ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)
SKRIPSI
OLEH:
ANIS NUR IMAMA NIM: 05550109
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika (S.Kom)
Oleh: ANIS NUR IMAMA NIM. 05550109
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010 LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)
SKRIPSI
Oleh : ANIS NUR IMAMA 05550109
Telah Disetujui, 01 Juli 2010
Pembimbing I
Suhartono, M.Kom NIP. 196805192003121001 Pembimbing II
M. Ainul Yaqin, M.Kom NIP. 197610132006041004 Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Ririen Kusumawati, M.Kom NIP. 197203092005012002 HALAMAN PENGESAHAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)
SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh: Anis Nur Imama NIM.05550109
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Tanggal, 01 Juli 2010
Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan 1. Penguji Utama : Totok Chamidy, M.Kom NIP. 196912222006041001 2. Ketua Penguji : Syahiduz Zaman, M.Kom NIP. 197005022005011005 3. Sekretaris Penguji: Suhartono, M.Kom NIP. 196805192003121001 4. Anggota Penguji : M. Ainul Yaqin, M.Kom NIP. 197610132006041004
( ) ( ) ( ) ( ) Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Ririen Kusumawati, M.Kom NIP. 197203092005012002 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Anis Nur Imama NIM : 05550109 Jurusan : Teknik Informatika Judul Skripsi :RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar)
Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Isi dari skripsi yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam skripsi ini. 2. Apabila di kemudian hari ternyata skripsi saya tulis terbukti hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menanggung segala resiko yang akan saya terima. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.
Malang, 01 Juli 2010 Yang menyatakan,
Anis Nur Imama NIM. 05550109
ABSTRAK Imama, Anis Nur. 2010. 05550109. Rancang Bangun Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis Web (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar). Skripsi. Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: (1) Suhartono, M.Kom(2) M.Ainul Yaqin, M.Kom
Kata kunci: Sistem Informasi Kepegawaian, JSP, AHP
Kepegawaian adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan pegawai. Dalam penjelasan umum Undang-Undang No 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kepegawaian adalah segala hal yang berhubungan dengan kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan pegawai negeri. Pegawai adalah setiap orang yang menyumbangkan jasanya kepada suatu badan usaha, baik kepada badan usaha swasta (pegawai swasta) maupun kepada badan usaha pemerintah (pegawai pemerintah atau pegawai negeri). Pegawai negeri adalah mereka yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara, atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan, dan digaji menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) digunakan untuk menyimpan dan mengelola berbagai data kepegawaian guna mendukung pembuatan berbagai laporan serta pengembalian kepustakaan di bidang kepegawaian. Java Server Pages (JSP) merupakan teknologi java yang menyederhanakan proses pengembangan situs web. Dengan JSP, perancang web dan pengembang aplikasi dapat dengan cepat menggabungkan elemen dinamik dan statik dari halaman web dengan menggunakan embedded java dan beberapa tag sederhana Dalam skripsi ini tujuan yang ingin dicapai adalah Merancang dan Membangun Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) pada Depag Kota Blitar berjalan secara relevan dan untuk perhitungan pengangkatan jabatan menggunakan metode AHP.
Motto Knowledge is power Pengetahuan merupakan kekuatan yang bisa menjadi pedoman hidup kita, dengan pengetahuan kita dapat mengetahui makna hidup yang sebenarnya, hiasilah hidupmu dengan pengetahuan sebanyak-banyaknya.Apabila kau mengalami kegagalan janganlah kau berputus asa menyalakan api semangat juangmu demi lekas tercapainya cita-citamu yang luhur.
Kecantikan seseorang bukan dilihat dari pakaian yang indah dan paras yang cantik, melainkan dari akhlak dan ilmu yang dimiliki Serta ketakwaan kepada ALLAH SWT.
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis Web (Studi Kasus DEPAG Kota Blitar). Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya ke jalan yang diridloi Allah SWT. yakni Diinul Islam. Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dan para pembantu Rektor, atas segala motivasi dan layanan fasilitas yang telah diberikan selama penulis menempuh studi. 2. Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU, Dsc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 3. Ririen Kusumawati, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 4. Suhartono, M.Kom selaku Dosen Pembimbing yang penuh perhatian, ketelatenan, kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. M. Ainul Yaqin, M.Kom yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi di bidang integrasi Sains dan Al-Quran. 6. Kedua orangtua dan kakak yang selalu membimbing, mendidik, mengarahkan, dan mendoakan sehingga sampai pada detik-detik penulisan skripsi ini dengan lancar. 7. Teman-teman Teknik Informatika, terutama angkatan 2005 beserta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. 8. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu terima kasih banyak Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Malang, 01 Juli 2010
Penulis DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv ABSTRAK ........................................................................................................... v MOTTO .............................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5 1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... 7 1.5 Metodologi Penelitian .................................................................. 7 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 9 BAB II : DASAR TEORI ................................................................................ 11 2.1 Sistem ......................................................................................... 11 2.2 Informasi .................................................................................... 17 2.3 Sistem Informasi ........................................................................ 18 2.4 SIMPEG Depag .......................................................................... 20 2.4.1 Perekrutan Pegawai ........................................................... 23 2.4.2 Penggajian Pegawai .......................................................... 25 2.4.3 Pengangkatan Pegawai ...................................................... 27 2.4.4 Mutasi Pegawai ................................................................. 30 2.4.5 Pensiun Pegawai ............................................................... 34 2.5 DFD ............................................................................................ 38 2.6 ERD ............................................................................................ 43 2.7 AHP ............................................................................................ 45 2.8 JSP .............................................................................................. 51 2.9 Tomcat ........................................................................................ 55 2.9 My SQL ...................................................................................... 55 BAB III : PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM .................................... 60 3.1 Tahap Pembuatan Program ..................................................... 60 3.1.1 Diagram Blok Area Permasalahan ................................. 61 3.2 Statement of Purpose (STP) .................................................... 73 3.3 Daftar Kejadian (Event List) .................................................... 74 3.4 Diagram Konteks ................................................................... 76 3.5 Data Flow Diagram (DFD) .................................................... 79 3.5.1 DFD level 1 .................................................................... 79 3.5.2 DFD level 2 .................................................................... 83 3.6 Analisis Perhitungan Metode AHP ......................................... 93 3.7 ERD (Entity Relationship Diagram) ....................................... 99 3.8 Rancangan Database ............................................................. 101 3.9 Diagram Alir (Flowchart) ..................................................... 110 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 118 4.1 Alat Penelitian ....................................................................... 118 4.2 Implementasi Antarmuka ...................................................... 119 4.2.1 Form Login .................................................................. 119 4.2.2 Form Awal Perekrutan ................................................. 120 4.2.3 Form Input Perekrutan ................................................. 121 4.2.4 Form Kartu Peserta ..................................................... 122 4.2.5 Laporan Kartu Peserta .................................................. 123 4.2.6 Form Utama Pegawai Fungsional ................................ 124 4.2.7 Form Pengangkatan...................................................... 124 4.2.8 Form Daftar Riwayat Hidup ........................................ 125 4.2.9 Laporan Riwayat Hidup ............................................... 126 4.2.10 Form Riwayat Kenaikan Pangkat ................................ 127 4.2.11 Form Input Usulan Kenaikan Pangkat Pegawai Fungsional .................................................................... 127 4.2.12 Form Upload Pengangkatan ......................................... 128 4.2.13 Form Hasil Upload ....................................................... 129 4.2.14 Form Pengangkatan NonFungsional ............................ 130
4.2.15 Form Hasil Penggajian ................................................. 131
4.2.16 Form Input Mutasi ....................................................... 132
4.2.17 Form Riwayat Kerja ..................................................... 133
4.2.18 Form Kabid Fungsional ............................................... 134
4.2.19 Form Admin Kabid Fungsional ................................... 135 4.2.20 Form user ..................................................................... 135 4.2.21 Form Admin Riwayat Hidup ....................................... 136 4.2.22 Form Admin Riwayat Kerja ......................................... 137 4.2.23 Form Admin Riwayat Pangkat ..................................... 138 4.2.24 Form Admin Input Penggajian ..................................... 139 4.2.25 Form Admin Riwayat Penggajian ................................ 140 4.2.26 Form Admin Riwayat Pensiun ..................................... 141 4.2.27 Form Admin Pengangkatan NonFungsional ................ 142 4.2.28 Form calon ................................................................... 143 4.2.29 Form Input Data Nilai Calon Pejabat ........................... 143 4.2.30 Form Input Data Kriteria Pegawai ............................... 144 4.2.31 Form Konfigurasi AHP ................................................ 145 4.2.32 Form Kabid Kepegawaian (Perkrutan) ........................ 149 4.2.33 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) ................. 149 4.2.34 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) ...................... 150 4.2.35 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) ............................. 151 4.2.36 Form Kabid kepegawaian (Pensiun) ............................ 152
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 153 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 153 5.2 Saran ..................................................................................... 153 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 154 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Diagram Blok Area Permasalahan ............................................... 62 Gambar 3.2 DFD Level 2 Pada Proses Cpns ................................................... 83 Gambar 3.3 DFD Level 2 Proses Pegawai Fungsional .................................... 85 Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses Pegawai nonFungsional .............................. 87 Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses Subbid Fungsional ...................................... 89 Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses Subbid NonFungsional ............................... 91 Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses Kabid Kepegawaian .................................... 92 Gambar 3.8 ERD Simpeg............................................................................... 100 Gambar 3.9 Flowchart Tambah User ............................................................. 110 Gambar 3.10 Flowchart Tambah Riwayat Hidup ............................................ 111 Gambar 3.11 Flowchart Tambah Riwayat Kerja ............................................. 112 Gambar 3.12 Flowchart Tambah Riwayat Pensiun ......................................... 113 Gambar 3.13 Flowchart Tambah Riwayat Penggajian .................................... 114 Gambar 3.14 Flowchart Tambah Riwayat Pangkat ......................................... 115 Gambar 3.15 Flowchart Pengangkatan ............................................................ 116 Gambar 3.16 Flowchart Perekrutan ................................................................. 117 Gambar 4.1 Form Login ................................................................................ 120 Gambar 4.2 Form Login Salah ...................................................................... 120 Gambar 4.3 Form Awal Perekrutan ............................................................... 121 Gambar 4.4 Form Input Perekrutan ............................................................... 122 Gambar 4.5 Form Kartu Peserta .................................................................... 123 Gambar 4.6 Form Laporan Kartu Peserta ...................................................... 123 Gambar 4.7 Form Utama Pegawai Fungsional .............................................. 124 Gambar 4.8 Form Pengangkatan .................................................................... 125 Gambar 4.9 Form Riwayat Hidup .................................................................. 126 Gambar 4.10 Laporan Riwayat Hidup ............................................................. 126 Gambar 4.11 Form Riwayat Pangkat ............................................................... 127 Gambar 4.12 Form Input Usulan Pangkat ....................................................... 128 Gambar 4.13 Form Upload Pengangkatan ....................................................... 129 Gambar 4.14 Form Hasil Upload ..................................................................... 130 Gambar 4.15 Form Pengangkatan Pegawai nonFungsional ............................ 131 Gambar 4.16 Form Hasil Penggajian ............................................................... 132 Gambar 4.17 Form Input Mutasi ..................................................................... 133 Gambar 4.18 Form Riwayat Pensiun ............................................................... 134 Gambar 4.19 Form Kabid Fungsional ............................................................. 134 Gambar 4.20 Form Admin Kabid Fungsional ................................................. 135 Gambar 4.21 Form User .................................................................................. 136 Gambar 4.22 Form Admin Riwayat Hidup ...................................................... 137 Gambar 4.23 Form Admin Riwayat Kerja ....................................................... 138 Gambar 4.24 Form Admin Riwayat Pangkat ................................................... 139 Gambar 4.25 Form Admin Input Penggajian ................................................... 140 Gambar 4.26 Form Admin Riwayat Penggajian .............................................. 141 Gambar 4.27 Form Admin Riwayat Pensiun ................................................... 142 Gambar 4.28 Form Admin Pengangkatan NonFungsional .............................. 142 Gambar 4.29 Form calon ................................................................................. 143 Gambar 4.30 Form Input Data Nilai ................................................................ 144 Gambar 4.31 Form Input Data Kriteria ............................................................ 145 Gambar 4.32 Form Konfigurasi AHP .............................................................. 147 Gambar 4.33 Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan)..................................... 149 Gambar 4.34 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) ............................... 150 Gambar 4.35 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) .................................... 151 Gambar 4.36 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) ........................................... 151 Gambar 4.37 Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) ......................................... 152
1.1 Latar Belakang Seorang muslim boleh saja bekerja mencari rezeki dengan jalan menjadi pegawai, baik itu pegawai negeri atau swasta, selama mampu memikul pekerjaannya dan dapat menunaikan kewajiban. Tetapi di samping itu seorang muslim tidak boleh mencalonkan dirinya untuk suatu pekerjaan yang bukan ahlinya, lebih-lebih menduduki jabatan hakim. Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda sebagai berikut: "Siallah Amir, siallah kepala dan siallah kasir. Sungguh ada beberapa kaum yang menginginkan kulit-kulitnya itu bergantung di bintang yang tinggi, kemudian mereka akan diulurkan antara langit dan bumi, karena sesungguhnya mereka itu tidak pernah menguasai suatu pekerjaan." (Riwayat Ibnu Hibban dan al-Hakim, ia sahkan sanadnya)
Abu Dzar pernah juga meminta kepada Nabi untuk diberi suatu jabatan, maka oleh Nabi ditepuknya pundak Abu Dzar sambil beliau bersabda: "Hai Abu Dzar! Engkau orang lemah, kekuasaan adalah suatu amanat dan kelak di hari kiamat akan menyusahkan dan menyesalkan, kecuali orang yang dapat menguasainya karena haknya dan melaksanakan apa yang menjadi tugasnya." (Riwayat Muslim)
Jadi sebaiknya seorang muslim tidak perlu ambisi kepada kedudukan- kedudukan yang besar dan berusaha di belakang kedudukan itu sekalipun ada kemampuan. Sebab kalau kedudukannya itu dijadikan pelindung, maka kedudukannya itu sendiri akan menghambatnya. Dan barangsiapa mengarahkan setiap tujuannya itu untuk tampil di permukaan bumi ini, maka tidak akan memperoleh taufik dari langit. Telah bersabda Rasulullah SAW. kepadaku: "Hai Abdurrahman! Jangan kamu minta untuk menjadi kepala, karena kalau kamu diberinya padahal kamu tidak minta, maka kamu akan diberi pertolongan, tetapi jika kamu diberinya itu lantaran minta, maka kamu akan dibebaninya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Diperbolehkannya bekerja sebagai pegawai seperti yang dikatakan di atas, diikat dengan suatu syarat tidak menjadi pegawai yang membahayakan kaum muslimin. Oleh karena itu seorang muslim tidak halal bekerja sebagai pegawai atau prajurit dalam ketenteraan yang memerangi kaum muslimin atau bekerja sebagai pegawai dalam suatu pabrik yang memproduksi senjata untuk memerangi kaum muslimin. Dan tidak boleh seorang muslim bekerja sebagai pegawai suatu lembaga yang melawan Islam dan memerangi umatnya. Termasuk juga pegawai yang membantu kepada perbuatan zalim dan haram, seperti pekerjaan yang meribakan uang, tempat arak, tempat dansa atau di tempat-tempat permainan yang kosong dan sebagainya. Ini semua berlaku dalam keadaan yang tidak terpaksa (normal), seorang muslim harus memasukinya demi mencari rezeki. Kalau ternyata dalam keadaan yang memaksa, maka dapat dinilai menurut keperluannya itu, yaitu menjadi makruh dengan syarat harus tetap berusaha untuk mencari pekerjaan lain yang halal dan jauh dari dosa-dosa. Setiap muslim harus menjaga dirinya dari hal-hal yang masih syubhat, syubhat itu dapat menipiskan agama dan melemahkan keyakinan, betapapun besarnya gaji dan berharganya pekerjaan tersebut. Rasulullah SAW. bersabda: "Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu, beralih kepada sesuatu yang tidak meragukanmu." (Riwayat Ahmad. Tarmizi, Nasa'i, Ibnu Hibban dalam sahihnya dan Hakim, Tarmizi berkata: hadist ini hasan sahih).
Dan sabdanya pula: "Seseorang tidak akan mencapai derajat muttaqin (orang-orang yang taqwa) sehingga ia meninggalkan sesuatu yang mubah karena takut kepada berbuat sesuatu yang dilarang." (Riwayat Tarmizi)
Dilihat dari uraian di atas bahwa seorang pegawai harus bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki karena suatu pekerjaan tidak hanya dipertanggungjawabkan di dunia tapi di akhirat juga. Maka oleh sebab itu dalam hal ini akan dibahas tentang Kepegawaian pada Departemen Agama. Departemen Agama bukanlah departemen teknis yang dibentuk dan dapat dibubarkan sesuai kebutuhan. Keberadaan Departemen Agama memiliki legitimasi yang kuat dalam politik dan tatanan pemerintahan Negara Indonesia. Departemen Agama dibentuk dalam rangka memenuhi kewajiban pemerintah untuk melaksanakan isi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29. Pasal tersebut berbunyi, ayat (1) Negara berdasar atas ke-Tuhanan yang Maha Esa, ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dalam UUD 1945 pasal 29 tercantum kalimat agamanya dan kepercayaannya itu. Menurut kaidah Bahasa Indonesia dan berdasarkan penjelasan Bung Hatta bahwa kata-kata itu di belakang kata kepercayaan dalam pasal tersebut menunjukkan makna kesatuan di antara agama dengan kepercayaan. Jadi yang dimaksud adalah kepercayaan di dalam agama, bukan kepercayaan di luar agama. Dengan demikian tugas Departemen Agama adalah membina umat beragama sesuai yang digariskan UUD 1945. Prinsip fundamental dalam UUD 1945 mengamanatkan supaya ajaran dan nilai-nilai agama selalu berperan dan memberi arah bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti dijelaskan dalam Surat An-Nissa 29 : !,!., _ `.., l!. >l. ,., _L.,l!, | _>. :.> _s _. >.. l.1. >.. | < l >, !.,> __ 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. [287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa !,!., _ `.., l!. >l. ,., _L.,l!, (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang batil ) artinya jalan yang haram menurut agama seperti riba dan gasab-_L.,l!, | _>. ( kecuali dengan jalan ) atau terjadi--:.> (secara perniagaan); menurut suatu qiraat dengan baris diatas, sedangkan maksudnya ialah hendaknya harta tersebut harta perniagaan yang berlaku-- >.. _. _s (dengan suka sama suka diantara kamu) berdasar kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu memakannya.-- >.. l.1. (dan janganlah kamu membunuh dirimu) artinya dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan kecelakaannya-- !.,> >, l< | (Sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu) sehingga dilarang-Nya kamu berbuat demikian. 1
Dari tafsir di atas maka dapat diambil penjelasan bahwa perlu perancangan dan pembangunan supaya dapat mengefisienkan kinerja pegawai dan memudahkan dalam pengolahan data pegawai khususnya di Departemen Agama Kota Blitar dan umumnya untuk semua Departemen. Dari pengerjaan aplikasi ini, hasil yang diperoleh adalah sebuah software yang berisi tentang pengolahan data kepegawaian dengan fasilitas: proses perekrutan pegawai, proses penggajian pegawai, proses pengangkatan jabatan pegawai, proses mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai. Kesimpulan yang dapat diambil dari program ini adalah suatu program yang dapat digunakan untuk mengelola data kepegawaian sehingga teknisi tidak lagi menggunakan sistem manual dan dapat mengefektifkan penggunaan waktu serta biaya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan ada beberapa permasalahan yang ada pada penelitian Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Bagaimana merancang dan membangun Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar?
