Anda di halaman 1dari 176

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE


ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)

SKRIPSI


OLEH:

ANIS NUR IMAMA
NIM: 05550109


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Informatika (S.Kom)

Oleh:
ANIS NUR IMAMA
NIM. 05550109



JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2010
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)

SKRIPSI

Oleh :
ANIS NUR IMAMA
05550109

Telah Disetujui,
01 Juli 2010

Pembimbing I

Suhartono, M.Kom
NIP. 196805192003121001
Pembimbing II

M. Ainul Yaqin, M.Kom
NIP. 197610132006041004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang


Ririen Kusumawati, M.Kom
NIP. 197203092005012002
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)

SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Anis Nur Imama
NIM.05550109

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi
Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Tanggal, 01 Juli 2010


Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom
NIP. 196912222006041001
2. Ketua Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom
NIP. 197005022005011005
3. Sekretaris Penguji: Suhartono, M.Kom
NIP. 196805192003121001
4. Anggota Penguji : M. Ainul Yaqin, M.Kom
NIP. 197610132006041004


( )
( )
( )
( )
Mengetahui dan Mengesahkan
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang




Ririen Kusumawati, M.Kom
NIP. 197203092005012002
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anis Nur Imama
NIM : 05550109
Jurusan : Teknik Informatika
Judul Skripsi :RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
(AHP) BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota
Blitar)

Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Isi dari skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri dan tidak
menjiplak karya orang lain, selain nama-nama termaktub di isi dan tertulis
di daftar pustaka dalam skripsi ini.
2. Apabila di kemudian hari ternyata skripsi saya tulis terbukti hasil jiplakan,
maka saya akan bersedia menanggung segala resiko yang akan saya terima.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 01 Juli 2010
Yang menyatakan,


Anis Nur Imama
NIM. 05550109





ABSTRAK
Imama, Anis Nur. 2010. 05550109. Rancang Bangun Sistem Informasi
Kepegawaian (SIMPEG) Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) Berbasis Web (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar). Skripsi.
Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pembimbing: (1) Suhartono, M.Kom(2) M.Ainul Yaqin, M.Kom

Kata kunci: Sistem Informasi Kepegawaian, JSP, AHP

Kepegawaian adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
kepentingan pegawai. Dalam penjelasan umum Undang-Undang No 8 Tahun
1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
kepegawaian adalah segala hal yang berhubungan dengan kedudukan, kewajiban,
hak dan pembinaan pegawai negeri. Pegawai adalah setiap orang yang
menyumbangkan jasanya kepada suatu badan usaha, baik kepada badan usaha
swasta (pegawai swasta) maupun kepada badan usaha pemerintah (pegawai
pemerintah atau pegawai negeri). Pegawai negeri adalah mereka yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang, dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
negara, atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu
peraturan perundang-undangan, dan digaji menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) digunakan untuk menyimpan
dan mengelola berbagai data kepegawaian guna mendukung pembuatan berbagai
laporan serta pengembalian kepustakaan di bidang kepegawaian.
Java Server Pages (JSP) merupakan teknologi java yang menyederhanakan
proses pengembangan situs web. Dengan JSP, perancang web dan pengembang
aplikasi dapat dengan cepat menggabungkan elemen dinamik dan statik dari
halaman web dengan menggunakan embedded java dan beberapa tag sederhana
Dalam skripsi ini tujuan yang ingin dicapai adalah Merancang dan
Membangun Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) pada Depag Kota Blitar
berjalan secara relevan dan untuk perhitungan pengangkatan jabatan
menggunakan metode AHP.





Motto
Knowledge is power
Pengetahuan merupakan kekuatan yang bisa menjadi
pedoman hidup kita, dengan pengetahuan kita dapat
mengetahui makna hidup yang sebenarnya, hiasilah
hidupmu dengan pengetahuan sebanyak-banyaknya.Apabila
kau mengalami kegagalan janganlah kau berputus asa
menyalakan api semangat juangmu demi lekas tercapainya
cita-citamu yang luhur.

Kecantikan seseorang bukan dilihat dari pakaian yang
indah dan paras yang cantik, melainkan dari akhlak dan
ilmu yang dimiliki Serta ketakwaan kepada ALLAH SWT.










KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rancang Bangun Sistem
Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) Berbasis Web (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar).
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya ke jalan yang diridloi
Allah SWT. yakni Diinul Islam.
Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam
penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang, dan para pembantu Rektor, atas segala
motivasi dan layanan fasilitas yang telah diberikan selama penulis menempuh
studi.
2. Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU, Dsc. selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang
3. Ririen Kusumawati, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
4. Suhartono, M.Kom selaku Dosen Pembimbing yang penuh perhatian,
ketelatenan, kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam
penulisan skripsi ini.
5. M. Ainul Yaqin, M.Kom yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi di bidang
integrasi Sains dan Al-Quran.
6. Kedua orangtua dan kakak yang selalu membimbing, mendidik, mengarahkan,
dan mendoakan sehingga sampai pada detik-detik penulisan skripsi ini
dengan lancar.
7. Teman-teman Teknik Informatika, terutama angkatan 2005 beserta semua
pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu terima kasih
banyak
Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan
maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 01 Juli 2010

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... 7
1.5 Metodologi Penelitian .................................................................. 7
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 9
BAB II : DASAR TEORI ................................................................................ 11
2.1 Sistem ......................................................................................... 11
2.2 Informasi .................................................................................... 17
2.3 Sistem Informasi ........................................................................ 18
2.4 SIMPEG Depag .......................................................................... 20
2.4.1 Perekrutan Pegawai ........................................................... 23
2.4.2 Penggajian Pegawai .......................................................... 25
2.4.3 Pengangkatan Pegawai ...................................................... 27
2.4.4 Mutasi Pegawai ................................................................. 30
2.4.5 Pensiun Pegawai ............................................................... 34
2.5 DFD ............................................................................................ 38
2.6 ERD ............................................................................................ 43
2.7 AHP ............................................................................................ 45
2.8 JSP .............................................................................................. 51
2.9 Tomcat ........................................................................................ 55
2.9 My SQL ...................................................................................... 55
BAB III : PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM .................................... 60
3.1 Tahap Pembuatan Program ..................................................... 60
3.1.1 Diagram Blok Area Permasalahan ................................. 61
3.2 Statement of Purpose (STP) .................................................... 73
3.3 Daftar Kejadian (Event List) .................................................... 74
3.4 Diagram Konteks ................................................................... 76
3.5 Data Flow Diagram (DFD) .................................................... 79
3.5.1 DFD level 1 .................................................................... 79
3.5.2 DFD level 2 .................................................................... 83
3.6 Analisis Perhitungan Metode AHP ......................................... 93
3.7 ERD (Entity Relationship Diagram) ....................................... 99
3.8 Rancangan Database ............................................................. 101
3.9 Diagram Alir (Flowchart) ..................................................... 110
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 118
4.1 Alat Penelitian ....................................................................... 118
4.2 Implementasi Antarmuka ...................................................... 119
4.2.1 Form Login .................................................................. 119
4.2.2 Form Awal Perekrutan ................................................. 120
4.2.3 Form Input Perekrutan ................................................. 121
4.2.4 Form Kartu Peserta ..................................................... 122
4.2.5 Laporan Kartu Peserta .................................................. 123
4.2.6 Form Utama Pegawai Fungsional ................................ 124
4.2.7 Form Pengangkatan...................................................... 124
4.2.8 Form Daftar Riwayat Hidup ........................................ 125
4.2.9 Laporan Riwayat Hidup ............................................... 126
4.2.10 Form Riwayat Kenaikan Pangkat ................................ 127
4.2.11 Form Input Usulan Kenaikan Pangkat Pegawai
Fungsional .................................................................... 127
4.2.12 Form Upload Pengangkatan ......................................... 128
4.2.13 Form Hasil Upload ....................................................... 129
4.2.14 Form Pengangkatan NonFungsional ............................ 130

4.2.15 Form Hasil Penggajian ................................................. 131

4.2.16 Form Input Mutasi ....................................................... 132

4.2.17 Form Riwayat Kerja ..................................................... 133

4.2.18 Form Kabid Fungsional ............................................... 134

4.2.19 Form Admin Kabid Fungsional ................................... 135
4.2.20 Form user ..................................................................... 135
4.2.21 Form Admin Riwayat Hidup ....................................... 136
4.2.22 Form Admin Riwayat Kerja ......................................... 137
4.2.23 Form Admin Riwayat Pangkat ..................................... 138
4.2.24 Form Admin Input Penggajian ..................................... 139
4.2.25 Form Admin Riwayat Penggajian ................................ 140
4.2.26 Form Admin Riwayat Pensiun ..................................... 141
4.2.27 Form Admin Pengangkatan NonFungsional ................ 142
4.2.28 Form calon ................................................................... 143
4.2.29 Form Input Data Nilai Calon Pejabat ........................... 143
4.2.30 Form Input Data Kriteria Pegawai ............................... 144
4.2.31 Form Konfigurasi AHP ................................................ 145
4.2.32 Form Kabid Kepegawaian (Perkrutan) ........................ 149
4.2.33 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) ................. 149
4.2.34 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) ...................... 150
4.2.35 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) ............................. 151
4.2.36 Form Kabid kepegawaian (Pensiun) ............................ 152




BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 153
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 153
5.2 Saran ..................................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 154
LAMPIRAN-LAMPIRAN














DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Blok Area Permasalahan ............................................... 62
Gambar 3.2 DFD Level 2 Pada Proses Cpns ................................................... 83
Gambar 3.3 DFD Level 2 Proses Pegawai Fungsional .................................... 85
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses Pegawai nonFungsional .............................. 87
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses Subbid Fungsional ...................................... 89
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses Subbid NonFungsional ............................... 91
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses Kabid Kepegawaian .................................... 92
Gambar 3.8 ERD Simpeg............................................................................... 100
Gambar 3.9 Flowchart Tambah User ............................................................. 110
Gambar 3.10 Flowchart Tambah Riwayat Hidup ............................................ 111
Gambar 3.11 Flowchart Tambah Riwayat Kerja ............................................. 112
Gambar 3.12 Flowchart Tambah Riwayat Pensiun ......................................... 113
Gambar 3.13 Flowchart Tambah Riwayat Penggajian .................................... 114
Gambar 3.14 Flowchart Tambah Riwayat Pangkat ......................................... 115
Gambar 3.15 Flowchart Pengangkatan ............................................................ 116
Gambar 3.16 Flowchart Perekrutan ................................................................. 117
Gambar 4.1 Form Login ................................................................................ 120
Gambar 4.2 Form Login Salah ...................................................................... 120
Gambar 4.3 Form Awal Perekrutan ............................................................... 121
Gambar 4.4 Form Input Perekrutan ............................................................... 122
Gambar 4.5 Form Kartu Peserta .................................................................... 123
Gambar 4.6 Form Laporan Kartu Peserta ...................................................... 123
Gambar 4.7 Form Utama Pegawai Fungsional .............................................. 124
Gambar 4.8 Form Pengangkatan .................................................................... 125
Gambar 4.9 Form Riwayat Hidup .................................................................. 126
Gambar 4.10 Laporan Riwayat Hidup ............................................................. 126
Gambar 4.11 Form Riwayat Pangkat ............................................................... 127
Gambar 4.12 Form Input Usulan Pangkat ....................................................... 128
Gambar 4.13 Form Upload Pengangkatan ....................................................... 129
Gambar 4.14 Form Hasil Upload ..................................................................... 130
Gambar 4.15 Form Pengangkatan Pegawai nonFungsional ............................ 131
Gambar 4.16 Form Hasil Penggajian ............................................................... 132
Gambar 4.17 Form Input Mutasi ..................................................................... 133
Gambar 4.18 Form Riwayat Pensiun ............................................................... 134
Gambar 4.19 Form Kabid Fungsional ............................................................. 134
Gambar 4.20 Form Admin Kabid Fungsional ................................................. 135
Gambar 4.21 Form User .................................................................................. 136
Gambar 4.22 Form Admin Riwayat Hidup ...................................................... 137
Gambar 4.23 Form Admin Riwayat Kerja ....................................................... 138
Gambar 4.24 Form Admin Riwayat Pangkat ................................................... 139
Gambar 4.25 Form Admin Input Penggajian ................................................... 140
Gambar 4.26 Form Admin Riwayat Penggajian .............................................. 141
Gambar 4.27 Form Admin Riwayat Pensiun ................................................... 142
Gambar 4.28 Form Admin Pengangkatan NonFungsional .............................. 142
Gambar 4.29 Form calon ................................................................................. 143
Gambar 4.30 Form Input Data Nilai ................................................................ 144
Gambar 4.31 Form Input Data Kriteria ............................................................ 145
Gambar 4.32 Form Konfigurasi AHP .............................................................. 147
Gambar 4.33 Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan)..................................... 149
Gambar 4.34 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) ............................... 150
Gambar 4.35 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) .................................... 151
Gambar 4.36 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) ........................................... 151
Gambar 4.37 Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) ......................................... 152




















DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol DFD .................................................................................. 40
Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ................................. 47
Tabel 3.1 Matriks Urutan Prioritas Kriteria .................................................. 94
Tabel 3.2 Matriks Nilai Kriteria .................................................................... 96
Tabel 3.3 Nilai Prioritas Kriteria................................................................... 97
Tabel 3.4 Nilai Lamda .................................................................................. 98
Tabel 3.5 Matrik Kriteria .............................................................................. 98
Tabel 3.6 Hasil Akhir .................................................................................... 99
Tabel 3.7 Tabel Calon ................................................................................. 101
Tabel 3.8 Tabel Draft .................................................................................. 101
Tabel 3.9 Tabel Input Mutasi ...................................................................... 101
Tabel 3.10 Tabel Input Mutasi1 .................................................................... 102
Tabel 3.11 Tabel Input Pensiun .................................................................... 102
Table 3.12 Tabel Input Pensiun1 .................................................................. 102
Tabel 3.13 Tabel Kartu Peserta ..................................................................... 103
Tabel 3.14 Tabel Kenaikan Pangkat ............................................................. 103
Tabel 3.15 Tabel Kenaikan Pangkat1 ........................................................... 104
Tabel 3.16 Tabel Perekrutan ......................................................................... 104
Tabel 3.17 Tabel Persetujuan ........................................................................ 105
Tabel 3.18 Tabel Persetujuan1 ...................................................................... 105
Tabel 3.19 Tabel Riwayat Hidup .................................................................. 105
Tabel 3.20 Tabel Riwayat Hidup1 ................................................................ 106
Tabel 3.21 Tabel Riwayat Kerja ................................................................... 106
Tabel 3.22 Tabel Riwayat Kerja1 ................................................................. 107
Tabel 3.23 Tabel Saran ................................................................................. 107
Tabel 3.24 Tabel User ................................................................................... 107
Tabel 3.25 Tabel Usulan Pangkat ................................................................. 107
Tabel 3.26 Tabel Upload .............................................................................. 108
Tabel 3.27 Tabel Upload Mutasi .................................................................. 108
Tabel 3.28 Tabel Upload Mutasi Non .......................................................... 108
Tabel 3.29 Tabel Upload Pengangkatan ....................................................... 108
Tabel 3.30 Tabel Datagaji ............................................................................. 108
Tabel 3.31 Tabel Datagajipotongan .............................................................. 108
Tabel 3.32 Tabel Gaji ................................................................................... 109
Tabel 3.33 Tabel Gaji1 ................................................................................. 109
Tabel 3.34 Tabel Gajipotongan .................................................................... 109
Tabel 3.35 Tabel Gajipotongan1 .................................................................. 109
Tabel 3.36 Tabel ahp .................................................................................... 109
Tabel 3.37 Tabel nilai ................................................................................... 110






BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seorang muslim boleh saja bekerja mencari rezeki dengan jalan menjadi
pegawai, baik itu pegawai negeri atau swasta, selama mampu memikul
pekerjaannya dan dapat menunaikan kewajiban. Tetapi di samping itu seorang
muslim tidak boleh mencalonkan dirinya untuk suatu pekerjaan yang bukan
ahlinya, lebih-lebih menduduki jabatan hakim.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda
sebagai berikut:
"Siallah Amir, siallah kepala dan siallah kasir. Sungguh ada beberapa kaum
yang menginginkan kulit-kulitnya itu bergantung di bintang yang tinggi,
kemudian mereka akan diulurkan antara langit dan bumi, karena
sesungguhnya mereka itu tidak pernah menguasai suatu pekerjaan."
(Riwayat Ibnu Hibban dan al-Hakim, ia sahkan sanadnya)

Abu Dzar pernah juga meminta kepada Nabi untuk diberi suatu jabatan, maka
oleh Nabi ditepuknya pundak Abu Dzar sambil beliau bersabda:
"Hai Abu Dzar! Engkau orang lemah, kekuasaan adalah suatu amanat dan
kelak di hari kiamat akan menyusahkan dan menyesalkan, kecuali orang
yang dapat menguasainya karena haknya dan melaksanakan apa yang
menjadi tugasnya." (Riwayat Muslim)

Jadi sebaiknya seorang muslim tidak perlu ambisi kepada kedudukan-
kedudukan yang besar dan berusaha di belakang kedudukan itu sekalipun ada
kemampuan. Sebab kalau kedudukannya itu dijadikan pelindung, maka
kedudukannya itu sendiri akan menghambatnya. Dan barangsiapa
mengarahkan setiap tujuannya itu untuk tampil di permukaan bumi ini, maka
tidak akan memperoleh taufik dari langit.
Telah bersabda Rasulullah SAW. kepadaku:
"Hai Abdurrahman! Jangan kamu minta untuk menjadi kepala, karena
kalau kamu diberinya padahal kamu tidak minta, maka kamu akan diberi
pertolongan, tetapi jika kamu diberinya itu lantaran minta, maka kamu akan
dibebaninya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Diperbolehkannya bekerja sebagai pegawai seperti yang dikatakan di atas,
diikat dengan suatu syarat tidak menjadi pegawai yang membahayakan kaum
muslimin. Oleh karena itu seorang muslim tidak halal bekerja sebagai pegawai
atau prajurit dalam ketenteraan yang memerangi kaum muslimin atau bekerja
sebagai pegawai dalam suatu pabrik yang memproduksi senjata untuk
memerangi kaum muslimin. Dan tidak boleh seorang muslim bekerja sebagai
pegawai suatu lembaga yang melawan Islam dan memerangi umatnya.
Termasuk juga pegawai yang membantu kepada perbuatan zalim dan haram,
seperti pekerjaan yang meribakan uang, tempat arak, tempat dansa atau di
tempat-tempat permainan yang kosong dan sebagainya.
Ini semua berlaku dalam keadaan yang tidak terpaksa (normal), seorang
muslim harus memasukinya demi mencari rezeki. Kalau ternyata dalam
keadaan yang memaksa, maka dapat dinilai menurut keperluannya itu, yaitu
menjadi makruh dengan syarat harus tetap berusaha untuk mencari pekerjaan
lain yang halal dan jauh dari dosa-dosa.
Setiap muslim harus menjaga dirinya dari hal-hal yang masih syubhat,
syubhat itu dapat menipiskan agama dan melemahkan keyakinan, betapapun
besarnya gaji dan berharganya pekerjaan tersebut.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu, beralih kepada sesuatu yang
tidak meragukanmu." (Riwayat Ahmad. Tarmizi, Nasa'i, Ibnu Hibban dalam
sahihnya dan Hakim, Tarmizi berkata: hadist ini hasan sahih).

Dan sabdanya pula:
"Seseorang tidak akan mencapai derajat muttaqin (orang-orang yang
taqwa) sehingga ia meninggalkan sesuatu yang mubah karena takut kepada
berbuat sesuatu yang dilarang." (Riwayat Tarmizi)

Dilihat dari uraian di atas bahwa seorang pegawai harus bekerja sesuai
dengan keahlian yang dimiliki karena suatu pekerjaan tidak hanya
dipertanggungjawabkan di dunia tapi di akhirat juga.
Maka oleh sebab itu dalam hal ini akan dibahas tentang Kepegawaian pada
Departemen Agama.
Departemen Agama bukanlah departemen teknis yang dibentuk dan dapat
dibubarkan sesuai kebutuhan. Keberadaan Departemen Agama memiliki
legitimasi yang kuat dalam politik dan tatanan pemerintahan Negara
Indonesia.
Departemen Agama dibentuk dalam rangka memenuhi kewajiban
pemerintah untuk melaksanakan isi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29.
Pasal tersebut berbunyi, ayat (1) Negara berdasar atas ke-Tuhanan yang Maha
Esa, ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
Dalam UUD 1945 pasal 29 tercantum kalimat agamanya dan
kepercayaannya itu. Menurut kaidah Bahasa Indonesia dan berdasarkan
penjelasan Bung Hatta bahwa kata-kata itu di belakang kata kepercayaan
dalam pasal tersebut menunjukkan makna kesatuan di antara agama dengan
kepercayaan. Jadi yang dimaksud adalah kepercayaan di dalam agama, bukan
kepercayaan di luar agama. Dengan demikian tugas Departemen Agama
adalah membina umat beragama sesuai yang digariskan UUD 1945. Prinsip
fundamental dalam UUD 1945 mengamanatkan supaya ajaran dan nilai-nilai
agama selalu berperan dan memberi arah bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Seperti dijelaskan dalam Surat An-Nissa 29 :
!,!., _ `.., l!. >l. ,., _L.,l!, | _>. :.> _s
_. >.. l.1. >.. | < l >, !.,> __
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan
membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri
sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa !,!., _ `.., l!.
>l. ,., _L.,l!, (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
makan harta sesamamu dengan jalan yang batil ) artinya jalan yang haram
menurut agama seperti riba dan gasab-_L.,l!, | _>. ( kecuali dengan
jalan ) atau terjadi--:.> (secara perniagaan); menurut suatu qiraat dengan
baris diatas, sedangkan maksudnya ialah hendaknya harta tersebut harta
perniagaan yang berlaku-- >.. _. _s (dengan suka sama suka diantara
kamu) berdasar kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu
memakannya.-- >.. l.1. (dan janganlah kamu membunuh dirimu)
artinya dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan kecelakaannya-- !.,>
>, l< | (Sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu) sehingga
dilarang-Nya kamu berbuat demikian.
1


Dari tafsir di atas maka dapat diambil penjelasan bahwa perlu perancangan
dan pembangunan supaya dapat mengefisienkan kinerja pegawai dan
memudahkan dalam pengolahan data pegawai khususnya di Departemen
Agama Kota Blitar dan umumnya untuk semua Departemen. Dari pengerjaan
aplikasi ini, hasil yang diperoleh adalah sebuah software yang berisi tentang
pengolahan data kepegawaian dengan fasilitas: proses perekrutan pegawai,
proses penggajian pegawai, proses pengangkatan jabatan pegawai, proses
mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai. Kesimpulan yang dapat diambil
dari program ini adalah suatu program yang dapat digunakan untuk mengelola
data kepegawaian sehingga teknisi tidak lagi menggunakan sistem manual dan
dapat mengefektifkan penggunaan waktu serta biaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan ada beberapa
permasalahan yang ada pada penelitian Tugas Akhir ini, yaitu:
1. Bagaimana merancang dan membangun Sistem Informasi Kepegawaian
(SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar?

