SEORANG PRIA 80 TAHUN DENGAN HERNIA INGUINALIS DUPLEX
REPONIBLE DAN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA YANG DILAKUKAN HERNIORAPHY DAN TVP DENGAN ANESTESI REGIONAL Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan klinik senior di bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 PENDAHULUAN Aneses! Re"!#n$% Anestesi lokal atau regional semakin berkembang dan meluas pemakaiannya, mengingat berbagai keuntungan yang ditawarkan di antaranya relatif murah, pengaruh sistemik minimal, menghasilkan anelgesi yang adekuat, dan kemampuan menegah respon stress seara lebih sempurna! "erdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi # golongan, yaitu ester amide dan amide amide! $olongan ester amide yaitu prokain dengan durasi singkat, kokain durasi menengah, dan tetrakain durasi panjang! $olongan amide amide dengan durasi menengah yaitu mepivakain, prilokain, dan lidokain% durasi panjang yaitu etidokain, bupivakain, ropivakain, dan levobupivakain! Dikenal & maam anestetik lokal yang la'im digunakan di Indonesia yaitu prokain, lidokain, dan bupivakain! P&#'$!n L!(#'$!n B)*!+$'$!n (! $olongan )ster*+,,* Amide*+-.* Amide*+-. #! ,nset # menit / menit (/ menit &! Durasi &0*1/ menit 1/*20 menit #*1 jam 1! 3etabolisme 4lasma .epar .epar /! Dosis 3aksimal (# mg5kg "" 6 mg5kg "" # mg5kg"" 6! 4otensi ( & (/ 7! Toksisitas ( & (0 3ekanisme kerja anestetik regional adalah infiltrasi anestesi di sekitar saraf, menyebabkan keluarnya +a #8 dari reseptor dan anestetik regional akan menempati reseptor tersebut sehingga terjadi blokade gerbang -a 8 ! 9elanjutnya terjadi hambatan konduksi -a 8 dan depresi keepatan induksi sehingga tidak dapat menapai nilai potensial dan tidak terjadi potensial aksi! Tindakan anestesi regional diindikasikan pada keadaan sebagai berikut% (! 9etiap prosedur, dimana anestesi regional akan menghasilkan kondisi operasi yang nyaman5 memuaskan! #! 4enyakit paru, dimana posisi operasi masih dapat ditolerir oleh pasien! &! :iwayat anestesi umum yang tidak baik ;muntah*muntah ukup lama, pulih sadar terlambat, dan lain*lain<! 1! Antisipasi masalah*masalah dengan rumatan jalan napas atau intubasi! /! ,perasi darurat tanpa puasa yang adekuat! 9edangkan kontra indikasi berupa% Absolut53utlak (! 4asien menolak anestesi regional! #! :iwayat alergi terhadap anestetik regional! &! Infeksi di tempat suntikan! 1! 4asien dengan terapi antikoagulan! /! 4asien dengan gangguan perdarahan! 6! 4emakaian adrenalin pada anestetik regional untuk pasien dengan terapi tricyclic anti depressants! :elatif (! 4asien kurang atau tidak kooperatif! #! 4asien dengan kelainan neurologis! 9ebab terjadinya eksaserbasi akan menyalahkan teknik anestesi tersebut! Teknik5 ara pemberian (! Topikal = anestetik regional disemprotkan pada mukosa5kulit #! Infiltrasi = anestetik regional diinfiltrasikan di bawah kulit &! "lok syaraf = anestetik regional disuntikkan di sekitar syaraf perifer 1! "lok epidural = anestetik regional disuntikkan pada ruang epidural /! "lok subdural5 spinal = anestetik regional disuntikkan pada ruang subdural 6! Intravena regional = anestetik regional disuntikkan i!v! anggota atas5 bawah, setelah terlebih dahulu vena dikosongkan dan pangkal anggota dibebat Khusus untuk anestesi spinal dan epidural terdapat kontra indikasi% Absolut5mutlak (! Infeksi di dekat atau pada tempat suntikan #! Terapi antikoagulan &! $angguan perdarahan 1! .ipovolemi dan syok /! Terapi beta bloker 6! 