1 Imam Jalaludin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, Penerbit sinar baru Algesindo, 2008, hal 328 2. Bagaimana mengimplementasikan metode AHP ke dalam sistem penilaian pengangkatan Pegawai Struktural atau NonFungsional Pada Departemen Agama Kota Blitar? 1.3 Batasan Masalah Agar permasalahan masalah tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka berikut adalah beberapa batasan yang perlu dibuat, yaitu: 1. Sistem yang dirancang dan dibangun dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah Sistem Informasi Kepegawaian khususnya pada proses perekrutan pegawai, proses penggajian pegawai, proses pengangkatan jabatan pegawai, proses mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai pada Departemen Agama Kota Blitar. 2. Laporan yang akan disajikan dalam Sistem Informasi Kepegawaian khususnya pada proses perekrutan pegawai, proses penggajian pegawai, proses pengangkatan jabatan pegawai, proses mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai Pada Departemen Agama Kota Blitar harus akurat, tepat waktu dan relevan. 3. Metode dalam pengangkatan Pegawai Struktural atau NonFungsional yang digunakan adalah AHP. Pembuatan aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen Agama Kota Blitar dibatasi dengan menggunakan JSP.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian 1. Merancang dan membangun Sistem Informasi Kepegawaian khususnya pada proses perekrutan pegawai, proses penggajian pegawai, proses pengangkatan jabatan pegawai, proses mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai Pada Departemen Agama Kota Blitar. 2. Untuk mengetahui penggunaan metode AHP dalam Sistem Informasi Kepegawaian khususnya dalam pengangkatan Pegawai Struktural atau NonFungsional Pada Departemen Agama Kota Blitar. b. Manfaat Penelitian Dengan rancang bangun Sistem Informasi Kepegawaian ini, diharapkan dapat memudahkan dalam membuat laporan Sistem Informasi Kepegawaian, memudahkan pemasukan dan pencarian data sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan 1.5 Metode Penelitian Dalam aplikasi ini menggunakan metode antara lain: 1) Fase Analisis a. Observasi, yaitu pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. b. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. c. Studi pustaka yaitu mempelajari dan memahami landasan teori yang terkait dengan masalah yang akan dibahas. 2) Fase Desain Sistem Membuat desain Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar dengan ERD, Diagram Context, DFD. 3) Fase Pembuatan Program Membangun Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar berbasis web dengan menggunakan JSP 4) Fase Uji Coba Setelah pembuatan program maka proses selanjutnya adalah menguji cobakan sistem yang berjalan. 5) Fase Revisi Program Dilakukan setelah uji coba, berfungsi untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan dalam kode program maupun menambah kekurangan dari program yang dikerjakan. 6) Fase Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian ini diimplementasikan di Departemen Agama Kota Blitar. 7) Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk jangka waktu sekarang dan yang akan datang agar memudahkan maintenance jika terjadi kesalahan program lagi akibat ketidakstabilan perangkat atau karena gangguan teknis lainnya.
1.6 Sistematika penulisan Laporan tugas akhir ini dibuat dengan sistem penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan judul pengembangan perangkat lunak untuk Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar, maksud dan tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB II TEORI DASAR Pada bab ini membahas tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam pembuatan analisa dan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan masalah BAB III PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang pembuatan desain dan perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar yang meliputi: ERD, Diagram Context, DFD dan pengambilan keputusan dengan penggunaan metode AHP. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan berisi kebutuhan peralatan, cara instalasi program, cara pemakaian program yang dijelaskan dalam gambar dan penjelasan proses aplikasi yang terjadi pada sistem. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan program aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian ini dan saran untuk pengembangan program aplikasi ini. Selain terdiri dari 5 bab yang telah disebutkan di atas, masih ditambah lagi dengan daftar pustaka dan lampiran yang berisi program aplikasi dari sistem ini.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Sistem bisa ditafsirkan sebagai kesatuan elemen yang memiliki keterkaitan. Beberapa elemen dapat digabung menjadi suatu unit, kelompok, atau komponen sistem dengan fungsi tertentu. Komponen sistem ini dapat dilihat, dianggap, atau memang dirancang untuk berfungsi mandiri sebagai modul sistem. 2
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu. 3
1. Karakteristik Sistem / Elemen Sistem : a) Memiliki komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu
2 Taufiq Rochim. Sistem Informasi. Penerbit ITB. 2002. hal 1 3 Fathansyah. Basis Data. Informatika. 2004. hal 4 sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. b) Batas sistem (boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. c) Lingkungan luar sistem (environment) Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. d) Penghubung sistem (interface) Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. e) Masukan sistem (input) Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. f) Keluaran sistem (Output) Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. g) Pengolah sistem (Process) Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. h) Sasaran sistem Kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. 2. Klasifikasi Sistem a) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. b) Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem akuntansi dan sistem produksi dll.). c) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam (sistem matahari, sistem luar angkasa dan sistem reproduksi dll. d) Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system (contoh: Sistem Informasi). e) Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh: sistem komputer). f) Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. g) Sistem tertutup (close system) adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup tidak benar-benar tertutup). h) Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. i) Sistem sederhana dan Sistem kompleks 3. Pelaku sistem terdiri dari tujuh kelompok: a) Pemakai Pada umumnya ada tiga jenis pemakai yaitu operasional, pengawas dan eksekutif. b) Manajemen Umumnya terdiri dari tiga jenis manajemen yaitu manajemen pemakai yang bertugas menangani pemakaian di mana sistem baru diterapkan manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang berhubungan dengan orang, waktu dan uang. c) Pemeriksa Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi di mana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis. d) Penganalisa sistem Fungsi-fungsinya antara lain sebagai: Arkeolog yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut sistem lama. Inovator yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain. Mediator yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level antara lain pemakai manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem yang lainnya mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang sama. Pimpinan proyek yaitu penganalisa sistem haruslah personil yang lebih berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu pekerjaan sebelum yang lain bekerja adalah hal yang wajar jika penanggung jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem. e) Pendesain sistem Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu yang kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan oleh programmer. f) Programmer Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari pendesain. g) Personel pengoperasian Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.
2.2 Informasi _, ,. !., `l L,> ..l-, !.l :!, .`,!. ,l. ,. _ _. `l, L.! , _l ,1.s _,.l.Ll __ Bahkan yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna Padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu.(surat yunus ayat 39) Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa `..l-, L,> l!., ,._, (yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna) subyek yang di maksud adalah Al-Quran, mereka sama sekali tidak mau memikirkan tentangnya-- !.l (dan belum pernah) tidak pernah .`,!.:!, (datang kepada mereka penjelasannya) akibat dari apa yang terkandung di dalamnya yaitu berupa ancaman-- ,l. (demikianlah) yakni kedustaan itu-- `l, _. _,. (orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan) rasul-rasul mereka--_,.l.Ll ,1.s _l , L.! (maka perhatikanlah bagaimana akibat orng-orang yang zalim itu). 4
Dalam Tafsir ayat-ayat Al-Quran tersebut di atas pada intinya mengajak manusia untuk memperhatikan apa yang ada pada sekelilingnya. Hanya
4 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2008. hal 816 dengan memperhatikan maka manusia akan memperoleh informasi. Berbagai hal dapat manusia manfaatkan berkat informasi. Informasi menyandang arti manfaat bila manusia bisa memanfaatkannya. Informasi mengandung makna usaha untuk mendapatkannya, memahaminya, menggunakannya, menyebarkannya, menyimpannya dan memadukannya dengan informasi lain menjadi suatu bentuk informasi baru. Informasi memiliki nilai yang menambah nilai sesuatu yang memakainya. Informasi merupakan pengetahuan yang membuat manusia mengetahui. Informasi bisa menjadi ilmu yang merupakan pengetahuan yang telah dirunutnya atau teknologi yang merupakan teknik atau cara melakukan sesuatu. Karena ilmu dan teknologi memiliki kategori klasifikasi atau pembidangan berarti informasi pun memiliki klasifikasi. 5
Kualitas Informasi tergantung dari tiga hal yaitu informasi harus: 1. Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 2. Tetap pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. 3. Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
5 Taufiq Rachim. Sistem Informasi. Penerbit ITB. 2002. hal vii 2.3 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah sebagai kesatuan elemen informasi termasuk cara merancang, mangaktifkan, menangani, memelihara dan memanfaatkan informasi. Sistem Informasi memang telah dipakai sebagai nama dari suatu cabang ilmu yang menangani informasi yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tertentu. Di antara beragam kegiatan-kegiatan pengelolaan suatu usaha merupakan satu di antara kegiatan lain yang menonjolkan dan mengembangkan sistem informasi. Hal ini bisa dimaklumi karena bagi organisasi berskala besar selalu diikuti dengan penanganan informasi yang kompleks bervolume besar. 6
A. Komponen Fisik Sistem Informasi: 1. Perangkat keras komputer: CPU storage perangkat input/output terminal untuk interaksi media komunikasi data. 2. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan utilitinya) perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman) perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll). 3. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer. 4. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem. 5. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM) meliputi: a. Clerical personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator).
6 Taufiq Rochim. Sistem Informasi. Penerbit ITB. 2002. hal 1 b. First level manager untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan penjadwalan identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah. c. Staff specialist digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan. d. Management untuk pembuatan laporan berkala permintaan khsusanalisis khusus laporan khsusus pendukung identifikasi masalah dan peluang. B. Manfaat Sistem Informasi Organisasi menggunankan Sistem Informasi untuk mengolah transaksi- transaksi mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. Bank menggunakan Sistem Informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia. 7
2.4 Sistem Kepegawaian Departemen Agama kota Blitar _! `l `,,. | < . -, l l!L l>l. l! _. `>, ` l.l !.,ls _> _> ,l.l!, .. l ,`, -. _. _!.l _! | < L.
7 Al-Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan desain sIstem informasi. 2005. hal 14 ,l. .:: L`., _ l-l `.>l < _.`, .l`. _. ',!: < _. ',l. ___
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah KamiPadahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanyasedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.(Surat Al-Baqarah ayat 247) Dalam tafsir Jalalain menerangkan bahwa _.l! l>l. l!L l -, . <`| `,,. l `_! (kata nabi mereka :Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut bagi kamu sebagai raja. Jawab mereka:Bagaimana) artinya betapa-- .. ,l.l!, _>`_> ` !.,lsl.l >, (ia akan menjadi raja kamipadahal kami lebih berhak terhadap kerajaan ini daripadanya------ _!.l_.-.,`,l (sedangkan iapun tidak diberi kekayaan yang mencukupi ) yakni yang amat diperlukan untuk membina atau mendirikan sebuah kerajaan-- _! (kata nabi) kepada mereka-- L. < | (Sesungguhnya Allah telah memilihnya) sebagai raja .L`.,::,l. (kamu dan menambahinya pula keluasan) dan keperkasaan-- `.>ll-l_ (dalam ilmu dan tubuh) memang ketika itu dialah orang israil yang paling berilmu, paling gagah, dan paling berakhlak-- ',!:_..l`. _.`, < (Dan Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya) suatu pemberian yang tidak seorang pun mampu untuk menghalanginya-- _.< (Dan Allah maha luas) karuniaNya--,l. (lagi maha mengetahui) orang yang lebih patut menerima karuniaNya itu. 8
Kepegawaian adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan pegawai. Dalam penjelasan umum Undang-Undang No 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dikatakan bahwa yang di maksud dengan kepegawaian adalah segala hal yang berhubungan dengan kedudukan, kewajiban hak dan pembinaan pegawai negeri. Pegawai adalah setiap orang yang menyumbangkan jasanya kepada suatu badan usaha baik kepada badan usaha swasta (pegawai swasta) maupun kepada badan usaha pemerintah (pegawai pemerintah atau pegawai negeri). Pegawai negeri adalah mereka yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9
Pegawai negeri sebagai unsur Aparatur Negara Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Dalam hal ini kedudukan pegawai negeri menjadi sangat penting sebab lancar dan tidak lancarnya pemerintahan dan pembangunan negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan pegawai negeri.
8 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2008. hal 135
9 IG. Wursanto. Manajemen Kepegawaian 1. Penerbit Kanisius. 1989. hal 15-16 Pengertian pegawai negeri dapat dilacak melalui perkembangan sejarah perundang-undangan yang menyangkut masalah pegawai negeri yang dapat dipahami melalui: 1. Kitab undang-undang Hukum Pidana dan pendapat Hoge Raad 2. Undang-undang No.18 Tahun 1961, tentang ketentuan-ketentuan pokok kepegawaian (Lembaran Negara Th.1961 Nomor 263) 3. Undang-undang Nomor: 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55). 10
2.4.1 Perekrutan Pegawai
seseorang berkata kepada Umar:apakah tidak lebih baik anda menunjuk pengganti? Umar menjawab: jika saya menunjuk penggantimaka sesungguhnya orang yang lebih baik daripadaku ialah Abu Bakar telah menunjuk pengantinya. Dan jika aku tidak menunjuk penggantimaka orang yang lebih baik daripadaku yaitu Rasulullahpuntidak menunjuk penggantinya. Para sahabat memuji sifat Umar itu. Kemudian Umar berkata: Manusia ada yang gemar kepada khilafah dan ada yang taku. Saya ingin supaya saya terlepas secara tidak ada pertanggungjawaban apa-apa lagitidak menyangkut yang baik dan tidak menyangkut yang buruk. Saya tidak memikul bebannya dikala saya masih hidup dan sesudah saya mati.(Al Bukhary 93:51,Muslim 33:2) Dari Hadits di atas dapat ditafsirkan bahwa dalam mencari calon-calon pegawai bisa digambarkan dengan riwayat Ibnu Umar bahwa jika dia menunjuk seorang pegawai maka hal yang demikian itu telah dilakukan orang
10 Ahmad Ghufron dan Sudarson., Hukum Kepegawaian di Indonesia. Rineka Cipta. 1991. hal 4
yang lebih baik dari dia. Tetapi jika dia tidak menunjuk seorang pegawai, membiarkan rakyat sendiri yang akan memilih maka dia mempunyai contoh Rasulullah sendiri. Nabi tidak secara tegas menunjuk orang yang akan menggantikannya. Umar mengambil jalan tengah yaitu tidak menunjuk secara terang orang yang akan menggantinya tetapi mengangkat suatu badan yang terdiri dari orang-orang yang telah diakui mendapat surga dan menyerahkan kepada mereka untuk menetapkan khalifah salah seorang dari anggota badan itu. 11
Dari pengertian Hadits di atas yang menjelaskan tentang perekrutan pegawai maka dapat di pertegas dengan ayat Al-Quran seperti dibawah ini: > ',.. _. ,l.l :| .`, _!.l ,1. __ Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun ada mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia(Surat An Nisa ayat 53)
Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa ,l.l_.,..> (ataukah mereka ada mempunyai bagian kerajaan) maksudnya mereka tidak mempunyai sedikitpun daripadanya dan walaupun ada-- ,1._!.l.`,:| (hingga bila demikian maka tidak secuilpun yang akan mereka berikan
11 Tengku Muhammad Hasbi ash Shiddiqi. Mutiara Hadits 6, 2003. hal 7-8
kepada manusia). 12
Dari ayat di atas dapat ditafsirkan bahwa dalam perekrutan tenaga kerja maka terlebih dahulu harus melakukan dengan sangat selektif karena apabila tidak demikian maka suatu pemerintahan akan mengalami kemunduran. Dan dijelaskan juga bahwa para tenaga kerja yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada masyarakat atau manusia maka tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan. Penarikan tenaga kerja (recruitment) adalah proses mencari calon-calon pegawai dan mendorongnya untuk melamar jabatan dalam organisasi. Penarikan tenaga kerja sering disebut positif sedangkan seleksi yang terjadi sesudahnya sering disebut negatif. 13
Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang memiliki potensi untuk ditarik menjadi pegawai yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan. Perekrutan yang efektif secara konseptual memiliki beberapa hambatan yang dapat bersumber dari kebijakan organisasi maupun dari perencanaan sumber daya manusia. Dalam ketentuan perundang- undangan kepegawaian negara terdapat ketentuan yang mengatur formasi yaitu Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2003 tentang formasi pegawai negeri sipil.
12 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2008. hal 340 13 Moekijat. Administrasi Kepegawaian Negara. 1991. hal 41
2.4.2 Penggajian Pegawai A. Pengertian Gaji l! .1. _. ,l.l _.l ,l> ., `_.- ,-, !. ., ',s __ Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala Rajadan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban untadan aku menjamin terhadapnya"(Surat Yusuf ayat 72).
Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa _..1.l! (Penyeru- penyeru itu berkata:Kami kehilangan piala ) teko-- ,-, _.- ,,l> _.l ,l.l (rajadan bagi siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh hadiah seberat beban unta ) berupa bahan makanan ',!. (dan aku terhadapnya) tentang hadiah itu ,s (menjadi penjamin) yang menanggungnya. 14
Gaji sering disebut juga upah. Keduanya merupakan bentuk komponsasi yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan oleh seorang pegawai. Perbedaan antara upah dan gaji hanya terletak pada kuatnya ikatan kerja dan jangka waktu penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila ikatan
14 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2008. hal 918
kerjanya kuat sedang seseorang menerima upah apabila ikatan kerjanya kurang kuat. Dilihat dari jangka waktu penerimaanya gaji pada umumnya diberikan setiap bulan sedang upah diberikan setiap hari atau minggu. Bentuk pemberian upah dan gaji dapat berupa: 1) Uang 2) Barang-barang innatura 3) Kesempatan untuk menikmati misalnya pelungguh atau bengkok yang diberikan untuk kepala desa (lurah) di beberapa daerah di jawa khususnya. Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya setiap pegawai negeri beserta keluarganya harus dapat hidup layak dari gajinya sehingga ia dapat memusatkan perhatian dan kegatannya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Gaji adalah balas jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seorang pegawai negeri atas jasa dan hasil kerjanya. B. Peranan Gaji Gaji mempunyai peranan penting bagi seorang pegawai karena: 1) Dengan gaji yang cukup pegawai akan bekerja dengan baik 2) Gaji yang cukup dapat mendorong pegawai untuk menyumbangkan jasa dan tenaganya semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. 3) Dengan gaji yang cukup pegawai dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan hidup pegawai sendiri maupun kekuarganya. 4) Gaji yang cukup dapat memberikan status sosial seseorang dalam masyarakat. 5) Dengan gaji yang cukup dapat diharapkan loyalitas atau kesetiaan pegawai terhadap instansi tempat pegawai tersebut mengabdikan diri. 6) Gaji yang cukup dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan kesenangan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. 15
2.4.3 Pengangkatan Pegawai
Nabi SAW. Mengatakan kepadaku: Hai Abdurrahman ibn Samurah jangan engkau meminta diangkat menjadi penguasa disuatu wilayah. Karena jika jabatan itu diberikan kepada engkau dengan memintaniscaya engkau dibiarkantidak diberi pertolongan. Tapi jika diberikannya kepada engkau bukan karena engkau memintanyaniscaya engkau diberi pertolongan.(Al Bukhory 83:1;Muslim 33:3;Al Lulu-u wal Marjan 2:282). Nabi menandaskan kepada Abdurrahman ibn Samurah bahwa dia tidak boleh meminta diangkat menjadi amir di suatu daerah dan tidak pula meminta kekuasaan (wilayah). Menurut Nabi menjadi kepala di suatu daerah bukanlah tugas yang ringan yang dapat dilaksanakan oleh semua orang. Karena itu janganlah meminta kedudukan itu dengan bernafsu sekali. Memperoleh kedudukan harus dengan usaha yang sangat gigih tanpa itu mungkin Allah tidak akan memberi bantuan dan pertolongan sehinngga manusia tidak dapat menunaikan kewajiban sebaik-baiknya.