1
Imam Jalaludin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, Penerbit sinar baru
Algesindo, 2008, hal 328
2. Bagaimana mengimplementasikan metode AHP ke dalam sistem penilaian
pengangkatan Pegawai Struktural atau NonFungsional Pada Departemen
Agama Kota Blitar?
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka
berikut adalah beberapa batasan yang perlu dibuat, yaitu:
1. Sistem yang dirancang dan dibangun dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah Sistem Informasi Kepegawaian khususnya pada proses perekrutan
pegawai, proses penggajian pegawai, proses pengangkatan jabatan
pegawai, proses mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai pada
Departemen Agama Kota Blitar.
2. Laporan yang akan disajikan dalam Sistem Informasi Kepegawaian
khususnya pada proses perekrutan pegawai, proses penggajian pegawai,
proses pengangkatan jabatan pegawai, proses mutasi pegawai dan proses
pensiun pegawai Pada Departemen Agama Kota Blitar harus akurat, tepat
waktu dan relevan.
3. Metode dalam pengangkatan Pegawai Struktural atau NonFungsional yang
digunakan adalah AHP. Pembuatan aplikasi Sistem Informasi
Kepegawaian Pada Departemen Agama Kota Blitar dibatasi dengan
menggunakan JSP.



1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
1. Merancang dan membangun Sistem Informasi Kepegawaian khususnya
pada proses perekrutan pegawai, proses penggajian pegawai, proses
pengangkatan jabatan pegawai, proses mutasi pegawai dan proses
pensiun pegawai Pada Departemen Agama Kota Blitar.
2. Untuk mengetahui penggunaan metode AHP dalam Sistem Informasi
Kepegawaian khususnya dalam pengangkatan Pegawai Struktural atau
NonFungsional Pada Departemen Agama Kota Blitar.
b. Manfaat Penelitian
Dengan rancang bangun Sistem Informasi Kepegawaian ini,
diharapkan dapat memudahkan dalam membuat laporan Sistem Informasi
Kepegawaian, memudahkan pemasukan dan pencarian data sehingga dapat
menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan
1.5 Metode Penelitian
Dalam aplikasi ini menggunakan metode antara lain:
1) Fase Analisis
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan
yang sedang berjalan.
b. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah.
c. Studi pustaka yaitu mempelajari dan memahami landasan teori yang
terkait dengan masalah yang akan dibahas.
2) Fase Desain Sistem
Membuat desain Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota
Blitar dengan ERD, Diagram Context, DFD.
3) Fase Pembuatan Program
Membangun Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota
Blitar berbasis web dengan menggunakan JSP
4) Fase Uji Coba
Setelah pembuatan program maka proses selanjutnya adalah menguji
cobakan sistem yang berjalan.
5) Fase Revisi Program
Dilakukan setelah uji coba, berfungsi untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam kode program maupun menambah kekurangan dari
program yang dikerjakan.
6) Fase Implementasi
Sistem Informasi Kepegawaian ini diimplementasikan di Departemen
Agama Kota Blitar.
7) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk jangka waktu sekarang dan yang akan
datang agar memudahkan maintenance jika terjadi kesalahan program lagi
akibat ketidakstabilan perangkat atau karena gangguan teknis lainnya.

1.6 Sistematika penulisan
Laporan tugas akhir ini dibuat dengan sistem penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang pemilihan judul pengembangan perangkat
lunak untuk Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar,
maksud dan tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TEORI DASAR
Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam
pembuatan analisa dan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, sehingga
memudahkan penulis dalam menyelesaikan masalah
BAB III PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM
Pada bab ini menjelaskan tentang pembuatan desain dan perancangan
Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar yang
meliputi: ERD, Diagram Context, DFD dan pengambilan keputusan dengan
penggunaan metode AHP.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan berisi kebutuhan peralatan, cara instalasi
program, cara pemakaian program yang dijelaskan dalam gambar dan
penjelasan proses aplikasi yang terjadi pada sistem.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan program
aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian ini dan saran untuk pengembangan
program aplikasi ini.
Selain terdiri dari 5 bab yang telah disebutkan di atas, masih ditambah
lagi dengan daftar pustaka dan lampiran yang berisi program aplikasi dari
sistem ini.






















BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem
Sistem bisa ditafsirkan sebagai kesatuan elemen yang memiliki
keterkaitan. Beberapa elemen dapat digabung menjadi suatu unit, kelompok,
atau komponen sistem dengan fungsi tertentu. Komponen sistem ini dapat
dilihat, dianggap, atau memang dirancang untuk berfungsi mandiri sebagai
modul sistem.
2

Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional (dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling
berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu
proses/pekerjaan tertentu.
3

1. Karakteristik Sistem / Elemen Sistem :
a) Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya selalu mengandung
komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu

2
Taufiq Rochim. Sistem Informasi. Penerbit ITB. 2002. hal 1
3
Fathansyah. Basis Data. Informatika. 2004. hal 4
sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut
supra sistem misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu
sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat
disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu
sistem maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian
juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem maka sistem
akuntansi adalah subsistemnya.
b) Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari
sistem tersebut.
c) Lingkungan luar sistem (environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi
sistem.
d) Penghubung sistem (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
yang lainnya.
e) Masukan sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan
supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi
yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam
sistem komputer program adalah maintanance input yang digunakan
untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input
untuk diolah menjadi informasi.
f) Keluaran sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
g) Pengolah sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran
yang diinginkan.
h) Sasaran sistem
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya.
2. Klasifikasi Sistem
a) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik.
b) Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer,
sistem akuntansi dan sistem produksi dll.).
c) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam (sistem
matahari, sistem luar angkasa dan sistem reproduksi dll.
d) Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan
mesin disebut human-machine system (contoh: Sistem Informasi).
e) Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku
yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat
dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan
(contoh: sistem komputer).
f) Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
g) Sistem tertutup (close system) adalah sistem yang tidak berhubungan
dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara
teoritis sistem tersebut ada tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang
benar-benar tertutup yang ada hanyalah relatively closed system
(secara relatif tertutup tidak benar-benar tertutup).
h) Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
i) Sistem sederhana dan Sistem kompleks
3. Pelaku sistem terdiri dari tujuh kelompok:
a) Pemakai
Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional, pengawas
dan eksekutif.
b) Manajemen
Umumnya terdiri dari tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai
yang bertugas menangani pemakaian di mana sistem baru diterapkan
manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu
sendiri dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan
sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Kelompok
manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang berhubungan
dengan orang, waktu dan uang.
c) Pemeriksa
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami
organisasi di mana sistem tersebut diimplementasikan dapat
menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya
menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar
yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.
d) Penganalisa sistem
Fungsi-fungsinya antara lain sebagai:
Arkeolog yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama
berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang
menyangkut sistem lama.
Inovator yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka
wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
Mediator yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level
antara lain pemakai manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku
sistem yang lainnya mungkin belum punya sikap dan cara pandang
yang sama.
Pimpinan proyek yaitu penganalisa sistem haruslah personil yang lebih
berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat
penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu
pekerjaan sebelum yang lain bekerja adalah hal yang wajar jika
penanggung jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem.
e) Pendesain sistem
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan
pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu yang
kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan
dapat diformulasikan oleh programmer.
f) Programmer
Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah
diterima dari pendesain.
g) Personel pengoperasian
Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan
keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan
backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan
tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk
menjalankan sistem.




2.2 Informasi
_, ,. !., `l L,> ..l-, !.l :!, .`,!. ,l. ,. _ _. `l,
L.! , _l ,1.s _,.l.Ll __
Bahkan yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum
mengetahuinya dengan sempurna Padahal belum datang kepada mereka
penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah
mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang zalim itu.(surat yunus ayat 39)
Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa `..l-, L,> l!., ,._, (yang
sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya
dengan sempurna) subyek yang di maksud adalah Al-Quran, mereka sama
sekali tidak mau memikirkan tentangnya-- !.l (dan belum pernah) tidak
pernah .`,!.:!, (datang kepada mereka penjelasannya) akibat dari apa
yang terkandung di dalamnya yaitu berupa ancaman-- ,l. (demikianlah)
yakni kedustaan itu-- `l, _. _,. (orang-orang yang sebelum mereka
telah mendustakan) rasul-rasul mereka--_,.l.Ll ,1.s _l , L.!
(maka perhatikanlah bagaimana akibat orng-orang yang zalim itu).
4

Dalam Tafsir ayat-ayat Al-Quran tersebut di atas pada intinya mengajak
manusia untuk memperhatikan apa yang ada pada sekelilingnya. Hanya

4
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar
Baru Algensindo. 2008. hal 816
dengan memperhatikan maka manusia akan memperoleh informasi. Berbagai
hal dapat manusia manfaatkan berkat informasi.
Informasi menyandang arti manfaat bila manusia bisa memanfaatkannya.
Informasi mengandung makna usaha untuk mendapatkannya, memahaminya,
menggunakannya, menyebarkannya, menyimpannya dan memadukannya
dengan informasi lain menjadi suatu bentuk informasi baru. Informasi
memiliki nilai yang menambah nilai sesuatu yang memakainya. Informasi
merupakan pengetahuan yang membuat manusia mengetahui. Informasi bisa
menjadi ilmu yang merupakan pengetahuan yang telah dirunutnya atau
teknologi yang merupakan teknik atau cara melakukan sesuatu. Karena ilmu
dan teknologi memiliki kategori klasifikasi atau pembidangan berarti
informasi pun memiliki klasifikasi.
5

Kualitas Informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus:
1. Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya.
2. Tetap pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat.
3. Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda.


5
Taufiq Rachim. Sistem Informasi. Penerbit ITB. 2002. hal vii
2.3 Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sebagai kesatuan elemen informasi termasuk cara
merancang, mangaktifkan, menangani, memelihara dan memanfaatkan
informasi. Sistem Informasi memang telah dipakai sebagai nama dari suatu
cabang ilmu yang menangani informasi yang diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan tertentu. Di antara beragam kegiatan-kegiatan pengelolaan suatu
usaha merupakan satu di antara kegiatan lain yang menonjolkan dan
mengembangkan sistem informasi. Hal ini bisa dimaklumi karena bagi
organisasi berskala besar selalu diikuti dengan penanganan informasi yang
kompleks bervolume besar.
6

A. Komponen Fisik Sistem Informasi:
1. Perangkat keras komputer: CPU storage perangkat input/output
terminal untuk interaksi media komunikasi data.
2. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan
utilitinya) perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman)
perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).
3. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
4. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem.
5. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM) meliputi:
a. Clerical personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan
data dan melakukan inquiry = operator).

6
Taufiq Rochim. Sistem Informasi. Penerbit ITB. 2002. hal 1
b. First level manager untuk mengelola pemrosesan data didukung
dengan perencanaan penjadwalan identifikasi situasi out-of-control
dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.
c. Staff specialist digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan
pelaporan.
d. Management untuk pembuatan laporan berkala permintaan
khsusanalisis khusus laporan khsusus pendukung identifikasi
masalah dan peluang.
B. Manfaat Sistem Informasi
Organisasi menggunankan Sistem Informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah
satu produk atau pelayanan mereka.
Bank menggunakan Sistem Informasi untuk mengolah cek-cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan
persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang
yang tersedia.
7

2.4 Sistem Kepegawaian Departemen Agama kota Blitar
_! `l `,,. | < . -, l l!L l>l. l! _. `>, ` l.l
!.,ls _> _> ,l.l!, .. l ,`, -. _. _!.l _! | < L.

7
Al-Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan desain sIstem informasi. 2005. hal 14
,l. .:: L`., _ l-l `.>l < _.`, .l`. _. ',!: < _.
',l. ___

Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah KamiPadahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanyasedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah
memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.(Surat Al-Baqarah ayat
247)
Dalam tafsir Jalalain menerangkan bahwa _.l! l>l. l!L l
-, . <`| `,,. l `_! (kata nabi mereka :Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Talut bagi kamu sebagai raja. Jawab mereka:Bagaimana)
artinya betapa-- .. ,l.l!, _>`_> ` !.,lsl.l >, (ia akan menjadi
raja kamipadahal kami lebih berhak terhadap kerajaan ini daripadanya------
_!.l_.-.,`,l (sedangkan iapun tidak diberi kekayaan yang
mencukupi ) yakni yang amat diperlukan untuk membina atau mendirikan
sebuah kerajaan-- _! (kata nabi) kepada mereka-- L. < |
(Sesungguhnya Allah telah memilihnya) sebagai raja .L`.,::,l. (kamu
dan menambahinya pula keluasan) dan keperkasaan-- `.>ll-l_ (dalam
ilmu dan tubuh) memang ketika itu dialah orang israil yang paling berilmu,
paling gagah, dan paling berakhlak-- ',!:_..l`. _.`, < (Dan Allah
memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya) suatu
pemberian yang tidak seorang pun mampu untuk menghalanginya-- _.<
(Dan Allah maha luas) karuniaNya--,l. (lagi maha mengetahui) orang yang
lebih patut menerima karuniaNya itu.
8

Kepegawaian adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
kepentingan pegawai. Dalam penjelasan umum Undang-Undang No 8 Tahun
1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dikatakan bahwa yang di maksud
dengan kepegawaian adalah segala hal yang berhubungan dengan kedudukan,
kewajiban hak dan pembinaan pegawai negeri. Pegawai adalah setiap orang
yang menyumbangkan jasanya kepada suatu badan usaha baik kepada badan
usaha swasta (pegawai swasta) maupun kepada badan usaha pemerintah
(pegawai pemerintah atau pegawai negeri). Pegawai negeri adalah mereka
yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9

Pegawai negeri sebagai unsur Aparatur Negara Abdi Negara dan Abdi
Masyarakat yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan. Dalam hal ini kedudukan pegawai negeri menjadi sangat
penting sebab lancar dan tidak lancarnya pemerintahan dan pembangunan
negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan pegawai negeri.

8
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar
Baru Algensindo. 2008. hal 135

9
IG. Wursanto. Manajemen Kepegawaian 1. Penerbit Kanisius. 1989. hal 15-16
Pengertian pegawai negeri dapat dilacak melalui perkembangan sejarah
perundang-undangan yang menyangkut masalah pegawai negeri yang dapat
dipahami melalui:
1. Kitab undang-undang Hukum Pidana dan pendapat Hoge Raad
2. Undang-undang No.18 Tahun 1961, tentang ketentuan-ketentuan pokok
kepegawaian (Lembaran Negara Th.1961 Nomor 263)
3. Undang-undang Nomor: 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55).
10

2.4.1 Perekrutan Pegawai

seseorang berkata kepada Umar:apakah tidak lebih baik anda menunjuk
pengganti? Umar menjawab: jika saya menunjuk penggantimaka
sesungguhnya orang yang lebih baik daripadaku ialah Abu Bakar telah
menunjuk pengantinya. Dan jika aku tidak menunjuk penggantimaka orang
yang lebih baik daripadaku yaitu Rasulullahpuntidak menunjuk penggantinya.
Para sahabat memuji sifat Umar itu. Kemudian Umar berkata: Manusia ada
yang gemar kepada khilafah dan ada yang taku. Saya ingin supaya saya
terlepas secara tidak ada pertanggungjawaban apa-apa lagitidak menyangkut
yang baik dan tidak menyangkut yang buruk. Saya tidak memikul bebannya
dikala saya masih hidup dan sesudah saya mati.(Al Bukhary 93:51,Muslim
33:2)
Dari Hadits di atas dapat ditafsirkan bahwa dalam mencari calon-calon
pegawai bisa digambarkan dengan riwayat Ibnu Umar bahwa jika dia
menunjuk seorang pegawai maka hal yang demikian itu telah dilakukan orang

10
Ahmad Ghufron dan Sudarson., Hukum Kepegawaian di Indonesia. Rineka Cipta. 1991. hal 4

yang lebih baik dari dia. Tetapi jika dia tidak menunjuk seorang pegawai,
membiarkan rakyat sendiri yang akan memilih maka dia mempunyai contoh
Rasulullah sendiri. Nabi tidak secara tegas menunjuk orang yang akan
menggantikannya. Umar mengambil jalan tengah yaitu tidak menunjuk secara
terang orang yang akan menggantinya tetapi mengangkat suatu badan yang
terdiri dari orang-orang yang telah diakui mendapat surga dan menyerahkan
kepada mereka untuk menetapkan khalifah salah seorang dari anggota badan
itu.
11

Dari pengertian Hadits di atas yang menjelaskan tentang perekrutan
pegawai maka dapat di pertegas dengan ayat Al-Quran seperti dibawah ini:
> ',.. _. ,l.l :| .`, _!.l ,1. __
Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ?
Kendatipun ada mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan)
kepada manusia(Surat An Nisa ayat 53)

Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa ,l.l_.,..> (ataukah
mereka ada mempunyai bagian kerajaan) maksudnya mereka tidak
mempunyai sedikitpun daripadanya dan walaupun ada-- ,1._!.l.`,:|
(hingga bila demikian maka tidak secuilpun yang akan mereka berikan


11
Tengku Muhammad Hasbi ash Shiddiqi. Mutiara Hadits 6, 2003. hal 7-8

kepada manusia).
12

Dari ayat di atas dapat ditafsirkan bahwa dalam perekrutan tenaga kerja
maka terlebih dahulu harus melakukan dengan sangat selektif karena apabila
tidak demikian maka suatu pemerintahan akan mengalami kemunduran. Dan
dijelaskan juga bahwa para tenaga kerja yang tidak dapat memberikan
kebaikan kepada masyarakat atau manusia maka tidak selayaknya ikut
memegang jabatan dalam pemerintahan.
Penarikan tenaga kerja (recruitment) adalah proses mencari calon-calon
pegawai dan mendorongnya untuk melamar jabatan dalam organisasi.
Penarikan tenaga kerja sering disebut positif sedangkan seleksi yang terjadi
sesudahnya sering disebut negatif.
13

Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang
memiliki potensi untuk ditarik menjadi pegawai yang dilakukan melalui
berbagai macam kegiatan. Perekrutan yang efektif secara konseptual memiliki
beberapa hambatan yang dapat bersumber dari kebijakan organisasi maupun
dari perencanaan sumber daya manusia. Dalam ketentuan perundang-
undangan kepegawaian negara terdapat ketentuan yang mengatur formasi
yaitu Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2003 tentang formasi pegawai
negeri sipil.



12
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar
Baru Algensindo. 2008. hal 340
13
Moekijat. Administrasi Kepegawaian Negara. 1991. hal 41

2.4.2 Penggajian Pegawai
A. Pengertian Gaji
l! .1. _. ,l.l _.l ,l> ., `_.- ,-, !. ., ',s __
Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala Rajadan siapa
yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
(seberat) beban untadan aku menjamin terhadapnya"(Surat Yusuf ayat
72).

Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa _..1.l! (Penyeru-
penyeru itu berkata:Kami kehilangan piala ) teko-- ,-, _.- ,,l> _.l
,l.l (rajadan bagi siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh
hadiah seberat beban unta ) berupa bahan makanan ',!. (dan aku
terhadapnya) tentang hadiah itu ,s (menjadi penjamin) yang
menanggungnya.
14

Gaji sering disebut juga upah. Keduanya merupakan bentuk komponsasi
yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang
diberikan oleh seorang pegawai.
Perbedaan antara upah dan gaji hanya terletak pada kuatnya ikatan kerja
dan jangka waktu penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila ikatan

14
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar
Baru Algensindo. 2008. hal 918

kerjanya kuat sedang seseorang menerima upah apabila ikatan kerjanya
kurang kuat. Dilihat dari jangka waktu penerimaanya gaji pada umumnya
diberikan setiap bulan sedang upah diberikan setiap hari atau minggu.
Bentuk pemberian upah dan gaji dapat berupa:
1) Uang
2) Barang-barang innatura
3) Kesempatan untuk menikmati misalnya pelungguh atau bengkok yang
diberikan untuk kepala desa (lurah) di beberapa daerah di jawa khususnya.
Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan
pekerjaan dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya setiap pegawai negeri
beserta keluarganya harus dapat hidup layak dari gajinya sehingga ia dapat
memusatkan perhatian dan kegatannya untuk melaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya. Gaji adalah balas jasa atau penghargaan yang
diberikan kepada seorang pegawai negeri atas jasa dan hasil kerjanya.
B. Peranan Gaji
Gaji mempunyai peranan penting bagi seorang pegawai karena:
1) Dengan gaji yang cukup pegawai akan bekerja dengan baik
2) Gaji yang cukup dapat mendorong pegawai untuk menyumbangkan
jasa dan tenaganya semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
3) Dengan gaji yang cukup pegawai dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya baik kebutuhan hidup pegawai sendiri maupun kekuarganya.
4) Gaji yang cukup dapat memberikan status sosial seseorang dalam
masyarakat.
5) Dengan gaji yang cukup dapat diharapkan loyalitas atau kesetiaan
pegawai terhadap instansi tempat pegawai tersebut mengabdikan diri.
6) Gaji yang cukup dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan
kesenangan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
15

2.4.3 Pengangkatan Pegawai

Nabi SAW. Mengatakan kepadaku: Hai Abdurrahman ibn Samurah jangan
engkau meminta diangkat menjadi penguasa disuatu wilayah. Karena jika
jabatan itu diberikan kepada engkau dengan memintaniscaya engkau
dibiarkantidak diberi pertolongan. Tapi jika diberikannya kepada engkau
bukan karena engkau memintanyaniscaya engkau diberi pertolongan.(Al
Bukhory 83:1;Muslim 33:3;Al Lulu-u wal Marjan 2:282).
Nabi menandaskan kepada Abdurrahman ibn Samurah bahwa dia tidak
boleh meminta diangkat menjadi amir di suatu daerah dan tidak pula meminta
kekuasaan (wilayah).
Menurut Nabi menjadi kepala di suatu daerah bukanlah tugas yang ringan
yang dapat dilaksanakan oleh semua orang. Karena itu janganlah meminta
kedudukan itu dengan bernafsu sekali. Memperoleh kedudukan harus dengan
usaha yang sangat gigih tanpa itu mungkin Allah tidak akan memberi bantuan
dan pertolongan sehinngga manusia tidak dapat menunaikan kewajiban
sebaik-baiknya.

15
IG.Wursnto. Manajemen Kepegawaian. Penerbit Kanisius. 1989. hal 53-55

Jika kedudukan diberikan kepada manusia tanpa berusaha untuk
memperolehnya maka besar kemungkinan Allah memberi taufik dan inayah-
Nya kepada manusia hingga dapat melaksanakan tugas dengan baik.
16

Yang dimaksud pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat
seorang pegawai negeri sipil dalam susunan kepegawaian dan yang digunakan
sebagai dasar penggajian. Oleh karena itu setiap pegawai negeri sipil diangkat
dengan pangkat tertentu.
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian
pegawai negeri sipil yang bersangkutan terhadap negara. Kenaikan pangkat
dimaksudkan sebagai dorongan kepada pegawai negeri sipil untuk lebih
meningkatkan pengabdiannya.
17

Jabatan adalah sekelompok posisi yang sama dalam suatu organisasi.
Selanjutnya yang dimaksud dengan jabatan pegawai negeri sipil adalah
kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
seorang pegawai negeri sipil dalam kerangka suatu satuan organisasi.
A. Hubungan pangkat dan jabatan
Pangkat dan jabatan pegawai negeri sipil berhubungan sangat erat.
Pegawai negeri sipil diangkat dengan suatu pangkat dan jabatan tertentu sesuai
dengan kecakapan pengabdian dan prestasi kerja menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam penjelasan pasal 17 ayat 2 UPK 1974 dikatakan bahwa dalam
pelaksanaan sistem karir dan sistem prestasi kerja harus ada kaitan antara

16
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi. Mutiara Hadits 6. 2003. hal 11-13
17
Ahmad Gufron dan Sudarsono. Hukum Kepegawaian di Indonesia. Rineka Cipta. 1991 hal 63
pangkat dan jabatan atau perlu adanya pengaturan jenjang kepangkatan pada
setia jabatan. Pangkat pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu jabatan
harus sesuai dengan pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu. Dalam jabatan
struktural pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih rendah tidak dapat
membawahi langsung pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih tinggi.
Selanjutnya hendaknya dibedakan pula antara pengertian pangkat dengan
golongan. Golongan menunjukkan ruang gaji. Pengangkatan pertama menjadi
pegawai ditetapkan sebagai calon pegawai negeri sipil dalam masa percobaan
dan kepadanya diberikan gaji pokok menurut golongan ruang gaji yang sesuai
dengan pangkat yang akan diberikan kepada yang bersangkutan. Jadi
golongan menunjukkan ruang gaji yang dipergunakan sebagai dasar dalam
menunjukkan gaji pokok.
18


2.4.4 Mutasi Pegawai
Perpindahan pekerjaan (mutasi) dilakukan untuk memberikan suasana
baru agar mereka tidak merasa bosan dan menjadi semangat bekerja. Program
Mutasi dalam suatu lembaga diberikan oleh kepala lembaga. Seperti halnya
firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 218 yang berbunyi:
| _ `.., _,.l `>!> ..> _ _,,. < ,.l` `>, .> <
< "s ',> __

18
IG.Wursanto. Manajemen Kepegawaian 2. Penerbit Kanisius. 1989. hal 26-27
Sesungguhnya orang-orang yang berimanorang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allahmereka itu mengharapkan rahmat Allahdan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Surat Al Baqarah ayat 218)

Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa `>!>_,.l`.., _ |
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah)
meninggalkan kampung halaman mereka--< _,,. _..> (dan berjihad
di jalan Allah ) yakni untuk meninggalkan agama_Nya-- <
.>`>,,.l` ( mereka itu mengharapkan rahmat Allah) artinya
pahalaNya--',> "s < (dan Allah maha pengampun lagi maha
penyayang) terhadap orang-orang beriman.
19

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa orang yang hijrah di jalan Allah
semata-mata hanya ingin mendapatkan rahmat-Nya. Kaitannya dengan mutasi
yaitu ketika kita berpindah (hijrah) dari pekerjaan satu dengan yang lain
memberikan manfaat yang besar dan memberi hasil yang lebih baik untuk
pekerjaan tersebut sehingga pihak lembaga ataupun masyarakat memperoleh
kemanfaatannya pasti Allah akan membantu dan memberikan rahmatnya.
A. Arti dan Manfaat Mutasi
Suatu pemindahan adalah suatu perubahan secara horizontal, mengandung
perubahan pegawai dari suatu posisi ke posisi yang lain biasanya tanpa

19
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar
Baru Algensindo. 2008. hal 116
mengandung perubahan yang penting dalam tugas, tanggung jawab,
kecakapan yang diperlukan dan kompensasi.
20

Mutasi adalah suatu kegiatan memindahkan pegawai dari unit/ bagian
yang kelebihan tenaga ke unit/bagian yang kekurangan tenaga atau yang lebih
memerlukan.
Mutasi atau pemindahan pegawai dapat terjadi karena dua hal yaitu:
1. keinginan pegawai sendiri, misalnya:
a. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak sesuai dengan bidang
tugasnya atau jabatannya.
b. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak dapat bekerja sama dengan
teman sekerjanya atau dengan atasannya.
c. Pegawai yang bersangkutan merasa bahwa tempat atau lingkungan
kerja tidak sesuai dengan kondisi fisik atau keinginannya.
2. Keinginan perusahaan dengan tujuan:
a. Perusahaan ingin menunjukkan kepada pegawai yang bersangkutan
bahwa mutasi tersebut bukan merupakan hukuman melainkan upaya
untuk menjamin kelangsungan pekerjaan pegawai tersebut.
b. Perusahaan ingin menyakinkan pegawai bahwa ia tidak akan
diberhentikan karena ketidakmampuan atau kekurangcakapan pegawai
yang bersangkutan
c. Perusahaan ingin menghindari rasa jenuh pegawai pada jenis pekerjaan
jabatan, maupun tempat kerja yang sama.

20
Moekijat. Administrasi Kepegawaian Negara. Mandar Maju. 1991. hal 159

Dari uraian tersebut tampak bahwa mutasi atau pemindahan pegawai sangat
penting dan perlu dilakukan baik di lihat dari kepentingan pegawai maupun
kepentingn perusahaan. Dengan kata lain:
1) Memenuhi kebutuhan tenaga di bagian/unit yang kekurangan tenaga,
tanpa merekrut tenaga dari luar.
2) Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang
tugasnya masing-masing.
3) Menjamin keyakinan pegawai bahwa mereka tidak akan diberhentikan
karena kekurangmampuan atau kekurangcakapan mereka.
4) Memberikan motivasi kepada pegawai
5) Mengatasi rasa bosen pegawai pada pekerjaan jabatan dan tempat kerja
yang sama.
B. Mutasi bukan hukuman
Segi negatif pelaksanaan mutasi adalah adanya anggapan bahwa mutasi
merupakan suatu bentuk hukuman dalam bidang kepegawaian. Anggapan
demikian terutama datang dari pegawai yang merasa kurang mampu, kurang
cakap atau kurang berhasil dalam menjalankan tugas dan pegawai yang
merasa melakukan kesalahan. Anggapan demikian tentu saja tidak selalu
benar. Terlepas dari sebab-sebab diadakannya mutasi jelas bahwa mutasi
bukanlah suatu hukuman jabatan. Mutasi adalah suatu hal yang wajar di dalam
setiap organisasi atau instansi baik pemerintahan maupun swasta. Sebaliknya
mutasi mengandung segi positif:
1) Mutasi adalah usaha menempatkan pegawai pada pekerjaan dan
jabatan yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan
2) Mutasi adalah usaha meningkatkan semangat dan gairah kerja pegawai
3) Mutasi adalah salah satu usaha menciptakan persaingan yang sehat di
antara para pegawai.
C. Mutasi dalam rangka promosi
Seperti dikatakan di muka pelaksanaan mutasi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:
1) Mutasi Biasa, yakni mutasi atau pemindahan pegawai tanpa diikuti
kanaikan jabatan. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan:
a. Memenuhi keinginan pegawai yang bersangkutan
b. Memenuhi kekurangan tenaga di unit/bagian lain
c. Menempatkan pegawai sesuai kecakapan, kemampuan dan
bidangnya
2) Mutasi Promosi, yakni mutasi yang diikuti dengan kenaikan jabatan
tugas dan tanggung jawab seorang pegawai yang mendapat mutasi
seperti ini bertambah besar. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan:
a. Mengisi suatu formasi jabatan dengan mengambil sumber tenaga
dari dalam
b. Membina karier pegawai
c. Mengembangkan kemampuan pegawai
21



21
IG.Wursanto. Manajemen Kepegawaian 1. Penerbit Kanisius. 1989. hal 65-68

2.4.5 Pensiun Pegawai

Bahwasanya pada hari peperangan Uhud Rasulullah SAW. Memperhatikan
keadaan diri Abdullah ibn Umar. Kala itu dia baru berumur 14 tahun. Nabi
tidak membenarkan dia turut bertempur. Kemudian Nabi memperhatikan
keadaanya dalam peperangan Khandaq dan dia telah berumur 15 tahunbeliau
membolehkan dia turut bertempur.(Al Bukhory 52:18; Muslim 33:23; Al
Lulu-u wal Marjan 2:297;298)
Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pegawai
diperbolehkan pensiun apabila telah meginjak usia yang telah ditetapkan oleh
undang-undang karena pada usia pensiun maka telah dianggap tidak mampu
melakukan suatu pekerjaan.
22

Pensiun adalah suatu penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang
bekas pegawai negeri sipil yang tidak dapat bekerja lagi untuk membiayai
hidupnya agar tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari
penghasilan lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pensiun diberikan
sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada pegawai negeri sipil
atas jasa-jasanya.
Disamping itu program pemberian pensiun juga bertujuan:
1) Memberikan perangsang kerja kepada pegawai negeri sipil
2) Meningkatkan rasa kesetiaan pegawai negeri sipil
3) Memberikan ketengan kerja kepada pegawai negeri sipil yang
bersangkutan maupun keluarganya.

22
Tengku Muhammad hasbi As Shiddiqi. Mutiara Hadits 6. 2003. hal 57

A. Dasar Pensiun
Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun ialah gaji
pokok (termasuk gaji pokok tambahan atau gaji pokok tambahan peralihan)
terakhir sebulan yang berhak diterima oleh pegawai yang bersangkutan
berdasarkan peraturan gaji yang berlaku baginya.
B. Penerima pensiun dan macam-macam pensiun
Yang berhak menerima pensiun adalah:
1. Pegawai
2. Janda/duda pegawai
3. Anak pegawai
4. Orangtua pegawai
Berdasarkan penerima pensiun dapat diuraikan macam-macam pensiun
sebagai berikut:
1. Pensiun pegawai
Pemberian pensiun pegawai dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pensiun pegawai dapat di peroleh secara normal apabila pada saat
pemberhentian sebagai pegawai negeri sipil pegawai yang
bersangkutan telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun
dan mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun.
b. Pensiun pegawai dapat diperoleh karena pegawai yang
bersangkutan cacat jasmani atau rohani seehingga tidak dapat
bekerja dalam jabatan apapun juga. Syarat-syarat untuk
mendapatkan hak pensiun ini ialah:
1) Pegawai yang bersangkutan telah mempunyai masa kerja
sekurang-kurangnya empat tahun.
2) Pegawai yang bersangkutan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi
dalam jabatan apapun juga dan keadaan ini dinyatakan tim
penguji kesehatan yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan.
c. Pensiun yang diperoleh karena pegawai yang bersangkutan telah
mencapai batas usia pensiun ditentukan atas dasar tanggal
kelahiran yang disebut pada pengangkatan pertama sebagai
pegawai negeri sipil menurut buktu-bukti yang sah.
d. Pensiun yang diperoleh karena sebab lain di dasarkan pada adanya
pemberhentian atau pembebasan pegawai dari pekerjaan karena
penghapusan jabatan perubahan susunan pegawai, penertiban
aparatur negara atau karena alasan dinas lainnya dan pegawai yang
bersangkutan tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri
sipil.
2. Pensiun janda/duda
Pensiun janda diberikan apabila seorang pegawai/pejabat pria atau
pensiunan pegawai/penjabat wanita meninggal. Pensiun duda
diberikan apabila seorang pegawai/pejabat wanita atau pensiunan
pegawai/pejabat wanita meninggal. Jika janda/ duda tersebut menikah
lagi hak pensiun hilang.
Untuk memperoleh pensiun janda/duda yang bersangkutan harus
mengajukan surat permohonan kepada kepala Kantor Urusan Pegawai
dengan melampirkan:
a. Surat keterangan kematian atau salinannya yang telah disahkan
oleh yang berwajib
b. Salinan surat nikah yang disahkan oleh yang berwajib
c. Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh yang berwajib yang
memuat tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan.
d. Surat keputusan yang menetapkan pangkat dan gaji terakhir orang
yang meninggal dunia.
3. Pensiun anak
Pensiun anak adalah pensiun janda/duda yang diturunkan kepada
anak-anaknya. Syarat-syarat untuk memperoleh pensiun anak:
a. Belum berusia 25 tahun
b. Belum punya penghasilan sendiri
c. Belum pernah menikah
d. Benar-benar menjadi tanggungan pegawai yang bersangkutan.
Apabila ayah dan ibu penerima pensiun anak berstatus pegawai negeri,
pensiun dihitung dari gaji yang lebih besar. Pensiun anak berakhir
apabila janda/duda meninggal dan tidak lagi ada anak yang memenuhi
syarat-syarat untuk menerima pensiun anak.


4. Pensiun orangtua
Pensiun orangtua diberikan apabila pegawai tewas dan tidak
meninggalkan istri/suami atapun anak. Besarnya pensiun orangtua
adalah 20% dari pensiun janda/duda. Apabila kedua orangtua pegawai
tersebut telah bercerai pensiun orangtua dibagi dua.
23

2.5 DFD
Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan
pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan
menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user
yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan
dikerjakan.
24

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan dari mana asal data dan ke mana tujuan data yang keluar dari
sistem di mana data disimpan proses yang menghasilkan data tersebut dan
interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang di kenakan pada data
tersebut.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik di mana data tersebut mengalir atau di mana data tersebut
akan disimpan.


23
Wursanto. Manajemen Kepegawaian 2. Penerbit Kanisius. 1989. hal 133-139
24
Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain sistem Informasi sistem Informasi. 2005.
hal 64

A. DFD terdiri dari diagram konteks dan diagram rinci (DFD Levelled).
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan
level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau
output dari sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan
garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada
store dalam diagram konteks. Diagram konteks berfungsi memetakan model
lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar masukan dan
keluaran sistem) yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang
mewakili keseluruhan sistem. Diagram nol adalah diagram yang
menggambarkan proses dari DFD. Diagram nol memberikan pandangan
secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani menunjukkan tentang
fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan eksternal entity.
Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang
yang digunakan. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya
simbol * atau P (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor
proses. Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram 0 dengan
diagram konteks harus terpelihara. Diagram rinci adalah diagram yang
menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level di
atasnya.
25
DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara
fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data
model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.

25
Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain sistem Informasi sistem Informasi. 2005.
hal 64

Dalam DFD levelled akan terjadi penurunan level di mana dalam
penurunan level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses
tersebut ke dalam spesifikasi proses yang jelas. Jadi dalam DFD levelled bisa
dimulai dari DFD level 0 kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya.
Setiap penurunan hanya dilakukan bila perlu. Aliran data yang masuk dan
keluar pada suatu proses di level x harus berhubungan dengan aliran data yang
masuk dan keluar pada level x+1 yang mendefinisikan proses pada level x
tersebut. Proses yang tidak dapat diturunkan/dirinci lagi dikatakan primitif
secara fungsional dan disebut sebagai proses primitive.
Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.1. Simbol DFD


Gane/Sarson o Keterangan
Entitas eksternal

Entitas eksternal

Entitas eksternal dapat berupa
orang/unit terkait yang
berinteraksi dengan sistem
tetapi diluar sistem
Proses

Proses

Orang unit yang
mempergunakan atau
melakukan transformasi data.
Komponen fisik tidak
diidentifikasikan.
Aliran data Aliran data Aliran data dengan arah
khusus dari sumber ke tujuan
Data store
Data store

Penyimpanan data
B. Aturan dalam DFD
Dalam penggambaran DFD ada beberapa peraturan yang harus
diperhatikan sehingga dalam penggambarannya tidak terjadi kesalahan aturan
tersebut yaitu:
1. Antar entitas tidak diijinkan terjadi hubungan atau relasi.
2. Tidak boleh ada aliran data antara entitas eksternal dengan data store.
3. Untuk alasan kerapian (menghindari aliran data yang bersilangan)
entitas eksternal atau data store boleh digambar beberapa kali dengan
tanda khusus misalnya diberi nomor.
4. Satu aliran data boleh mengalirkan beberapa paket data.
5. Bentuk anak panah aliran data boleh bervariasi
6. Semua obyek harus mempunyai nama.
7. Aliran data selalu diawali atau diakhir dengan proses.
8. Semua aliran data harus mempunyai tanda arah.
9. Jumlah proses tidak lebih dari sembilan proses dalam sistem jika
melebihi maka sebaiknya dikelompokkan beberapa proses yang
bekerja bersama-sama didalam suatu subsistem
C. Petunjuk Pembuatan DFD
Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pembuatan DFD
yaitu sebagai berikut:
1. Penamaan yang jelas
a. Setiap entitas diberi nama yang sesuai dengan suatu kata benda.
b. Nama aliran data dalam kata benda karena menunjukkan seseorang
tempat atau sesuatu.
c. Proses diberi nama menggunakan format kata kerja, kata sifat,
kata benda untuk proses-proses yang rinci.
d. Penyimpanan data diberi nama dengan suatu kata benda.
2. Memberi nomor pada proses
a. Nomor yang diberikan pada proses tidak harus menjadi nomor
urut. Penomoran dimaksudkan sebagai identifikasi proses dan
memudahkan penurunan (level yang lebih rendah) ke proses
berikutnya.
b. Untuk proses primitif selain diberi nomor juga diberi tanda khusus
(biasanya tanda *) untuk menyatakan bahwa proses tersebut tidak
dirinci lagi.
3. Penggambaran kembali
a. Ukuran dan bentuk lingkaran tetap sama
b. Panah yang melengkung dan lurus tidak jadi masalah.
4. Hindari proses yang mempunyai masukan tetapi tidak mempunyai
keluaran begitu juga sebaliknya hindari proses yang mempunyai
keluaran tetapi tidak mempunyai masukan.
D. Larangan dalam DFD
Dalam menggambar/mendesain DFD ada beberapa hal yang harus
dihindari sehingga DFD tersebut menggambarkan secara keseluruhan
sistem yang akan dirancang hal-hal tersebut adalah:
1. Arus data tidak boleh dari entitas luar langsung menuju entitas luar
lainnya tanpa melalui suatu proses.
2. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju entitas luar
tanpa melalui suatu proses
3. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju ke
simpanan data lainnya tanpa melalui suatu proses
4. Arus data dari satu proses langsung menuju proses lainnya tanpa
melalui suatu simpanan data sebaiknya/sebisa mungkin dihindari.
26

2.6 ERD
ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang
disimpan dalam sistem secara abstrak. Jadi jelaslah bahwa ERD ini berbeda
dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan
dilaksanakan oleh sistem sedangkan ERD merupakan model jaringan data
yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. Biasanya ERD
ini digunakan oleh professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai
eksekutif tingkat tinggi dalam suatu organisasi. ERD juga menguntungkan
bagi professional sistem karena ERD memperlihatkan hubungan antar data
store pada DFD. Hubungan ini tidak terlihat pada DFD karena DFD hanya
memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi sistem bukan pada data yang
dibutuhkan.
ERD adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model
jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam

26
Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain sistem Informasi sistem Informasi. 2005.
hal 75
sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana
memanfaatkan data membuat data, mengubah data dan menghapus data.
27

ERD merupakan model entity relationship yang berisi komponen-
komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing
dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari
dunia nyata yang ditinjau notasi-notasi simbolik didalam ERD yang dapat
digunakan adalah:
1. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas
2. Lingkaran/elip menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key
digaris bawahi)
3. Belah ketupat menyatakan himpunan relasi
4. Garis sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan
entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.
5. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang
atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu kesatudan N
untuk relasi satu ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke
banyak).
28

2.7 AHP
AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif
dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha

27
Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. 2005. hal 142-143

28
Fathansyah. Basis Data. Informatika. 2004. hal 79-80

menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga
memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen
saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan
mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan
input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok
model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat
empat aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP.
Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat
memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut
harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B
dengan skala x maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x
Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam
skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan
satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen
yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster
(kelompok elemen) yang baru
Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan
bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan
oleh obyektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan
dalam AHP adalah searah maksudnya perbandingan antara elemen-elemen
dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada
tingkat diatasnya
Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki
diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil
keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau obyektif yang tersedia atau
diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap
AHP menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu
keputusan efektif atas kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat
proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam
merinci suatu situasi yang kompleks yang terstruktur ke dalam suatu
komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP
kita dapat memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan.
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang
tidak terstruktur dan dinamik menjadi bagian-bagiannya serta menata dalam
suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai
numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut
kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki
prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut
Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi:
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan
diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya yaitu kriteria dan alternatif
kemudian disusun menjadi struktur hierarki.