9eptikemia 7! +urah jantung terbatas >! Tekanan intra kranial yang meningkat :elatif (! Terapi 3A,I #! 4enyakit neurologi aktif &! 4enyakit jantung iskemik ;I.D< 1! 9koliosis /! :iwayat operasi laminektomi 4erbedaan anestesi spinal dan epidural% Aneses! S*!n$% Aneses! E*!()&$% Tempat insersi .anya vertebra lumbal ;di bawah ?#5&< 9akral, lumbal, thorak, dan servikal Tempat injeksi :uang subarahnoid ;?+9< :uang epidural Tempat kerja :uang subarahnoid ;saraf dan medula spinalis< Dosis obat Keil "esar ,nset +epat ?ebih lambat "lok motorik Kuat 9edang Komplikasi .enti jantung, 4D4., spinal tinggi, total spinal Intoksikasi, hematom epidural Analgesia postop Tidak @a, dengan kateter LAPORAN KASUS I, IDENTITAS PENDERITA -ama = Tn! 9 Umur = >0 tahun Aenis kelamin = ?aki*laki Alamat = Bonodri "ondalem 9emarang 4ekerjaan = Tidak bekerja :uang = A& -o! +3 = +1&/>72 Tgl 3asuk :9 = &0 Agustus #0(& Tgl ,perasi = (( 9eptember #0(& II, ANAMNESIS Ke%)-$n )$.$ "enjolan di lipat paha kanan dan kiri R!/$0$ Pen0$'! Se'$&$n" 9ejak ( tahun yang lalu pasien mengeluh timbul benjolan di kedua lipat paha kanan dan kiri, keluar*masuk terutama saat mengejan, nyeri ;*<! "AK sering tidak puas, panaran lemah, "A" tidak ada kelainan! R!/$0$ Pen0$'! D$-)%) * :iwayat .ipertensi disangkal * :iwayat D3 disangkal * :iwayat Asma disangkal An$.nes!s 0$n" 1e&'$!$n (en"$n $neses! :iwayat alergi obat dan makanan = tidak tahu :iwayat asma = disangkal :iwayat kening manis = disangkal :iwayat penyakit jantung = disangkal :iwayat operasi sebelumnya = tidak pernah "atuk, pilek, nyeri dada = disangkal III, PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum = baik Kesadaran = komposmentis TC = TD = (10520 mm.g T = &6,6 o + - = >1 D5menit :: = (> D5menit "" = 1/ kg A9A = II Kepala = mesosefal 3ata = konjungtiva palpebra anemis *5* Telinga = disharge ;*5*< .idung = disharge ;*5*<, epistaksis ;*5*< 3ulut = 3allapati I, sianosis ;*<, perdarahan gusi ;*< Tenggorok = T(*(, faring hiperemis ;*< ?eher = pembesaran nnll ;*<, deviasi trahea ;*< ThoraD +or = Inspeksi = itus ordis tak tampak 4alpasi = itus ordis di 9I+ C, # m medial ?3+9 4erkusi = konfigurasi jantung dalam batas normal Auskultasi = "A I*II normal, bising ;*<, gallop ;*< 4ulmo = Inspeksi = simetris saat statis dan dinamis 4alpasi = stem fremitus kanan E kiri 4erkusi = sonor seluruh lapangan paru Auskultasi = suara dasar vesikuler, suara tambahan ;*< Abdomen = Inspeksi = tampak benjolan pada regio inguinal deDtra dan sinistra! Auskultasi = bising usus ;8< normal 4alpasi = benjolan teraba kenyal, mobile, dapat keluar* masuk% kesan usus! 4erkusi = timpani, pekak sisi ;8< normal, pekak alih ;*< Anus :ektum = pada :T% tonus sphinter ani ukup, ampula reti tidak kolaps, mukosa liin, teraba massa prostat 1 m, sulus entralis datar, permukaan pole atas masih teraba, konsistensi kenyal! )kstremitas = Akral dingin *5* *5* )dema *5* *5* 9ianosis *5* *5* +apillary refill F#G5F#G F#G5F#G IV, PEMERIKSAAN PENUN2ANG X3F## T-#&$'s AP 431 A")s)s 20135 Kesan = * or tak membesar * opasitas pada lapangan atas paru kanan yang tampak superposisi dengan osta # anterior masih mungkin infiltrat paru L$1#&$#&!). 