15 IG.Wursnto. Manajemen Kepegawaian. Penerbit Kanisius. 1989. hal 53-55
Jika kedudukan diberikan kepada manusia tanpa berusaha untuk memperolehnya maka besar kemungkinan Allah memberi taufik dan inayah- Nya kepada manusia hingga dapat melaksanakan tugas dengan baik. 16
Yang dimaksud pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang pegawai negeri sipil dalam susunan kepegawaian dan yang digunakan sebagai dasar penggajian. Oleh karena itu setiap pegawai negeri sipil diangkat dengan pangkat tertentu. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian pegawai negeri sipil yang bersangkutan terhadap negara. Kenaikan pangkat dimaksudkan sebagai dorongan kepada pegawai negeri sipil untuk lebih meningkatkan pengabdiannya. 17
Jabatan adalah sekelompok posisi yang sama dalam suatu organisasi. Selanjutnya yang dimaksud dengan jabatan pegawai negeri sipil adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam kerangka suatu satuan organisasi. A. Hubungan pangkat dan jabatan Pangkat dan jabatan pegawai negeri sipil berhubungan sangat erat. Pegawai negeri sipil diangkat dengan suatu pangkat dan jabatan tertentu sesuai dengan kecakapan pengabdian dan prestasi kerja menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penjelasan pasal 17 ayat 2 UPK 1974 dikatakan bahwa dalam pelaksanaan sistem karir dan sistem prestasi kerja harus ada kaitan antara
16 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi. Mutiara Hadits 6. 2003. hal 11-13 17 Ahmad Gufron dan Sudarsono. Hukum Kepegawaian di Indonesia. Rineka Cipta. 1991 hal 63 pangkat dan jabatan atau perlu adanya pengaturan jenjang kepangkatan pada setia jabatan. Pangkat pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu jabatan harus sesuai dengan pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu. Dalam jabatan struktural pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih rendah tidak dapat membawahi langsung pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih tinggi. Selanjutnya hendaknya dibedakan pula antara pengertian pangkat dengan golongan. Golongan menunjukkan ruang gaji. Pengangkatan pertama menjadi pegawai ditetapkan sebagai calon pegawai negeri sipil dalam masa percobaan dan kepadanya diberikan gaji pokok menurut golongan ruang gaji yang sesuai dengan pangkat yang akan diberikan kepada yang bersangkutan. Jadi golongan menunjukkan ruang gaji yang dipergunakan sebagai dasar dalam menunjukkan gaji pokok. 18
2.4.4 Mutasi Pegawai Perpindahan pekerjaan (mutasi) dilakukan untuk memberikan suasana baru agar mereka tidak merasa bosan dan menjadi semangat bekerja. Program Mutasi dalam suatu lembaga diberikan oleh kepala lembaga. Seperti halnya firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 218 yang berbunyi: | _ `.., _,.l `>!> ..> _ _,,. < ,.l` `>, .> < < "s ',> __
18 IG.Wursanto. Manajemen Kepegawaian 2. Penerbit Kanisius. 1989. hal 26-27 Sesungguhnya orang-orang yang berimanorang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allahmereka itu mengharapkan rahmat Allahdan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Surat Al Baqarah ayat 218)
Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa `>!>_,.l`.., _ | (Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah) meninggalkan kampung halaman mereka--< _,,. _..> (dan berjihad di jalan Allah ) yakni untuk meninggalkan agama_Nya-- < .>`>,,.l` ( mereka itu mengharapkan rahmat Allah) artinya pahalaNya--',> "s < (dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang) terhadap orang-orang beriman. 19
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa orang yang hijrah di jalan Allah semata-mata hanya ingin mendapatkan rahmat-Nya. Kaitannya dengan mutasi yaitu ketika kita berpindah (hijrah) dari pekerjaan satu dengan yang lain memberikan manfaat yang besar dan memberi hasil yang lebih baik untuk pekerjaan tersebut sehingga pihak lembaga ataupun masyarakat memperoleh kemanfaatannya pasti Allah akan membantu dan memberikan rahmatnya. A. Arti dan Manfaat Mutasi Suatu pemindahan adalah suatu perubahan secara horizontal, mengandung perubahan pegawai dari suatu posisi ke posisi yang lain biasanya tanpa
19 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2008. hal 116 mengandung perubahan yang penting dalam tugas, tanggung jawab, kecakapan yang diperlukan dan kompensasi. 20
Mutasi adalah suatu kegiatan memindahkan pegawai dari unit/ bagian yang kelebihan tenaga ke unit/bagian yang kekurangan tenaga atau yang lebih memerlukan. Mutasi atau pemindahan pegawai dapat terjadi karena dua hal yaitu: 1. keinginan pegawai sendiri, misalnya: a. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak sesuai dengan bidang tugasnya atau jabatannya. b. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak dapat bekerja sama dengan teman sekerjanya atau dengan atasannya. c. Pegawai yang bersangkutan merasa bahwa tempat atau lingkungan kerja tidak sesuai dengan kondisi fisik atau keinginannya. 2. Keinginan perusahaan dengan tujuan: a. Perusahaan ingin menunjukkan kepada pegawai yang bersangkutan bahwa mutasi tersebut bukan merupakan hukuman melainkan upaya untuk menjamin kelangsungan pekerjaan pegawai tersebut. b. Perusahaan ingin menyakinkan pegawai bahwa ia tidak akan diberhentikan karena ketidakmampuan atau kekurangcakapan pegawai yang bersangkutan c. Perusahaan ingin menghindari rasa jenuh pegawai pada jenis pekerjaan jabatan, maupun tempat kerja yang sama.
20 Moekijat. Administrasi Kepegawaian Negara. Mandar Maju. 1991. hal 159
Dari uraian tersebut tampak bahwa mutasi atau pemindahan pegawai sangat penting dan perlu dilakukan baik di lihat dari kepentingan pegawai maupun kepentingn perusahaan. Dengan kata lain: 1) Memenuhi kebutuhan tenaga di bagian/unit yang kekurangan tenaga, tanpa merekrut tenaga dari luar. 2) Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugasnya masing-masing. 3) Menjamin keyakinan pegawai bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena kekurangmampuan atau kekurangcakapan mereka. 4) Memberikan motivasi kepada pegawai 5) Mengatasi rasa bosen pegawai pada pekerjaan jabatan dan tempat kerja yang sama. B. Mutasi bukan hukuman Segi negatif pelaksanaan mutasi adalah adanya anggapan bahwa mutasi merupakan suatu bentuk hukuman dalam bidang kepegawaian. Anggapan demikian terutama datang dari pegawai yang merasa kurang mampu, kurang cakap atau kurang berhasil dalam menjalankan tugas dan pegawai yang merasa melakukan kesalahan. Anggapan demikian tentu saja tidak selalu benar. Terlepas dari sebab-sebab diadakannya mutasi jelas bahwa mutasi bukanlah suatu hukuman jabatan. Mutasi adalah suatu hal yang wajar di dalam setiap organisasi atau instansi baik pemerintahan maupun swasta. Sebaliknya mutasi mengandung segi positif: 1) Mutasi adalah usaha menempatkan pegawai pada pekerjaan dan jabatan yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan 2) Mutasi adalah usaha meningkatkan semangat dan gairah kerja pegawai 3) Mutasi adalah salah satu usaha menciptakan persaingan yang sehat di antara para pegawai. C. Mutasi dalam rangka promosi Seperti dikatakan di muka pelaksanaan mutasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Mutasi Biasa, yakni mutasi atau pemindahan pegawai tanpa diikuti kanaikan jabatan. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan: a. Memenuhi keinginan pegawai yang bersangkutan b. Memenuhi kekurangan tenaga di unit/bagian lain c. Menempatkan pegawai sesuai kecakapan, kemampuan dan bidangnya 2) Mutasi Promosi, yakni mutasi yang diikuti dengan kenaikan jabatan tugas dan tanggung jawab seorang pegawai yang mendapat mutasi seperti ini bertambah besar. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan: a. Mengisi suatu formasi jabatan dengan mengambil sumber tenaga dari dalam b. Membina karier pegawai c. Mengembangkan kemampuan pegawai 21
21 IG.Wursanto. Manajemen Kepegawaian 1. Penerbit Kanisius. 1989. hal 65-68
2.4.5 Pensiun Pegawai
Bahwasanya pada hari peperangan Uhud Rasulullah SAW. Memperhatikan keadaan diri Abdullah ibn Umar. Kala itu dia baru berumur 14 tahun. Nabi tidak membenarkan dia turut bertempur. Kemudian Nabi memperhatikan keadaanya dalam peperangan Khandaq dan dia telah berumur 15 tahunbeliau membolehkan dia turut bertempur.(Al Bukhory 52:18; Muslim 33:23; Al Lulu-u wal Marjan 2:297;298) Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang pegawai diperbolehkan pensiun apabila telah meginjak usia yang telah ditetapkan oleh undang-undang karena pada usia pensiun maka telah dianggap tidak mampu melakukan suatu pekerjaan. 22
Pensiun adalah suatu penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai negeri sipil yang tidak dapat bekerja lagi untuk membiayai hidupnya agar tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada pegawai negeri sipil atas jasa-jasanya. Disamping itu program pemberian pensiun juga bertujuan: 1) Memberikan perangsang kerja kepada pegawai negeri sipil 2) Meningkatkan rasa kesetiaan pegawai negeri sipil 3) Memberikan ketengan kerja kepada pegawai negeri sipil yang bersangkutan maupun keluarganya.
22 Tengku Muhammad hasbi As Shiddiqi. Mutiara Hadits 6. 2003. hal 57
A. Dasar Pensiun Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun ialah gaji pokok (termasuk gaji pokok tambahan atau gaji pokok tambahan peralihan) terakhir sebulan yang berhak diterima oleh pegawai yang bersangkutan berdasarkan peraturan gaji yang berlaku baginya. B. Penerima pensiun dan macam-macam pensiun Yang berhak menerima pensiun adalah: 1. Pegawai 2. Janda/duda pegawai 3. Anak pegawai 4. Orangtua pegawai Berdasarkan penerima pensiun dapat diuraikan macam-macam pensiun sebagai berikut: 1. Pensiun pegawai Pemberian pensiun pegawai dibedakan menjadi dua yaitu: a. Pensiun pegawai dapat di peroleh secara normal apabila pada saat pemberhentian sebagai pegawai negeri sipil pegawai yang bersangkutan telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun. b. Pensiun pegawai dapat diperoleh karena pegawai yang bersangkutan cacat jasmani atau rohani seehingga tidak dapat bekerja dalam jabatan apapun juga. Syarat-syarat untuk mendapatkan hak pensiun ini ialah: 1) Pegawai yang bersangkutan telah mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya empat tahun. 2) Pegawai yang bersangkutan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga dan keadaan ini dinyatakan tim penguji kesehatan yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan. c. Pensiun yang diperoleh karena pegawai yang bersangkutan telah mencapai batas usia pensiun ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebut pada pengangkatan pertama sebagai pegawai negeri sipil menurut buktu-bukti yang sah. d. Pensiun yang diperoleh karena sebab lain di dasarkan pada adanya pemberhentian atau pembebasan pegawai dari pekerjaan karena penghapusan jabatan perubahan susunan pegawai, penertiban aparatur negara atau karena alasan dinas lainnya dan pegawai yang bersangkutan tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri sipil. 2. Pensiun janda/duda Pensiun janda diberikan apabila seorang pegawai/pejabat pria atau pensiunan pegawai/penjabat wanita meninggal. Pensiun duda diberikan apabila seorang pegawai/pejabat wanita atau pensiunan pegawai/pejabat wanita meninggal. Jika janda/ duda tersebut menikah lagi hak pensiun hilang. Untuk memperoleh pensiun janda/duda yang bersangkutan harus mengajukan surat permohonan kepada kepala Kantor Urusan Pegawai dengan melampirkan: a. Surat keterangan kematian atau salinannya yang telah disahkan oleh yang berwajib b. Salinan surat nikah yang disahkan oleh yang berwajib c. Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh yang berwajib yang memuat tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan. d. Surat keputusan yang menetapkan pangkat dan gaji terakhir orang yang meninggal dunia. 3. Pensiun anak Pensiun anak adalah pensiun janda/duda yang diturunkan kepada anak-anaknya. Syarat-syarat untuk memperoleh pensiun anak: a. Belum berusia 25 tahun b. Belum punya penghasilan sendiri c. Belum pernah menikah d. Benar-benar menjadi tanggungan pegawai yang bersangkutan. Apabila ayah dan ibu penerima pensiun anak berstatus pegawai negeri, pensiun dihitung dari gaji yang lebih besar. Pensiun anak berakhir apabila janda/duda meninggal dan tidak lagi ada anak yang memenuhi syarat-syarat untuk menerima pensiun anak.
4. Pensiun orangtua Pensiun orangtua diberikan apabila pegawai tewas dan tidak meninggalkan istri/suami atapun anak. Besarnya pensiun orangtua adalah 20% dari pensiun janda/duda. Apabila kedua orangtua pegawai tersebut telah bercerai pensiun orangtua dibagi dua. 23
2.5 DFD Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. 24
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan ke mana tujuan data yang keluar dari sistem di mana data disimpan proses yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang di kenakan pada data tersebut. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di mana data tersebut mengalir atau di mana data tersebut akan disimpan.
23 Wursanto. Manajemen Kepegawaian 2. Penerbit Kanisius. 1989. hal 133-139 24 Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain sistem Informasi sistem Informasi. 2005. hal 64
A. DFD terdiri dari diagram konteks dan diagram rinci (DFD Levelled). Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. Diagram konteks berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar masukan dan keluaran sistem) yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari DFD. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang yang digunakan. Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya simbol * atau P (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram 0 dengan diagram konteks harus terpelihara. Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level di atasnya. 25 DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.
25 Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain sistem Informasi sistem Informasi. 2005. hal 64
Dalam DFD levelled akan terjadi penurunan level di mana dalam penurunan level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang jelas. Jadi dalam DFD levelled bisa dimulai dari DFD level 0 kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan hanya dilakukan bila perlu. Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level x harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level x+1 yang mendefinisikan proses pada level x tersebut. Proses yang tidak dapat diturunkan/dirinci lagi dikatakan primitif secara fungsional dan disebut sebagai proses primitive. Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1. Simbol DFD
Gane/Sarson o Keterangan Entitas eksternal
Entitas eksternal
Entitas eksternal dapat berupa orang/unit terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi diluar sistem Proses
Proses
Orang unit yang mempergunakan atau melakukan transformasi data. Komponen fisik tidak diidentifikasikan. Aliran data Aliran data Aliran data dengan arah khusus dari sumber ke tujuan Data store Data store
Penyimpanan data B. Aturan dalam DFD Dalam penggambaran DFD ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan sehingga dalam penggambarannya tidak terjadi kesalahan aturan tersebut yaitu: 1. Antar entitas tidak diijinkan terjadi hubungan atau relasi. 2. Tidak boleh ada aliran data antara entitas eksternal dengan data store. 3. Untuk alasan kerapian (menghindari aliran data yang bersilangan) entitas eksternal atau data store boleh digambar beberapa kali dengan tanda khusus misalnya diberi nomor. 4. Satu aliran data boleh mengalirkan beberapa paket data. 5. Bentuk anak panah aliran data boleh bervariasi 6. Semua obyek harus mempunyai nama. 7. Aliran data selalu diawali atau diakhir dengan proses. 8. Semua aliran data harus mempunyai tanda arah. 9. Jumlah proses tidak lebih dari sembilan proses dalam sistem jika melebihi maka sebaiknya dikelompokkan beberapa proses yang bekerja bersama-sama didalam suatu subsistem C. Petunjuk Pembuatan DFD Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pembuatan DFD yaitu sebagai berikut: 1. Penamaan yang jelas a. Setiap entitas diberi nama yang sesuai dengan suatu kata benda. b. Nama aliran data dalam kata benda karena menunjukkan seseorang tempat atau sesuatu. c. Proses diberi nama menggunakan format kata kerja, kata sifat, kata benda untuk proses-proses yang rinci. d. Penyimpanan data diberi nama dengan suatu kata benda. 2. Memberi nomor pada proses a. Nomor yang diberikan pada proses tidak harus menjadi nomor urut. Penomoran dimaksudkan sebagai identifikasi proses dan memudahkan penurunan (level yang lebih rendah) ke proses berikutnya. b. Untuk proses primitif selain diberi nomor juga diberi tanda khusus (biasanya tanda *) untuk menyatakan bahwa proses tersebut tidak dirinci lagi. 3. Penggambaran kembali a. Ukuran dan bentuk lingkaran tetap sama b. Panah yang melengkung dan lurus tidak jadi masalah. 4. Hindari proses yang mempunyai masukan tetapi tidak mempunyai keluaran begitu juga sebaliknya hindari proses yang mempunyai keluaran tetapi tidak mempunyai masukan. D. Larangan dalam DFD Dalam menggambar/mendesain DFD ada beberapa hal yang harus dihindari sehingga DFD tersebut menggambarkan secara keseluruhan sistem yang akan dirancang hal-hal tersebut adalah: 1. Arus data tidak boleh dari entitas luar langsung menuju entitas luar lainnya tanpa melalui suatu proses. 2. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju entitas luar tanpa melalui suatu proses 3. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju ke simpanan data lainnya tanpa melalui suatu proses 4. Arus data dari satu proses langsung menuju proses lainnya tanpa melalui suatu simpanan data sebaiknya/sebisa mungkin dihindari. 26
2.6 ERD ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Jadi jelaslah bahwa ERD ini berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. Biasanya ERD ini digunakan oleh professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi dalam suatu organisasi. ERD juga menguntungkan bagi professional sistem karena ERD memperlihatkan hubungan antar data store pada DFD. Hubungan ini tidak terlihat pada DFD karena DFD hanya memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi sistem bukan pada data yang dibutuhkan. ERD adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam
26 Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain sistem Informasi sistem Informasi. 2005. hal 75 sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data membuat data, mengubah data dan menghapus data. 27
ERD merupakan model entity relationship yang berisi komponen- komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang ditinjau notasi-notasi simbolik didalam ERD yang dapat digunakan adalah: 1. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas 2. Lingkaran/elip menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi) 3. Belah ketupat menyatakan himpunan relasi 4. Garis sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya. 5. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu kesatudan N untuk relasi satu ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke banyak). 28
2.7 AHP AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha
27 Al Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. 2005. hal 142-143
28 Fathansyah. Basis Data. Informatika. 2004. hal 79-80
menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat empat aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh obyektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau obyektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap AHP menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atas kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks yang terstruktur ke dalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur dan dinamik menjadi bagian-bagiannya serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya yaitu kriteria dan alternatif kemudian disusun menjadi struktur hierarki.
2. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria misalnya A kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan misal A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini: Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya. Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct) yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif. 3. Penentuan prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut: a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan. b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris kemudian lakukan normalisasi matriks. 4. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut : Hubungan kardinal : a ij . a jk = a ik Hubungan ordinal : A i > A j A j > A k maka A i > A k Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut : a. Dengan melihat preferensi multiplikatif misalnya bila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang. b. Dengan melihat preferensi transitif misalnya anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang. Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut: a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. d. Hasil c dibagi jumlah elemenakan didapat maks. e. Indeks Konsistensi (CI) = (maks-n) / (n-1) f. Rasio Konsistensi = CI/ RI di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi 0.1hasil perhitungan data dapat dibenarkan. 29
2.8 JSP Java Server Pages (JSP) adalah teknologi Web berbasis bahasa pemrograman Java dan berjalan pada Platform Java yang diproduksi oleh Sun microsystem. JSP memungkinkan kita menggabungkan statik HTML dengan dinamik kontent yang dihasilkan dari Servlet. JSP juga merupakan bagian dari teknologi J2EE (Java 2 Enterprise Edition). J2EE merupakan platform Java untuk pengembangan aplikasi enterprise dengan dukungan API (Application Program Interface) yang lengkap dan portabilitas serta memberikan sarana untuk membuat aplikasi multitier yang memisahkan antara Presentation layer Application layer dan Data Layer JSP merupakan perluasan dari teknologi servlet. Tujuan dari JSP adalah untuk lebih menyederhanakan penulisan servlet. JSP sendiri pada akhirnya
29 http:// dosen.amikom.ac.id/downloads/.../SPK%20penilaian%20karyawan.doc sebelum dijalankan oleh server akan dikompilasi terlebih dulu menjadi servlet meskipun proses ini tidak akan terlihat oleh pengguna. 30
JSP merupakan teknologi java yang menyederhanakan proses pengembangan situs web. Dengan JSP, perancang web dan pengembang aplikasi dapat dengan cepat menggabungkan elemen dinamik dan statik dari halaman web dengan menggunakan embedded java dan beberapa tag sederhana. Dengan tag tersebut perancang HTML dapat mengakses data dan business logic yang tersimpan dalam objek java (skip JSP atau java Beans) tanpa harus menguasai kerumitan detail pengembangannya. Pemrograman java dapat lebih fokus dalam menulis kode program untuk mengimplementasikan kapabilitas java pada halaman web. Berkas JSP adalah sebuah berkas teks dengan ekstensi.jsp yang menggantikan posisi dari berkas HTML tradisional. Sama seperti servlet, JSP bersifat server-side. Saat browser memanggil berkas JSP browser akan mengirimkannya ke web server yang dalam hal ini adalah server Hyper Text Transport Protocol (HTTP). Bagian statik yang berupa tag-tag HTML dari halaman web akan langsung dilewatkan. Bagian dinamik yang berupa kode program java akan dieksekusi dan dikompilasi menjadi servlet oleh mesin JSP yang telah aktif pada web server. Hasilnya kemudian akan digabungkan kembali dan dikirim balik ke browser yang aktif pada komputer klien. JSP menyediakan teknologi yang tepat untuk aplikasi-
30 pemrograman Java Servlet dan JSP dengan Netbean. 2007. hal 20 aplikasi berbasis web. JSP saat ini merupakan bagian integral dari pengembangan aplikasi berbasis web dengan menggunakan teknologi java. JSP menawarkan beberapa kelebihan yang membuat JSP merupakan solusi tepat bagi pembuatan aplikasi berbasis web yang andal. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain: 1. Berbasis teknologi java JSP berbasis teknologi java sehingga JSP mewarisi keungulan yang dimiliki bahasa java seperti berorientasi obyek, memiliki penanganan eksepsi manajemen memori otomatis dan tingkat keamanan yang tinggi. Seperti java, JSP juga memiliki kemampuan lintas platform yang membuatnya tidak terbatasi oleh platform hardware sistem operasi atau perangkat server tertentu. JSP juga memperoleh dukungan dari API) standar dari java yang meliputi akses basis data lintas platform, penangan direktori, komputasi terdistribusi dan kriptografi. Kemampuan tersebut membuat JSP merupakan solusi yang tepat untuk membuat aplikasi berbasis web yang handal dan kaya fasiliitas. 2. Perform JSP umumnya diimplementasikan lewat servlet. Ketika sebuah web server menerima sebuah permintaan untuk sebuah halaman JSP, web server akan mengirim permintaan tersebut ke sebuah proses spesial yang didedikasikan untuk menangani eksekusi servlet.
3. Komponen yang dapat dipakai ulang (reusable component) Meskipun teknologi JSP memungkinkan untuk memasukkan kode program java secara langsung pada halaman web teknologi ini juga menyediakan sekumpulan tag untuk berintegrasi dengan objek java yang berada di server ( JavaBeans atau Enterprise Java Bean). JavaBean adalah suatu obyek yang ditulis dalam bahasa java. Seperti juga objek pada bahasa pemrograman lain JavaBeans memiliki kemampuan seperti encapsulation dan inheritance serta memiliki metode dan properti. Pengguna dapat dengan mudah membuat obyek JavaBeans dan menginisialisasi properti-propertinya dengan menggunakan metode get dan set dari objek tersebut serta menggunakan obyek tersebut untuk menjalankan suatu fungsi yang spesifik. Selain itu JavaBeans juga dapat dipakai berulang-ulang dengan mudah tanpa harus menguraikan kerumitan kode program yang terdapat dalam obyek. Keuntungan dari penggunaan ulang adalah produktivits. Jika sebuah komponen telah tersedia untuk menjalankan satu atau lebih fungsi tertentu maka tidak perlu lagi ditulis, didebug atau diolah lagi jika ingin digunakan. Obyek JavaBeans tidak hanya digunakan pada satu teknologi java tetapi juga digunakan pada teknologi java lain seperti servlet, apllet atau JSP. Hal ini merupakan suatu keunggulan tambahan dari kemampuan penggunaan ulang dari JavaBeans. 4. Memisahkan isi statik dari isi dinamik halaman web JSP memisahkan isi statik halaman web dari isi dinamiknya. Keuntungannya adalah bagian statik halaman web yang berupa tag-tag HTML maupun XML dapat dimodifikasi dengan menggunakan aplikasi web publishing tanpa harus melakukan perubahan bagian dinamiknya yang berupa kode program dalam bahasa pemograman java. Demikian pula sebaliknya modifikasi pada bagian dinamik tidak membutuhkan perubahan pada bagian statiknya. Bagian dinamik disisipkan pada halaman web dengan menggunakan tag. Ada beberapa tata penulisan tag yang digunakan dan yang sering digunakan adalah scriptlet yang menggunakan karakter <%dan%>. 5. Memperjelas pembagian pekerjaan pemisahan tersebut akan memperjelas pembagian kerja dalam pengembangan dan pemeliharaan isi statik dan isi dinamik halaman web. Kenyataannya jarang ada seseorang yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang pemrograman dan juga dalam bidang desain artistik. Seorang perancang web jarang menguasai dengan baik pemrograman java. Demikian pula pemrogram java jarang yang memiliki kemampuan dalam pengolahan grafik dan layout. Keuntungan yang dapat diperoleh adalah proses pengembangan dan pemeliharaan dari halaman web akan berjalan dengan lebih efektif dan efisisen karena ditangani oleh orang-orangyang ahli di bidangnya. 31
2.9 Tomcat Pada bulan juni 1999 Sun Microsystem memulai kerja sama dengan Apache Software Foundation untuk mengembangkan versi open source dari
31 Foenadioen dan Prakoso Samuel. Web database dengan JSP. 2008. hal 73-76 implementasi servlet dan JSP API dan Jakarta Project merupakan proyek yang diadakan untuk mewujudkannya. Pada bulan Desember 1999 Jakarta Project berhasil dirilis ke publik Tomcat 3.0. Tomcat 3.0 merupakan sebuah web container yang mengimplementasikan spesifikasi servlet versi 2.2 dan spesifikasi JSP versi 1.1. Tomcat merupakan perangkat lunak yang ditulis dengan menggunakan bahasa java. Jadi untuk mengoperasikan dibutuhkan java Development Kit (JDK). Untuk tomcat 4.0 diperlukan JDK versi 1.3 atau yang di atasnya. 32
2.10 MySQL .:..s _.!. ,-l !.l-, | > `l-, !. l `>,l !. 11`. _. | !.l-, ,> _ ..lL _ L _,!, | _ .. _,,. __ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiridan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautandan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumidan tidak sesuatu yang basah atau yang keringmelainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"(Surat Al-Anam ayat 59) Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa .:..s (Dan pada sisi Allah- lah) yang maha luhur-- ,-l_.!. (kunci-kunci;semua yang ghaib) simpanan-simpanan ilmu ghaib atau jalan-jalan yang mengantarkan kepada pengetahuan tentangnya--> | !.l-, (tak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri) ilmu tentang kegaiban itu ada lima macam, dan mengenai penjelasannya telah dikemukakan dalam surat luqman ayat 34, yaitu di dalam
32 Foenadioen dan Prakoso Samuel. Web database dengan JSP. 2008. hal 77 firmanNya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi_Nya sajalah pengetahuan- pengetahuan tentang hari kiamat, sampai akhir ayat. Demikianlah menurut riwayat Bukhari--!.l-, (dan dia mengetahui apa) yang terjadi l (didaratan) permukaan bumi`>,l (dan dilautan) perkampungan- perkampungan yang ada diatas sungai-sungai-- _. 11`.!. (dan tiada sehelai daun pun yang gugur) min adalah zaidah/tambahan-- _,!, L _ ..lL_,> !.l-,| (melainkan dia mengetahuinya oula,dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering) diatafkan kepada lafaz waraqatin-- _,,..._| (melainkan tertulis dalam kitab yang nyata). 33
MySQL adalah sebuah perangkat lunak manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user dengan sekitar enam juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL) tetapi mereka juga menjual di bawah lisensi komersial untuk kasus-kasus di mana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB di mana memegang hak
33 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain. Penerbit Sinar Baru Algensindo. 2008. hal 530
cipta atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark Allan Larsson dan Michael Monty Widenius. a. Relational Database Management System MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Di mana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah- perintah SQL yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user kecepatan query MySQL sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase. b. Keistimewaan MySQL MySQL memiliki beberapa keistimewaan antara lain: 1. Portabilitas MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows Linux FreeBSD Mac Os X Server Solaris Amiga dan masih banyak lagi. 2. Open Source MySQL didistribusikan secara open source dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. 3. Multiuser MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Jenis Kolom MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks 6. Perintah dan Fungsi MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query). 7. Keamanan MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas 8. Skalabilitas dan Pembatasan MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta lima milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP Unix soket (UNIX ) atau Named Pipes (NT). 10. Lokalisasi MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari 20 bahasa. Meski pun demikian bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Antar Muka MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 12. Klien dan Peralatan MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle. 34
34 http://tugasakhiramik.blogspot.com/2009/10/pengertian-mysql.html BAB III PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM
3.1 Tahap-Tahap Pembuatan Program Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh dari pengamatan data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan untuk penelitian guna perancangan (pendesainan sistem) tersebut secara terstruktur adalah: 1) Fase Analisis a. Observasi, yaitu pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. b. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. c. Studi pustaka, yaitu mempelajari dan memahami landasan teori yang terkait dengan masalah yang dibahas. 2) Fase Desain Sistem Membuat desain Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar dengan ERD, Diagram Konteks, DFD. 3) Fase Pembuatan Program Membangun Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar berbasis web dengan menggunakan JSP.
4) Fase Uji Coba Setelah pembuatan program maka proses selanjutnya adalah menguji cobakan sistem yang berjalan. 5) Fase Revisi Program Dilakukan setelah uji coba, berfungsi untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan di dalam kode program maupun menambah kekurangan dari program yang dikerjakan. 6) Fase Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian ini diimplementasikan di Departemen Agama Kota Blitar. 7) Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk jangka waktu sekarang dan yang akan datang agar memudahkan maintenance jika terjadi kesalahan program lagi akibat ketidakstabilan perangkat atau karena gangguan teknis lainnya. 3.1.1 Diagram Blok Area Permasalahan Pembuatan diagram blok dimaksudkan untuk membatasi lingkup permasalahan yang di bahas dengan mengetahui posisi pokok bahasan pada domain yang lebih luas. Pada diagram blok ini, dapat dilihat bahwa kepegawaian di pandang sebagai salah satu unit dari sepuluh unit lembaga, yaitu Urais, Pekapontren dan Penamas, Kepegawaian, Umum, Mapenda, Pengawas, Haji dan Umroh, Gara Zawa dan KUA. DEPAG BLITAR GARA ZAWA KUA HAJI & UMRAH MAPENDA URAIS KASUBAG TU PEKAPONTREN & PENAMAS KEPALA KEPEGAWAIAN Pokok Permasalahan UMUM
Gambar 3.1 Diagram Blok Area Permasalahan A. Kepala Departemen Agama Kota Blitar Tugas pokok Kepala Departemen Agama berdasarkan pasal 82 KMA 373 tahun 2002 yaitu Merencanakan dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kadepag Kabupaten atau Kota serta mengawasi, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijaksanaan Kakanwil Depag Propinsi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rincian tugas pokok dan fungsinya yaitu: 1. Tugas Pokok: a. Memimpin pelaksanaan tugas Kandepag. b. Menetapkan sasaran setiap tahun kegiatan. c. Menetapkan dan menjadwalkan rencana kegiatan. d. Membagi tugas dan menentukan pertanggungjawaban kegiatan Kandepag. e. Menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan Kandepag dan para pejabat di lingkungan Kandepag. f. Memantau pelaksanaan tugas para bawahan di lingkungan Kandepag. g. Menetapkan rumusan kebijaksanaan kepala Kandepag. h. Mengadakan rapat dinas dengan bawahan. i. Meningkatkan koordinasi dengan satuan kerja lain yang terkait. j. Menanggapi dan memecahkan masalah yang muncul di lingkungan Kandepag. k. Mengadakan konsultasi dengan atasan setiap saat diperlukan. l. Merumuskan kebjaksanaan teknis pembarian bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang agama. m. Mempersiapkan dan menyajikan informasi yang menyangkut pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kandepag. n. Mengusulkan dan menindak lanjuti temuan hasil pengawasan atau pemeriksaan. o. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan. p. Mengevaluasi prestasi kerja aparat di lingkungan Kandepag. q. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Kanwil Departemen Agama.
B. Kassubag TU Tugas pokok dan fungsi sesuai pasal 87 KMA 373 tahun 2002 adalah Melakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan, Informasi Keagamaan, Kepegawaian, Keuangan dan IKN, Humas dan Kerukunan hidup umat beragama, Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan. 1. Tugas Pokok dan Fungsi: a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan Subbag TU. b. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, kebijakan, sasaran, program dan rencana kerja Subbag TU. c. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbag TU. d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan. e. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan Subbag TU (perencanaan, informasi keagamaan humas dan KUB, kepegawaian, keortalaan, keuangan dan IKN, ketatausahaan, kerumahtanggaan). f. Mempelajari dan menilai laporan kerja tugas bawahan. g. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait. h. Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di lingkungan Subbag TU. i. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem atau teknis pelaksanaan tugas. j. Memberikan usul atau saran kepada atasan. C. Urusan Kepegawaian 1. Tugas Pokok dan Fungsi: a. Membantu Ka. Subbag TU dalam administrasi mutasi kepegawaian. b. Mendata pegawai yang berhak memperoleh KGB. c. Meneliti dan memproses pengusulan Kartu Peserta Taspen (KPT). d. Meneliti dan memproses Surat tugas. e. Meneliti kelengkapan dan mengusulkan perizinan Parpol atau izin belajar dan izin kepala. f. Persiapan pelantikan. g. Penyumpahan PNS. h. Melakukan inventarisasi pemegang jabatan struktural. i. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul pindah atau mutasi. j. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul menjadi PNS. k. Membuat SPP, SPMT, PMJ bagi pejabat yang telah dilantik. l. Administrasi usulan angka kredit dan usulan KP bagi guru dan pegawai. m. Mendata pengusulan PNS yang memenuhi syarat untuk diklat. n. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul GTT atau PTT. o. Menerima, meneliti dan memproses berkas usul ujian kesehatan PNS. p. Menyajikan data kepegawaian ke dalam data statistik pegawai. q. Menerima, meneliti berkas usul Karpeg. r. Meneliti SK. PAK Gol.II. s. Menerima, meneliti SK. KP bagi guru dan pegawai. t. Meneliti dan memproses SK pemberian cuti berdasarkan pengajuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. u. Mengagenda Surat keluar dan mengagendakan, serta mengirimnya. v. Merencanakan kebutuhan ATK untuk keperluan kepegawaian. w. Menyiapkan blanko DP3 dan memproses. x. Membuat, mengedarkan dan merekap daftar hadir karyawan dan karyawati. y. Meneliti dan memproses bahan pengajuan Bapertarum. D. Urusan Umum Tugas pokok dan fungsi sesuai pasal 87 KMA 373 tahun 2002 adalah Melaksanakan Pengadministrasian barang meliputi Pengadaan, Penerimaan dan Penyimpanan serta Pendistribusian barang, Menyiapkan bahan laporan barang persediaan dan melaporkan kepada atasan. 1. Tugas Pokok dan Fungsi: a. Mengonsep catatan belanja Tri Wulan. b. Mencatat barang masuk ATK. c. Mencatat barang keluar ATK. d. Belanja barang ATK. e. Melayani pesanan ATK perseksi. f. Melayani pesanan percetakan blanko-blanko. g. Mengecek barang ATK dari toko. h. Menyiapkan perangkat komputer atau mesin ketik. i. Menerima konsep dari atasan. j. Mempelajari dan membaca, menanyakan atau menyerahkan kepada pengonsep apabila ada yang kurang jelas. k. Menerima Surat penting dan biasa. l. Mencatat Surat penting ke dalam kartu kendali dan surat biasa pada lembar pengantar serta menyimpan KK dan lembar pengantar. m. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan. E. Urusan Agama Islam (Urais) Tugas pokok dan fungsi berdasarkan pasal 88 KMA 373 tahun 2002 yaitu Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang Kepenghuluan, Keluarga Sakinah, Pangan halal, Ibadah sosial serta pengembangan kemitraan umat Islam. 1. Tugas Pokok dan Fungsi: a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan seksi Urais. b. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, kebijakan, tujuan, sasaran program dan rencana kerja seksi Urais. c. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan seksi Urais meliputi kepenghuluan, keluarga sakinah, pangan halal, ibadah sosial, dan pengembangan kemitraan Umat Islam. d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan. e. Mempelajari dan menilai, mengoreksi hasil kerja pelaksanaan tugas bawahan. f. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait. g. Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di lingkungan seksi Urais. h. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem teknis pelaksanaan tugas. i. Memberikan usul dan saran kepada atasan j. Menjadi Tim BAPERJAKAT. k. Menjadi Tim penyuluh Haji dan Umroh. l. Menjadi panitia pelaksana pengadaan pembantu penghulu. m. Menjadi pengurus BAZ. n. Menjadi Tim superviser dan evaluasi KUA Kecamatan. o. Menjadi Tim angka kredit penghulu. p. Menjadi petugas pengukuh sumpah. F. Kantor Urusan Agama (KUA) 1. Tugas Pokok dan Fungsi: a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan KUA b. Menetapkan dan merumuskan visi, misi, kebijakan, sasaran, program dan rencana kerja KUA. c. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di lingkungan KUA. d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan. e. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di bidang Urusan Agama Islam yang meliputi Kepenghuluan dan BP45, Bimbingan Ibadah Haji, Pangan halal, Hisab Ruyat, PHBI, MTQ dan Lintas Instansi, Majelis Talim dan Lembaga Keagamaan. f. Mempelajari dan menilai atau mengoreksi laporan atau hasil kerja pelaksanaan tugas bawahan. g. Melakukan kerjasama dengan unit kerja terkait. h. Melakukan pemecahan dan penyelesaian masalah yang timbul di lingkungan Subbag TU. i. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem/teknis pelaksanaan tugas. j. Memberikan usul atau saran kepada atasan. G. PENAMAS DAN PEKAPONTREN Berdasarkan pasal 89 KMA/2002 Pasal 94 dan 95 Melakukan pelayanan di bidang pendidikan keagamaan, pendidikan diniyah, pendidikan salafiyah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok pesantren, pengembangan santri dan pelayanan pondok pesantran pada masyarakat. Serta melakukan pelayanan di bidang Pendidikan Al-Quran dan Musabaqah Tilawatil Quran, Penyuluhan dan Lembaga Dakwah, Siaran dan Tamaddun, publikasi dakwah dan hari besar Islam serta pemberdayaan masjid.