2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.untuk
berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam
mengekspresikan pendapat.
Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen
yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen
lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan
yang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan
dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya
Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang
ditujukan untuk memilih kriteria misalnya A kemudian diambil elemen yang
akan dibandingkan misal A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen
yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di
bawah ini:
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan
skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1. Penilaian ini dilakukan
oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang
sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi
nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai
tertentu maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan
kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode
langsung (direct) yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data
kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya
atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan
tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman
yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi maka dia dapat
langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
3. Penentuan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif
kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh
alternatif.
Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan
sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot
dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau
melalui penyelesaian persamaan matematik.
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris kemudian lakukan normalisasi
matriks.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara
konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan
tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan
tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Hubungan kardinal : a
ij
. a
jk
= a
ik
Hubungan ordinal : A
i
> A
j
A
j
> A
k
maka A
i
> A
k
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :
a. Dengan melihat preferensi multiplikatif misalnya bila anggur lebih enak
empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang
maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang.
b. Dengan melihat preferensi transitif misalnya anggur lebih enak dari
mangga dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak
dari pisang.
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari
hubungan tersebut sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna.
Hal ini terjadi karena ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang.
Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.
b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya
dijumlahkan.
d. Hasil c dibagi jumlah elemenakan didapat maks.
e. Indeks Konsistensi (CI) = (maks-n) / (n-1)
f. Rasio Konsistensi = CI/ RI di mana RI adalah indeks random
konsistensi. Jika rasio konsistensi 0.1hasil perhitungan data dapat
dibenarkan.
29

2.8 JSP
Java Server Pages (JSP) adalah teknologi Web berbasis bahasa
pemrograman Java dan berjalan pada Platform Java yang diproduksi oleh
Sun microsystem. JSP memungkinkan kita menggabungkan statik HTML
dengan dinamik kontent yang dihasilkan dari Servlet. JSP juga merupakan
bagian dari teknologi J2EE (Java 2 Enterprise Edition). J2EE merupakan
platform Java untuk pengembangan aplikasi enterprise dengan dukungan API
(Application Program Interface) yang lengkap dan portabilitas serta
memberikan sarana untuk membuat aplikasi multitier yang memisahkan
antara Presentation layer Application layer dan Data Layer
JSP merupakan perluasan dari teknologi servlet. Tujuan dari JSP adalah
untuk lebih menyederhanakan penulisan servlet. JSP sendiri pada akhirnya

29
http:// dosen.amikom.ac.id/downloads/.../SPK%20penilaian%20karyawan.doc
sebelum dijalankan oleh server akan dikompilasi terlebih dulu menjadi servlet
meskipun proses ini tidak akan terlihat oleh pengguna.
30

JSP merupakan teknologi java yang menyederhanakan proses
pengembangan situs web. Dengan JSP, perancang web dan pengembang
aplikasi dapat dengan cepat menggabungkan elemen dinamik dan statik dari
halaman web dengan menggunakan embedded java dan beberapa tag
sederhana. Dengan tag tersebut perancang HTML dapat mengakses data dan
business logic yang tersimpan dalam objek java (skip JSP atau java Beans)
tanpa harus menguasai kerumitan detail pengembangannya. Pemrograman
java dapat lebih fokus dalam menulis kode program untuk
mengimplementasikan kapabilitas java pada halaman web. Berkas JSP adalah
sebuah berkas teks dengan ekstensi.jsp yang menggantikan posisi dari berkas
HTML tradisional.
Sama seperti servlet, JSP bersifat server-side. Saat browser memanggil
berkas JSP browser akan mengirimkannya ke web server yang dalam hal ini
adalah server Hyper Text Transport Protocol (HTTP). Bagian statik yang
berupa tag-tag HTML dari halaman web akan langsung dilewatkan. Bagian
dinamik yang berupa kode program java akan dieksekusi dan dikompilasi
menjadi servlet oleh mesin JSP yang telah aktif pada web server. Hasilnya
kemudian akan digabungkan kembali dan dikirim balik ke browser yang aktif
pada komputer klien. JSP menyediakan teknologi yang tepat untuk aplikasi-

30
pemrograman Java Servlet dan JSP dengan Netbean. 2007. hal 20
aplikasi berbasis web. JSP saat ini merupakan bagian integral dari
pengembangan aplikasi berbasis web dengan menggunakan teknologi java.
JSP menawarkan beberapa kelebihan yang membuat JSP merupakan solusi
tepat bagi pembuatan aplikasi berbasis web yang andal. Kelebihan-kelebihan
tersebut antara lain:
1. Berbasis teknologi java
JSP berbasis teknologi java sehingga JSP mewarisi keungulan yang
dimiliki bahasa java seperti berorientasi obyek, memiliki penanganan
eksepsi manajemen memori otomatis dan tingkat keamanan yang tinggi.
Seperti java, JSP juga memiliki kemampuan lintas platform yang
membuatnya tidak terbatasi oleh platform hardware sistem operasi atau
perangkat server tertentu. JSP juga memperoleh dukungan dari API)
standar dari java yang meliputi akses basis data lintas platform, penangan
direktori, komputasi terdistribusi dan kriptografi. Kemampuan tersebut
membuat JSP merupakan solusi yang tepat untuk membuat aplikasi
berbasis web yang handal dan kaya fasiliitas.
2. Perform
JSP umumnya diimplementasikan lewat servlet. Ketika sebuah web server
menerima sebuah permintaan untuk sebuah halaman JSP, web server akan
mengirim permintaan tersebut ke sebuah proses spesial yang didedikasikan
untuk menangani eksekusi servlet.


3. Komponen yang dapat dipakai ulang (reusable component)
Meskipun teknologi JSP memungkinkan untuk memasukkan kode
program java secara langsung pada halaman web teknologi ini juga
menyediakan sekumpulan tag untuk berintegrasi dengan objek java yang
berada di server ( JavaBeans atau Enterprise Java Bean). JavaBean adalah
suatu obyek yang ditulis dalam bahasa java. Seperti juga objek pada
bahasa pemrograman lain JavaBeans memiliki kemampuan seperti
encapsulation dan inheritance serta memiliki metode dan properti.
Pengguna dapat dengan mudah membuat obyek JavaBeans dan
menginisialisasi properti-propertinya dengan menggunakan metode get
dan set dari objek tersebut serta menggunakan obyek tersebut untuk
menjalankan suatu fungsi yang spesifik. Selain itu JavaBeans juga dapat
dipakai berulang-ulang dengan mudah tanpa harus menguraikan kerumitan
kode program yang terdapat dalam obyek. Keuntungan dari penggunaan
ulang adalah produktivits. Jika sebuah komponen telah tersedia untuk
menjalankan satu atau lebih fungsi tertentu maka tidak perlu lagi ditulis,
didebug atau diolah lagi jika ingin digunakan. Obyek JavaBeans tidak
hanya digunakan pada satu teknologi java tetapi juga digunakan pada
teknologi java lain seperti servlet, apllet atau JSP. Hal ini merupakan suatu
keunggulan tambahan dari kemampuan penggunaan ulang dari JavaBeans.
4. Memisahkan isi statik dari isi dinamik halaman web
JSP memisahkan isi statik halaman web dari isi dinamiknya.
Keuntungannya adalah bagian statik halaman web yang berupa tag-tag
HTML maupun XML dapat dimodifikasi dengan menggunakan aplikasi
web publishing tanpa harus melakukan perubahan bagian dinamiknya
yang berupa kode program dalam bahasa pemograman java. Demikian
pula sebaliknya modifikasi pada bagian dinamik tidak membutuhkan
perubahan pada bagian statiknya. Bagian dinamik disisipkan pada halaman
web dengan menggunakan tag. Ada beberapa tata penulisan tag yang
digunakan dan yang sering digunakan adalah scriptlet yang menggunakan
karakter <%dan%>.
5. Memperjelas pembagian pekerjaan
pemisahan tersebut akan memperjelas pembagian kerja dalam
pengembangan dan pemeliharaan isi statik dan isi dinamik halaman web.
Kenyataannya jarang ada seseorang yang memiliki kemampuan tinggi
dalam bidang pemrograman dan juga dalam bidang desain artistik.
Seorang perancang web jarang menguasai dengan baik pemrograman java.
Demikian pula pemrogram java jarang yang memiliki kemampuan dalam
pengolahan grafik dan layout. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah
proses pengembangan dan pemeliharaan dari halaman web akan berjalan
dengan lebih efektif dan efisisen karena ditangani oleh orang-orangyang
ahli di bidangnya.
31

2.9 Tomcat
Pada bulan juni 1999 Sun Microsystem memulai kerja sama dengan
Apache Software Foundation untuk mengembangkan versi open source dari

31
Foenadioen dan Prakoso Samuel. Web database dengan JSP. 2008. hal 73-76
implementasi servlet dan JSP API dan Jakarta Project merupakan proyek yang
diadakan untuk mewujudkannya. Pada bulan Desember 1999 Jakarta Project
berhasil dirilis ke publik Tomcat 3.0. Tomcat 3.0 merupakan sebuah web
container yang mengimplementasikan spesifikasi servlet versi 2.2 dan
spesifikasi JSP versi 1.1. Tomcat merupakan perangkat lunak yang ditulis
dengan menggunakan bahasa java. Jadi untuk mengoperasikan dibutuhkan
java Development Kit (JDK). Untuk tomcat 4.0 diperlukan JDK versi 1.3 atau
yang di atasnya.
32

2.10 MySQL
.:..s _.!. ,-l !.l-, | > `l-, !. l `>,l !. 11`. _.
| !.l-, ,> _ ..lL _ L _,!, | _ .. _,,. __
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiridan Dia mengetahui apa yang di daratan
dan di lautandan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula)dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan
bumidan tidak sesuatu yang basah atau yang keringmelainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"(Surat Al-Anam ayat 59)
Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa .:..s (Dan pada sisi Allah-
lah) yang maha luhur-- ,-l_.!. (kunci-kunci;semua yang ghaib)
simpanan-simpanan ilmu ghaib atau jalan-jalan yang mengantarkan kepada
pengetahuan tentangnya--> | !.l-, (tak ada yang mengetahuinya
kecuali dia sendiri) ilmu tentang kegaiban itu ada lima macam, dan mengenai
penjelasannya telah dikemukakan dalam surat luqman ayat 34, yaitu di dalam


32
Foenadioen dan Prakoso Samuel. Web database dengan JSP. 2008. hal 77
firmanNya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi_Nya sajalah pengetahuan-
pengetahuan tentang hari kiamat, sampai akhir ayat. Demikianlah menurut
riwayat Bukhari--!.l-, (dan dia mengetahui apa) yang terjadi l
(didaratan) permukaan bumi`>,l (dan dilautan) perkampungan-
perkampungan yang ada diatas sungai-sungai-- _. 11`.!. (dan tiada
sehelai daun pun yang gugur) min adalah zaidah/tambahan-- _,!, L
_ ..lL_,> !.l-,| (melainkan dia mengetahuinya oula,dan
tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang
basah atau yang kering) diatafkan kepada lafaz waraqatin-- _,,..._|
(melainkan tertulis dalam kitab yang nyata).
33

MySQL adalah sebuah perangkat lunak manajemen basis data SQL
(bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread,
multi-user dengan sekitar enam juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB
membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi
GNU General Public License (GPL) tetapi mereka juga menjual di bawah
lisensi komersial untuk kasus-kasus di mana penggunaannya tidak cocok
dengan penggunaan GPL.
Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache dimana perangkat lunak
dikembangkan oleh komunitas umum dan hak cipta untuk kode sumber
dimiliki oleh penulisnya masing-masing MySQL dimiliki dan disponsori oleh
sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB di mana memegang hak

33
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar
Baru Algensindo. 2008. hal 530


cipta atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang
Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark Allan Larsson
dan Michael Monty Widenius.
a. Relational Database Management System
MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS)
yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public
License). Di mana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL namun
tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL
sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database
sejak lama yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah
konsep pengoperasian database terutama untuk pemilihan atau seleksi dan
pemasukan data yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan
dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu database (DBMS) dapat
diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-
perintah SQL yang dibuat oleh user maupun program-program
aplikasinya. Sebagai database server MySQL dapat dikatakan lebih unggul
dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti
untuk query yang dilakukan oleh single user kecepatan query MySQL
sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat
dibandingkan Interbase.
b. Keistimewaan MySQL
MySQL memiliki beberapa keistimewaan antara lain:
1. Portabilitas MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi
seperti Windows Linux FreeBSD Mac Os X Server Solaris Amiga dan
masih banyak lagi.
2. Open Source MySQL didistribusikan secara open source dibawah
lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
3. Multiuser MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu
yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
4. Performance tuning MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan
dalam menangani query sederhana dengan kata lain dapat memproses
lebih banyak SQL per satuan waktu.
5. Jenis Kolom MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks
6. Perintah dan Fungsi MySQL memiliki operator dan fungsi secara
penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah
(query).
7. Keamanan MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas
8. Skalabilitas dan Pembatasan MySQL mampu menangani basis data
dalam skala besar dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta
dan 60 ribu tabel serta lima milyar baris. Selain itu batas indeks yang
dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9. Konektivitas MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien
menggunakan protokol TCP/IP Unix soket (UNIX ) atau Named Pipes
(NT).
10. Lokalisasi MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien
dengan menggunakan lebih dari 20 bahasa. Meski pun demikian
bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
11. Antar Muka MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap
berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan
fungsi API (Application Programming Interface).
12. Klien dan Peralatan MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan
(tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data dan pada
setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur tabel MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel
dalam menangani ALTER TABLE dibandingkan basis data lainnya
semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
34










34
http://tugasakhiramik.blogspot.com/2009/10/pengertian-mysql.html
BAB III
PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM

3.1 Tahap-Tahap Pembuatan Program
Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh
dari pengamatan data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan
untuk penelitian guna perancangan (pendesainan sistem) tersebut
secara terstruktur adalah:
1) Fase Analisis
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung para pembuat keputusan
berikut lingkungan fisiknya atau pengamatan langsung suatu
kegiatan yang sedang berjalan.
b. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah.
c. Studi pustaka, yaitu mempelajari dan memahami landasan teori yang
terkait dengan masalah yang dibahas.
2) Fase Desain Sistem
Membuat desain Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama
Kota Blitar dengan ERD, Diagram Konteks, DFD.
3) Fase Pembuatan Program
Membangun Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota
Blitar berbasis web dengan menggunakan JSP.

4) Fase Uji Coba
Setelah pembuatan program maka proses selanjutnya adalah menguji
cobakan sistem yang berjalan.
5) Fase Revisi Program
Dilakukan setelah uji coba, berfungsi untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan di dalam kode program maupun menambah kekurangan dari
program yang dikerjakan.
6) Fase Implementasi
Sistem Informasi Kepegawaian ini diimplementasikan di Departemen
Agama Kota Blitar.
7) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk jangka waktu sekarang dan yang akan
datang agar memudahkan maintenance jika terjadi kesalahan program
lagi akibat ketidakstabilan perangkat atau karena gangguan teknis
lainnya.
3.1.1 Diagram Blok Area Permasalahan
Pembuatan diagram blok dimaksudkan untuk membatasi
lingkup permasalahan yang di bahas dengan mengetahui posisi pokok
bahasan pada domain yang lebih luas. Pada diagram blok ini, dapat
dilihat bahwa kepegawaian di pandang sebagai salah satu unit dari
sepuluh unit lembaga, yaitu Urais, Pekapontren dan Penamas,
Kepegawaian, Umum, Mapenda, Pengawas, Haji dan Umroh, Gara
Zawa dan KUA.
DEPAG BLITAR
GARA ZAWA
KUA
HAJI & UMRAH MAPENDA
URAIS KASUBAG TU
PEKAPONTREN &
PENAMAS
KEPALA
KEPEGAWAIAN
Pokok Permasalahan
UMUM

Gambar 3.1 Diagram Blok Area Permasalahan
A. Kepala Departemen Agama Kota Blitar
Tugas pokok Kepala Departemen Agama berdasarkan pasal 82 KMA
373 tahun 2002 yaitu Merencanakan dan melaksanakan tugas pokok dan
fungsi Kadepag Kabupaten atau Kota serta mengawasi, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijaksanaan Kakanwil
Depag Propinsi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rincian tugas pokok dan fungsinya yaitu:
1. Tugas Pokok:
a. Memimpin pelaksanaan tugas Kandepag.
b. Menetapkan sasaran setiap tahun kegiatan.
c. Menetapkan dan menjadwalkan rencana kegiatan.
d. Membagi tugas dan menentukan pertanggungjawaban kegiatan
Kandepag.
e. Menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan Kandepag dan
para pejabat di lingkungan Kandepag.
f. Memantau pelaksanaan tugas para bawahan di lingkungan Kandepag.
g. Menetapkan rumusan kebijaksanaan kepala Kandepag.
h. Mengadakan rapat dinas dengan bawahan.
i. Meningkatkan koordinasi dengan satuan kerja lain yang terkait.
j. Menanggapi dan memecahkan masalah yang muncul di lingkungan
Kandepag.
k. Mengadakan konsultasi dengan atasan setiap saat diperlukan.
l. Merumuskan kebjaksanaan teknis pembarian bimbingan dan
pelayanan kepada masyarakat di bidang agama.
m. Mempersiapkan dan menyajikan informasi yang menyangkut
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kandepag.
n. Mengusulkan dan menindak lanjuti temuan hasil pengawasan atau
pemeriksaan.
o. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan.
p. Mengevaluasi prestasi kerja aparat di lingkungan Kandepag.
q. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Kanwil Departemen
Agama.

