasien masuk I;D hasilnya adalah negatif yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti jumlah parasit belum mele/ati jumlah minimal untuk dapat dilihat dalam pemeriksaan laboratorium atau saat dilakukan pemeriksaan darah, parasit malaria belum menyerang eritrosit dalam peredaran darah sehingga belum dapat terdeteksi pada pemeriksaan darah. Pada malaria, trombositopenia umumnya timbul pada kasus malaria berat seperti 0alaria Fal&iparum, namun pada beberapa kasus yang dilaporkan ternyata malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium Ji+a, juga dapat menimbulkan trombositopenia yang diduga berhubungan dengan stimulasi Ig ; dan makrofag. Dari uraian di atas dapat diketahui bah/a menegakkan diagnosis malaria dapat ditegakkan melalui anamnesis namun pada pemeriksaan fisik dapat juga tidak ditemukan splenomegali selain itu pada pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, anemia yang dialami tidak selalu anemia berat pada kasus penurunan haemoglobin &enderung tidak jauh dari rentang normal, selain itu dapat juga ditemukan trombositopenia. O+aluasi dari kasus ini adalah untuk menegakan diagnosis malaria dengan pemeriksaan penunjang trombositopenia dan hasil negatif untuk malaria ternyata perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berulang baik untuk menkonfirmasi diagnosis malaria sekaligus menemukan parasit penyebab yang berguna untuk peren&anaan penatalaksanaan maupun untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti demam berdarah dengue. $eperti pada kasus ini, meskipun keluarga tidak menyanggupi melakukan pemeriksaan Ig; dan Ig0 anti dengue namun diagnosis sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan I'. malaria yang memberikan hasil positif dengan penyebab Plasmodium +i+a,. $ehingga pemberian terapi untuk malaria dapat segera dimulai dengan pemberian &hloroPuin dan primakuin yang merupakan lini pertama pengobatan malaria dengan penyebab plasmodium +i+a,, meskipun banyak kasus resisten pada klorokuin namun pada kasus ini hasil pengobatan memperlihatkan perbaikan dengan perbaikan gejala klinis dan peningkatan jumlah trombosit. DA4TAR PUSTAKA !. )arijanto P*. 0alaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 1ilid III, edisi IJ. Fakultas Kedokteran Uni+ersitas Indonesia. 1akarta, 4##<( )al= !8736<#. 4. Kartono 0. *yamuk Anopheles= Jektor Penyakit 0alaria. 0ODIKA. *o.KK, tahun KKIK. 1akarta, 4##5( )al= <!7. 5. Departemen Kesehatan ?I. Pedoman Penatalaksanaan Kasus 0alaria di Indonesia. 1akarta, 4##<( )al=!6!4, !7645, <86<9. 3. ;una/an $. Opidemiologi 0alaria. Dalam= )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= !6!7. 7. ?ampengan .). 0alaria Pada Anak. Dalam= )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= 43C6<#. <. *ugroho A M .ume/u >0. $iklus )idup Plasmodium 0alaria. Dalam )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= 59674. 8. )arijanto P*, -angi 1, ?i&hie .-. Patogenesis 0alaria Berat. Dalam= )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= !!964<. 9. Pribadi >. Parasit 0alaria. Dalam= gandahusada $, Ilahude )D, Pribadi > editor". Parasitologi Kedokteran. Odisi ke65. 1akarta, Fakultas Kedokteran UI, 4###, )al= !8!6C8. C. :ulkarnaen I. 0alaria Berat 0alaria Pernisiosa". Dalam= *oer $ et al editor". Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 1ilid I. Odisi ketiga. 1akarta. Balai Penerbit FKUI, 4###()al=7#368. !#. 0ansyor A dkk. 0alaria. Dalam= kapita $elekta Kedokteran, Odisi ketiga, 1ilid I, 1akarta, Fakultas Kedokteran UI, 4##!, )al= 3#C6!<. !!. )arijanto P*. ;ejala Klinik 0alaria. Dalam= )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= !7!677. !4. Pur/aningsih $. Diagnosis 0alaria. Dalam= )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= !976C4. !5. .jitra O. %bat Anti 0alaria. Dalam= )arijanto P* editor". 0alaria, Opidemiologi, Patogenesis, 0anifestasi Klinis dan Penanganan. 1akarta= O;', 4###( )al= !C364#3. !3. )arijanto P.*. A'. sebagai %bat Pilihan 0alaria ?ingan di Indonesia. 'DK !95, April 4#!! ( 59 4" = !!463