1. Tugas pokok dan fungsi jabatan a. Menyiapkan bahan dan peralatan kerja di lingkungan seksi penamas (pendidikan Al-Quran dan MTQ, penyuluhan lembaga dakwah dan hari besar Islam). b. Menghimpun bahan dan pelayanan teknis di bidang seksi pekapontren (kurikulum ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan). c. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknis di lingkungan seksi penamas dan pekapontren (pendidikan Al-Quran) dan MTQ, penyuluhan dan lembaga dakwah, siaran dan tamaddun, publikasi dakwah dan hari besar Islam, serta pemberdayaan masjid, kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan superviser dan evaluasi. d. Melakukan kerjasama dengan unit terkait. e. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem atau teknik pelaksanaan tugas. H. MAPENDA a. Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana kelembagaan dan ketatalaksanaan, pengadministrasi, superviser dan evaluasi pada Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, Pendidikan Agama Islam pada prasekolah, sekolah umum tingkat dasar, menengah pertama atau atas, serta sekolah luar biasa. b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa bahan sarana dan peralatan kerja Mapenda Kandepag Kota Blitar. c. Menyiapkan dan merencanakan pelaksanaan kurikulum Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan kurikulum PAI pada Sekolah Umum. d. Membaca dan menelaah konsep ketikan, menyiapkan peralatan dan bahan, mengetik konsep, memeriksa atau mengoreksi, memperbaiki, menyampaikan. e. Menyiapkan, menelaah bahan pembinaan dan bimbingan pendidikan pada RA, madrasah dan PAI sekolah umum. I. HAJI DAN UMROH Berdasarkan pasal 89 KMA No.373/2002 1. Tugas pokok a. Memimpin pelaksanaan tugas penyelenggaraan Haji dan Umroh. b. Menetapkan sasaran kerja penyelenggaraan Haji dan Umroh. c. Membagi tugas, menggerakkan, mengarahkan, membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan Haji kepada bawahan. d. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknik di lingkungan penyelenggaraan Haji dan Umroh (pengadministrasian Penyelenggaraan Haji dan Umroh, penyiap informasi, penyiap bahan penyuluhan Haji dan Umroh, penyiap bahan pembinaan Haji dan Umroh dan setelah haji). e. Menyiapkan bahan rumusan kebijaksanaan pimpinan di bidang penyelenggaraan Haji dan Umroh. f. Menyiapkan bahan dan konsep penuluhan, bimbingan dan pembinaan di bidang penyelenggaraan Haji dan Umroh. g. Menerima dan meneruskan surat-surat penyelenggaraan Haji dan Umroh. h. Menerima dan mencatat pendaftaraan calon jamaah haji. i. Menyimpan dan mengamankan dokumen jamaah haji. j. Memproses dokumen jamaah haji. k. Mendokumentasikan kegiataan penyelenggaraan Haji dan Umroh. l. Mengetik surat-surat dan blanko penyelenggaraan Haji dan Umroh. m. Mencatat permintaan rekomendasi dan bantuan penyelenggaraan Haji dan Umroh. n. Melayani permintaan data yang berhubungan dengan penyelenggaraan Haji dan Umroh. J. GARA ZAWA Berdasarkan pasal 89 KMA 373/2002 melakukan pelayanan teknis, Administrasi dan Pembinaan, Penyuluhan di bidang Zakat dan Wakaf, Informasi Zakat dan Wakaf. 1. Tugas pokok a. Melakukan bimbingan dan pelayanan teknik di lingkungan zakat dan wakaf. b. Melakukan usaha pengembangan dan peningkatan sistem atau teknis pelaksanaan tugas. c. Menjadi pengurus BAZ (badan amil zakat) Kota Blitar. d. Menjadi pengurus UPZ (usaha penyalur zakat) Kota Blitar. e. Menjadi anggota Tim Sosialisasi di bidang perwakafan. 3.2 Statement of Purpose (STP) Secara garis besar Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar ini dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bagian yang diperuntukkan untuk Administrator, Kabid Kepegawaian, Subbid Fungsional, Subbid NonFungsional, Pegawai Fungsional, Pegawai NonFungsional dan CPNS. Dalam SIMPEG Administrator, admin dapat menambah user dan melihat profil pribadi. Dalam SIMPEG Kabid Kepegawaian, Kabid Kepegawaian dapat melihat profil pribadi, melakukan verifikasi data perekrutan CPNS, menerima data dari Subbid NonFungsional dan Subbid Fungsional kemudian verifikasi data tersebut, melakukan verifikasi penggajian pegawai, melakukan verifikasi dalam proses mutasi pegawai, melakukan verifikasi dalam proses pensiun pegawai. Dalam SIMPEG Subbid Fungsional, Subbid Fungsional dapat melihat profil pribadi, melakukan verifikasi data yang masuk dalam bagian fungsional kemudian mengirimkan kebagian Kabid Kepegawaian. Dalam SIMPEG Subbid NonFungsional, Subbid NonFungsional dapat melihat profil pribadi, melakukan verifikasi data yang masuk dalam bagian nonfungsional atau struktural kemudian mengirimkan kebagian Kabid Kepegawaian. Dalam SIMPEG Pegawai Fungsional, pegawai dapat melihat profil pribadi, dapat memprogram Pengangkatan jabatan fungsional, dapat melihat daftar penggajian, dapat memprogram dalam pengajuan waktu pensiun, dapat melihat jadwal mutasi. Dalam SIMPEG Pegawai NonFungsional, pegawai dapat melihat profil pribadi, dapat memprogram Pengangkatan jabatan NonFungsional, dapat melihat daftar penggajian, dapat memprogram dalam pengajuan waktu pensiun, dapat melihat jadwal mutasi. Dalam SIMPEG CPNS, CPNS dapat melihat syarat-syarat perekrutan pegawai, dapat memprogram dalam perekrutan pegawai, dapat melihat jadwal ujian. 3.3 Daftar Kejadian (Event List) Daftar kejadian dalam Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama ini adalah sebagai berikut: a. Administrator 1. Administrator login ke dalam SIMPEG. 2. Administrator dapat melihat, menambah, mengubah dan menghapus user. 3. Administrator dapat melihat profil pribadi dan mengubah password. b. Kabid Kepegawaian 1. Kabid Kepegawaian login ke dalam SIMPEG. 2. Kabid Kepegawaian dapat melihat profil pribadi. 3. Kabid Kepegawaian dapat melihat riwayat pegawai bawahan. 4. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data perekrutan pegawai. 5. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data pengangkatan Pegawai Fungsional dan Pegawai NonFungsional. 6. Kabid Kepegawaian dapat mempersetujui data pengangkatan Pegawai Fungsional dan Pegawai NonFungsional. 7. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data penggajian pegawai. 8. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data mutasi pegawai. 9. Kabid Kepegawaian dapat melakukan verifikasi data pensiun pegawai. c. Subbid Fungsional 1. Subbid Fungsional login ke dalam SIMPEG. 2. Subbid Fungsional dapat melihat profil pribadi, mengubah password. 3. Subbid Fungsional dapat melakukan verifikasi data yang masuk dalam bagian fungsional kemudian mengirimkan kebagian Kabid Kepegawaian. d. Subbid NonFungsional 1. Subbid NonFungsional login ke dalam SIMPEG. 2. Subbid NonFungsional dapat melihat profil pribadi. 3. Subbid NonFungsional dapat melakukan verifikasi data yang masuk dalam bagian NonFungsional atau struktural kemudian mengirimkan kebagian Kabid Kepegawaian. e. Pegawai Fungsional 1. Pegawai Fungsional login ke dalam SIMPEG. 2. Pegawai Fungsional dapat melihat profil pribadi. 3. Pegawai Fungsional dapat memprogram pengangkatan jabatan Fungsional. 4. Pegawai Fungsional dapat melihat daftar penggajian. 5. Pegawai Fungsional dapat mengajukan usulan mutasi. 6. Pegawai Fungsional dapat memprogram dalam pengajuan waktu pensiun. f. Pegawai NonFungsional 1. Pegawai NonFungsional login ke dalam SIMPEG. 2. Pegawai NonFungsional dapat melihat profil pribadi. 3. Pegawai NonFungsional dapat memprogram pengangkatan jabatan NonFungsional. 4. Pegawai NonFungsional dapat melihat daftar penggajian. 5. Pegawai NonFungsional dapat mengajukan usulan mutasi. 6. Pegawai NonFungsional dapat memprogram dalam pengajuan waktu pensiun. g. CPNS 1. CPNS login ke dalam SIMPEG. 2. CPNS dapat memasukkan dan menghapus proses perekrutan pegawai. 3. CPNS dapat melihat jadwal ujian.
3.4 Diagram Konteks Diagram Konteks mencakup satu simbol proses yang mewakili seluruh Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar dengan tujuh entitas yang mempengaruhinya, yaitu: Administrator, Kabid Kepegawaian, Subbid Fungsional, Subbid NonFungsional, Pegawai Fungsional, Pegawai NonFungsional dan CPNS. Diagram Konteks ini dapat dilihat pada lampiran 1. Penjelasan Diagram Konteks Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar adalah sebagai berikut: a. Kabid Kepegawaian Kabid Kepegawaian login ke sistem dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem menampilkan halaman Kabid Kepegawaian. Kabid Kepegawaian mengambil data yang terdiri dari Perekrutan, Pengangkatan, Penggajian, Mutasi dan Pensiun lalu sistem menampilkan data dari perekrutan, pengangkatan, penggajian, mutasi dan pensiun. Kabid Kepegawaian Melakukan Persetujuan. b. Administrator Administrator login ke sistem dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem menampilkan halaman Administrator. Administrator memasukkan users lalu sistem menampilkan users. c. Subbid Fungsional Subbid Fungsional login ke sistem dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem menampilkan halaman Subbid Fungsional. Subbid Fungsional mengambil data Fungsional kemudian sistem menampilkan data Fungsional d. Subbid NonFungsional Subbid NonFungsional login ke sistem dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem menampilkan halaman NonFungsional. Subbid NonFungsional mengambil data NonFungsional lalu sistem menampilkan data NonFungsional. e. Pegawai Fungsional Pegawai Fungsional login ke sistem dengan memasukkan username, password dan level sistem menampilkan halaman Pegawai Fungsional. Pegawai Fungsional memasukkan data pengangkatan lalu sistem menampilkan data pengangkatan. Pegawai Fungsional memasukkan data penggajian lalu sistem menampilkan data penggajian. Pegawai Fungsional memasukkan data mutasi lalu sistem menampilkan data mutasi. Pegawai Fungsional memasukkan data pensiun lalu sistem menampilkan data pensiun. g. Pegawai NonFungsional Pegawai NonFungsional login ke sistem dengan memasukkan username, password dan level sistem menampilkan halaman Pegawai NonFungsional. Pegawai NonFungsional memasukkan data pengangkatan lalu sistem menampilkan data pengangkatan. Pegawai NonFungsional memasukkan data penggajian lalu sistem menampilkan data penggajian. Pegawai NonFungsional memasukkan data mutasi lalu sistem menampilkan data mutasi. Pegawai NonFungsional memasukkan data pensiun lalu sistem menampilkan data pensiun. h. CPNS CPNS login ke dalam sistem kemudian sistem menampilkan halaman CPNS. CPNS memasukkan perekrutan lalu sistem menampilkan perekrutan. Sistem menampilkan jadwal ujian. 3.5 Data Flow Diagram (DFD) 3.5.1 DFD Level 1 DFD level 1 pada gambar berikut memuat proses-proses inti yang ada dalam sistem yaitu: proses manajemen users, proses CPNS, proses Kabid Kepegawaian, proses Subbid Fungsional, proses Subbid NonFungsional, proses Pegawai Fungsional dan proses Pegawai NonFungsional. DFD Level 1 dapat dilihat pada lampiran 2. Penjelasan DFD Level 1 Sistem Infomasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Departemen Agama Kota Blitar adalah sebagai berikut: a. Proses 1 adalah proses Administrator Administrator login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem mengecek di data user. Jika login benar maka sistem menampilkan halaman Administrator. Administrator memasukkan users pada sistem dan sistem menyimpannya pada data users. lalu sistem menampilkan user.
b. Proses 2 adalah proses CPNS CPNS login dengan memasukkan level tetapi tanpa memasukkan password dan username. Kemudian sistem menampilkan halaman CPNS. Sistem menampilkan formulir CPNS. CPNS memasukkan daftar perekrutan kemudian sistem menyimpannya ke dalam data perekrutan. Kemudian Sistem mengirimkan data perekrutan ke Subbid Fungsional, Subbid Fungsional mengecek apabila Administrasi sudah benar maka Subbid Fungsional mengirimkan kartu peserta. c. Proses 3 adalah proses Pegawai Fungsional Pegawai Fungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem mengecek di data users. Jika login benar, maka system menampilkan halaman Pegawai Fungsional. Pegawai Fungsional memasukkan pengangkatan maka sistem akan menampilkan halaman pengangktan. Pegawai Fungsional melakukan pengisian daftar pengangkatan kemudian sistem menyimpannya ke dalam data pengangkatan. Sistem mengirimkan ke Subbid Fungsional. Sistem mengirimkan ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan. Pegawai Fungsional memasukkan penggajian maka sistem menampilkan halaman penggajian. Pegawai Fungsional mengambil data pegawai kemudian sistem menampilkan data pegawai. Dari data pegawai dapat dihitung daftar pengajian sesuai dengan pangkat dan golongan. Sistem menyimpannya ke data penggajian. Sistem mengirimkan ke Kabid Kepegawaian untuk persetujuan. Pegawai Fungsional memasukkan mutasi maka sistem akan menampilkan halaman mutasi. Pegawai Fungsional mengambil data pegawai kemudian dapat dilihat daftar mutasi dan sistem menyimpannya ke dalam data mutasi. sistem mengirimkan data mutasi ke Kabid Kepegawaian untuk mendapat persetujuan. Pegawai Fungsional memasukkan pensiun maka sistem akan menampilkan halaman pensiun. Pegawai Fungsional mengambil data pegawai kemudian dapat dilihat daftar pensiun dan sistem menyimpan ke dalam data pensiun kemudian. sistem mengirimkan data pensiun ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan. d. Proses 4 adalah proses Pegawai NonFungsional Pegawai NonFungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem akan mengecek di data users. Jika login benar, maka sistem menampilkan halaman Pegawai NonFungsional. Pegawai NonFungsional memasukkan pengangkatan maka sistem akan menampilkan halaman pengangkatan. Pegawai NonFungsional melakukan pengisian daftar pengangkatan kemudian sistem menyimpannya ke dalam data pengangkatan. Sistem mengirimkan ke Subbid NonFungsional. Sistem mengirimkan ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan. Pegawai NonFungsional memasukkan penggajian maka sistem menampilkan halaman penggajian. Pegawai NonFungsional mengambil data pegawai kemudian sistem menampilkan data pegawai. Dari data pegawai dapat dihitung daftar pengajian sesuai dengan pangkat dan golongan. Sistem menyimpannya ke data penggajian. Sistem mengirimkan ke Kabid Kepegawaian untuk persetujuan.Pegawai NonFungsional memasukkan mutasi maka sistem akan menampilkan halaman mutasi. Pegawai NonFungsional mengambil data pegawai kemudian dapat dilihat daftar mutasi dan sistem menyimpannya ke dalam data mutasi. Sistem mengirimkan data mutasi ke Kabid Kepegawaian untuk mendapat persetujuan. Pegawai NonFungsional memasukkan pensiun maka sistem akan menampilkan halaman pensiun. Pegawai NonFungsional mengambil data pegawai kemudian dapat dilihat daftar pensiun dan sistem menyimpan ke data pensiun kemudian. sistem mengirimkan data pensiun ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan. e. Proses 5 adalah proses Subbid Fungsional Subbid Fungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem mengecek di dalam data users. Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Subbid Fungsional. Subbid Fungsional mengambil data pengangkatan. Dan memilih data pengangkatan untuk Pegawai Fungsional kemudian sistem mengirimkan data pengangkatan. Subbid Fungsional melakukan verifikasi dan sistem menyimpannya ke data Fungsional. Sistem mengirimkan data Fungsional ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan. f. Proses 6 adalah proses Subbid NonFungsional Subbid NonFungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem akan mengecek di dalam data users. Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Subbid NonFungsional. Subbid NonFungsional mengambil data pengangkatan. Dan memilih data pengangkatan untuk Pegawai NonFungsional kemudian sistem mengirimkan data pengangkatan. Subbid NonFungsional melakukan verifikasi dan sistem menyimpannya ke dalam data NonFungsional. Sistem mengirimkan data NonFungsional ke Kabid Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan. g. Proses 7 adalah proses Kabid Kepegawaian Kabid Kepegawain login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem akan mengecek di dalam data users. Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Kabid Kepegawaian. Sistem mengirimkan data perekrutan, data pengangkatan, data penggajian, data mutasi dan data pensiun. Kemudian Kabid Kepegawaian melakukan persetujuan. 3.5.2 DFD Level 2 DFD level 2 merupakan penjabaran dari DFD level 1. Dalam DFD level 2 dijabarkan beberapa proses yang menjelaskan proses sebelumnya. DFD level 2 meliputi: a. DFD level 2 pada proses CPNS Dalam DFD level 2 pada proses CPNS ini terdapat beberapa proses antara lain adalah proses login CPNS dan proses perekrutan. tampil cpns input cpns tampil kartu peserta ambil user2 input user2 ambil kartu perekrutan perekrutan1 input perekrutan CPNS 2 data_pendaf tara n 1 proses login CPNS 2 proses perekrutan2 28 data_kartupeserta 51 data_user3
Gambar 3.2 DFD level 2 pada proses CPNS Penjelasan DFD level 2 pada proses CPNS adalah sebagai berikut: 1) Proses 2.1 adalah proses Login CPNS CPNS login dengan memasukkan level tanpa memasukkan password dan username lalu sistem mengecek di dalam tabel users. Jika login benar maka sistem menampilkan halaman CPNS. 2) Proses 2.2 adalah proses Perekrutan CPNS memasukkan perekrutan maka sistem akan menampilkan halaman perekrutan. CPNS memasukkan daftar perekrutan dan sistem menyimpannya ke dalam data perekrutan. Kemudian sistem menampilkan kartu peserta. b. DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional Dalam DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional ini terdapat beberapa proses antara lain adalah proses login Pegawai, proses pengangkatan, proses penggajian, proses mutasi dan proses pensiun. ambil data riwayat hidup ambil data ambil data pegawai ambil data pensiun ambil tabel mutasi ambil tabel penghasilan ambil tabel kenaikan pangkat ambil user pegawai v erif ikasi user pegawai input data pensiun input tabel mutasi input tabel penghasilan input tabel kenaikan pangkat tampil pensiun fungsional input pensiun f ungsional tampil mutasi f ungsional input mutasi f ungsional tampil penggajian f ungsional input penggajian f ungsional tampil pengangkatan f ungsional input pengangkatan f ungsional tampil pegawai f ungsional input pegawai f ungsional Pegawai f ungsional 3 tabel_kenaikan pangkat 4 tabel_penghasila n 5 tabel_input mutasi 6 data_inputpensiu n 1 data_user 1 proses login pegawai 3 proses pengangkatan 4 proses penggajian 5 proses mutasi 6 proses pensiun 27 data_riway at hidup
Gambar 3.3 DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional Penjelasan DFD level 2 pada proses Pegawai Fungsional adalah sebagai berikut: 1) Proses 3.1 adalah proses Login Pegawai. Pegawai Fungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem mengecek di dalam tabel users. Jika login benar maka sistem menampilkan halaman Pegawai Fungsional. 2) Proses 3.2 adalah proses Pengangkatan Pegawai Fungsional memasukkan pengangkatan kemudian sistem menampilkan halaman pengangkatan. Sistem menyimpannya ke dalam data pengangkatan.