B. Kassubag TU
Tugas pokok dan fungsi sesuai pasal 87 KMA 373 tahun 2002 adalah
Melakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan, Informasi
Keagamaan, Kepegawaian, Keuangan dan IKN, Humas dan Kerukunan
hidup umat beragama, Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan.
1. Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan Subbag TU.
b. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, kebijakan, sasaran, program
dan rencana kerja Subbag TU.
c. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbag TU.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
bawahan.
e. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan Subbag
TU (perencanaan, informasi keagamaan humas dan KUB,
kepegawaian, keortalaan, keuangan dan IKN, ketatausahaan,
kerumahtanggaan).
f. Mempelajari dan menilai laporan kerja tugas bawahan.
g. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait.
h. Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di
lingkungan Subbag TU.
i. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem atau teknis
pelaksanaan tugas.
j. Memberikan usul atau saran kepada atasan.
C. Urusan Kepegawaian
1. Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Membantu Ka. Subbag TU dalam administrasi mutasi kepegawaian.
b. Mendata pegawai yang berhak memperoleh KGB.
c. Meneliti dan memproses pengusulan Kartu Peserta Taspen (KPT).
d. Meneliti dan memproses Surat tugas.
e. Meneliti kelengkapan dan mengusulkan perizinan Parpol atau izin
belajar dan izin kepala.
f. Persiapan pelantikan.
g. Penyumpahan PNS.
h. Melakukan inventarisasi pemegang jabatan struktural.
i. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul pindah atau mutasi.
j. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul menjadi PNS.
k. Membuat SPP, SPMT, PMJ bagi pejabat yang telah dilantik.
l. Administrasi usulan angka kredit dan usulan KP bagi guru dan
pegawai.
m. Mendata pengusulan PNS yang memenuhi syarat untuk diklat.
n. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul GTT atau PTT.
o. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul ujian kesehatan PNS.
p. Menyajikan data kepegawaian ke dalam data statistik pegawai.
q. Menerima, meneliti berkas usul Karpeg.
r. Meneliti SK. PAK Gol.II.
s. Menerima, meneliti SK. KP bagi guru dan pegawai.
t. Meneliti dan memproses SK pemberian cuti berdasarkan pengajuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
u. Mengagenda Surat keluar dan mengagendakan, serta mengirimnya.
v. Merencanakan kebutuhan ATK untuk keperluan kepegawaian.
w. Menyiapkan blanko DP3 dan memproses.
x. Membuat, mengedarkan dan merekap daftar hadir karyawan dan
karyawati.
y. Meneliti dan memproses bahan pengajuan Bapertarum.
D. Urusan Umum
Tugas pokok dan fungsi sesuai pasal 87 KMA 373 tahun 2002
adalah Melaksanakan Pengadministrasian barang meliputi Pengadaan,
Penerimaan dan Penyimpanan serta Pendistribusian barang, Menyiapkan
bahan laporan barang persediaan dan melaporkan kepada atasan.
1. Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Mengonsep catatan belanja Tri Wulan.
b. Mencatat barang masuk ATK.
c. Mencatat barang keluar ATK.
d. Belanja barang ATK.
e. Melayani pesanan ATK perseksi.
f. Melayani pesanan percetakan blanko-blanko.
g. Mengecek barang ATK dari toko.
h. Menyiapkan perangkat komputer atau mesin ketik.
i. Menerima konsep dari atasan.
j. Mempelajari dan membaca, menanyakan atau menyerahkan kepada
pengonsep apabila ada yang kurang jelas.
k. Menerima Surat penting dan biasa.
l. Mencatat Surat penting ke dalam kartu kendali dan surat biasa pada
lembar pengantar serta menyimpan KK dan lembar pengantar.
m. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan.
E. Urusan Agama Islam (Urais)
Tugas pokok dan fungsi berdasarkan pasal 88 KMA 373 tahun 2002
yaitu Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas melakukan pelayanan
dan bimbingan di bidang Kepenghuluan, Keluarga Sakinah, Pangan halal,
Ibadah sosial serta pengembangan kemitraan umat Islam.
1. Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi Urais.
b. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, kebijakan, tujuan, sasaran
program dan rencana kerja seksi Urais.
c. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan seksi Urais
meliputi kepenghuluan, keluarga sakinah, pangan halal, ibadah sosial,
dan pengembangan kemitraan Umat Islam.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
bawahan.
e. Mempelajari dan menilai, mengoreksi hasil kerja pelaksanaan tugas
bawahan.
f. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait.
g. Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di
lingkungan seksi Urais.
h. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem teknis
pelaksanaan tugas.
i. Memberikan usul dan saran kepada atasan
j. Menjadi Tim BAPERJAKAT.
k. Menjadi Tim penyuluh Haji dan Umroh.
l. Menjadi panitia pelaksana pengadaan pembantu penghulu.
m. Menjadi pengurus BAZ.
n. Menjadi Tim superviser dan evaluasi KUA Kecamatan.
o. Menjadi Tim angka kredit penghulu.
p. Menjadi petugas pengukuh sumpah.
F. Kantor Urusan Agama (KUA)
1. Tugas Pokok dan Fungsi:
a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan KUA
b. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, kebijakan, sasaran, program
dan rencana kerja KUA.
c. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan KUA.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
bawahan.
e. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di bidang Urusan Agama
Islam yang meliputi Kepenghuluan dan BP45, Bimbingan Ibadah
Haji, Pangan halal, Hisab Ruyat, PHBI, MTQ dan Lintas Instansi,
Majelis Talim dan Lembaga Keagamaan.
f. Mempelajari dan menilai atau mengoreksi laporan atau hasil kerja
pelaksanaan tugas bawahan.
g. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait.
h. Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di
lingkungan Subbag TU.
i. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem/teknis
pelaksanaan tugas.
j. Memberikan usul atau saran kepada atasan.
G. PENAMAS DAN PEKAPONTREN
Berdasarkan pasal 89 KMA/2002 Pasal 94 dan 95 Melakukan
pelayanan di bidang pendidikan keagamaan, pendidikan diniyah,
pendidikan salafiyah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok
pesantren, pengembangan santri dan pelayanan pondok pesantran pada
masyarakat. Serta melakukan pelayanan di bidang Pendidikan Al-Quran
dan Musabaqah Tilawatil Quran, Penyuluhan dan Lembaga Dakwah,
Siaran dan Tamaddun, publikasi dakwah dan hari besar Islam serta
pemberdayaan masjid.


1. Tugas pokok dan fungsi jabatan
a. Menyiapkan bahan dan peralatan kerja di lingkungan seksi penamas
(pendidikan Al-Quran dan MTQ, penyuluhan lembaga dakwah dan
hari besar Islam).
b. Menghimpun bahan dan pelayanan teknis di bidang seksi pekapontren
(kurikulum ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan
ketatalaksanaan).
c. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan seksi
penamas dan pekapontren (pendidikan Al-Quran) dan MTQ,
penyuluhan dan lembaga dakwah, siaran dan tamaddun, publikasi
dakwah dan hari besar Islam, serta pemberdayaan masjid, kurikulum,
ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan
superviser dan evaluasi.
d. Melakukan kerjasama dengan unit terkait.
e. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem atau teknik
pelaksanaan tugas.
H. MAPENDA
a. Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum,
ketenagaan dan kesiswaan, sarana kelembagaan dan ketatalaksanaan,
pengadministrasi, superviser dan evaluasi pada Raudlatul Athfal,
Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, Pendidikan Agama Islam pada
prasekolah, sekolah umum tingkat dasar, menengah pertama atau atas,
serta sekolah luar biasa.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa bahan sarana dan
peralatan kerja Mapenda Kandepag Kota Blitar.
c. Menyiapkan dan merencanakan pelaksanaan kurikulum Raudlatul
Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan kurikulum
PAI pada Sekolah Umum.
d. Membaca dan menelaah konsep ketikan, menyiapkan peralatan dan
bahan, mengetik konsep, memeriksa atau mengoreksi, memperbaiki,
menyampaikan.
e. Menyiapkan, menelaah bahan pembinaan dan bimbingan pendidikan
pada RA, madrasah dan PAI sekolah umum.
I. HAJI DAN UMROH
Berdasarkan pasal 89 KMA No.373/2002
1. Tugas pokok
a. Memimpin pelaksanaan tugas penyelenggaraan Haji dan Umroh.
b. Menetapkan sasaran kerja penyelenggaraan Haji dan Umroh.
c. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan Haji kepada
bawahan.
d. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknik di lingkungan
penyelenggaraan Haji dan Umroh (pengadministrasian
Penyelenggaraan Haji dan Umroh, penyiap informasi, penyiap bahan
penyuluhan Haji dan Umroh, penyiap bahan pembinaan Haji dan
Umroh dan setelah haji).
e. Menyiapkan bahan rumusan kebijaksanaan pimpinan di bidang
penyelenggaraan Haji dan Umroh.
f. Menyiapkan bahan dan konsep penuluhan, bimbingan dan pembinaan
di bidang penyelenggaraan Haji dan Umroh.
g. Menerima dan meneruskan surat-surat penyelenggaraan Haji dan
Umroh.
h. Menerima dan mencatat pendaftaraan calon jamaah haji.
i. Menyimpan dan mengamankan dokumen jamaah haji.
j. Memproses dokumen jamaah haji.
k. Mendokumentasikan kegiataan penyelenggaraan Haji dan Umroh.
l. Mengetik surat-surat dan blanko penyelenggaraan Haji dan Umroh.
m. Mencatat permintaan rekomendasi dan bantuan penyelenggaraan Haji
dan Umroh.
n. Melayani permintaan data yang berhubungan dengan
penyelenggaraan Haji dan Umroh.
J. GARA ZAWA
Berdasarkan pasal 89 KMA 373/2002 melakukan pelayanan teknis,
Administrasi dan Pembinaan, Penyuluhan di bidang Zakat dan Wakaf,
Informasi Zakat dan Wakaf.
1. Tugas pokok
a. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknik di lingkungan zakat dan
wakaf.
b. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem atau teknis
pelaksanaan tugas.
c. Menjadi pengurus BAZ (badan amil zakat) Kota Blitar.
d. Menjadi pengurus UPZ (usaha penyalur zakat) Kota Blitar.
e. Menjadi anggota Tim Sosialisasi di bidang perwakafan.
3.2 Statement of Purpose (STP)
Secara garis besar Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG)
Pada Departemen Agama Kota Blitar ini dibagi menjadi tujuh bagian
yaitu bagian yang diperuntukkan untuk Administrator, Kabid
Kepegawaian, Subbid Fungsional, Subbid NonFungsional, Pegawai
Fungsional, Pegawai NonFungsional dan CPNS. Dalam SIMPEG
Administrator, admin dapat menambah user dan melihat profil
pribadi. Dalam SIMPEG Kabid Kepegawaian, Kabid Kepegawaian
dapat melihat profil pribadi, melakukan verifikasi data perekrutan
CPNS, menerima data dari Subbid NonFungsional dan Subbid
Fungsional kemudian verifikasi data tersebut, melakukan verifikasi
penggajian pegawai, melakukan verifikasi dalam proses mutasi
pegawai, melakukan verifikasi dalam proses pensiun pegawai.
Dalam SIMPEG Subbid Fungsional, Subbid Fungsional dapat
melihat profil pribadi, melakukan verifikasi data yang masuk dalam
bagian fungsional kemudian mengirimkan kebagian Kabid
Kepegawaian. Dalam SIMPEG Subbid NonFungsional, Subbid
NonFungsional dapat melihat profil pribadi, melakukan verifikasi
data yang masuk dalam bagian nonfungsional atau struktural
kemudian mengirimkan kebagian Kabid Kepegawaian. Dalam
SIMPEG Pegawai Fungsional, pegawai dapat melihat profil pribadi,
dapat memprogram Pengangkatan jabatan fungsional, dapat melihat
daftar penggajian, dapat memprogram dalam pengajuan waktu
pensiun, dapat melihat jadwal mutasi. Dalam SIMPEG Pegawai
NonFungsional, pegawai dapat melihat profil pribadi, dapat
memprogram Pengangkatan jabatan NonFungsional, dapat melihat
daftar penggajian, dapat memprogram dalam pengajuan waktu
pensiun, dapat melihat jadwal mutasi. Dalam SIMPEG CPNS, CPNS
dapat melihat syarat-syarat perekrutan pegawai, dapat memprogram
dalam perekrutan pegawai, dapat melihat jadwal ujian.
3.3 Daftar Kejadian (Event List)
Daftar kejadian dalam Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada
Departemen Agama ini adalah sebagai berikut:
a. Administrator
1. Administrator login ke dalam SIMPEG.
2. Administrator dapat melihat, menambah, mengubah dan menghapus
user.
3. Administrator dapat melihat profil pribadi dan mengubah password.
b. Kabid Kepegawaian
1. Kabid Kepegawaian login ke dalam SIMPEG.
2. Kabid Kepegawaian dapat melihat profil pribadi.
3. Kabid Kepegawaian dapat melihat riwayat pegawai bawahan.
4. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data perekrutan
pegawai.
5. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data pengangkatan
Pegawai Fungsional dan Pegawai NonFungsional.
6. Kabid Kepegawaian dapat mempersetujui data pengangkatan Pegawai
Fungsional dan Pegawai NonFungsional.
7. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data penggajian
pegawai.
8. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data mutasi pegawai.
9. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data pensiun pegawai.
c. Subbid Fungsional
1. Subbid Fungsional login ke dalam SIMPEG.
2. Subbid Fungsional dapat melihat profil pribadi, mengubah password.
3. Subbid Fungsional dapat melakukan verifikasi data yang masuk dalam
bagian fungsional kemudian mengirimkan kebagian Kabid
Kepegawaian.
d. Subbid NonFungsional
1. Subbid NonFungsional login ke dalam SIMPEG.
2. Subbid NonFungsional dapat melihat profil pribadi.
3. Subbid NonFungsional dapat melakukan verifikasi data yang masuk
dalam bagian NonFungsional atau struktural kemudian mengirimkan
kebagian Kabid Kepegawaian.
e. Pegawai Fungsional
1. Pegawai Fungsional login ke dalam SIMPEG.
2. Pegawai Fungsional dapat melihat profil pribadi.
3. Pegawai Fungsional dapat memprogram pengangkatan jabatan
Fungsional.
4. Pegawai Fungsional dapat melihat daftar penggajian.
5. Pegawai Fungsional dapat mengajukan usulan mutasi.
6. Pegawai Fungsional dapat memprogram dalam pengajuan waktu
pensiun.
f. Pegawai NonFungsional
1. Pegawai NonFungsional login ke dalam SIMPEG.
2. Pegawai NonFungsional dapat melihat profil pribadi.
3. Pegawai NonFungsional dapat memprogram pengangkatan jabatan
NonFungsional.
4. Pegawai NonFungsional dapat melihat daftar penggajian.
5. Pegawai NonFungsional dapat mengajukan usulan mutasi.
6. Pegawai NonFungsional dapat memprogram dalam pengajuan waktu
pensiun.
g. CPNS
1. CPNS login ke dalam SIMPEG.
2. CPNS dapat memasukkan dan menghapus proses perekrutan pegawai.
3. CPNS dapat melihat jadwal ujian.

3.4 Diagram Konteks
Diagram Konteks mencakup satu simbol proses yang mewakili seluruh
Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota
Blitar dengan tujuh entitas yang mempengaruhinya, yaitu: Administrator,
Kabid Kepegawaian, Subbid Fungsional, Subbid NonFungsional, Pegawai
Fungsional, Pegawai NonFungsional dan CPNS. Diagram Konteks ini dapat
dilihat pada lampiran 1. Penjelasan Diagram Konteks Sistem Infomasi
Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar adalah
sebagai berikut:
a. Kabid Kepegawaian
Kabid Kepegawaian login ke sistem dengan memasukkan username,
password dan level lalu sistem menampilkan halaman Kabid
Kepegawaian. Kabid Kepegawaian mengambil data yang terdiri dari
Perekrutan, Pengangkatan, Penggajian, Mutasi dan Pensiun lalu sistem
menampilkan data dari perekrutan, pengangkatan, penggajian, mutasi dan
pensiun. Kabid Kepegawaian Melakukan Persetujuan.
b. Administrator
Administrator login ke sistem dengan memasukkan username, password
dan level lalu sistem menampilkan halaman Administrator. Administrator
memasukkan users lalu sistem menampilkan users.
c. Subbid Fungsional
Subbid Fungsional login ke sistem dengan memasukkan username,
password dan level lalu sistem menampilkan halaman Subbid Fungsional.
Subbid Fungsional mengambil data Fungsional kemudian sistem
menampilkan data Fungsional
d. Subbid NonFungsional
Subbid NonFungsional login ke sistem dengan memasukkan username,
password dan level lalu sistem menampilkan halaman NonFungsional.
Subbid NonFungsional mengambil data NonFungsional lalu sistem
menampilkan data NonFungsional.
e. Pegawai Fungsional
Pegawai Fungsional login ke sistem dengan memasukkan username,
password dan level sistem menampilkan halaman Pegawai Fungsional.
Pegawai Fungsional memasukkan data pengangkatan lalu sistem
menampilkan data pengangkatan. Pegawai Fungsional memasukkan data
penggajian lalu sistem menampilkan data penggajian. Pegawai
Fungsional memasukkan data mutasi lalu sistem menampilkan data
mutasi. Pegawai Fungsional memasukkan data pensiun lalu sistem
menampilkan data pensiun.
g. Pegawai NonFungsional
Pegawai NonFungsional login ke sistem dengan memasukkan username,
password dan level sistem menampilkan halaman Pegawai
NonFungsional. Pegawai NonFungsional memasukkan data
pengangkatan lalu sistem menampilkan data pengangkatan. Pegawai
NonFungsional memasukkan data penggajian lalu sistem menampilkan
data penggajian. Pegawai NonFungsional memasukkan data mutasi lalu
sistem menampilkan data mutasi. Pegawai NonFungsional memasukkan
data pensiun lalu sistem menampilkan data pensiun.
h. CPNS
CPNS login ke dalam sistem kemudian sistem menampilkan halaman
CPNS. CPNS memasukkan perekrutan lalu sistem menampilkan
perekrutan. Sistem menampilkan jadwal ujian.
3.5 Data Flow Diagram (DFD)
3.5.1 DFD Level 1
DFD level 1 pada gambar berikut memuat proses-proses inti yang ada
dalam sistem yaitu: proses manajemen users, proses CPNS, proses Kabid
Kepegawaian, proses Subbid Fungsional, proses Subbid NonFungsional,
proses Pegawai Fungsional dan proses Pegawai NonFungsional. DFD Level
1 dapat dilihat pada lampiran 2.
Penjelasan DFD Level 1 Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada
Departemen Agama Kota Blitar adalah sebagai berikut:
a. Proses 1 adalah proses Administrator
Administrator login dengan memasukkan username, password dan level
lalu sistem mengecek di data user. Jika login benar maka sistem
menampilkan halaman Administrator. Administrator memasukkan users
pada sistem dan sistem menyimpannya pada data users. lalu sistem
menampilkan user.


b. Proses 2 adalah proses CPNS
CPNS login dengan memasukkan level tetapi tanpa memasukkan
password dan username. Kemudian sistem menampilkan halaman CPNS.
Sistem menampilkan formulir CPNS. CPNS memasukkan daftar
perekrutan kemudian sistem menyimpannya ke dalam data perekrutan.
Kemudian Sistem mengirimkan data perekrutan ke Subbid Fungsional,
Subbid Fungsional mengecek apabila Administrasi sudah benar maka
Subbid Fungsional mengirimkan kartu peserta.
c. Proses 3 adalah proses Pegawai Fungsional
Pegawai Fungsional login dengan memasukkan username, password dan
level lalu sistem mengecek di data users. Jika login benar, maka system
menampilkan halaman Pegawai Fungsional. Pegawai Fungsional
memasukkan pengangkatan maka sistem akan menampilkan halaman
pengangktan. Pegawai Fungsional melakukan pengisian daftar
pengangkatan kemudian sistem menyimpannya ke dalam data
pengangkatan. Sistem mengirimkan ke Subbid Fungsional. Sistem
mengirimkan ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan.
Pegawai Fungsional memasukkan penggajian maka sistem menampilkan
halaman penggajian. Pegawai Fungsional mengambil data pegawai
kemudian sistem menampilkan data pegawai. Dari data pegawai dapat
dihitung daftar pengajian sesuai dengan pangkat dan golongan. Sistem
menyimpannya ke data penggajian. Sistem mengirimkan ke Kabid
Kepegawaian untuk persetujuan. Pegawai Fungsional memasukkan
mutasi maka sistem akan menampilkan halaman mutasi. Pegawai
Fungsional mengambil data pegawai kemudian dapat dilihat daftar mutasi
dan sistem menyimpannya ke dalam data mutasi. sistem mengirimkan
data mutasi ke Kabid Kepegawaian untuk mendapat persetujuan. Pegawai
Fungsional memasukkan pensiun maka sistem akan menampilkan
halaman pensiun. Pegawai Fungsional mengambil data pegawai
kemudian dapat dilihat daftar pensiun dan sistem menyimpan ke dalam
data pensiun kemudian. sistem mengirimkan data pensiun ke Kabid
Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan.
d. Proses 4 adalah proses Pegawai NonFungsional
Pegawai NonFungsional login dengan memasukkan username, password
dan level lalu sistem akan mengecek di data users. Jika login benar, maka
sistem menampilkan halaman Pegawai NonFungsional. Pegawai
NonFungsional memasukkan pengangkatan maka sistem akan
menampilkan halaman pengangkatan. Pegawai NonFungsional
melakukan pengisian daftar pengangkatan kemudian sistem
menyimpannya ke dalam data pengangkatan. Sistem mengirimkan ke
Subbid NonFungsional. Sistem mengirimkan ke Kabid Kepegawaian
untuk mendapatkan persetujuan. Pegawai NonFungsional memasukkan
penggajian maka sistem menampilkan halaman penggajian. Pegawai
NonFungsional mengambil data pegawai kemudian sistem menampilkan
data pegawai. Dari data pegawai dapat dihitung daftar pengajian sesuai
dengan pangkat dan golongan. Sistem menyimpannya ke data penggajian.
Sistem mengirimkan ke Kabid Kepegawaian untuk persetujuan.Pegawai
NonFungsional memasukkan mutasi maka sistem akan menampilkan
halaman mutasi. Pegawai NonFungsional mengambil data pegawai
kemudian dapat dilihat daftar mutasi dan sistem menyimpannya ke dalam
data mutasi. Sistem mengirimkan data mutasi ke Kabid Kepegawaian
untuk mendapat persetujuan. Pegawai NonFungsional memasukkan
pensiun maka sistem akan menampilkan halaman pensiun. Pegawai
NonFungsional mengambil data pegawai kemudian dapat dilihat daftar
pensiun dan sistem menyimpan ke data pensiun kemudian. sistem
mengirimkan data pensiun ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan
persetujuan.
e. Proses 5 adalah proses Subbid Fungsional
Subbid Fungsional login dengan memasukkan username, password dan
level lalu sistem mengecek di dalam data users. Jika login benar, maka
sistem akan menampilkan halaman Subbid Fungsional. Subbid
Fungsional mengambil data pengangkatan. Dan memilih data
pengangkatan untuk Pegawai Fungsional kemudian sistem mengirimkan
data pengangkatan. Subbid Fungsional melakukan verifikasi dan sistem
menyimpannya ke data Fungsional. Sistem mengirimkan data Fungsional
ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan.
f. Proses 6 adalah proses Subbid NonFungsional
Subbid NonFungsional login dengan memasukkan username, password
dan level lalu sistem akan mengecek di dalam data users. Jika login
benar, maka sistem akan menampilkan halaman Subbid NonFungsional.
Subbid NonFungsional mengambil data pengangkatan. Dan memilih data
pengangkatan untuk Pegawai NonFungsional kemudian sistem
mengirimkan data pengangkatan. Subbid NonFungsional melakukan
verifikasi dan sistem menyimpannya ke dalam data NonFungsional.
Sistem mengirimkan data NonFungsional ke Kabid Kepegawaian untuk
mendapatkan persetujuan.
g. Proses 7 adalah proses Kabid Kepegawaian
Kabid Kepegawain login dengan memasukkan username, password dan
level lalu sistem akan mengecek di dalam data users. Jika login benar,
maka sistem akan menampilkan halaman Kabid Kepegawaian. Sistem
mengirimkan data perekrutan, data pengangkatan, data penggajian, data
mutasi dan data pensiun. Kemudian Kabid Kepegawaian melakukan
persetujuan.
3.5.2 DFD Level 2
DFD level 2 merupakan penjabaran dari DFD level 1. Dalam DFD
level 2 dijabarkan beberapa proses yang menjelaskan proses sebelumnya.
DFD level 2 meliputi:
a. DFD level 2 pada proses CPNS
Dalam DFD level 2 pada proses CPNS ini terdapat beberapa proses antara
lain adalah proses login CPNS dan proses perekrutan.
tampil cpns
input cpns
tampil kartu peserta
ambil user2
input user2
ambil kartu
perekrutan
perekrutan1
input perekrutan
CPNS
2
data_pendaf tara
n
1
proses login CPNS
2
proses perekrutan2
28 data_kartupeserta
51 data_user3