46 Se*e.1e& 20135 Darah :utin .b = (1,/ grH .t = 16,2 H )ritrosit = /,/( juta 5mmk ?eukosit = /!200 5mmk Trombosit = #(2!#00 5 mmk 44T = (1 detik 4TT = 1#,1 detik )lektrolit -a = (1> mmol5? K = 1,/ mmol5? +l = (0/ mmol5? Kimia Klinik $D9 = (#7 mg5d? Ureum = 11 mg5d? Kreatinin = (,(6 mg5d? Albumin = 1,/ gr5dl EKG 410 Se*e.1e& 20135 Kesan = -ormo sinus rhytm V, DIAGNOSIS $, Diagnosis preoperasi= .ernia inguinalis dupleD reponible dan "enign 4rostati .yperplasia 1, 4emeriksaan yang berkaitan dengan anestesi= Tidak ada kelainan yang berkaitan dengan anestesi VI, TINDAKAN OPERASI .ernioraphy dan Transurethral Capori'ation of the 4rostate ;TC4< VII, TINDAKAN ANESTESI Aenis anestesi = Anestesi regional dengan spinal :isiko = "esar A9A = II 1, Anestesi= 4remedikasi dilakukan di ,K dengan 3ida'olam # mg! Dilakukan anestesi regional dengan spinal, posisi punture duduk, level ?&*1, obat "upivaaine8+atapres8Fentanyl, volume &,/ ! 3ulai anestesi = ((!00 BI" 9elesai anestesi = (6!00 BI" ?ama anestesi = &00 menit 2, Terapi airan "" = 1/ kg )"C = 70 5kg"" D 1/ E &(/0 Aumlah perdarahan = (#00 H perdarahan = (#005&(/0 D (00 H E &>,0( H Kebutuhan airan = 3aintenane E # D 1/ E 20 9tress operasi E > D 1/ E &60 Defisit puasa E 6 D 20 E /10 Total kebutuhan airan durante operasi Aam I = 3 8 9, 8 D4 E 20 8 &60 8 #70 E 7#0 Aam II = 3 8 9, 8 D4 E 20 8 &60 8 (&/ E />/ ;87#0 < E (&0/ Aam III = 3 8 9, 8 D4 E 20 8 &60 8 (&/ E />/ ;8(&0/ < E (>20
Aam IC = 3 8 9, E 20 8 &60 E 1/0 ;8(>20 < E #&10
Aam C = 3 8 9, E 20 8 &60 E 1/0 ;8#&10 < E #720 +airan yang diberikan = * :? #000 * Koloid /00 * Bhole blood &/0 7$') Kee&$n"$n HR 489.en!5 Tens! 4..H"5 S*O 2 ((!00 4re*oksigenasi >> ((056/ (00 ((!00 Anestesi mulai >> ((056/ (00 ((!0/ ,perasi mulai >( (0/566 (00 (/!// ,perasi selesai 7/ (00560 (00 (6!00 Anestesi selesai 7# (0056/ (00 3, 4emakaian obat5bahan5alat = I! ,bat suntik= Ketamin .+l ( "upivaain .+l 0,/H( amp ?idoaine #H ( amp 3ida'olam ( amp Fentanyl ( amp +atapres ( amp )fedrin ( amp Caskon ( amp II! ,bat inhalasi = , # III! +airan = * :? 1 botol * Koloid ( botol * Bhole blood I IC! Alat5lain*lain = 9puit & I buah 9puit / IC buah 9puit (0 II buah ?ead )K$! III buah 9ution atheter I buah Threeway I buah Tranfusi set I buah Infus set I buah IC atheter IC buah Aarum spinal I buah -asal kanul I buah :, 4emantauan di :eovery :oom a! "eri oksigen & ?5menit nasal kanul atau 6 ?5menit masker b! "ila "romage 9ore I #, pasien boleh pindah ruangan ! "ila pasien sadar penuh, mual ;*<, muntah ;*< boleh makan dan minum bertahap ;, 4erintah di ruangan = $, Awasi tanda vital setiap J jam selama #1 jam 1, 4rogram airan :? #0 tetes5menit <, 4rogram analgetik ketorola &0 mg IC tiap > jam mulai pukul #(!00, dienerkan dan disuntik pelan*pelan! "erikan maksimal # hari (, Tramadol /0 mg IC tiap > jam mulai jam #(!00, maksimal # hari e, Aika terjadi mual diberi antiemetik =, Aika menggigil berikan selimut ", Aika tekanan darah kurang dari 20 mm.g berikan efedrin (0 mg IC -, Aika .: F 60 D5menit hubungi anestesi !, 4asien post operasi tidur terlentang posisi head up &0K selama #1 jam setelah operasi >, "ila nyeri kepala hebat segera konsul anestesi ', +ek .b post operasi, jika .b kurang dari > ditransfusi %, , # masker 6?5menit selama (# jam!