3) Proses 3.3 adalah proses Penggajian Pegawai Fungsional memasukkan penggajian kemudian sistem menampilkan halaman penggajian. Sistem menyimpannya ke dalam data penggajian. 4) Proses 3.4 adalah proses Mutasi Pegawai Fungsional memasukkan mutasi kemudian sistem menampilkan halaman mutasi. Sistem menyimpannya ke dalam data mutasi. 5) Proses 3.5 adalah proses Pensiun Pegawai Fungsional memasukkan pensiun kemudian sistem menampilkan halaman pensiun. Sistem menyimpannya ke data pensiun. c. DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional Dalam DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional ini terdapat beberapa proses antara lain adalah proses login Pegawai NonFungsional, proses pengangkatan pegawai, proses penggajian pegawai, proses mutasi pegawai dan proses pensiun pegawai. tampil pegawai nonfungsional tampil pensiun nonfungsional tampil pengangkatan nonf ungsional tampil mutasi nonf ungsional input penggajian nonf ungsional input pegawai nonf ungsional input pengangkatan nonf ungsional input mutasi nonf ungsional input pensiun nonf ungsional tampil penggajian nonf ungsional input tabel pensiun ambil user1 input user1 input tabel kenaikan pangkat1 ambil tabel kenaikan pangkat1 input tabel gaji1 ambil tabel gaji1 input tabel mutasi1 ambil tabel mutasi1 ambil tabel pensiun1 46 tabel kenaikan pangkat1 47 tabel gaji1 48 tabel input mutasi1 49 tabel input pensiun 1 2 proses pengangkatan1 3 proses penggajian1 4 proses mutasi1 5 proses pensiun1 6 proses login pegawai1 50 tabel user pegawai non f ungsional
Gambar 3.4 DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional Penjelasan DFD level 2 pada proses Pegawai NonFungsional adalah sebagai berikut: 1) Proses 4.1 adalah proses Login Pegawai NonFungsional. Pegawai NonFungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem akan mengecek di dalam tabel users. Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Pegawai NonFungsional. 2) Proses 4.2 adalah proses Pengangkatan Pegawai NonFungsional memasukkan pengangkatan kemudian sistem menampilkan halaman pengangkatan. Dalam pengangkatan ini sistem akan menampilkan hasil perhitungan AHP.
3) Proses 4.3 adalah proses Penggajian Pegawai NonFungsional memasukkan penggajian kemudian sistem menampilkan halaman penggajian. Sistem menyimpannya ke dalam data penggajian. 4) Proses 4.4 adalah proses Mutasi Pegawai NonFungsional memasukkan mutasi kemudian sistem menampilkan halaman mutasi. Sistem menyimpannya ke dalam data mutasi. 5) Proses 4.5 adalah proses Pensiun Pegawai NonFungsional memasukkan pensiun kemudian sistem menampilkan halaman pensiun. Sistem menyimpannya ke data pensiun. d. DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional Dalam DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional ini terdapat beberapa proses antara lain adalah proses login Subbid Fungsional, proses Fungsional, proses verifikasi.
input kartu peserta ambil mutasi4 v erif ikasi mutasi v erif ikasi pensiun ambil pensiun2 v erif ikasi hasil ambil penghasilan1 ambil pangkat1 v erif ikasi pangkat input riway at hidup ambil data pendaf taran1 v erif ikasi data pendaf taran ambil data f ungsional1 v erif ikasi data fungsional data_riway atkerja data_usulanpangkat data_user ambil data riwayat kerja input data riwayat kerja input_data user ambil data usulan pangkat data_user2 input data fungsional ambil user f ungsional v erif ikasi user fungsional tampil data f ungsional tampil Subbid Fungsional input subbid Fungsional Subbid Fungsional 1 data_user 1 proses login 2 proses f ungsional 32 data_user2 34 data_usulan pangkat1 3 Proses v erif ikasi 37 data_riway at kerja1 7 data f ungsional 3 tabel_kenaikan pangkat 4 tabel_penghasil an 5 tabel_input mutasi 6 data_inputpensi un 2 data_pendaf tara n 28 data_kartupesert a
Gambar 3.5 DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional Penjelasan DFD level 2 pada proses Subbid Fungsional adalah sebagai berikut: 1) Proses 5.1 adalah proses Login Subbid Fungsional. Subbid Fungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem akan mengecek di dalam tabel users. Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Subbid Fungsional.
2) Proses 5.2 adalah proses Fungsional Subbid Fungsional menginputkan data fungsional yang terdiri dari data riwayat hidup, data kenaikan pangkat, data penghasilan, data usulan pangkat, data input mutasi, data riwayat kerja dan data input pensiun. 3) Proses 5.3 adalah proses Verifikasi Sistem menampilkan data yang telah diinputkan oleh CPNS maupun Pegawai Fungsional dan Subbid Fungsional kemudian melakukan verifikasi data-data tersebut kemudian disimpan kembali kedalam database. e. DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional Dalam DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional ini terdapat beberapa proses antara lain adalah proses login Subbid NonFungsional, proses nonfungsional, proses verifikasi.
input kriteria ambil data user1 input data user1 v erif ikasi kenaikan pangkat1 ambil tabel kenaikan pangkat2 v erif ikasi penghasilan1 ambil tabel penghasilan2 v erif ikasi mutasi1 ambil tabel mutasi2 ambil tabel mutasi3 v erif ikasi pensiun1 ambil data non f ungsional v erif ikasi data non fungsional riway at kerja1 usulan pangkat ambil riwayat kerja input riway at kerja ambil kriteria tampil Subbid non Fungsional input Subbid non Fungsional tampil_ data non f ungsional input data non fungsional 1 data_user Subbid non Fungsional 1 proses login Subbid non f ungsional 2 proses non f ungsional 3 Proses v erikasi1 41 data_output AHP 44 data_riway atkerja1 8 data non f ungsional 46 tabel kenaikan pangkat1 47 tabel gaji1 48 tabel input mutasi1 49 tabel input pensiun 1
Gambar 3.6 DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional
Penjelasan DFD level 2 pada proses Subbid NonFungsional adalah sebagai berikut: 1) Proses 6.1 adalah proses Login Subbid NonFungsional. Subbid NonFungsional login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem mengecek di tabel users. Jika login benar maka sistem akan menampilkan halaman Subbid NonFungsional. 2) Proses 6.2 adalah proses NonFungsional Subbid NonFungsional menginputkan data nonfungsional yang terdiri dari data riwayat hidup, data kenaikan pangkat, data penghasilan, data output AHP, data input mutasi, data riwayat kerja dan data input pensiun. 3) Proses 6.3 adalah proses verifikasi Sistem menampilkan data yang telah diinputkan oleh CPNS maupun Pegawai NonFungsional dan Subbid NonFungsional siap melakukan verifikasi data-data tersebut kemudian disimpan kembali ke dalam database. f. DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian Dalam DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian ini terdapat beberapa proses antara lain adalah proses login Kabid Kepegawaian dan proses verifikasi. t ampil dat a nonf ungsional ambil dat a non f ungsional1 v erikasi dat a non f ungsional1 v erif ikasi dat a f ungsional1 ambil dat a f ungsional2 v erif ikasi user Kabid kepegawaian ambil user kabid kepegawaian t ampil_dat a f ungsional1 perset ujuan t ampil kabid kepegawaian input kabid kepegawaian Kabid Kepegawaian 1 proses login 2 2 proses v erif ikasi3 9 dat a user1 7 dat a f ungsional 8 dat a non f ungsional
Gambar 3.7 DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian Penjelasan DFD level 2 pada proses Kabid Kepegawaian adalah sebagai berikut: 1) Proses 7.1 adalah proses Login Kabid Kepegawaian. Kabid Kepegawaian login dengan memasukkan username, password dan level lalu sistem mengecek di tabel users. Jika login benar, maka sistem akan menampilkan halaman Kabid Kepegawaian. 2) Proses 7.2 adalah proses Verifikasi Sistem menampilkan data yang telah diinputkan oleh CPNS dan Pegawai baik Fungsional maupun NonFungsional yang terdiri dari data Fungsional maupun data NonFungsional untuk mendapatkan persetujuan. 3.6 Analisis Perhitungan dengan Metode AHP Dalam teknologi informasi sistem pengambil keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya antara sistem informasi dengan sistem cerdas. AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan ke dalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem. Dalam pengambil keputusan ini diterapkan untuk pemilihan calon pejabat NonFungsional atau struktural, umumnya pada pejabat di dalam lingkungan Depag Kota Blitar khusunya dalam menentukan Kepala Depag dan Kasi. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan adalah: Kesetiaan & Ketaatan, Tanggungjawab, Kepemimpinan, Kerjasama & Kejujuran dan Prestasi Kerja & Prakarsa. Kemudian proses pemilihan nama-nama bakal calon kepala kami ambil dengan nama-nama pegawai yang menurut penilaian pantas untuk dicalonkan atau sesuai kriteria. Proses penyelesaian metode AHP adalah: 1. Menentukan urutan prioritas kriteria, 2. Menentukan matrik nilai kriteria, 3. Menentukan nilai lamda, 4. Menentukan nilai prioritas, 5. Hasil akhir dipakai sebagai alat pengambil keputusan pemilihan oleh pegawai yang bertugas. 1. Menentukan matrik urutan prioritas kriteria Langkah-langkah dalam menentukan urutan prioritas kriteria adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Matrik Urutan Prioritas Kriteria KRITERI A Kesetiaan dan Ketaatan Tanggung Jawab Kepemi mpinan Kerjasama dan Kejujuran Prestasi Kerja dan Prakarsa Kesetiaan dan ketaatan 1.0 0.5 0.25 0.16666667 0.125 Tanggung jawab 2.0 1.0 0.5 0.25 0.1666667 Kepemim pinan 4.0 2.0 1.0 0.5 0.25 Kerja Sama dan Kejujuran 6.0 4.0 2.0 1.0 0.5 Prestasi Kerja dan Prakarsa 8.0 6.0 4.0 2.0 1.0 Jumlah 21.0 13.5 7.75 3.9166667 2.041667
Angka 1,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara Kesetiaan dan Ketaatan dengan Kesetiaan dan Ketaatan, sedangkan angka 2,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab menunjukkan nilai tengah antara dua nilai keputusan yang berdekatan. Angka 0.5 pada kolom Tanggung Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab (2). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 2. Matrik nilai kriteria
Tabel 3.2 Matrik nilai Kriteria KRITERIA Kesetiaan dan Ketaatan Tanggung Jawab Kepemimpinan Kerjasama dan Kejujuran Prestasi Kerja dan Prakarsa Jumlah Baris Kesetiaan dan Ketaatan 0.04761905 0.037037037 0.032258064 0.04255319 0.061224487 0.22069183 Tanggung Jawab 0.0952381 0.074074075 0.06451613 0.06382979 0.08163265 0.37929073 Kepemimpinan 0.1904762 0.14814815 0.12903225 0.12765957 0.12244897 0.71776515 Kerja Sama dan Kejujuran 0.2857143 0.2962963 0.2580645 0.25531915 0.24489795 1.3402922 Prestasi Kerja dan Prakarsa 0.3809524 0.44444445 0.516129 0.5106383 0.4897959 2.34196
Angka 0,04761905 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Kesetiaan dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 1 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Kesetiaan dan ketaatan dibagi jumlah (21,0) pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan (Tabel 3.1). angka 0,0952381 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab merupakan hasil perhitungan angka 2 pada kolom Kesetiaan dan ketaatan baris Tanggung Jawab dibagi jumlah (21,0) pada kolom kesetiaan dan Ketaatan (Tabel 3.1). angka 0,037037037 pada kolom Tanggung Jawab baris kesetiaan dan ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 0,5 pada kolom Tanggung Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan dibagi jumlah (13,5) pada kolom Tanggung Jawab (Tabel 3.1). Angka 0,22069183 pada kolom jumlah baris baris Kesetiaan dan ketaatan merupakan hasil penjumlahan angka 0,04761905+0,037037037+0,032258064+0,04255319+0,061224487. Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 3. Nilai prioritas Kriteria Tabel 3.3 Nilai Prioritas Kriteria KRITERIA Prioritas Kerja Kesetiaan dan ketaatan 0.044138364 Tanggung jawab 0.075858146 Kepemimpinan 0.14355303 Kerja Sama dan Kejujuran 0.26805845 Prestasi Kerja dan Prakarsa 0.46839198
Angka 0,044138364 merupakan hasil angka 0,22069183 pada kolom jumlah baris baris Kesetiaan dan Ketaatan (Tabel 3.2) dibagi 5 (jumlah kriteria). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 4. Menentukan nilai lamda untuk masing-masing kriteria Tabel 3.4 Nilai Lamda KRITERIA Jumlah Baris Prioritas Lamda Kesetiaan dan Ketatan 0.009740977 0.044138364 0.22069183 Tanggung Jawab 0.02877229 0.075858146 0.37929073 Kepemimpinan 0.103037365 0.14355303 0.71776515 Kerjasama dan kejujuran 0.35927665 0.26805845 1.3402922 Prestasi Kerja dan Prakarsa 1.0969553 0.46839198 2.34196 Jumlah 1.5977826 1.0 5.0
Tabel 3.5 Rumus Konsistensi Rumus Konsisten Nilai amax 1.0 CL -0.8 IR 1.0 CR -0.8
Keterangan: n (jumlah kriteria) : 5 maks (jumlah / n) : 1 CI ((maks n) / n) : - 0.8 CR (CI / IR (lihat tabel 2.2)) : -0.8 Karena CR<0,1 maka nilai berbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan adalah konsisten
5. Hasil akhir Tabel 3.6 Hasil Akhir No Nama Jumlah Nilai Peringkat 1 Drs.H. Manan Zakaria 1.94129 1 2 Drs.H.Imam Muchlis 1.49195 2 3 Drs. Solekan 1.21579 3
3.7 ERD (Entity Relationship Diagram) ERD dalam Sistem Infomasi Kepegawaian Pada Depag Kota Blitar adalah sebagai berikut:
user riwayat kerja1 user riwayat kerja user pangkat 1 user pangkat user riwayat hidup1 user riwayat hidup draf t pangkat draf t mut asi draf t mut asi1 draf t pensiun1 draf t pensiun draf t perekrut an calon dat a gaji pot ongan dat a gaji1 dat a gaji dat a gaji2 mengambil nip2 mengambil nip1 mengambil nip_pot ongan mengambil nip mengambil pangkat mengambil2 mengambil mengambil1 riwayat kerja riwayat kerja1 perset ujuan mut asi perset ujuan mut asi1 input pensiun input pensiun1 upload non mut asi upload mut asi upload pengangkat an kart u pesert a upload perekrut an input mut asi1 input mut asi usulan pangkat saran ent ry perekrut an `tabel _cal on` `NamaPegawai ` `Ni l ai ` `Peri ngkat` `tabel _datagaj i ` `i d_datagaj i ` `nama_datagaj i ` `tabel _datagaj i potongan` `i d_datapotongan` `nama_potongan` `tabel _draft` `j eni spegawai` `bagi an` `Keterangan` `tabel _gaj i` `i d_ni l ai ` `i d_datagaj i ` `ni l ai _gaj i ` `tabel _gaj i1` `i d_ni l ai ` `i d_datagaj i ` `ni l ai _gaj i ` `tabel _gaj ipotongan` `i d_ni l ai ` `i d_datapotongan` `ni l ai _potongan` `tabel _gaj ipotongan1` `i d_ni l ai ` `i d_datapotongan` `ni l ai _potongan` `tabel _i nputmutasi ` `Ni p` `NamaPegawai ` `TTL` `PangkatGol Ruang` `TempatT ugas` `Al amat` `NamaPegawai 1` `TTL1` `PangkatGol Ruang1` `TempatT ugas1` `Al amat1` `tabel _i nputmutasi 1` `Ni p` `NamaPegawai ` `TTL` `PangkatGol Ruang` `TempatT ugas` `Al amat` `NamaPegawai 1` `TTL1` `PangkatGol Ruang1` `TempatT ugas1` `Al amat1` `tabel _i nputpensi un` `Ni p` `NamaPeg` `tanggal Lahi r` `PangkatGol Ruang` `TMT pensi un` `Jabatan` `SK` `Keterangan` `tabel _i nputpensi un1` `Ni p` `NamaPeg` `tanggal Lahi r` `PangkatGol Ruang` `TMT pensi un` `Jabatan` `SK` `Keterangan` `tabel _kartupeserta` `NoPeserta` `Nama` `Al amat` `NoTel p` `Formasi ` `KodeFormasi` `KodePendi di kan` `TempatT es` `Waktu` `tabel _kenai kanpangkat` `Ni p` `Nama` `Jeni sKel ami n` `KARPEG` `Pendi di kan` `TempatLahi r` `tanggal Lahi r` `Pangkat` `Gol ongan` `TMT ` `Jabatan` `Li ngkungan` `Uni tKerj a` `AK` `MKGtahun` `MKGbul an` `Tambahantahun` `Tambahanbul an` `Gaj i ` `Terbi l ang1` `Tunj angan` `Terbi l ang2` `tabel _kenai kanpangkat1` `Ni p` `Nama` `Jeni sKel ami n` `KARPEG` `Pendi di kan` `TempatLahi r` `tanggal Lahi r` `Pangkat` `Gol ongan` `TMT ` `Jabatan` `Li ngkungan` `Uni tKerj a` `MKGtahun` `MKGbul an` `Tambahantahun` `Tambahanbul an` `Gaj i ` `Terbi l ang1` `Tunj angan` `Terbi l ang2` `tabel _perekrutan` `Ni p` `NamaPel amar` `Gel ar` `tanggal Lahi r` `TempatLahi r` `Pendi di kan` `IPK` `Jeni sKel ami n` `KodePendi di kan` `Jabatanformasi ` `TMT pertama` `Al amat` `KotaKab` `NoTel p` `tabel _persetuj uan` `Ni p1` `Nama` `PangkatGol Ruang` `Jabatan` `Nama1` `PangkatGol Ruang1` `Jabatan1` `Keterangan` `asal ` `tuj uan` `tabel _persetuj uan1` `Ni p1` `Nama` `PangkatGol Ruang` `Jabatan` `Nama1` `PangkatGol Ruang1` `Jabatan1` `Keterangan` `asal ` `tuj uan` `tabel _ri wayathi dup` `Ni p` `NamaPegawai ` `TempatLahi r` `tanggal Lahi r` `Al amat` `Kel urahan` `KodePos` `Tel epon` `Jeni sKel ami n` `StatusMari tal ` `NamaPasangan` `Suku` `Agama` `Pendi di kan` `Jeni sPegawai ` `tabel _ri wayathi dup1` `Ni p` `NamaPegawai ` `TempatLahi r` `tanggal Lahi r` `Al amat` `Kel urahan` `KodePos` `Tel epon` `Jeni sKel ami n` `StatusMari tal ` `NamaPasangan` `Suku` `Agama` `Pendi di kan` `j eni spegawai` `tabel _ri wayatkerj a` `Ni p` `NamaPegawai ` `Gol Ruang` `TMT 1` `Jabatan` `TMT 2` `MKtahun` `MKbul an` `Usi a` `pensi un` `tabel _ri wayatkerj a1` `Ni p` `NamaPegawai ` `Gol Ruang` `TMT 1` `Jabatan` `TMT 2` `MKtahun` `MKbul an` `Usi a` `pensi un` `tabel _saran` `Nama` `emai l ` `saran` `tabel _user` `Ni p` `Level ` `Password` `tabel _usul anpangkat` `Ni p` `NamaPNS` `Tanggal Usul an` `upload` `nomor` `gambar` `upload_mutasi ` `nomor` `gambar` `upload_mutasi _non` `nomor` `gambar` `upload_pengangkatan` `nomor` `gambar`