Gambar 3.2 DFD level 2 pada proses CPNS
Penjelasan DFD level 2 pada proses CPNS adalah sebagai berikut:
1) Proses 2.1 adalah proses Login CPNS
CPNS login dengan memasukkan level tanpa memasukkan password
dan username lalu sistem mengecek di dalam tabel users. Jika login
benar maka sistem menampilkan halaman CPNS.
2) Proses 2.2 adalah proses Perekrutan
CPNS memasukkan perekrutan maka sistem akan menampilkan
halaman perekrutan. CPNS memasukkan daftar perekrutan dan sistem
menyimpannya ke dalam data perekrutan. Kemudian sistem
menampilkan kartu peserta.
b. DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional
Dalam DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional ini terdapat
beberapa proses antara lain adalah proses login Pegawai, proses
pengangkatan, proses penggajian, proses mutasi dan proses pensiun.
ambil data riwayat hidup
ambil data
ambil data pegawai
ambil data pensiun
ambil tabel mutasi
ambil tabel penghasilan
ambil tabel kenaikan pangkat
ambil user pegawai
v erif ikasi user pegawai
input data pensiun
input tabel mutasi
input tabel penghasilan
input tabel kenaikan pangkat
tampil pensiun fungsional
input pensiun f ungsional
tampil mutasi f ungsional
input mutasi f ungsional
tampil penggajian f ungsional
input penggajian f ungsional
tampil pengangkatan f ungsional
input pengangkatan f ungsional
tampil pegawai f ungsional
input pegawai f ungsional
Pegawai f ungsional
3
tabel_kenaikan
pangkat
4
tabel_penghasila
n
5
tabel_input
mutasi
6
data_inputpensiu
n
1 data_user
1
proses login pegawai
3
proses pengangkatan
4
proses penggajian
5
proses mutasi
6
proses pensiun
27
data_riway at
hidup

Gambar 3.3 DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional
Penjelasan DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional adalah sebagai
berikut:
1) Proses 3.1 adalah proses Login Pegawai.
Pegawai Fungsional login dengan memasukkan username, password
dan level lalu sistem mengecek di dalam tabel users. Jika login benar
maka sistem menampilkan halaman Pegawai Fungsional.
2) Proses 3.2 adalah proses Pengangkatan
Pegawai Fungsional memasukkan pengangkatan kemudian sistem
menampilkan halaman pengangkatan. Sistem menyimpannya ke dalam
data pengangkatan.

3) Proses 3.3 adalah proses Penggajian
Pegawai Fungsional memasukkan penggajian kemudian sistem
menampilkan halaman penggajian. Sistem menyimpannya ke dalam
data penggajian.
4) Proses 3.4 adalah proses Mutasi
Pegawai Fungsional memasukkan mutasi kemudian sistem
menampilkan halaman mutasi. Sistem menyimpannya ke dalam data
mutasi.
5) Proses 3.5 adalah proses Pensiun
Pegawai Fungsional memasukkan pensiun kemudian sistem
menampilkan halaman pensiun. Sistem menyimpannya ke data pensiun.
c. DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional
Dalam DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional ini terdapat
beberapa proses antara lain adalah proses login Pegawai NonFungsional,
proses pengangkatan pegawai, proses penggajian pegawai, proses mutasi
pegawai dan proses pensiun pegawai.
tampil pegawai nonfungsional
tampil pensiun nonfungsional
tampil pengangkatan nonf ungsional
tampil mutasi nonf ungsional
input penggajian nonf ungsional
input pegawai nonf ungsional
input pengangkatan nonf ungsional
input mutasi nonf ungsional
input pensiun nonf ungsional
tampil penggajian nonf ungsional
input tabel pensiun
ambil user1
input user1
input tabel kenaikan pangkat1
ambil tabel kenaikan pangkat1
input tabel gaji1
ambil tabel gaji1
input tabel mutasi1
ambil tabel mutasi1
ambil tabel pensiun1
46 tabel kenaikan pangkat1
47 tabel gaji1
48 tabel input mutasi1
49 tabel input pensiun 1
2
proses pengangkatan1
3
proses penggajian1
4
proses mutasi1
5
proses pensiun1
6
proses login pegawai1
50 tabel user
pegawai non
f ungsional

Gambar 3.4 DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional
Penjelasan DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional adalah sebagai
berikut:
1) Proses 4.1 adalah proses Login Pegawai NonFungsional.
Pegawai NonFungsional login dengan memasukkan username,
password dan level lalu sistem akan mengecek di dalam tabel users.
Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Pegawai
NonFungsional.
2) Proses 4.2 adalah proses Pengangkatan
Pegawai NonFungsional memasukkan pengangkatan kemudian sistem
menampilkan halaman pengangkatan. Dalam pengangkatan ini sistem
akan menampilkan hasil perhitungan AHP.

3) Proses 4.3 adalah proses Penggajian
Pegawai NonFungsional memasukkan penggajian kemudian sistem
menampilkan halaman penggajian. Sistem menyimpannya ke dalam
data penggajian.
4) Proses 4.4 adalah proses Mutasi
Pegawai NonFungsional memasukkan mutasi kemudian sistem
menampilkan halaman mutasi. Sistem menyimpannya ke dalam data
mutasi.
5) Proses 4.5 adalah proses Pensiun
Pegawai NonFungsional memasukkan pensiun kemudian sistem
menampilkan halaman pensiun. Sistem menyimpannya ke data pensiun.
d. DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional
Dalam DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional ini terdapat beberapa
proses antara lain adalah proses login Subbid Fungsional, proses
Fungsional, proses verifikasi.







input kartu peserta
ambil mutasi4
v erif ikasi mutasi
v erif ikasi pensiun
ambil pensiun2
v erif ikasi hasil
ambil penghasilan1
ambil pangkat1
v erif ikasi pangkat
input riway at hidup
ambil data pendaf taran1
v erif ikasi data pendaf taran
ambil data f ungsional1
v erif ikasi data fungsional
data_riway atkerja
data_usulanpangkat
data_user
ambil data riwayat kerja
input data riwayat kerja
input_data user
ambil data usulan pangkat
data_user2
input data fungsional
ambil user f ungsional
v erif ikasi user fungsional
tampil data f ungsional
tampil Subbid Fungsional
input subbid Fungsional
Subbid
Fungsional
1 data_user
1
proses login
2
proses f ungsional
32 data_user2
34
data_usulan
pangkat1
3
Proses v erif ikasi
37
data_riway at
kerja1
7 data f ungsional
3
tabel_kenaikan
pangkat
4
tabel_penghasil
an
5
tabel_input
mutasi
6
data_inputpensi
un
2
data_pendaf tara
n
28
data_kartupesert
a

Gambar 3.5 DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional
Penjelasan DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional adalah sebagai
berikut:
1) Proses 5.1 adalah proses Login Subbid Fungsional.
Subbid Fungsional login dengan memasukkan username, password dan
level lalu sistem akan mengecek di dalam tabel users. Jika login benar,
maka sistem akan menampilkan halaman Subbid Fungsional.

2) Proses 5.2 adalah proses Fungsional
Subbid Fungsional menginputkan data fungsional yang terdiri dari data
riwayat hidup, data kenaikan pangkat, data penghasilan, data usulan
pangkat, data input mutasi, data riwayat kerja dan data input pensiun.
3) Proses 5.3 adalah proses Verifikasi
Sistem menampilkan data yang telah diinputkan oleh CPNS maupun
Pegawai Fungsional dan Subbid Fungsional kemudian melakukan
verifikasi data-data tersebut kemudian disimpan kembali kedalam
database.
e. DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional
Dalam DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional ini terdapat
beberapa proses antara lain adalah proses login Subbid NonFungsional,
proses nonfungsional, proses verifikasi.

input kriteria
ambil data user1
input data user1
v erif ikasi kenaikan pangkat1
ambil tabel kenaikan pangkat2
v erif ikasi penghasilan1
ambil tabel penghasilan2
v erif ikasi mutasi1
ambil tabel mutasi2
ambil tabel mutasi3
v erif ikasi pensiun1
ambil data non f ungsional
v erif ikasi data non fungsional
riway at kerja1
usulan pangkat
ambil riwayat kerja
input riway at kerja
ambil kriteria
tampil Subbid non Fungsional
input Subbid non Fungsional
tampil_ data non f ungsional
input data non fungsional
1 data_user
Subbid non
Fungsional
1
proses login Subbid non
f ungsional
2
proses non f ungsional
3
Proses v erikasi1
41 data_output AHP
44 data_riway atkerja1
8
data non
f ungsional
46 tabel kenaikan pangkat1
47 tabel gaji1
48 tabel input mutasi1
49 tabel input pensiun 1

Gambar 3.6 DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional

Penjelasan DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional adalah sebagai
berikut:
1) Proses 6.1 adalah proses Login Subbid NonFungsional.
Subbid NonFungsional login dengan memasukkan username, password
dan level lalu sistem mengecek di tabel users. Jika login benar maka
sistem akan menampilkan halaman Subbid NonFungsional.
2) Proses 6.2 adalah proses NonFungsional
Subbid NonFungsional menginputkan data nonfungsional yang terdiri dari
data riwayat hidup, data kenaikan pangkat, data penghasilan, data output
AHP, data input mutasi, data riwayat kerja dan data input pensiun.
3) Proses 6.3 adalah proses verifikasi
Sistem menampilkan data yang telah diinputkan oleh CPNS maupun
Pegawai NonFungsional dan Subbid NonFungsional siap melakukan
verifikasi data-data tersebut kemudian disimpan kembali ke dalam
database.
f. DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian
Dalam DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian ini terdapat beberapa
proses antara lain adalah proses login Kabid Kepegawaian dan proses
verifikasi.
t ampil dat a nonf ungsional
ambil dat a non f ungsional1
v erikasi dat a non f ungsional1
v erif ikasi dat a f ungsional1
ambil dat a f ungsional2
v erif ikasi user Kabid kepegawaian
ambil user kabid kepegawaian
t ampil_dat a f ungsional1
perset ujuan
t ampil kabid kepegawaian
input kabid kepegawaian
Kabid Kepegawaian
1
proses login 2
2
proses v erif ikasi3
9 dat a user1
7 dat a f ungsional
8
dat a non
f ungsional

Gambar 3.7 DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian
Penjelasan DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian adalah sebagai
berikut:
1) Proses 7.1 adalah proses Login Kabid Kepegawaian.
Kabid Kepegawaian login dengan memasukkan username, password dan
level lalu sistem mengecek di tabel users. Jika login benar, maka sistem
akan menampilkan halaman Kabid Kepegawaian.
2) Proses 7.2 adalah proses Verifikasi
Sistem menampilkan data yang telah diinputkan oleh CPNS dan Pegawai
baik Fungsional maupun NonFungsional yang terdiri dari data Fungsional
maupun data NonFungsional untuk mendapatkan persetujuan.
3.6 Analisis Perhitungan dengan Metode AHP
Dalam teknologi informasi sistem pengambil keputusan merupakan
cabang ilmu yang letaknya antara sistem informasi dengan sistem cerdas.
AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif
dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha
menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga
memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan ke dalam komponen
saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan
mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem. Dalam pengambil
keputusan ini diterapkan untuk pemilihan calon pejabat NonFungsional atau
struktural, umumnya pada pejabat di dalam lingkungan Depag Kota Blitar
khusunya dalam menentukan Kepala Depag dan Kasi.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan adalah: Kesetiaan &
Ketaatan, Tanggungjawab, Kepemimpinan, Kerjasama & Kejujuran dan
Prestasi Kerja & Prakarsa. Kemudian proses pemilihan nama-nama bakal
calon kepala kami ambil dengan nama-nama pegawai yang menurut penilaian
pantas untuk dicalonkan atau sesuai kriteria. Proses penyelesaian metode AHP
adalah: 1. Menentukan urutan prioritas kriteria, 2. Menentukan matrik nilai
kriteria, 3. Menentukan nilai lamda, 4. Menentukan nilai prioritas, 5. Hasil
akhir dipakai sebagai alat pengambil keputusan pemilihan oleh pegawai yang
bertugas.
1. Menentukan matrik urutan prioritas kriteria
Langkah-langkah dalam menentukan urutan prioritas kriteria adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Matrik Urutan Prioritas Kriteria
KRITERI
A
Kesetiaan
dan
Ketaatan
Tanggung
Jawab
Kepemi
mpinan
Kerjasama
dan
Kejujuran
Prestasi
Kerja dan
Prakarsa
Kesetiaan
dan
ketaatan
1.0 0.5 0.25 0.16666667 0.125
Tanggung
jawab
2.0 1.0 0.5 0.25 0.1666667
Kepemim
pinan
4.0 2.0 1.0 0.5 0.25
Kerja
Sama dan
Kejujuran
6.0 4.0 2.0 1.0 0.5
Prestasi
Kerja dan
Prakarsa
8.0 6.0 4.0 2.0 1.0
Jumlah 21.0 13.5 7.75 3.9166667 2.041667

Angka 1,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan menggambarkan tingkat
kepentingan yang sama antara Kesetiaan dan Ketaatan dengan Kesetiaan dan
Ketaatan, sedangkan angka 2,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris
Tanggung Jawab menunjukkan nilai tengah antara dua nilai keputusan yang
berdekatan. Angka 0.5 pada kolom Tanggung Jawab baris Kesetiaan dan
Ketaatan merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom Kesetiaan dan
Ketaatan baris Tanggung Jawab (2). Angka-angka yang lain diperoleh dengan
cara yang sama.
2. Matrik nilai kriteria














Tabel 3.2 Matrik nilai Kriteria
KRITERIA Kesetiaan dan
Ketaatan
Tanggung
Jawab
Kepemimpinan
Kerjasama
dan Kejujuran
Prestasi Kerja
dan Prakarsa
Jumlah
Baris
Kesetiaan dan
Ketaatan
0.04761905 0.037037037 0.032258064 0.04255319 0.061224487 0.22069183
Tanggung
Jawab
0.0952381 0.074074075 0.06451613 0.06382979 0.08163265 0.37929073
Kepemimpinan 0.1904762 0.14814815 0.12903225 0.12765957 0.12244897 0.71776515
Kerja Sama
dan Kejujuran
0.2857143 0.2962963 0.2580645 0.25531915 0.24489795 1.3402922
Prestasi Kerja
dan Prakarsa
0.3809524 0.44444445 0.516129 0.5106383 0.4897959 2.34196





Angka 0,04761905 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Kesetiaan
dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 1 pada kolom Kesetiaan
dan Ketaatan baris Kesetiaan dan ketaatan dibagi jumlah (21,0) pada
kolom Kesetiaan dan Ketaatan (Tabel 3.1). angka 0,0952381 pada kolom
Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab merupakan hasil
perhitungan angka 2 pada kolom Kesetiaan dan ketaatan baris Tanggung
Jawab dibagi jumlah (21,0) pada kolom kesetiaan dan Ketaatan (Tabel
3.1). angka 0,037037037 pada kolom Tanggung Jawab baris kesetiaan dan
ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 0,5 pada kolom Tanggung
Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan dibagi jumlah (13,5) pada kolom
Tanggung Jawab (Tabel 3.1). Angka 0,22069183 pada kolom jumlah baris
baris Kesetiaan dan ketaatan merupakan hasil penjumlahan angka
0,04761905+0,037037037+0,032258064+0,04255319+0,061224487.
Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
3. Nilai prioritas Kriteria
Tabel 3.3 Nilai Prioritas Kriteria
KRITERIA Prioritas Kerja
Kesetiaan dan ketaatan 0.044138364
Tanggung jawab 0.075858146
Kepemimpinan 0.14355303
Kerja Sama dan Kejujuran 0.26805845
Prestasi Kerja dan Prakarsa 0.46839198

Angka 0,044138364 merupakan hasil angka 0,22069183 pada kolom
jumlah baris baris Kesetiaan dan Ketaatan (Tabel 3.2) dibagi 5 (jumlah
kriteria). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
4. Menentukan nilai lamda untuk masing-masing kriteria
Tabel 3.4 Nilai Lamda
KRITERIA Jumlah Baris Prioritas Lamda
Kesetiaan dan Ketatan 0.009740977 0.044138364 0.22069183
Tanggung Jawab 0.02877229 0.075858146 0.37929073
Kepemimpinan 0.103037365 0.14355303 0.71776515
Kerjasama dan kejujuran 0.35927665 0.26805845 1.3402922
Prestasi Kerja dan Prakarsa 1.0969553 0.46839198 2.34196
Jumlah 1.5977826 1.0 5.0

Tabel 3.5 Rumus Konsistensi
Rumus Konsisten Nilai
amax 1.0
CL -0.8
IR 1.0
CR -0.8

Keterangan:
n (jumlah kriteria) : 5
maks (jumlah / n) : 1
CI ((maks n) / n) : - 0.8
CR (CI / IR (lihat tabel 2.2)) : -0.8
Karena CR<0,1 maka nilai berbandingan berpasangan pada matriks
kriteria yang diberikan adalah konsisten

5. Hasil akhir
Tabel 3.6 Hasil Akhir
No Nama Jumlah Nilai Peringkat
1 Drs.H. Manan Zakaria 1.94129 1
2 Drs.H.Imam Muchlis 1.49195 2
3 Drs. Solekan 1.21579 3