Gambar 3.8 ERD Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Pada Depag Kota Blitar 3.8 Rancangan Database Pembuatan desain sistem program melalui DFD dan ERD dapat dibuat tabel- tabel database yang akan dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi. Berikut ini nama-nama tabel yang digunakan beserta field-field yang terdapat pada masing-masing tabel. 1. Tabel_calon
Tabel 3.7 Tabel_calon No Fields Type Size 1 NamaPegawai Varchar 100 2 Nilai Float
2. Tabel_draft
Tabel 3.8 Tabel_draft No Fields Type Size 1 Nip Varchar 255 2 Jenispegawai Varchar 100 3 Bagian Varchar 200 4 Keterangan Text
Tabel 3.14 tabel_kenaikanpangkat No Fields Type Size 1 Nama Varchar 100 2 Jeniskelamin Varchar 50 3 NIP Varchar 255 4 KARPEG Varchar 50 5 Pendidikan Varchar 50 6 TempatLahir Varchar 50 7 TanggalLahir Date 8 Pangkat Varchar 50 9 Golongan Varchar 50 10 TMT Date 11 Jabatan Varchar 100 12 Lingkungan Varchar 100 13 UnitKerja Varchar 100 14 AK Varchar 100 15 MKGtahun Varchar 50 16 MKGbulan Varchar 50 17 Tambahantahun Varchar 50 18 Tambahanbulan Varchar 50 19 Gaji Varchar 100 20 Terbilang1 Varchar 500 21 Tunjangan Varchar 100 22 Terbilang2 Varchar 500
9. tabel_kenaikanpangkat1
Tabel 3.15 tabel_kenaikanpangkat1 No Fields Type Size 1 Nama Varchar 100 2 Jeniskelamin Varchar 100 3 NIP Varchar 255 4 KARPEG Varchar 100 5 Pendidikan Varchar 100 6 TempatLahir Varchar 100 7 TanggalLahir Date 8 Pangkat Varchar 100 9 Golongan Varchar 100 10 TMT Date 11 Jabatan Varchar 100 12 Lingkungan Varchar 100 13 UnitKerja Varchar 100 15 MKGtahun Varchar 100 16 MKGbulan Varchar 100 17 Tambahantahun Varchar 100 18 Tambahanbulan Varchar 100 19 Gaji Varchar 100 20 Terbilang1 Varchar 500 21 Tunjangan Varchar 100 22 Terbilang2 Varchar 500
10. tabel_perekrutan
Tabel 3.16 tabel_perekrutan No Fields Type Size 1 NamaPelamar Varchar 100 2 Gelar Varchar 50 3 TanggalLahir Date 4 TempatLahir Varchar 50 5 Pendidikan Varchar 100 6 IPK Varchar 50 7 Jeniskelamin Varchar 50 8 KodePendidikan Varchar 50 9 Jabatanformasi Varchar 100 10 TMTpertama Date 11 Alamat Varchar 50 12 KotaKab Varchar 50 13 NoTelp Varchar 50
11. tabel_persetujuan
Tabel 3.17 tabel_persetujuan No Fields Type Size 1 Nama Varchar 100 2 Nip Varchar 255 3 PangkatGolRuang Varchar 100 4 Jabatan Varchar 100 5 Nama Varchar 100 6 Nip1 Varchar 255 7 PangkatGolRuang1 Varchar 100 8 Jabatan1 Varchar 100 9 Keterangan Varchar 100 10 Asal Varchar 100 11 Tujuan Varchar 100
12. tabel_persetujuan1
Tabel 3.18 tabel_persetujuan1 No Fields Type Size 1 Nama Varchar 100 2 Nip Varchar 255 3 PangkatGolRuang Varchar 100 4 Jabatan Varchar 100 5 Nama Varchar 100 6 Nip1 Varchar 255 7 PangkatGolRuang1 Varchar 100 8 Jabatan1 Varchar 100 9 Keterangan Varchar 100 10 Asal Varchar 100 11 Tujuan Varchar 100
13. tabel_riwayathidup
Tabel 3.19 tabel_riwayathidup No Fields Type Size 1 Nip Varchar 255 2 NamaPegawai Varchar 100 3 TempatLahir Varchar 50 4 TanggalLahir Date 5 Alamat Varchar 100 6 Kelurahan Varchar 100 7 KodePos Varchar 50 8 Telepon Varchar 50
9 JenisKelamin Varchar 50 10 StatusMarital Varchar 50 11 NamaPasangan Varchar 50 12 Suku Varchar 50 13 Agama Varchar 50 14 Pendidikan Varchar 50 15 JenisPegawai Varchar 50
14. tabel_riwayathidup1
Tabel 3.20 riwayathidup1 No Fields Type Size 1 Nip Varchar 255 2 NamaPegawai Varchar 50 3 TempatLahir Varchar 50 4 TanggalLahir Date 5 Alamat Varchar 100 6 Kelurahan Varchar 100 7 KodePos Varchar 100 8 Telepon Varchar 100 9 JenisKelamin Varchar 100 10 StatusMarital Varchar 100 11 NamaPasangan Varchar 100 12 Suku Varchar 100 13 Agama Varchar 100 14 Pendidikan Varchar 100 15 JenisPegawai Varchar 100
15. tabel_riwayatkerja
Tabel 3.21 tabel_riwayatkerja No Fields Type Size 1 NamaPegawai Varchar 100 2 Nip Varchar 255 3 GolRuang Varchar 100 4 TMT1 Date 5 Jabatan Varchar 100 6 TMT2 Date 7 MKtahun Varchar 100 8 MKbulan Varchar 100 9 Usia Varchar 50 10 Pensiun Varchar 100
16. tabel_riwayatkerja1
Tabel 3.22 tabel_riwayatkerja1 No Fields Type Size 1 NamaPegawai Varchar 100 2 Nip Varchar 255 3 GolRuang Varchar 100 4 TMT1 Date 5 Jabatan Varchar 100 6 TMT2 Date 7 MKtahun Varchar 100 8 MKbulan Varchar 100 9 Usia Varchar 100 10 Pensiun Varchar 100
17. tabel_saran
Tabel 3.23 tabel_saran No Fields Type Size 1 Nama Varchar 100 2 Email Varchar 100 3 Saran Text
18. tabel_user
Tabel 3.24 tabel_user No Fields Type Size 1 Level Varchar 100 2 Nip Varchar 225 3 Password Varchar 100
19. tabel_usulanpangkat
Tabel 3.25 tabel_usulanpangkat No Fields Type Size 1 Nip Varchar 255 2 NamaPNS Varchar 100 3 TanggalUsulan Date
20. tabel_upload
Tabel 3.26 tabel_upload No Fields Type Size 1 Nomor Int 11 2 Gambar Varchar 100
21. tabel_upload_mutasi
Tabel 3.27 upload_mutasi No Fields Type Size 1 Nomor Int 11 2 Gambar Varchar 100
22. tabel_upload_mutasi_non
Tabel 3.28 tabel_upload_mutasi_non No Fields Type Size 1 Nomor Int 11 2 Gambar Varchar 100
23. tabel_upload_pengangkatan
Tabel 3.29 tabel_upload_pengangkatan No Fields Type Size 1 Nomor Int 11 2 Gambar Varchar 100
24. tabel_datagaji
Tabel 3.30 tabel_datagaji No Fields Type Size 1 Id_datagaji Varchar 100 2 Nama_datagaji Varchar 100
25. tabel_datagajipotongan
Tabel 3.31 tabel_datagajipotongan No Fields Type Size 1 Id_datagaji Varchar 100 2 Nama_datagaji Varchar 100
26. tabel_gaji
Tabel 3.32 tabel_gaji No Fields Type Size 1 Id_nilai int 11 2 Nip Varchar 255 3 Id_datagaji Varchar 100 4 Nilai_gaji Double
27. tabel_gaji1
Tabel 3.33 tabel_gaji1 No Fields Type Size 1 Id_nilai int 11 2 Nip Varchar 255 3 Id_datagaji Varchar 100 4 Nilai_gaji Double
28. tabel_gajipotongan
Tabel 3.34 tabel_gajipotongan No Fields Type Size 1 Id_nilai int 11 2 Nip Varchar 100 3 Id_datagaji Varchar 100 4 Nilai_gaji Double
29. tabel_gajipotongan1
Tabel 3.35 tabel_gajipotongan1 No Fields Type Size 1 Id_nilai int 11 2 Nip Varchar 255 3 Id_datagaji Varchar 100 4 Nilai_gaji Double
30. tabel_ahp
Tabel 3.36 tabel_ahp No Fields Type Size 1 no int 11 2 nilai Float 3 angka Varchar 1
31. tabel_nilai
Tabel 3.37 tabel_nilai No Fields Type Size 1 no int 11 2 nama Varchar 40 3 kesetiaan_ketaatan Varchar 40 4 tanggungjawab Varchar 40 5 kepemimpinan Varchar 40 6 kerjasama Varchar 40 7 prestasi_prakarsa Varchar 40
3.9 Flowhchart Terdapat beberapa flowchart program dalam Sistem Informasi Kepegawaian Pada Depag Kota Blitar ini yang dibagi menjadi beberapa bagian antara lain: a. Tambah User Start Input nip,level,password cek Data Simpan nip,level,password Tampil nip,level,password end N Y
Gambar 3.9 Tambah User
b. Tambah Riwayat Hidup start Input nip,namapegawai,tempatLahir,TanggalLahir,Alama t,Kelurahan,KodePos,Telepon,Jeniskelamin,Status Marital,namapasangan,suku,agama,pendidikan,jen ispegawai Cek Data Simpan nip, namapegawai,tempatlahir,tanggallahir,Alamt,kelurahan,Kodepos,Telepon,Jeniskelamin, Statusmarital,namapasangan,suku,agama,pendidikan,jenispegawai Tampil nip,namapegawai,tempatlahir,tanggallahir,Alamat,Kelurah an,KodePos,telepon,Jeniskelamin,StatusMarital,NamaPa sangan,Suku,Agama,Pendidikan,Jenispegawai end N Y
Gambar 3.10 Tambah Riwayat Hidup
c. Tambah Riwayat kerja start Input namapegawai,nip,golRuang,TMT1,Jabatan,TMT2, Mktahun,Mkbulan,Usia,pensiun Cek Data Simpan namapegawai,nip,golRuang,TMT1,Jabatan,TMT2,Mktahun,Mkbulan,Usia,pensiun Tampil namapegawai,nip,golRuang,TMT1,Jabatan,TMT2, Mktahun,Mkbulan,Usia,pensiun end Y N
Gambar 3.11 Tambah Riwayat Kerja
d. Tambah Riwayat Pensiun star Input namapeg,nip,tanggallahir,pangkatGolRuang, TMT,pensiun,jabatan,SK,keterangan Cek Data Simpan namapeg,nip,tanggalLahir,PangkatGolRuang,TMT,pensiun,jabatan,SK,keterangan Simpan namapeg,nip,tanggalLahir,PangkatGolRuang,TMT ,pensiun,jabatan,SK,keterangan end N Y
Gambar 3.12 Tambah Riwayat Pensiun
e. Tambah Riwayat Penggajian start Input nip,gajipokok,Tistrisuami,Tanak,Tumum,Ttaumum,Tpapua,Tterpencil ,Tstruktur,Tfungsi,Tlain,Tbulat,Tberas,Tpajak,JumlahKotor,Beras,IW P,Pph,SewaRumah,Tunggakan,Utang,lain,Taperium,JumlahPotonga n,JumlahBersih Cek Data Simpan nip, gajipokok,Tistrisuami,Tanak,Tumum,Ttaumum,Tpapua,Tterpencil,Tstruktur,Tfungsi,Tlain,Tbulat,Tberas,Tpajak, JumlahKotor,Beras,IWP,Pph,Sewarumah,Tunggakan,Utang,Lain,Taperium,Jumlah potongan,Jumlahbersih Tampil nip, gajipokok,Tistrisuami,Tanak,Tumum,Ttaumum,Tpapua,Tterpencil, Tstruktur,Tfungsi,Tlain,Tbulat,Tberas,Tpajak,JumlahKotor,Beras,IWP,P ph,Sewarumah,Tunggakan,Utang,Lain,Taperium,Jumlah potongan,Jumlahbersih end Y N
Gambar 3.13 Tambah Riwayat Penggajian
f. Tambah Riwayat Pangkat start Input nama,jeniskelamin,nip,karpeg,pendidikan,tempatlahir,tanggallahir,pangkat, golongan,TMT,Jabatan,Lingkungan,UnitKerja,AK,MKGtahun,MKGbulan,ta mbahantahun,Tambahanbulan,Gaji,terbilang1,Tunjangan,Terbilang2 Cek Data Simpan nama,jeniskelamin,nip,karpeg,pendidikan,tempatlahir,tanggallahir,pangkat,golongan,TMT,jabatan,lingkungan, UnitKerja,AK,MKGtahun,MKGbulan,Tambahantahun,Tambahanbulan,Gaji,Terbilang1,tunjangan,terbilang2 Tampil nama,jeniskelamin, nip,karpeg,pendidikan,tempatlahir,tanggallahir,pangkat,golongan,TMT, jabatan,lingkungan,UnitKerja,AK,MKGtahun,MKGbulan,Tambahantah un,tambahanbulan,Gaji,Terbilang1,Tunjangan,Terbilang2 end Y N
Gambar 3.14 Tambah Riwayat Pangkat
g. Pengangkatan Start Input nip,namapns,tanggalusulan,Skstrukturorganis asi,Skpersonalia,Skgurupiket,Skpengelolalab, Skpanitia,piagam sertifikat,Lain Cek Data Simpan nip,namapns,tanggalusulan,Skstrukturorganisasi,Skpersonalia,Skgurupiket ,Skpengelolalab,Skpanitia,PiagamSertifikat,Lain Tampil Riwayat kenaikan Pangkat Cetak kartu Dokumen nip,namapns,tanggalusulan,Skstrukturorganisasi, Skpersonalia,Skgurupiket,Skpengelolalab,Skpani tia,PiagamSertifikat,Lain end Y N Gambar 3.15 Pengangkatan
h. Perekrutan Start Input no_pendaftaran,nama_pelamar,gelar,TanggalLahir,Tempat Lahir,Pendidikan,IPK,Jenis_Kelamin,KodePendidikan,Jabat anFormasi,TMTpertama,Alamat,KotaKab,NoTelp,IjazahTer akhir,Transkipnilai,Skck,KartuKuning Cek Data Simpan no_pendaftaran,nama_pelamar,gelar,TanggalLahir,TempatLahir,Pendidikan,IPK,JenisKe lamin,KodePendidikan,Jabatanformasi,TMTpertama,Alamat,KotaKab,NoTelp,Ijazahterak hir,transkipnilai,Skck,KartuKuning Tampil no_Pendaftaran,noPeserta,nama,pelamar,Alamat,no Telp,Formasi,kodeformasi,kodependidikan,TempatTe s,Waktu Cetak kartu Y N Dokumen no_pendaftaran,nama_pelamar,gelar,TanggalLahir,Tempat Lahir,Pendidikan,IPK,JenisKelamin,KodePendidikan,Jabata nformasi,TMTpertama,Alamat,KotaKab,NoTelp,Ijazahterak hir,transkipnilai,Skck,KartuKuning end
Gambar 3.16 Perekrutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat Penelitian A. Kebutuhan Hardware Mulai tahap penelitian sampai dengan tahap implementasi dalam sebuah rancangan program Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen Agama Kota Blitar menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: Hardware: 1) Processor Celeron. 2) Memory 1 GB 3) Hardisk 80 GB. 4) Mouse, Keyboard, Monitor B. Kebutuhan Software Adapun untuk kebutuhan software mulai tahap penelitian sampai tahap implementasi dari program Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen Agama Kota Blitar. Menggunakan beberapa software sebagai berikut: Software: 1) Microsoft Windows xp Profesional version 2002 service pack 2 2) Apache Tomcat 5.0 3) AppServ
4) Adobe Photoshop 7.0 5) Dreamweaver MX 2004 6) Microsoft Office 2007 7) Microsoft Visio 2003 8) Power Designer 6.1 Software Minimum Untuk menjalankan Program: Web Browser di antaranya: 1) Mozilla Firefox Version 3.6 2) Internet Explorer Version 6.0 4.2 Implementasi Antarmuka Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan form-form yang ada di dalam program Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen Agama Kota Blitar beserta desain formnya. 4.2.1 Form Login Form login adalah tampilan awal program, pada form login ini user dapat masuk dalam program dengan menentukan user, nip dan password. Adapun form login dari program ini adalah:
Gambar 4.1 Form Login
Apabila dalam pengisian login password salah atau data tidak ada dalam database maka akan muncul pesan sebagai berikut:
Gambar 4.2 Form Login salah 4.2.2 Form Awal Perekrutan Form ini merupakan awal dari halaman perekrutan setelah login. Adapun Form Awal Perekrutan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Form Awal Perekrutan
4.2.3 Form Input Perekrutan Form Input Perekrutan berfungsi untuk menginputkan data. Adapun Form Input Perekrutan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Form Input Perekrutan
4.2.4 Form Kartu Peserta Form Kartu Peserta ini berfungsi memberitahukan kepada user yang telah menginput perekrutan dan apabila input data benar maka sistem akan memunculkan Kartu Peserta. Adapun Form Kartu Peserta adalah sebagai berikut:
Gambar 4.5 Form Kartu Peserta
4.2.5 Laporan Kartu Peserta Adapun tampilan Laporan Kartu Peserta Sebagai Berikut:
Gambar 4.6 Laporan Kartu Peserta
4.2.6 Form Utama Pegawai Fungsional Setelah melalukan login maka pegawai akan masuk dalam form utama pegawai. Adapun form Utama Pegawai Fungsional dari program adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Form Utama Pegawai fungsional
4.2.7 Form Pengangkatan Di dalam Form Pengangkatan terdapat beberapa pilihan yaitu daftar riwayat hidup, riwayat kenaikan pangkat dan input usulan kenaikan pangkat. Adapun Form Pengangkatan dari program ini adalah:
Gambar 4.8 Form Pengangkatan 4.2.8 Form Daftar Riwayat Hidup Form Daftar Riwayat Hidup adalah tampilan dari data riwayat hidup pegawai. Adapun Form Daftar Riwayat Hidup seperti berikut:
Gambar 4.9 Form Daftar Riwayat Hidup 4.2.9 Laporan Riwayat Hidup Laporan Riwayat Hidup adalah tampilan dari data riwayat hidup pegawai. Adapun Laporan Riwayat Hidup seperti berikut:
Gambar 4.10 Form Daftar Riwayat Hidup
4.2.10 Form Riwayat Kenaikan Pangkat Form Riwayat Kenaikan Pangkat adalah tampilan dari daftar riwayat kenaikan pangkat pegawai. Adapun Form Riwayat Kenaikan Pangkat seperti berikut:
Gambar 4.11 Form Riwayat kenaikan Pangkat 4.2.11 Form Input Usulan Kenaikan Pangkat Pegawai Fungsional Form Input Usulan Kenaikan Pangkat adalah form pegawai dalam menginput usulan pangkat. Adapun Form Input Usulan Pangkat seperti berikut:
Gambar 4.12 Form Input Usulan Pangkat
4.2.12 Form Upload Pengangkatan Di dalam lampiran-lampiran akan muncul Form Upload Pengangkatan yang digunakan untuk mengupload file atau gambar. Adapun Form Upload Pengangkatan seperti berikut:
Gambar 4.13 Form Upload Pengangkatan 4.2.13 Form Hasil Upload Form Hasil Upload adalah tampilan dari upload di atas. Adapun Form Hasil Upload seperti berikut:
Gambar 4.14 Form Hasil Upload 4.2.14 Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional menampilkan hasil dari perhitungan AHP. Adapun Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional sebagai berikut:
Gambar 4.15 Form Pengangkatan Pegawai NonFungsional 4.2.15 Form Hasil Penggajian Form Hasil Penggajian adalah daftar penggajian pegawai. Adapun Form Hasil Penggajian sebagai berikut:
Gambar 4.16 Form Hasil Penggajian
4.2.16 Form Input Mutasi Form Input Mutasi digunakan untuk seorang pegawai dalam melakukan mutasi. Adapun Form Input Mutasi adalah sebagai berikut:
Gambar 4.17 Form Input Mutasi
4.2.17 Form Riwayat Kerja Form Riwayat Kerja adalah tampilan dari daftar riwayat kerja. Adapun Form Riwayat Kerja sebagai berikut:
Gambar 4.18 Form Riwayat Kerja 4.2.18 Form Kabid Fungsional Form Kabid Fungsional merupakan form awal dari Kabid Fungsional. Adapun Form Kabid Fungsional sebagai berikut:
Gambar 4.19 Form Kabid Fungsional
4.2.19 Form Admin Kabid Fungsional Form Admin Kabid Fungsional merupakan form administrator yang bersifat rahasia dan yang berhak merubah atau menghapus hanya pegawai yang bersangkutan. Adapun Form Admin Kabid Fungsional sebagai berikut:
Gambar 4.20 Form Admin Kabid Fungsional 4.2.20 Form user Form user digunakan untuk menambah, mengedit dan menghapus data user. Adapun Form user sebagai berikut:
Gambar 4.21 Form user 4.2.21 Form Admin Riwayat Hidup Form Admin Riwayat Hidup merupakan form untuk menambah, mengedit dan menghapus data riwayat hidup. Adapun Form Admin Riwayat Hidup sebagai berikut:
Gambar 4.22 Form Admin Riwayat Hidup 4.2.22 Form Admin Riwayat Kerja Form Admin Riwayat Kerja merupakan form untuk menambah, mengedit dan menghapus data riwayat kerja. Adapun Form Admin Riwayat Kerja sebagai berikut:
Gambar 4.23 Form Admin Riwayat Kerja 4.2.23 Form Admin Riwayat Pangkat Form Admin Riwayat Pangkat merupakan form untuk menambah, mengedit dan menghapus data riwayat pangkat. Adapun Form Riwayat Pangkat sebagai berikut:
Gambar 4.24 Form Admin Riwayat Pangkat 4.2.24 Form Admin Input Penggajian Form Admin Input Penggajian merupakan form untuk menambah data penggajian. Adapun Form Admin Input Penggajian sebagai berikut:
Gambar 4.25 Form Admin Input Penggajian 4.2.25 Form Admin Riwayat Penggajian Form Admin Riwayat Penggajian adalah hasil dari input penggajian. Adapun Form Admin Riwayat Penggajian sebagai berikut:
Gambar 4.26 Form Admin Riwayat Penggajian 4.2.26 Form Admin Riwayat Pensiun Form Admin Riwayat Pensiun merupakan form untuk menambah, mengedit dan menghapus data riwayat pensiun. Adapun Form Admin Riwayat Pensiun sebagai berikut:
Gambar 4.27 Form Admin Riwayat Pensiun 4.2.27 Form Admin Pengangkatan NonFungsional Form Admin Pengangkatan NonFungsional merupakan form untuk menambah dan menghitung nilai kriteria Pegawai NonFungsional. Adapun Form Admin Pengangkatan NonFungsional sebagai berikut:
Gambar 4.28 Form Admin Pengangkatan NonFungsional
4.2.28 Form calon Form calon merupakan form untuk menambah dan menghitung nilai calon Pegawai NonFungsional. Adapun Form calon sebagai berikut:
Gambar 4.29 Form calon 4.2.29 Form Input Data Nilai Calon Pejabat Form Input Data Nilai Calon Pejabat merupakan form untuk menambah dan menghitung nilai calon Pegawai NonFungsional. Adapun Form Input Data Nilai Calon Pejabat sebagai berikut:
Gambar 4.30 Form Input Data Nilai Calon Pejabat 4.2.30 Form Input Data Kriteria Pegawai Form Input Data Kriteria Pegawai merupakan form untuk menambah dan menghitung nilai kriteria Pegawai NonFungsional. Adapun Form Input Data Kriteria Pegawai sebagai berikut:
Gambar 4.31 Form Input Data Kriteria Pegawai 4.2.31 Form Konfigurasi AHP MATRIK URUTAN PRIORITAS KRITERIA KRITERIA Kesetiaa n dan Ketaatan Tanggu ng Jawab Kepemi mpinan Kerjasama dan Kejujuran Prestasi Kerja dan Prakarsa Kesetiaan dan ketaatan 1.0 0.5 0.25 0.16666667 0.125 Tanggung jawab 2.0 1.0 0.5 0.25 0.166666 67 Kepemimpi nan 4.0 2.0 1.0 0.5 0.25 Kerja Sama dan Kejujuran 6.0 4.0 2.0 1.0 0.5 Prestasi Kerja dan 8.0 6.0 4.0 2.0 1.0
Prakarsa Jumlah 21.0 13.5 7.75 3.9166667 2.041666 7 MATRIK NILAI KRITERIA KRITERIA Kesetiaan dan Ketaatan Tanggung Jawab Kepemimpinan Kerjasama dan Kejujuran Prestasi Kerja dan Prakarsa Jumlah Baris Kesetiaan dan ketaatan 0.04761905 0.037037037 0.032258064 0.04255319 0.061224487 0.22069183 Tanggung jawab 0.0952381 0.074074075 0.06451613 0.06382979 0.08163265 0.37929073 Kepemimpinan 0.1904762 0.14814815 0.12903225 0.12765957 0.12244897 0.71776515 Kerja Sama dan Kejujuran 0.2857143 0.2962963 0.2580645 0.25531915 0.24489795 1.3402922 Prestasi Kerja dan Prakarsa 0.3809524 0.44444445 0.516129 0.5106383 0.4897959 2.34196
NILAI PRIORITAS KRITERIA Prioritas Kerja Kesetiaan dan ketaatan 0.044138364 Tanggung jawab 0.075858146 Kepemimpinan 0.14355303 Kerja Sama dan Kejujuran 0.26805845 Prestasi Kerja dan Prakarsa 0.46839198
NILAI LAMDA KRITERIA Jumlah Baris Prioritas Lamda Kesetiaan dan Ketatan 0.009740977 0.044138364 0.2206918 3 Tanggung Jawab 0.02877229 0.075858146 0.3792907 3 Kepemimpinan 0.103037365 0.14355303 0.7177651 5
Kerjasama dan kejujuran 0.35927665 0.26805845 1.3402922 Prestasi Kerja dan Prakarsa 1.0969553 0.46839198 2.34196 Jumlah 1.5977826 1.0 5.0
RUMUS KONSISTENSI Rumus Konsisten Nilai amax 1.0 CL -0.8 IR 1.0 CR -0.8
Gambar 4.32 Form Konfigurasi AHP Penjelasan dari Form Konfigurasi AHP: 1) Angka 1,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara Kesetiaan dan Ketaatan dengan Kesetiaan dan Ketaatan, sedangkan angka 2,0 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab menunjukkan nilai tengah antara dua nilai keputusan yang berdekatan. Angka 0.5 pada kolom Tanggung Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab (2). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 2) Angka 0,04761905 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Kesetiaan dan Ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 1 pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Kesetiaan dan ketaatan dibagi jumlah (21,0) pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan. Angka 0,0952381
pada kolom Kesetiaan dan Ketaatan baris Tanggung Jawab merupakan hasil perhitungan angka 2 pada kolom Kesetiaan dan ketaatan baris Tanggung Jawab dibagi jumlah (21,0) pada kolom kesetiaan dan Ketaatan. Angka 0,037037037 pada kolom Tanggung Jawab baris kesetiaan dan ketaatan merupakan hasil perhitungan angka 0,5 pada kolom Tanggung Jawab baris Kesetiaan dan Ketaatan dibagi jumlah (13,5) pada kolom Tanggung Jawab. Angka 0,22069183 pada kolom jumlah baris baris Kesetiaan dan ketaatan merupakan hasil penjumlahan angka 0,04761905+0,037037037+0,032258064+ 0,04255319+0,061224487. Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 3) Angka 0,044138364 merupakan hasil angka 0,22069183 pada kolom jumlah baris baris Kesetiaan dan Ketaatan dibagi 5 (jumlah kriteria). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 4) n (jumlah kriteria): 5 maks (jumlah / n): 1 CI ((maks n) / n): - 0.8 CR (CI / IR (lihat tabel 2.2)): -0.8 Karena CR<0,1 maka nilai berbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan adalah konsisten.
4.2.32 Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan) Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan) merupakan hasil dari perekrutan pegawai. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan) sebagai berikut:
Gambar 4.33 Form Kabid Kepegawaian (Perekrutan) 4.2.33 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) merupakan hasil dari pengangkatan pegawai. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) sebagai berikut:
Gambar 4.34 Form Kabid Kepegawaian (Pengangkatan) 4.2.34 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) merupakan hasil dari penggajian pegawai baik Pegawai Fungsional maupun Pegawai Non Fungsional. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) sebagai berikut:
Gambar 4.35 Form Kabid Kepegawaian (Penggajian) 4.2.35 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) merupakan hasil dari mutasi pegawai baik Pegawai Fungsional maupun Pegawai NonFungsional. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Mutasi) sebagai berikut:
Gambar 4.36 Form Kabid Kepegawaian (Mutasi)
4.2.36 Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) merupakan hasil dari pensiun pegawai baik Pegawai Fungsional maupun Pegawai NonFungsional. Adapun Form Kabid Kepegawaian (Pensiun) sebagai berikut:
Gambar 4.37 Form Kabid Kepegawaian (Pensiun)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1. Dari penelitian yang telah dilakukan pada Departemen Agama Kota Blitar bahwa dengan adanya Sistem Informasi Kepegawaian ini dapat diperoleh kemudahan dalam mendapakan informasi yang akurat bagi para pegawai. 2. Dalam Sistem Informasi Kepegawaian ada lima proses yaitu perekrutan pegawai, pengangkatan pegawai, penggajian pegawai, mutasi pegawai dan pensiun pegawai 3. Dalam pengangkatan jabatan NonFungsional dilakukan dengan metode AHP, maka dengan begitu maka dapat dilihat nilai kriterianya. Dan hasil dari metode AHP yaitu apabila ada nilai tertinggi maka akan menduduki peringkat pertama dan nilai-nilai di bawahnya akan menduduki peringkat di bawahnya. Apabila nilai ada yang sama maka peringkatnya ditentukan berdasarkan nilai dari calon yang dahulu dimasukkan. 5.2 Saran Dalam penelitian Sistem Informasi Kepegawaian Pada Departemen Agama Kota Blitar ini masih banyak kekurangan khususnya dalam menentukan kenaikan pangkat pejabat NonFungsional menggunakan metode AHP. Maka penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan metode AHP dalam menentukan kenaikan pangkat pejabat NonFungsional.
DAFTAR PUSTAKA Al Mahalli, I. J. dan As Suyuti, I. J. 2008. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo Ash. Shiddiqy, T. M. Hasbi. 2003. Mutiara Hadits 6. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra Fathansyah. 2004. Basis Data. Bandung: Informatika Foenadioen dan Prakoso, S. 2008. Pedoman Praktis Pengembangan Aplikasi Web Database menggunakan Java Server Page. Yogyakarta: Andi Yogyakarta Ghufron, A. dan Sudarsono. 1991. Hukum Kepegawaian Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Ladjamudin, B. A. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Moekijat. 1991. .Administrasi Kepegawaian Negara. Bandung: CV.Mandar Maju Rochim, T. 2002. Sistem Informasi. Bandung: HB Thoha, M. 2007. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta: Kencana Predana Media Group Wijono, S. Hartanti, Suharto, B.Herry dan Wijono, M. Soesilo. 2006. Pemrograman Java Servlet dan JSP dengan Netbeans. Yogyakarta: Andi Yoyakarta Wursanto, IG. 1989. Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius Wursanto. IG. 1989. Manajemen Kepegawaian 2.Yogyakarta: Kanisius
Lampiran 1. Diagram Konteks
tampil cpns tampil data nonf ungsional tampil pensiun nonfungsional input pensiun nonf ungsional tampil mutasi nonf ungsional input mutasi nonf ungsional tampil penggajian nonf ungsional input penggajian nonf ungsional tampil pengangkatan nonf ungsional input pengangkatan nonfungsional tampil pegawai nonfungsional input pegawai nonf ungsional input cpns tampil kartu peserta input perekrutan input data fungsional input data non fungsional tampil user tampil administrator login administrator input user tampil data f ungsional tampil Subbid Fungsional input subbid Fungsional tampil_data f ungsional1 persetujuan tampil_ data non f ungsional tampil Subbid non Fungsional input Subbid non Fungsional tampil pensiun fungsional input pensiun f ungsional tampil mutasi f ungsional input mutasi f ungsional tampil penggajian f ungsional input penggajian f ungsional tampil pengangkatan f ungsional input pengangkatan f ungsional tampil pegawai f ungsional input pegawai f ungsional tampil kabid kepegawaian input kabid kepegawaian 1 Sistem Inf ormasi Kepegawaian Depag Kota Blitar + Pegawai f ungsional Kabid Kepegawaian administrator Subbid non Fungsional Subbid Fungsional CPNS pegawai non f ungsional
Lampiran 2 DFD Level 1
tampil cpns tampil data nonfungsional tampil mutasi nonfungsional tampil penggajian nonfungsional tampil pengangkatan nonfungsional tampil pegawai nonfungsional input pensiun nonfungsional tampil pensiun nonfungsional input mutasi nonfungsional input penggajian nonfungsional input pengangkatan nonfungsional input pegawai nonfungsional input cpns tampil kartu peserta ambil kartu verikasi data non fungsional1 verifikasi data fungsional1 ambil data non fungsional1 ambil data fungsional2 verifikasi pensiun1 verifikasi mutasi1 verifikasi penghasilan1 verifikasi kenaikan pangkat1 input kartu peserta verifikasi data pendaftaran ambil data pendaftaran1 verifikasi pensiun ambil pensiun2 verifikasi mutasi ambil mutasi4 verifikasi hasil ambil penghasilan1 verifikasi pangkat ambil pangkat1 ambil tabel mutasi3 ambil tabel mutasi2 ambil tabel penghasilan2 ambil tabel kenaikan pangkat2 ambil tabel pensiun1 ambil tabel mutasi1 input tabel mutasi1 ambil tabel gaji1 input tabel gaji1 ambil tabel kenaikan pangkat1 input tabel kenaikan pangkat1 verifikasi data non fungsional ambil data non fungsional verifikasi data fungsional ambil data fungsional1 perekrutan ambil data pegawai perekrutan1 input perekrutan input data non fungsional input data fungsional tampil user user user1 administrator1 administrataor input user login administrator tampil administrator ambil user fungsional verifikasi user fungsional ambil user pegawai verifikasi user pegawai ambil data pensiun input data pensiun ambil tabel mutasi input tabel mutasi ambil tabel penghasilan input tabel penghasilan ambil tabel kenaikan pangkat input tabel kenaikan pangkat tampil_data fungsional1 persetujuan tampil kabid kepegawaian input kabid kepegawaian tampil Subbid Fungsional tampil data fungsional input subbid Fungsional tampil_ data non fungsional tampil Subbid non Fungsional input Subbid non Fungsional tampil pensiun fungsional input pensiun fungsional tampil mutasi fungsional input mutasi fungsional tampil penggajian fungsional input penggajian fungsional tampil pengangkatan fungsional input pengangkatan fungsional tampil pegawai fungsional input pegawai fungsional administrator Kabid Kepegawaian Pegawai fungsional Subbid non Fungsional Subbid Fungsional 1 proses administrator 2 proses pegawai fungsional + 4 proses Subbid Fungsional + 5 proses Subbid Non Fungsional + 6 proses Kabid Kepegawaian + 1 data_user 2 data_pendaftaran 3 tabel_kenaikan pangkat 4 tabel_penghasilan 5 tabel_input mutasi 6 data_inputpensiun 7 data fungsional 8 data non fungsional CPNS 7 Proses CPNS + 27 data_riwayat hidup 28 data_kartupeserta 8 proses pegawai non fungsional + 46 tabel kenaikan pangkat1 47 tabel gaji1 48 tabel input mutasi1 49 tabel input pensiun 1 pegawai non fungsional