3.7 ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD dalam Sistem Infomasi Kepegawaian Pada Depag Kota Blitar adalah
sebagai berikut:













user riwayat kerja1
user riwayat kerja
user pangkat 1
user pangkat
user riwayat hidup1
user riwayat hidup
draf t pangkat
draf t mut asi
draf t mut asi1
draf t pensiun1
draf t pensiun
draf t perekrut an
calon
dat a gaji pot ongan
dat a gaji1
dat a gaji
dat a gaji2
mengambil nip2
mengambil nip1
mengambil nip_pot ongan
mengambil nip
mengambil pangkat
mengambil2
mengambil
mengambil1
riwayat kerja
riwayat kerja1
perset ujuan mut asi
perset ujuan mut asi1
input pensiun
input pensiun1
upload non mut asi
upload mut asi
upload pengangkat an
kart u pesert a upload perekrut an input mut asi1
input mut asi
usulan pangkat
saran
ent ry perekrut an
`tabel _cal on`
`NamaPegawai `
`Ni l ai `
`Peri ngkat`
`tabel _datagaj i `
`i d_datagaj i `
`nama_datagaj i `
`tabel _datagaj i potongan`
`i d_datapotongan`
`nama_potongan`
`tabel _draft`
`j eni spegawai`
`bagi an`
`Keterangan`
`tabel _gaj i`
`i d_ni l ai `
`i d_datagaj i `
`ni l ai _gaj i `
`tabel _gaj i1`
`i d_ni l ai `
`i d_datagaj i `
`ni l ai _gaj i `
`tabel _gaj ipotongan`
`i d_ni l ai `
`i d_datapotongan`
`ni l ai _potongan`
`tabel _gaj ipotongan1`
`i d_ni l ai `
`i d_datapotongan`
`ni l ai _potongan`
`tabel _i nputmutasi `
`Ni p`
`NamaPegawai `
`TTL`
`PangkatGol Ruang`
`TempatT ugas`
`Al amat`
`NamaPegawai 1`
`TTL1`
`PangkatGol Ruang1`
`TempatT ugas1`
`Al amat1`
`tabel _i nputmutasi 1`
`Ni p`
`NamaPegawai `
`TTL`
`PangkatGol Ruang`
`TempatT ugas`
`Al amat`
`NamaPegawai 1`
`TTL1`
`PangkatGol Ruang1`
`TempatT ugas1`
`Al amat1`
`tabel _i nputpensi un`
`Ni p`
`NamaPeg`
`tanggal Lahi r`
`PangkatGol Ruang`
`TMT pensi un`
`Jabatan`
`SK`
`Keterangan`
`tabel _i nputpensi un1`
`Ni p`
`NamaPeg`
`tanggal Lahi r`
`PangkatGol Ruang`
`TMT pensi un`
`Jabatan`
`SK`
`Keterangan`
`tabel _kartupeserta`
`NoPeserta`
`Nama`
`Al amat`
`NoTel p`
`Formasi `
`KodeFormasi`
`KodePendi di kan`
`TempatT es`
`Waktu`
`tabel _kenai kanpangkat`
`Ni p`
`Nama`
`Jeni sKel ami n`
`KARPEG`
`Pendi di kan`
`TempatLahi r`
`tanggal Lahi r`
`Pangkat`
`Gol ongan`
`TMT `
`Jabatan`
`Li ngkungan`
`Uni tKerj a`
`AK`
`MKGtahun`
`MKGbul an`
`Tambahantahun`
`Tambahanbul an`
`Gaj i `
`Terbi l ang1`
`Tunj angan`
`Terbi l ang2`
`tabel _kenai kanpangkat1`
`Ni p`
`Nama`
`Jeni sKel ami n`
`KARPEG`
`Pendi di kan`
`TempatLahi r`
`tanggal Lahi r`
`Pangkat`
`Gol ongan`
`TMT `
`Jabatan`
`Li ngkungan`
`Uni tKerj a`
`MKGtahun`
`MKGbul an`
`Tambahantahun`
`Tambahanbul an`
`Gaj i `
`Terbi l ang1`
`Tunj angan`
`Terbi l ang2`
`tabel _perekrutan`
`Ni p`
`NamaPel amar`
`Gel ar`
`tanggal Lahi r`
`TempatLahi r`
`Pendi di kan`
`IPK`
`Jeni sKel ami n`
`KodePendi di kan`
`Jabatanformasi `
`TMT pertama`
`Al amat`
`KotaKab`
`NoTel p`
`tabel _persetuj uan`
`Ni p1`
`Nama`
`PangkatGol Ruang`
`Jabatan`
`Nama1`
`PangkatGol Ruang1`
`Jabatan1`
`Keterangan`
`asal `
`tuj uan`
`tabel _persetuj uan1`
`Ni p1`
`Nama`
`PangkatGol Ruang`
`Jabatan`
`Nama1`
`PangkatGol Ruang1`
`Jabatan1`
`Keterangan`
`asal `
`tuj uan`
`tabel _ri wayathi dup`
`Ni p`
`NamaPegawai `
`TempatLahi r`
`tanggal Lahi r`
`Al amat`
`Kel urahan`
`KodePos`
`Tel epon`
`Jeni sKel ami n`
`StatusMari tal `
`NamaPasangan`
`Suku`
`Agama`
`Pendi di kan`
`Jeni sPegawai `
`tabel _ri wayathi dup1`
`Ni p`
`NamaPegawai `
`TempatLahi r`
`tanggal Lahi r`
`Al amat`
`Kel urahan`
`KodePos`
`Tel epon`
`Jeni sKel ami n`
`StatusMari tal `
`NamaPasangan`
`Suku`
`Agama`
`Pendi di kan`
`j eni spegawai`
`tabel _ri wayatkerj a`
`Ni p`
`NamaPegawai `
`Gol Ruang`
`TMT 1`
`Jabatan`
`TMT 2`
`MKtahun`
`MKbul an`
`Usi a`
`pensi un`
`tabel _ri wayatkerj a1`
`Ni p`
`NamaPegawai `
`Gol Ruang`
`TMT 1`
`Jabatan`
`TMT 2`
`MKtahun`
`MKbul an`
`Usi a`
`pensi un`
`tabel _saran`
`Nama`
`emai l `
`saran`
`tabel _user`
`Ni p`
`Level `
`Password`
`tabel _usul anpangkat`
`Ni p`
`NamaPNS`
`Tanggal Usul an`
`upload`
`nomor`
`gambar`
`upload_mutasi `
`nomor`
`gambar`
`upload_mutasi _non`
`nomor`
`gambar`
`upload_pengangkatan`
`nomor`
`gambar`

Gambar 3.8 ERD Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Depag Kota Blitar
3.8 Rancangan Database
Pembuatan desain sistem program melalui DFD dan ERD dapat dibuat tabel-
tabel database yang akan dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi.
Berikut ini nama-nama tabel yang digunakan beserta field-field yang terdapat
pada masing-masing tabel.
1. Tabel_calon

Tabel 3.7 Tabel_calon
No Fields Type Size
1 NamaPegawai Varchar 100
2 Nilai Float

2. Tabel_draft

Tabel 3.8 Tabel_draft
No Fields Type Size
1 Nip Varchar 255
2 Jenispegawai Varchar 100
3 Bagian Varchar 200
4 Keterangan Text

3. tabel_inputmutasi

Tabel 3.9 Tabel_inputmutasi
No Fields Type Size
1 NamaPegawai Varchar 100
2 Nip Varchar 255
3 TTL Date
4 PangkatGolRuang Varchar 100
5 TempatTugas Varchar 100
6 Alamat Varchar 200
7 NamaPegawai1 Varchar 100
8 Nip1 Varchar 255
9 TTL1 Date
10 PangkatGolRuang1 Varchar 100
11 TempatTugas1 Varchar 100
12 Alamat1 Varchar 200




4. tabel_inputmutasi1

Tabel 3.10 tabel_inputmutasi1
No Fields Type Size
1 NamaPegawai Varchar 100
2 Nip Varchar 255
3 TTL Date
4 PangkatGolRuang Varchar 100
5 TempatTugas Varchar 100
6 Alamat Varchar 200
7 NamaPegawai1 Varchar 100
8 Nip1 Varchar 255
9 TTL1 Date
10 PangkatGolRuang1 Varchar 100
11 TempatTugas1 Varchar 100
12 Alamat1 Varchar 200

5. tabel_inputpensiun

Tabel 3.11 tabel_inputpensiun
No Fields type Size
1 NamaPeg Varchar 100
2 Nip Varchar 225
3 tanggalLahir Date
4 PangkatGolRuang Varchar 100
5 TMTpensiun Date
6 Jabatan Varchar 50
7 SK Varchar 100
8 Keterangan Varchar 50

6. tabel_inputpensiun1

Tabel 3.12 tabel_inputpensiun1
No Fields type Size
1 NamaPeg Varchar 100
2 Nip Varchar 225
3 tanggalLahir Date
4 PangkatGolRuang Varchar 100
5 TMTpensiun Date
6 Jabatan Varchar 100
7 SK Varchar 100
8 Keterangan Varchar 100




7. tabel_kartupeserta

Tabel 3.13 tabel_kartupeserta
No Fields type Size
1 Nip Varchar 255
2 NoPeserta Varchar 100
3 Nama Varchar 100
4 Alamat Varchar 100
5 NoTelp Varchar 100
6 Formasi Varchar 100
7 KodeFormasi Varchar 100
8 Kodependidikan Varchar 100
9 TempatTes Varchar 100
10 Waktu Varchar 50

8. tabel_kenaikanpangkat

Tabel 3.14 tabel_kenaikanpangkat
No Fields Type Size
1 Nama Varchar 100
2 Jeniskelamin Varchar 50
3 NIP Varchar 255
4 KARPEG Varchar 50
5 Pendidikan Varchar 50
6 TempatLahir Varchar 50
7 TanggalLahir Date
8 Pangkat Varchar 50
9 Golongan Varchar 50
10 TMT Date
11 Jabatan Varchar 100
12 Lingkungan Varchar 100
13 UnitKerja Varchar 100
14 AK Varchar 100
15 MKGtahun Varchar 50
16 MKGbulan Varchar 50
17 Tambahantahun Varchar 50
18 Tambahanbulan Varchar 50
19 Gaji Varchar 100
20 Terbilang1 Varchar 500
21 Tunjangan Varchar 100
22 Terbilang2 Varchar 500





9. tabel_kenaikanpangkat1

Tabel 3.15 tabel_kenaikanpangkat1
No Fields Type Size
1 Nama Varchar 100
2 Jeniskelamin Varchar 100
3 NIP Varchar 255
4 KARPEG Varchar 100
5 Pendidikan Varchar 100
6 TempatLahir Varchar 100
7 TanggalLahir Date
8 Pangkat Varchar 100
9 Golongan Varchar 100
10 TMT Date
11 Jabatan Varchar 100
12 Lingkungan Varchar 100
13 UnitKerja Varchar 100
15 MKGtahun Varchar 100
16 MKGbulan Varchar 100
17 Tambahantahun Varchar 100
18 Tambahanbulan Varchar 100
19 Gaji Varchar 100
20 Terbilang1 Varchar 500
21 Tunjangan Varchar 100
22 Terbilang2 Varchar 500

10. tabel_perekrutan

Tabel 3.16 tabel_perekrutan
No Fields Type Size
1 NamaPelamar Varchar 100
2 Gelar Varchar 50
3 TanggalLahir Date
4 TempatLahir Varchar 50
5 Pendidikan Varchar 100
6 IPK Varchar 50
7 Jeniskelamin Varchar 50
8 KodePendidikan Varchar 50
9 Jabatanformasi Varchar 100
10 TMTpertama Date
11 Alamat Varchar 50
12 KotaKab Varchar 50
13 NoTelp Varchar 50



11. tabel_persetujuan

Tabel 3.17 tabel_persetujuan
No Fields Type Size
1 Nama Varchar 100
2 Nip Varchar 255
3 PangkatGolRuang Varchar 100
4 Jabatan Varchar 100
5 Nama Varchar 100
6 Nip1 Varchar 255
7 PangkatGolRuang1 Varchar 100
8 Jabatan1 Varchar 100
9 Keterangan Varchar 100
10 Asal Varchar 100
11 Tujuan Varchar 100

12. tabel_persetujuan1

Tabel 3.18 tabel_persetujuan1
No Fields Type Size
1 Nama Varchar 100
2 Nip Varchar 255
3 PangkatGolRuang Varchar 100
4 Jabatan Varchar 100
5 Nama Varchar 100
6 Nip1 Varchar 255
7 PangkatGolRuang1 Varchar 100
8 Jabatan1 Varchar 100
9 Keterangan Varchar 100
10 Asal Varchar 100
11 Tujuan Varchar 100

13. tabel_riwayathidup

Tabel 3.19 tabel_riwayathidup
No Fields Type Size
1 Nip Varchar 255
2 NamaPegawai Varchar 100
3 TempatLahir Varchar 50
4 TanggalLahir Date
5 Alamat Varchar 100
6 Kelurahan Varchar 100
7 KodePos Varchar 50
8 Telepon Varchar 50


9 JenisKelamin Varchar 50
10 StatusMarital Varchar 50
11 NamaPasangan Varchar 50
12 Suku Varchar 50
13 Agama Varchar 50
14 Pendidikan Varchar 50
15 JenisPegawai Varchar 50

14. tabel_riwayathidup1

Tabel 3.20 riwayathidup1
No Fields Type Size
1 Nip Varchar 255
2 NamaPegawai Varchar 50
3 TempatLahir Varchar 50
4 TanggalLahir Date
5 Alamat Varchar 100
6 Kelurahan Varchar 100
7 KodePos Varchar 100
8 Telepon Varchar 100
9 JenisKelamin Varchar 100
10 StatusMarital Varchar 100
11 NamaPasangan Varchar 100
12 Suku Varchar 100
13 Agama Varchar 100
14 Pendidikan Varchar 100
15 JenisPegawai Varchar 100

15. tabel_riwayatkerja

Tabel 3.21 tabel_riwayatkerja
No Fields Type Size
1 NamaPegawai Varchar 100
2 Nip Varchar 255
3 GolRuang Varchar 100
4 TMT1 Date
5 Jabatan Varchar 100
6 TMT2 Date
7 MKtahun Varchar 100
8 MKbulan Varchar 100
9 Usia Varchar 50
10 Pensiun Varchar 100




16. tabel_riwayatkerja1

Tabel 3.22 tabel_riwayatkerja1
No Fields Type Size
1 NamaPegawai Varchar 100
2 Nip Varchar 255
3 GolRuang Varchar 100
4 TMT1 Date
5 Jabatan Varchar 100
6 TMT2 Date
7 MKtahun Varchar 100
8 MKbulan Varchar 100
9 Usia Varchar 100
10 Pensiun Varchar 100

17. tabel_saran

Tabel 3.23 tabel_saran
No Fields Type Size
1 Nama Varchar 100
2 Email Varchar 100
3 Saran Text

18. tabel_user

Tabel 3.24 tabel_user
No Fields Type Size
1 Level Varchar 100
2 Nip Varchar 225
3 Password Varchar 100

19. tabel_usulanpangkat

Tabel 3.25 tabel_usulanpangkat
No Fields Type Size
1 Nip Varchar 255
2 NamaPNS Varchar 100
3 TanggalUsulan Date








20. tabel_upload

Tabel 3.26 tabel_upload
No Fields Type Size
1 Nomor Int 11
2 Gambar Varchar 100

21. tabel_upload_mutasi

Tabel 3.27 upload_mutasi
No Fields Type Size
1 Nomor Int 11
2 Gambar Varchar 100

22. tabel_upload_mutasi_non

Tabel 3.28 tabel_upload_mutasi_non
No Fields Type Size
1 Nomor Int 11
2 Gambar Varchar 100

23. tabel_upload_pengangkatan

Tabel 3.29 tabel_upload_pengangkatan
No Fields Type Size
1 Nomor Int 11
2 Gambar Varchar 100

24. tabel_datagaji

Tabel 3.30 tabel_datagaji
No Fields Type Size
1 Id_datagaji Varchar 100
2 Nama_datagaji Varchar 100

25. tabel_datagajipotongan

Tabel 3.31 tabel_datagajipotongan
No Fields Type Size
1 Id_datagaji Varchar 100
2 Nama_datagaji Varchar 100




26. tabel_gaji

Tabel 3.32 tabel_gaji
No Fields Type Size
1 Id_nilai int 11
2 Nip Varchar 255
3 Id_datagaji Varchar 100
4 Nilai_gaji Double

27. tabel_gaji1

Tabel 3.33 tabel_gaji1
No Fields Type Size
1 Id_nilai int 11
2 Nip Varchar 255
3 Id_datagaji Varchar 100
4 Nilai_gaji Double

28. tabel_gajipotongan

Tabel 3.34 tabel_gajipotongan
No Fields Type Size
1 Id_nilai int 11
2 Nip Varchar 100
3 Id_datagaji Varchar 100
4 Nilai_gaji Double

29. tabel_gajipotongan1

Tabel 3.35 tabel_gajipotongan1
No Fields Type Size
1 Id_nilai int 11
2 Nip Varchar 255
3 Id_datagaji Varchar 100
4 Nilai_gaji Double

30. tabel_ahp

Tabel 3.36 tabel_ahp
No Fields Type Size
1 no int 11
2 nilai Float
3 angka Varchar 1



31. tabel_nilai

Tabel 3.37 tabel_nilai
No Fields Type Size
1 no int 11
2 nama Varchar 40
3 kesetiaan_ketaatan Varchar 40
4 tanggungjawab Varchar 40
5 kepemimpinan Varchar 40
6 kerjasama Varchar 40
7 prestasi_prakarsa Varchar 40

3.9 Flowhchart
Terdapat beberapa flowchart program dalam Sistem Informasi Kepegawaian Pada
Depag Kota Blitar ini yang dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
a. Tambah User
Start
Input
nip,level,password
cek Data
Simpan nip,level,password
Tampil
nip,level,password
end
N
Y

Gambar 3.9 Tambah User


b. Tambah Riwayat Hidup
start
Input
nip,namapegawai,tempatLahir,TanggalLahir,Alama
t,Kelurahan,KodePos,Telepon,Jeniskelamin,Status
Marital,namapasangan,suku,agama,pendidikan,jen
ispegawai
Cek Data
Simpan nip,
namapegawai,tempatlahir,tanggallahir,Alamt,kelurahan,Kodepos,Telepon,Jeniskelamin,
Statusmarital,namapasangan,suku,agama,pendidikan,jenispegawai
Tampil
nip,namapegawai,tempatlahir,tanggallahir,Alamat,Kelurah
an,KodePos,telepon,Jeniskelamin,StatusMarital,NamaPa
sangan,Suku,Agama,Pendidikan,Jenispegawai
end
N
Y

Gambar 3.10 Tambah Riwayat Hidup


c. Tambah Riwayat kerja
start
Input
namapegawai,nip,golRuang,TMT1,Jabatan,TMT2,
Mktahun,Mkbulan,Usia,pensiun
Cek Data
Simpan
namapegawai,nip,golRuang,TMT1,Jabatan,TMT2,Mktahun,Mkbulan,Usia,pensiun
Tampil
namapegawai,nip,golRuang,TMT1,Jabatan,TMT2,
Mktahun,Mkbulan,Usia,pensiun
end
Y
N

Gambar 3.11 Tambah Riwayat Kerja


d. Tambah Riwayat Pensiun
star
Input
namapeg,nip,tanggallahir,pangkatGolRuang,
TMT,pensiun,jabatan,SK,keterangan
Cek Data
Simpan
namapeg,nip,tanggalLahir,PangkatGolRuang,TMT,pensiun,jabatan,SK,keterangan
Simpan
namapeg,nip,tanggalLahir,PangkatGolRuang,TMT
,pensiun,jabatan,SK,keterangan
end
N
Y

Gambar 3.12 Tambah Riwayat Pensiun


e. Tambah Riwayat Penggajian
start
Input
nip,gajipokok,Tistrisuami,Tanak,Tumum,Ttaumum,Tpapua,Tterpencil
,Tstruktur,Tfungsi,Tlain,Tbulat,Tberas,Tpajak,JumlahKotor,Beras,IW
P,Pph,SewaRumah,Tunggakan,Utang,lain,Taperium,JumlahPotonga
n,JumlahBersih
Cek Data
Simpan nip,
gajipokok,Tistrisuami,Tanak,Tumum,Ttaumum,Tpapua,Tterpencil,Tstruktur,Tfungsi,Tlain,Tbulat,Tberas,Tpajak,
JumlahKotor,Beras,IWP,Pph,Sewarumah,Tunggakan,Utang,Lain,Taperium,Jumlah potongan,Jumlahbersih
Tampil nip,
gajipokok,Tistrisuami,Tanak,Tumum,Ttaumum,Tpapua,Tterpencil,
Tstruktur,Tfungsi,Tlain,Tbulat,Tberas,Tpajak,JumlahKotor,Beras,IWP,P
ph,Sewarumah,Tunggakan,Utang,Lain,Taperium,Jumlah
potongan,Jumlahbersih
end
Y
N

Gambar 3.13 Tambah Riwayat Penggajian


f. Tambah Riwayat Pangkat
start
Input
nama,jeniskelamin,nip,karpeg,pendidikan,tempatlahir,tanggallahir,pangkat,
golongan,TMT,Jabatan,Lingkungan,UnitKerja,AK,MKGtahun,MKGbulan,ta
mbahantahun,Tambahanbulan,Gaji,terbilang1,Tunjangan,Terbilang2
Cek Data
Simpan
nama,jeniskelamin,nip,karpeg,pendidikan,tempatlahir,tanggallahir,pangkat,golongan,TMT,jabatan,lingkungan,
UnitKerja,AK,MKGtahun,MKGbulan,Tambahantahun,Tambahanbulan,Gaji,Terbilang1,tunjangan,terbilang2
Tampil nama,jeniskelamin,
nip,karpeg,pendidikan,tempatlahir,tanggallahir,pangkat,golongan,TMT,
jabatan,lingkungan,UnitKerja,AK,MKGtahun,MKGbulan,Tambahantah
un,tambahanbulan,Gaji,Terbilang1,Tunjangan,Terbilang2
end
Y
N

Gambar 3.14 Tambah Riwayat Pangkat




g. Pengangkatan
Start
Input
nip,namapns,tanggalusulan,Skstrukturorganis
asi,Skpersonalia,Skgurupiket,Skpengelolalab,
Skpanitia,piagam sertifikat,Lain
Cek Data
Simpan
nip,namapns,tanggalusulan,Skstrukturorganisasi,Skpersonalia,Skgurupiket
,Skpengelolalab,Skpanitia,PiagamSertifikat,Lain
Tampil Riwayat kenaikan Pangkat
Cetak kartu
Dokumen
nip,namapns,tanggalusulan,Skstrukturorganisasi,
Skpersonalia,Skgurupiket,Skpengelolalab,Skpani
tia,PiagamSertifikat,Lain
end
Y
N
Gambar 3.15 Pengangkatan


h. Perekrutan
Start
Input
no_pendaftaran,nama_pelamar,gelar,TanggalLahir,Tempat
Lahir,Pendidikan,IPK,Jenis_Kelamin,KodePendidikan,Jabat
anFormasi,TMTpertama,Alamat,KotaKab,NoTelp,IjazahTer
akhir,Transkipnilai,Skck,KartuKuning
Cek Data
Simpan
no_pendaftaran,nama_pelamar,gelar,TanggalLahir,TempatLahir,Pendidikan,IPK,JenisKe
lamin,KodePendidikan,Jabatanformasi,TMTpertama,Alamat,KotaKab,NoTelp,Ijazahterak
hir,transkipnilai,Skck,KartuKuning
Tampil
no_Pendaftaran,noPeserta,nama,pelamar,Alamat,no
Telp,Formasi,kodeformasi,kodependidikan,TempatTe
s,Waktu
Cetak kartu
Y
N
Dokumen
no_pendaftaran,nama_pelamar,gelar,TanggalLahir,Tempat
Lahir,Pendidikan,IPK,JenisKelamin,KodePendidikan,Jabata
nformasi,TMTpertama,Alamat,KotaKab,NoTelp,Ijazahterak
hir,transkipnilai,Skck,KartuKuning
end

Gambar 3.16 Perekrutan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alat Penelitian
A. Kebutuhan Hardware
Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam sebuah
rancangan program Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen
Agama Kota Blitar menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Hardware:
1) Processor Celeron.
2) Memory 1 GB
3) Hardisk 80 GB.
4) Mouse, Keyboard, Monitor
B. Kebutuhan Software
Adapun untuk kebutuhan software mulai tahap penelitian sampai tahap
implementasi dari program Sistem Informasi Kepegawaian Pada
Departemen Agama Kota Blitar. Menggunakan beberapa software sebagai
berikut:
Software:
1) Microsoft Windows xp Profesional version 2002 service pack 2
2) Apache Tomcat 5.0
3) AppServ


4) Adobe Photoshop 7.0
5) Dreamweaver MX 2004
6) Microsoft Office 2007
7) Microsoft Visio 2003
8) Power Designer 6.1
Software Minimum Untuk menjalankan Program:
Web Browser di antaranya:
1) Mozilla Firefox Version 3.6
2) Internet Explorer Version 6.0
4.2 Implementasi Antarmuka
Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan form-form
yang ada di dalam program Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen
Agama Kota Blitar beserta desain formnya.
4.2.1 Form Login
Form login adalah tampilan awal program, pada form login ini user
dapat masuk dalam program dengan menentukan user, nip dan
password. Adapun form login dari program ini adalah:



Gambar 4.1 Form Login

Apabila dalam pengisian login password salah atau data tidak ada dalam
database maka akan muncul pesan sebagai berikut:

Gambar 4.2 Form Login salah
4.2.2 Form Awal Perekrutan
Form ini merupakan awal dari halaman perekrutan setelah login. Adapun
Form Awal Perekrutan adalah sebagai berikut:



Gambar 4.3 Form Awal Perekrutan

4.2.3 Form Input Perekrutan
Form Input Perekrutan berfungsi untuk menginputkan data. Adapun
Form Input Perekrutan adalah sebagai berikut:



Gambar 4.4 Form Input Perekrutan

4.2.4 Form Kartu Peserta
Form Kartu Peserta ini berfungsi memberitahukan kepada user yang
telah menginput perekrutan dan apabila input data benar maka sistem
akan memunculkan Kartu Peserta. Adapun Form Kartu Peserta adalah
sebagai berikut:



Gambar 4.5 Form Kartu Peserta

4.2.5 Laporan Kartu Peserta
Adapun tampilan Laporan Kartu Peserta Sebagai Berikut:


Gambar 4.6 Laporan Kartu Peserta




4.2.6 Form Utama Pegawai Fungsional
Setelah melalukan login maka pegawai akan masuk dalam form utama
pegawai. Adapun form Utama Pegawai Fungsional dari program adalah
sebagai berikut:


Gambar 4.7 Form Utama Pegawai fungsional

4.2.7 Form Pengangkatan
Di dalam Form Pengangkatan terdapat beberapa pilihan yaitu daftar
riwayat hidup, riwayat kenaikan pangkat dan input usulan kenaikan
pangkat. Adapun Form Pengangkatan dari program ini adalah:



Gambar 4.8 Form Pengangkatan
4.2.8 Form Daftar Riwayat Hidup
Form Daftar Riwayat Hidup adalah tampilan dari data riwayat hidup
pegawai. Adapun Form Daftar Riwayat Hidup seperti berikut:



Gambar 4.9 Form Daftar Riwayat Hidup
4.2.9 Laporan Riwayat Hidup
Laporan Riwayat Hidup adalah tampilan dari data riwayat hidup
pegawai. Adapun Laporan Riwayat Hidup seperti berikut:


Gambar 4.10 Form Daftar Riwayat Hidup


4.2.10 Form Riwayat Kenaikan Pangkat
Form Riwayat Kenaikan Pangkat adalah tampilan dari daftar riwayat
kenaikan pangkat pegawai. Adapun Form Riwayat Kenaikan Pangkat
seperti berikut:

Gambar 4.11 Form Riwayat kenaikan Pangkat
4.2.11 Form Input Usulan Kenaikan Pangkat Pegawai Fungsional
Form Input Usulan Kenaikan Pangkat adalah form pegawai dalam
menginput usulan pangkat. Adapun Form Input Usulan Pangkat seperti
berikut:



Gambar 4.12 Form Input Usulan Pangkat

4.2.12 Form Upload Pengangkatan
Di dalam lampiran-lampiran akan muncul Form Upload Pengangkatan
yang digunakan untuk mengupload file atau gambar. Adapun Form
Upload Pengangkatan seperti berikut:



Gambar 4.13 Form Upload Pengangkatan
4.2.13 Form Hasil Upload
Form Hasil Upload adalah tampilan dari upload di atas. Adapun Form
Hasil Upload seperti berikut:



Gambar 4.14 Form Hasil Upload
4.2.14 Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional
Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional menampilkan hasil dari
perhitungan AHP. Adapun Form Pengangkatan Pegawai
NonFungsional sebagai berikut:



Gambar 4.15 Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional
4.2.15 Form Hasil Penggajian
Form Hasil Penggajian adalah daftar penggajian pegawai. Adapun
Form Hasil Penggajian sebagai berikut:




Gambar 4.16 Form Hasil Penggajian

4.2.16 Form Input Mutasi
Form Input Mutasi digunakan untuk seorang pegawai dalam melakukan
mutasi. Adapun Form Input Mutasi adalah sebagai berikut:



Gambar 4.17 Form Input Mutasi

4.2.17 Form Riwayat Kerja
Form Riwayat Kerja adalah tampilan dari daftar riwayat kerja. Adapun
Form Riwayat Kerja sebagai berikut:



Gambar 4.18 Form Riwayat Kerja
4.2.18 Form Kabid Fungsional
Form Kabid Fungsional merupakan form awal dari Kabid Fungsional.
Adapun Form Kabid Fungsional sebagai berikut:

Gambar 4.19 Form Kabid Fungsional


4.2.19 Form Admin Kabid Fungsional
Form Admin Kabid Fungsional merupakan form administrator yang
bersifat rahasia dan yang berhak merubah atau menghapus hanya
pegawai yang bersangkutan. Adapun Form Admin Kabid Fungsional
sebagai berikut:

Gambar 4.20 Form Admin Kabid Fungsional
4.2.20 Form user
Form user digunakan untuk menambah, mengedit dan menghapus data
user. Adapun Form user sebagai berikut:



Gambar 4.21 Form user
4.2.21 Form Admin Riwayat Hidup
Form Admin Riwayat Hidup merupakan form untuk menambah,
mengedit dan menghapus data riwayat hidup. Adapun Form Admin
Riwayat Hidup sebagai berikut:



Gambar 4.22 Form Admin Riwayat Hidup
4.2.22 Form Admin Riwayat Kerja
Form Admin Riwayat Kerja merupakan form untuk menambah,
mengedit dan menghapus data riwayat kerja. Adapun Form Admin
Riwayat Kerja sebagai berikut:



Gambar 4.23 Form Admin Riwayat Kerja
4.2.23 Form Admin Riwayat Pangkat
Form Admin Riwayat Pangkat merupakan form untuk menambah,
mengedit dan menghapus data riwayat pangkat. Adapun Form Riwayat
Pangkat sebagai berikut:





Gambar 4.24 Form Admin Riwayat Pangkat
4.2.24 Form Admin Input Penggajian
Form Admin Input Penggajian merupakan form untuk menambah data
penggajian. Adapun Form Admin Input Penggajian sebagai berikut:



Gambar 4.25 Form Admin Input Penggajian
4.2.25 Form Admin Riwayat Penggajian
Form Admin Riwayat Penggajian adalah hasil dari input penggajian.
Adapun Form Admin Riwayat Penggajian sebagai berikut:



Gambar 4.26 Form Admin Riwayat Penggajian
4.2.26 Form Admin Riwayat Pensiun
Form Admin Riwayat Pensiun merupakan form untuk menambah,
mengedit dan menghapus data riwayat pensiun. Adapun Form Admin
Riwayat Pensiun sebagai berikut:



Gambar 4.27 Form Admin Riwayat Pensiun
4.2.27 Form Admin Pengangkatan NonFungsional
Form Admin Pengangkatan NonFungsional merupakan form untuk
menambah dan menghitung nilai kriteria Pegawai NonFungsional.
Adapun Form Admin Pengangkatan NonFungsional sebagai berikut:

Gambar 4.28 Form Admin Pengangkatan NonFungsional


4.2.28 Form calon
Form calon merupakan form untuk menambah dan menghitung nilai
calon Pegawai NonFungsional. Adapun Form calon sebagai berikut:

Gambar 4.29 Form calon
4.2.29 Form Input Data Nilai Calon Pejabat
Form Input Data Nilai Calon Pejabat merupakan form untuk menambah
dan menghitung nilai calon Pegawai NonFungsional. Adapun Form
Input Data Nilai Calon Pejabat sebagai berikut:



Gambar 4.30 Form Input Data Nilai Calon Pejabat
4.2.30 Form Input Data Kriteria Pegawai
Form Input Data Kriteria Pegawai merupakan form untuk menambah
dan menghitung nilai kriteria Pegawai NonFungsional. Adapun Form
Input Data Kriteria Pegawai sebagai berikut:



Gambar 4.31 Form Input Data Kriteria Pegawai
4.2.31 Form Konfigurasi AHP
MATRIK URUTAN PRIORITAS KRITERIA
KRITERIA
Kesetiaa
n dan
Ketaatan
Tanggu
ng
Jawab
Kepemi
mpinan
Kerjasama
dan
Kejujuran
Prestasi
Kerja
dan
Prakarsa
Kesetiaan
dan
ketaatan
1.0 0.5 0.25 0.16666667 0.125
Tanggung
jawab
2.0 1.0 0.5 0.25
0.166666
67
Kepemimpi
nan
4.0 2.0 1.0 0.5 0.25
Kerja Sama
dan
Kejujuran
6.0 4.0 2.0 1.0 0.5
Prestasi
Kerja dan
8.0 6.0 4.0 2.0 1.0


Prakarsa
Jumlah 21.0 13.5 7.75 3.9166667
2.041666
7
MATRIK NILAI KRITERIA
KRITERIA
Kesetiaan
dan
Ketaatan
Tanggung
Jawab
Kepemimpinan
Kerjasama
dan
Kejujuran
Prestasi
Kerja dan
Prakarsa
Jumlah
Baris
Kesetiaan dan
ketaatan
0.04761905 0.037037037 0.032258064 0.04255319 0.061224487 0.22069183
Tanggung
jawab
0.0952381 0.074074075 0.06451613 0.06382979 0.08163265 0.37929073
Kepemimpinan 0.1904762 0.14814815 0.12903225 0.12765957 0.12244897 0.71776515
Kerja Sama
dan Kejujuran
0.2857143 0.2962963 0.2580645 0.25531915 0.24489795 1.3402922
Prestasi Kerja
dan Prakarsa
0.3809524 0.44444445 0.516129 0.5106383 0.4897959 2.34196

NILAI PRIORITAS
KRITERIA Prioritas Kerja
Kesetiaan dan ketaatan 0.044138364
Tanggung jawab 0.075858146
Kepemimpinan 0.14355303
Kerja Sama dan Kejujuran 0.26805845
Prestasi Kerja dan Prakarsa 0.46839198

NILAI LAMDA
KRITERIA Jumlah Baris Prioritas Lamda
Kesetiaan dan
Ketatan
0.009740977 0.044138364
0.2206918
3
Tanggung Jawab 0.02877229 0.075858146
0.3792907
3
Kepemimpinan 0.103037365 0.14355303
0.7177651
5


Kerjasama dan
kejujuran
0.35927665 0.26805845 1.3402922
Prestasi Kerja dan
Prakarsa
1.0969553 0.46839198 2.34196
Jumlah 1.5977826 1.0 5.0

RUMUS KONSISTENSI
Rumus Konsisten Nilai
amax 1.0
CL -0.8
IR 1.0
CR -0.8

Gambar 4.32 Form Konfigurasi AHP
Penjelasan dari Form Konfigurasi AHP:
1) Angka 1,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan menggambarkan
tingkat kepentingan yang sama antara Kesetiaan dan Ketaatan dengan
Kesetiaan dan Ketaatan, sedangkan angka 2,0 pada kolom Kesetiaan
dan Ketaatan baris Tanggung Jawab menunjukkan nilai tengah antara
dua nilai keputusan yang berdekatan. Angka 0.5 pada kolom Tanggung
Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan
1/nilai pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab (2).
Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
2) Angka 0,04761905 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris
Kesetiaan dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 1 pada
kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Kesetiaan dan ketaatan dibagi
jumlah (21,0) pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan. Angka 0,0952381


pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab
merupakan hasil perhitungan angka 2 pada kolom Kesetiaan dan
ketaatan baris Tanggung Jawab dibagi jumlah (21,0) pada kolom
kesetiaan dan Ketaatan. Angka 0,037037037 pada kolom Tanggung
Jawab baris kesetiaan dan ketaatan merupakan hasil perhitungan
angka 0,5 pada kolom Tanggung Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan
dibagi jumlah (13,5) pada kolom Tanggung Jawab. Angka 0,22069183
pada kolom jumlah baris baris Kesetiaan dan ketaatan merupakan
hasil penjumlahan angka 0,04761905+0,037037037+0,032258064+
0,04255319+0,061224487. Angka-angka yang lain diperoleh dengan
cara yang sama.
3) Angka 0,044138364 merupakan hasil angka 0,22069183 pada kolom
jumlah baris baris Kesetiaan dan Ketaatan dibagi 5 (jumlah kriteria).
Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
4) n (jumlah kriteria): 5
maks (jumlah / n): 1
CI ((maks n) / n): - 0.8
CR (CI / IR (lihat tabel 2.2)): -0.8
Karena CR<0,1 maka nilai berbandingan berpasangan pada matriks
kriteria yang diberikan adalah konsisten.





4.2.32 Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan)
Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan) merupakan hasil dari
perekrutan pegawai. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan)
sebagai berikut:


Gambar 4.33 Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan)
4.2.33 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan)
Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) merupakan hasil dari
pengangkatan pegawai. Adapun Form Kabid Kepegawaian
(Pengangkatan) sebagai berikut:




Gambar 4.34 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan)
4.2.34 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian)
Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) merupakan hasil dari
penggajian pegawai baik Pegawai Fungsional maupun Pegawai Non
Fungsional. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) sebagai
berikut:



Gambar 4.35 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian)
4.2.35 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi)
Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) merupakan hasil dari mutasi
pegawai baik Pegawai Fungsional maupun Pegawai NonFungsional.
Adapun Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) sebagai berikut:

Gambar 4.36 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi)


4.2.36 Form Kabid Kepegawaian (Pensiun)
Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) merupakan hasil dari pensiun
pegawai baik Pegawai Fungsional maupun Pegawai NonFungsional.
Adapun Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) sebagai berikut:

Gambar 4.37 Form Kabid Kepegawaian (Pensiun)










BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dari penelitian yang telah dilakukan pada Departemen Agama Kota
Blitar bahwa dengan adanya Sistem Informasi Kepegawaian ini dapat
diperoleh kemudahan dalam mendapakan informasi yang akurat bagi
para pegawai.
2. Dalam Sistem Informasi Kepegawaian ada lima proses yaitu perekrutan
pegawai, pengangkatan pegawai, penggajian pegawai, mutasi pegawai
dan pensiun pegawai
3. Dalam pengangkatan jabatan NonFungsional dilakukan dengan metode
AHP, maka dengan begitu maka dapat dilihat nilai kriterianya. Dan hasil
dari metode AHP yaitu apabila ada nilai tertinggi maka akan menduduki
peringkat pertama dan nilai-nilai di bawahnya akan menduduki
peringkat di bawahnya. Apabila nilai ada yang sama maka peringkatnya
ditentukan berdasarkan nilai dari calon yang dahulu dimasukkan.
5.2 Saran
Dalam penelitian Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen Agama
Kota Blitar ini masih banyak kekurangan khususnya dalam menentukan
kenaikan pangkat pejabat NonFungsional menggunakan metode AHP.
Maka penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat lebih
dikembangkan metode AHP dalam menentukan kenaikan pangkat pejabat
NonFungsional.


DAFTAR PUSTAKA
Al Mahalli, I. J. dan As Suyuti, I. J. 2008. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Ash. Shiddiqy, T. M. Hasbi. 2003. Mutiara Hadits 6. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra
Fathansyah. 2004. Basis Data. Bandung: Informatika
Foenadioen dan Prakoso, S. 2008. Pedoman Praktis Pengembangan Aplikasi Web
Database menggunakan Java Server Page. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Ghufron, A. dan Sudarsono. 1991. Hukum Kepegawaian Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta
Ladjamudin, B. A. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Moekijat. 1991. .Administrasi Kepegawaian Negara. Bandung:
CV.Mandar Maju
Rochim, T. 2002. Sistem Informasi. Bandung: HB
Thoha, M. 2007. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta: Kencana
Predana Media Group
Wijono, S. Hartanti, Suharto, B.Herry dan Wijono, M. Soesilo. 2006.
Pemrograman Java Servlet dan JSP dengan Netbeans. Yogyakarta: Andi
Yoyakarta
Wursanto, IG. 1989. Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius
Wursanto. IG. 1989. Manajemen Kepegawaian 2.Yogyakarta: Kanisius








Lampiran 1. Diagram Konteks

tampil cpns
tampil data nonf ungsional
tampil pensiun nonfungsional
input pensiun nonf ungsional
tampil mutasi nonf ungsional
input mutasi nonf ungsional
tampil penggajian nonf ungsional
input penggajian nonf ungsional
tampil pengangkatan nonf ungsional
input pengangkatan nonfungsional
tampil pegawai nonfungsional
input pegawai nonf ungsional
input cpns
tampil kartu peserta
input perekrutan
input data fungsional
input data non fungsional
tampil user
tampil administrator
login administrator
input user
tampil data f ungsional
tampil Subbid Fungsional
input subbid Fungsional
tampil_data f ungsional1
persetujuan
tampil_ data non f ungsional
tampil Subbid non Fungsional
input Subbid non Fungsional
tampil pensiun fungsional
input pensiun f ungsional
tampil mutasi f ungsional
input mutasi f ungsional
tampil penggajian f ungsional
input penggajian f ungsional
tampil pengangkatan f ungsional
input pengangkatan f ungsional
tampil pegawai f ungsional
input pegawai f ungsional
tampil kabid kepegawaian
input kabid kepegawaian
1
Sistem Inf ormasi Kepegawaian Depag Kota Blitar
+
Pegawai
f ungsional
Kabid Kepegawaian
administrator
Subbid non Fungsional
Subbid Fungsional
CPNS
pegawai non
f ungsional

Lampiran 2 DFD Level 1

tampil cpns
tampil data nonfungsional
tampil mutasi nonfungsional
tampil penggajian nonfungsional
tampil pengangkatan nonfungsional
tampil pegawai nonfungsional
input pensiun nonfungsional
tampil pensiun nonfungsional
input mutasi nonfungsional
input penggajian nonfungsional
input pengangkatan nonfungsional
input pegawai nonfungsional
input cpns
tampil kartu peserta ambil kartu
verikasi data non fungsional1
verifikasi data fungsional1
ambil data non fungsional1
ambil data fungsional2
verifikasi pensiun1
verifikasi mutasi1
verifikasi penghasilan1
verifikasi kenaikan pangkat1
input kartu peserta
verifikasi data pendaftaran
ambil data pendaftaran1
verifikasi pensiun
ambil pensiun2
verifikasi mutasi
ambil mutasi4
verifikasi hasil
ambil penghasilan1
verifikasi pangkat ambil pangkat1
ambil tabel mutasi3
ambil tabel mutasi2
ambil tabel penghasilan2
ambil tabel kenaikan pangkat2
ambil tabel pensiun1
ambil tabel mutasi1
input tabel mutasi1
ambil tabel gaji1
input tabel gaji1
ambil tabel kenaikan pangkat1
input tabel kenaikan pangkat1
verifikasi data non fungsional
ambil data non fungsional
verifikasi data fungsional
ambil data fungsional1
perekrutan
ambil data pegawai
perekrutan1
input perekrutan
input data non fungsional
input data fungsional
tampil user
user
user1
administrator1
administrataor
input user
login administrator
tampil administrator
ambil user fungsional
verifikasi user fungsional
ambil user pegawai
verifikasi user pegawai
ambil data pensiun
input data pensiun
ambil tabel mutasi
input tabel mutasi
ambil tabel penghasilan
input tabel penghasilan
ambil tabel kenaikan pangkat
input tabel kenaikan pangkat
tampil_data fungsional1
persetujuan
tampil kabid kepegawaian
input kabid kepegawaian
tampil Subbid Fungsional
tampil data fungsional
input subbid Fungsional
tampil_ data non fungsional
tampil Subbid non Fungsional
input Subbid non Fungsional
tampil pensiun fungsional
input pensiun fungsional
tampil mutasi fungsional
input mutasi fungsional
tampil penggajian fungsional
input penggajian fungsional
tampil pengangkatan fungsional
input pengangkatan fungsional
tampil pegawai fungsional
input pegawai fungsional
administrator
Kabid
Kepegawaian
Pegawai
fungsional
Subbid non
Fungsional
Subbid
Fungsional
1
proses administrator
2
proses pegawai fungsional
+
4
proses Subbid Fungsional
+
5
proses Subbid Non Fungsional
+
6
proses Kabid Kepegawaian
+
1 data_user
2 data_pendaftaran
3
tabel_kenaikan
pangkat
4 tabel_penghasilan
5 tabel_input mutasi
6 data_inputpensiun
7 data fungsional
8 data non fungsional
CPNS
7
Proses CPNS
+
27
data_riwayat
hidup
28 data_kartupeserta
8
proses pegawai non
fungsional
+
46
tabel kenaikan
pangkat1
47 tabel gaji1
48 tabel input mutasi1
49
tabel input pensiun
1
pegawai non
fungsional

Anda mungkin juga menyukai